You are on page 1of 11

PROGRAM KELUARGA BERENCANADAN ASI

EKSKLUSIF

KD 3.13
Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI eksklusif dalam program
keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM).

INDIKATOR
3.13.1 Menjelaskan konsep Keluarga Berencana (KB).
3.13.2 Menjelaskan metode dan mekanisme kerja alat kontrasepsi dalam program Keluarga
Berencana (KB).
3.13.3 Menganalisis peranan program Keluarga Berencana (KB) terhadap peningkatan mutu Sumber
Daya Manusia (SDM).
3.13.4 Menjelaskan konsep ASI eksklusif.
3.13.5 Mengidentifikasi kandungan nutrisi ASI.
3.13.6 Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi ASI.
3.13.7 Mengaitkan manfaat pemberian ASI eksklusif dengan program keluarga berencana (KB).

MATERI PEMBELAJARAN
A. KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif-objketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu 11 saat kehamilan dalam hubungan
dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN,
2009).
2. Tujuan
Tujuan keluarga berencana menurut BKKBN (2012) adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
b. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk
meningkatkan reproduksi.
Tujuan KB berdasarkan rencana strategis (RENSTRA) 2010-2014 meliputi:
a. Mewujudkan keserasian
b. Keluarga dengan anak ideal
c. Keluarga sehat
d. Keluarga berpendidikan
e. Keluarga sejahtera
f. Keluarga berketahanan
g. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
h. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
3. Kontrasepsi
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan
fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.
a. Metode kontrasepsi
1) Hormonal
Kontrasepsi hormonal bekerja dengan mencegah terjadi ovulasi dan
fertilisasi. Kontrasepsi hormonal tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk
pil oral, implan/susuk di bawah kulit, suntikan, koyo, AKDR dan cincin
vagina. Saat ini kontrasepsi hormonal hanya tersedia untuk wanita. Ada dua
jenis kontrasepsi oral, yaitu pil kontrasepsi oral kombinasi dan pil
progestogen saja. Bila dilakukan selama kehamilan, kontrasepsi hormonal
tidak meningkatkan risiko keguguran dan maupun kelainan bawaan.
Kontrasepsi hormonal kombinasi diasosiasikan dengan sedikit
peningkatan risiko vena dan gumpalan darah arteri; akan tetapi, risikonya
lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang terkait dengan kehamilan.
Karena risiko ini, kontrasepsi hormonal kombinasi tidak disarankan bagi
wanita berusia di atas 35 tahun yang masih merokok. Efek pada gairah
seksual bervariasi, dengan peningkatan atau penurunan gairah seksual pada
beberapa orang, tapi mayoritas tidak mengalami efek tersebut.
Kontrasepsi oral kombinasi menurunkan risiko kanker ovarium dan
kanker endometrium dan tidak mengubah risiko kanker payudara.
Kontrasepsi ini seringkali mengurangi perdarahan haid dan nyeri haid. Dosis
estrogen yang lebih rendah pada cincin vagina dapat mengurangi risiko nyeri
payudara, mual, dan sakit kepala yang diasosiasikan dengan produk-produk
dengan dosis estrogen yang lebih tinggi.
2) Metode Barier
Kontrasepsi barier adalah perangkat yang berupaya mencegah
kehamilan dengan cara menghalangi sperma agar tidak memasuki rahim.
Kontrasepsi barier meliputi kondom pria, kondom wanita, sungkup servik,
diafragma, dan spons kontrasepsi dengan spermisida.
