You are on page 1of 3

HERPES SIMPLEKS

Nomor Dokumen :

Nomor Revisi :
00
SOP Tanggal Terbit :
13 Juni 2022
Halaman :
1/3

UPTD PUSKESMAS d rg. Anita Rachmawati


SUKMAJAYA NIP. 197206222000122004
1. Pengertian Infeksi akut yang disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks
tipe 1 atau tipe 2, yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa
pada daerah mukokutan. Penularan melalui kontak
langsung dengan agen penyebab. Infeksi primer oleh Virus
Herpes Simpleks (HSV) tipe 1 biasanya dimulai pada usia
anak-anak, sedangkan HSV tipe 2 biasanya terjadi pada
dekade II atau III, dan berhubungan dengan peningkatan
aktivitas seksual.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah unt uk
Penatalaksanaan Herpes Simpleks di UPTD Puskesmas
Sukmajaya.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Sukmajaya Nomor
440/069/SK/PKM-SJ/VI/2022 tentang Penataksanaan
Herpes Simpleks
4. Referensi Keputusan Menkes RI No 1186 Tahun 2022 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama

5. Prosedur/ 1) Petugas menyapa pasien


Langkah-Langkah
2) Petugas mencuci tangan
3) Petugas memakai APD
4) Petugas mengukur suhu
5) Petugas mengarahkan pasien untuk mendaftar di loket
pendaftaran non infeksius
6) Petugas menghantarkan Rekam medis ke Ruang pelayanan
umum,Ruang lansia dan Balita)
7) Petugas memanggil sesuai nomer urut
8) Petugas melakukan pengkajian awal
9) Petugas melakukan identifikasi pasien
10) Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
kepada pasien
Penatalaksanaan Herpes Simpleks
Penatalaksanaan
a. Terapi diberikan dengan antiviral, antara lain:
1) Asiklovir, dosis 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau
2) Valasiklovir, dosis 2 x 500 mg/hari selama 7-10 hari.
b. Pada herpes genitalis: edukasi tentang pentingnya
abstinensia pasien harus tidak melakukan hubungan seksual
ketika masih ada lesi atau ada gejala prodromal.
c. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi.
Aspirin dihindari oleh karena dapat menyebabkan Reye’s
syndrome.
Konseling dan Edukasi
Edukasi untuk infeksi herpes simpleks merupakan infeksi
swasirna pada populasi imunokompeten. Edukasi untuk
herpes genitalis ditujukan terutama terhadap pasien dan
pasangannya, yaitu berupa:
a. Informasi perjalanan alami penyakit ini, termasuk
informasi bahwa penyakit ini menimbulkan rekurensi.
b. Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada
lesi atau gejala prodromal.
c. Pasien sebaiknya memberi informasi
kepada pasangannya bahwa ia memiliki infeksi
HSV.
d. Transmisi seksual dapat terjadi pada masa
asimtomatik.
e. Kondom yang menutupi daerah yang terinfeksi, dapat
menurunkan risiko transmisi dan sebaiknya digunakan
dengan konsisten.
Kriteria Rujukan Pasien dirujuk apabila:
a. Penyakit tidak sembuh pada 7-10 hari setelah terapi.
b. Terjadi pada pasien bayi dan geriatrik
(imunokompromais).
c. Terjadi komplikasi.
d. Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan
multifarmaka.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis
penyakit herpes simpleks.
Prognosis
Prognosis umumnya bonam, namun quo ad sanationam
adalah dubia ad malam karena terdapat risiko berulangnya
keluhan serupa.
11) Petugas memberikan resep obat ke pasien untuk mengambil
obat di ruang pelayanan farmasi
12) Petugas melakukan pencatatan rekam medis
6. Bagan Alir Sesuai Alur Pelayanan

7. Unit Terkait a. Ruang pelayanan umum,Ruang pelayanan Lansia dan Balita)


b. Ruang Pelayanan Pendaftaran
c. Ruang Pelayanan farmasi
d. Ruang Pelayanan Laboraturium
Rekaman Histori Perubahan

NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TGL. MULAI DIBERLAKUKAN

2/3
a. Keputusan Menkes RI No
1186 Tahun 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
Referensi
1 15 juni 2022
b. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

a. SK Kepala UPT
Puskesmas Kecamatan 13 juni 2022
2.
Kebijakan Sukmajaya Nomor
440/069/SK/PKM-SJ/VI/2
022 tentang
Penatalaksanaa Herpes
Simpleks

3/3

You might also like