Professional Documents
Culture Documents
Swandani Utfula Dewi Upload PDF
Swandani Utfula Dewi Upload PDF
SKRIPSI
OLEH
NIM: 210614107
JULI 2018
ABSTRAK
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang baik.1 Ada yang berpendapat bahwa pendidikan akhlak dalam Islam dapat
dimaknai sebagai latihan mental dan fisik. Latihan tersebut dapat menghasilkan
manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan juga
rasa tanggung jawab selaku hamba Allah. Latihan-latihan ini bisa bersifat
Dengan kata lain, pendidikan akhlak dalam Islam dapat menjadi sarana untuk
larangan-larangan. Individu ini juga mampu memberikan hak kepada Allah dan
Rasul-Nya, sesama manusia, makhluk lain, serta alam sekitar dengan sebaik-
baiknya.2
Di dalam hadis Nabi juga terdapat ajaran tentang aqidah, shari’ah, dan
1
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur’an (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), hlm. 65.
2
Ibid., 67.
1
2
pendidikan. Hal ini yang lebih penting lagi dalam sunnah terdapat cermin
tingkah laku dan kepribadian Rasulullah Saw yang menjadi teladan dan harus
diikuti oleh setiap muslim sebagai satu model kepribadian Islam, sebagaimana
yakin bahwa pendidikan mampu merubah perangai dan membina budi pekerti.3
siswa menjadi pribadi yang baik. Pada saat melaksanakan sholat dhuha, siswa
masih banyak yang ramai dan berbicara dengan temannya. Padahal waktu
sholat sudah dimulai dan guru pun juga sudah menegur mereka.4
dan pendidikan pada umumnya ada tiga aliran. Pertama, aliran nativisme bahwa
3
M. Mahbubi, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja sebagai Nilai Pendidikan
Karakter (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012), 60.
4
Observasi di SD Ma‟arif Ponorogo pada tanggal 9 Januari 2018.
3
bakat, dan akal. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan
kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Kedua,
diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk
pembawaan si anak dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa.6
sekolah untuk dapat mendidik anak agar menjadi orang yang pintar, terampil,
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 166.
6
Hasbullah, Dasar Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 1.
4
Undang No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
membangun dan membentuk karakter anak bangsa. Hal ini senada dengan UU
7
Syamsu Yusuf L. N dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2014), 3.
8
M. Mahbubi, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja sebagai....2.
5
nyata.9
Muatan Lokal, seperti dimasukkannya mata pelajaran bahasa Jawa dan Sunda,
(aliran). Konsep Ahl al-sunnah wa al-jama>ah terdiri dari 3 kata, yaitu Ahl
berarti pengikut mazhab al-Sunnah berupa segala sesuatu yang telah diajarkan
oleh Nabi Saw, sedangkan al-Jama’ah berarti sekumpulan orang yang memiliki
ajaran agama Islam Ahl al-sunnah wa al-jama>ah (Aswaja) dan menganut salah
satu dari mazhab empat. Konsep Aswaja versi NU ialah Aswaja dipahami
sebagai Manhaj al-Fikr (Metodologi Berfikir). Ini berarti konsep Aswaja bukan
9
Ibid., 42.
10
Ibid., 2.
11
Ibid., 3.
6
kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan individual maupun
kolektif, sesuai dengan tuntunan ajaran Islam Ahl al-sunnah wa’l jama>ah 12
yaitu orang-orang yang selalu berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad
Saw dan amal perbuatan para sahabatnya dalam masalah akidah keagamaan,
Tentang akhlak pribadi Rasulullah Saw dijelaskan pula oleh „Aisyah ra,
sumber akhlak yang kedua setelah Al-Qur‟an segala ucapan dan perilaku beliau
12
M. Khoirul Anam, “Pembelajaran Aswaja sebagai Implementasi Pendidikan Akhlak di
MTs Miftahul Ulum Mranggen Demak”, (Skripsi, UIN Walisongo, Semarang, 2016), 19.
