You are on page 1of 29

Pak hepi

1. Siklus akutansi

2. Jurnal penjualan asset


Catat nilai perolehan, akumulasi beban dan nilai buku pada asset yang akan dijual
Nilai Perolehan: 1.500.000
Akumulasi Beban: 750.000.00
Nilai Buku: 750.000
Masa manfaat 2 tahun
Harga jual: 850.000

Maka jurnal penjualan asset yang terbentuk dari contoh diatas adalah :
A. Jika menghasilkan keuntungan
Akumulasi penyusutan (dr) 750.000
Kas (dr) 850.000 (Nilai jual asset)
Aktiva tetap (cr) 1.500.000
Pendapatan xxx (cr) 100.000 (Nilai Jual Asset - Nilai Buku)
B. Jika menghasilkan kerugian
Akumulasi penyusutan (dr) 750.000
Cash (dr) 500.000 (Nilai jual asset)
Biaya xxx (dr) 250.000 (Nilai Jual Asset - Nilai Buku)
Aktiva tetap (cr) 1,500,000.00

3. Kurs mata uang asing

4. Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian (adjusting entry) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan
saldo-saldo yang telah tercatat di dalam jurnal umum dan buku besar. Jurnal
penyesuaian ini tidak dicatat setiap hari sebagaimana jurnal umum, melainkan hanya
disusun setiap akhir periode berdasarkan bukti yang ada. Data yang diperlukan untuk
membuat jurnal penyesuaian adalah neraca saldo dan data penyesuaian yang diperoleh
pada akhir periode akuntansi.

5. Jurnal penutup jelasin


Jurnal penutup atau closing entry adalah jurnal yang disusun pada akhir periode
akuntansi untuk menutup rekening akun nominal sementara. Akun yang dimaksud
meliputi akun pendapatan, beban, ikhtisar laba/rugi, dan prive. Jurnal penutup ini dibuat
untuk mentransfer saldo dari beberapa akun sementara ke akun permanen di buku besar.
Dengan dibuatnya jurnal penutup, saldo akun nominal sementara akan menjadi nol
sehingga siklus akuntansi untuk periode berikutnya bisa dimulai.

6. Skripsi

7. Pbb
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan bangunan yang muncul
karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau
badan yang memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat dari padanya.
Jika dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat
kebendaan. Artinya, besaran pajak terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu bumi
dan/atau bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut menentukan besarnya
barang.

Contoh objek bumi:


Sawah.
Ladang.
Kebun.
Tanah.
Pekarangan.
Tambang.

Contoh objek bangunan:


Rumah tinggal.
Bangunan usaha.
Gedung bertingkat.
Pusat perbelanjaan.
Pagar mewah.
Kolam renang.
Jalan tol.
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan
Subjek PBB adalah orang pribadi dan badan yang secara nyata memiliki hal-hal berikut
ini:
Mempunyai hak atas bumi.
Memperoleh manfaat atas bumi.
Memiliki bangunan.
Menguasai bangunan.
Memperoleh manfaat atas bangunan.

Tidak Termasuk Objek Pajak Bumi dan Bangunan


Ternyata, tidak semua objek bumi bangunan bisa dikenakan PBB. Terdapat juga objek
pajak yang tidak dapat dikenakan PBB. Namun, objek pajak tersebut harus memiliki
kriteria tertentu yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan. Berikut ini daftar kriteria tersebut:
a. Objek pajak tersebut digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang tidak
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan hal
tersebut.
c. Objek pajak merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah penggemkbalaan yang dikuasai suatu desa, dan tanah negara yang
belum dibebani suatu hak.
d. Objek pajak digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultan berdasarkan asas
perlakuan timbal balik.
e. Objek pajak digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditentukan oleh menteri keuangan.
Rumus PBB
nilai PBB = 0,5% x 40% atau 20% x NJKP
40% apabila lebih dari Rp 1.000.000.000,00, 20% apabila kurang dari nilai tersebut.
NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP)
NJOPTKP = Rp 12.000.000,00
NJOP = (NJOP Bumi = luas tanah x nilai tanah) + (NJOP Bangunan = luas bangunan
x nilai bangunan).
8. Abc Dan kelebihan
Activity-based costing (ABC) adalah model akuntansi biaya. Model ABC ini
digunakan untuk mengalokasikan semua biaya, berdasarkan sumber daya yang
digunakan untuk menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan produk dan jasa yang
disediakan bagi pelanggan. Model ABC ini didasari pada konsep bahwa untuk
menjalankan suatu rencana, manajemen perusahaan melaksanakan serangkaian
aktivitas. Dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut akan mengkonsumsi
sumber daya, baik berupa material, tenaga kerja, mesin-mesin, gedung, dan sebagainya.
Konsumsi sumber daya ini menimbulkan terjadinya cost atau biaya. Model ABC
mengkaitkan antara aktivitas dengan konsumsi sumber daya.
Model ABC pada awalnya lebih banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya
overhead, yaitu salah satu komponen biaya produksi, selain biaya pemakaian material
dan biaya tenaga kerja langsung, untuk mengkonversi material menjadi produk jadi.
Kelebihan Activity Based Costing
Adapun kelebihan dari system Activity Based Costing adalah:
a. Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya
produknya lebih akurat.
b. Mengidentivikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya
tersebut.
c. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
bernilai tambah.
d. Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan pengambilan
keputusan.

9. Joc Dan jpc


Terdapat berbagai macam teknik akuntansi yang digunakan untuk menghitung ongkos
pasti pembuatan produk, termasuk material, upah pekerja, dan biaya overhead. Saat
barang diproduksi karena pesanan, teknik perhitungan job order costing digunakan. Jika
barang yang diproduksi melewati beberapa proses atau tahapan, diperlukan teknik
process costing untuk menghitungnya.

Process costing secara umum digunakan pada suatu pabrik yang memproduksi barang
secara tetap. Dengan kata lain, job order costing digunakan untuk menghitung biaya
pengerjaan atau nilai kontrak, sementara process costing digunakan untuk menghitung
ongkos tiap proses produksi.

Job order costing umumnya berisi tentang catatan pengeluaran material dan upah
pekerja untuk tugas yang spesifik, termasuk biaya overhead jika pun ada. Process
costing lebih diartikan sebagai biaya yang dibutuhkan tiap departemen dalam
memproses suatu produk untuk tiap hari.

Job Order Costing


Job order costing merupakan metode menghitung ongkos produksi untuk suatu unit
secara spesifik. Satu contoh mudah, proyek konstruksi untuk membuat satu rumah dari
awal sampai akhir merupakan job order. Dalam hal ini, produk yang dihadirkan
merupakan event yang hanya berjalan satu kali.