3) Sterilisasi
Bedah sterilisasi tersedia dalam bentuk tubektomi untuk wanita dan
vasektomi untuk pria. Tidak ada efek samping jangka panjang yang
signifikan, dan tubektomi mengurangi risiko kanker ovarium. Kemungkinan
komplikasi jangka pendek pada vasektomi dua puluh kali lebih kecil
dibandingkan tubektomi. Setelah vasektomi dilakukan, mungkin terdapat
pembengkakan dan nyeri pada skrotum yang biasanya sembuh dalam waktu
satu atau dua minggu. Pada tubektomi, komplikasi terjadi pada 1 sampai 2
persen prosedur di mana komplikasi serius biasanya diakibatkan oleh
anestesi. Kedua metode tersebut tidak memberikan perlindungan terhadap
infeksi menular seksual.
4) Perilaku
Metode perilaku mencakup pengaturan waktu atau cara berhubungan
seksual untuk mencegah masuknya sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita, baik secara keseluruhan atau ketika terdapat sel telur.Bila digunakan
dengan tepat, tingkat kegagalan pada tahun pertama mungkin sekitar 3,4%,
tetapi bila digunakan dengan tidak tepat, tingkat kegagalan pada tahun
pertama dapat mencapai 85%.
5) Pemahaman Fertilitas
Metode pemahaman fertilitas melibatkan penentuan hari paling subur
pada siklus haid dan mencegah hubungan seksual yang tidak diproteksi.
Teknik untuk menentukan fertilitas meliputi pemantauan suhu tubuh basal,
sekresi serviks, atau hari pada siklus. Metode ini biasanya memiliki tingkat
kegagalan pada tahun pertama pada penggunaan yang tidak tepat berkisar
antara 12% sampai 25%; pada penggunaan tepat, tingkat kegagalan pada
tahun pertama bergantung pada sistem yang digunakan dan biasanya
berkisar antara 1% sampai 9%. Akan tetapi, bukti yang mendasari perkiraan
ini lemah karena sebagian besar orang yang mengikuti uji coba
menghentikan penggunaan metode ini secara dini. Secara global, metode ini
digunakan oleh sekitar 3,6% pasangan.
6) Senggama Terputus
Metode sanggama terputus (juga dikenal dengan sebutan coitus
interruptus), adalah praktik menghentikan hubungan seksual ("menarik
keluar") sebelum ejakulasi. Risiko utama metode penarikan adalah sang pria
mungkin tidak melakukan manuver dengan benar atau tepat waktu. Tingkat
kegagalan pada tahun pertama bervariasi dari 4% pada penggunaan tepat
sampai 27% pada penggunaan yang tidak tepat.Beberapa profesional medis
tidak menganggap metode ini sebagai kontrasepsi.
7) Laktasi
Metode amenorea laktasi melibatkan kondisi infertilitas pospartum alami
wanita yang terjadi setelah persalinan dan dapat diperpanjang dengan
menyusui. Ini biasanya memerlukan ketiadaan haid, memberikan ASI
eksklusif kepada bayi, dan anak di bawah enam bulan. Badan Kesehatan
Dunia menyatakan bahwa bila ASI menjadi satu-satunya sumber nutrisi pada
bayi, tingkat kegagalan metode ini adalah 2% dalam enam bulan setelah
persalinan. Uji coba telah menemukan tingkat kegagalan antara 0% sampai
7,5%. Tingkat kegagalan naik menjadi 4-7% pada usia anak satu tahun dan
13% pada usia dua tahun. Memberikan susu formula, memompa alih-alih
menyusui secara langsung, penggunaan empeng, dan memberikan makanan
padat menaikkan tingkat kegagalan. Pada mereka yang memberikan ASI
eksklusif, sekitar 10% mulai mengalami haid sebelum tiga bulan dan 20%
sebelum enam bulan. Pada mereka yang tidak menyusui, fertilitas mungkin
kembali normal dalam waktu empat minggu setelah persalinan.

