You are on page 1of 14

Nama: Maryam Robani

Nim: 2102112583
Jurusan/Parodi: Ekonomi Pembangunan
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis
Mata Kuliah: UAS Ilmu Lingkungan dan Mitigasi Bencana
Judul: Pemulihan ekonomi masyarakat desa payakumbuh melalui usaha rumah
tangga akibat bencana covid 19

Pendahuluan

Berbagai langkah pemerintah termasuk di daerah payakumbuh sumbar dalam program


penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) sudah
dilaksanakan secara baik. Pandemi Covid-19 secara umum sudah melandai, bahkan
Indonesia diyakini segera memasuki fase pendemi.Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan menyampaikan program berjalan
sebagaimana diharapkan. Menurut dia, semua aktivitas masyarakat sudah berangsur pulih
seperti sebelumnya, hanya memang belum benar-benar 100%. Intinya, lanjut Airlangga
momentum ini harus dijaga Bersama.Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan
Covid-19 dan pemuliha ekonomi nasional (KPCPEN) kemudian menguraikan sejumlah
data terkini terkait penurunan angka kasus dan penularan Covid-19 dan pemulihan
ekonomi nasional. Terkait program pemulihan ekonomi nasional, dia menerangkan, dapat
dijabarkan bahwa per 15 Oktober 2021 anggaran PEN telah terealisasi Airlangga Hartarto
saat menyampaikan refleksinya terkait kinerja dua tahun pemerintah.Menko
Perekonomian lebih jauh menuturkan bahwa penguatan pengendalian pandemi berhasil
mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07% (yoy) pada kuartal II-2021.
Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Capaian tersebut
tentunya tidak terlepas dari keberhasilan upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi
Covid-19.Airlangga Hartarto mengingatkan Kembali tentang visi dari Kabinet Indonesia
Maju yang berjalan sejak Oktober 2019, di mana telah menetapkan dan menjalankan
program prioritas yang meliputi pembangunan sumber daya manusia (SDM),
pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan
transformasi ekonomi.Menurut Ketum Partai Golkar ini, konsumsi pemerintah terus
memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi selama pandemi,
termasuk di kuartal II-2021. Alhasil, upaya ini dapat mendorong peningkatan pada
komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.Pulihnya permintaan domestik, lanjut
dia, juga telah mendorong perbaikan aktivitas produksi sehingga membuat seluruh sektor
mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II-2021. Pemulihan yang terjadi di berbagai
sektor utama, seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi,
serta sektor transportasi dan pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi sudah mulai
Daya beli masyarakat yang terjaga selama pandemi dapat terwujud karena inflasi
yang stabil di level rendah. Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan pemerintah dan
seluruh stakeholder terkait berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada 2020.
Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60%
(yoy),” tutur Airlangga. Sedangkan terkait investasi, baik penanaman modal dalam negeri
(PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), kata Airlangga, juga mengalami
kenaikan.“PMDN dan PMA semester I-2021 masing-masing bisa naik 3,5% dan 16,8%.
Ini tentu akibat transformasi perekonomian melalui Undang-Undang Cipta Kerja,” ujar
dia. Menjelang akhir kuartal-2021, lanjut dia, berbagai leading indicator menunjukkan
prospek yang baik. Dampak lonjakan kasus varian delta berhasil dimitigasi sehingga
aktivitas ekonomi kembali menguat yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur
Indonesia yang kembali di level ekspansif dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga
kembali meningkat di September 2021.Dari sisi kemiskinan dan pengangguran yang
sempat meningkat akibat Covid-19 juga telah berhasil diturunkan. Angka kemiskinan
menurun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada Maret 2021.
Sedangkan angka pengangguran turun dari 9,77 juta orang atau 7,07% pada Agustus 2020
menjadi 8,75 juta orang atau 6,26% pada Februari 2021.Airlangga Hartarto
menambahkan peningkatan harga komoditas dan pemulihan permintaan global turut
mendorong komponen ekspor dan impor untuk tumbuh signifikan. “Ini membuat kinerja
neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 17 bulan berturut-
turut,” tutur Ketua KPCPEN.Defisit transaksi berjalan pada 2020 dan semester I-2021
berhasil dijaga di level rendah, yakni di bawah 1% PDB. Selain itu, neraca pembayaran
Indonesia juga berhasil mempertahankan surplusnya pada 2020 meskipun dilanda
pandemi Covid-19. Kondisi ini turut berkontribusi terhadap ketahanan sektor eksternal
Indonesia. Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, syarat mutlak agar
ekonomi Indonesia dapat pulih yakni dalam penanganan.

