Professional Documents
Culture Documents
S PKN 1808213 Chapter4
S PKN 1808213 Chapter4
4.1 Temuan
Berlandaskan kegiatan analisis dokumen terhadap sumber penelitian yakni
fatwa Ki Hadjar Dewantara Ngandel Kandel Kendel Bandel dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang telah dilakukan oleh peneliti pada Desember
2021 hingga Juni 2022 mendapatkan berbagai temuan yang didapatkan setelah
melalui proses reduksi data dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian :
Pecinta Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara merupakan salah satu dari sekian pemimpin dan
pejuang sejati pergerakan kemerdekaan Indonesia, ia adalah orang yang optimistis
tentang pendidikan sebagai tokoh yang esensial dan fundamental akan
perjuangananya terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia. Optimisme demikian
sebetulnya selalu relevan untuk konteks segala jaman. (Samho, 2013, hlm. 48)
Bila menelusuri catatan sejarah seputar kehidupan Ki Hajar Dewantara,
dapat ditemukan bahwasannya beliau merupakan figur pendidik sejati karena ia
tekun belajar dan telah jatuh hati dengan dunia pendidikan mulai semasa kecilnya.
Kecintaanya pada dunia pendidikan menjadika beliau senantiasa teguh dalam
belajar dan sekolah. Ekonomi yang terbatas menekan kehidupan keluarganya,
tetapi sedari kecil beliau tak menghambat untuk berjaya dan meningkatkan hidup,
bersekolah dan belajar. Ia bahkan selalu bersemangat untuk belajar dan rajin ke
sekolah. (Samho, 2013, hlm. 48)
Pendidik Sejati
Dapat dicermati bahwa keterlibatan Ki Hadjar Dewantara dalam seluruh
derap langkah perjuangannya menuju Indonesia merdeka, dikarenakan
keyakinannya bahwa dunia pendidikan adalah jalur yang mendasar untuk
membangun bangsanya. Dengan demikian beliau berusaha menumbuhkan
kesadaran generasi muda bahwasannya bangsa lain tak lebih tinggi martabat atau
derajatnya dari bangsa Indonesia.
Serta mengingatkan kepada generasi muda Indonesia bahwa bangsa lain
memang ada yang lebih maju dalam pendidikan, ekonomi dan kedaulatan politik
daripada bangsa Indonesia. Maka, Ki Hadjar Dewantara mengajak generasi muda
Indonesia untuk maju bersama sebagai bangsa dalam mengangkat martabat
kebangsaan dan bersama-sama pula menegakkan hak-hak kemanusiaan. (Samho,
2013, hlm. 54)
4.1.4 Impelentasi Fatwa Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel Bandel
dalam Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Ajaran mengenai Fatwa atau Semboyan beliau dalam buku Ki Hajar
Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya” ini bermula diinformasikan oleh
sesepuh Tamansiswa dan warisan leluhur nenek moyang. (Wiryopranoto, Herlina,
Marihandono, Tangkilisan, 2017). Ngandel bermakna yakin pada penguasa Tuhan
dan juga kekuatan akan diri, ini sesuai dengan ajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan termasuk bila dikaitkan dengan
Ideologi Negara Indoneia yakni Sila Pertama pada Pancasila, telah ditetapkannya
ketuhanan yang maha esa, itu artinya tuhan berada diatas segala galanya dalam
hidup kita, dan seluruh warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan dalam
menganut agama dan kepercayaannya masing masing.
Dalam perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentunya
para guru senantiasa tidak boleh menghiraukan sila ini dalam kegiatan belajar
mengajar, yang dimulai dengan berdoa dan senantiasa mengingatkan akan kuasa
tuhan dan contoh kebaikan yang harus dilaukan oleh peserta didik yang dikaitkan
dalam setiap pembelajaran, Namun apakah semua guru sudah menerapkan sila
pertama ini dalam setiap kegiatan pembelajaran? Ataukah terkadang lupa bahkan
terlewat begitu saja karena dianggap hal yang biasa dan tidak begitu penting? Bila
ada yang beranggapan begitu, ini merupakan sebuah kesalahan yang besar dan
fatal, karena sejatinya sebagai manusia Indonesia yang mempunyai dan
mempercayai Tuhan, kita akan hampa bila hidup tidak membutuhkan Tuhan Yang
Maha Esa.
