You are on page 1of 3

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) TERHADAP

KEJADIAN PNEUMONIA BALITA

NAMA : AGIS FHIRA (C.21.1014)

STIKES MARENDENG MAJENE

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan ridhoNya sehingga
Makalah yang berjudul “Manajeman Terpadu Balita Sakit (MTBS) Terhadap
Kejadian Pneumonia Balita” dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap tahunnya lebih dari sepuluh juta anak di dunia meninggal sebelum mencapai
usia 5 tahun. Lebih dari stengahnya disebabkan oleh lima kondisi yang sebenarnya
dapat dicegah dan diobati antara lain pneumonia, diare, malaria, campak, dan
malnutrisi. Sering kali kombinasi dari beberapa penyakit lain (Soenarto, 2009).

WHO tahun 2005 telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok
diterapkan di Negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan angka kematian,
kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita bila dilaksanakan dengan lengkap dan
baik. Karena pendekatan MTBS tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-
penyakit yang sering menyebabkan kematian pada balita di dunia, termasuk
pneumonia. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya preventif (pencegahan
penyakit), perbaikan gizi, upaya promotif (berupa konseling) dan upaya kuratif
(pengobatan) (WHO, 2005). Menurut data laporan rutin yang dihimpun dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang seluruh Indonesia melalui Pertemuan Nasional Program
Kesehatan Anak tahun 2012, jumlah puskesmas yang melaksanakan MTBS hingga
akhir tahun 2012 sebesar 60%. Untuk Kota Semarang, dari 26 puskesmas yang ada,
baru terdapat 12 puskesmas yang sudah menerapkan pendekatan MTBS. Namun dari
12 puskesmas tersebut memiliki perkembanBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang Penyakit saluran pernafasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian yang sering menyerang anssssak-anak. Salah satu penyakit saluran
pernafasan pada anak adalah pneumonia. Pneumonia ialah suatu proses inflamasi
pada alveoli paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Streptococcus
Pneumoniae (paling sering), kemudian Streptococcus Aureus, Haemophyllus
Influenzae, Escherichia Coli dan Pneumocystis Jiroveci. Penyakit pneumonia bersifat
endemic dan merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di
sebagian besar negara berkembang termasuk Indonesia dan menjadi masalah yang sangat
penting (Widagdo, 2012). Seorang anak berumur 2 bulan sampai dengan 59 bulan di
klasifikasikan menderita pneumonia apabila berdasarkan pemeriksaan ditemukan adanya
napas cepat, pada anak umur 2 bulan sampai dengan gan yang berbeda-

You might also like