Pandemi Covid-19 dijaga agar tidak terjadi gelombang ketiga Covid-19 Selain
melalui strategi pembatasan mobilitas masyarakat, akselerasi vaksinasi juga menjadi
kunci dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19. Per 19 Oktober 2021, total dosis
vaksinasi yang telah dilakukan di Indonesia telah mencapai 174 juta dosis sehingga
menjadikan Indonesia berada di posisi ke-5 di dunia. Sebagai langkah memulihkan
kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi, pemerintah berkomitmen
untuk terus mempercepat proses vaksinasi Covid-19. Di antaranya melalui kerja sama
dengan pihak swasta dalam mendorong percepatan program vaksinasi gotong royong.
“Diharapkan sudah 80% masyarakat sudah divaksinasi pada akhir tahun ini dan dosis
kedua bisa diselesaikan pada kuartal pertama tahun depan. Untuk pemulihan ekonomi
tetap dilanjutkan pada tahun depan terutama untuk sektor kesehatan dan perlindungan
sosial,” ujar Menko Airlangga pada keterangan pers, Kamis (21/10) Kebijakan dalam
penanganan pandemi kini mulai terasa hasilnya. Upaya penguatan dari sisi hulu hingga
hilir telah berhasil menekan laju penyebaran virus Covid-19. Terlihat dari turunnya kasus
aktif di Indonesia menjadi sebesar 16.697 per 19 Oktober 2021. Jumlah tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan India, AS, Brazil, Jerman, Perancis, dan Inggris. Disaat
yang sama, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai 96,2%,
lebih tinggi dibandingkan tingkat kesembuhan global yang sebesar 90,6%. Adapun angka
positivity rate Indonesia berada di bawah 0,5% dengan reproduction rate di bawah 1%.
Seiring dengan itu, perekonomian juga terjaga dengan baik. Salah satu capaian
Pemerintah dalam dua tahun terakhir di bidang ekonomi adalah berhasil menahan
kontraksi ekonomi di tahun 2020 yang hanya sebesar -2,07% year on year (yoy). Hal ini
menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-4 di antara negara G20. Capaian tersebut
tentunya tidak terlepas dari keberhasilan upaya Pemerintah dalam pengendalian pandemi
Covid-19. Memasuki tahun 2021, penguatan pengendalian pandemi juga berhasil
mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07% (yoy) di Triwulan II-2021.
Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Konsumsi
Pemerintah terus memegang peranan aktif dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi
selama pandemi, termasuk di Triwulan II-2021. Alhasil, upaya ini dapat mendorong
peningkatan pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.

Pulihnya permintaan domestik telah mendorong perbaikan aktivitas produksi sehingga


membuat seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif di Triwulan II-2021," jelas
Airlangga. Pemulihan yang terjadi di berbagai sektor utama, seperti sektor industri
pengolahan, sektor perdagangan, sektor konstruksi, serta sektor transportasi dan
pergudangan mencerminkan aktivitas ekonomi sudah mulai bangkit kembali. Terjaganya
daya beli masyarakat selama pandemi dapat terwujud karena inflasi yang terjaga dengan
stabil di level rendah. Upaya pengendalian inflasi yang melibatkan Pemerintah dan
seluruh stakeholder terkait berhasil menjaga inflasi di level 1,68% (yoy) pada tahun 2020.
Hingga September 2021, inflasi juga masih terjaga rendah dan stabil di level 1,60% (yoy).
Jika menilik 5 tahun ke belakang, capaian inflasi Indonesia konsisten dalam tren
menurun. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari komitmen Pemerintah dalam
membenahi fundamental ekonomi antara lain melalui perbaikan infrastruktur. Sementara
dalam hal investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman
Modal Asing (PMA) mengalami kenaikan. “PMDN dan PMA semester I tahun 2021
masing-masing bisa naik 3,5% dan 16,8%. Ini tentu akibat transformasi perekonomian
melalui Undang Undang Cipta Kerja,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Airlangga Hartarto dalam wawancara dengan Berita Satu di program Hot Economy pada
Rabu (20/10). Menjelang akhir Q3-2021, berbagai leading indicator menunjukkan
prospek yang baik. Dampak lonjakan kasus varian baru delta berhasil dimitigasi sehingga
aktivitas ekonomi kembali menguat yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur
Indonesia yang kembali di level ekspansif dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga
kembali meningkat di bulan September 2021.Dari sisi kemiskinan dan pengangguran
yang sempat meningkat akibat Covid-19 juga telah berhasil diturunkan. Angka
kemiskinan menurun dari 10,19% pada September 2020 menjadi 10,14% pada Maret
2021. Sedangkan angka pengangguran turun dari 9,77 juta orang atau 7,07% pada
Agustus 2020 menjadi 8,75 juta orang atau 6,26% pada Februari 2021. Sementara itu,
peningkatan harga komoditas global dan pemulihan permintaan global turut mendorong
komponen ekspor dan impor untuk tumbuh signifikan. Upaya Pemerintah dalam
meningkatkan aktivitas ekspor impor telah membantu industri berorientasi ekspor untuk
memanfaatkan peluang peningkatan harga komoditas global selama pandemi. Hal ini
membuat kinerja neraca perdagangan Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 17
bulan berturut-turut. Kinerja yang impresif dari neraca perdagangan ini menjadi
penopang kinerja transaksi berjalan Indonesia. Defisit transaksi berjalan di tahun 2020
dan Semester I-2021 berhasil dijaga di level rendah, yakni dibawah 1% PDB. "Selain itu,
neraca pembayaran Indonesia juga berhasil mempertahankan surplusnya di tahun 2020
meskipun dilanda pandemi Covid-19. Kondisi ini turut berkontribusi terhadap ketahanan
sektor eksternal Indonesia," jelas Airlangga. Dari sektor keuangan pun, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami rebound ke level yang lebih tinggi
dibandingkan level pra-pandemi. "Di saat yang sama, nilai tukar mengalami tren apresiasi
menuju level pra-pandemi. Upaya Pemerintah dalam menjaga optimisme investor juga
berhasil membuat aliran modal kembali masuk ke Indonesia sehingga membantu
memperkuat fundamental pasar modal Indonesia.

