You are on page 1of 28

BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bimbingan dan konseling

Dosen Pengampu :
Hanina, M. Psi
Disusun Oleh :
Aldo Arrohim (22051001)
Citra Syalsabila (22051012)
Kelas :
2 C Matematika

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Segala puji bagi Allah SWT. atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang senantiasa
memberi kehidupan kepada makhluk-Nya, dan dengan kasih sayang-Nya lah hingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa kami
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari zaman
jahiliyah hingga zaman yang beradab seperti saat ini.
Dalam rangka memenuhi tugas dari Ibu Hanina M.Psi selaku dosen mata kuliah
Bimbingan dan Konseling, dengan ini penulis membuat makalah yang berjudul “Bimbingan
dan Konseling”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan khususnya
bagi penulis. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk mempermudah penulisan-penulisan berikutnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Kisaran, April 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................2
D. Kegunaan Makalah......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.........................................................................3
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling.................................................................4
C. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling.........................................................................4
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling..................................................................5
E. Fungsi Bimbingan Dan Konseling..............................................................................6
F. Asas- asas bimbingan dan konseling...............................................................................7
G. Tujuan Bimbingan Dan Konseling..............................................................................9
H. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling...............................................................10
1. Bidang Garapan.....................................................................................................11
2. Jenis Layanan Kegiatan.........................................................................................13
3. Kegiatan Pendukung..............................................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
A. Kesimpulan................................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat.
Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya
optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling merupakan serangkaian program
layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
Bimbingan konseling dilaksanakan disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra
sekolah sampai dengan tingkat tinggi.

Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang banyak dilakukan adalah fungsi
penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan dan konseling yang paling utama adalah
pengembangan, yakni mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh individu.
Bimbingan berpusat pada diri individu, berdasarkan pada kemampuan dan kebutuhan
individu agar ia mampu mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan
yang dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan  layanan konsultasi yang merupakan
salah satu jenis layanan dari sistem pola 17. Layanan konsultasi dan layanan mediasi
merupakan layanan hasil  pengembangan dari sistem pola 17.
Berkenaan dengan urgensi sistem pola 17 bimbingan dan konseling, perlu disusun
sebuah makalah yang mampu menjadi wahana untuk memperoleh wawasan, pengetahuan,
dan konsep keilmuan berkenaan dengan sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Oleh sebab
itu, penulis menulis sebuah makalah yang bertajuk “Sistem Pola 17 Bimbingan dan
Konseling”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apakah persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan?
3. Apa yang termasuk ruang lingkup bimbingan dan konseling?

1
4. Apa sifat-sifat bimbingan dan konseling?
5. Apa yang termasuk prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
6. Apakah fungsi bimbingan dan konseling?
7. Apa asas- asas bimbingan dan konseling?
8. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
9. Apakah yang dimaksud dengan sistem pola 17 bimbingan dan konseling?
10. Bagaimana sistem pola 17 dalam bidang garapan?
11. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam sistem pola 17?
12. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam sistem pola 17?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. pengertian bimbingan dan konseling;
2. persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan;
3. ruang lingkup bimbingan dan konseling;
4. sifat-sifat bimbingan dan konseling;
5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling;
6. fungsi bimbingan dan konseling;
7. bimbingan dan konseling;
8. tujuan bimbingan dan konseling;
9. sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
10. bidang garapan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
11. jenis layanan kegiatan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
12. kegiatan pendukung dalam sistem pola 17 bimbingan dan konseling.

D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep
sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling;

2
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang sistem pola 17 bimbingan dan konseling
baik secara teoritis maupun secara praktis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan asal katanya dari to guide kemudian menjadi guidance yang mana
bimbingan disini diberikan kepada orang atau sekelompok orang yang mengalami
maladjusmen, yaitu kegoncangan pribadi, konflik batin, salah aturan stress dan lain-lain.
Sedangkan menurut para ahli, bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang
diberikan kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya menyesuaikan
dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.

Konseling diambil dari bahasa Inggris counseling dulu diterjemahkan dengan


penyuluhan (bersifat umum), sekarang diartikan konseling itu sendiri (bersifat spesifik
mengenai kejiwaan). Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan
bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program). Konseling
adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi
kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face relation untuk
mencapai kesejahteraan hidup.

