Professional Documents
Culture Documents
ElisabethKorah T1 ISIP4212
ElisabethKorah T1 ISIP4212
Jawaban:
Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di
muka umum yang dijamin oleh undang-undang. Salah satu ketentuan yang mengatur demonstrasi
adalah UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum. Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif
di muka umum. Demonstrasi dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum. Namun,
ada beberapa lokasi yang tidak boleh dijadikan tempat menyampaikan pendapat di muka umum,
yaitu: lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit,
pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek
vital nasional. Aksi unjuk rasa pun tidak boleh dilakukan pada hari besar nasional. Selain itu,
demonstrasi juga harus mendapat izin dari kepolisian.
Demonstrasi menjadi perwujudan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.” Selain itu, ada juga Pasal 28E Ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak
atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Tak hanya itu,
sebagai hak asasi manusia, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tentu juga
tercantum dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 25 UU Nomor 39
Tahun 1999 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”
2. Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai
dengan peraturan pelaksananya?
Jawaban :
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal
ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UU N0.12 Tahun 2011 terkait jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan yakni:
UUD 1945
Dari buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, UUD adalah peraturan negara yang tertinggi
dalam negara, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada
peraturan perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara. Ketentuan yang
tercantum dalam pasal UUD 1945 adalah ketentuan tertinggi yang pelaksanaannya dilakukan
dengan Ketetapan MPR dan UU.
Ketetapan MPR
Ketetapan MPR berada di urutan kedua tertinggi tata urutan peraturan perundang undangan di
Indonesia. Ketetapan MPR dibagi dua, yaitu:
1. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan
UU.
2. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan
Keputusan Presiden.
Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti UU (PERPU)
Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan. Jika tidak
disetujui, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Peraturan Daerah
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia yang berada di tingkat paling akhir
adalah Peraturan Daerah (Perda). Perda adalah bentuk aturan pelaksana undang-undang sebagai
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Kewenangan peraturan daerah bersumber dari
kewenangan yang telah ditentukan suatu undang-undang.
Peraturan daerah juga dapat dibentuk untuk mengatur hal-hal yang kewenangan untuk mengatur
hal-hal tersebut tidak diatur secara eksplisit oleh suatu undang-undang. Perda dapat dilakukan
sesuai dengan ketentuan ketentuan UUD 1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (3)
dan (4).Peraturan daerah terbagi dari Peraturan pemerintah Provinsi dan daerah. Peraturan
Daerah ini isinya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah pusat.
3. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!
Jawaban :
Menurut Saya, Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Yang dimana rakyat boleh
menyampaikan aspirasinya, tetapi harus juga taat pada peraturan perundang-undangan yang ada.
Demonstrasi yang baik adalah demonstrasi yang tidak menimbulkan kerusakan terutama fasilitas
umum. Demonstrasi yang baik pula sebaiknya di tempat sebagaimana mestinya. Demonstrasi
kebanyakan dilakukan pada lingkungan istana kpresidenan padahal jelas pada pasal 9 UU
NOMOR 9 TAHUN 1998 dijelaskan bahwa demonstrasi boleh dilaksanakan di tempat terbuka
untuk umum kecuali di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah
sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyekobyek
vital nasional.
Sumber : UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Atmadja, I. D. G., & Budiartha,
I. N. P. (2018). Teori Teori Hukum. Malang: Setara Press Idris, S. (2004). Demokrasi dan
Filsafat Pendidikan (Akar Filosofis dan Implikasinya dalam Pengembangan Filsafat
Pendidikan ), Cetakan Pertama. Banda Aceh: Ar Raniry Press.