Maka sudah seharusnya seorang Pendidik jangan menghiraukan kegiatan
berdoa saat memulai dan mengakhiri pembelajaran, dengan begitu para peserta
didik dapat mengingat selalu pada Tuhannya pada setiap saat. Kemudian Kandel
berarti Tebal, tebal disni artinya kuat badan tubuh lahir dan batinnya, meskipun
banyak ujian yang menerpa hidupnya peserta didik maupun seorang Pendidik
harus senantiasa kuat menghadapi segala rintangan yang akan di hadapi
dikemudian hari. Maka sudah sepatunya dalam pembelajaran Guru PKn
menceritakan pengalaman berharga yang baik untuk diceritakan pada peserta
didik sebagai inspirasi dan motivasi dalam menjalani hidup di dunia ini.
Agar peserta didik kuat dan tidak salah arah dalam menghadang segala
rintangan di depan. Kemudian Kendel, yang berarti berani, menghindari rasa takut
atau prasangka buruk. Seorang Guru PKn dalam pembelajaran harus senantiasa
memberikan pesan positif kepada peserta didik agar senantiasa memiliki
keberanian dalam mencoba suatu hal, tentunya hal yang positif. Seperti
menggapai cita cita, belajar maupun mengikuti ajang perlombaan agar dapat
meningkatkan segala bentuk prestasi di masa muda. Menjadi seoarang Guru PKn
dalam pembelajaran harus senantiasa menyemangati peserta didik untuk tidak
berprasangka buruk pada Tuhan maupun sesama Manusia.
Guru PKn harus senantiasa memberikan semangat yang positif pada
peserta didik dalam menjalani kehidupan dunia ini, karena penguatan dari gurulah
yang sangat berarti dan dibutuhkan oleh para peserta didik. Jangan sampai ada
kata kata atau perbuatan yang menyakiti hati peserta didik, semestinya senantiasa
diingatkan agar selalu semangat dan tak kehilangan arah dari jalan Tuhan yang
Maha Esa dan bensyukur atas semua nikmat yang sudah Tuhan yang maha Esa
berikan, sehingga peserta didik meyakini bahwa rencana dan ketetapan Tuhan
bagi hidup kita adalah yang terbaik.
Dengan begitu peserta didik akan senantiasa menerima setiap keputusan
Tuhan dalam Hidup mereka tanpa berburuk sangka ataupun menyalahkan Tuhan.
Guru PKn dalam pembelajaran mesti mengingatkan pada peserta didik bahwa
jalan yang akan dihadapi, ujian dan cobaan setiap manusia ini sangatlah berbeda-
beda maka dengan itu janganlah lari atau menjauh dari Tuhan yang maha esa
namun sebagai manusia atau pribadi yang yakin akan tuhan yakni selalu kuat
dalam menjalani segala hidup yang ditentukan oleh tuhan. Kemudian Bandel,
Bandel disini berarti tahan, tawakal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tawakkal merupakan meyerahkan diri pada ketetapan Allah dengan hati penuh
keyakinan pada Allah. Itu bermakna Guru mesti memberikan contoh tawakal yang
terbaik untuk para peserta didiknya dalam setiap pembelajaran.
Mengajar merupakan perubatan yang bertautan dengan mengintegrasikan
secara menyeluruh dari beragam komponen kemampuan. Diantaranya berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap dan juga nilai. (Solihatin, 2012, hlm. 55). Cogan
dalam Somantri (2001) mengutarakan bahwa PKn adalah pembelajaran
menyeluruh guna membentuk kepribadian diri menjadi manusia yang cerdas dan
baik untuk dirinya dan negaranya. Sementara, Kosasih Djahiri (2006)
mengemukakakan pembelajaran PKn sebagai usaha menjadi warga negara yang
baik dengan merencanakan pendidikan yang terprogram dan prosedur untuk
memanusiakan manusia menjadi berbudaya dan saling memberdayakan manusia
yang lainnya terhadap pribadi dan lingkungan sekitarnya. (Winarno, 2019, hlm.
71) Sebagai seorang calon Guru tentunya perlu dipahami dengan maksud dan
pengertian serta fungsi perencanaan dalam pembelajaran. Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia Perencanaan memiliki arti cara atau langkah, pembuatan,
programatik. Maka dari itu perencanaan dimaknai sebagai sebuah proses
merangkai rencana, model, bentuk, pola, konstruksi, atau yang patut dilakukan.
