You are on page 1of 30

TRANSPORTASI ZAT HARA

LAPORAN

OLEH :

CHESI HARDIANA MANALU


220301068
AGROEKOTEKNOLOGI II

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023

i
TRANSPORTASI ZAT HARA

LAPORAN

OLEH :

CHESI HARDIANA MANALU


220301068
AGROEKOTEKNOLOGI II

Jurnal Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikum di


Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023

i
Judul : Transportasi Zat Hara Bayam duri (Amaranthus spinosus L.)dan
Pacar Air (Impatiens balsamina L)
Nama : Chesi Hardiana Manalu
Nim : 220301068
Kelas : Agroteknologi-2 (AGT 2)

Mengetahui
Dosen Penanggung jawab

(Ir. Meiriani MP)


19650518199203

i
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini

dengan baik.

Adapun jurnal ini berjudul “Transportasi Zat Hara” yang merupakan salah

satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Ir. Meiriani M.P selaku dosen mata

kuliah Fisiologi tumbuhan Laboratorium serta kepada abang dan kakak asisten yang

telah membimbing penulis dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih terdapat banyak

kekurangan baik itu dari struktur penulisan maupun penyampaiannya. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki dalam

penulisan paper ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga paper ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2023

PenuliS

i
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………1
Tujuan Praktikum…………………………………………………2
Kegunaan Penulisan………………………………………………3

TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum……………………………………14
Bahan dan Alat…………………………………………………...14
Metode Praktikum………………………………………………..14

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil………………………………………………………………16
Pembahasan………………………………………………………18

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
2

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat

keseluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan

zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan

tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari

xilem dan floem (Riyanto, 2014).

Untuk berkembang maupun tumbuh subur pada tanah yang kering,

suatu tanaman haruslah melindungi dirinya dengan menyediakan air untuk

menghindari terhadap efek kekeringan udara, dan itu haruslah memiliki pengertian

bahwa keduanya mengganti zat yang hilang dan menyediakan air tambahan untuk

pertumbuhan ( Barbour dkk., 2013).

Air dan zat hara yang diserap akar diangkut akar menuju daun akan

dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula atau amilum

atau pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara

vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Untuk membuktikan adanya

pengangkutan hasil fotosintesis melalui phloem dapat dilihat dari

proses pencangkokan. (Rahman, 2014).

Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk

melakukan proses metabolisme dalam tubuhnya.Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh

tumbuhan antara lain air,garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida

yang bisadiperoleh dari luar tubuh tumbuhan. Melalui daun, tumbuhandapat

memperoleh oksigen dan karbon dioksida.Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-

ii
2

buluh akar, air dangaram mineral dapat diangkut tumbuhan ke dalam tubuhnya.

Untuk mengangkut air dan garam mineral,Tumbuhan memerlukan suatu proses

pengangkutan(Agafta,2015).

Tanaman merupakan salah satu makhluk hidup, tanaman memperoleh sumber

energi dari dalam tanah yang berupa air dan mineral. Energi tersebut dapat berasal dari

unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Co, Mo, B, dan

Cl). Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari unsur

haranya. Selain dari pada itu,berperan penting dalam penyerapan hara dari tanah ke

akar tanaman adalah air, tanpa adanya air mustahil bagi tanaman untuk menyerap hara

dan mineral dalam tanah (Pasaribu,2014).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan daerah

pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air (Impatiens balsmina L.) dan tanaman

bayam duri (Amaranthus spinosus L.).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dan sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.

ii
4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Pacar Air (Impatient balsamina L)


Tanaman pacar air merupakan tanaman dari suku Balsaminaceae yang sangat

mudah tumbuh dipekarangan rumah. Tanaman ini banyak ditemukan belahan bumi

utara, India dan di daratan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Impatiens balsamina

memiliki klasifikasi sebagai berikut

,Kingdom:Plantae

Divisi:Spermatophyta

Subdivisi:Angiospermae

Kelas:Dicotyledoneae

Ordo:Sapindales

Famili:Balsaminaceae

Genus:Impatiens

Spesies : Impatiens balsamina (Bole et al.,2013)

Pacar Air (Impatiens balsamina L.) merupakan tumbuhan

berbatang basah dan tegak mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang.

Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk lanset

memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan

menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun,

Bunganya ada yang engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga,jika masak

akan membuka menjadi lima bagian yang terpilin (Utami,2014)

Sistem perakaran tanaman Pacar Air adalah sistem perakaran serabut. Sistem

perakaran I. balsamina muncul sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan

ii
5

semuanya keluar dari pangkal batang. sistem perakaran

serabut adalah apabila akar primer tereduksi atau terhenti perkembangannya, kemudian

disusul oleh tumbuhnya sejumlah akar yang besarnya hampir sama dan keluar dari

pangkal batang (Jasmine,2019).

Sementara batang pada pacar air merupakan batang basah dengan bentuk irisan

melintang bulat/teres. Permukaan batangnya licin yang tumbuh tegak lurus bergitu pula

arah tumbuh cabang juga tegak lurus. Tumbuhan ini termasuk monopodial.

Monopodial adalah tipe percabangan saat kondisi batang pokok jelas dapat dibedakan

dengan cabang (Rosanti, 2018).

Daun pacar air merupakan daun tunggal dengan filotaksis folia sparsa yang

memiliki rumusdaun 3/8. Bentuk irisan tangiai daun yakni setengah lingkaran.

memiliki daun penumpu dan ligula. Identifikasi daun pacar air dilanjutkan pada kondisi

bentuk daun lanset dengan bagian ujung meruncing, sedangkan pangkal daun runcing.

Tepi daun pacar air bertoreh merdeka yakni sebutan bagi

torehan yang tidak memperngaruhi bangun daun, berupa serratus/bergerigi. Sementara

kondisi pertulangan menyirip, peruratan menjala, permukaan atas memiliki bulu yang

jarang, dan permukaan bawah licin suram. Daun pacar airberwarna hijau dengan

tekstur daging tipis lunak (herbaceus) (Jasmine,2019)

Bunga pacar air tumbuh tunggal dengan berkumpul dari ketiak daun dan

memiliki tangkai bunga yang pendek. Berwarna merah, putih, merah muda, ungu,

maupun kombinasi dari warna tersebut. Bijinya cukup banyak, berwarna hitam

menyerupai bola, sedangkan buahnya berbentuk kapsul berwarna

hijau, penuh dengan bulu-bulu halus (Lestari et al., 2015).

ii
6

Buah pada pacar air berwarna hijau dengan tangkai buah yang panjang

dibandingkan dengan badan buah dan memiliki banyak trikoma pada permukaan daun

buah. Buah I. balsamina tersusun atas 5 daun buah dengan satu ruang yang didalamnya

terdapat banyak biji, ketika matang bij tersebut berwarna hitam kecoklatan berukuran

kurang lebih 0,2 cm. Buah pacar air termasuk buah sejati tunggal kering jenis buah

kotak yaitu suatu buah yang banyak mengandung biji terdiri atas satu atau beberapa

daun buah yang jika masak lalu pecah tetapi kulit buah yang pecah sampai lama

melekat pada tangkai buah (Puspitasari, 2014).

Letak masing-masing bunga pacar air siklis dengan simetri monosimetri atau

zigomorf. Sifat sepal tidak berlekatan atau polisepalus. Sementara pada bunga ini,

dapat ditemukan dua petal yang memiliki sifat berbeda masing-masing polipetalus dan

gamopetalus. Aestivatio dari sepal bunga pacar air adalah aperta atau terbuka karena

daun kelopak satu sama lain tidak berlekatan, sedangkan aestivatio petal imbricata

karena tepi daun mahkota saling menutupi satu sama lain seperti susunan genting atau

sirap.Oleh karena termasuk bunga lengkap, Pacar air disebut juga sebagai bunga banci

atau hermafroditus (Kartika,2015).

