Professional Documents
Culture Documents
BAB 5. Metodologi 5
BAB 5. Metodologi 5
Bab V
Dalam hal ini menyiapkan informasi berupa data teknik dan melaksanakan proses
administrasi proyek, melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan secara terus
menerus dilapangan termasuk melakukan pengujian – pengujian, mengevaluasi dan
memperbarui data serta membuat laporan – laporan dan rekomendasi bagi Pemberi
Tugas.
Agar pelaksanaan pekerjaan mencapai sasaran dan tujuan sesuai dengan harapan,
maka selama pelaksanaan pekerjaan, diharapkan ada komunikasi yang terus
menerus antara Konsultan dengan Pemberi Tugas.
V -1
Proposal Teknis
V -2
Proposal Teknis
Dalam melakukan kegiatan ini perlu diuraikan secara rinci pendekatan teknis,
sehingga hasilnya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Pendekatan teknis
untuk pekerjaan pengawasan teknis jalan dan jembatan antara lain :
V -3
Proposal Teknis
Tim Konsultan yang dipimpin oleh Site Engineer (SE) wajib melapor kepada
Pejabat Pembuat Komitmen Jasa Pemborongan yaitu PPK, terkait setelah
dikeluarkannya Surat Mobilisasi.
V -4
Proposal Teknis
A. Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan
pelaksanaan fisik pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor dengan
rentang meliputi “Pre-audit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
Aspek mutu hasil pekerjaan.
Aspek volume pekerjaan.
Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam kontrak pemborongan.
a.1 Rentang Kendali Pre-Audit
Kegiatan Konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang
“pre-audit” adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan
pengawasan, yang terdiri dari :
a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan
akan menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain:
V -5
Proposal Teknis
Jenis pekerjaan.
Kuantitas pekerjaan.
Kualitas yang dipersyaratkan.
Schedule pelaksanaan
Schedule pembayaran.
b. Review Design
V -6
Proposal Teknis
V -7
Proposal Teknis
V -8
Proposal Teknis
C. Evaluasi Rencana
V -9
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
G. Pengontrolan Proyek
V -
Proposal Teknis
Alasannya ?
Ya Ada Keterlambatan ?
GAMBAR G.1.
FLOW CHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
V -
Proposal Teknis
Kenapa
Ya
Tida
OK Tangani
OK
tidak dimulai ?
Apa penangguhannya
Ya
Tidak
Ya
Tangani
GAMBAR G.2.
FLOW CHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA & SUDAH DIMULAI
V -
Proposal Teknis
OK Diperlukan Penanganan
GAMBAR G.3.
FLOW CHART LANGKAH - LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI
V -
Proposal Teknis
PELAPORAN
UPDATING SCHEDULE
PERIODIK
RINGKASAN
PEMBAYARAN
GAMBAR G.4.
SKEMA PENGENDALIAN PROYEK
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
I. Pengendalian Mutu
Berat jenis.
Analisa ukuran butir.
Marshall Test.
Test Ekstraksi.
Kadar rongga udara campuran.
Termometer logam.
Core Drill.
Test beton, slump, kuat tekan.
Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
IMB
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengujian Mutu
GAMBAR I.2.
FLOW CHART PENEGENDALIAN MUTU
V -
Proposal Teknis
GAMBAR I.3.
ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK
J. Pengendalian Kuantitas
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Survey
Shop Drawing
Pemasoka
Ijin Pelaksanaan
Periksa
Volume Rencana
Pengawasan
Pelaksanaan Pekerjaan
Dapat Dipertanggung
Lebih Dari Volume
Jawabkan Secara Teknis
Rencana ( Tidak diterima /
BA. Hasil
Konsep MC
Pengukuran
Diperiksa Konsultan
M
C GAMBAR J.1.
FLOW CHART PENEGENDALIAN VOLUME PEKERJAAN
V -
Proposal Teknis
K. Pengendalian Waktu
Di dalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja
perhari adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat
perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang
akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.