Perencanaan merupakan suatu upaya untuk mewujudkan kegiatan dapat berjalan
dengan baik, juga beragam tindakan yang antisipatif agar mengurangi
kesenjangan yang terjadi sampai aktivitas tersebut dapat menggapai tujuan yang
sudah di tentukan (uno, 2008, hlm. 2)
Cunningham (Hamzah, 2008, hlm. 1) mengemukakan bahwasannya
perencanaan adalah menyaring serta mengonfrotasikan wawasan, kenyataan,
pandangan dan perkiraan bagi masa mendatang tentang maksud membayangkan
serta merumuskan tujuan yang diinginkan, rangkaian kegiatan diperlukan, dan
juga tindakan terbatas dapat disetujui untuk dipergunakan sebagai penyelesaian.
Sedangkan Terry (Abdul majid, 2016, hlm. 17) mengemukakan perencanaan yaitu
menentukan kegiatan yang patut dilakukan oleh tiap kelompok guna menggapai
tujuan yang diinginkan.
Perencanaan merampung aktivitas dalam mengambil putusan. Maka
daripada itu, perlu adanya kekuatan untuk melaksanakan gambaran yang
memandang futuristik guna menginterpretasikan suatu perangai bagi masa depan.
Dengan itu, perencanaan bertautan dengan penetapan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan lebih dahulu dari pelaksanaan, mengingat perencanaan adalah suatu
upaya dalam menentukan suatu hal dan menandai syarat apa yang dibutuhkan
secara efektif dan efisien. Bertumpu pada pemahaman tersebut, oleh karena nya
perencanaan memuat 6 poin atau ide pokok yaitu:
1. Persiapan rencana dengan menyertakan ketetapan mengenai keadaan suatu
masa depan.
2. Keadaan masa yang akan datang itu dapat diperbandingkan dengan keadaan
saat ini, sampai ditemukan ada atau tidaknya kesenjangan.
3. Untuk menangkup kesenjangan, sepatutnya diperlukan kiat daya - upaya.
4. Upaya yang dilaksanakan untuk menangkup ketimpangan, bisa dilakukan
dengan beragam pilihan yang dijalani.
5. Pilihan tersebut mesti telampau bagus, bermakud agar memiliki efektivitas
dan efisiensi yang tinggi juga wajib dilaksanakan.
6. Pilhan yang ditetapkan harus terperinci sampai jadi acuan ketika mengambil
putusan bila nanti dilakukan.
Maka dari itu Perencanaan pembelajaran menyandang spesifik diantaranya
(1) Buah pemikiran sebab perencanaan tersusun dengan pertimbangan yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran. (2) Perencanaan Pembelajaran tersusun untuk
memperbaiki perilaku siswa agar tercapainya tujuan pembelajaran. (3)
Perencanaan Pembelajaran berisi rencana kegiatan yang patut dilakukan guna
tercapainya harapan dan sebagai pedoman yang dibutuhkan.
Dalam perencanaan pembelajaran terdapat beberapa dimensi yaitu:
Signifikasi, Feasibilitas, Relevansi, Kejelasan, Kecermatan, atau
Partisimoniusness, kemampuan beradaptasi, periode, kepengawasan/kontrol, atau
pemantauan, serta isi dari perencanaan. Prinsip -Prinsip yang harus diketahui
Guru dalam mengajar ialah dengan atas dasar pada pengalaman yang telah
dipunyai, pengetahuan dan keterampilan saat mengajar mesti bersifat
memudahkan dan menyenagkan, mengajar juga perlu mengamati variasi tiap
individu peserta didik, kesiapsiagaan ketika belajar yang dilandaskan saat
mengajar, tujuannya agar dipahami oleh peserta didik, serta mengajar perlu
menyertakan tonggak psikologi mengenai pembelajaran. Manfaat perencanaan
pembelajaran yakni sebagai sarana guna membangun, memanifestasikan pola,
model dan menginterprestasi daya upaya pembelajaran supaya tercapainya tujuan
pembelajaran dengan efektif dan efisien.