Syarat

Iklim

Syarat fisiografis tumbuhnya tanaman pacar air yaitu : (a.Curah hujan : Curah

hujan yang baik sekitar 400-1.000 mm. (b).Suhu : Suhu yang baik untuk tanaman

bunga pacar air adalah s e k it a r 2 0 derajat-30 derajat. ( c ) . T a n a h : M e d i a t a n a h

u n t u k m e n a n a m b u n g a p a c a r a i r t i d a k t e r l a l u sulit.,yang penting

cukup unsur hara (Arti,2013).

ii
7

Intensitas Penyinaran matahari yang ideal untuk pertumbuhan tanaman bunga

pacar air.Di mana tanaman ini sangat memerlukan Keberadaan matahari dalam

pertumbuhannya ,maka dapat dikemukakan bahwa kita sebenarnya merupakan faktor

geografis yang mendukung diversifikasi Tanaman bunga pacar air ( Ahmad,2019).

Pertumbuhan bunga pacar air yang berada di tempat yang cukup cahaya dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena hormon hormon yang bekerja secara

maksimal, tetapi pertumbuhan bunga pacar air yang berada di tempat yang tidak ada

cahaya tidak bisa tumbuh karena tanah sebagai medium nya terlalu lembab

(Cahyo,2017)

Tanah

Topografi: Tanaman bunga pacar air akan tumbuh subur di dataran

tinggi yaitu pada k e t i n g g i a n 1 . 0 0 0 - 1 . 5 0 0 m d i a t a s p e r m u k a a n a i r l a u t

p a d a d a t a r a n r e nd a h t a na m a n p a c a r a i r tumbuh kurang baik , sehingga

kebanyakan orang menanam tanaman pa ar air pada dataran tinggi

(Purwanti et.al ., 2013).

Keadaan Tanah : Jenis tanah yang memiliki ciri-ciri bertekstur kasar dengan

kadar pasir lebih dari 80% . pada umumnya jenis tanah seperti itu sangat cocok untuk

pertanian karena subur. Jadi jika dikaitkan dengan syarat tanah tumbuhnya tanaman

pacar air sangat mendukung. Topografi : pacar air akan dapat tumbuh dengan subur

dan berbunga dengan baik pada dataran tinggi, karena tanaman bunga pacar air

menghendaki daerah yang sejuk (Ni Wayan, 2013).

ii
8

Medium yang diinginkan tanaman pacar air interspesifik adalah medium

dengan drainase yang baik. Sehingga apabila menggunakan media tanah, harus

dicampur dengan bahan-bahan yang mudah meloloskan air. Sebagai bahan campuran

dapat menggunakan tanah, sekam bakar, serah daun bambu/andam dan pasir dengan

perbandingan 1 tanah: 1 sekam bakar : 3 humus daun bambu: 1 pasir. Untuk campuran

media tanpa tanah dapat menggunakan sersah daun bambu, sekam bakar/pasir, dan

pupuk kandang (Suskandari, 2020).

Botani Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)


Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan tumbuh,

sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Kedudukan taksonomi

Bayam duri (Amaranthus spinosus L) adalah

Kingdom : Plantae,

SubKingdom: Tracheobionta

Super Divisio : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta,

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelidae,

Ordo: Caryophyllales

Familia: Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

,Spesies:Amaranthus spinosus ( Hadisoeganda,2014).

Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan

gulma semusim. Siklus hidup pada gulma semusim dimulai dari proses

ii
9

berkecambah, berproduksi, sampai akhirnya mati yang berlangsung selama satu

tahun. Gulma bayam duri tergolong kedalam gulma yang berdaun lebar. Bayam

duri (Amaranthus spinosus L.) sering kali ditemukan tumbuh secara liar di kebun-

kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400

meter diatas permukaan laut (Barus,2013).

Ciri-ciri morfologi dari bayam duri (Amaranthus spinosus L.) adalah

memiliki daun berbentuk oval dengan panjang antara 1,5 cm- 6,0 cm dan lebarnya

berkisar antara 0,5 cm- 3,2 cm yang berwarna kehijauan. Batang bayam duri

Pemanfaatan Ekstrak Bayam.Memiliki ukuran yang kecil dengan bentuk batangnya

bulat, lunak, dan berair. Batang bayam duri yang tumbuh tegak mampu mencapai tinggi

1 m. Pada bagian batangnya berwarna merah dan memiliki duri yang terdapat pada

pangkal batangnya (Arifin Prayogo,2018).