1. Schedule Kontraktor
V -
Proposal Teknis
Roller, Pneumatic Tire Roller dan sejumlah Dump Truck. Dari alat
tersebut dihitung produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil
yang digunakan untuk evaluasi pengendalian waktu. Demikian pula
peralatan pekerjaan beton baik di batching plant maupun alat angkut
beton ke lapangan harus dianalisis kapasitasnya agar sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut
menghasilkan produk hotmix dan beton seperti volume yang
ditargetkan.
Bila tidak tercapai maka perlu tindakan-tindakan antara lain :
Menambah jumlah alat, atau
Menambah jam kerja / overtime.
Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa
diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja
V -
Proposal Teknis
Biaya proyek.
Estimated quantity/volume pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan.
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-
benar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.
Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada
akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang
dianggarkan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi
spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item
pekerjaan yang ada dalam kontrak.
V -
Proposal Teknis
KONSULTAN PENGAWAS
PEMBERI TUGAS PERSETUJUAN
KONTRAKTOR
Back - Up Quantity
Back - Up Quality
GAMBAR M.1.
FLOW CHART PROSEDUR SERTIFIKASI MONTHLY CERTIFICATE
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
R. Addendum Penutup
Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang cukup padat
memerlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang lebih
khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survai maupun
pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap
terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya
sesuai dengan tujuan dari pembangunan itu sendiri.
Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu lintas yang baik selama
pelaksanaan memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang
lebih baik pula.
Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-
persoalan yann diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya
akan menghambat pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem
pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.
Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan
pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yann
ada dan yang diperkirakan terjadi pada masa pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada beberapa
aktivitas antara lain :
V -
Proposal Teknis
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil
yang optimal dan sesedikit mungkin akibat buru yang ditumbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian
luar yang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus
untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif
lain dengan membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong
disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian
haruslah dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck
harus masuk dan keluar dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari
penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan dan transportasi
pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan
lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak
tercecer di atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan
menjadi licin dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada
gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada.
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria
penanganan dibagi menjadi 2 bagian :
1. Pelayanan Umum
V -
Proposal Teknis
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan
dengan perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan
dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
V -
Proposal Teknis
1. Perambuan Darurat
V -
Proposal Teknis
1. Umum
V -
Proposal Teknis
Survai dan studi yang harus dilakukan untuk mengetahui kondisi jalan
yang ada secara lebih detail meliputi :
Jaringan listrik, pipa air bersih dan telepon yang ada saat ini harus
terlihat / tercantum dalam gambar rencana baik pada gambar denah
maupun profil bangunan. Hal lain yang penting adalah data yang
lebih detail tentang tipe, ukuran, jumlah dan elevasi dari jaringan
atau kabel harus diteliti bersama - sama dengan instansi yang terkait
secepat mungkin.
Berikutnya, selain tentang jaringan listrik, air bersih dan telepon,
informasi tentang sistem air buangan (kotor/limbah), saluran
drainase dan fasilitas lain di sepanjang jalan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan konstruksi harus dipelajari dengan
seksama.
Semua penelitian dan survai tentang utilitas umum termasuk sistem
drainase dan fasilitas lain yang mempengaruhi konstruksi harus
dilaksanakan sebelum konstruksi dimulai.
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Untuk hal ini tidak diperlukan lahan atau tempat khusus untuk
relokasi baik untuk sementara maupun menetap, pengamanan
khusus untuk menghindari kerusakan dari utilitas tersebut akan
dilakukan oleh Kontraktor .
Disamping itu, jika sistem drainase yang ada, saluran di sisi jalan
dan fasilitas drainase lainnya terganggu atau rusak selama masa
konstruksi, semua sistim dan fasilitas ini harus diperbaiki oleh
Kontraktor sesuai dengan standard dan kebutuhan instansi
pemerintah yang berwenang.
V -
Proposal Teknis
4. Penerapan (Pelaksanaan)
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Agregat
Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang
baik. Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras
dan tahan serta cukup kuat untuk menahan beban yang diterima oleh
beton. Pada umumnya, agregat tersebut terdiri dari pasir atau kerikil alam,
atau batu pecah.
