You are on page 1of 15

2020

MODUL 1

KONSEP DASAR IPA SD


Sri Lestari, M.Pd

[PENGUKURAN –
BESARAN DAN
SATUAN]
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Muhammadiyah OKU Timur
ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGUKURAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara berpikir untuk memahami gejala alam
melalui penelitian/penyelidikan. IPA meliputi sikap ilmiah, proses ilmiah, produk IPA dan
aplikasi IPA. Sikap ilmiah antara lain meliputi rasa ingin tahu tentang objek gejala alam yang
perlu dipecahkan melalui proses ilmiah, yaitu penelitian/penyelidikan. Hasil
penelitian/penyelidikan akan menghasilkan produk IPA. Produk IPA ini baru memiliki nilai
manfaat jika bias diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup lebih baik.
Sehingga diperlukan suatu proses penelitian/penyelidikan untuk menghasilkan produk IPA
yang bermanfaat bagi manusia.
Dalam proses penyelidika hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pengamatan
terhadap objek yang akan di teliti sehingga dapat memberikan hasil penyelidikan sesuai
dengan kenyataan. Dalam memperoleh hasil pengamatan yang akurat diperlukan proses
pengukuran yang cermat dan teliti untuk menggambarkan keadaan yang sesunggunya tentang
objek yang diteliti dan di amati. Sehingga tidak aka nada produk IPA yang baik dan
bermanfaat bagi manusia tanpa melibatkan pengukuran.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan satuan atau suatu
cara untuk mengetahui besarnya suatu besaran dengan menggunakan satuan. sehingga dalam
proses pengukuran selalu melibatkan dua hal yakni besaran dan satuan.

BESARAN DAN SATUAN SISTEM INTERNASIONAL (SI)

Yang dimaksud dengan besaran adalah sesuatu yang dapat diukur/ditentukan dan
dapat dinyatakan dengan angka. waktu merupakan besaran, karenanya dapat
ditentukan/diukur besarnya dengan angka. Misalkan waktu yang ditempuh andi untuk
menuju kesekolah adalah 10 menit. Besaran dibagi menjadi dua, antara lain : besaran pokok
dan besaran turunan.
Pada umumnya besaran yang dapat diukur memiliki satuan. Satuan merupakan
pembanding dalam mengukur suatu besaran. Satuan waktu misalnya sekon, menit, jam dan
lain-lain. Satuan panjang antara lain meter, kilometer, hasta, depa, jengkal dan lain-lain.
Dalam satu besaran terdapat banyak satuan yang bisa digunakan. Untuk mengurangi

Pengukuran – Besaran dan Satuan 2


keanekaragaman jenis satuan yang dapat menimbukan masalah, diperlukan sistem satuan
baku atau satuan standar yang digunakan oleh seluruh belahan dunia. Sistem satuan tersebut
disebut Sistem Satuan Internasional, disingkat SI. Sistem satuan tersebut disebut Sistem
Satuan Internasional, disingkat SI. Satuan standar yang baik memerlukan kecermatan dan
ketelitian yang baik. Syarat utama satuan standar adalah :
 Nilai satuannya tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun,
misalnya suhu, tekanan dan kelembaban
 Mudah diperoleh kembali ( mudah ditiru )
 Dapat diterima secara internasional
Untuk menyatakan satuan standar dalam fisika dapat dinyatakan dengan dua cara
sistem satuan, yaitu sebagai berikut.
1. Satuan mks (meter, kilogram, dan sekon) atau dikenal sebagai sistem metrik.
2. Satuan cgs (centimeter, gram, dan sekon) atau dikenal sebagai sistem
gaussian.
Sistem mks menggunakan satuan meter untuk panjang, kilogram untuk massa benda,
dan sekon untuk waktu, sistem cgs menggunakan satuan sentimeter untuk panjang, gram
untuk massa, dan sekon untuk waktu. Pilihan sistem mana yang akan digunakan dalam hal ini
tidak ada keharusan, namun sistem mks adalah sistem satuan yang banyak digunakan secara
luas.
1. Standar untuk satuan panjang
Standar untuk satuan pokok panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter
standar sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa (vakum)
pada selang waktu 1/299 792 458 sekon. Satuan panjang dapat diturunkan dari satu
meter standar yang telah ditentukan sebagai berikut :
a. 1 sentimeter (cm) = 0,01 m = 10-2 m
b. 1 milimeter (mm) = 0,001 m = 10-3 m
c. 1 dekameter (dam ) = 10 m = 101m
d. 1 kilometer (km) = 1000 m = 103m
2. Standar untuk satuan massa
Standar untuk satuan pokok massa dalam SI adalah kilogram ( kg ). Satu
kilogram standar sama dengan massa sebuah silinder yang terbuat dari campuran