13
Busyairi Harits, Islam NU Pengawal Tradisi Sunni Indonesia (Surabaya: Khalista, 2010),
14.
14
Nasrul, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Aswaja Perindo, 2015), 3.
15
Ibid.,3.
7
siswa dan guru melaksanakan salat dhuha berjamaah, siswa berjabat tangan
B. Fokus Penelitian
mencakup:
SD Ma‟arif Ponorogo.
16
Observasi di SD Ma‟arif pada tanggal 9 Januari 2018.
8
C. Rumusan Masalah
Ma‟arif Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
pelajaran Aswaja.
2. Manfaat Praktis:
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk lebih giat
siswa.
c. Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong orang tua untuk selalu
d. Bagi Masyarakat
generasi muda agar memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran
F. Sistematika Pembahasan
bab terdiri dari sub-sub yang berkaitan dengan sistematika sebagai berikut ini:
tentang penelitian yang akan dilakukan yang meliputi: latar belakang masalah,
sistematika pembahasan.
10
BAB II, telaah penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab ini berfungsi
akhlak.
dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-
tahap penelitian.
gambaran umum lokasi penelitian meliputi: historis dan geografis, visi dan
misi, struktur organisasi, sarana dan prasarana, dan data berisi tentang
BAB VI, penutup. Bab ini berfungsi untuk mempermudah para pembaca
dalam mengambil intisari skripsi ini yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
belajar LKS Aswaja dan Buku Paket Aswaja dan ditunjang dengan buku
11
12
dibuktikan dengan nilai Pre-test dan Post test serta mempunya siswa-
an dimasyarakat setempat.
Aswaja yaitu tawasut}, tasamuh, dan tawazun. Adapun dalam skripsi ini
al-Asr dan membaca doa majlis, tahlil dan istighosah, diba‟iyahan setiap
B. Kajian Teori
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
pembelajaran.18
17
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2.
18
Ibid., 2.
16
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan
buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio
dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas,
sebagainya.19
pendidikan.20
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 57.
20
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2014), 61.
17
b. Komponen Pembelajaran
1) Peserta Didik
didiknya.21
2) Tujuan Pembelajaran
21
Novan Ardy Wiyana, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), 26.
18
hal ini.22
3) Pengalaman Belajar
4) Sumber-Sumber Belajar
belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan dan personal, seperti
22
Ibid., 26.
23
Ibid., 22.
19
5) Evaluasi Pembelajaran
tidak ada, maka proses pembelajaran tidak akan sesuai dengan yang
c. Teori Pembelajaran
terhadap aliran atau teori belajar. Ada beberapa jenis aliran atau
24
Ibid., 22.
25
Ibid., 27.
20
pembelajaran, yaitu:
teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja
26
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
63.
21
27
Ibid., 64.
28
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), 74.
22
lingkungan.30
29
Ibid., 74.
30
Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru (Jakarta: Referensi, 2012), 118.
23
31
Ibid., 120-121.
32
Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), 79.
24
2. Perencanaan Pembelajaran
34
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008 , 30).
26
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran.35
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari
35
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran....2.
36
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran...52-53.
27
3. Pelaksanaan Pembelajaran
37
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 38-39.
38
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran...59.
39
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 36.
28
4. Evaluasi Pembelajaran
40
Thoifuri, Menjadi Guru Inspirator (Semarang: RaSAIL Media Group, 2007), 55.
41
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran...141-142.
42
Ibid., 146.
43
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2006,
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Pendidian, 17.
29
44
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah....36.
45
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010),
42.
46
M. Ngalim Purwanto dan Tjun Surjaman, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), 26.
47
Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis.....43.
30
5. Aswaja
a. Pengertian Aswaja
Ra, Utsman bin Affan Ra, dan Ali bin Abi Thalib Ra). Ahl al-sunnah
48
Busyairi Harits, Islam NU Pengawal Tradisi Sunni Indonesia (Surabaya: Khalista, 2010),14.
49
Ibid., 17.