Metode penghitungan dengan job costing melibatkan akumulasi semua biaya produksi
untuk membuat suatu unit. Dalam contoh konstruksi rumah, ongkos buruh yang bekerja
untuk membuat satu unit rumah akan dimasukkan dalam catatan pengeluaran sebelum
ditambah dengan biaya lain.

Begitu juga dengan kayu atau material lain yang dibutuhkan untuk membuat satu unit
rumah. Semua informasi seperti ini nantinya dibutuhkan sebagai tagihan untuk
konsumen atas pekerjaan dan material yang digunakan, juga untuk melacak keuntungan
perusahaan dari satu proyek yang dijalankan.

Dalam job costing, pekerjaan yang dimaksud sangat spesifik dan kadang berupa
kontrak, yang mana pekerjaan dilakukan sepenuhnya atas instruksi dan permintaan
konsumen. Dengan metode ini, tiap pekerjaan dianggap sebagai entitas yang berbeda,
sehingga biayanya berbeda.

Job costing seringnya dipraktikkan oleh industri yang mempunyai spesialisasi produk
berdasarkan kebutuhan dan permintaan konsumen. Contoh industri semacam ini yaitu
furniture, konstruksi rumah, percetakan, dekorasi interior, dan lainnya.

Process Costing
Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal dari suatu
barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit yang sama untuk tiap
konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan banyak produk dan menjualnya secara
seimbang pada semua konsumen.

Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya dari proses produksi panjang
yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari contoh bank sebelumnya, dalam
tiap menerima deposit bank pasti butuh uang sebagai ongkos untuk menjalankan proses,
juga untuk menggaji karyawan.

Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian dijumlah lalu dibagi dengan
total unit produk yang sudah dibuat untuk menentukan biaya per unit. Biaya kemudian
diakumulasi oleh setiap tingkatan departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu
materi laporan keuangan tahunan.

Dalam process costing, proses merujuk pada tahapan terpisah dari produksi yang
dilakukan untuk mengubah material dasar hingga menjadi bentuk lain. Process costing
umumnya diterapkan pada perusahaan yang membuat produk identik dalam jumlah
banyak.

Tahapan proses produksi yang dimaksud bisa berupa apapun, misalnya secara paralel,
berurutan, atau terpisah. Hasil proses pertama akan menjadi awal dari proses
berikutnya, dan proses terakhir akan menghasilkan produk jadi. Karena memiliki proses
berbeda, maka tiap proses dihitung secara parsial.

Secara umum, process costing lebih tepat diterapkan untuk perusahaan dengan produksi
skala besar yang memproduksi barang hingga beberapa tingkatan. Beberapa contoh
industri semacam ini yaitu industri baja, sabun, cat, kertas, minuman, juga lainnya.

Beda Job Order Costing dan Process Costing


Ditilik dari segi makna, job order costing merujuk pada perhitungan biaya dari suatu
kontrak atau pekerjaan yang dilakukan atas permintaan klien. Sedang process costing
merupakan biaya yang dikenakan untuk setiap proses yang dilakukan dalam
menghasilkan suatu produk.

Dari cara menghitungnya, job order costing menghitung semua biaya yang dikeluarkan,
sedang process costing hanya menghitung biaya tiap proses yang dijalani kemudian
dibagi dengan banyaknya produk yang dihasilkan untuk mengetahui biaya tiap unit.
Dapat dikatakan dalam hal perbedaan cakupan biaya, bahwa job order costing
menghitung pekerjaan dan process costing menghitung proses. Tak ada perpindahan
uang dalam job order costing, tapi dalam process costing uang kerap berpindah tangan
sesuai proses yang ditangani tiap departemen.

Perhitungan biaya job order costing umumnya dilakukan setelah pengerjaan selesai,
sementara untuk process costing perhitungan dilakukan setelah semua proses selesai.
Oleh karena itu, job costing banyak dipraktikkan di industri yang melayani permintaan
konsumen. Untuk process costing, penerapannya lebih tepat digunakan industri dengan
skala produksi besar.

Dalam proses produksinya, kesalahan atau kehilangan tidak dihitung untuk job costing.
Hal berbeda terjadi untuk process costing, karena setiap kehilangan akan dihitung dan
dinilai sebagai bagian dari kerugian produksi. Itu sebabnya, job costing tak mengenal
pemotongan anggaran, sementara dalam process costing justru kerap terjadi.

Keunggulan dan Kelemahan Job Order Costing dan Process Costing


Satu keunggulan dari job order costing yaitu memungkinkan manajemen menghitung
profit dari tiap pekerjaan yang sudah dilakukan, kemudian membantu menilai jenis
pekerjaan tertentu yang akan dicari untuk masa mendatang. Untuk satu ini, bidang
paling memiliki prospek yaitu kontraktor dan konsultan.

Process costing juga mempunyai nilai plus, yaitu memungkinkan manajemen


memperoleh informasi detail tentang statistik produksi dari tiap departemen dalam satu
lingkungan kerja. Karena sifatnya yang demikian, process costing tepat diterapkan
perusahaan membuat produk yang berkelanjutan.

Meski demikian, dua jenis perhitungan biaya ini juga punya sisi lemah masing-masing.
Kelemahan job order costing yaitu bahwa manajemen diharuskan mengetahui semua
material dan upah pekerja yang dikeluarkan selama pengerjaan berlangsung. Sementara
kelemahan process costing yaitu terlalu bergantung catatan statistik alih-alih data
lapangan.

Ambil contoh jika kontraktor menggunakan sistem job order costing. Dengan sistem
ini, kontraktor diharuskan paham alur pengadaan material, teknik konstruksi, instalasi
listrik, termasuk mengelola makan siang dan jam kerja semua pekerja yang terlibat.

Sementara jika memakai sistem process costing, material d ihitung menggunakan rata-
rata unit produksi, dan pengeluaran untuk upah relatif konsisten antara periode gajian
sehingga perusahaan butuh sumber dana besar untuk dapat melakukan ini.

10. buat laporan laba rugi manufaktur


11. Pph 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara angsuran.
Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat pajak yang
terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri
dan tidak bisa diwakilkan.

12. Metode pembayaran pajak (yang self-assessment sama satu lagi)


Self-Assessment System
Self-Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan
penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.

Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam menghitung,
membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau
melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas dari
para wajib pajak. Self-assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat.

Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang satu ini
mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan masih
berlaku hingga saat ini.

Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib pajak
memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu dibayarkan,
maka wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil
mungkin.

Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self-Assessment:

Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai d ari
menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.
Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika wajib pajak
telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya wajib pajak
bayarkan namun tidak dibayarkan.

Official Assessment System


Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan
wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat
perpajakan sebagai pemungut pajak.

Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak bersifat pasif dan
pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi Bangunan
(PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.

Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang mengeluarkan surat ketetapan
pajak berisi besaran PBB terutang setiap tahunnya.

Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang melainkan cukup
membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang
dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajak terdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:

Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.


Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.
Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan
menerbitkan surat ketetapan pajak.
Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang wajib
dibayarkan.

Withholding System
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib
pajak dan bukan juga aparat pajak/fiskus.

Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan


oleh bendahara instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk
membayarkan pajak tersebut.

Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.

13. Balance scorecard


Balanced Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan
atau biasa disebut dengan strategi menajemen. Balanced Scorecard dikembangkan oleh
Drs. Robert Kaplan dari Harvard Business School dan David Norton pada awal tahun
1990. Balance Scorecard berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang
dan scorecard yang artinya katu skor.
Pada awalnya Balanced Scorecard atau disingkat BSC digunakan untuk memperbaiki
sistem pengukuran kinerja eksekutif. Dengan BSC perusahaan jadi lebih tahu sejauh
mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Dengan adanya BSC sangat
membantu perusaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja
perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat
yang mewakili sistem kerja yang dilakukan.
Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah
dari paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju model baru yang mana hasil balanced
scorecard menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang
strategi yang dimiliki. Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke
dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang.

Adapun empat prespektif BSC adalah sebagai berikut :


A. Perspektif Keuangan
Dalam Balance Scorecard perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak
bisa diabaikan. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan mendasar.
Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating income, return on investement atau
economic value-added. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi
yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan sebagai berikut
- Peningkatan kepuasa customer melalui peningkatan revenue
- Peningkatan produktifitas dan komitment karyawan melalui cost effectiveness
sehingga terjad peningkatan laba
- Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns
dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam
proyek yang menghasilkan return yang tinggi
prinsip balanced scorecard harus ada keseimbangan antara perspektif keuangan dan
perspektif non keuangan.
Ya, perspektif keuangan tidak bisa bekerja tanpa adanya perspektif non-keuangan
misalnya saja laba yang diperoleh perusahaan karena produk tersebut memiliki nilai
manfaat bagi konsumen atau bisa saja karena faktor SDM dan proses bisnis dari
perusahaan tersebut.
Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio keuangan.
Misalnya dengan menganalisis tren keuangan, common size value antara
perusahaan dan pesaing, dan rasio keunagan seperti; rasio liabilitas, rasio aktivitas,
rasio hutang, rasio keuntungan, dan rasio solvabilitas.
Perspektif keuangan juga berguna seberapa perusahaan atau bisnis Anda memiliki
daya tarik kepada para investor. Bisa dikatakan perspektif yang satu ini sangat
penting dan menjadi dasar ukur kesehatan bisnis Anda.
Kunci perspektif keuangan: keuntungan, tren pertumbuhan, economic value-added,
return of equity and investment, dan arus kas
B. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen
pasar dan pelanggan yang menjadi target. Selanjutnya, manajer harus menentukan
alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya
mencapai target finansial.
Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam jangka
panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru atau jasa
yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.
Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement
group (kelompok inti) dan customer value proposition (kelompok penunjang).
Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:
- Pangsa pasar atau market share
- Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
- Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer
retention
- Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
- Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
- Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)
- Hubungan dengan pelanggan
- Citra dan reputasi
- Kunci perspektif konsumen: Kepuasan, retensi, akuisisi, nilai manfaat, dan
market share konsumen

C. Perspektif Proses Bisnis Internal


Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan
unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan
mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan
para pemegang saham. Tiap perusahaan mempunyai proses dan nilai yang unik
bagi pelanggannya. Secara umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar
prespektif proses bisnis internal, yaitu:
Proses inovasi
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi
ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Dalam
proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan
pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan.
Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka
produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan. Hal tersebut tidak
memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan.
Intinya proses inovasi harus bisa memberikan nilai yang diinginkan konsumen

Proses operasi
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan. Proses operasi dilihat
dari perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses
marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan pembeli.
Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara
efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari
sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.

Pelayanan Purna Jual


Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis
kepada konsumen sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh konsumen.
Banyak bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi, perbaikan,
perawatan, hingga garansi.

D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif
sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan
untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada
infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur.
Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal bisa menjadi
pemicu kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem,
dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu perusahaan harus
melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan
kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang
terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
Kapabilitas pekerja
Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan.
Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh
manajemen:
a. Kepuasan pekerja. Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk
meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada
konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah
keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan
inisiatif, serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja. Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan
pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan
investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang
bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital
dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di
perusahaan.
c. Produktivitas pekerja. Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh
keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan
kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang
dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk
menghasilkan output tersebut.

Kapabilitas sistem informasi


Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat
ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

Iklim Organisasi
Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, dan
pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif. Adapun
yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
Intinya dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, balanced scorecard lebih
menekankan pada aspek organisasi. Bagaimana perusahaan bisa memanfaatkan sumber
daya manusia yang ada menjadi faktor keunggulan kompetitif.

14. Bayar pajak kemana


Negara melalui djp

15. Untuk melapor Dan bayar pajak pake dokumen apa


Dokumen atau Berkas yang Harus Disiapkan untuk Lapor SPT Badan
Untuk Badan Usaha yang pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak, serta
berorientasi pada profit, maka perlu melampirkan dokumen seperti berikut saat
melakukan lapor SPT Badan:
a. Fotokopi dokumen pendirian atau akta pendirian dan perubahan untuk Wajib Pajak
Badan Dalam Negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi
bentuk usaha tetap
b. Fotokopi NPWP salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah minimal Lurah atau Kepala Desa
dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing
c. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah setidaknya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan bukti pembayaran
listrik.
d. Untuk Badan yang tidak berorientasi pada profit, pengajuan kepemilikan NPWP
akan dipenuhi jika melampirkan fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau
organisasi dan surat keterangan domisili dari RT dan RW.