Agregat beton harus :
Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan tekan yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi;
Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat
menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung
lanau dan lempung karena dapat memperlemah beton. Partikel-
partikel yang lemah dan lunak dapat mengurangi kekuatan beton dan
dapat hancur bila terbuka terhadap cuaca. Lempung atau bahan lemah
lainnya yang menutupi permukaan agregat dapat mengurangi ikatan
antara agregat dan pasta elemen.
Gradasi
Agregat yang bergradasi baik akan menghasilkan beton yang mudah
dikerjakan agregat yang tidak memenuhi gradasi yang disyaratkan
cenderung untuk terjadi pemisahan (segregation) dan airnya akan
merembes keluar (bleeding).
Gradasi pasir dimana satu atau dua ukuran partikel sangat dominan harus
dihindarkan. Pasir demikian mempunyai kadar udara yang besar, oleh
karena itu memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk dapat
menghasilkan campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.
Bentuk Partikel dan Tekstur Permukaan
Bentuk partikel dan agregat akan kemampuan pengerjaan pada beton.
Partikel serpihan (flakey) bersudut tidak hanya menyulitkan dalam
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
c. Penyimpanan
Bahan Semen
Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan
teratur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen
yang disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum
digunakan.
Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan
(stockpile) berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari
ukuran lainnya secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai
penimbunan harus kering dan dilapisi kerikil atua bahan untuk mencegah
bercampurnya timbunan dengan tanah.
Daftar Simak Pemeriksaan
Sebuah daftar simak untuk pemeriksaan sekur jenis perancah kerja
(scaffolding) adalah :
Periksa agar terdapat landasan atau dasar yang kuat di bawah kaki tiap
kerangka pada pekerjaan itu dan bahwa pondasi cukup kering/ada
drainase;
Periksa agar semua pelat dasar atau sekrup-sekrup penyesuaian rapat
pada landasan atau dasar tersebut. Semua sekrup penyesuaian harus
rapat terhadap kaki kerangka;
Harus diperoleh kopi dari gambar layout perancah. Pastikan bahwa jarak
antara (spacing) menara dan jarak antara penguat melintang menara
tidak melebihi jarak antara pada gambar. Bila perlu variasi dari layout
karena masalah di lapangan, dibicarakan dengan Engineer yang
membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan perubahan layout;
Kerangka harus diperiksa untuk alinemen pada kedua arah. Toleransi
maksimum untuk kerangka yang kurang tegak adalah 1 : 300. Jika
kerangka melampaui toleransi ini, dasar kerangka harus disesuaikan
sampai memenuhi batas toleransi;
Periksa agar tidak terdapat celah (gap) pada ruas sambungan vertikal
atau sambungan pada kerangka. Adanya celah mungkin berarti adanya
distorsi atau letak dasar tidak tepat;
Semua kerangka harus saling dihubungkan pada semua menara
penguat melintang berada di tempat;
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Konstruksi Perkerasan
Tanah Dasar
Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah
tanah dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya,
yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu sehingga
mempunyai daya dukung yang baik serta berkemampuan
mempertahankan perubahan volume selama masa pelayanan
walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan.
Sifat masing-masing jenis tanah tergantung dari tekstur,
kepadatan, kadar air, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.
Agregat
Agregat batuan merupakan komponen utama dari Iapisan
perkerasan jalan yaitu mengandung 92 - 95% agregat berdasarkan
persentase berat.
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Kedap air;
Kemudahan pengerjaan (workability);
Fatique resistance.
V -
Proposal Teknis
Kombinasi Agregat
Proporsi Agregat
B.J. Kering
B.J. Permukaan
B.J. Semu
Analisa
GAMBAR U.2.
DIAGRAM PREPARATION JOB MIX FORMULA HOTMIX
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Pembersihan Lahan
Pemeriksaan Kondisi Tanah Asli Jelek Galian dan Buang s/d Subgrade
Baik
Kontrol Kualitas Perbaikan Tanah
Diratakan / dipadatkan
Pemeriksaan Bahan
Tidak
Baik
Percobaan Peralatan Lapangan Penghamparan Lapisan Bahan Timbunan
Pemadatan Lapisan
Peralatan
Tidak
Pemeriksaan Kepadatan
Tidak
Tidak
Kontrol Elevasi
Siap
GAMBAR U.5.