Pengukuran – Besaran dan Satuan 3


platina-iridium. Massa standar disimpan di Sevres, Paris, Perancis. Massa satu
kilogram standar mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4 0C.Di dalam
kehidupan sehari-hari sering terjadi salah kaprah dengan massa suatu benda. Massa
adalah kuantitas yang terkandung dalam suatu benda.
Satuan massa dapat diturunkan dari satu kilogram standar yang telah
ditentukan sebagai berikut :
a. 1 ton = 1.000 kg = 103 kg
b. 1 kuintal = 100 kg = 102 kg
c. 1 gram (g) = 0,001 kg = 10-3 kg
d. 1 miligram (mg) = 0,000001 kg = 10-6 kg
3. Standar untuk satuan massa
Standar untuk satuan pokok waktu dalam SI adalah sekon (s). Satu sekon
standar adalah waktu yang diperlukan oleh atom Cesium – 133 untuk bergetar
sebanyak 9.192.631.770 kali.Dalam selang waktu 300 tahun hasil pengukuran dengan
menggunakan jam atom ini tidak akan bergeser lebih dari satu sekon. Satuan waktu
lain yang biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari antara lain : menit, jam, hari,
minggu, bulan,tahun dan abad.
4. Standar untuk satuan kuat arus
Arus listrik yang diukur memiliki satuan ampere. Satu ampere didefinisikan
sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb = 6,25 × 10 18 elektron) yang
melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon.
5. Standar untuk satuan suhu
Sebelum 1954, titik acuan suhu diambil sebagai titik lebur es pada harga 0°C
dan titik didih air berharga 100°C pada tekanan 76 cmHg. Kemudian pada 1954,
dalam kongres Perhimpunan Internasional Fisika, diputuskan bahwa suhu titik lebur
es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air pada 76 cmHg menjadi T =
373,15 K
6. Standar untuk satuan intensitas cahaya
Sumber cahaya standar kali pertama menggunakan sumber cahaya buatan,
yang ditetapkan berdasarkan perjanjian internasional yang disebut sebagai lilin. Pada
1948, ditetapkan sumber cahaya standar yang baru, yakni cahaya yang dipancarkan

Pengukuran – Besaran dan Satuan 4


oleh benda hitam pada suhu titik lebur platina (1.773°C) yang dinyatakan dengan
satuan kandela.
Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter persegi
yang bersuhu titik lebur platina (1.773°C). Benda ini akan memancarkan cahaya
dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 × 105 kandela
7. Standar untuk satuan jumlah zat
Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol. Satu mol zat
terdiri atas 6,025 × 1023 buah partikel (bilangan 6,025 × 1023 disebut dengan bilangan
Avogadro).

BESARAN POKOK
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
tidak bergantung pada satuan-satuan besaran lain. Dalam Sistem Internasional ada 7 macam
besaran pokok, yaitu:
Tabel 1. Besaran pokok dalam Sistem Internasional (SI)

BESARAN TURUNAN
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran
pokok. Diturunkan artinya dijabarkan atau diperoleh dari penggabungan dengan cara
perkalian dan atau pembagian. Besaran turunan merupakan besaran fisis yang terdiri dari
dua atau lebih besaran yang dapat diturunkan dari beberapa besaran pokok. Misalnya,