Untuk Badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau
pemungut pajak (misalnya: Joint Operation), maka syarat yang harus dipersiapkan
adalah:
a. Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation)
b. Fotokopi NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint
Operation) yang diwajibkan untuk punya NPWP.
c. Fotokopi surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah minimal
setingkat Lurah atau Kepala Desa jika penanggung jawabnya adalah WNA
d. Fotokopi dokumen izin usaha atau kegiatan yang dikeluarkan oleh otoritas
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah
Daerah setidaknya tingkat Lurah atau Kepala Desa.
Dokumen yang Disiapkan Saat Mengisi SPT Tahunan Badan
Selanjutnya, dokumen atau berkas umum yang wajib dipersiapkan saat pengisian SPT
Badan adalah seperti berikut:
a. SPT Tahunan PPh Badan 1771.
b. SPT Masa PPN, yang di dalamnya termasuk seluruh Faktur Pajak masukan dan
keluaran pada satu tahun pajak tersebut.
c. SPT Masa Pasal 21, mulai dari awal sampai akhir tahun pajak
d. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23, dalam satu tahun pajak
e. Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan Surat Setoran Pajak (SSP) Pasal 22 impor,
dalam satu tahun pajak
f. Bukti Pemotongan PPh Pasal 4 Ayat 2, dalam satu tahun masa pajak. Berkas ini
diperlukan jika Anda merupakan wajib pajak dengan kewajiban berdasarkan PP
Nomor 46 Tahun 2013
g. Bukti Pembayaran PPh Pasal 25, dalam satu tahun pajak
h. Bukti Pembayaran atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPh Pasal 25, dalam satu tahun
pajak
i. Laporan Keuangan, termasuk juga laporan keuangan hasil audit akuntan publik dan
data pendukungnya (buku besar pendukung laporan keuangan, buku besar
pembantu pendukung laporan keuangan, rekening koran atau tabungan perusahaan,
bukti penerimaan dan pengeluaran, arsip akta pendirian atau perubahannya dan
lampiran SPT Tahunan PPh Badan)

16. laporan keuangan, susunan dan namanya berdasarkan ifrs


a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

17. AJP (sewa, aset berwujud, tidak berwujud)

18. deplesi beserta jurnal


Pengertian Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-
sumber alam seperti tambang dan hutan kayu.
Menurunnya harga perolehan tersebut disebabkan oleh perubahan (pengolahan)
sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan.

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp. 50.000.000.
Taksiran isinya sebesar 200.000 ton.
Tanah tersebut setelah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp. 10.000.00
Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:
Deplesi:
= (Rp. 50.000.000 – Rp. 10.000.000) / 200.000
= Rp. 200 per ton.

Bila pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk
tahun tersebut adalah:
= 40.000 x Rp. 200
= Rp. 8.000.000

Jurnal yang dibuat untuk mencatat nilai deplesi di atas adalah sebagai berikut:
Deplesi Rp. 8.000.000
Akumulasi Deplesi Rp. 8.000.000

19. jurnal pembalik (kenapa ada, akun akunnya apa aja, jurnalnya gmn)
Jurnal pembalik adalah jurnal yang berfungsi untuk membalikkan jurnal penyesuaian
demi tujuan untuk membentuk akun neraca.
Jurnal yang memiliki nama lain reverse entry ini dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
akun ganda. Sedangkan pembuatannya biasanya dilakukan pada awal periode baru
supaya muncul analisis real yang lebih anyar dan segar.
Disimpulkan dari pengertian ini ialah definisi dari jurnal pembalik merupakan jurnal
yang difungsikan untuk membalik jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya.
Jika dilihat dari konsepnya maka menurut konsep siklus akuntansi jurnal ini memiliki
kategori jurnal opsional. Maksudnya jurnal ini boleh dibuat atau tidak.

Akun Yang Boleh Menerapkan Jurnal Pembalik


Tidak semua akun jurnal penyesuaian bisa menggunakan jurnal pembalik. Namun
hanya yang berpotensi memunculkan data saldo baru tetapi yang masih belum terlihat
pada neraca saja.
Selain itu juga ada akun jurnal penyesuaian lainnya yang boleh diterapkan sistem jurnal
pembalik. Ini dia akun-akun yang dimaksud:
a. Akun Beban Yang Masih Harus Dibayarkan
Akun penyesuaian yang bisa menggunakan jurnal pembalik yang pertama adalah
akun beban yang masih harus dibayarkan.
Beban yang dimaksud adalah beban yang masih akan dikeluarkan oleh perusahaan
atau badan usaha periode tertentu. Yang nantinya masih memungkinkan catatan
beban tersebut akan muncul di periode selanjutnya.
Jika pada tanggal 1 Desember 2015 ada beban sewa yang dibayar di muka sebesar
Rp500.000 maka jurnal pembalik dan jurnal penyesuaiannya dibuat sebagai berikut:
Jurnal (1 Desember 2015)
Beban sewa Rp500.000
Kas Rp500.000

Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2015)


Biaya sewa di bayar di muka Rp300.000
Beban sewa Rp300.000

Jurnal Pembalik
Beban sewa Rp300.000
Sewa di bayar di muka Rp300.000

b. Beban Yang Khusus Dibayar Di muka


Akun beban yang khusus dibayar di muka maksudnya adalah akun yang sudah
dibayarkan oleh perusahaan tetapi transaksinya masih belum tercatat di dalam
neraca.
Sehingga tidak ada catatan tentang beban pada periode tersebut. Kasus ini sering
terjadi manakala setiap beban yang dibayarkan oleh perusahaan uangnya
diambilkan dari pengeluaran yang dianggarkan pada periode tertentu.
Jika pada tanggal 1 Desember 2015 perusahaan mendapatkan pendapatan sewa
sebesar Rp1.500.000. Maka jurnalnya adalah:
Jurnal (1 Desember 2015)
Kas Rp1.500.000
Pendapatan sewa di muka Rp1.500.000

Jurnal Penyesuaian (31 Desember 2015)


Pendapatan sewa Rp1.000.000
Sewa diterima di muka Rp1.000.000

Jurnal pembalik
Sewa diterima di muka Rp1.000.000
Pendapatan sewa Rp1.000.000

c. Akun Pendapatan Yang Masih Akan Diterima Perusahaan


Akun yang harus dibuatkan jurnal ini selanjutnya adalah akun pendapatan yang
masih akan diterima perusahaan. Maksudnya penghasilan tersebut sudah diterima
tetapi masih belum tercatat sebagai pendapatan usaha.
d. Pendapatan Diterima Di Awal
Jika ada pendapatan perusahaan yang diterima di awal transaksi maka itu juga bisa
dibuatkan jurnal pembalik. Sekalipun laporannya masih belum ditunjukkan pada
pelanggan.
e. Beban Pemakaian Atas Perlengkapan
Terkadang perusahaan memasukkan peralatan-peralatan operasi sebagai beban.
Jika sistem ini yang dicatat dalam jurnal penyesuaian maka juga perlu dibuatkan
jurnal pembalik.