Persamaan dan Perbedaan Bimbingan, Konseling, dan Penyuluhan


a. Persamaan Bimbingan Dan Konseling
Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan
untuk kesejahteraan.
b. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling
1) Konseling itu merupakan salah satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih
luas dari konseling
2) Bimbingan belum punya masalah, konseling sudah ada masalah
3) Bimbingan menitikberatkan pada preventif sedangkan konseling
menitikberatkan pada kuratif
3
4) Konseling dilaksanakan secara berhadapan muka atau individual sedangkan
bimbingan tidak
c. Persamaan Penyuluhan Dan Konseling
Pesamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan
untuk kesejahteraan
d. Perbedaan Penyuluhan Dan Konseling
1) Penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari
klien
2) Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan konseling
khusus di bidang psikologi dan pendidikan
3) Program penyuluhan sudah ditentukan oleh pemerintah atau instansi,
sedangkan konseling dimusyawarahkan oleh klien dan konselor
4) Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual

B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling


a. Ruang lingkup dari segi pelayanan
1) Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
2) Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di Luar Sekolah
b. Ruang lingkup dari segi sasaran
1) Perorangan / individual
2) Kelompok
c. Ruang lingkup dari segi
1) Bimbingan konseling pendidikan: siswa, prestasi, pergaulan dll.
2) Bimbingan konseling karir: pekerja, motivasi, dll
d. Ruang lingkup dari segi sosial budaya
Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik yang
mempunyai masalah saja akan tetapi, layanan bimbingan dan konseling juga
untuk peserta didik yang tidak mempunyai permasalahan. 
Mengingat Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam
konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran
bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.

4
C. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling
a. Bimbingan preventif (pencegahan), yaitu bimbingan yang diberikan kepada siswa
atau sekelompok siswa yang belum mempunyai masalah.
b. Bimbingn kuratif (pengobatan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan kepada
seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah mempunyai masalah secara
face to face relation.
c. Bimbingan persevaratif (pemeliharan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan
kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah baik dan sudah
mempunyai prestasi.

D. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


a. Diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang .  Ini
berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus bertolak dari
perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Diperuntukan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditunjukan kepada siswa
yang bermasalah atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukan kepada semua
siswa. Prinsip ini mengandung arti bahwa pembimbing perlu memahami
perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruhdan menjadikan
perkembangan dan kebutuhan siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi
penyusunan program bimbingan disekolah.
c. Dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa, prinsip ini
mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa, baik
fisik, mental, social, emosional, maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu
kesatuan dan saling berkaitan.
d. Berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan. Prinsip ini
mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk menentukan
pilihansendiri tentang apa yang akan dia lakukan. Pembimbing tidak memilihkan
sesuatu untuk siswa melainkan membantu mengembangkan kemampuan siswa
untuk melakukan pilihan.
e. Bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah proses
perkembangan asfek intelektual semata, proses pendidikan bukanlah proses
pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa. Ini berarti bahwa didalam
praktik, pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan proses pembelajaran yang
lebih banyak terfokus kepada membantu siswa menguasai pengetahuan secara

5
intelektual, melainkan, juga harus disertai dengan pengembangan aspek lain,
seperti keterampilan social, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman  nilai,
sikap dan kebiasaan belajar.
f. Dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip ini
mengandung arti bahwa bantuan didalam proses bimbingan diarahkan untuk
membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan dirinya kepada tujuan yang
realistic, dan mencapai tujuan yang realistic itu sesuai dengan kemampuan diri
dan peluang yang diperoleh.

E. Fungsi Bimbingan Dan Konseling


a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri
dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang
dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi
sebagai teamworkberkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang
6
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi,
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata.

F. Asas- asas bimbingan dan konseling


Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain harus memperhatikan aspek, fungsi
dan prinsip juga dituntut untuk mempedulikan beberapa asas yang mendaasari kinerja
pembimbing atau konselor dalam pelaksanaan tugasnya. Asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut.

a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut


dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya
kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan
yang diperlu-kan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada
terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing

7
perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan
dan konseling yang diperuntukan baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada
dan apa yang diperbuat sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan
oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang
berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling
itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i. Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan
tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai
dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan

8
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar
kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik
dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus
kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

G. Tujuan Bimbingan Dan Konseling


Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan
kualitas perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai
strategi layanan kegiatan yang diberikan. Adapun tujuan bimbingan dan konseling,
diantaranya sebagai berikut.

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta


kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika,
2002).
e. Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-
tugas perkembangan yang harus dikuasainya.