Kelompok Dasa Wisma di Payakumbuh, Sumatera Barat dibimbing mengolah


sampah rumah tangga agar tidak menambah jumlah produksi sampah harian kota itu yang
mencapai 100 ton perhari."Gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif membuat
produksi sampah meningkat, termasuk di Bukittinggi. Kita berupaya mengurangi jumlah
sampah itu dengan pengolahan yang sederhana," kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup
Sumbar, Novarita di Bukittinggi, Senin.Pengolahan sampah sederhana itu dikhususkan
untuk sampah rumah tangga yang masuk kategori sampah organik yang dimungkinkan
diolah menjadi pupuk dengan cara sederhana.Novarita menyebut alat solar bio digester
menjadi salah satu solusi membantu pengolahan sampah rumah tangga sehingga beban
sampah ke TPA bisa ditekan.Selain itu hasil akhir dari pengolahan itu adalah pupuk yang
bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman produktif di lingkungan rumah.Ia
menyebut untuk tahun ini anggota Komisi IV DPRD Sumbar, Rafdinal mengarahkan
program pokok pikiran untuk membantu pengadaan alat solar bio digester tersebut
sehingga bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.Anggota Komisi IV DPRD
Sumbar, Rafdinal mengatakan bantuan yang diberikan itu adalah respon terhadap aspirasi
masyarakat Bukittinggi."Hasil dari reses sebelumnya masyarakat Bukittinggi
mengeluhkan persoalan sampah ini karena itu kita coba mencarikan solusi bersama DLH
Sumbar. Salah satunya pengolahan dengan solar bio digester ini," katanya.Ia berharap
bantuan alat itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pengolahan sampah rumah
tangga dan bisa pula menginspirasi berbagai pihak untuk ikut berkontribusi
menyelesaikan persoalan sampah di Bukittinggi.Sementara itu anggota DPRD
Bukittinggi, Ibnu Azis mengungkap produksi sampah harian kota itu saat ini mencapai
100 ton sehari bahkan untuk hari libur bisa meningkat menjadi 150 ton.Sedangkan
Bukittinggi sekarang bergantung pada TPA Regional di Payakumbuh untuk pembuangan
akhir sampah karena daerah itu tidak memiliki TPA sendiri."Persoalan semakin rumit
dengan fakta bahwa TPA Regional Payakumbuh kemungkinan hanya bisa menampung
sampah hingga 2023. Kemana lagi nanti Bukittinggi akan membuang sampah akhirnya?
Ini harus menjadi perhatian serius bersama,"ujarnya.Ia mengapresiasi respon dari anggota
DPRD Sumbar dan DLH yang mengambil langkah konkret dalam penyelesaian persoalan
sampah itu.Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 DLH Sumbar, Petriawaty
mengatakan program Bimtek pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah
rumah tangga itu diarahkan pada 10 kelompok Dasa Wisma di Bukittinggi."Ini akan jadi
program percontohan di Bukittinggi untuk menginspirasi semua pihak agar pengolahan
sampah keluarga ini menjadi gaya hidup yang baru berorientasi lingkungan," katanya.
Selain pertanian dan perkebunan, di desa Padangan juga terdapat industri yangmengolah
biji kopi menjadi produk pangan, berupa kopi bubuk, seperti halnya yangdilakukan oleh
mitra yang digandeng untuk PKM ini yaitu Industri Rumah Tangga di kelola langsung
oleh bapak I Nengah Seraya.Produksi kopi Robusta bubuk yang diberi brand “Dua
Cangkir” ini telah dijalankan sejak tahun 2002 dan dalam proses produksinya, bapak
Nengah dibantu oleh 3 orang tenaga kerjayang berasal dari wilayah sekitar desa. Untuk
produknya, IRT ini telah mengantongisertifikat penyuluhan yang diawasi oleh Dinas
Kesehatan RI dengan nomor: SP.443/457/2002. Pasokan bahan baku utama, yaitu biji
kopi Robusta kering, didapatkan dari petani sekitar dengan jumlah 1 hingga 3 kwintal per
bulannya. Kemudian kopi dijual per bungkus dengan ukuran 50, 100, 200 gram, dengan
kemasan berupa plastik lengkap dengan brand/merk dagangnya yang dijual dengan harga
masing-masing sebesar Rp. 2.500, Rp.5.000 dan Rp. 10.000. Sedangkan untuk
permintaan dalam ukuran yang lebih besar, dilayanidengan kemasan sederhana berupa
plastik kiloan. Dimana, 1 kilogram kopi bubuk saat inidijual dengan harga Rp. 50.000.
Dengan demikian, penghasilan yang didapatkan adalahsekitar 5 sampai dengan 15 juta
rupiah per bulannya, tergantung dari banyaknya jumlah
Kajian Teori Dan Pembahasan