Pengukuran – Besaran dan Satuan 5


besaran turunan kecepatan merupakan hasil bagi antara jarak dan waktu. Besaran
turunan lain yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya percepatan,
gaya, usaha, daya, momentum. Berikut ini contoh beberapa besaran turunan :
Tabel 2 Besaran Turunan yang Diturunkan dari Besaran Pokok

a. Luas
Satuan luas dalam system internasional (SI) adalah Meter persegi (m 2). Adapun
satuan lain yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah hektare (Ha).
Adapun konversi satuan panjang adalah:
100 Ha = 10.000 m2
Luas benda-benda bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, jajar
genjang, trapesium dan lain-lain dapat di tentukan melalui pengukuran kemudian
menghitung luasnya dengan perhitungan matematika. Misal menghitung luas persegi
panjang, dengan menggunakan rumus L = p x l. Untuk benda yang berbentuk persegi,
luas benda dapat ditentukan dengan mengalikan hasil pengukuran panjang dengan
lebarnya. Mempunyai satuan m2 yang mempunyai definisi sisi di kalikan dengan sisi.
Sehingga luas disebut besaran turunan karena satuannya diturunkan dari besaran pokok
panjang.
b. Volume
Volume pada umumnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus luas alas
dikali dengan tinggi. Misalnya untuk mencari volume buku, anda dapat mengukur tinggi,
panjang, dan lebar dari buku tersebut kemudian mengalikan 3 hasil pengukuran tersebut.

Pengukuran – Besaran dan Satuan 6


Volume berkaitan dengan besarnya ruangan yang terisi oleh materi.
1. Mengukur volume benda bangun ruang yang bentuknya teratur
Volume benda bangun ruang seperti kubus, balok, bola, dll dapat di tentukan
melalui pengukuran kemudian menghitung volumenya dengan perhitungan
matematika. Missal mengukur volume kubus, dengan menggunakan rumus V = s
x s x s dimana s adalah sisi dari ruang kubus.
2. Mengukur volume benda yang bentuknya tidak teratur
Volume benda yang bentuknya tidak teratur dapat menggunakan gelas ukur dan
gelas berpancuran
a. Volume benda yang bentuknya tidak teratur dapat menggunakan gelas ukur.
Volume benda dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
Vbenda = V2 – V1
Keterangan
Vbenda = Volume benda yang diukur
V1 = Volume air mula-mula
V2 = Volume air + benda

Contoh soal
mula-mulai kita isi gelas ukur dengan air sebanyak 150 ml. Setelah kita
memasukkan batu ke dalam gelas ukur itu, volume di dalam gelas ukur
bertambah menjadi 200ml. berapakah volume batu tersebut?

Vbenda = V2 – V1
Vbenda = 200 ml – 150 ml = 50 ml
Jadi volume batu tersebut adalah 50 ml

Pengukuran – Besaran dan Satuan 7


b. Volume benda yang bentuknya tidak teratur dapat menggunakan gelas
pancuran.
Volume benda dapat ditentukan dengan rumus :
Vbenda = Volume air yang tumpah ke dalam gelas ukur
Contoh
Ani ingin mengukur volume batu dengan menggunakan gelas pancuran,
hasilnya seperti gambar di bawah ini. Berpakah volume batu tersebut?

Dikarenakan air pada gelas pancuran yang tumpah di gelas ukur sebanyak 40
ml sehingga,
Vbenda = Volume air yang tumpah ke dalam gelas ukur
Vbatu = 40 ml

PENGUKURAN BESARAN POKOK


Membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah ditetapkan sebagai
standar pengukuran disebut mengukur. Alat bantu dalam proses pengukuran disebut alat
ukur. Dalam proses pengukuran besaran pokok harus menggunakan alat ukur yang sesuai
untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengukuran besaran pokok menggunakan beberapa
alat ukur yang masing-masing berbeda tingkat ketelitiannya. Beberapa persyaratan yang
harus dimiliki sebuah alat ukur, yaitu:
a. Konsisten (tidak berubah dan selalu tetap) terhadap pengaruh lingkungan, seperti
suhu, kelembaban, tekanan dan lainnya.
b. Universal atau dapat diterima dan digunakan di berbagai daerah.
c. Mudah dibuat dari bahan yang ada di lingkungan sekitar.
Beberapa Alat Ukur yang digunakan sebagai satuan standar antara lain :