20. jenis2 buku besar (rinci)


a. Buku Besar Umum
Buku besar umum adalah pencatatan transaksi keuangan berupa perkiraan pada
suatu periode tertentu seperti kas, piutang usaha, persediaan utang usaha, dan
modal. Perkiraan-perkiraan ini dibuat untuk mengikhtisarkan pengaruh transaksi
terhadap perubahan aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan. Pencatatan ke buku
besar umum dilakukan secara berkala biasanya pada setiap akhir bulan berdasarkan
jurnal khusus atau hasil rekapitulasi jurnal khusus. Proses memindahkan catatan
dari jurnal ke buku besar dinamakan posting.

b. Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu atau buku tambahan adalah sekelompok rekening yang
khusus mencatat rincian piutang dan utang usaha yang memberi informasi secara
mendetail. Buku besar pembantu juga terdiri dari dua jenis, yaitu buku besar
pembantu piutang usaha dan buku besar pembantu utang. Berikut ini penjelasannya.
- Buku Besar Pembantu Piutang Usaha
Buku besar pembantu piutang usaha biasanya disediakan khusus untuk merinci
langganan kredit sehingga bisa diketahui siapa atau perusahaan mana saja yang
melakukan transaksi penjualan kredit beserta nominal atau jumlahnya. Dalam
buku piutang ini keadaan tagihan setiap pelanggan dicatat dalam daftar-daftar
tersendiri. Perubahan piutang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan piutang
di buku besar umum yang memiliki fungsi laporan keuangan sebagai perkiraan
induk. Perubahan setiap pelanggan dicatat pada perkiraan masing-masing dalam
perkiraan buku besar ini.
- Buku Besar Pembantu Utang
Buku besar pembantu utang ini biasanya dibuat khusus untuk mencatat setiap
pemasok (supplier) secara terperinci yang memberikan pinjaman kredit berupa
barang dagangan dan aktiva lainnya. Seperti buku piutang, dalam buku utang
juga bisa terlihat keadaan utang pada setiap pemasok karena dicatat dalam daftar
tersendiri. Perubahan utang secara keseluruhan dicatat pada perkiraan utang
dalam buku besar umum sesuai prinsip prinsip akuntansi. Sedangkan perubahan
utang setiap pemasok dicatat pada perkiraan masing-masing dalam buku besar
ini.
Selain jenis buku besar, ketahui juga bentuk Buku Besar Akuntansi. Berikut ini penjelasannya.
a. Bentuk T
Buku besar bentuk T adalah buku besar yang paling sederhana dan bentuknya seperti
huruf T besar. Sebelah kiri menampilkan debet dan sebelah kanan menampilkan kredit.
Nama akun ini diletakkan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas.
b. Bentuk Skontro
Buku besar akuntansi bentuk skontro adalah buku besar yang biasa disebut bentuk dua
kolom. Skontro berarti menyebelah atau terbagi dua, yakni debet dan kredit.
c. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal
Buku besar bentuk staffle memiliki kolom saldo tunggal yang sering dipakai saat butuh
penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.
d. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap
Buku besar bentuk staffle berkolom saldo rangkap hampir sama dengan bentuk kolom
saldo tunggal. Perbedaannya terletak pada bentuknya, yakni dalam buku ini kolom
saldo dibagi dua kolom, yaitu kolom debet dan kredit.

21. metode penghapusan piutang


Metode Langsung
Metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode
langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang
sudah benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan
oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan
piutang atau piutang tak tertagih dengan tepat.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian
piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan.
Namun kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak
dapat ditagih.
Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang.
Dalam pencatatannya, kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di bagian
debet. Dan piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Beban penghapusan piutang xxxxx
Piutang xxxxx

Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut,


catatan pun diperbahrui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan
dilakukan dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan
kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk
pencatatannya.
Piutang xxxxx
Beban penghapusan piutang xxxxx

Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas
perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit.
Dengan begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjad i kas perusahaan. Seperti ini
bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah
dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini,
maka pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-
lain di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Pendapatan lain-lain xxxxx

Jika sudah dilakukan pembayaran atas piutang tersebut, maka posisi piutang pun
berubah pada pencatatan. Piutang berada di bagian kredit, sementara di bagian debet
masuk kas. Seperti ini bentuk pencatatannya.
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Metode Cadangan
Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode
cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada
tiap akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang
memiliki skala besar yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak
dapat ditagih.
Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak
tertagih. Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya
dianggap sebagai cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian
piutang di bagian debet. Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini
bentuk pencatatannya.
Beban kerugian piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang xxxxx
Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka
perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka
pencatatannya adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian
kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya. (Baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)
Cadangan kerugian piutang xxxxx
Piutang xxxxx
Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat
mengembalikan hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan
kerugian piutang pun dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan
kerugian piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
Piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang xxxxx

Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan.
Kas berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.
(Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Kas xxxxx
Piutang xxxxx

Untuk lebih memahami mengenai metode penghapusan piutang, berikut contoh kasus
dari masing-masing metode.

Contoh Metode Langsung


Kasus 1: Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. XYZ tidak bisa menagih utang sebesar Rp
10.000.000 yang sudah jatuh tempo kepada PT. ABC karena pemiliknya terlilit pailit
dan mengalami kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi
ditagih, PT. XYZ mencatat di pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.

Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. ABC mengabari kalau mereka dapat
melunasi hutang terhadap PT. XYZ. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. ABC pada
tanggal 27 Desember 2016. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ:

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)


Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (10 Desember 2016)


Piutang Rp 10.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 10.000.000

Pelunasan piutang (20 Februari 2017)


Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000

Kasus 2: Sama seperti kasus sebelumnya, PT. XYZ tidak dapat menagih piutang kepada
PT. ABC. Piutang sudah ditutup dan dibebankan pada beban penghapusan piutang. PT.
XYZ pun melakukan tutup buku pada akhir tahun.

Namun PT. ABC pada 2 Februari 2017 menyatakan hendak membayar hutang mereka.
Piutang tersebut dibayar lunas pada tanggal 20 Februari 2017.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)


Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (2 Februari 2017)


Piutang Rp 10.000.000
Beban penghapusan piutang Rp 10.000.000
Pelunasan piutang (27 Desember 2016)
Kas Rp 10.000.000
Piutang Rp 10.000.000

Contoh Metode Cadangan


Kasus: Pada tanggal 29 November 2015, PT. XYZ memiliki estimasi bahwa PT. ABC
yang sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang
sebesar Rp 20.000.000 dari PT. ABC diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada
akhir periode pembukuan, 31 Desember 2015, PT. ABC menyatakan bahwa hutang
tersebut tidak bisa mereka bayar. (Baca juga: Fungsi Buku Besar)

Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2016, PT. ABC menyampaikan bahwa mereka hendak
membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus
2016.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ.