b. Alat dan Mekanisme Kerja Alat KB


Ada beberapa alat yang biasa dipergunakan dalam program keluarga
berencana (KB), untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan mekanisme kerja alat KB
No. Alat KB Mekanisme Akibat
1. Pil Pil yang megandung Hipofisis anterior
hormone ini tidak
diminum tiap hari mengeluarkan
FSH dan LH

2. Suntikan depoprovera Suntikan Hipofisis anterior


progesterone seperti tidak
steroid dilakukan 4 mengeluarkan
kali setahun FSH dan LH

3. Susuk KB Tabung progestin Hipofisis anterior


(dibuat dari tidak
progesteron) mengeluarkan
ditanam di bawah FSH dan LH
kulit

4. IUD (spiral) Gulungan plastik Mencegah


dimasukkan ke implantasi
dalam uterus

5. Spons vagina Spons yang diberi Mematikan


spermisida sperma yang
(pembunuh sperma) masuk
dimasukkan ke
dalam vagina
6. Diafragma Cawan palstik Menghalangi
dimasukkan ke sperm masuk ke
dalam vagina untuk dalam vagina
menutup serviks

7. Karet KB Dipakai untuk Mencegah


menyelubungi penis sperma masuk ke
dalam vagina

4. Peranan Program KB
Program KB memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan keluarga di Indonesia. Manfaat dari KB antara lain:
a. Menurukan resiko kanker Rahim dan serviks
Rahim adalah bagian penting dalam organ reproduksi wanita. Salah satu
penyakit berbahaya yang dapat menyerang system reproduksi ini adalah
kaker Rahim. Kanker Rahim menyerang sel-sel pada dinding Rahim.
Sementara kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher Rahim
organ wanita. Serviks berfungsi sebagai pintu masuk menuju Rahim. Kedua
kanker ini disebabkan oleh virus HPV atau Human papillomavirus.
Penggunaan alat-alat kontrasepsi seperti spiral dapat menurunkan resiko
terserang kanker ini secara sigifikan. Hal ini dikarenakan spiral yang ditanam
di dalam Rahim dapat mencegah serangan dari virus HVP.
b. Menghindari kehamilan yang tidak diharapkan
Kehamilan yang tidak diharapkan seringkali terjadi di tengah masyarakat dan
biasanya disebabkan oleh kecerobohan. Kasus ini umumnya terjadi pada
pasangan muda yang belum terikat pernikahan atau keluarga yang sudah
memiliki terlalu banyak momongan. Maraknya ppergaulan bebas di Indonesia
juga membuat jumlah kehamilan di luar kian meningkat. Kehamilan-
kehamilan tersebut biasanya diakhiri dengan tindakan berbahaya yaitu aborsi
untuk menggugurkan kandungan. Jika janin tersebut akhirnya dilahirkan,
tetap aka nada masalah seperti kesiapan mental orang tua dalam membina
momongan atau beban ekonomi keluarga yang meningkat. Program KB dibuat
dengan tujuan meminimalisir kasus-kasus seperti ini.
c. Mencegah penyakit menular seksual
Berhubungan seksual tidak terlepas dari resiko menderita penyakit menular
seksual (PMS). Penggunaan alat kontrasepsi dapat mencegah penyakit-
penyakit seperti HIV/AIDS, sipilis, dan penyakit menular seksual lainnya.
d. Meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
Proses kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan
dampak baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Program keluarga berencana akan
memberikan pengarahan kepada orang tua untuk langkah-langkah menjaga
kesehatan ibu hamil dan kesehatan kandungan.
e. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Kasus ibu dan bayi yang meninggal pada proses persalinan masih sering
dijumpai. Kasus tersebut bisa terjadi sewaktu proses persalinan maupun di
hari-hari awal kelahiran sang bayi. Hal seperti ini terjadi karena sang ibu
kurang mengerti hal-hal yang harus dilakukan sewaktu masa hamil atau
belum siap untuk melahirkan. Program keluarga berencana juga akan
memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan keluarga tentang cara
merawat kesehatan ibu dan janin. Selain itu pengarahan tentang proses
persalinan juga akan diberikan.
f. Menghasilkan keluarga yang berkualitas
Kualitas keluarga banyak ditentuan oleh perencanaan keluarga yang
matangmegenai jumlah anak, jumlah kelahiran dan usia ideal untuk hamil.
Keluarga yang merencanakan hal tersebut secara mendalam memiliki
kesempatan lebih besar untuk menjadi keluarga berkualitas dari berbagai
aspek kehidupan.
g. Menjamin pendidikan anak lebih baik
Dewasa ini, banyak dijumpai anak di bawah umur yang seharusnya
bersekolah terlihat membanting tulang untuk mencari uang sendiri. Hal
tersebut dilakukan untuk membantu menghidupi dan mengurangi beban
keluarganya. Masalah ini terjadi karena kurangnya perencanaan dalam
keluarga. Jumlah momongan harus disesuaikan denga kondisi ekonomi
keluarga, jika memang sedang berkekurangan sebaiknya berpikir lebih
matang sebelum menambah momongan.

