You are on page 1of 12

LAPORAN HASIL

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

PT. SERAT SUTRA

Mata Kuliah Pengantar Audit Manajemen

Di susun oleh:

KELOMPOK :

1. NUR HIKMAH (20120109)


2. RIZKA AMALIA (20120107)
3. ANISA (20120149)
4. SALMIATI (20120067)
5. PENDY ANDIKA JAYA (20120173)
6. AHMAD FAJRING (20120110)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRI DHARMA


NUSANTARA MAKASSAR
STIE TDN MAKASSAR
TAHUN 2023
LAPORAN HASIL
AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

PT. SERAT SUTRA


Jl. CR No. 7 Medan, didirikan tanggal 13 April 1995
Makassar, 29 April 2023

No : 033/KAP/V/2015
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth. Direktur Utama PT. Serat Sutra
Ny. Shri Utami
Di Tempat

Kami telah melakukan audit atas Keterlambatan Produksi di Pabrik


Tekstil milik PT Serat Sutra untuk periode tahun 2006. Audit kami tidak
dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang
Keterlambatan Produksi yang dimiliki (terjadi pada) PT. Serat Sutra. Audit
tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya
guna), dan efektivitas (hasil guna). Audit atas Keterlambatan Produksi di PT.
Indojewel yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan
pelayanan yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan
datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat
beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencapai
tujuannya.

Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Audit Pendahuluan
Bab II : Review Terhadap Pengendalian Manajemen
Bab III : Audit Lanjutan
Bab IV : Pelaporan
Bab V : Tindak Lanjut
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,
dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun
staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik.

KAP & Management


Consultant
Rawiatmaja & Partener
Tn. Pram Sanjaya
BAB I
PENDAHULUAN
INFORMASI LATAR BELAKANG

Nama Perusahaan : PT Serat Sutra


Jenis Usaha : Pabrik Tekstil

Gambaran Umum Perusahaan:


PT. Serat Sutra (selanjutnya disebut “perusahaan”) berlokasi di Jl. CR No. 7
Medan, didirikan tanggal 13 April 1995 oleh para pendiri yang terdiri atas:
1. Ny. Shri Utami
2. Tn. Hendro Sukantja
3. Ny. Trini Ray

PT. Serat Sutra bergerak dibidang produksi industri tekstil. Tujuan produksi
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan hanya sebagian kecil memenuhi
kebutuhan persediaan. Perusahaan menetapkan kebijakan persediaan yang sangat
minim untuk menjaga stabilitas keuangannya. Perusahaan menghasilkan beberapa
jenis kain dengan bahan sadar dan merk yang berbeda. Bahan baku sebagian masih
merupakan bahan impor terutama yang tidak tersdia cukup dalam negeri. Sebanyak
60% dari produk yang dihasilkan terutama yang berbahan dasar sutra adalah untuk
tujuan ekspor yang merupakan produk pesanan dengan waktu pengiriman rata-rata
7 hari dari pesanan diterima dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri. Perusahaan menggunakan mesin otomatis berteknologi tinggi dengan
kapasitas produksi 300.000 meter per hari untuk kain dengan bahan dasar sutra dan
4.750 meter kain yang tidak berbahan dasar sutra. Dari kapasitas produksi yang
dimiliki perusahaan beroperasi sebesar 85% dari kapasitas penuh. Produksi disusun
berdasarkan batch-batch yang lebih mengutamakan optimalisasi pengolahan bahan
yang tersedia. Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Ny. Shri Utami
Direktur Akuntansi dan Keuangan : Ny. Trini Ray
Direktur Pemasaran : Tn. Hendro Sukantja

Tujuan Dilakukan Audit:

1. Menilai kecukupan prosedur Produksi Tekstil yang digunakan


dalam penyelengaraan operasional perusahaan.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Proses Produksi Tekstil
yang dimiliki perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan Proses
Produksi yang ditemukan.
RUANG LINGKUP AUDIT

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan
hanya meliputi masalah Keterlambatan Produksi PT Serat Sutra untuk periode
tahun 2006. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem
pengendalian manajemen Proses Produksi, petugas yang bertanggung jawab
mengelola, serta aktivitas produksi itu sendiri.