31
b. Aswaja NU
ekstrim.
50
M. Mahbubi, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja Sebagai Nilai Pendidikan
Karakter (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2012). 22.
32
hal-hal dari luar yang bertentangan dengan Islam dan atau berbahaya
bagi Islam. Adapun hal-hal yang dapat diterima oleh Islam dan atau
bermanfaat bagi Islam dan kehidupan, bukan saja boleh, malah perlu
51
Busyairi Harits, Islam NU Pengawal Tradisi Sunni Indonesia.... 24.
33
dihadapi bersama.52
penyampaian.53
52
Ibid.,24.
53
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2007), 264.
34
daerah dan wajib diikuti oleh siswa daerah itu dengan haluan Ahl
ajaran yang diridhai oleh Allah, yaitu ajaran Nabi, para sahabat, dan
umat Islam dalam setiap masa, sehingga isi dan media pendidikannya
setiap masa.54
54
Rif‟atul Khoriyah, “Peningkatan Wawasan ke-Nu an Melalui Pembelajaran Muatan Lokal
Aswaja di MA Hasyim Asy‟ari Sukodono Sidoarjo”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2017),
60.
35
yang dicontohkan oleh jama‟ah, mulai dari sahabat, tabi‟in, dan para
dasar Aswaja kepada peserta didik sebagai pedoman dan acuan dalam
keyakinan.
56
M. Khoirul Anam, “Pembelajaran Aswaja sebagai Implementasi Pendidikan Akhlak di MTs
Miftahul Ulum Mranggen Demak,”.... 19.
37
1) Landasan Idiil
2) Landasan Hukum
3) Landasan Teori
adalah:
ke yang abstrak.
lingkungan sekitarnya.
4) Landasan Demografik
dan memiliki beraneka ragam adat istiadat, tata cara dan tata
38
krama pergaulan, seni dan budaya serta kondisi alam dan sosial
6. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
batin. Manusia tersusun dari jasad (tubuh) yang terbuat dari tanah dan
terlihat dengan mata serta dari roh dan jiwa yang berasal dari Tuhan
dan hanya terlihat dengan mata hati.58 Akhlak atau budi pekerti,
seseorang memiliki akhlak atau budi pekerti yang bai, hanya akan
tertentu.59
57
Abdullah Idi, Pengembangan Kuriulum: Teori dan Praktik.... 258-260.
58
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 254.
59
Harjali, “ Pendidikan Karakter (Sebuah Usaha Penanaman Kebaikan),” Cendekia, Volume
10, Nomor 2, (Desember 2012), 187.
39
adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara
dan batin. Menurut Imam Ghazali, akhlak ialah sifat yang tertanam
secara spontan.
ayat 21:
60
Nasrul, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), 1.
40
Aisyah ra, diriwiyatkan oleh Imam Muslim. Dari Aisyah ra, berkata,
Allah Swt.62
Atau dengan kata lain, berbeda antara akhlak dan etika. Jika etika
maknanya lebih luas dari itu serta mencakup pula beberapa hal yang
61
Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Bandung: PT Sygm Examedia Arkanleema, 2009), 420.
62
Nasrul, Akhlak Tasawuf....3.
63
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2014),
6-12.
41
pengetahuan. 64
64
Ibid., 8
42
pemaaf.
ini. Akhlak kepada diri sendiri juga perlu karena untuk memelihara
kesucian diri baik jasmani maupun rohani. Selain itu, akhlak kepada
Inggris disebut the high goal, dalam bahasa Indonesia disebut dengan
d. Pembentukan Akhlak
yang ada dalam diri manusia dan dapat juga berupa kata hati atau
66
Nasrul, Akhlak Tasawuf....3.
45
atau diusahakan.67
amarah, nafsu syahwat, fitrah, patah hati, hati nurani, dan intuisi
67
Ibid., 13.
46
dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi
akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan
jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik pada
68
Ibid, 14.
69
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 158.
47
perbuatan terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal salih dinilai
hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu.
