You are on page 1of 8

The Teleological Nature of Language

That language is a purposeful activity has been recognized from very early days of language study. The
varied purposefulness of language as human behaviour may be described in terms of its teleological
nature. The very structure of language shows that it has a definite-set of orientations. Language is
essentially structured of two components : the content and the expression. The content forms the inner
component; expression forms the outer layer. By content is usually meant the sets of universals which
are the obstructions of persons, things, events and features of varied human experiences. The content
layer of language is what forms material for semantic studies in linguistics. In otherwords the content of
language corresponds to the semantics of language.

It is not possible for us to view language expect in relation to man, his nature and his varied experiences.
Language does not exist outside of man, even though we are able to view it in an objective manner,
independent of this man or that. The language of a community will survive in the last surviving individual
even when the rest of the communityperishes. Man's basic relation to language is expressed in
semantics. Semantics consists in the totality of a society's varied experiences. The sum-total of the
experiences is, so to say, frozen into the semantic system of the language. The past, present and even
the future potentialities of a society get imprinted

in the total semantic system.

When communication takes place, all that happens is an on-the-spot employment of the elements of
the semantic system. A thorough acquaintance with the culture of a society means a thorough mastery
over the language of the society. It is on the basis of the semantic system of the language that of any
time two persons meet to communicate between them. The content of communica¬tion, the
information exchanged, forms an integral piece of the semantics of the language. In other words, any
form of communi¬cation is some form of communion, or confrontation between persons bearing the
semantic systems of the language. It can also be said in another way that language can not be used in
any form without having a bearing on its communication-structure. What¬, ever be the manner in which
language is used, it is some form of communication, so long as it is intended to be an expression of a self
directed towards another. Here in lies the teleological nature of language.

Language as a semantic system internalized bia man cannot be employed without a proximate or
remote purpose. This fact is co-existent with human nature. Right from infancy to death bed man
depends on the potentialities of language to communicate himself to the world around. Iris the down-
to-earth purposefulness of language that makes it something proper to man as man. Mankind survives
overcoming all hazards that seem to threaten its survival, because, mankind can fully well trust on
language through which the present day's technologically complex interaction is achieved. Language is
meant not' to hide human thoughts' but to give vent to and communicate his inner world of thoughts
and there by achieve social interaction.
6. The Child and Communication

The communicational nature of language is most apparent in connection with the language
development of the child. The language of adults assumes more and more varying degrees of aesthetic,
philosophical, metaphysical, poetic and mystical dimen¬'Mons all of which arc not explicitly
communicational by nature. But the language of the child by virtue of the child's physiological, physical
and physiological predicaments develop essentially as a form of communication. The chid has no other
satisfactory device

to achieve to his fulfillment of his needs; the only device to achieve self-expression is language; and
language is the role means to have any kind of interaction with and to control society.

The child, endeavouring to cope with the growing demands on him, finds, himself solely in an
atmosphere of communication. What he listens to, the language-store on the basis of which
internalization of systems takes place in him, are all not textbook or literary language but the down-to-
earth language used in com-munication at home and outside. The communicational language of the
family equips the child further to meet .similar situations elsewhere. The child becomes conversant with
the language of communication in day-to-day life; and this language further serves as the basis for
future asthmatic, professional or technical language.

Much more than in the adult who has mastered more than one language, and possess patterns of
behaviour befitting to an adult, the child who is monolingual reveals the extent to which a language
functions as a communicational device. Articulatory lim-itations and the level of maturity pose both
encoding and decoding problems for the child and decoding of the child's language for the adult. But
again, verbal behaviour as communication takes place in a paralinguistic setting, and the adult is thereby
helped in compre-hending the child's language.

Terjemahan

Sifat Teleologis Bahasa

Bahwa bahasa adalah aktivitas yang bertujuan telah diakui sejak awal studi
bahasa. Beragamnya tujuan bahasa sebagai perilaku manusia dapat dijelaskan
dalam hal sifat teleologisnya. Struktur bahasa menunjukkan bahwa bahasa
memiliki seperangkat orientasi yang pasti. Bahasa pada dasarnya terstruktur dari
dua komponen: isi dan ekspresi. Isi membentuk komponen dalam; ekspresi
membentuk lapisan luar. Yang dimaksud dengan isi biasanya adalah seperangkat
universal yang merupakan penghalang orang, benda, peristiwa, dan ciri-ciri
pengalaman manusia yang bervariasi. Lapisan isi bahasa inilah yang menjadi
bahan kajian semantik dalam linguistik. Dengan kata lain, isi bahasa berhubungan
dengan semantik bahasa.