Kapolda Sumatera Barat Irjen Toni Hermanto, Gubernur Sumatera Barat Irwan
Prayitno dan Danrem 032 Wirabraja Brigjen TNI Arief Gajah Mada melakukan
kunjungan kerja ke wilayah Payakumbuh, Sumatera Barat. Mereka mengecek Kampung
Tangguh yang didirikan khusus untuk penanganan dan pengendalian virus Corona atau
Covid-19. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan, pihaknya mendukung penuh
operasional Kampung Tangguh yang sudah mendukung tugas pemerintah.Kami akan
rapatkan dan diskusikan dengan Kapolda Sumbar dan Danrem, sebagai bentuk apresiasi
dari Pemprov, kami akan support dan motivasi Kampung Tangguh Payakumbuh ini
sehingga dapat memotivasi daerah-daerah lain di Sumbar untuk melahirkan Kampung
Tangguh serupa lainnya. Kami jadikan role model di Sumbar bahkan di nasional, layak,"
tutur Irwan dalam keterangannya, Kamis .Total ada tiga Kampung Tangguh di wilayah
Payakumbuh yakni di Kelurahan Limbukan, Payakumbuh Selatan; Kelurahan
Payobasuang, Payakumbuh Timur; dan Kelurahan Koto Panjang Padang juga Koto
Panjang Dalam di Nagari Koto Panjang, Kecamatan Latina.Pengecekan standar
pelayanan mau pun protokol kesehatan juga dilakukan di Gedung Sentra Pelayanan
Kepolisian Terpadu (SPKT), Pelayanan Kepolisian Dalam Satu Atap, dalam rangka
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK).

Kampung Tangguh, Kapolda Sumatera Barat Irjen Toni Hermanto meresmikan


Taman Pangan Terpadu Polres Payakumbuh. Lokasi tersebut merupakan program Polri
Peduli Ketahanan Pangan. "Taman Pangan Terpadu sendiri adalah lahan yang
mengintegrasikan pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu tempat," kata
Toni.Lebih lanjut, hasil ketahanan pangan personel Polres Payakumbuh pun dikumpulkan
dan diberikan sebagai bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Covid-19. Ada
100 paket dengan isi beras lima kilogram, buah jeruk, telur ayam, telur itik, cabai, terong,
ubi, dan tomat.Kampung Tangguh Payakumbuh juga dilengkapi dengan sarana prasarana
seperti posko pengamanan, dapur umum, lumbung pangan, taman pangan, hingga panel
data posko. Seluruh fasilitas pun disiapkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah
virus corona.Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan menambahkan, Kampung
Tangguh Covid-19 Perumnas Kubang Gajah di Limbukan, Payakumbuh Selatan, telah
dijadikan role model adaptasi menuju tatanan new normal di Payakumbuh.Kampung
yang didirikan sejak akhir Maret secara swadaya oleh warga Perumnas Kubang Gajah ini
telah berhasil mencegah penularan Covid-19, mampu mendisiplinkan warga, mengatasi
dampak sosial dan ekonomi, bahkan telah berhasil menurunkan angka kejahatan karena
posko ini berkerja 1×24 jam," ujar Dony.Tren pemulihan ekonomi di payakumbuh dinilai
tetap terjaga meskipun sempat dihadapkan pada lonjakan kasus covid-19 varian delta
pada Juli-Agustus lalu. Paslanya, pemerintah dan otoritas terkait berhasil mengendalikan
padami covid-19 dalam beberapa waktu terakhir."Jadi memang game changer-nya sejauh
mana penanganan covid bagus atau tidak. Sekarang seluruh daerah sudah level 1
mayoritas, ini dimanfaatkan masyarakat untuk spending," kata Ekonom Senior The
Indonesia Economic Intelligence Sunarsip dalam pelatihan wartawan BI di Surabaya,
Sabtu, 20 November 2021.Ia mengatakan saat ini konsumsi rumah tangga yang
merupakan penggerak utama perekonomian mulai tumbuh positif sejak pelonggaran
aktivitas masyarakat. Hal ini tentu tidak lepas dari keberhasilan penanganan pandemi
covid-19, sehingga kegiatan perekonomian juga mulai kembali bergerak.Untuk
masyarakat kelas menengah atas, Sunarsip menyebut, konsumsinya sempat tertahan
akibat kenaikan kasus covid-19. Namun saat ini, konsumsi masyarakat kelas menengah
atas mulai keluar terlihat dari pertumbuhan simpanan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) di
perbankan yang mulai turun sejak Agustus lalu.Itu yang bisa dilihat angka tabungan
deposit cukup tinggi di pandemi karena lebih ingin berjaga-jaga, apakah pandemi ini
pendek atau panjang, tapi hari ini data per Agustus itu pertumbuhan DPK tinggal 8,8
persen sebelumnya 10 persen. Artinya masyarakat yang notabene masyarakat menengah
atas sudah mulai membelanjakan duitnya," ungkap dia. Ia menambahkan, insentif
pemerintah melalui potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) baik untuk sektor
perumahan maupun otomotif memberikan dorongan pada konsumsi masyarakat kelas
menengah. Namun begitu, Sunarsip berharap belanja masyarakat kelas atas juga bisa
mendorong investasi dari swasta."Investasi swasta yang kita harapkan kalau kita bisa
mendorong investasi swasta dengan menyelesaikan persoalan di tingkat korporasi kita
punya peluang secara simultan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh secara tinggi.
Konsumsi secara alamiah tumbuh positif, kemudian investasi tidak hanya dari sumber
pemerintah tapi juga swasta yang kita harapkan tumbuh," pungkasnya. Persentase
penduduk miskin perdesaan turun dari periode yang sama tahun sebelumnya. Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis (15/7) kemiskinan pada Maret 2020, persentase kemiskinan di
perdesaan turun tipis sebesar 0,03 poin dari Maret 2019 ke Maret 2020, sementara
persentase di perkotaan meningkat 0,69 poin dari Maret 2019 ke Maret 2020. Meskipun
persentase penduduk miskin perdesaan turun, namun terjadi peningkatan dari sisi jumlah.
Peningkatan jumlah penduduk miskin di perdesaan terjadi karena sudah mulai banyak
perantau yang kembali ke desa.