70
Ibid., 159
71
Ibid., 164.
48
dan harus ada pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan
anak itu baik, maka baiklah anak tersebut. Aliran ini tampak
oleh faktor internal yaitu pembawaan si anak dan faktor dari luar
72
Ibid., 165.
73
Ibid., 166.
49
METODE PENELITIAN
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
74
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 36.
75
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan....94.
48
49
alternatif pemecahannya.76
B. Kehadiran Peneliti
76
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 50.
77
Ibid, 11.
50
C. Lokasi Penelitian
peneliti.
Data dalam penelitian ini terdiri dari data utama (primer) dan data
lainnya.78 Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari kepala
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.79
78
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi),
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 129.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2013), 308.
51
data.80 Beberapa cara yang bisa digunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
b. Wawancara
80
Ibid., 308.
81
Ibid., 203.
52
informan meliputi kepala sekolah dan guru mata pelajaran aswaja kelas
c. Dokumentasi
tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana
tertulis.83
sekolah.
82
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 180.
83
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 149.
53
penting, dan yang akan dipelajari dan memuat kesimpulan yang dapat
Huberman.
Data
Collection Data
Display
Data
Reduction
Conclusion
84
Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan Islam: Pengembangan Ilmu Berparadigma
Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 139.
54
berada di lapangan.85
penelitian ini, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
a. Perpanjangan Keikutsertaan
85
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan... 338-245.
86
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), 327.
56
b. Ketekunan/Keajegan Pengamatan
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal
kedalaman.
c. Triangulasi
yang sama.
57
H. Tahap-Tahap Penelitian
perlengkapan penelitian.
A. Data Umum
peserta didik sejumlah 840 anak yang terbagi dalam 28 kelas. Secara
pendidikan dasar swasta yang berada di sebuah kota kecil. Namun juga
itu sampai sekarang SD Ma‟arif terus berbenah diri agar dapat shālih luklli
zamān wa makān.87
87
Lihat transkrip dokumentasi nomor 01/D/10-IV/2018.
58
59
serta Aswaja (Ahl al sunnah wa’l jamā’ah), yang menjadi salah satu ciri
APE baik out door maupun in door, laboratorium MIPA, dan Lab.
peserta didik maka diadakan les yang dikelola oleh sekolah. Selain itu
juga diadakan kegiatan ekstra yang mewadahi bakat serta minat peserta
didik, diantaranya kepramukaan dan olah raga. Di bidang seni dan budaya
proporsional antara jumlah peserta didik dengan ruangan kelas yang ada.
2. Identitas Sekolah
Kelurahan : Bangunsari
Kecamatan : Ponorogo
Kabupaten : Ponorogo
NIS : 10 03 90
NSS : 102051117039
Status : Swasta
Akreditasi :A
a. Visi
b. Misi
dan menyenangkan.
Maha Esa.89
a. Jenis kelamin:
1. Laki-laki : 24 orang
2. Perempuan : 22 orang
c. Ijazah Tertinggi:
1. S2 : 2 orang
2. S1 : 42 orang
3. D2 : -
4. SMA : 1 orang
5. SD : 1 orang
SD MA'ARIF PONOROGO
Jumlah
Kelas L P Jumlah
Rombel
I 5 84 92 176
II 5 71 69 140
III 5 88 73 161
IV 4 58 64 122
V 4 63 64 127
VI 4 50 63 113
B. Data Khusus
90
Lihat transkrip dokumentasi nomor 03/D/10-IV/2018.
64
91
Lihat transkrip wawancara nomor 02/W/11-IV/2018.
92
Lihat transkrip wawancara nomor 01/W/11-IV/2018.
93
Lihat transkrip observasi nomor 01/O/21-IV/2018.
65
lembaga serta guru mata pelajaran Aswaja. Hal ini sebagaimana yang
94
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
95
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
66
tercapai. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh guru Aswaja yang
lain, yaitu:
96
Lihat transkrip wawancara nomor 05/W/19-IV/2018.