BAGAN ALIR PENGENDALIAN PEKERJAAN TANAH
V -
Proposal Teknis
Tidak
Ya
Pemadatan
Tidak
Ya
GAMBAR U.6.
BAGAN ALIR PELAKSANAAN SUB BASE
V -
Proposal Teknis
Penyiapan Peralatan
Pencampuran Aspal Tack Coat / asphalt Sprayer
Prime Coat
Compresor
Perbaikan
Komposisi Campuran
Tidak Sesuai
dengan Pn
Tinggi datang Nozle, Pengaturan Nozle, Check Sprayer
Penyemprotan ercobaa
Perbaikan
GAMBAR U.7.
BAGAN ALIR PELAKSANAAN TACK COAT / PRIME COAT
V -
Proposal Teknis
Ya
Pemadatan
Ya
GAMBAR U.8.
BAGAN ALIR PELAKSANAAN HOTMIX
V -
Proposal Teknis
Persiapan
Pemasangan Tulangan
Mengaduk Bahan
Ya Tidak
Tidak
Ya
Ya Finishing
Stop
GAMBAR U.9.
BAGAN ALIR PELAKSANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
V -
Proposal Teknis
Gambar Kerja
Check dan
Tidak Perubahan
Penyesuaian
Ya
Pengukuran
dan
Penentuan Penentuan Daerah
Titik Elevasi Aliran pada Arah
Pekerjaan
Penggalian Check Elevasi
Check
Tidak Elevasi
Check
Tidak Dimensi Ya
Perbaikan
Check
Tidak Kemiringan
Tidak
Check Mutu Hasil
Kerja Keseluruhan
Stop
GAMBAR U.10.
BAGAN ALIR PELAKSANAAN SALURAN SAMPING
V -
Proposal Teknis
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, tepat sasaran dan tepat
waktu, diperlukan organisasi pelaksana pekerjaan yang kompak dan terorganisir.
Untuk mencapai tujuan, Konsultan membuat Struktur Organisasi pelaksanaan dan
deskripsi tugas dan tanggung jawab setiap personil yang terlibat dalam proyek ini.
Dengan adanya hirarki organisasi kerja yang baik, yang bisa menggambarkan alur
perintah dan alur koordinasi kerja antar komponen tim, diharapkan bisa dihasilkan
kerjasama tim yang baik sehingga semua aktivitas kerja dapat terlaksana dengan
lancar sesuai dengan yang diharapkan. Adapun rencana kerja Konsultan adalah
sebagai berikut :
V -
Proposal Teknis
2. Perencanaan
1) Identifikasi Bahaya, Tingkat Resiko dan Pengendaliannya
Identifikasi Jenis Pengendalian
No. Jenis Type Pekerjaan
bahaya dan Resiko K3 Resiko K3
1 2 3 4
1. Pekerjaan Tanah :
- Galian Saluran a) Terjatuh ke lubang a) Buat papa hati-
- Galian Biasa/Batu saluran -> Luka hati (Rambu-
berat rambu)
b) Tertimbun longsor -> b) Buat Talud
Luka berat penahan tebing
c) Terpeleset licin oleh c) Buat pagar
tanah galian-> Luka pengaman di
sedang lubang
d) Tertimpa Alat berat -
d) Buat tangga
> Luka berat
naik-turun
lubang
V -
Proposal Teknis
wajah, kaca
mata pelindung
debu, Sarung
tangan & sepatu
keselamatan
dan baju kerja
yang rapat
e) Saling
mengingatkan
f) Kesesuaian
kapasitas alat
yang digunakan
g) Penerangan jika
sampai malam
hari.