4.1.5 Implementasi Fatwa Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel
Bandel dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran di sekolah serta mata kuliah di
perguruan tinggi yang patut beradaptasi dengan tuntutan zaman atas dasar
kepentingan dan ultimatum masyarakat yang dinamis. Ultimatum dan tantangan
masyarakat yang sering dan senantiasa silih berganti mempunyai tautan
fungsional saling aktif dengan zona sekitarnya, yang pada periodenya
mempengaruhi pada hidup bangsa dalam kedudukan yang lebih luas. (Sapriya dan
Winaputra Hlm. 2). Misi PKN adalah mengembangkan kecerdasan warga negara
dalam tiga fungsi pokok diantaranya civic intellegence, civic responsibility, civic
participation. Kecerdikan individu yang dioptimalkan guna membangun rakyat
yang baik tidaklah dalam dimensi substansial dan intelektual belaka namun juga
dalam perspektif spiritual, emosional dan sosial hingga berunsurkan multifaset.
Cogan (1998) berhasil menjumpai delapan karakteristik yang patut warga negara
miliki sebab bertambahnya tantangan yang mesti dihadapi di masa depan.
Karakteristik warga negara tersebut diantaranya:
(1) Berkemampuan berinterkasi juga menghadapi permasalahan sebagai
penduduk dunia
(2) Berkemampuan bekolaborasi antar sesama dan mengusung tanggung jawab
mengenai posisi atau kedudukan maupun kewajiban dalam masyarakat
(3) Berkemampuan untuk paham, saling terima dan menghargai perbedaan
budaya
(4) Berkemampuan mempunyai pikiran kritis dan sistematis
(5) Berkemampuan menangani masalah dengan cara damai tanpa kekerasan
(6) Berkemauan memperbaiki kultur hidup dan makanan pokok guna menjaga
lingkungan.
(7) Mempunyai sensibilitas untuk menegakkan hak asasi manusia diantaranya hak
wanita, etnis minoritas, dan yang lainnya.
(8) Berkemampuan berpartisipasi atau kontribusi pada bidang politik dalam
jangkauan pemerintahan daerah, pusat, dan dunia global.
Atas pemahaman itu bisa diambil kesimpulan bahwasannya, cara menjadi bangsa
yang baik harus mampu memenuhi semua karakteristik tersebut. Dengan
pendidikan kewarganegaraan diharapkan seorang guru dapat menjadi pendidik
yang paham dan mampu menerapkan ajaran yang sesuai dengan visi misi PKn
serta mengikuti dinamika perubahan zaman tanpa menghilangkan sifat asli atau
tujuan dari ajaran PKN tersebut. Kemudian Fatwa Pendidikan Ki Hajar
Dewantara Ngandel Kandel Kendel Bandel merupakan suatu hal yang dapat di
implementasikan karena ada hubungannya dalam pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Kewaraganegaraan di kelas. Dapat kita ketahui bersama bahwa
konsep pendidikan dari tokoh pendidkan Ki Hajar Dewantara merupakan suatu
hal yang tidak asing kita dengar salah satunya adalah Trilogi pendidikan yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarso Sun Tuludo, Ing Madyo
Mabngun Karso, Tut Wuri Handayani. Semboyan yang menjadikan kaidah atau
prinsip dasar dalam kepemimpinan dan jalannya pendidikan Indonesia mengapa
demikian disebabkan oleh:
Pertama : Ing Ngarsa Sung Tuluda. Bermakna, saat berada didepan memberikan
suri teladan, yang berarti pemimpin patut sebagai contoh untuk bawahannya
Guru merupakan seorang pembina yang patut menjadi teladan bagi seluruh
muridnya, bukan berarti berkaitan oleh figur pemimpin yang selalu menjaga
wibawanya untuk dipandang terbaik, keras dan penuh aturan di hadapan
bawahannya. Maksud dari teladannya seorang Guru yakni terkait pada
perbuatannya. Perangai seorang Guru kelak nantinya sebagai alat pengutaraan
amanat yang ampuh untuk anak didiknya. Perilaku tersebut yang kelak menjadi
teladan bagi kehidupan sosial. Diantaranya pada saat berinterkasi, ketika
menjalani kesehariannya, juga kepedulian pada lingkungan sosialnya. Kemudian
caranya dalam menangani suatu masalah dan pada saat dilahairkan oleh kondisi
yang lain. Profesionalismenya harus diyakinkan dengan mengabdi dan
kedudukannya yang dengan yakin dan sungguh dalam ajaran kebaikan dan
faedahnya. Maka daripada itu Guru akan mendidik dengan perbuatan silih asih.