Perkiraan kerugian piutang tak tertagih (29 November 2015)


Beban kerugian piutang Rp 20.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000

Penghapusan piutang tak tertagih (31 Desember 2015)


Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (5 Agustus 2016)


Piutang Rp 20.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 20.000.000

Pelunasan piutang (15 Agustus 2016)


Kas Rp 20.000.000
Piutang Rp 20.000.000

22. tanah gak bisa disusutkan, tapi ada kemungkinan disusutkan gak, apa contohnya
Pada umumnya, tanah dalam akuntansi tidak dapat disusutkan atau didepresiasikan,
namun dalam kondisi tertentu, tanah dapat didepresiasikan. Berikut ini adalah kondisi-
kondisi khusus yang memperbolehkan aktiva tanah untuk disusutkan:
a. Ketika kualitas tanah tidak lagi layak untuk digunakan dalam operasional
perusahaan.
b. Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan saat proyek selesai,
contohnya tanah di kawasan terpencil disusutkan sesuai dengan lamanya proyek
berjalan.
c. Kepastian maupun perkiraan bahwa perpanjangan hak atas tanah kemungkinan
besar tidak diperoleh.
Jika tanah disusutkan atau didepresiasikan, tanah akan disajikan berdasarkan nilai
perolehan lain sesuai dengan revaluasi tanah atau PSAK ihwal penurunan nilai aset,
dikurangi akumulasi penyusutan.
Namun secara normal, tanah tidak mengalami penyusutan. Justru malah mengalami
peningkatan lantaran nilainya yang bertambah mengikuti perkembangan pasar.
Pada tahun 2005 PT ABC memiliki aktiva tetap dengan harga perolehan Rp
100.000.000, beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2010 PT ABC mengadakan
revaluasi atau penilaian kembali harga perolehan aktiva tetap yang dimilikinya, hasil
dari revaluasi tersebut diketahui bahwa nilai aktiva tetap tanah ialah Rp 150.000.000.
Berdaskan data tersebut, bagiaman penulisan jurnalnya jika ad kenaikan tanah?
Diketahui bahwa harga perolehan tanah mula-mula ialah Rp 100.000.000 sehabis
dilakukan revaluasi nilai tanah menjadi Rp 150.000.000 dengan demikian terjadi
peningkatan niai tanah sebesar Rp 50.000.000, Maka jurnal yang dibentuk untuk
mencatat adanya peningkatan nilai tanah tersebut adalah sebagi berikut:
Aktiva tetap tanah (apresiasi)……….. Rp 50.000.000
Modal (apresiasi)…………… Rp 50.000.000
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum tanah tidak dapat disusutkan atau
didepresiasikan, justru nilai tanah akan bertambah sesuai dengan perkembangan pasar.
Namun dalam kondisi tertentu seperti tanah sudah tidak layak pakai, perpanjangan hak
atas tanah tidak diperoleh dan lain sebagainya, maka tanah dapat disusutkan.
23. pengakuan aset tetap (tanah) dan jurnal kalo punya tanah 75% tidak dibangun
bangunan, 25% dibangun

24. inflasi deflasi


Apa itu Inflasi?
Inflansi merupakan suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi sebuah
kecenderungan kenaikan harga – harga barang dan jasa secara umum dalam kurun
waktu yang panjang (kontinu).

Apa itu Deflasi?


Jika inflasi adalah kenaikan harga baramg yang terus mengalami kenaikan, maka
deflasi merupakan suatu keadaan perekonomian di suatu negra dimana terjadi sebuah
kecenderungan penurunan harga yang terus menerus terjadi dalam satu priode.

Baik itu inflasi ataupun deflasi sama – sama merupakan masalah perekonomian suatu
negara yang harus segera diatasi. Apalagi inflasi dan deflasi ini juga dapat
mempengaruhi bisnis yang sedang Anda jalankan.

Penyebab Inflasi dan Deflasi


Penyebab terjadinya inflansi yaitu naiknya permintaan dan biaya prod uksi untuk jenis
barang /jasa tertentu. Jika inflasi menunjukan kondisi indeks harga konsumen yang
secara terus menerus mengalami peningkatan, maka sudah dipastikan akan terjadinya
kenaikan harga bahan baku serta upah buruh pada setiap tahunnya yang dapat membuat
biaya produksi semakin membengkak.

Sedangkan, penyebab terjadinya deflasi disebabkan oleh peraturan yang dikeluarkan


oleh Bank khusunya di Indonesia jika menjalankan program hemat anggaran tetapi
malah mengakibatkan terjadinya deflasi. Selain itu, dengan adanya pemerintah tidak
mengadakan pajak atas barang ataupun jasa juga dapat menyebabkan terjadinya deflasi.
Dengan adanya keterbatasan uang yang beredar di masyarakat atau defisit rupiah juga
dapat mengakibatkan penurunan jumlah permintaan terhadap barang ataupun jasa.

Dampak Inflasi Terhadap Bisnis


Sebenarnya dampak yang dari inflasi bagi poembisnis juga dapat memberikan
keuntungan secara maksimal. Hal ini dikarenakan jumlah pendapatan yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kenaikan pada biaya produksi. Selain itu inflasi ini juga dapat
meningkatkan perekonomian negara menjadi lebih baik. Tetapi jika inflasi ini terus
menerus meningkat lebih dari 30% atau bahkan menjadi 100%, maka perekonomian
bisnis dapat menjadi kacau.
Hal ini dapat menyebabkan rakyat kecil tidak dapat membeli bahan pangan, apalagi
bagi mereka yang hanya berstatus karyawan dengan jumlah pendapatan bulanan tetap,
tentu saja akan menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan gaji
yang mereka peroleh masih sama padahal keperluan yang mereka perlukan semakin
tinggi harganya.
Jika inflasi ini melebihin dari angka 100%, maka dapat dipastikan bahwa akan
menyebabkan terjadinya penurunan investasi saham, mendorong kenaikan suku bunga,
spekulasi penanaman modal, terhambatnya pertumbuhan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, ketidakstabilan ekonomim, hingga dapat menurunkan kesejahteraan
masyarakat.

