Professional Documents
Culture Documents
Nim: 2102112583
Jurusan/Parodi: Ekonomi Pembangunan
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Mata Kuliah: UAS Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana
Judul: Pemulihan ekonomi masyarakat desa payakumbuh melalui usaha rumah
tangga akibat bencana covid 19
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 dijaga agar tidak terjadi gelombang ketiga Covid-19 Selain
melalui strategi pembatasan mobilitas masyarakat, akselerasi vaksinasi juga menjadi
kunci dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19. Per 19 Oktober 2021, total dosis
vaksinasi yang telah dilakukan di Indonesia telah mencapai 174 juta dosis sehingga
menjadikan Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia. Sebagai langkah memulihkan
kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi, pemerintah berkomitmen
untuk terus mempercepat proses vaksinasi Covid-19. Di antaranya melalui kerja sama
dengan pihak swasta dalam mendorong percepatan program vaksinasi gotong royong.
“Diharapkan sudah 80% masyarakat sudah divaksinasi pada akhir tahun ini dan dosis
kedua bisa diselesaikan pada kuartal pertama tahun depan. Untuk pemulihan ekonomi
tetap dilanjutkan pada tahun depan terutama untuk sektor kesehatan dan perlindungan
sosial,” ujar Menko Airlangga pada keterangan pers, Kamis (21/10) Kebijakan dalam
penanganan pandemi kini mulai terasa hasilnya. Upaya penguatan dari sisi hulu hingga
hilir telah berhasil menekan laju penyebaran virus Covid-19. Terlihat dari turunnya kasus
aktif di Indonesia menjadi sebesar 16.697 per 19 Oktober 2021. Jumlah tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan India, AS, Brazil, Jerman, Perancis, dan Inggris. Disaat
yang sama, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai 96,2%,
lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6%. Adapun angka
positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5% dengan reproduction rate di bawah 1%.
Seiring dengan itu, perekonomian juga terjaga dengan baik. Salah satu capaian
Pemerintah dalam dua tahun terakhir di bidang ekonomi adalah berhasil menahan
kontraksi ekonomi di tahun 2020 yang hanya sebesar -2,07% year on year (yoy). Hal ini
menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-4 di antara negara G20. Capaian tersebut
tentunya tidak terlepas dari keberhasilan upaya Pemerintah dalam pengendalian pandemi
Covid-19. Memasuki tahun 2021, penguatan pengendalian pandemi juga berhasil
mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07% (yoy) di Triwulan II-2021.
Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Konsumsi
Pemerintah terus memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi
selama pandemi, termasuk di Triwulan II-2021. Alhasil, upaya ini dapat mendorong
peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.
Kapolda Sumatera Barat Irjen Toni Hermanto, Gubernur Sumatera Barat Irwan
Prayitno dan Danrem 032 Wirabraja Brigjen TNI Arief Gajah Mada melakukan
kunjungan kerja ke wilayah Payakumbuh, Sumatera Barat. Mereka mengecek Kampung
Tangguh yang didirikan khusus untuk penanganan dan pengendalian virus Corona atau
Covid-19. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan, pihaknya mendukung penuh
operasional Kampung Tangguh yang sudah mendukung tugas pemerintah.Kami akan
rapatkan dan diskusikan dengan Kapolda Sumbar dan Danrem, sebagai bentuk apresiasi
dari Pemprov, kami akan support dan motivasi Kampung Tangguh Payakumbuh ini
sehingga dapat memotivasi daerah-daerah lain di Sumbar untuk melahirkan Kampung
Tangguh serupa lainnya. Kami jadikan role model di Sumbar bahkan di nasional, layak,"
tutur Irwan dalam keterangannya, Kamis .Total ada tiga Kampung Tangguh di wilayah
Payakumbuh yakni di Kelurahan Limbukan, Payakumbuh Selatan; Kelurahan
Payobasuang, Payakumbuh Timur; dan Kelurahan Koto Panjang Padang juga Koto
Panjang Dalam di Nagari Koto Panjang, Kecamatan Latina.Pengecekan standar
pelayanan mau pun protokol kesehatan juga dilakukan di Gedung Sentra Pelayanan
Kepolisian Terpadu (SPKT), Pelayanan Kepolisian Dalam Satu Atap, dalam rangka
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK).