9
H. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK)
memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi  warna tersendiri
bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar
dan menengah.
Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila
tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani kliennya
dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya
faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar
dengan efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru
pembimbing melaksanakan pola 17. Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai
berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING
4 BIDANG GARAPAN 9 LAYANAN KEGIATAN 4 KEG. PENDUKUNG
1. Bimbingan Pribadi 5. Layanan Orientasi 14. Aplikasi Instrumentasi
2. Bimbingan Sosial 6. Layanan Informasi 15. Himpunan Data
3. Bimbingan Belajar 7. Layanan Penempatan Dan 16. Kunjungan Rumah
4. Bimbingan Karier Penyaluran 17. Alih Tangan Kasus
8. Layanan Pembelajaran
9. Layanan Konseling
Perorangan
10. Layanan Bimbingan
Kelompok
11. Layanan Dengan Kotak
Konsultasi
12. Layanan Konferensi
Kasus
13. Layanan Dengan Papan
Bimbingan

10
1. Bidang Garapan
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan
bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1. Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di
SMP, SMA /SMK membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta
sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-
kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya dimasa depan.
c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha
penanggulangannya
e. pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana yang telah
diambilnya.
g. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.

2. Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,
SMA /SMK membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan
kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan
secara efektif.

11
b. pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
c. pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di
sekolah, maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi tata karma, sopan
santun serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.
d. pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya,
baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di
masyarakat pada umumnya.
e. pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya
secara dinamis dan bertanggungjawab.
f. orientasi tentang hidup berkeluarga.

3. Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di
SMP,SMA /SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaaan
belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi
pokok-pokok berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik
dalam mencari informasi dalam berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan
narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas
pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b. pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
c. pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
d. pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada
disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan
kemampuan,serta pengembangan pribadi.
e. orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.

4. Bimbingan Karier

12
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,
SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan
karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a. pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
b. pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang
hendak di kembangkan.
c. orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai
dengan karier yang hendak dikembangkan.

2. Jenis Layanan Kegiatan


Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu sebagai
berikut.
1. Layanan Orientasi
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk
mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu
meliputi hal berikut:
a. sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
b. kurikulum yang sedang berlaku
c. penyelenggaraan pengajaran
d. kegiatan belajar klien yang diharapkan
e. sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, ruang praktek)
g. fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan
bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h. staf pengajar dan tata usaha
i. hak dan kewajiban peserta didik

13
j. organisasi peserta didik
k. organisasi orang tua peserta didik
l. organisasi sekolah secara menyeluruh

2. Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai cara, yaitu
meliputi hal berikut.
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi pendidikan
c. Informasi jabatan
d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamabn, sosial budaya,
dan lingkungan

1) Langkah-Langkah Penyajian Informasi


a) Langkah Persiapan
(1) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya
(2) Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi
(3) Mengetahui sumber-sumber informasi
(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6) Menetapkan ukuran keberhasilan

b) Langkah Pelaksanaan
(1) Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para peserta didik.
(2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan
manfaatnya.
(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik sehari –
hari.
(4) Bila menggunakan teknik peserta didik mendapatkan sendiri informasi ( karya
wisata dan pemberian tugas ) persiapkan sebaik mungkin sehingga setiap
peserta didik mengetahui apa yang harus diperhatikan, apa yang harus dicatat
dan apa yang harus dilakukan.

14
(5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi
kekeliruan.
(6) Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas.

c) Langkah Evaluasi
Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk
mengetahui sampai seberapa jauh peserta didik mampu menangkap informasi.
Manfaat dari langkah informasi ini, diantaranya adalah:
(1) konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2) konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3) konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih
banyak kekurangannya.
(4) konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5) bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan lebih
serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang
diterimanya.

2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi


a) Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi
tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan
jurusan/program.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran
yang tepat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran
ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat diangkat melalui
penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi.
a. Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah
1) Pelayanan penempatan dalam kelas

15
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
3) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan
kurikuler/ekstrakurikuler
4) Pelayanan penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi
b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
1) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Pelayanan
pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:
a. pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan,
motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
b. pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan menjawab,
dan menulis.
d. pengajaran perbaikan.
e. program pengayaan.

5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)


Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan
guru bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling
perorangan ialah fungsi pengentasan.

16
a. Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling
Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah
dikembangkan, diataranya:
1) psikoanalitik
2) eksistensial-humanitik
3) klien-sentered dan/atau klinikal
4) gestalt
5) analisis transaksional
6) tingkah laku
7) rasional-emotif
8) realitas
9) pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah konseling
klinikal

b. Langkah-Langkah Konseling Klinikal


1) Langkah analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang peserta didik
yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional,
dan karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri
peserta didik.
2) Langkah sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum data. Ini
berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikan dan
merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-
keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat berdasarkan data yang
diperoleh dalam langkah analisis.
3) Langkah diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi
masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan
gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4) Langkah prognosis

17
Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang dapat
diberikan kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana
ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan
konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya menciptakan
hubungan baik (rapport) antara konselor dengan peserta didik, menafsirkan data,
memberikan berbagai iinformasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan
bersama peserta didik.
6) Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling
yang telah dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta didik kembali
memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalahnya semula.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-
sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan
kehidupannya sehari-hari dan untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun
sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu.