Dampak Deflasi Terhadap Bisnis


Dengan adanya deflasi dapat menyebabkan para pembisnis berlomba – lomba untuk
menekan harga jual mereka demi menarik minat konsumen. Tetapi jika kondisi ini terus
menerus dibiarkan maka akan menyebabkan merosotnya keuntungan bisnis yang
diperoleh dan jika kondisi ini tidak ditangani maka akan mengakibatkan banyaknya
pembinsnis yang akan gulung tikar karena tidak adanya biaya produksi setra tidak
adanya gaji untuk membayar karyawan.
Tetapi dari dampak negatif yang dapat dirasakan oleh para pembisnis ada juga dampak
positif yang dapat dirasakan, jika kondisi deflasi ini tidak melebihi angka 10% pada
tiap tahunnya, maka kondisi perekonomian negara dapat dikatakan membaik. Hal ini
dikarenakan, deflasi mampu menguatkan nilai tukar mata uang pada suatu negara.
Dengan begitu masyarakat dapat menyadari betapa pentingnya menabung untuk
memenuhi kebutuhan di masa depan sehingga tidak terlalu khawatir saat manghadapi
kondisi seperti ini.

Cara Mengatasi Inflasi dan Deflasi


Jika terjadinya inflasi dan deflasi dalam sistem perekonomian pada suatu negara maka
tidak boleh dianggap remeh. Bukan hanya perekonomian saja tetapi keuangan negara
juga berpengaruh secara langsung dalam kehidupan bisnis serta kebutuhan masyarakat
secara umum. Ada beberapa cara untuk mengatasi inflasi dan deflasi yaitu:
a. Kebijakan moneter kontraktif, merupakan kebijakan moneter yang dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah mata uang yang beredar dan dapat mengatasi terjadinya
inflasi.
b. Kebijakan moneter ekspansif, merupakan kebijakan yang diambil untuk
meningkatkan jumlah uang yang beredar. Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk
mengatasi penganggutan dan meningkatkan daya beli masyarakat.
c. Kebijakan fiskal kontraktif, bertujuan untuk mengurangi output perekonomian.
d. Kebijakan fiskal ekspansif, bertujuan untuk meningkatkan output perekonomian.

25. hedging (konsep aja)


Hedge accounting adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau
instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau
perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS
39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila
kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari
ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk
asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hed ging. Ketentuan perlakuan
akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk
menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas
instrumen hedging dan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama;
keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.
26. surat2 pendek, doa sehari-hari, ayat kursi
27. teori2 akuntansi

Bu Fitjal
1. jenis perusahaan
Perusahaan jasa
Perusahaan jasa adalah salah satu jenis perusahaan yang kegiatan utamanya adalah
menghasilkan atau memberikan jasa bagi para konsumen. Contoh perusahaan jasa
adalah Pengacara, Notaris, Bengkel, Akuntan, Dokter, dan masih banyak lagi.
Pencatatan akuntansi pada perusahaan jasa

Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang merupakan jenis perusahaan yang kegiatan operasinya adalah
membeli barang dagang dari perusahaan lain dan menjual kembali barang dagang
tersebut kepada konsumen tanpa mengubah bentuk nya. Dengan kata lain perusahaan
ini tidak memproduksi barangnya sendiri melainkan membelinya dari perusahaan lain.
Contoh perusahaan dagang adalah Toko buku, Restoran, Apotik, dll

Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang mulai dari bahan
mentah, kemudian memprosesnya hingga menjadi barang jadi yang kemud ian siap
untuk dijual kepasaran. Contoh perusahaan ini ialah pabrik.
2. Persediaan buku hal 278
3. jurnal persediaan
masuk: invent pada kas/utang
keluar: kas pada invent

4. laporan keuangan
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan

5. surat ad Dhuha
6. ditanya tanya udah siap kompre apa belum terus udah belajar berapa lama buat kompre
7. Ajp apa? akun apa aja yg di sesuain? coba bikin ilustrasi nya+jurnalnya
Jurnal penyesuaian (adjusting entry) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan
saldo-saldo yang telah tercatat di dalam jurnal umum dan buku besar. Jurnal
penyesuaian ini tidak dicatat setiap hari sebagaimana jurnal umum, melainkan hanya
disusun setiap akhir periode berdasarkan bukti yang ada. Data yang diperlukan untuk
membuat jurnal penyesuaian adalah neraca saldo dan data penyesuaian yang diperoleh
pada akhir periode akuntansi.

8. Rekonsiliasi Fiskal, kenapa ada rekon?


Rekonsiliasi fiskal dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk mencocokkan
perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial yang disusun berdasarkan
sistem keuangan akuntansi dengan laporan keuangan yang disusun berdasarkan sistem
fiskal.

Dokumen ini berbentuk lampiran SPT tahunan PPh badan berupa kertas kerja yang
berisi penyesuaian antara laba rugi komersial sebelum pajak dengan laba rugi
berdasarkan ketentuan perpajakan. Rekonsiliasi ini juga dilakukan kepada seluruh
unsur penyusunan laporan laba rugi yang meliputi pengeluaran (beban) dan
pendapatan.

9. Objek pajak apa = benda nya. sumber pendapatan yang dikenakan pajak
10. subjek pajak apa = orang atau badan yang ditetapkan menjadi subjek pajak

11. Penyusutan dalam perpajakan? kenapa kalo bangunan ga pake double declining?

12. rumus cogs


(Beginning Inventory + Purchase) – Ending Inventory

13. bikin laporan keuangan manufactur semuanya


14. Persediaan, Penilaian persediaan, Perusahaan jasa ada persediaan apa engga, kalo ada
apa? kenapa lifo udah ga boleh di ifrs.
a. tetapi produk mereka bersifat tidak berwujud seperti perusahaan dagang atau
manufaktur. Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka. Sehingga dalam
pencatatan akuntansi mereka hanya akan terlihat pada bagian persediaan dan
pembelian saja.
b. Dari uraian di atas sudah dapat terjawab mengapa pajak tidak mengakui metode
LIFO, karena dengan menggunakan metode LIFO perusahaan dapat meminimalkan
laba sehingga memperkecil biaya pajak penghasilan. Seiring dengan berjalannya
waktu harga pembelian persediaan terus mengalami peningkatan yang dapat
disebabkan oleh inflasi, maka jika perusahaan menggunakan metode LIFO akan
mengakibatkan kerugian bagi negara karena setoran ke kas negara semakin sedikit.
Oleh karena itu, metode yang boleh digunakan berdasarkan ketentuan perpajakan
di Indonesia hanya metode Average atau metode FIFO.

