Professional Documents
Culture Documents
Sholat Tarawih
Sholat Tarawih
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan
setelah shalat Isya’. Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau
shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki-laki dan perempuan.
Di kalangan imam mazhab yang empat ada berbagai perbedaan pendapat
yang bersifat furu’iyah. Salah satu yang menjadi objek perdebatan mereka
yaitu masalah terkait jumlah rakaat shalat Tarawih.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan masing-masing pendapat yang
kualitas haditsnya sama-sama kuat. Dari permasalahan inilah timbul keinginan
untuk mengkaji dan mencari informasi yang benar mengenai hal tersebut. Yang
akhirnya dengan paparan yang luas dalam makalah kami ini dapat memberi
pencerahan bagi pembaca khususnya dalam permasalahan jumlah rakaat shalat
Tarawih ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Pembahasan dalam makalah ini hanya fokus pada permasalahan berikut:
1. Apa itu shalat Tarawih?
2. Apa landasan disyariatkannya shalat Tarawih?
3. Sholat tarawih menurut imam mazhab empat?
4. Apa saja sunah dalam tarawih?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan yang kami harapkan dari penulisan ini pada umumnya
adalah untuk memberikan sumbangsih keilmuan bagi para pencari ilmu, dan
tujuan khususnya adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu shalat Tarawih
2. Untuk mengetahui landasan disyariatkannya shalat Tarawih
3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat para imam mazhab empat tentang
sholat tarawih
4. Dan untuk mengetahui apa saja sunah dalam tarawih
BAB II
SHOLAT TARAWIH
. إالّ أنّى خشيت أن تُفرض عليكم, فلم يمنعنى من الخروج إليكم,و قد رأيت صنيعكم
“Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Aku tidak keluar untuk
mengimami kalian karena aku khawatir itu akan diwajibkan atas kalian”.(H.R.
bukhari dan muslim)
Dari dua hadits ini, dapat disimpulkan bahwasannya hukum shalat Tarawih
adalah sunnah mu’akkad sebagaimana tutur Rasulullah yang tidak
menginginkan para sahabatnya menganggap shalat Tarawih itu wajib.2
1
M Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1978), H. 219
2
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo, 2014), H. 149
3
Syeikh Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Sholat Fiqih Empat Mazhab, Cet Ke-1 (Jakarta: PT.
Mizan Publika, 2010), H. 284
tarawih setiap malam karena khawatir sholat itu dianggap wajib oleh kaum
muslimin sebagaimana dijelaskan dalam sejumlah riwayat.
Disamping itu, jumlah rakaat sholat tarawih tidak terbatas delapan rakaat
saja, sebagai bukti, para sahabat meneruskan sholat tarawih mereka dirumah
masing-masing. Ketika menjadi khalifah, Umar berijtihad dengan mendirikan
sholat tarawih di mesjid 20 rakaat. Para sahabat sepakat dengan ijtihad Umar
ini dan tidak seorangpun dari kaum muslimin yang berkeberata, inilah salah
satu dibalik sabdanya Rasulullah saw yang berbunyi “ berpegang teguhlah
kepada sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang diberi petunjuk” (H.R
Abu daud).
Ketika ditanya tentang sholat tarawih yang dilakukan Umar bin Khattab,
Abu Hanifah menjawab “sholat tarawih itu hukumnya sunnah muakkad. Umar
tidak Umar tidak mencetuskan hal itu atas kemauannya sendiri dan tidak pula
berbuat bid‘ah. Praktik yang ia lakukan pasti mempunyai dasar yang
kebenarannya dijamin oleh Rasulullah Saw.