Tidaklah mungkin bagi kita untuk melihat bahasa dalam kaitannya dengan
manusia, sifat dan pengalamannya yang bervariasi. Bahasa tidak berada di luar
diri manusia, meskipun kita dapat melihatnya secara objektif, tidak tergantung
pada manusia ini atau itu. Bahasa sebuah komunitas akan bertahan pada individu
terakhir yang masih hidup, bahkan ketika anggota komunitas lainnya musnah.
Hubungan dasar manusia dengan bahasa diekspresikan dalam semantik. Semantik
terdiri dari totalitas pengalaman masyarakat yang beragam. Dengan kata lain,
totalitas dari pengalaman-pengalaman tersebut dibekukan ke dalam sistem
semantik bahasa. Masa lalu, masa kini, dan bahkan potensi masa depan suatu
masyarakat tercetak dalam sistem semantik total.

Ketika komunikasi berlangsung, yang terjadi adalah penggunaan elemen-elemen


sistem semantik di tempat. Pengenalan yang menyeluruh terhadap budaya suatu
masyarakat berarti penguasaan yang menyeluruh terhadap bahasa masyarakat
tersebut. Atas dasar sistem semantik bahasa inilah, setiap kali dua orang bertemu
untuk berkomunikasi di antara mereka. Isi komunikasi, informasi yang
dipertukarkan, merupakan bagian integral dari semantik bahasa. Dengan kata
lain, segala bentuk komunikasi adalah suatu bentuk persekutuan, atau
konfrontasi antara orang-orang yang memiliki sistem semantik bahasa. Dapat juga
dikatakan dengan cara lain bahwa bahasa tidak dapat digunakan dalam bentuk
apa pun tanpa memiliki hubungan dengan struktur komunikasinya. Apapun
bentuk penggunaan bahasa, itu adalah suatu bentuk komunikasi, selama itu
dimaksudkan sebagai ekspresi diri yang diarahkan kepada orang lain. Di sinilah
letak sifat teleologis bahasa.

Bahasa sebagai sebuah sistem semantik yang terinternalisasi dalam diri manusia
tidak dapat digunakan tanpa tujuan yang dekat atau jauh. Fakta ini ada bersama
dengan sifat alamiah manusia. Sejak bayi hingga menjelang ajal, manusia
bergantung pada potensi bahasa untuk mengomunikasikan dirinya kepada dunia
sekitar. Iris tujuan bahasa yang membumi yang membuatnya menjadi sesuatu
yang tepat bagi manusia sebagai manusia. Manusia bertahan hidup mengatasi
semua bahaya yang tampaknya mengancam kelangsungan hidupnya, karena,
manusia dapat sepenuhnya mempercayai bahasa yang melaluinya interaksi yang
kompleks secara teknologi saat ini tercapai. Bahasa tidak dimaksudkan untuk
'menyembunyikan pikiran manusia', tetapi untuk melampiaskan dan
mengkomunikasikan dunia pikirannya dan dengan demikian mencapai interaksi
sosial.

Anak dan Komunikasi

Sifat komunikatif dari bahasa paling jelas terlihat dalam kaitannya dengan
perkembangan bahasa anak. Bahasa orang dewasa mengasumsikan lebih banyak
dan lebih beragam tingkat estetika, filosofis, metafisik, puitis, dan mistik, yang
semuanya tidak secara eksplisit bersifat komunikatif. Tetapi bahasa anak
berdasarkan keadaan fisiologis, fisik dan fisiologis anak pada dasarnya
berkembang sebagai bentuk komunikasi. Anak tidak memiliki perangkat lain yang
memuaskan
untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya; satu-satunya alat untuk mencapai
ekspresi diri adalah bahasa; dan bahasa adalah sarana peran untuk melakukan
segala jenis interaksi dengan dan untuk mengendalikan masyarakat.

Anak yang berusaha untuk mengatasi tuntutan yang terus meningkat,


menemukan dirinya hanya dalam suasana komunikasi. Apa yang ia dengarkan,
bahasa yang menjadi dasar internalisasi sistem yang terjadi dalam dirinya,
semuanya bukanlah buku teks atau bahasa sastra, melainkan bahasa sehari-hari
yang digunakan dalam komunikasi di rumah dan di luar rumah. Bahasa
komunikasi keluarga membekali anak lebih jauh untuk menghadapi situasi serupa
di tempat lain. Anak menjadi fasih dengan bahasa komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari; dan bahasa ini selanjutnya berfungsi sebagai dasar untuk bahasa
asma, bahasa profesional, atau bahasa teknis di masa depan.