Bunga dalam tukal yang rapat, bentuk bulir atau bercabang pada pangkalnya.

Bulir ujung sebagian besar jantan, tidak berduri menempel, mula-mula naik lalu

menggantung. Tukal betina dengan 2 duri (prophylla) lurus yang lancip, dan

menjauhi batang. Buah bulat memanjang dengan tutup yang rontok dan berbiji.

Biji kecil-kecil dan berwarna hitam (Erna,2015)

Bunga dari gulma bayam duri berwarna hijau dan berkelamin tunggal. Untuk

bunga jantan pada bayam duri, kumpulan bunganya membentuk bulir sedangkan

pada bunga betinanya berbentuk bulat yang menempel pada ketiak batang. Biji

gulma ini berbentuk bulat dengaan ukuran yang kecil dan berwarna hitam. Pada

bagian akarnya, gulma bayam duri memiliki sistem perakaran tunggang

(Arifin Prayogo,2018)

ii
10

Kandungan zat dan senyawa bayam duri antara lain amarantin, spinasterol,

hentriakontan, kalium nitrat, flavonoid, tanin, alkaloid, kalsium oksalat, garam

fosfat, zat besi, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, vitamin K, dan air .

Kadar air dalam akar bayam duri mencapai 80,82%.

Gulma mengeluarkan senyawa alelopat untuk berkompetisi dengan tanaman

lainnya yang tumbuh berdekatan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Persaingan yang terjadi dilakukan untuk mendapatkan cahaya, mineral, air, dan

ruang tumbuh.Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan

tanaman pengganggu yang banyak ditemukan tumbuh secara liar pada lahan

penanaman jagung (Dwinata,2015).

Kandungan alelokimia yang terdapat pada daun bayam duri

(Amaranthus spinosus L.) yaitu amaratin, rutin, spinastorol, hentrikontanol,

vitaminasam aseton, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, dan garam fosfat,

daAdapunPemanfaatan Ekstrak Bayam. gulma bayam duri (Amaranthus spinosus L.)

merupakan golongan gulma yang termasuk didalamnya yang diduga mempunyai residu

yang apabila digunakan dengan baik pada tanaman dapat mengeluarkan senyawa

alelopati yang dapat menekan pertumbuhan dan perkecambahan gulma

(Arifin prayogo,2018).

Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada umumnya,

yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tanaman bayam duri ini kecil

berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan

percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi

ii
11

ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang

tanaman ini ( Ismail,2015).

Syarat

Iklim

Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-

Faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara

lain ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. bayam dapat tumbuh

did a t a r a n t i ng g i d a n d a t a r a n r e nd a h . Ke t i n g g i a n t e m p a t ya n g

o p t i m u m u nt u k pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 mdpl. Kondisi iklim

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang

mencapai lebih dari 1500m m / t a h u n , c a h a y a matahari

p e n u h , s u h u u d a r a b e r k i s a r 1 7 - 2 8 d e r a j a t (Toni, 2016).

Tanaman bayam durin merupakan salah satu tanaman sayuran yang dapat

tumbuh di dataran tinggi maupun rendah. Tanaman bayam reaktif terhadap

ketersediaan air di dalam tanah dan membutuhkan air yang cukup untuk

pertumbuhannnya.Tanaman bayam dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan

kisaran interval 1.000 – 2.000 mm dengan kadar air diatas 60%. Bayam yang

kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya (Herdianto,2021).

Tumbuhan ini banyak tumbuh liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari

dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan

laut.Tingginya dapat mencapai 1 meter.Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan

melalui bijinya yang bulat, kecil dan hitam. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam

duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga

ii
12

orang mengenal sebagai bayam duri. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang

cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25–35 derajat Celcius

(Firmansyah,2016).