Pengukuran – Besaran dan Satuan 8


1. Alat Ukur Panjang
Dalam IPA, panjang menyatakan jarak antara dua titik. Misalnya, panjang
papan tulis adalah jarak antara titik pada ujung-ujung papan tulis. Satuan SI untuk
besaran pokok panjang adalah meter (m). panjang juga dapat dinyatakan dalam satuan
yang lebih besar atau lebih kecil, seperti: kilometer (Km), millimeter (mm), dan
sentimeter (cm).
2 km = 2000 m
1 m = 100 cm
Terdapat beberapa macam alat ukur panjang, antara lain:
a. Penggaris/mistar
Mistar yang biasa kita gunakan adalah mistar yang panjangnya antara 20
cm hingga 30 cm. Mistar ini biasanya menggunakan dua skala yaitu : cm dan mm.
Skala terkecil atau ketelitian mistar adalah 1 mm, sesuai dengan jarak garis
terkecil antara dua garis yang saling berdekatan. Ketelitiannya adalah 0,5
milimeter, atau setengah dari skala terkecil.
Ketika kita akan mengukur panjang suatu objek dengan menggunakan
sebuah mistar kita letakan ujung mistar yang menunjukan nilai nol ke ujung objek
yang akan diukur, kemudian baca panjang skala yang terdekat dengan ujung objek
yang diukur tersebut. Angka tersebut menunjukan panjang objek yang kita ukur.
Untuk pengukuran dengan menggunakan mistar atau penggaris, kita
harus membaca skala pada alat secara benar, yaitu posisi mata tepat di atas tanda
yang akan dibaca. Posisi yang salah akan menyebabkan kesalahan baca atau
kesalahan paralaks.

Gambar 1. Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran

Pengukuran – Besaran dan Satuan 9


b. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala
nonius yang dapat digeser-geser. Satu bagian skala utama, panjangnya 1 mm.
Panjang 10 skala nonius adalah 9 mm. Ini berarti 1 skala nonius (jarak antara dua
garis skala nonius yang berdekatan) sama dengan 0,9 mm. Jadi, selisih skala
utama dengan skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm atau 0,01 cm.
sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.Jangka
sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm
dengan
Bagian penting yang terdapat pada jangka sorong adalah:
1) Rahang tetap yang memiliki skala utama.
2) Rahang sorong (dapat digeser-geser) yang memiliki skala nonius.

Gambar 2. Jangka sorong


Jangka sorong biasa digunakan untuk mengukur panjang suatu benda,
garis tengah bagian luar tabung, diameter bola, garis tengah bagian dalam tabung,
dan dalamnya tabung. Contoh pengukuran menggunakan jangka sorong
ditunjukkan pada Gambar 3. Diperoleh hasil pengukuran sebagai berikut

Gambar 3. Pengukuran panjang dengan jangka sorong

Pengukuran – Besaran dan Satuan 10


Perhatikan hasil pengukuran di atas!
a) Amati dan baca skala utama yang berdekatan dengan skala nonius adalah 3,1 cm.
b) Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan garis skala utama yaitu 0,9 mm
atau 0,09 cm
c) Jadi bacaan jangka sorong adalah 3,1 cm + 0,09 cm = 3,19 cm.
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur besaran panjang yang paling teliti
dibandingkan alat ukur yang telah dibahas sebelumnya. Mikrometer sekrup
digunakan untuk mengukur benda dengan panjang maksimal 2,5 cm. Biasanya
digunakan mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis atau kecil. Seperti
juga jangka sorong, mikrometer sekrup terdiri dari bagian yang tetap berfungsi
sebagai skala utama dalam satuan 0,5 mm untuk setiap celah garis, dan bagian
yang bisa digeserkan berupa selubung luar yang diputar seperti sekrup

Gambar 4. Micrometer sekrup


Cara kerja micrometer sekrup adalah jika selubung luar dengan skala 50
diputar satu kali maka rahang geser dan selubung akan bergerak maju atau
mundur. Jarak maju mundurnya rahang geser sejauh 0,5 mm/50 menghasilkan
tingkat ketelitian 0,01 mm.
Pembacaan skala pada mikrometer sekrup dilakukan seperti ditunjukkan
pada pengukuran di bawah ini.

Pengukuran – Besaran dan Satuan 11


Gambar 5. Hasil Pengukuran micrometer sekrup
Cara menghitung hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer sekrup
adalah sebagai berikut:
a) Amati dan baca skala utama yang berimpit dengan tepi selubung luar adalah
3,5 mm
b) Garis selubung luar yang berimpit tegak lurus dengan skala utama adalah
menunjukkan angka 24 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya
menunjukkan 0,24 mm.
c) Jadi bacaan mikrometer sekrup adalah 3,5 mm + 0,24 mm = 3,74 mm.