7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi


Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara memasang kotak
konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat dengan
cara menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut.
Kotak konsultasi dikunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka
dan mencermati masalah-masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut
untuk mendapatkan layanan.

18
8. Layanan Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas
dan tertutup.
Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa dipecahkan
secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah, tetapi banyak pula
kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur tangan
dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang akan diberikan, dibicarakan dalam suatu
pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus atau case conference.

9. Layanan dengan Papan Bimbingan


Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang dipasang
pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan
diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan
dipasang serta diganti pada periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan
factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau
keterangan lain yang akan membantu keberhasilan pelayanan.

3. Kegiatan Pendukung

1. Aplikasi Instrument
Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan
yang lebih luas.

19
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi
bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.
a. Instrument tes
1) tes intelegensi
2) tes bakat
3) tes kepribadian
4) tes hasil belajar
5) tes diagnostik
b. Instrumen non tes
1) Catatan anekdot
2) Angket/kuisioner
3) Daftar cek
4) Sosiometri
5) Inventori

2. Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta
didik, latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah pendidikan, hasil tes
diagnostic, sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, cita-cita, prestasi, hasil belajar,
sosiometri, dan laporan penyelenggaraan belajar kelompok.

3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui
kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.
a. Kondisi rumah tangga dan orang tua,
b. Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c. Hubungan antar anggota keluarga,

20
d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e. Pendapat anggota keluarga terhadap klien,
f. Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan masalah
klien.

4. Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan
yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau
staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah
kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pembimbing juga dapat
mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang yang
lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permasalahan peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli
agama, dan lain-lain.

21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan
sebagai berikut.
1. Wawasan bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu
atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya
sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya untuk
kesejahteraan hidupnya.
Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada
seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan
muka atau face to face relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
b. Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan
1) Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan.
2) Perbedaan bimbingan dan konseling adalah konseling itu merupakan salah
satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih luas dari konseling
3) Persamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan
e. Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau penyuluhan tergantung kepada
penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari klien. Penyuluhan bersifat umum
yang berlaku di Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang psikologi dan
pendidikan. Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual
c. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
1) Ruang lingkup dari segi pelayanan: pelayanan bimbingan konseling di
sekolah dan di luar sekolah
2) Ruang lingkup dari segi sasaran: perorangan / individual dan kelompok
3) Ruang lingkup dari segi: bimbingan konseling pendidikan dan karir
4) Ruang lingkup dari segi sosial budaya
22
d. Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu: bimbingan preventif, kuratif, dan
persevaratif.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan kepada individu yang dalam
masa perkembangan ataupun semua orang dengan memperhatikan segi
perkembangan.
f. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, preventif,
pengembangan, dan penyembuhan.
g. Asas- asas bimbingan dan konseling, yaitu: asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan,
keharmonisan, keahlian, dan alih tangan kasus.
h. Tujuan bimbingan dan konseling
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya dimasa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
(Juntika, 2002).
5) Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya
2. System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program layanan yang
diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. System pola
17 ini terbagi ke dalam 3 bagian:
a. 4 bidang garapan;
b. 9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling; dan
c. 4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

3. Bidang garapan ada empat, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karier.

23
4. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada Sembilan jenis, yaitu: layanan orientasi,
layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan
konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan dengan kotak konsultasi,
layanan konferensi kasus, dan yang terakhir layanan dengan papan bimbingan.

5. kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada empat, yaitu aplikasi instrumen,
himpunan data, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling kepada
peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
2. Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling di lapangan.

24
DAFTAR PUSTAKA
Daud, A. (N.D.). Retrieved Desember 25, 2013, From
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/layanan-konsultasi.html?m=1

Puspita, A. (2013, Februari 25). Dipetik Desember 22, 2013, dari


anggipuspita1.wordpress.com/2013/02/25/9/: http://anggipuspita1.wordpress.com

SINGAJAYA, S. 1. (2010). Retrieved Desember 25, 2013, From


http://smpn1singajaya.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/

Sukardi, D. K., & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.

25

You might also like