You are on page 1of 4

UTS MANAJEMEN BENCANA

Nama : Putri Apri Junelda

NIM : 10011281924063

Kelas : IKM B 2019

Dosen Pengampu :

1. Nama negara : Jepang


2. Contoh bencana : Gempa
3. Manajemen pra bencana
a. Membangun hunian tahan gempa
Rumah yang kokoh dan dirancang tahan gempa dapat melindungi orang yang
berada didalamnya dari cidera terkena reruntuhan bangunan. Seluruh bangunan
di Jepang dipastikan harus mengikuti persyaratan ketat oleh pemerintah yaitu
bangunan terjamin akan tahan dari gempa selama 100 tahun lamanya, bangunan
tidak akan rusak dalam kurun waktu 10 tahun setelah dibangun. Perkembangan
teknologi dan peralatan canggih untuk membuat rumah tahan gempa juga terus
berkembang seperti penggunaan pipa baja dan tiang pancang dengan
kedalaman lebih dari 50 meter.
b. Edukasi tentang gempa sedini mungkin
Memberikan pengetahuan tentang bencana yang bisa datang kapan saja kepada
anak-anak bahkan dijadikan mata pelajaran wajib, untuk meningkatkan
kewaspadaan dan hal yang harus dilakukan agar tidak panik juga mampu
melindungi dirinya sendiri seperti masuk ke kolong meja, mengikuti evakuasi dan
arahan dengan tenang tanpa tergesa-gesa dan tidak membahayakan orang lain.
c. Sedia survival kita kapan saja
Gempa bumi seringkali terjadi tanpa aba-aba dan secara tiba-tiba, maka dari itu
setiap orang di Jepang diwajibkan selalu menyiapkan survival kit yang berisi
barang-barang seperti senter, selimut, obat-obatan, makanan untuk persediaan
3-7 hari. Survival kit ini berguna untuk bertahan hidup ketika terjadinya bencana
dan ketersediaan survival kit ini harus dicek secara berkala apakah barang-
barang tersebut masih berfungsi dengan baik, apakah makanan dan obat-obatan
masih layak dikonsumsi. Survival kit ini dimasukkan kedalam ransel sehingga jika
dibutuhkan bisa langsung dibawa.
d. Kereta api yang memiliki sensor getaran gempa
Tak hanya dikenal memiliki kereta dengan kecepatan tinggi, Jepang juga
mempunyai teknologi canggih yaitu sensor terhadap getaran gempa pada kereta
api, yaitu dapat memperlambat kecepatannya hingga berhenti ketika mendeteksi
getaran gempa sehingga dapat menyelamatkan nyawa penumpang didalamnya.
e. Pemberitahuan peringatan gempa melalui ponsel dan saluran TV
Seluruh smartphone di Jepang sudah dilengkapi dengan aplikasi yang memberi
peringatan jika terjadi gempa, dengan waktu 5-10 detik sebelum terjadinya
gempa sehingga setiap orang mampu mencari tempat yang aman untuk
berlindung. Pada saat gempa bumi terjadi, seluruh siaran TV di Jepang beralih
menjadi berita tentang gempa hal ini agar masyarakat memperoleh cukup
informasi agar masyarakat tetap berada dalam kondisi aman.
4. Manajemen Pasca bencana
a. Membangun kembali infrastruktur
Membangun kembali sarana dan prasarana juga tempat umum, industri,
perumahan, transportasi sehingga roda perekonomian dapat berjalan secara
tidak langsung misalnya dengan dibukanya toko-toko kecil.
b. Pemulihan segera (emergency relief)
Mengembalikan dan menyembuhkan fisik dan mental para korban yang
selamat dibantu oleh tim medis.
c. Pelayanan infrastruktur kesehatan untuk lansia
Karena lansia lebih rentan terkena risiko kesehatan maka didirikan pelayanan
kesehatan khusus lansia disekitar daerah terjadinya bencana.
d. Layanan kesejahteraan sosial
Sesama korban saling memberikan ikatan batin dengan cara saling
menguatkan dan bersama-sama bangkit dari bencana yang telah dialami.
e. Fasilitas pendidikan bagi anak-anak
Agar trauma pasca bencana dapat perlahan hilang dari ingatan anak-anak
maka didirikan sarana pendidikan yang mampu membuat anak-anak kembali
ceria dengan pemberian materi berupa games, dongeng .
f. Koordinasi bantuan melalui sistem tanggap bencana
Tujuannya agar bantuan dapat sampai ke tangan korban dengan cepat.