Tanah

Tanaman bayam duri termasuk peka terhadap pH tanah. Apabila pH tanah di

atas 7(alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat, putih kekuning-

kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam duri

akan terganggu akibat kekurangan beberapa unsur. Tanah yang cocok untuk

pertumbuhan bayam duri adalah tanah yang memiliki pH antara 6-7. Tanaman bayam

duri sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. (Syekhfani,2013).

Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan

tumbuh,sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil panen

yang optimal dit entukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi

penanaman harusm memperhat ikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu

keadaan lahan harus terbuka dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki

tanah yang subur, gembur (Lukmana, 2014).

Tumbuhan menyerap air dan mineral melalui rambut akar yang ganda di dekat

ujung akar. Air dan mineral sebagai hara secara luas tersimpan dalam tanah dan

biasanya dapat dimanfaatkan dalam jumlah kecil. Air meresap sampai pada akar

melalui osmosis. Air berdifusi melalui ruang antar sel parenkim korteks yang disebut

apoplas. Air juga berdifusi dari sel ke sel melalui plasmodesmata dan cara ini disebut

dengan simplas (Nugroho, 2015).

ii
13

Transportasi Zat Hara

Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut, seperti

xylem dan floem. Jika seandainya jaringan pengangkut xylem dan floem

tidak ada pada tumbuhan, makadapat dipast ik an transportasi pada tumbuhan

tidak akan terjadi. Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi

dalam tanaman.:Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan Juga

mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan Juga daun-daun. :fungsi

kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah

jatuh atau roboh (Hendra,2013).

Pada tumbuhan darat, sebagian besar air dan zat hara diserap dari tanah melalui

akarnya. Zat yang lain sepert i O2dan CO2 banyak diserap melalui daun,

terutama melalui mulut-mulut daun (stomata). transportasi nutrien yang terjadi

pada tumbuhan yang dilakukan melalui pembuluh dan tanpa pembuluh. Transportasi

melalui pembuluh terjadi melalui ikatan pembuluh xilem dan floem (Suyitno,2014).

Kecepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah

(akar) sampai keatas(puncak)dipengaruhi oleh faktor-faktor tekanan akar,

transpirasi, gaya kohesi, dan anatomixilem. Pengangkutan zat hara se cara

longit udinal dari akar kedaun. Tetapi dapat juga secara transversal.

Pengangkutan secara transversal itu berlangsung melalui jari-jari empulur

dengan cara batang tanaman dipangkas dan menunjukkan bahwa daun tersebut biasa

saja seperti dengan akar yang masih utuh (Advinda,2018).

ii
14

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Pratikum

Adapun pratikum dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada hari kamis, 13 April

2023 s/d selesai pada ketinggian 25 mdpl.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah erlenmeyer sebagai

wadah tanaman dan wadah larutan eosin, pisau atau cutter untuk memotong bagian

tanaman, penggaris untung mengukur tinggi larutan eosin, dan stopwach untuk alat

ukur waktu.

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tanaman pacar

air (Impatiens blasmina L.) dan bayam duri (Amaranthus spinosus L.) sebagai

objek praktikum, larutan eosin sebagai indikator percobaan, dan vaseline sebagai

pelapis tanaman.

Prosedur Percobaan

- Disiapkan tanaman pacar air (Balsamina impatiens L.) dan tanaman bayam duri

(Amaranthus spinosus L.) yang tingginya sama dan besarnya sama, tegak lurus

masing masing 2 batang.

- Dipotong bagian pangkal akar dan dikupas kulit batang nya sepanjang 3 cm dari

pangkalnya.

-Diberi perlakuan masing-masing tanaman diberi perlakuan:

a. Tanaman I Pacar Air: pada bagian ujung pangkal diberi vaseline (xylem +vaseline).

ii
15

b. Tanaman II Pacar Air: pada bagian batang yang dikupas diberi vaseline

(floem+vaseline).

c. Tanaman I Bayam Duri: pada bagian ujung pangkal diberi vaseline

(xylem+vaseline).

d. Tanaman II Bayam Duri: pada bagian batang yang dikupas diberi Vaseline

(floem+ vaseline).

- Dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi larutan eosine dan dibiarkan + 30

menit.

- Diukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan dihitung laju

transpirasi dengan rumus:

V=Tinggi larutan eosineWaktu

= mm/detik

ii
16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanaman : Pacar Air ( Impatient blasmina L)

TINGGI LARUTAN
PERLAKUAN EOSIN SETELAH 30 V= mm/detik
MENIT

Xylem + Vaselin 130 mm 0,07 mm/det

Floem + Vaselin 420 mm 0,23 mm/det

Tanaman : Bayam Duri (Amaranthus spinous L)

TINGGI LARUTAN
PERLAKUAN EOSIN SETELAH 30 V= mm/detik
MENIT

Xylem + Vaselin 130 mm 0,07 mm/det

Floem + Vaselin 390 mm 0,21 mm/det

PERHITUNGAN
Komoditi: Pacar Air (Impatient blasmina L.)

- Xilem + vaseline

Tinggi Larutan Eosin = 130 mm

V = tinggi larutan eosin / waktu

=130 mm / 1800 detik = 0,07 mm/detik

- Floem + vaseline

Tinggi larutan Eosin = 420 mm

ii
17

V = tinggi larutan eosin / waktu

= 420 mm / 1800 detik = 0,23 mm/detik

Komoditi: Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)

- Xilem + vaseline

Tinggi larutan eosin = 130 mm

V = tinggi larutan / waktu

= 130 mm / 1800 detik = 0,07 mm/detik

- Floem + vaseline

Tinggi Larutan Eosin = 390 mm

V = tinggi larutan / waktu

= 390 mm / 1800 detik = 0,21 mm/detik

ii
18

Pembahasan

Pacar air dapat tumbuh mencapai 80 cm. Akarnya berupa akar serabut, batang

tanamannya basah, bulat, lunak, bercabang, berwarna hijau kekuningan, dan tumbuh

tegak lurus. Daunnya bergerigi pada tepinya dan berbentuk mata tombak. Bunganya

terdiri dari beragam warna menarik seperti merah, pink, putih hingga ungu.Hal ini

sesuai dengan literatur (Utami,2014) yang menyatakan bahwa pacar Air (Impatiens

balsamina L.) merupakan tumbuhan berbatang basah dan tegak mempunyai tinggi 30-

80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk lanset

memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulanganmenyirip, dan

warnanya hijau muda.

C a h a ya m e r u p a k a n f a k t o r l i n g k u ng a n ya ng s a n g a t p e n t i n g

s e b a g a i sumber energi utama bagi ekosistem. Bagi tumbuhan khususnya yang

berklorofil cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis. .

Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis

dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.Hal

ini sesuai dengan literatur (Cahyo,2017) yang menyatakan bahwa Pertumbuhan bunga

pacar air yang berada di tempat yang cukup cahaya dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Karena hormon hormon yang bekerja secara maksimal, tetapi

pertumbuhan bunga pacar air yang berada di tempat yang tidak ada cahaya tidak bisa

tumbuh karena tanah sebagai medium nya terlalu lembab.

Batang tanaman bayam duri ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang

tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial. Batangnya

berwarna merah kecoklatan ataupun ada yang berwarna hijau. Yang menjadi ciri khas

ii
19

pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman

ini.Hal ini sesuai dengan literatur (Arifin Prayogo,2018) yang menyatakan bahwa

Batang bayam duri Pemanfaatan Ekstrak Bayam.Memiliki ukuran yang kecil dengan

bentuk batangnya bulat, lunak, dan berair. Batang bayam duri yang tumbuh tegak

mampu mencapai tinggi 1 m.