Peningkatan jumlah penduduk miskin di perdesaan naik 110 ribu orang dari Maret
2019 ke Maret 2020, sementara perkotaan naik 10 kali lipat kenaikan di perdesaan, yaitu
mencapai 1,17 juta orang. Drastisnya peningkatan jumlah penduduk miskin perkotaan
seirama dengan menurunnya pengguna jasa akomodasi dan angkutan sejak Februari.
Sehingga, perkotaan terdampak langsung oleh pandemi Covid-19, sementara perdesaan
menjadi transmisi berikutnya. Ketimpangan kesejahteraan di wilayah perdesaan
tergolong rendah dan cenderung belum berubah, meski pandemi Covid-19 sudah mulai
tersiar hingga daerah. Ketimpangan yang dilihat dari gini ratio di daerah perdesaan pada
Maret 2020 tercatat sebesar 0,317 sama dengan Maret 2019. Sementara, berdasarkan
ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen
terbawah sebesar 17,73 persen.Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2020
berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci di daerah perdesaan,
angkanya tercatat sebesar 20,62 persen, yang berarti tergolong dalam kategori
ketimpangan rendah.Pandemi Covid-19 mulai memberikan dampak pada mobilitas
penduduk pada akhir 2019. Sehingga, meskipun persentase penduduk perdesaan turun
dari Maret 2019 ke Maret 2020, namun jika dilihat dari September 2019 sebesar 12,60
persen terjadi peningkatan menjadi 12,82 persen pada Maret 2020, sebesar 0,22 poin atau
meningkat 333,9 ribu orang.Sejak akhir 2019 hingga Maret 2020, terjadi gejolak akibat
pandemi Covid-19 yang menyebabkan entakan pada perekonomian, sehingga mengubah
kondisi kesejahteraan masyarakat. Di awal masa pandemi, sektor pariwisata, akomodasi,
dan jasa angkutan orang telah terdampak sejak Februari 2020.Turunnya sektor ini salah
satunya karena berkurangnya jumlah kunjungan wisman. BPS mencatat pada Maret 2020
mengalami penurunan sebesar 64,11 persen dibandingkan Maret 2019. Multipliernya
menjadi penyebab turunnya pendapatan masyarakat pada sektor ini.
Sedikitnya satu bentuk bantuan sosial, baik itu berupa bantuan langsung tunai maupun
bantuan “dalabentuk barang”. Separuh dari semua rumah tangga (50,8%) menerima
bantuan langsung tunai.Rumah tangga termiskin menerima bantuan terbanyak.Di antara
rumah tangga yang termasuk 40% rumah tangga dengan pengeluaran (pendapatan)
terendah,lebih dari 90% menerima sedikitnya satu bentuk bantuan dan lebih dari 60%
menerima bantuan tunai.Sebagian besar rumah tangga yang secara ekonomi aman
sebelum pandemi tetapi kehilangan pendapatan secara signifikan setelah pandemi juga
menerima bantuan (sekitar 70%). Bantuan tersebut mencakup program-program seperti
penangguhan pajak, subsidi kredit, dan bantuan kuota internet yang menyasar rumah
tangga yang baru terdampak.Banyak rumah tangga menerima gabungan bantuan tunai
dan barang, dan jumlah rumah tangga yang menerima bantuan tunai sedikit lebih banyak,
sehingga semakin banyak rumah tangga yang mendapat manfaat.Dua pertiga (67,4%)
penerima bantuan pemerintah mengatakan bahwa bantuan tersebut membantu mengatasi
dampak resesi terhadap keuangan rumah tangga. Rumah tangga menggunakan bantuan
untuk membeli bahan pangan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, fasilitas rumah
tangga, dan pulsa telepon/internet.Namun, lebih dari sepertiga (38%) rumah tangga yang
termasuk dalam 40% kelompok dengan pengeluaran terendah tidak menerima bantuan
tunai di bulan Oktober hingga November 2020. Proporsi penerima bantuan nontunai yang
telah kehilangan pendapatan (75%) setara dengan proporsi penerima bantuan tunai.