97
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
67
tersebut telah menjadi ciri khas sekolah yang berada di bawah naungan
mata pelajaran tersebut. Dalam membuat RPP, guru mengacu pada SK-
pelajaran Aswaja. Dari data yang diperoleh peneliti, guru mata pelajaran
hanya akan membuat RPP pada saat penyerahan sebagai bukti laporan
98
Lihat transkrip wawancara nomor 06/W/19-IV/2018.
99
Lihat transkrip wawancara nomor 09/W/26-IV/2018.
68
Ajaran 2017-2018
yang dapat melahirkan para peserta didik menjadi individu yang memiliki
dan memiliki akhlak sesuai paham ahl al-sunnah wa’l jama>ah dalam
yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran Aswaja kelas V, berikut hasil
wawancaranya:
masyarakat yang baik pula. Akhlak dalam Islam juga memiliki nilai yang
mutlak karena persepsi antara akhlak baik dan buruk memiliki nilai yang
yaitu:
dengan sendirinya anak akan menjadi baik. Faktor dari luar yaitu
Faktor internal yaitu pembawaan si anak dan faktor dari luar yaitu
Allah Swt dan Rasul-Nya, hormat kepada kedua orang tua dan ibu-bapak
102
Lihat transkrip wawancara nomor 03/W/11-IV/2018.
103
Lihat transkrip wawancara nomor 10/W/19-IV/2018.
71
tetapi juga pada internalisasi dan pengamalan nyata. Hal ini sebagaimana
peserta didik:
104
Lihat transkrip wawancara nomor 07/W/19-IV/2018.
72
perlahan akan tertanam akhlak peserta didik yang islami sesuai dengan
ANALISIS DATA
keislaman, ekonomi, sosial kultur, dan pendidikan. Lima bidang ini yang
peserta didik dapat mengetahui dan mengenal Nahdlatul Ulama serta paham
ajaran-ajaran amaliyah.109
kurikulum mutan lokal.110 Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi
74
75
dan wajib dipelajari peserta didik di daerah itu. Muatan lokal adalah bahan
pendidik atau masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh peserta didik. Sebagai
kerumitan hidup lainnya, sehingga tercipta output yang kompeten dan cerdas
NU. Kemudian dikembangkan oleh pihak sekolah berupa silabus dan Rencana
111
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2007), 264.
112
Lihat transkrip wawancara nomor 01/W/11-IV/2018.
113
M. Mahbubi, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja Sebagai... 34
76
secara optimal dilakukan, sebab guru hanya akan membuat RPP ketika untuk
tersebut, pelaksanaan yang hanya satu jam pelajaran masih sangat kurang.
Oleh sebab itu, selain pelaksanaan di dalam kelas hal tersebut juga
di lingkungan sekolah.
belajar, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
membelajarkan peserta didik”, dan bukan pada “apa yang dipelajari peserta
114
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
115
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
116
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 2.
77
didapatkan oleh peneliti dalam pembelajaran muata lokal Aswaja guru tidak
berhak untuk mengambil keputusan atau inisiatif secara rasional, sadar, dan
belajar dan alat evaluasi pembelajaran apa yang hendak digunakan untuk
117
Suparlan, Menjadi Guru Inisiator (Semarang: RaSAIL Media Group, 2007), 55.
118
Lihat transkrip wawancara nomor 08/W/26-IV/2018.
119
Lihat transkrip wawancara nomor 05/W/19-IV/2018.
78
dan tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai atau belum, guru melakukan
diperoleh peneliti, pembuatan RPP belum dilakukan secara optimal oleh guru
Aswaja. Sebab, guru hanya akan membuat RPP ketika sebagai laporan di
ceramah dan tanya jawab. Namun, dalam hal ini guru maupun pihak sekolah
sudah berusaha menciptakan kondisi yang efektif dan efisisen. Efektif yang
yang kondusif. Efesien yang dimaksud adalah waktu yang diberikan dalam
waktunya terbatas tujuan sudah dapat dipenuhi baik di kelas maupun luar
kelas yaitu peserta didik mengetahui materi ke-NU-an dan menerapkan dalam
120
Novan Ardy Wiyana, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), 26.
