You are on page 1of 5

TUGAS MATA KULIAH

PENGANTAR ILMU POLITIK

NAMA : Elisabeth Margaretha Korah


NIM : 049648345
PRODI : Ilmu Komunikasi
MATA KULIAH : Pengantar Ilmu Politik 08
TUGAS : 1
Aksi demonstrasi merupakan hak warga negara yang telah diakomodir dalam UUD 1945. Pada
bulan Oktober 2020, terjadi serangkaian aksi demonstrasi terkait UU Omnibus Law. Dampak
dari serangkaian demonstrasi tersebut diantaranya kerusakan fasilitas publik, di antaranya 25
halte Trans-Jakarta. Kerugian demonstrasi di Jakarta tersebut diperkirakan mencapai Rp 65
miliar Pertanyaan: Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar
undang-undang (UU) yang mengatur tentang demonstrasi..

1. Telusuri secara online peraturan perUUan tersebut. Sebutkan UU tersebut dan


pasalnya serta jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?

Jawaban:
Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu bentuk penyampaian pendapat di
muka umum yang dijamin oleh undang-undang. Salah satu ketentuan yang mengatur demonstrasi
adalah UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum. Dalam undang-undang ini, demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif
di muka umum. Demonstrasi dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum. Namun,
ada beberapa lokasi yang tidak boleh dijadikan tempat menyampaikan pendapat di muka umum,
yaitu: lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit,
pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek
vital nasional. Aksi unjuk rasa pun tidak boleh dilakukan pada hari besar nasional. Selain itu,
demonstrasi juga harus mendapat izin dari kepolisian.
Demonstrasi menjadi perwujudan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.” Selain itu, ada juga Pasal 28E Ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak
atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Tak hanya itu,
sebagai hak asasi manusia, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tentu juga
tercantum dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 25 UU Nomor 39
Tahun 1999 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka
umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.”
2. Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai
dengan peraturan pelaksananya?
Jawaban :

Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal
ini diatur dalam Pasal 7 ayat (1) UU N0.12 Tahun 2011 terkait jenis dan hierarki Peraturan
Perundang-undangan yakni:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah:
a. Peraturan Daerah Provinsi
b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Makna Tata Urutan Peraturan Perundang Undangan di Indonesia yaitu peraturan


perundang-undangan yang berlaku memiliki hierarki atau tingkatan.
Peraturan yang satu berkedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan peraturan lainnya. Tata
urutan ini dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip atau asas umum yang berlaku dalam hukum.
Adapun prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-undangan yakni:

 Dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan.


 Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan
yuridis.
 Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut, atau
diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi.
 Peraturan perundang-undangan yang baru mengesampingkan peraturan perundang-
undangan yang lama.
 Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah.
 Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan
perundang-undangan yang bersifat umum.
 Setiap jenis peraturan perundang-undangan memiliki materi yang berbeda.

Berikut masing-masing penjelasan soal tata urutan peraturan perundang undangan di


Indonesia:

UUD 1945
Dari buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, UUD adalah peraturan negara yang tertinggi
dalam negara, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber daripada
peraturan perundangan lainnya yang kemudian dikeluarkan oleh negara. Ketentuan yang
tercantum dalam pasal UUD 1945 adalah ketentuan tertinggi yang pelaksanaannya dilakukan
dengan Ketetapan MPR dan UU.

Ketetapan MPR
Ketetapan MPR berada di urutan kedua tertinggi tata urutan peraturan perundang undangan di
Indonesia. Ketetapan MPR dibagi dua, yaitu:
1. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang legislatif dilaksanakan dengan
UU.
2. Ketetapan MPR yang memuat garis-garis besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan
Keputusan Presiden.

Undang Undang (UU)


Suatu UU berlaku mutlak setelah diundangkan dalam Lembaran Negara (tempat pengundangan
peraturan-peraturan negara agar supaya sah berlaku) oleh Sekretaris Negara. Adapun tanggal
mulainya berlaku menurut tanggal ditentukan dalam UU itu sendiri.

Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPU)


Pasal 22 UUD 1945 mengatur soal PERPU, antara lain:

Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti UU (PERPU)
Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan. Jika tidak
disetujui, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.

Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden


Peraturan Pemerintah adalah peraturan pelaksanaan dari undang-undang. Untuk membuat suatu
peraturan pemerintah tidak harus secara tegas dinyatakan atau disebutkan oleh undang undang
yang menjadi dasarnya. Misalnya dengan menggunakan kalimat "untuk selanjutnya akan diatur
dengan peraturan pemerintah"
Adapun Presiden berhak mengeluarkan keputusan Presiden yang berisi keputusan yang sifatnya
khusus (einmalig yakni berlaku atau mengatur suatu hal tertentu saja).

Peraturan Daerah
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia yang berada di tingkat paling akhir
adalah Peraturan Daerah (Perda). Perda adalah bentuk aturan pelaksana undang-undang sebagai
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Kewenangan peraturan daerah bersumber dari
kewenangan yang telah ditentukan suatu undang-undang.
Peraturan daerah juga dapat dibentuk untuk mengatur hal-hal yang kewenangan untuk mengatur
hal-hal tersebut tidak diatur secara eksplisit oleh suatu undang-undang. Perda dapat dilakukan
sesuai dengan ketentuan ketentuan UUD 1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (3)
dan (4).Peraturan daerah terbagi dari Peraturan pemerintah Provinsi dan daerah. Peraturan
Daerah ini isinya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah pusat.
3. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!

Jawaban :
Menurut Saya, Negara Indonesia merupakan negara demokrasi. Yang dimana rakyat boleh
menyampaikan aspirasinya, tetapi harus juga taat pada peraturan perundang-undangan yang ada.
Demonstrasi yang baik adalah demonstrasi yang tidak menimbulkan kerusakan terutama fasilitas
umum. Demonstrasi yang baik pula sebaiknya di tempat sebagaimana mestinya. Demonstrasi
kebanyakan dilakukan pada lingkungan istana kpresidenan padahal jelas pada pasal 9 UU
NOMOR 9 TAHUN 1998 dijelaskan bahwa demonstrasi boleh dilaksanakan di tempat terbuka
untuk umum kecuali di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah
sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyekobyek
vital nasional.
Sumber : UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Atmadja, I. D. G., & Budiartha,
I. N. P. (2018). Teori Teori Hukum. Malang: Setara Press Idris, S. (2004). Demokrasi dan
Filsafat Pendidikan (Akar Filosofis dan Implikasinya dalam Pengembangan Filsafat
Pendidikan ), Cetakan Pertama. Banda Aceh: Ar Raniry Press.

You might also like