Jumlah rakaat shalat tarawih bertambah menjadi 36 rakaat pada masa Umar
bin Abdul Aziz. Hasrat di balik penambahan ini adalah mendapatkan
keutamaan seperti yang diperoleh kaum Muslimin yang tinggal di Mekah
karena mereka bertawaf sekali setiap selesai shalat tarawih empat rakaat. Umar
bin Abdul Aziz kemudian memutuskan untuk mengganti tawaf ini dengan
empat rakaat tarawih. Dengan demikian, setiap selesai shalat 4 rakaat, beliau
menambahkan 4 rakaat yang dimaksudkan sebagai pengganti tawaf yang tidak
bisa dilakukan oleh kaum Muslimin yang tidak tinggal di Mekah. 4
Bilangan shalat tarawih ditetapkan 20 rakaat selain shalat witir. Adapun
waktunya dimulai setelah shalat isya sekalipun isya itu dijamak taqdim dengan
maghrib. Tentang hal ini, Malikiah menyatakan pendapat yang berbeda. Waktu
shalat tarawih berakhir setelah fajar menyingsing. Shalat tarawih sah dan tidak
makruh dilakukan adalah sebelum shalat witir. Namun, yang lebih utama
dilakukan adalah sebelum shalat witir sesuai dengan kesepakatan tiga imam
4
Ibit, H. 285
5
Ibit, H. 286
d. Hambaliah
Sholat tarawih yang demikan itu sah tetapi makruh, dan jumlahnya
tetap terhitung 20 rakaat.6
C. SUNAH DALAM TARAWIH
a. Membaca Zikir, Tahlil, Atau Diam
Para Imam juga berbeda pendapat tentang duduk pada setiap akhir dua
rakaat dalam sholat tarawih. Menrut Hanafiah hukum duduk ini adalah
mandub. lamanya lebih kurang sebatas lama empat rakaat. ketika duduk,
sebaiknya ia membaca zikir, tahlil, ataupun diam. menurut malikiah krang
yang berdiri lama dalam shalat tarawih disunahkan untuk duduk istirahat
untuk mengikuti praktik yang dilakukan para sahabat. Jika ia tidak berdiri
lama, tidak disunahkan duduk untuk beristirahat.
Orang yang melakukan shalat tarawih memang disunahkan untuk duduk
beristirahat, namun tidak perlu membaca selawat. Menurut Hambaliah,
hukum duduk inl adalah mandub dan tidak makruh jika ditinggalkan.
Adapun membaca doa pada saat duduk berarti menyalahi ketentuan yang
lebih utama (khilaf al-aula). Menurut Sfi'iah, duduk ini hukumnya mandub
untuk mengikuti praktik yang dilakukan oleh orang-orang salaf. Tidak ada
zikir khusus yang sunah dibaca selama duduk ini.
b. Hukum Menghatamkan Al-Qur’an dalam Tarawih
Dalam shalat tarawih disunahkan membaca seluruh Al-Qur’an sampai
hatam pada malam terakhir bulan Ramadhan jika makmum tidak
berkeberatan. Yang jelas, kondisi makmum harus benar-benar diperhatikan.
jangan membaca Al-Qur’an dengan cepat dalam shalat tarawih karena hal
itu dapat melalaikan jamaah dari shalat mereka.
Ketiga imam mazhab sepakat bahwa setiap dua rakaat tarawih
merupakan shalat yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, hendaklah orang
yang shalat berniat pada setiap awal dua rakaat dan membaca doa iftitah
setelah takbiratul ihram. Malikiah menyangkal pendapat ini dengan
6
Ibit, H. 287
7
Ibit, H. 289
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Shalat Tarawih adalah shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan
setelah shalat Isya’. Mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan atau
shalat tarawih itu hukumnya sunnah bagi laki-laki dan perempuan.
Landasan disyariatkannya Tarawih adalah bahwa Rasulullah SAW.
menganjurkan kaum Muslim mengerjakan shalat tarawih tanpa
mewajibkannya. Hal ini jelas tertera dalam hadits beliau.
Di antara sunah tarawih adalah: Menghatam al-qur’an, sholat tarawih
berjamaah, membaca zikir, tahlil, ataupun diam
B. Pesan
Semoga setelah mempelajari dan memahami pembahasan ini kita dapat
mengambil dan mengamalkan ilmu yang terkandung dalam pembahasan ini,
tapi tetap ilmu yang akan kita ambil itu harus di saring terlebih dahulu, (ambil
yang baik tinggal yang buruk). Pada akhirnya kita berharap dan berdo'a kepada
Allah SWT supaya hidup kita selalu di terangi dengan cahaya- cahaya
ilmuNYA. Aamiin yaa rabbal’alamin.