Peningkatan jumlah penduduk miskin di perdesaan naik 110 ribu orang dari Maret
2019 ke Maret 2020, sementara perkotaan naik 10 kali lipat kenaikan di perdesaan, yaitu
mencapai 1,17 juta orang. Drastisnya peningkatan jumlah penduduk miskin perkotaan
seirama dengan menurunnya pengguna jasa akomodasi dan angkutan sejak Februari.
Sehingga, perkotaan terdampak langsung oleh pandemi Covid-19, sementara perdesaan
menjadi transmisi berikutnya. Ketimpangan kesejahteraan di wilayah perdesaan
tergolong rendah dan cenderung belum berubah, meski pandemi Covid-19 sudah mulai
tersiar hingga daerah. Ketimpangan yang dilihat dari gini ratio di daerah perdesaan pada
Maret 2020 tercatat sebesar 0,317 sama dengan Maret 2019. Sementara, berdasarkan
ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen
terbawah sebesar 17,73 persen.Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2020
berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Jika dirinci di daerah perdesaan,
angkanya tercatat sebesar 20,62 persen, yang berarti tergolong dalam kategori
ketimpangan rendah.Pandemi Covid-19 mulai memberikan dampak pada mobilitas
penduduk pada akhir 2019. Sehingga, meskipun persentase penduduk perdesaan turun
dari Maret 2019 ke Maret 2020, namun jika dilihat dari September 2019 sebesar 12,60
persen terjadi peningkatan menjadi 12,82 persen pada Maret 2020, sebesar 0,22 poin atau
meningkat 333,9 ribu orang.Sejak akhir 2019 hingga Maret 2020, terjadi gejolak akibat
pandemi Covid-19 yang menyebabkan entakan pada perekonomian, sehingga mengubah
kondisi kesejahteraan masyarakat. Di awal masa pandemi, sektor pariwisata, akomodasi,
dan jasa angkutan orang telah terdampak sejak Februari 2020.Turunnya sektor ini salah
satunya karena berkurangnya jumlah kunjungan wisman. BPS mencatat pada Maret 2020
mengalami penurunan sebesar 64,11 persen dibandingkan Maret 2019. Multipliernya
menjadi penyebab turunnya pendapatan masyarakat pada sektor ini.

Dampaknya terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang berujung pada


peningkatan angka kemiskinan.Supaya kemiskinan tidak mengalami peningkatan,
pemerintah pada 2020 telah meningkatkan stimulus fiskal pada Dana Desa, sebesar Rp 2
triliun dari Rp 70 triliun pada 2019 menjadi Rp 72 triliun pada 2020. Peningkatan ini
difokuskan pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi ekonomi desa
supaya daya beli masyarakat tetap terjaga. Jika berhasil, permintaan terhadap barang dan
jasa di desa akan cukup stabil dan tidak banyak berubah.Sayangnya, pertumbuhan
ekonomi pada Kuartal I - 2020 tetap melambat, terutama pada pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Bruto (PDB). Pengeluaran konsumsi
rumah tangga Kuartal I - 2020 sebesar 2,84%, jauh lebih rendah dari periode yang sama
pada 2019 sebesar 5,02%.Pemulihan EkonomiJangka waktu pemulihan ekonomi sangat
penuh ketidakpastian, karena aktivitas ekonomi di Indonesia masih rentan terhadap
transmisi lokal penyebaran Covid-19. Desa dan perdesaan yang digenjot
perekonomiannya melalui Dana Desa diharapkan mampu mempercepat laju pemulihan
tersebut. Namun jika transmisi lokal pandemi ini gagal ditanggulangi, maka pertumbuhan
ekonomi akan memerlukan waktu semakin lama untuk pulih kembali.Proyeksi yang
dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada
Juni 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus 2,8 persen. Namun pada skenario
terburuk bisa mencapai minus 3,9 persen jika peningkatan penderita Covid-19 masih
terjadi. Sehingga pemerintah perlu berhati-hati melonggarkan pembatasan sosial, karena
ekonomi Indonesia masih sangat rentan. Jika gagal, konsekuensinya akan semakin berat
proses pemulihan ekonomi, selain itu waktu pemulihan ekonomi juga akan jauh lebih
lama.Bantalan untuk menjaga daya beli di tingkat desa hanya berdampak sementara,
namun belum cukup ampuh untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional seluruhnya.
Meski demikian kebijakan pemulihan ekonomi nasional dengan pemberian stimulus
fiskal ini, jika dipertahankan dapat menahan kontraksi pertumbuhan ekonomi, terlebih
jika aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak kembali. Langkahnya mempercepat
penyerapan Dana Desa melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang telah dilaksanakan
di desa sekaligus membuka peluang ekonomi dengan penguatan badan usaha milik desa
(BUMDes) untuk mempertahankan perekonomian jangka panjang.Sementara itu,
pemulihan ekonomi dari desa tergantung dari ketat atau tidaknya protokol kesehatan yang
diberlakukan, karena transmisi lokal pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada
kesehatan warga, sekaligus menurunkan permintaan yang berdampak pada kontraksi
ekonomi. Sisi produksi akan lumpuh dengan singkat, tenaga kerja akan dirumahkan
dengan cepat, dampaknya mendorong peningkatan kemiskinan dan pengangguran lebih
tinggi lagi.Pada titik ini, desa telah membuktikan ketangguhannya menjaga kemiskinan
dan ketimpangan tanpa peningkatan yang berarti. Namun sayangnya, keseimbangan desa-
kota semakin pincang. Pertumbuhan ekonomi mulai ditopang oleh satu kaki di perdesaan,
terutama pada saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilaksanakan.Di Perdesaan,
perekonomiannya terus digenjot melalui padat karya tunai dengan Dana Desa untuk
menjaga daya beli masyarakat, sekaligus memproduksi hasil pertanian untuk kebutuhan
pangan. Sehingga, jangan sampai tersilap dengan predikat negara berpendapatan
menengah-atas (upper middle income countries), karena tanpa guyuran stimulus fiskal
yang bersifat langsung, maka akan semakin banyak masyarakat yang jatuh ke dalam
kemiskinan dan ketimpangan. Sebagian besar rumah tangga (85,3%) menerima.