Sedikit sekali rumah tangga (7,5%) yang menjalankan usaha kecil yang menerima
dukungan usaha dari pemerintah saat survei dilakukan. Empat dari sepuluh pemilik usaha
mengatakan tidak mengetahui adanya bantuan pemerintah. Update Ekonomi Kalteng
sendiri, berdasarkan data triwulan IV 2020, Badan Pusat Statistik Sumbar menyampaikan
perekonomian terkontraksi 1,40 persen karena pandemi Covid 19. Ada delapan kategori
yang berkontraksi menurut BPS, yaitu pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, kontruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Lalu transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makan dan minum, dan jasa
perusahaan lainnya.Ada delapan kategori yang berkontraksi, yaitu pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran dan reparasi
mobil dan sepeda motor. Lalu, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan
makan minum, jasa perusahaan dan jasa Lainnya.Kabar baiknya, BI Sumbar mengatakan
pada Trivulan IV 2020 ditengah wabah covid-19, ekonomi Kalteng terjadi peningkatan.
Peningkatan ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi, baik rumah tangga dan
pemerintah. Nah menurut hemat saya, kenaikkan sektor konsumsi dan rumah tangga ini
perlu dijaga dan ditindaklanjuti oleh TPKAD. Ini penting karena ekonomi rumah tangga
sangat rentan terhadap akses keuangan yang menjadi fokus TPKAD, yaitu akselerasi
akses keuangan. Pada dasarnya, ekonomi rumah tangga ini sangat dekat dengan peran
usaha kecil menengah (UMKM) sehingga mampu bertahan. Jika dibandingkan dengan
perusahaan pertambangan dan perkebunan, UMKM di Sumbar lebih dapat bertahan dan
lebih kecil kontraksinya.Upaya Konkrit Kedepan, Gubernur Sumbar dan TPKAD untuk
memulihkan ekonomi Kalteng sebenarnya sudah tergambar. Tidak perlu meraba lagi.
Dari data yang ada, BPS dan BI Kalteng telah mengarahkan bahwa sektor ekonomi yang
perlu dijadikan fokus prioritas adalah ekonomi rumah tangga UMKM dan Industri Kecil.
Selain tentu sektor investasi dan produksi dari perkebunan dan pertambangan juga perlu
didukung, namun ini cukup terkait dengan kebijakan dari pemerintah pusat karena aturan
telah berubah dalam UU Cipta Kerja.Setidaknya ada lima hal inti untuk akselerasi
pemulihan ekonomi kalteng yang harus dilakukan oleh Pemprov dan TPKAD.