B. ASI Eksklusif
Semenjak bayi dilahirkan, ia tidak lagi diberi nutrisi melalui plasenta.
Namun, sang ibu masih dapat memberi makan bayi dengan memproduksi
dan menyekresikan susu dari payudaranya. Di dalam payudara, terkandung
kelenjar mamae. Kelenjar mamae (kelenjar susu) berada di lapisan kulit dan
menyekresikan campuran lemak, protein, dan karbohidrat yang dikenal
dengan air susu.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI bagi bayi sejak lahir usia 0-6 bulan dimana
hanya diberi ASI tanpa makanan ataupun minuman tambahan apapun, karena
kandungan pada ASI sudah memenuhi seluruh kebutuhan bayi. Dengan demikian
bayi tidak diberikan tambahan cairan seperti susu formula, air putih, air teh, madu
atau makanan padat sebelum usia enam bulan.
Pemberian ASI eksklusifselama 6bulan pertama dianjurkan oleh badan
kesehatan dunia (WHO). Hal inididasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI
bagi daya tahan tubuh,pertumbuhan, dan perkembangan bayi. Rata-ratakebutuhan
cairan bayi sehat dalam sehari berkisar800–100 mL/kg berat badan dalamminggu
pertama usianya. Pada usia 3–6 bulan, bayi membutuhkan sekitar 140–160 mL/kg
beratbadan dalam sehari. Jumlah ini dapat dipenuhi dengan pemberian ASI eksklusif
dan tidak dibatasi(sesuai 'permintaan' bayi, baik siang maupun malam). Selain itu,
pemberian ASI eksklusifselama 6 bulan dapat menghemat pengeluaran rumah
tangga.

Gambar 1. Struktur payudara ibu menyusui

Perhatikan gambar 1 struktur payudara ibu menyusui. Kelenjar mamae


mengalami pematangan pada wanita sewaktumengalami pubertas. Namun, hanya
setelah wanita melahirkan saja kelenjarmamae mengalami perkembangan dan
pematangan akhir menjadi kelenjaryang menyekresikan air susu. Sekresi kelenjar
mamae ini merupakan responsterhadap hormon progesteron dan estrogen.Pada
bulan ke tiga atau ke empat kehamilan, kelenjar mamae mulaimenyintesis dan
menyimpan cairan kuning yang disebut kolostrum, dalamjumlah yang sedikit.
Kolostrum akan menjadi makanan pertama bagi bayi.
Ada 2 hal yang terjadi menjelang kelahiran, yaitu diantaranya sebagai berikut:
a. Refleks Prolaktin (Proses Pembentukan Air Susu Ibu)
Menjelang akhir dari kehamilan, hormon prolaktin memegang peran penting
dalam pembentukan kolostrum. Terbatasnya jumlah kolostrum pada payudara
disebabkan karena aktivitas dari prolaktin terhambat dengan adanya hormon
esterogen dan progesteron yang tinggi dalam payudara ibu hamil. Berikut tahap
pembentukan ASI pada ibu.
 Kolostrum akan meningkat jumlahnya seiring dengan proses melahirkan dan
pada saat pemotongan tali pusar bayi. Selain itu, isapan bayi terhadap puting
susu ibu yang dilakukan segera setelah ibu melahirkan juga membuat kolostrum
dalam payudara meningkat. Hisapan yang dilakukan bayi terhadap puting susu
membuat sebuah rangsangan pada payudara dan selanjutnya akan merangsang
ujung-ujung saraf sensorik yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
 Rangsangan tersebut kemudian dilanjutkan menuju hipotalamus melalui
medula spinalis untuk menekan pembentukan zat-zat yang akan menghambat
sekresi prolaktin. Sebaliknya, hipotalamus ini akan menekan agar zat-zat yang
berfungsi dalam pembentukan prolaktin ditingkatkan. Faktor-faktor yang
memicu keluarnya prolaktin selanjutnya akan merangsang adenohipofise
menghasilkan prolaktin.
 Setelah prolaktin dapat terbentuk, kemudian alveoli yang berfungsi sebagai
penghasil air susu juga akan terangsang dengan adanya hormon
prolaktinsehingga air susu dapat terbentuk dalam alveoli.
 Pada ibu yang baru saja melahirkan, kadar prolaktin akan menjadi normal
setelah 3 bulan melahirkan sampai selesai masa menyusui atau pensapihan.
Selama masa menyusui tersebut, kadar prolaktin dalam payudara ibu menyusui
tidak mengalami peningkatan walaupun terjadi hisapan oleh bayi pada puting
susu. Meskipun prolaktin tidak mengalami peningkatan, akan tetapi air susu
tetap bisa keluar saat terjadi hisapan pada puting susu ibu. Untuk kasus ibu
yang baru saja melahirkan akan tetapi tidak menyusui bayinya, kadar prolaktin
yang terkandung dalam payudara akan kembali normal setelah 2-3 minggu
pasca melahirkan.