5. Perbedaan dan persamaan dengan Indonesia


 Persamaan :
a. Di Jepang dan Indonesia pemulihan dan rekontruksi setelah gempa memiliki
kesamaan berupa membangun tempat evakuasi, pengunsian korban, pelayanan
kesehatan, pembangunan kembali infrastruktur sarana dan prasarana tempat
umum
b. Di Jepang dan Indonesia sudah diberlakukan pemberian edukasi dalam
menghadapi gempa seperti pelatihan dan simulasi.
 Perbedaan :
a. Di Jepang pengetahuan tentang pengetahuan bencana dijadikan mata pelajaran
wajib sedangkan di Indonesia pemberian edukasi mengenai bencana hanya
waktu tertentu.
b. Di Indonesia belum ada aplikasi seperti di Jepang mengenai peringatan sebelum
terjadinya gempa pada 5-10 detik sebelum terjadinya gempa.
c. Di Indonesia tidak ada peraturan seperti di Jepang pada saat membangun
rumah yang memiliki syarat yang cukup ketat agar tahan dari gempa.
d. Di Indonesia kereta api belum dapat mendeteksi getaran gempa seperti di
Jepang.
e. Di Indonesia tidak ada kewajiban untuk selalu menyediakan survival kit seperti di
Jepang.
6. Daftar Pustaka
1. Ajarekonomi. (2016, 05 Mei). Mengenal Disaster Management, Melihat cara
Jepang Menangani Bencana Alam. Diakses pada 4 Oktober 2020 dari
https://www.ajarekonomi.com/2016/05/mengenal-disaster-management-
melihat.html?m=1
2. Mahardianingtyas, Sofia (2018, 11 Oktober). Belajar dari Jepang tentang
Pemulihan Ekonomi Pasca Gempa. Diakses pada 4 Oktober 2020 dari
Diskartes : https://diskartes.com/2018/10/ekonomi-pasca-gempa/
3. Ochi, Evelyn. 5 Cara yang Dilakukan Jepang dalam Mengantisipasi Gempa
Bumi. Diakses pada 4 Oktober 2020 dari jurnal.sociolla :
https://www.google.co.id/amp/s/journal.sociolla.com/lifestyle/cara-jepang-
mengantisipasi-gempa-bumi/amp/
4. Suyanto, Bagong. (2018, 26 Desember). Penanganan Pasca Bencana. Diakses
pada 4 Oktober 2020 dari news.detik :
https://news.detik.com/kolom/d-4359256/penanganan-pasca-bencana
5. Wahyudi, Sugeng (2018, 02 Oktober). 8 Cara yang Dilakukan Jepang Antisipasi
Gempa, Bisa Ditiru Nih. Diakses pada 4 Oktober 2020 dari Akurat :
https://m.akurat.co/id-338578-read-8-cara-yang-dilakukan-jepang-antisipasi-
gempa-bisa-ditiru-nih
SURAT KETERANGAN TANPA COPY PASTE

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : PUTRI APRI JUNELDA
NIM : 10011281924063
Kelas : IKM B 2019

Menyatakan bahwa tugas UTS yang saya buat merupakan hasil karya saya sendiri dengan
membaca berbagai sumber dan menuliskan dengan kalimat saya sendiri BUKAN HASIL COPY
PASTE. Apabila dikemudian hari jika ditemukan bahwa surat keterangan saya ini tidak benar,
maka saya bersedia menanggung konsekuensi berupan NILAI E untuk UTS.
Demikianlah surat ini saya buat.
Payakumbuh, 07 Oktober 2020

PUTRI APRI JUNELDA


(10011281924063)

You might also like