You are on page 1of 24

TAPID WATER

SPONGE BATH &


BERMAIN
TERAPEUTIK

Atika Dhiah A.
TAPID WATER SPONGE BATH

Suatu prosedur untuk meningkatkan kontrol kehilangan


panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang
biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami demam
tinggi.
Suatu prosedur yang diberikan kepada pasien dengan
tujuan untuk menurunkan atau mengurangi suhu tubuh
dengan menggunakan air hangat (Dagoon, et.All, 2007).
TUJUAN TAPID WATER SPONGE BATH

(Widyawati & Cahyanti, 2010)


1. Memberikan pelepasan panas tubuh melalui ca
ra evaporasi konduksi
2. Memberikan efek vasodilatasi pada pembuluh
darah
3. Memberikan rasa nyaman pada anak
INDIKASI & KONTRA INDIKASI

Indikasi → anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas nor


mal yaitu lebih dari 37,5°C

Kontraindikasi→
1) Tidak ada luka pada daerah pemberian terapi tepid sponge
2) Tidak diberikan pada neonatus

(Widyawati & Cahyanti, 2010)


DEMAM

Suhu tubuh pada anak yang mengalami demam


dipengaruhi proses penyakit yang terjadi pada
anak.
Pola demam bergantung pada pirogen penyebab.
Peningkatan atau penurunan aktivitas pirogen
mengakibatkan peningkatan dan penurunan
demam pada waktu yang berbeda.
Durasi dan tingkat demam bergantung pada
kekuatan pirogen dan kemampuan respons
individu (Potter & Perry, 2010)
Guyton & Hall, 2007

Perbedaan proses penyakit yang terjadi


pada masing-masing anak menyebabkan
pematokan suhu tubuh yang berbeda
antara satu anak dengan anak lainnya
Suhu tubuh pada anak sangat berfluktuasi,
hal ini disebabkan termostat pada anak
masih belum matur, sehingga mudah
berubah dan sensitif terhadap perubahan
suhu lingkungan.
Potter & Perry, 2007

Termostat anak akan matur saat anak


memasuki usia remaja. Seiring dengan
pencapaian maturitas tersebut, suhu
tubuh akan meningkat dengan variasi
suhu 0,54 °C
Potter & Perry, 2010

Kompres Hangat Vasodilatasi pembuluh darah


besar
Evaporasi panas dari permukaan kulit meningkat

Hipotalamus anterior memberikan sinyal kepada kelenjar keri


ngat untuk melepaskan keringat melalui saluran kecil pada pe
rmukaan kulit.

Keringat mengalami evaporasi, sehingga terjadi penurunan su


hu tubuh
Potter & Perry, 2010
✓ Evaporasi & konduksi →Memperlancar Sirkulasi Darah
✓ Darah akan mengalir dari organ dalam kepermukaan tubuh de
ngan membawa panas.
✓ Kulit memiliki banyak pembuluh darah, terutama tangan, kaki,
dan telinga.
✓ Aliran darah melalui kulit mencapai 30% dari darah yang dipo
mpakan Jantung.
✓ Panas berpindah dari darah melalui dinding pembuluh darah k
epermukaan kulit dan hilang ke lingkungan sehingga terjadi pe
nurunan suhu tubuh
Tapid Water Sponge Bath

❑ Mengelap seluruh tubuh dengan menggunakan washlap


lembab hangat selama 15 menit.
Efek hangat dari washlap

Memvasodilatasi pembuluh darah

Aliran darah menjadi lancar

Panas dari darah berpindah melalui dinding pembuluh darah


Kepermukaan kulit dan hilang ke luar tubuh
Tapid Water Sponge Bath (Guyton & Hall, 2007)
Mengirimkan impuls ke Hipotalamus bahwa lingkungan sekitar sedang dalam k
eadaan panas.