Seorang Guru juga mesti profesional dalam berhubungan sosial agar keteladanan
Guru berbuah baik terhadap jiwa, sikap dan perilakunya serta berprinsip untuk
jadi baik dan menjadi lebih baik
Dengan itu sebagai seorang guru, seorang pemimpin di dalam kelas dan
memimpin peserta didik yang berberda – beda karakter dan budayanya tidak bisa
memperlakukannya secara sama, sebagai seorang Guru yaitu mengawasi anak
didik bilamana bebruat hal yang membahayakan peserta didik tersebut, namun
kita sebagai seorang guru juga harus terlebih dahulu menjadi figure di dalam
sudut pandang peserta didik. Fatwa pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel
Kendel Bandel ini merupakan suatu hal yang seharusnya dapat di impelemtasikan
dalam pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan karena seorang pendidik harus
dapat menjadi sosok yang percaya diri, tahan uji, percaya kepada tuhan, dan kuat
mental dalam menghadapi hidup serta ujian yang datang menghampiri.
Setiap masalah yang terjadi harus diyakini akan ada jalan keluarnya, tak
dapat kita pungkiri bila permasalahan silih berganti dalam kehidupan kita di
dunia. Begitu pula halnya bila seorang guru dapat mengimplementasikan ajaran ki
hajar dewantara di dalam kelas, maka seorang murid pun akan meniru dan
melaksanakan apa yang diajarkan, dilihat dan di laksanakan oleh Gurunya. Begitu
pula seorang Guru senantiasa tulus dan ikhlas dalam melaksanakan kewajibannya
sebagai seorang pendidik.
Seorang Guru yang baik tak pernah lelah dan lekang oleh waktu, pendidik
harus berjuang demi keberhasilan dan kebaikan sang peserta didik. Peserta didik
pun akan merasakan ketulusan dari cara guru tersebut mengajar. Guru
seyogyianya dapat membuat peserta didiknya menjadi teratik dalam mengikuti
proses belajar – mengajar berlangsung agar terdapat interaksi dari peserta didik
dan pembelajaran tersebut tidak terjadi secara sepihak. Hal ini menjadi suatu
tuntutan agar guru mampu memahami bagaimana cara belajar peserta didiknya
serta mengemas pembelajaran tersebut menjadi menarik. Menurut narasumber
salah satu Guru PKn yang peniliti wawancarai di Sekolah Menengah Atas Taman
Siswa menyatakan seorang pendidik itu jangan lemah, cengeng melainkan haru
stegas dan sabar dalam menghadapi rintangan ke depan, harus tabah dan kerja
keras dalam mecapai sesuatu yang baik.
Berjuang bagi peserta didik adalah kemuliaan. Seorang Guru yang baik
adalah tanpa pamrih walaupun hidupnya enak tidak enak tetapi harus tetap bisa
bertahan hidup. Dan inilah yang dimaksud Fatwa Pendidikan Ngandel Kandel
Kendel Bandel menurut Ki Hajar Dewantara yang harus terus menerus di terapkan
dan ditanamkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
2. Penilian Projek
Kemudian hasil belajar bisa dinilai saat peserta didik sedang mempraktikkan
progres projeknya seperti :
a. Merencanakan investigasi
b. Bekerja dalam tim
c. Arahan diri
Selain itu dapat diketahui hasil nilai pada produk suatu projek, seperti :
Penilaian projek bisa dimanfaatkan guna mengetahui upaya peserta didik saat
mengkomunikasikan temuannya secara tepat dalam hal mempresentasikan
hasilnya melalui laporan tertulis. Dalam perencanaan penilaian projek ada tiga hal
yang senatiasa diperhatikan:
Selanjutnya Penilaian sikap, objek sikap dinilai dalam proses pembelajaran yakni:
Peserta didik seyogyianya bersikap positif pada materi pelajaran. Dengan begitu
peserta didik akan memumbuhkan minat belajar, serta lebih mudah dalam
menangkap materi pelajaran.
Peserta didik seyogyianya bersikap positif pada guru. Peserta didik tak memiliki
sikap positif pada guru akan condong menghiraukan hal yang diajarkan oleh
gurunya.
Sikap berhubungan erat antara nilai dan norma yang berkaitan dengan
suatu materi pelajaran dalam konteks PKn, telah melebar objek sikap yang
menjadi isi dalam standar isi baik distandar kompetensi maupun kompetensi
dasar. Dengan itu pembelajaran PKn yang khas akan penilaian kepribadian,
terlihar jelas bahwasannya teknik penilaian yang berdampingan dengan
karakteristik tersebut yaitu teknik penilaian sikap.