Bayam duri sangat kaya akan zat besi dan senyawa-senyawa lainnya yang

diperlukan manusia. Kandungan kimia tersebut antara lain Protein, Mineral, Kalsium,

Fosfor, Ascorbid (Vitamin C), raboplavin (Vitamin B2), Vitamin B1, B3 dan

Karbohidrat. Dan dalam bayam duri sendiri tersimpan sederet kandungan nutrisi seperti

vitamin B6,B9, K, C dan A, fosfor, zat besi, magnesium, kalsium, kalium dan masih

banyak lagi. bayam duri dapat dimanfaatkan untuk penyakit bisul, wasir, dan demam

serta sebagai penambah darah. Sedangkan bagian akar dapat digunakan sebagai obat

penyakit dysentri, kencing nanah, kencing tidak lancar, dan keputihan.Hal ini sesuai

dengan literatur(Dwinata,2015) yang menyatakan bahwa Kandungan zat dan senyawa

bayam duri antara lain amarantin, spinasterol, hentriakontan, kalium nitrat, flavonoid,

tanin, alkaloid, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, vitamin A, vitamin C, vitamin

B6, vitamin K, dan air.

Transportasi zat hara adalah proses pengangkutan unsur hara dar i

akar tanaman menu$uke seluruh tubuh tumbuhan atau dari daun ke seluruh

tubuh tumbuhan.Dan Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan

pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh tumbuhan, penyerapan air dan zat hara

terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh.Hal ini sesuai dengen

literatur (Suyitno,2014) yang menyatakan bahwa Pada tumbuhan darat, sebagian besar

ii
20

air dan zat hara diserap dari tanah melalui akarnya. Zat yang lain sepert i O2dan

CO2 banyak diserap melalui daun, terutama melalui mulut -mulut daun

(stomata).

Transportasi melalui pembuluh terjadi melalui ikatan pembuluh xilem dan

floem. Xilem berperan untuk mengangkat air dan bahan-bahan mineral dalam tanah.

Floem berperan untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun keseluruh

tumbuh.Hal ini sesuai dengan literatur (Advinda,2018) yang menyatakan bahwa

transportasi nutrien yang terjadi pada tumbuhan yang dilakukan melalui pembuluh dan

tanpa pembuluh. Transportasi melalui pembuluh terjadi melalui ikatan pembuluh xilem

dan floem.

Dari hasil praktikum yang dilakukan , diperoleh data bahwa laju transportasi

paling cepat pada tanaman bayam ( A m a r a nt h u s s p i no s u s L) ialah dengan

perlakuan xylem yang diberi vaselin pada sekeliling batang yang di kupas, yaitu

sebesar 0,07mm/detik. Dan laju transportasi paling cepat pada tanaman Pacar air

(Balsamina impatient L ) ialah dengan perlakuan perlakuan floem yang diberi vaselin

pada sekeliling batang yang di kupas yaitu sebesar 0,23 mm/detik. Hal tersebut

dikarenakan pada bagian bawah batang yang dipotong dan tidak diberi vaselin.

Jaringan xylem nya t idak terhambat dalam penyer apan larutan eosin dari

pangkal batang ke bagian atas batang. Hal ini sesuai dengan literatur

(Hendra,2013) yang menyatakan bahwa Fungsi pertama adalah untuk

mengangkut air dan Juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan

Juga daun-daun. :fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu

sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh.

ii
21

KESIMPULAN

1.Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat

keseluruh bagian tubuh tumbuhan.

2. Kecepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah sampai

keatas dipengaruhi oleh faktor-faktor tekanan akar, transpirasi, gaya

kohesi, dan anatomixilem.

3. X yl e m be r p e r a n u nt u k m e n g a ng k a t a i r d a n b a h a n - b a ha n m i n e r a l

d a l a m t a n a h. F lo e m berperan untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari

daun keseluruh tumbuhan.

4. Tanaman Pacar Air ( Impatient blasmina L.) dengan perlakuan Xylem+Vaselin

menghasilkn tinggi larutan eosin 370 mm dan volumenya 0,07m/detik.

5. Pada tanaman Bayam Duri ( Amaranthus spinouts L.) dengan perlakuan

Floem+Vaselin menghasilkan tinggi larutan eosin 330 mm dan Volumenya 0,21

mm/detik.

6. Pengangkutan zat hara secara longitudinal dari akar kedaun. Tetapi

dapat juga secara transversal.

ii
22

DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. (2018). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Deepublish.