Sedikitnya satu bentuk bantuan sosial, baik itu berupa bantuan langsung tunai maupun
bantuan “dalabentuk barang”. Separuh dari semua rumah tangga (50,8%) menerima
bantuan langsung tunai.Rumah tangga termiskin menerima bantuan terbanyak.Di antara
rumah tangga yang termasuk 40% rumah tangga dengan pengeluaran (pendapatan)
terendah,lebih dari 90% menerima sedikitnya satu bentuk bantuan dan lebih dari 60%
menerima bantuan tunai.Sebagian besar rumah tangga yang secara ekonomi aman
sebelum pandemi tetapi kehilangan pendapatan secara signifikan setelah pandemi juga
menerima bantuan (sekitar 70%). Bantuan tersebut mencakup program-program seperti
penangguhan pajak, subsidi kredit, dan bantuan kuota internet yang menyasar rumah
tangga yang baru terdampak.Banyak rumah tangga menerima gabungan bantuan tunai
dan barang, dan jumlah rumah tangga yang menerima bantuan tunai sedikit lebih banyak,
sehingga semakin banyak rumah tangga yang mendapat manfaat.Dua pertiga (67,4%)
penerima bantuan pemerintah mengatakan bahwa bantuan tersebut membantu mengatasi
dampak resesi terhadap keuangan rumah tangga. Rumah tangga menggunakan bantuan
untuk membeli bahan pangan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, fasilitas rumah
tangga, dan pulsa telepon/internet.Namun, lebih dari sepertiga (38%) rumah tangga yang
termasuk dalam 40% kelompok dengan pengeluaran terendah tidak menerima bantuan
tunai di bulan Oktober hingga November 2020. Proporsi penerima bantuan nontunai yang
telah kehilangan pendapatan (75%) setara dengan proporsi penerima bantuan tunai.
Sedikit sekali rumah tangga (7,5%) yang menjalankan usaha kecil yang menerima
dukungan usaha dari pemerintah saat survei dilakukan. Empat dari sepuluh pemilik usaha
mengatakan tidak mengetahui adanya bantuan pemerintah. Update Ekonomi Kalteng
sendiri, berdasarkan data triwulan IV 2020, Badan Pusat Statistik Sumbar menyampaikan
perekonomian terkontraksi 1,40 persen karena pandemi Covid 19. Ada delapan kategori
yang berkontraksi menurut BPS, yaitu pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, kontruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Lalu transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makan dan minum, dan jasa
perusahaan lainnya.Ada delapan kategori yang berkontraksi, yaitu pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran dan reparasi
mobil dan sepeda motor. Lalu, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan
makan minum, jasa perusahaan dan jasa Lainnya.Kabar baiknya, BI Sumbar mengatakan
pada Trivulan IV 2020 ditengah wabah covid-19, ekonomi Kalteng terjadi peningkatan.
Peningkatan ini ditopang oleh meningkatnya konsumsi, baik rumah tangga dan
pemerintah. Nah menurut hemat saya, kenaikkan sektor konsumsi dan rumah tangga ini
perlu dijaga dan ditindaklanjuti oleh TPKAD. Ini penting karena ekonomi rumah tangga
sangat rentan terhadap akses keuangan yang menjadi fokus TPKAD, yaitu akselerasi
akses keuangan. Pada dasarnya, ekonomi rumah tangga ini sangat dekat dengan peran
usaha kecil menengah (UMKM) sehingga mampu bertahan. Jika dibandingkan dengan
perusahaan pertambangan dan perkebunan, UMKM di Sumbar lebih dapat bertahan dan
lebih kecil kontraksinya.Upaya Konkrit Kedepan, Gubernur Sumbar dan TPKAD untuk
memulihkan ekonomi Kalteng sebenarnya sudah tergambar. Tidak perlu meraba lagi.
Dari data yang ada, BPS dan BI Kalteng telah mengarahkan bahwa sektor ekonomi yang
perlu dijadikan fokus prioritas adalah ekonomi rumah tangga UMKM dan Industri Kecil.
Selain tentu sektor investasi dan produksi dari perkebunan dan pertambangan juga perlu
didukung, namun ini cukup terkait dengan kebijakan dari pemerintah pusat karena aturan
telah berubah dalam UU Cipta Kerja.Setidaknya ada lima hal inti untuk akselerasi
pemulihan ekonomi kalteng yang harus dilakukan oleh Pemprov dan TPKAD.