Demikian haknya dirasakan jitu sebab sejalan dengan ide pokok PKn
yang diharapkan dapat memabngun karakter warga negara ideal (BSNP, 2006).
Walaupun demikia mengembangkan sikap tak bisa dipisahkan dari dimensi
kognitif, afektif, dan psikomotorik, Menurut (Branson, 1998;1999) PKn
dinyatakan dengan pengetahuan kewarganegaraan, sikap atau kepribadian warga
negara dan keterampilan warga negara. Diukur dengan aspek kognitif yang diapat
dilaksanakan melalui cara memberikan ulangan dan penugasan.
4. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan pendekatan mutakhir yang pada saat ini sering
dikenalkan para ahli pendidikan untuk dilakukan disekolah.
Penilaian ini merupakan menilai keterampilan siswa dalam membuat suatu produk
benda tertentu dan kualitas dari produk tersebut.
Dalam membuat suatu hasil karya terdapat tiga tahap yang harus dilalui yakni:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap produksi
3. Dan tahap akhir
4.2 Pembahasan
Di dalam bagian pembahasan ini, terdapat pemaparan mengenai implikasi apa
saja yang bisa di berikan oleh Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara untuk
menerapkan ajaran dan fatwa pendidikan beliau dalam pembelajaran PKN di
kelas.
MENDESAIN Transaksi
PENGAJARAN CAPAIAN NILAI
SATUAN
PROGRAM/SATPEL
KEMAMPUAN SISWA
- Melingkupi seluruh
LAPORAN kemampuan afeksi dan
STIMULUS logika / daya nalar
Condition Stimulus - Baik dialog internal diri
ataupun dengan kemampuan
siswa lain, guru fakta atau
dengan fakta/konsep
Condition Respon
TUJUAN UNTUK:
Condition Consequences
Hilda Taba yang terkenal dengan model VCT melalui value inquiry question
menjelaskan bahwa model VCT dapat membina sikap, nilai melalui serangkaian
pertanyaan yang sudah dipersipakan secara teliri, terarah dan bertahap sesuai
dengan target nilai yang dikehendaki, tujuan dari materi pelajaran. Adapun
langkah-langkah yang diusulkan Hilda Taba dalam (Solihatin, 2012, hlm. 120)
sebagaimana dikutip oleh A. Gani Wahid (1984), adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan program pelajaran dengan kompleks
2. Menentukan capaian nilai yang ideal sesuai pada topik/ tema materi pelajaran
3. Pembukaan
4. Mengatur stimulus dan permasalahan
5. Mengklasifikasi dan mengklarifikasi
6. Menganalisa kasus
7. Menentukan posisi dan alasannya
8. Menerapkan kasus analogi diri sendiri
9. Memantapkan nilai atau posisi
10. Merepetisi langkah e samai i
11. Menyimpulkan dan mengarahkan
12. Menindak lanjuti
Hal ini juga disetujui oleh narasumber yang diwawancarai oleh peneliti, ia
mengemukakan pendapat dari pakar nilai dan moral yakni Hilda Taba. Menurut
narasumber dalam penelitian ini guru merupakan fasilitator maka trilogi
pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara ini sangatlah penting
bagi pendidikan Indonesia karena peran sekolah, orang tua dan pemerintah
seyogyianya berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kecerdasan hidup
bangsa. Walaupun di Indonesia terdapar beragam macam adat istiadat dan budaya
yang majemuk maka Warga Negara Indonesia tetap harus berpikir universal tanpa
menghilangkan Agama, nilai dan moral sangat berpengaruh besar dalam
kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Strategi Taba untuk mendorong siswa
berpikir fokus pada guru sebagai mediator. Ketika menggunakan pendekatan
Taba, Guru memimpin diskusi tetapi tetap mendoorng siswa untuk berbagi
pendapat dan menghubungkan ide - ide mereka sendiri dengan ide teman -
temannya di kelas. Guru tidak boleh menilai siswa berdasarkan jawaban mereka
dan tidak bisa setuju atau tidak setuju dengan jawaban mereka, Frasa seperti “Itu
tidak cukup seperti yang ada di dalam pikiran saya.” Tidak dapat diterima ketika
menggunakan pendekatan Taba. Bahkan ungkapan – ungkapan positif seperti
“Benar” atau “Sekarang Anda Berpikir.” Terlalu menghakimi. Bersamaan dengan
umpan balik verbal, guru harus menghindari memberikan isyarat nonverbal
seperti tersenyum selama respons siswa tertentu dan menggaruk kepalanya selama
respons siswa lain. Peran Guru dalam diskusi adalah untuk mendorong siswa
untuk memperluas ide teman sekelas mereka atau meminta siswa untuk
mengklarifikasi ide mereka sendiri.