Ahmad, P., Alvi, S.S., & Khan, M.S., (2019). Functioning of Organosulfur

Concentrationsfrom Garlic (Allium sativum Linn) in Targeting Risk Factor-

Mediated Atherosclerosis: A Cross Talk Between Alternative and Modern

Medicine. In Natural Bio-active Concentrations.

Arifin Prayogo. 2018.Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Press:

Jakarta.

Arti.(2013). Cara Tepat Memupuk Tanaman Hias. PT. Agromedia Pustaka

Agafta,R.2015.Pengangkutan Air Pada Tumbuhan.UIN Raden Fatah.

Palembang.Palembang

Barus. (2013). Fisiologis Tumbuhan. Gadjah Mada Press.

Bole, S., Shivakumara, Singh, S., Rana, N., Kundu, S., Dubey, S., & Ab, V. (2013).

Phytochemical Screening and Biological Activities of Impatiens balsamina L.

Seeds. WJPPS, Volume 2, 5363- 5376.

Barbour, M. G., J. H. Burk., & W. D. Pitts,2013, Terrestrial plant ecology. The

Benjamin/Cummings Publishing Company. California.

Cahyo, Didi Budi., Ahmad, Hasna., & Tolanggara, A.R. (2017). Hama Pada

Tanaman. TECHNO, 6(2), 15-21.

ii
23

Dwinata. 2015. Mekanisme dan Penerapan Serta Peranan Alelopati dalam Bidang

Pertanian. Jurnal Penelitian. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.

Firmansyah. (2016). Iklim Pada Tanaman Bayam. Erlangga.

Hadisoeganda, A. W. W. 2014. Bayam sayuran penyangga petani di Indonesia.

Monograft No. 4, Bandung.

Hendra . 2013. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada.

Herdianto, (2021) The World of Organic Agriculture. Statistics and Emerging Trends

2015. FiBL, Frick, and, IFOAM – Organics International, Bonn.

Ismail, L. 2015.Morfologi Berbagai Jenis Bayam. Fakultas Sains dan Teknologi.

Universitas Islam Negeri: Malang.

Jasmine.2014. Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka Terhadap Konsentrasi

Paclobutrazol dan Dosis Pupuk NPK. Jurnal Online Agroekoteknologi.2(3):

967 – 974.

Kartika, D. 2015. Uji Daya Pergerakan Zat Hara Pada Spesies Tertentu. Jurnal

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Lestari,Anwar E.G. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuhan dalam Perbanyakan

Tumbuhan .7(1):63-68.

Lukmana.2014. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.

ii
24

Ni Wayan. 2013. Analisis Kualitas Tanah pada tanaman Jurnal Agroekoteknologi

Tropika. Fakultas Pertanian.Universitas Udayana. Vol.4. No.3.

Nugroho. 2015. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualita Tanah. Yogyakarta:

Gava Media.

Pasaribu,A.2014. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pergerakan Hara Dari

Tanah Ke Akar.Universitas Sumatera Utara.Medan.

Purwanti., Suwarno, dan D.S. Damardjati S. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan

Terhadap Kualitas Benih . Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 1 No. 1.

Puspitasari, et.al. 1991. Teknik Penelitian Mineral Tanaman. Bogor: IPB-press.

Rahman, T. 2014. Nutrisi Dan Energi Tumbuhan. Modul Pembelajaran Universitas

Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Riyanto, A. 2014. Kesuburan Tanah Dan Kesehatan Tanah. Jurnal UGM. Yogyakarta.

Rosanti.2018. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Suskandari. 2010. Pengaruh Pupuk Organik Granul dan Curah Terhadap Tanaman

Caisim. Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Suyitno. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta. Gajah Mada

University Press.

Syekhfani. 2013. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka

Bejana.

ii
25

Toni T.B. (2016). Perkembangan Sektor Pertanian Indonesia. Penerbit Ghalia.

Indonesia. Jakarta.

Utami.(2014).Taksonomi Tumbuhan Berbiji. Gajah Mada University Press.

ii
25

LAMPIRAN

Gambar perendaman selam 30 menit

gambar hasil data TZH

ii

You might also like