15. Cash flow, Komponen cashflow, depresiasi masuk mana?, kalo operating kenapa
depresiasi masuk operating bukannya dia berkaitan sama aset tetap? akun yg in flow di
cashflow contohnya apa?
a. Operating (langsung dan tidak), Investing, Financing
b. Karena, justru berhubungan dengan asset tetap yg berguna untuk operasional
perusahaan kecuali tanah.
c. Sale of good/services, sale of property plant equipment, interest and dividend
received,

16. Rekonsiliasi Fiskal, kenapa ada rekon, yg ga di akui di pajak tp diakui di komersil apa
aja
a. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh wajib pajak karena terdapat perbedaan
perhitungan antara laba menurut komersial atau akuntansi dengan laba menurut
perpajakan. Laporan keuangan komersial ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi
dan keadaan finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan keuangan fiskal lebih
ditujukan untuk menghitung pajak.
b. Karena tidak masuk ke 3m memelihara, menagih, menghasilkan.
c. Biaya yang Secara Langsung atau Tidak Langsung Berkaitan dengan Kegiatan
Usaha (biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang, bunga, sewa, dan royalty, biaya perjalanan, biaya pengolahan
limbah, premi asuransi, biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), biaya administrasi, pajak kecuali
PPh)
d. Biaya Penyusutan dan Amortisasi
e. Iuran kepada Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri
Keuangan
f. Kerugian atas Penjualan atau Pengalihan Aset
g. Kerugian Selisih Kurs Mata Uang Asing
h. Biaya Penelitian dan Pengembangan
i. Biaya Beasiswa, Magang, dan Pelatihan
j. Piutang Tak Tertagih (telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial, wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak berbentuk hard copy dan soft copy,
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut: telah diserahkan perkara
penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani
piutang negara, terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-
nyata tidak dapat ditagih tersebut, telah dipublikasikan dalam penerbitan umum
atau khusus, adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan
untuk jumlah utang tertentu)
k. Biaya Sumbangan (Bencana, RnD, Fasilitas Pendidikan, Pembinaan Olahraga,
Infrastruktur Sosial)
l. Sumbangan Keagamaan
m. Kompensasi Kerugian

17. Penyusutan, macam macam penyusutan, rumus,jurnal,dampak perbedaan penggunaan


metode penyusutan bagi perusahaan 5-10 thn kedepan.
a. Depreciation, Amortization, Depletion
b. Hal 428

18. kenapa sumbangan dan natura tidak di akui di pajak? pasal brp yg mengatur?
Secara umum berdasarkan pasal 4 ayat 3 huruf D UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, natura atau kenikmatan bukanlah objek PPh. Namun ada beberapa
pengecualian tertentu yang menjadikan jenis imbalan ini menjadi objek PPh sehingga
dikenakan pajak.
Pengecualian ini terjadi jika imbalan ini diberikan bukan oleh wajib pajak, wajib pajak
yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma
perhitungan khusus yang dimaksud dalam Pasal 15 UU PPh.
Contoh, yang dimaksud dengan bukan wajib pajak adalah kantor Sekjen ASEAN di
Indonesia, sedangkan wajib pajak yang dikenakan PPh Final adalah wajib pajak usaha
jasa konstruksi.
Pasal
a. Pasal 9 ayat (1) E UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
b. PMK-83/PMK.03/2009 tentang Penyediaan Makanan/Minuman bagi Seluruh
Pegawai Serta Natura/Kenikmatan di Daerah Tertentu.
c. PMK No. 167/PMK.03/2018 tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi
Seluruh Pegawai Serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan
Kenikmatan di Daerah tertentu yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pemberi Kerja.

19. persediaan ada di bab apa? bab merchandising di pengantar ada di chapter berapa?
a. 6
b. 5

20. hukum gossen 1&2


a. Gossen's First Law is the "law" of diminishing marginal utility: that marginal
utilities are diminishing across the ranges relevant to decision-making.
b. Gossen's Second Law, which presumes that utility is at least weakly quantified, is
that in equilibrium an agent will allocate expenditures so that the ratio of marginal
utility to price (marginal cost of acquisition) is equal across all goods and services.

21. prosedur audit aset tetap


a. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
b. Minta kepada klien Top Schedule Serta Supporting Schedule aset tetap yang
berisikan saldo awal, penambahan serta pengurangan-penguranganya dan saldo
akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutanya.
c. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan general ledger
atau sub-ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
d. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut. Untuk penambahan
lihat pprovalnya dan kelengkapan supporting documentnya. Untuk pengurangan
dapat dilihat dari otorisasinya dan jurnalnya apakah sudah dicatat dengan betul,
misalnya bila ada keuntungan atau kerugiann atas penjualan aset tetap tersebut.
Selain itu periksa penerimaan hasil penjualan aset tetap tersebut.
e. Periksa fisik dari aset tetap tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan
nomor kode dari aset tetap
f. Periksa bukti pemilikan aset tetap tersebut, untuk tanah, gedung,periksa sertifikat
tanag dan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) serta SIPB (Surat Izin Penempat an
Bangunan). Untuk kendaraan periksa BPKB, STNK-nya.
g. Buat analisis tentang perkiraan repair dan maintenance, sehingga kita dapat
mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok
Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
h. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah insurance
coveragenya cukup atau tidak
i. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan diperkirakan dengan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya
penyusutan.
j. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank untuk
memeriksa apakah ada aset tetap dijadikan sebagai jaminan atau tidak, dan jika ada
maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
k. Periksa apakah ada Commitment yang buat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual aset tetap
l. Untuk konstruksi dalam proses kita periksa penambahanya dan apakah ada
konstruksi bangunan dalam proses (Contruction in Progress) yang harus ditransfer
ke aset tetap
m. Jika ada aset tetap yang diiperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing
n. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank
o. Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS)
22. prosedur audit inventory
a. Lakukan Stock Opname.
Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang
perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di
public warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak
material, cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun
atau beberapa waktu sebelum/ sesudah akhir tahun.
b. Lakukan Observasi atas Stock Opname
Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan.
Cek Final Inventory List [Inventory Compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut ini:
- check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
- cocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
- cocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
- cocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
- Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
c. Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan
- Periksa unit price dari persediaan
- periksa ada tidaknya barang-barang yang rusak,dipakai dan hilang.
- Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.
- Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca.
d. Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname
Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
e. Adjustment Persediaan
Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan kebijakan
penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan
c. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

23. surat juz30 dan artinya


24. doa keseharian dan artinya

You might also like