Pertama, kemudahan akses pembiayaan UMKM. Inisiasi ini harus dilakukan dan
difasilitasi oleh dinas Koperasi dan UMKM provinsi untuk mendorong stimulus
kemudahan akses pembiayaan dari sektor permintaan. selama ini UMKM berlum
teredukasi dengan literasi keuangan terkait akses pembiayaan sendiri. Sehingga kendala
modal masih menjadi kendala utama mereka. Dari sektor penawaran, kemudahan dari
Bank Daerah Bank Kalteng khusus UMKM juga perlu dilakukan. bukan hanya berbentuk
bantuan keuangan, namun akses kredit mudah dan bunga rendah perlu diterapkan.Kedua,
Bank Kalteng perlu akselerasi peningkatan jumlah dana PEN dari pusat. Penambahan
dana PEN perlu dilakukan agar kuota penyaluran untuk bantuan UMKM juga semakin
besar melalui dana stimulus pandemi ini. Bank Kalteng perlu didukung oleh Gubernur
untuk akses ini selalu kebutuhan daerah dalam percepatan pemulihan ekonomi
Sumbar.Ketiga, alternatif pembiayaan crowdfunding juga perlu dilakukan. Pemerintah
provinsi melalui dinas dinas perlu berupaya untuk memfasilitasi crowdfunding ini. Yaitu
dengan mencari pendanaan dari beberapa perusahaan besar di Sumbar untuk dapat
membantu umkm akses keuangan dengan inklusif. kolaborasi pendanaan dari korporasi
ke umkm ini perlu dijalin agar ekonomi kecl, menengah dan besar dapat bersinergi untuk
percepatan pemulihan ekonomi Sumbar.Keempat, manajemen umkm perlu ditingkatkan.
hal ini penting jika akses ke pendanaan sudah didapat. sehingga pendanaan berdampak
pada kinerja baik produktif dan akseleratif dari umkm itu sendiri. Manajemen sendiri
terkait keuangan, operasional dan promosi. Kebutuhan ini dapat didorong dengan upaya
dinas koperasi umkm dan dinas perdagangan untuk berkolaborasi fokus pada peningkatan
manajemen umkm ini.Kelima, belanja pemerintah juga perlu di akselerasi untuk
percepatan pemulihan ekonomi. dengan keterbatasan APBD, tentu ini menjadi kendala.
Namun dengan komitmen pihak ketiga, vendor dan kontraktor, pembayaran dapat
dinegosiasi dengan kontrak pada triwulan III. Sehingga pengeluaran dari proyek
pemerintah dapat berjalan dengan dukungan mitra pemerintah tersebut.Hal ini perlu
dilakukan dari level Provinsi, Kabupaten hingga Desa melalui dana desa Payakumbuh.
Fokus tujuan cukup pada akses keuangan dan umkm serta industri kecil. Dengan beberapa
saran diatas jika dilaksanakan dapat mempercepat peningkatan perekonomian pasca
pandemi ini. Semoga dengan jalur umkm ini, ekonomi Sumbar lekas bangkit dan
berkembang lagi.Sebab umkm menjadi penopang utama nasional yang menyelamatkan
ekonomi nasional terperosok dalam ke dalam resesi. Inilah yang membedakan antara
Indonesia dengan negara besar lainnya. data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa
Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51% (yoy).
Pulau Sumbar memberikan kontribusi ekonomi tertinggi sebesar 57,55% dengan nilai
pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78% dan kemudian diikuti oleh kontribusi ekonomi yang
cukup signifikan sebesar 21,95% dari Pulau Sumatera dengan nilai pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,03%.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
mengungkapkan, perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa
pandemi Covid-19. Diharapkan pada Triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa
menyentuh angka 4,5%-5,5% (yoy), dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun
2021 ditargetkan sebesar 3,7%-4% (yoy).Menurut Menko Airlangga, Indonesia
merupakan salah satu negara yang mampu secara berimbang menangani pandemi dan
pemulihan ekonomi nasional (PEN). “Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter
yang pas, serta kombinasi kerja sama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam
burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU
Cipta Kerja,” jelasnya dalam Webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang
“Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”, Rabu (8/12).Menko Airlangga
juga menyebutkan bahwa banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang
mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan PEN.
Hal ini menjadi catatan tersendiri karena Indonesia sebagai negara berkembang mampu
“berdiri sendiri” di tengah pandemi. Kredibilitas itu sangat membantu ketika Indonesia
diamanatkan untuk memegang Presidensi G20 dan Indonesia akan bersama-sama negara
anggota lainnya menentukan arah global ke depan.Pada G20 kali ini, negara-negara
berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok
negara berkembang. Kita juga mengundang negara yang menjadi Ketua Uni Afrika yaitu
Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di
Afrika yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover
Stronger, jadinya no one left behind,” tutur Menko Airlangga.Ada tiga agenda utama bagi
Indonesia untuk digaungkan di G20, yang pertama yakni isu kesehatan dan peningkatan
kapasitas. Indonesia mempunyai banyak model yang bisa dijadikan prototipe ke global.