2. Alat ukur massa


Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam
suatu benda disebut massa benda. Dalam SI, massa diukur dalam satuan kilogram
(kg). Misalnya, massa tubuhmu 52 kg, massa seekor kelinci 3 kg, massa sekantong
gula 1 kg. Dalam kehidupan sehari-hari, orang menggunakan istilah “berat” untuk
massa. Namun sesungguhnya, massa tidak sama dengan berat. Massa suatu benda
ditentukan oleh kandungan materinya dan tidak mengalami perubahan meskipun
kedudukannya berubah. Sebaliknya, berat sangat bergantung pada kedudukan di
mana benda tersebut berada. Mengapa? Karena benda akan memiliki gravitasi yang
berbeda di tempat yang berbeda. Sebagai contoh, saat astronot berada di bulan,
beratnya tinggal 1/6 dari berat dia saat di bumi. Dalam SI, massa menggunakan
satuan dasar kilogram (kg), sedangkan berat menggunakan satuan Newton (N).

Pengukuran – Besaran dan Satuan 12


Terdapat beberapa macam alat untuk mengukur massa diantaranya:
a) Timbangan
Alat ukur massa ini biasanya terdapat di dapur sebagai bagian dari alat rumah
tangga atau sebagai timbangan badan. Timbangan ini biasanya digunakan dalam
membuat masakan atau kue berdasarkan resep tertentu, atau sebagai alat untuk
menimbang badan dalam skala ukuran yang lebih besar.
b) Neraca ohauss
Neraca Ohauss adalah neraca yang digunakan saat percobaan di laboratorium.
Neraca tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu neraca ohauss dua lengan dan neraca
ohauss tiga lengan. Neraca Ohauss tiga lengan memiliki bagian-bagian utama
yang terdiri dari lengan depan, tengah, dan belakang.
 Lengan depan: memiliki anting logam yang dapat digeser dengan 10
skala, yaitu 0, 1, 2, 3,..., 10 gram. Tiap skala bernilai 1 gram.
 Lengan tengah: memiliki anting lengan dapat digeser dengan 5 skala,
yaitu 0, 100, 200,..., 500 gram. Tiap skala bernilai 100 gram.
 Lengan belakang: memiliki anting lengan dapat digeser dengan 10 skala,
yaitu 0, 10, 20,..., 100 gram. Tiap skala bernilai 10 gram.
Cara menentukan hasil pengukuran massa benda menggunakan neraca
Ohauss tiga lengan adalah dengan menjumlahkan nilai yang ditunjukkan
pada skala lengan depan, tengah, dan belakang.
c) Neraca sama lengan
Neraca ini sering ditemui pada took-toko emas, yang digunakan untuk mengukur
massa emas. Neraca ini memiliki dua piringan dan anak timbangan, dimana
fungsi piringan untuk meletakkan benda yang akan diukur massanya dan anak
timbangan sebagai pembanding satuan massanya.

Pengukuran – Besaran dan Satuan 13


Gambar 6. Macam-macam alat ukur massa

3. Alat ukur waktu


Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu
hidup seseorang dimulai sejak ia dilahirkan hingga meninggal, waktu perjalanan
diukur sejak mulai bergerak sampai dengan akhir gerak (berhenti). Ketika bepergian
kita tidak lupa membawa jam tangan. Jam tersebut kita gunakan untuk menentukan
waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh. Berbagai jenis alat ukur waktu yang
lain, misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan
stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki
ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s

Gambar 7. Macam-macam alat ukur waktu

Pengukuran – Besaran dan Satuan 14


DAFTAR PUSTAKA

Aip S, Dede R.K, & Adit S. 2009. Praktis Belajar Fisika 1: untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional.

Anni Winarsih, et al. 2008. IPA TERPADU: untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud. 2017. Modul 1 Pengukuran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Paket B


Setara SMP/MTs. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.

Mikrajuddin Abdullah. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung Institut Teknologi Bandung.

Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional.

Pengukuran – Besaran dan Satuan 15

You might also like