121
Lihat transkrip wawancara nomor 09/W/26-IV/2018.
79
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dalam hal ini kepala
Aswaja disekolah tersebut. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi sekolah
yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Selain itu, yang
dan kecerdasan berpikir yang baik. Karena itu, kedudukan akhlak dalam
Melalui pendidikan akhlak ini, manusia dimuliakan oleh Allah dengan akal,
yang benar.122
para peserta didik memiliki akhlak yang santun dalam kehidupan sehari-hari
terdahulu.123
perubahan, maka batallah fungsi wasiat, nasihat, pendidikan, dan tidak ada
122
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
65.
123
Lihat transkrip wawancara nomor 04/W/19-IV/2018.
124
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 156.
81
tersebut yaitu faktor pembawaan dari dalam anak berupa kecenderungan. Jika
anak sudah memiliki kecenderungan baik maka dengan sendirinya anak akan
menjadi baik. Faktor dari luar yaitu lingkungan sosial termasuk pembinaan
dan pendidikan yang diberikan. Faktor internal yaitu pembawaan si anak dan
faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus,
peserta didik kelas V tidak hanya dilakukan dengan pelajaran di kelas, tetapi
125
Lihat transkrip wawancara nomor 03/W/11-IV/2018.
126
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf.... 157.
127
M. Mahbubi, Pendidikan Karakter: Implementasi Aswaja Sebagai... 35.
82
nahdhiyah, membaca Al-Qur‟an, juz amma, dan do‟a sehari-hari. Selain itu,
setiap satu atau dua bulan sekali melakukan istighosah bersama setiap rabu
5) Sikap tawasut} dan i’tidal. Sikap tengah yang berintikan kepada prinsip
hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah
didik akan selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak
didik yang berada di kelas bawah seperti jika di sekolah menghormati guru.
128
Lihat transkrip wawancara nomor 07/W/19-IV/2018.
129
Busyairi Harits, Islam NU Pengawal Tradisi Sunni Indonesia.... 24.
83
mendatang. Misalnya, peserta didik seimbang dalam hal ibadah dan dunia.
8) Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Memiliki sikap untuk berbuat baik, berguna
kehidupan. Misalnya, ketika ada peserta didik yang berkelahi, peserta didik
yaitu sekolah, peserta didik, dan para wali murid bekerja sama memberikan
santunan kepada anak yatim piatu. Hal tersebut menunjukkan agar peserta
didik memiliki rasa peduli terhadap sesama. Selain itu, peserta didik juga
diberi pemahaman bahwa mereka harus memiliki sikap toleransi baik dalam
agar tidak terjadi permusuhan misal dengan teman sebayanya apabila terjadi
dan untuk menjadikan peserta didik penerus generasi para ulama NU. Fungsi
dari pembelajaran aswaja ini tidak hanya mengenalkan peserta didik dengan
seperti tahlil, istighosah, bilal pada saat salat jum‟at dan tarawih, do‟a qunut,
salat tarawih dan witir 23 raka‟at, serta bersholawat nahdhiyah setelah selesai
salat.
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi ciri khas anak NU yang
130
Lihat transkrip wawancara nomor 11/W/26-IV/2018.
85
Ma‟arif Ponorogo dalam menanamkan akhlak peserta didik. Selain itu, tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
dikembangkan oleh sekolah dengan membuat silabus serta RPP oleh guru
yang efektif dan efisisen. Efektif yang dimaksud adalah peserta didik kelas
sudah dapat dipenuhi baik di kelas maupun luar kelas yaitu peserta didik
86
87
hari, dan memupuk keyakinan peserta didik tentang ajaran Aswaja yang
B. Saran
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru untuk lebih giat
siswa.
88
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong orang tua untuk selalu
untuk menerapkannya.
6. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dari sudut
pandang yang lain dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi
DAFTAR PUSTAKA
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.