Hipotalamus berespon dengan mematok suhu tubuh yang lebih tinggi dengan c
ara menurunkan produksi dan konservasi panas tubuh

Vasodilatasi pembuluh darah perifer diseluruh tubuh lebih cepat

Evaporasi panas dari kulit kelingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan h
asil yang diberikan oleh kompres hangat

Perbedaan luas rasio body surface area dengan jumlah luas washlap yang kon
tak dengan pembuluh darah
BERMAIN TERAPEUTIK
BERMAIN
Pengertian : Kegiatan SUKARELA UNTUK KESENANGAN.
➢Cermin Kemampuan Fisik, Intelektual, Emosi & Sosial.
➢Media Belajar
Tujuan
1. Stimulasi Tumbuh Kembang
2. Media EKSPRESI KEINGINAN, PERASAAN &FANTASI
3. Mengembangkan KREATIFITAS
4. Beradaptasi TERHADAP KEADAAN YG MENIMBULKAN STRESS FISIK &
PSIKOLOGIK
Faktor Yg
Mempengaruhi Fungsi Bermain

1. Tahap 1. Perkembangan
Perkembangan Sensori Motoric,
Kognitif, Kreatifitas,
2. Status Kesehatan Social Dan Moral
3. Jenis Kelamin 2. Kesadaran Diri

4. Lingkungan 3. Alat Komunikasi


4. Terapi / Treatment
5. Alat Bermain
KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi : A. Solitary Play
Bermain Sendiri ……
A. Social Affective Play B. Paralell Play
Anak Belajar Berespon Dalam Klp – Tidak Ada Interaksi
C. Assosiative Play
B. Sense Of Pleasure Play Dalam Klp – Tidak Terorganisasi
Untuk Kesenangan D. Cooperative Play
Dalam Klp – Ada Aturan Tertentu
C. Dramatic Play Or Role
E. Unlocker Play
Play
Mengamati Permainan
Melakukan Peran
BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

1. Bayi
Social Affective Play / Sense Of Pleasure Play.
A. 0 – 6 Bulan
Stimulasi Penglihatan, Pendengaran, Perabaan,dan
Pergerakkan.

B. 6 – 12 Bulan
Stimulasi Penglihatan, Pendengaran, Perabaan,dan
Pergerakkan.
TODDLER (BATITA) PRA SEKOLAH

Jenis Permainan Paralell Play Jenis Permainan Assosiative


Atau Solitary Play. Play, Dramatic Play,
a. Mulai Berjalan, Memanjat, Atau Skill Play.
Berlari a. Aktif dan Imajinatif
b. Senang Melempar, b. Melompat, Berlari,
Mendorong, Atau Naik Sepeda
Mengambil Sesuatu
c. Perhatiannya Singkat
c. Bermain Dalam
Kelompok
d. Saling Berebut Mainan
USIA SEKOLAH REMAJA
Jenis Permainan Cooperative Play. Telah Mempunyai Kelompok
a. Bermain Dalam Kelompok Pergaulan.
Dengan Aturan Yang
Disepakati a. Permainan Dengan Aturan
b. Belajar Mandiri, Yang Tetap
Kerjasama, Bersaing,
Menerima Orang Lain b. Olahraga, Musik Atau
c. Bermain Untuk Menonton Tv
Meningkatkan
Ketrampilan Fisik,
Intelektual, Dan Fantasi
c. Melibatkan Orangtua
d. Membentuk Klub
BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Pengertian :
Aktivitas Bermain Yang Telah
Dirancang Oleh Perawat Untuk
Mengurangi Kecemasan Anak
Akibat Hospitalisasi.

Permain Bersifat Terapeutik Untuk


Kelangsungan Tumbuh Kembang
& Membantu Anak
Mengekspresikan Perasaannya.
Manfaat Bermain Di RS Prinsip Bermain di RS
a. Meningkatkan hubungan 1. Tidak bertentangan dengan
perawat & klien terapi
b. Memulihkan rasa mandiri anak
2. Tidak membutuhkan
c. Mengekspresikan perasaan banyak energi
tidak nyaman anak
d. Meningkatkan penguasaan
3. Harus memperhatikan
terhadap pengalaman keamanan
traumatik 4. Dilakukan pada kelompok
e. Menurunkan stress umur yang sama
f. Membina tingkah laku positif 5. Melibatkan orangtua
selama di RS
KEGIATAN BERMAIN DI RS

1. Role play
2. Pantomin
3. Pengalaman sensori
4. Bercerita, melukis, dan menggambar
5. Menulis cerita tentang RS
6. Menulis puisi tentang RS
• Bermain Utk Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi
• Penting U/ Kes. Mental, Emosional, & Sosial
• Penting Adanya Ruang Bermain → Memberi Rasa
Aman & Menyenangkan
• Prinsip Bermain & Permainan: Sesuai Tumbang
• Tdk Mnyimpang Dr Prinsip Pengobatan
• Perlu Keterlibatan Ortu; Anak Merasa Aman & Mampu
Mengekspresikan Perasanya Secara Bebas & Terbuka.
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like