Pertama, kemudahan akses pembiayaan UMKM. Inisiasi ini harus dilakukan dan
difasilitasi oleh dinas Koperasi dan UMKM provinsi untuk mendorong stimulus
kemudahan akses pembiayaan dari sektor permintaan. selama ini UMKM berlum
teredukasi dengan literasi keuangan terkait akses pembiayaan sendiri. Sehingga kendala
modal masih menjadi kendala utama mereka. Dari sektor penawaran, kemudahan dari
Bank Daerah Bank Kalteng khusus UMKM juga perlu dilakukan. bukan hanya berbentuk
bantuan keuangan, namun akses kredit mudah dan bunga rendah perlu diterapkan.Kedua,
Bank Kalteng perlu akselerasi peningkatan jumlah dana PEN dari pusat. Penambahan
dana PEN perlu dilakukan agar kuota penyaluran untuk bantuan UMKM juga semakin
besar melalui dana stimulus pandemi ini. Bank Kalteng perlu didukung oleh Gubernur
untuk akses ini selalu kebutuhan daerah dalam percepatan pemulihan ekonomi
Sumbar.Ketiga, alternatif pembiayaan crowdfunding juga perlu dilakukan. Pemerintah
provinsi melalui dinas dinas perlu berupaya untuk memfasilitasi crowdfunding ini. Yaitu
dengan mencari pendanaan dari beberapa perusahaan besar di Sumbar untuk dapat
membantu umkm akses keuangan dengan inklusif. kolaborasi pendanaan dari korporasi
ke umkm ini perlu dijalin agar ekonomi kecl, menengah dan besar dapat bersinergi untuk
percepatan pemulihan ekonomi Sumbar.Keempat, manajemen umkm perlu ditingkatkan.
hal ini penting jika akses ke pendanaan sudah didapat. sehingga pendanaan berdampak
pada kinerja baik produktif dan akseleratif dari umkm itu sendiri. Manajemen sendiri
terkait keuangan, operasional dan promosi. Kebutuhan ini dapat didorong dengan upaya
dinas koperasi umkm dan dinas perdagangan untuk berkolaborasi fokus pada peningkatan
manajemen umkm ini.Kelima, belanja pemerintah juga perlu di akselerasi untuk
percepatan pemulihan ekonomi. dengan keterbatasan APBD, tentu ini menjadi kendala.
Namun dengan komitmen pihak ketiga, vendor dan kontraktor, pembayaran dapat
dinegosiasi dengan kontrak pada triwulan III. Sehingga pengeluaran dari proyek
pemerintah dapat berjalan dengan dukungan mitra pemerintah tersebut.Hal ini perlu
dilakukan dari level Provinsi, Kabupaten hingga Desa melalui dana desa Payakumbuh.
Fokus tujuan cukup pada akses keuangan dan umkm serta industri kecil. Dengan beberapa
saran diatas jika dilaksanakan dapat mempercepat peningkatan perekonomian pasca
pandemi ini. Semoga dengan jalur umkm ini, ekonomi Sumbar lekas bangkit dan
berkembang lagi.Sebab umkm menjadi penopang utama nasional yang menyelamatkan
ekonomi nasional terperosok dalam ke dalam resesi. Inilah yang membedakan antara
Indonesia dengan negara besar lainnya. data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa
Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51% (yoy).