Kita bisa menjaga dari sisi kesehatan dengan menjalankan PPKM dengan kekuatan
Puskesmas, lalu proses vaksinasi dengan bantuan Posyandu dan TNI/Polri, dan
keseluruhan integrasi sistem ini, negara lain tidak punya,” ucap Menko Airlangga.Kedua,
dalam situasi pandemi telah berhasil on-board sebanyak 9 juta UMKM lokal. Dalam hal
ini, digitalisasi terbukti menjadi akselerator dalam perekonomian, termasuk melalui
inklusi keuangan. Pada kesempatan yang sama, Menko Airlangga pun menyampaikan
tentang Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) yang ditargetkan menyelesaikan
persoalan kemiskinan ekstrem, di mana hal ini juga menjadi target dari negara-negara
berkembang. Presiden Joko Widodo telah menargetkan 35 kabupaten/kota dari 7 provinsi
sebagai pilot project untuk program ini.Indonesia juga akan membuat survei kemiskinan
(susenas) mini di Desember 2021 ini, dengan tujuan untuk mengkalibrasi program
berikutnya dalam penanganan kemiskinan. Di Januari 2022.Pemerintah akan
mengevaluasi semua Program Perlinsos, kemudian mengkalibrasi di Februari 2022, dan
di Maret 2022 akan dilakukan susenas yg sesungguhnya.Selanjutnya, ketiga, Indonesia
akan membahas mengenai transisi energi. Menko Airlangga menuturkan, penting bagi
Indonesia untuk menuju zero emission. Caranya, Indonesia harus menentukan bauran
energi sendiri. “Jadi dalam situasi seperti ini, kita harus membuat prototipe yang jelas,
sehingga kita bisa membuat kebijakan seperti yang diminta Bapak Presiden yaitu down
to earth atau bisa dilaksanakan,” tuturnya.Pemerintah juga terus memberikan prioritas
terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk di tahun 2022
mendatang. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp225,23
triliun dalam bentuk Dukungan UMKM dan Korporasi serta Insentif Usaha. Hingga 3
Desember 2021, anggaran Program PEN sudah terserap Rp513,17 triliun
(68,9%).Dengan adanya pertumbuhan yang terus positif, Pemerintah Indonesia tetap
optimis untuk mencapai target jangka panjang perekonomian Indonesia untuk keluar dari
middle income trap, dan mencapai Indonesia Maju di 2045. “Pemerintah mendorong
hilirisasi terus berjalan, termasuk di industri kelapa sawit. Ini menjadi salah satu andalan
ekspor, menyusul industri baja dan nikel,” ucap Menko Airlangga.Selain itu, optimisme
ini juga didukung dengan adanya bonus demografi penduduk Indonesia. Hasil sensus
penduduk Indonesia (BPS, 2020) menunjukkan bahwa 25,87% penduduk Indonesia
merupakan penduduk dengan rentang usia 24-39 tahun (Generasi Milenial), dan 27,94%
adalah penduduk dengan rentang usia 8-23 tahun (Gen Z), yang akan membentuk
tingginya potensi struktur jumlah penduduk usia produktif. Dengan demikian, Indonesia
diprediksi akan mengalami masa bonus demografi dalam rentang waktu.
Penutup
Daftar Bacaan
Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/441589/pertumbuhan-ekonomi-dan-
terkendalinya-pandemi-bukti-kebijakan-tepat
Sumber:https://www.idntimes.com/business/economy/nurul-huda-rahmadani/aksi-
gen-z-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional-c1c2/3