3. Pekrjaan Struktur :
- Pekerjaan pasangan a) Bahaya Ergonomi a) Menggunakan
Batu (tertimpa batu yg alat bantu
berukuran besar, mekanis
- Pekerjaan Pembesian
mengangkat beban sedenhana.
beton berat -> Luka ringan b) Menggunakan
- Pekerjaan Struktur b) Potongan ujung besi Alat Pelindung
beton (pengecoran) mencuat -> Luka Diri (ADP) yang
sedang sesuai.
c) Tertusuk besi-> c) Ujung-ujung
Luka sedang besi ditutup dan
d) Iritasi kulit-> diberi tanda.
Luka ringan d) Menggunakan
e) kejatuhan sarung tangan,
benda/terjatuh sepatu, helmet
dalam ayaman baju rapat,
tulangan -> Luka safety shoes,
ringan e) Gunakan pagar
f) Tertusuk besi/paku- pelindung
> Luka sedang f) Tutup?lindungi
ujung besi,
singkirkan paku-
paku yang
berbahaya.
g) Koordinasi dan
saling
mengingatkan.
V -
Proposal Teknis
b. Program K3 :
Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD,
Rambu – ranbu, Sanduk, Posten, pagar Pengaman, dst.) secara konsisten.
Menerapkan SMK3 di tempat kerja non konstruksi (Kantor) antara lain :
Diupayakan semua karyawan mendapatkan pelatihan dan informasi K3 yang
memadai, menyediakan alat pemadam api.
Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.
Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
c. Organisasi K3
Direktur
Penangung Jawab
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
1. Schedule Kontraktor
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
3. Tenaga Kerja
V -
Proposal Teknis
V -
Proposal Teknis
Agregat
Hotmix
Beton
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian / test lapangan seperti apa yang disebutkan dalam
persyaratan pengujian.
V -
Proposal Teknis
Pengendalian Kuantitas
Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan
/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Kontraktor
atau yang terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan /
campuran berdasarkan atas :
a. Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
b. Metode perhitungan.
c. Lokasi kerja.
d. Jenis pekerjaan.
e. Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun
elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat
dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti / akurat yang disetujui
oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur
dan dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Permberi Tugas.
Pengendalian Biaya
Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-
benar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana.
Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada
akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang
dianggarkan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang
dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi
spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak
pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item
pekerjaan yang ada dalam kontrak.
V -
Proposal Teknis
Pengendalian Waktu
Di dalam proyek jalan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja
perhari adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Hal yang perlu diperlu di kendalikan adalah : Schedule Kontraktor, Alat
Berat (Heavy Equipment), Tenaga Kerja, Jumlah Jam Kerja
b. Rekomendasi terhadap :
Sertifikat Bulanan ( MC )
Kontraktor harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang
berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai “sertifikat bulanan (Monthly
Certificate – MC)”, Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan
standar atau diusulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
Site Engineer akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya
yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk
menandatangani bersama oleh wakil Kontraktor, Konsultan, dan PPTK
Fisik.
V -
Proposal Teknis
5.5.5 Pelaporan
a. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat :
Laporan mengenai kemajuan kegiatan Konstruksi didukung
dengan foto-foto dokumentasi dan grafik-grafik kemajuan ;
Permasalahan-permasalahan (administrasi, teknik dan keuangan)
yang dialami oleh Kontraktor serta rekomendasi bagaimana cara
menanggulangi permasalaahan tersebut;
Ringkasan/risalah mengenai variasi dan perintah perubahan
(change order) kontrak;
Hasil pengujian kendali mutu, status tuntutan-tuntutan dan hal-hal
lain yang menyangkut isi kontrak;
Laporan juga harus mencantumkan rencana kegiatan bulan
berikutnya.
b. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat :
Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara
ringkas dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi,
realisasi biaya pekerjaan dan perubahan-perubahan kontrak yang
terjadi;
Struktur organisasi konsultan dan kontraktor yang ditugaskan
dalam pekerjaan
Lokasi-lokasi sumber material dan hasil pengujian mutu pekerjaan;
Rekomendasi tentang cara pemeliharaan hasil pekerjaan pada
masa pemeliharaan dan segala permasalahan yang kemungkinan
timbul pada pekerjaa baru dilaksanakan;
V -
Proposal Teknis
V -