Pulau Sumbar memberikan kontribusi ekonomi tertinggi sebesar 57,55% dengan nilai
pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78% dan kemudian diikuti oleh kontribusi ekonomi yang
cukup signifikan sebesar 21,95% dari Pulau Sumatera dengan nilai pertumbuhan ekonomi
sebesar 3,03%.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
mengungkapkan, perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa
pandemi Covid-19. Diharapkan pada Triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa
menyentuh angka 4,5%-5,5% (yoy), dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun
2021 ditargetkan sebesar 3,7%-4% (yoy).Menurut Menko Airlangga, Indonesia
merupakan salah satu negara yang mampu secara berimbang menangani pandemi dan
pemulihan ekonomi nasional (PEN). “Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter
yang pas, serta kombinasi kerja sama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam
burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU
Cipta Kerja,” jelasnya dalam Webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang
“Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”, Rabu (8/12).Menko Airlangga
juga menyebutkan bahwa banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang
mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan PEN.
Hal ini menjadi catatan tersendiri karena Indonesia sebagai negara berkembang mampu
“berdiri sendiri” di tengah pandemi. Kredibilitas itu sangat membantu ketika Indonesia
diamanatkan untuk memegang Presidensi G20 dan Indonesia akan bersama-sama negara
anggota lainnya menentukan arah global ke depan.Pada G20 kali ini, negara-negara
berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok
negara berkembang. Kita juga mengundang negara yang menjadi Ketua Uni Afrika yaitu
Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di
Afrika yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover
Stronger, jadinya no one left behind,” tutur Menko Airlangga.Ada tiga agenda utama bagi
Indonesia untuk digaungkan di G20, yang pertama yakni isu kesehatan dan peningkatan
kapasitas. Indonesia mempunyai banyak model yang bisa dijadikan prototipe ke global.
Kita bisa menjaga dari sisi kesehatan dengan menjalankan PPKM dengan kekuatan
Puskesmas, lalu proses vaksinasi dengan bantuan Posyandu dan TNI/Polri, dan
keseluruhan integrasi sistem ini, negara lain tidak punya,” ucap Menko Airlangga.Kedua,
dalam situasi pandemi telah berhasil on-board sebanyak 9 juta UMKM lokal. Dalam hal
ini, digitalisasi terbukti menjadi akselerator dalam perekonomian, termasuk melalui
inklusi keuangan. Pada kesempatan yang sama, Menko Airlangga pun menyampaikan
tentang Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) yang ditargetkan menyelesaikan
persoalan kemiskinan ekstrem, di mana hal ini juga menjadi target dari negara-negara
berkembang. Presiden Joko Widodo telah menargetkan 35 kabupaten/kota dari 7 provinsi
sebagai pilot project untuk program ini.Indonesia juga akan membuat survei kemiskinan
(susenas) mini di Desember 2021 ini, dengan tujuan untuk mengkalibrasi program
berikutnya dalam penanganan kemiskinan. Di Januari 2022.Pemerintah akan
mengevaluasi semua Program Perlinsos, kemudian mengkalibrasi di Februari 2022, dan
di Maret 2022 akan dilakukan susenas yg sesungguhnya.Selanjutnya, ketiga, Indonesia
akan membahas mengenai transisi energi. Menko Airlangga menuturkan, penting bagi
Indonesia untuk menuju zero emission. Caranya, Indonesia harus menentukan bauran
energi sendiri. “Jadi dalam situasi seperti ini, kita harus membuat prototipe yang jelas,
sehingga kita bisa membuat kebijakan seperti yang diminta Bapak Presiden yaitu down
to earth atau bisa dilaksanakan,” tuturnya.Pemerintah juga terus memberikan prioritas
terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk di tahun 2022
mendatang. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp225,23
triliun dalam bentuk Dukungan UMKM dan Korporasi serta Insentif Usaha. Hingga 3
Desember 2021, anggaran Program PEN sudah terserap Rp513,17 triliun
(68,9%).Dengan adanya pertumbuhan yang terus positif, Pemerintah Indonesia tetap
optimis untuk mencapai target jangka panjang perekonomian Indonesia untuk keluar dari
middle income trap, dan mencapai Indonesia Maju di 2045. “Pemerintah mendorong
hilirisasi terus berjalan, termasuk di industri kelapa sawit. Ini menjadi salah satu andalan
ekspor, menyusul industri baja dan nikel,” ucap Menko Airlangga.Selain itu, optimisme
ini juga didukung dengan adanya bonus demografi penduduk Indonesia. Hasil sensus
penduduk Indonesia (BPS, 2020) menunjukkan bahwa 25,87% penduduk Indonesia
merupakan penduduk dengan rentang usia 24-39 tahun (Generasi Milenial), dan 27,94%
adalah penduduk dengan rentang usia 8-23 tahun (Gen Z), yang akan membentuk
tingginya potensi struktur jumlah penduduk usia produktif. Dengan demikian, Indonesia
diprediksi akan mengalami masa bonus demografi dalam rentang waktu.
Penutup

Jadi untuk kesimpulan pemulihan ekonomi di daerah Payakumbuh Sumbar Di


Kampung Tangguh, Kapolda Sumatera Barat Irjen Toni Hermanto meresmikan Taman
Pangan Terpadu Polres Payakumbuh. Lokasi tersebut merupakan program Polri Peduli
Ketahanan Pangan. "Taman Pangan Terpadu sendiri adalah lahan yang mengintegrasikan
pertanian, perikanan, dan peternakan dalam satu tempat," kata Toni.Lebih lanjut, hasil
ketahanan pangan personel Polres Payakumbuh pun dikumpulkan dan diberikan sebagai
bantuan sembako kepada masyarakat terdampak Covid-19. Ada 100 paket dengan isi
beras lima kilogram, buah jeruk, telur ayam, telur itik, cabai, terong, ubi, dan
tomat.Kampung Tangguh Payakumbuh juga dilengkapi dengan sarana prasarana seperti
posko pengamanan, dapur umum, lumbung pangan, taman pangan, hingga panel data
posko. Seluruh fasilitas pun disiapkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah virus
corona.Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan menambahkan, Kampung Tangguh
Covid-19 Perumnas Kubang Gajah di Limbukan, Payakumbuh Selatan, telah dijadikan
role model adaptasi menuju tatanan new normal di Payakumbuh.Kampung yang didirikan
sejak akhir Maret secara swadaya oleh warga Perumnas Kubang Gajah ini telah berhasil
mencegah penularan Covid-19, mampu mendisiplinkan warga, mengatasi dampak sosial
dan ekonomi, bahkan telah berhasil menurunkan angka kejahatan karena posko ini
berkerja 1×24 jam.

Saran saya terhadap pemulihan ekonomi di Payakumbuh yaitu seharusnya bantuan


yang di berikan oleh gubernur sumbar lebih merata agar semua masyarakat yang
terdampak dapat meringankan kebutuhan nya dan agar dapat membuka usaha”kecil yang
dapat membantu masyarakat kecil.

Implikasi terhadap pemulihan ekonomi di payakumbuh dapat menaikan perekonomian


payakumbuh akibat covid 19 dengan adanya bantuan sembako dan pertambahan lapangan
pekerjaan dan pemberian bantuan uang untuk modal usaha.

Daftar Bacaan

Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/441589/pertumbuhan-ekonomi-dan-
terkendalinya-pandemi-bukti-kebijakan-tepat

Baca artikel detiknews, "Pemulihan Ekonomi dari Desa" selengkapnya


https://news.detik.com/kolom/d-5101921/pemulihan-ekonomi-dari-desa.

Sumber:https://www.idntimes.com/business/economy/nurul-huda-rahmadani/aksi-
gen-z-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional-c1c2/3

You might also like