Tidak seperti orang dewasa yang telah menguasai lebih dari satu bahasa, dan
memiliki pola perilaku yang sesuai dengan orang dewasa, anak yang monolingual
menunjukkan sejauh mana fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Keterbatasan
artikulatoris dan tingkat kedewasaan menimbulkan masalah penyandian dan
penyandian ulang bagi anak dan penyandian ulang bahasa anak bagi orang
dewasa. Namun sekali lagi, perilaku verbal sebagai komunikasi terjadi dalam
lingkungan paralinguistik, dan dengan demikian orang dewasa terbantu dalam
memahami bahasa anak.
Rangkuman

(A)

Sifat teleologis bahasa merujuk pada kecenderungan manusia untuk


memberikan tujuan atau makna pada bahasa yang digunakan. Ini berarti
bahwa bahasa yang digunakan oleh seseorang dapat mencerminkan
keinginan untuk menyampaikan tujuan atau makna tertentu, yang mungkin
tidak selalu jelas atau eksplisit dalam penggunaan bahasa tersebut.

Contohnya, seseorang mungkin menggunakan bahasa dengan tujuan


untuk mempengaruhi atau memotivasi orang lain, atau untuk menunjukkan
status atau kekuasaan. Sifat teleologis bahasa juga dapat terlihat dalam
cara seseorang menggunakan bahasa untuk menciptakan citra diri yang
diinginkan, seperti ketika seseorang menggunakan kata-kata yang rumit
dan formal untuk menunjukkan bahwa dia pandai berbicara atau menulis.

Dalam konteks linguistik, sifat teleologis bahasa juga dapat merujuk pada
penggunaan bahasa dalam menggambarkan atau menjelaskan tindakan
atau kejadian sebagai hasil dari tujuan atau niat tertentu, seperti ketika
seseorang menggunakan kata kerja untuk menggambarkan tindakan yang
ditujukan untuk mencapai suatu tujuan.

(Sifat teleologis bahasa merujuk pada kecenderungan manusia untuk


memberikan tujuan atau makna pada bahasa yang digunakan. Ini berarti
bahwa bahasa yang digunakan oleh seseorang dapat mencerminkan
keinginan untuk menyampaikan tujuan atau makna tertentu, yang mungkin
tidak selalu jelas atau eksplisit dalam penggunaan bahasa tersebut.)

(B)

Komunikasi dengan anak yang mudah dimengerti sangat penting bagi


perkembangan bahasa dan kognitif mereka. Berikut adalah beberapa tips
yang bisa membantu Anda dalam berkomunikasi dengan anak dengan
bahasa yang mudah dimengerti:

 Gunakan kata-kata sederhana dan jelas: Gunakan kata-kata yang


mudah dimengerti oleh anak, hindari penggunaan kata-kata rumit
atau bahasa dewasa.

 Gunakan kalimat pendek: Anak-anak membutuhkan waktu untuk


memproses informasi, sehingga gunakan kalimat pendek yang
mudah dipahami.

 Gunakan intonasi yang tepat: Anak-anak dapat merespon dengan


baik ketika Anda menggunakan nada bicara yang tepat dan
bersemangat.

 Berbicaralah dengan lambat: Jangan terburu-buru dalam berbicara,


berbicaralah dengan lambat dan jelas.
 Gunakan gambar atau objek sebagai alat bantu: Anak-anak dapat
lebih mudah memahami dengan menggunakan gambar atau objek
sebagai alat bantu.

 Bertanya dan memberikan umpan balik: Berikan kesempatan kepada


anak untuk berbicara dan bertanya, kemudian berikan umpan balik
yang positif dan membantu.

 Gunakan kesempatan sehari-hari: Gunakan kesempatan sehari-hari


seperti saat makan atau bermain untuk berkomunikasi dengan anak.

(Komunikasi dengan anak yang mudah dimengerti sangat penting bagi


perkembangan bahasa dan kognitif mereka. Berikut adalah beberapa tips
yang bisa membantu Anda dalam berkomunikasi dengan anak dengan
bahasa yang mudah dimengerti: • Gunakan kata-kata sederhana dan jelas:
Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak, hindari penggunaan
kata-kata rumit atau bahasa dewasa.

Ingatlah bahwa setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-


beda, jadi selalu sesuaikan gaya dan bahasa berkomunikasi dengan
kebutuhan dan tingkat pemahaman anak.)

You might also like