b. Refleks Let Down (Proses Pengeluaran


ASI)
Proses pengeluaran ASI yang
sebelumnya sudah diproduksi pada saat
reflek prolaktin dipengaruhi oleh
rangsangan yang berasal dari hisapan bayi
pada puting susu. Rangsangan yang berasal
dari hisapan bayi kemudian diteruskan ke
neurohipofise yang selanjutnya
mengeluarkan oksitosin.  Hormon ini
selanjutnya diangkut oleh darah menuju
uterus dan menimbulkan kontraksi pada
uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut.
Oksitosin yang sudah sampai pada
alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium
dan menimbulkan kontraksi. Kontraksi ini
akan memeras air susu yang telah terbuat
dalam alveoli masuk menuju duktulus
kemudian mengalir melalui laktiferus masuk
ke mulut bayi.
Gambar 2. Proses pengeluaran ASI
Kolostrum mengandung banyak antibodi ibu yang akan membantu bayi dari
infeksi. Selain itu, mengandung banyak protein yang dapat mencegah diare.
Beberapa hari setelah dilahirkan, bayi akan mulai disusui. Proses menyusui
jika dikombinasikan dengan hormon prolaktin dari kelenjar hipofisis akan
menstimulasi sintesis ASI.
Selain bagi bayi, pemberian ASI eksklusif pada ibu juga memiliki manfaat yaitu
diantaranya:
a) Mempercepat pengecilan rahim semula. Kondisi ini disebabkan karena pada
saat melahirkan dan segera disusukan akan membantu dalam merangsang
hisapan bayi dan diteruskan ke hipofisis pars posterior yang akan
mengeluarkan hormon progesteron.
b) Membantu dalam mengembalikan tubuh ibu setelah hamil. Dengan aktivitas
menyusui maka timbunan lemak pada tubuh ibu akan dipergunakan untuk
membentuk ASI sehingga berat badan ibu akan kembali stabil.
c) Ikatan batin antara ibu dan anak akan lebih terjaga karena ibu dapat dengan
mudah mengekspresikan sayang kepada anaknya. Dengan demikian ikatan batin
semakin kuat.
d) Pemulihan kesehatan ibu yang semakin cepat ketika ibu memberikan ASI
eksklusif pada bayi.
e) Dapat mengurangi risiko kanker payudara dan juga kanker ovarium.Banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengamati korelasi antara infertilitas dan
tidak menyusui akan meningkatkan risiko kanker baik kanker payudara
maupun kanker ovarium.

1. Kandungan Nutrisi ASI


ASI sangat penting karena kandungan gizi yang dimilikinya sangat dibutuhkan
oleh bayi. Berikut ini tabel kandungan ASI dan manfaat yang sangat penting bagi
pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Tabel 2. Beberapa zat yang dikandung kolostrum dan ASI
No. Kandungan Manfaat
1. Kolostrum Zat kekebalan untuk melindungi bayi dan
 Immunoglobulin A berbagai penyakit terutama diare.

 Protein, vitamin A, Sesuai kebutuhan gizi bayi pada hari-hari


karbohidrat, dan lemak pertama kelahiran
2. ASI
 Taurin Asam amino, berfungsi sebagai
neurotransmitter dan proses pematangan otak

 Decosahexanoic Acid Asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk


(DHA) dan Arachidonic pembentukan sel-sel otak yang optimal. Dapat
Acid (AA) dibentuk oleh tubuh dari substansi
pembentuknya (precursor), yaitu masing-
masing dari omega 3 (asam linolenat) dan
omega 6 (asam linoleat).