Narasumber juga merekomendasikan untuk melakukan Pendekatan spiral
dalam mengaktualisasikan Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel
Kandel Kendel Bandel karena pendekatan tersebut adalah teknik yang sering
digunakan dalam pendidikan di mana fokus awal pengajaran adalah fakta-fakta
dasar dari suatu subjek, dengan rincian lebih lanjut diperkenalkan saat
pembelajaran berlangsung. Instruksi baik fakta dasar awal dan hubungan dengan
detail selanjutnya ditekankan di seluruh untuk membantu masuk ke dalam memori
jangka panjang. Guru dapat menciptakan hasil belajar dengan tingkat
kompleksitas yang meningkat. Di kelas awal, seorang pelajar mungkin hanya
menunjukkan 'pemahaman dasar' dari suatu konsep. Pada literasi kedua,
pembelajar mungkin perlu 'menganalisis' atau 'mengkritik'. Dalam peninjauan
kembali berulang terakhir, peserta didik dapat 'menciptakan' sesuatu yang baru
berdasarkan pembelajaran sebelumnya.
Desain kurikulum spiral didasarkan pada ilmu kognitif dan pembelajaran
berbasis otak. Ini mendorong penguatan pelajaran sebelumnya yang mengarah
pada retensi keterampilan kunci untuk peluang belajar di masa depan.
Pembelajaran spiral memungkinkan siswa untuk kembali dan melihat materi
pelajaran sebelumnya. Ini mirip dengan menambahkan detail baru dengan
pengetahuan lama. Penting untuk diingat bahwa pendekatan spiral untuk
pendidikan berbeda dari mengulang konten dan keterampilan yang sama berulang-
ulang. Spiral berarti diperkenalkan pada pengetahuan dasar dan kemudian secara
bertahap membangun pengetahuan dan mempelajari ide-ide yang lebih kompleks.
Kurikulum spiral adalah kurikulum di mana topik yang sama diajarkan dari waktu
ke waktu, tetapi dengan kompleksitas yang meningkat. Ketika pembelajar terlibat
kembali dengan suatu konsep berulang kali, mereka mengingat pengetahuan
sebelumnya dalam ingatan mereka dan membangunnya. Pendekatan spiral untuk
mengajar berfokus pada sifat pemahaman yang terbuka. Ini menunjukkan bahwa
belajar tidak pernah berakhir dan merupakan proses seumur hidup. Meskipun
demikian, pendekatan kurikulum spiral secara luas dianggap sebagai pendekatan
yang tepat yang mengarah pada pembelajaran jangka panjang bagi siswa.
Beberapa keterbatasan kurikulum spiral termasuk risiko bahwa kurikulum
menjadi terlalu padat dan kaku dan bahwa guru harus mengajarkan kembali
konsep-konsep yang terlupakan atau tidak diajarkan dengan cukup baik saat
terakhir kali konsep itu diajarkan.
Kemudian Selanjutnya adalah Pendekatan Perluasan Komunitas melalui
pengembangan Masyarakat karena Perkembangan suatu masyarakat berdasarkan
pada idealisme bahwasannya tiap orang wajib serta mampu dalam bertanggung
jawab merumuskan kebutuhan, berupaya mencari kesejahteraan, mengelola
sumber daya dan menggapai tujuan hidup secara mandiri. Pengembangan
masyarakat ditujukan unntuk membentuk Supportive Communities, yakni berupa
tatanan masyarakat yang berkehidupan atas dasar pada pengembangan dan
pembagian sumber daya dengan adil dengan adanya interaksi sosial, berpartisipasi
dan usaha saling mendorong antara satu sama lain. Salah satunya dengan cara
melanjutkan pendidikan yang baik dengan bersungguh – sungguh sampai berhasil
walaupun pernah gagal jangan pernah berhenti dalam mencoba dan berusaha.
Narasumber juga tak lupa mengingatkan bahwa sebagai seorang pendidik harus
senantiasa "Berpikir secara global, bertindak secara lokal" bermakna kita
seyogyianya berpikir secara mendunia atau global. Sementara bertindak lokal
artinya bertingkah laku sesuai dengan kultur lokal daerah atau nasional.