 Immunoglobulin A (Ig- Ig-A tidak diserap, tetapi dapat melumpuhkan


A) bakteri patogen E.colidan berbagai virus
pencernaan.

 Laktoferin Sejenis protein komponen zat kekebalan tubuh

 Lisozim Enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri


E.coli dan Salmonella serta virus

 Sel darah putih


Pada ASI 2 minggu pertama terdapat lebih dari
4000 sel/mL. Terdiri atas 3 macam, yaitu
Bronchus Asociated Lympocyte Tissue (BALT)/
antibodi pernapasan; Gut Asociated Lympocyte
Tissue (GALT)/ antibodi saluran pernapasan;
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue
 Faktor bifidus (MALT)/ antibodi jaringan payudara ibu.
Menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus
bifidus yang menjaga flora usus bayi

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi ASI


Ibu yang normal menghasilkan ASI kira-kira 550-1000 ml setiap hari, jumlah ASI
tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang
mempengaruhi produksi ASI, antara lain:
1) Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila
makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan
mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja
dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI
yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan
vitamin serta mineral yang cukup.
2) Emosi dan keadaan psikis
Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks pengaliran
susu. Karena refleks ini mengontrol perintah yang dikirim oleh hipotalamus
pada kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi ketegangan, cemas, takut dan
kebingungan, air susu pun tidak akan turun dari alveoli menuju puting.
Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik hanya jika ibu merasa rileks dan
tenang, tidak tegang ataupun cemas. Suasana ini bisa dicapai bila ibu punya
kepercayaan diri dan istirahat cukup, serta tidak kelelahan. Mendengar suara
tangis bayi atau bahkan memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks pengaliran
susu bekerja.
3) Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat
mempengaruhi jumlah produksi ASI
4) Faktor isapan anak
Bila ibu jarang menyusui bayinya dan berlangsung sebentar maka hisapan
bayi berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Karena bila mulut
bayi menyentuh putting ibu, refleks mengisapnya segera bekerja. Semakin
sering bayi menyusui, maka produksi ASI semakin banyak.
5) Faktor obat-obatan
Obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi kerja hormon
prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran
ASI.

3. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif dengan Program Keluarga Berencana


(KB)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar air susu
yang terjadi setelah masa persalinan. Manfaat ASI selain bagi bayi juga dapat
dirasakan manfaatnya oleh ibu. Salah satunya adalah sebagai alat kontrasepsi.
Metode ini lazim disebut sebagai Metode Amenorhea Laktasi (MAL) yaitu
kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif,
yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan apapun sejak usia bayi 0 bulan hingga
6 bulan.
Proses metode kontrasepsi ini adalah dengan adanya rangsangan hisapan
dari mulut bayi akan mengaktifkan kelenjar pituitari yang menghasilkan
hormon prolaktin dan oksitosin. Setelah plasenta lepas saat persalinan, maka
kadar esterogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai tingkat
dapat dilepaskannya dan diaktifkannya hormon prolaktin. Peningkatan kadar
prolaktin inilah yang akan menghambat tejadinya pematangan sel telur dan
ovulasi. Namun, ibu perlu memberikan air susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar
pengaruh kontrasepsinya efektif. Kadar prolaktin tertinggi adalah pada malam
hari, dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
Metode Amenorhea Laktasi cukup efektif digunakan sebagai metode
kontrasepsi yang reliable untuk diterapkan apabila ingin menghindari
kehamilan.Ditinjau dari aspek program Keluarga Berencana (KB), manfaat
pemberian ASI eksklusif yaitu, menunda kembalinya kesuburan dan
menjarangkan kehamilan. Program KB tidak hanya berupaya untuk
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, namun juga menciptakan keluarga
bahagia sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk
membangun keluarga kecil berkualitas.

Referensi

Bakhtiar, Suaha. 2011. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (halaman 231)

Ferdinand P, Fictor, dkk. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (halaman 193-194)

Firmansyah, Rikki, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2.Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional (halaman 165-166)

Irnaningtyas. 2014. Biologi Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga(halaman 422-424)
Pratiwi, D.A. 2015. Biologiuntuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga (halaman 251-253)

You might also like