Kriteria:

1. Jadwal produksi disusun berdasarkan rencana pcnjualanyang secara


ketat menghubungkan rencana pengiriman barang dengan jadwal
produksi setiap jenis produk.
2. Jadwal produksi harus mampu meminimumkan.
a. Biaya persediaan, di mana persediaan maksimum 5% dari
produksi setiap bulan untuk setiap jenis barang,
b. Biaya penyetelan (setup) mesin,
c. Upah lembur, dan
d. Pengangguran sumber daya.
3. Jadwal produksi harus terintegrasi dengan:
a. Jadwal penerimaan bahan baku; bahan baku sudah tersedia dan
siap di lokasi pabrik 6 jam sebelum proses produksi dimulai.
b. Pemeliharaan fasilitas produksi; mesin selalu dalam keadaan
siap untuk dioperasikan.
c. Pengiriman barang; barang jadi dikirim paling lambat 7 hari kerja
sejak pesanan diterima.
4. Jadwal produksi harus mampu mengoptimalkan tingkat penggunaan
kapasitas produksi.
5. Jadwal produksi harus selaras dengan jadwal pada fungsi- fungsi yang
lain.
6. Perusahaan harus memiliki pedoman tertulis tentang perubahan
jadwal produksi yang diakibatkan oleh adanya tambahan
(perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak mengganggu rencana
produksi dan pengiriman yang telah terjadwal.

Kesimpulan Hasil Audit Pendahuluan

Dari audit pendahuluan, diperoleh informasi umum sebagai


berikut:
1. Tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan hanya
sebagian kecil untuk memenuhi persediaan. Perusahaan
menetapkan kebijakan persediaan yang sangat minimum untuk
menjaga stabilitas keuangannya.
2. PT Serat Sutra menghasilkan beberapa jenis kain dengan bahan dasar
dan merk yang berbeda. Bahan baku sebagaian masih merupakan
bahan impor terutama yang tidak tersedia cukup di dalam negeri.
3. Sebanyak 60% dari produk yang dihasilkan terutama yang berbahan
dasar sutra adalah untuk tujuan ekspor yang merupakan produk
pesanan dengan waktu pengiriman rata-rata 7 hari dari pesanan diterima
dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
4. Perusahaan menggunakan mesin otomatis berteknologi tinggi
dengan kapasitas produksi 300.000 meter per hari untuk kain dengan
bahan dasar sutra dan 4.750 meter untuk kain yang tidak berbahan
dasar sutra. Dari kapasitas produksi yang dimiliki, perusahaan
beroperasi sebesar 85% dari kapasitas penuh.
5. Pengendalian kualitas produk dimulai dari pengendalian bahan baku
(input), proses produksi dan penanganan produk jadi (output).
6. Produksi disusun brdasarkan batch-batch yang lebih mengutamakan
optimalisasi pengolahan bahan yang tersedia.
BAB II

REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN

Permasalahan perusahaan ini baru muncul di tahun 2006, di mana


keluhan pelanggan meningkat begitu tinggi terutama disebabkan pemenuhan
pesanan yang selalu terlambat. Sebagai akibat dari kcterlambatan ini juga
terjadi pembatalan pesanan dan beberapa pelanggan di kawasan Timur Tengah
bahkan menunda pembayaran sebagai jaminan bahwa perusahaan akan
memenuhi pesanan berikutnya. Di samping itu, di dalam negeri, pasar juga
mengalami penurunan karena permasalahan yang sama. Perusahaan tidak
mampu menempatkan barangnya di pasar tepat waktu dalam kuantitas sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini berdampak pada kinerja perusahaan di mana dua
tahun terakhir ini laba mengalami penurunan cukup signifikan.

Terjadi pembatalan pesanan sebesar 15% dari Rp 750 miliar total


pesanan pelanggan di Timur Tengah dan 10% dari 575 Miliar total pesanan
pelanggan di kawasan Eropa selama tahun 2006. Di samping itu pasar di
dalam negeri mengalami penurunan sebesar 7,5% dari volume penjualan tahun
lalu yang mencapai 525 Miliar.

Arus kas juga sedikit terganggu belakangan ini, karena berkurangnya


penerimaan perusahaan dan terjadinya pembatalan pesanan dan penurunan
daya serap pasar di dalam negeri menyebabkan terjadinya kehilangan
potensi pendapatan sebesar 209,375 miliar. Dengan asumsi margin 22,5%
seperti yang terjadi saat ini, perusahaan telah kehilangan lebih dari 47
miliar potensi laba kotor. Hasil pertemuan para direksi menemukan bahwa
tidak ada masalah dengan kapasitas produksi dan perawatan mesin.
Fasilitas produksi juga bekerja selama waktu yang ditentukan dalam kapasitas
normal 85%. Bahkan di gudang menumpuk beberapa jenis barang yang
menunggu untuk dikirirn kepada pelanggaan.
BAB III

AUDIT LANJUTAN

PengembanganTemuan Dalam Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang diperoleh selama audit yang dilakukan,


dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:

1. Perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan (terutama untuk produk


berbahan dasar sutra yang masih diimpor) sering tidak tepat, sehinggan
kedatangan bahan baku sering terlambat. Dari catatan penerimaan bahan
baku 2006 rata-rata terjadi kekurangan bahan baku sebanyak 15% dari
kebutuhan produksi, sehingga proses produksi hanya mampu mencapai
kuantitas 90% dari produk yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan
pelanggan sesuai jadwal pengiriman yang ditetapkan.
2. Karena proses produksi harus terus berjalan, supervisor memerintahkan
untuk memproduksi terlebih dahulu produk yang bahan bakunya tersedia
di lokasi pabrik, walaupun belum waktunya diproses, yang menyebabkan
terjadinya penumpukan persediaan rata-rata sampai 15% untuk produk
nonsutra.
3. Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu tepat dengan jadwal
penggunaannya, sehingga pada saat beberapa komponen mesin
dibutuhkan sering belum siap karena masih diperbaiki, yang berakibat
terjadinya waktu tunggu rata-rata 1 jam setiap hari.
4. Jadwal produksi tidak disesuaikan dengan terjadinya pemesanan dari
pelanggan yang sifatnya mendadak, sehingga belum termasuk dalam
jadwal produksi yang telah ditetapkan, yang menyebabkan tertundanya
pengiriman barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk setiap pesanan.
5. Jadwal penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas produksi tidak
disesuaikan dengan terjadinya perubahan pesanan dari pelanggan, yang
menyebabkan terhambatnya proses produksi rata-rata 18 jam dalam
seminggu.

Penyebab:
1. Perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan (temtama untuk
produk berbahan dasar sutra yang masih diimpor) sering tidak tepat,
sehingga kedatangan bahan baku sering terlambat. Dari catatan
penerimaan bahan tahun 2006 rata- rata terjadi kekurangan bahan
baku sebanyak 15% dari kebutuhan produksi,
2. Karena proses produksi harus berjalan terus, supervisor memerintahkan
untuk memproduksi terlebih dahulu produk yang bahan bakunya tersedia
di lokasi pabrik, walaupun belum waktunya untuk diproses.
3. Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu tepat dengan jadwal
penggunaannya.
4. Jadwal produksi tidak disesuaikan dengan terjadinya pemesanan dari
pelanggan yang sifatnya mendadak, sehingga belum termasuk dalam
jadwal produksi yang telah ditetapkan.
5. Jadwal penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas produksi tidak
disesuaikan dengan terjadinya perubahan pesanan dari pelanggan.

Akibat:
1. Karena keterlambatan pengiriman bahan baku, proses produksi
hanya mampu mencapai kuantitas 90% dari produk yang dibutuhkan
untuk memenuhi pesanan pelanggan sesuai dengan jadwal pengiriman
yang telah ditetapkan.
2. Terjadi penumpukan persediaan rata-rata sampai 15% untuk
3. produk nonsutra.
4. Pada saat beberapa komponen mesin dibutuhkan sering belum siap
karena masih diperbaiki, yang berakibat terjadinya waktu tunggu
rata-rata 1 jam dalam setiap hari.
5. Pesanan pelanggan yang mendadak, menyebabkan tertundanya
pengiriman barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk setiap
pesanan.
6. Jika terjadi perubahan pesanan dari pelanggan, proses produksi
terhambat rata-rata 18 jam dalam 1 minggu.

Pejabat yang bertanggung jawab:


Direktur Produksi
BAB IV
PELAPORAN

Penyajian laporan hasil audit produksi dan operasi pada PT. SERAT SUTRA ini
yaitu:
1. Dengan cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh
selama tahap-tahap audit produksi. Dan
2. Penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitik beratkan penyajian
kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.

BAB V
TINDAK LANJUT

Berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan ditemukan beberapa kelemahan


yang harus menjadi perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan
tersebut diantaranya yaitu:
1. Keterlambatan pengiriman terjadi karena keterlambatan proses
produksi.
2. Keterlambatan proses produksi terjadi karena belum adanya
kesesuaian antara:
a. Perencanaan kebutuhan dan pembelian bahan baku yang belum
tepat.
b. Pemeliharaan fasilitas produksi yang kurang sesuai.
3. Penumpukan persediaan terjadi karena jadwal produksi yang kurang
sesuai.
4. Belum adanya prosedur tertulis untuk perubahan jadwal produksi yang
diakibatkan oleh adanya tambahan (perubahan) permintaan pelanggan.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi


sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk
memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
Perusahaan dapat melakukan langkah-langkah perbaikan atas
kelemahan dalam proses produksi antara lain dengan:
1. Perusahaan perlu menyusun jadwal produksi dengan menyesuaikan
antara bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan
fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya keterlambatan produksi.
a. Pembelian bahan baku perlu disesuaikan dengan pesanan
pelanggan atau dengan memprediksi pesanan yang sering
dipesan oleh pelanggan sehingga dapat menyesuaikan
rencana pemesanan bahan baku termasuk estimasi jadwal
pengiriman bahan baku terutama untuk bahan impor,
sehingga bahan baku dapat tepat waktu digunakan untuk proses
produksi.
b. Ada baiknya perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas
produksi seperti mesin sesuai dengan kapasitas produksi.
Perusahaan perlu menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan pemeliharaan berkala mesin-mesin produksi agar tidak
terjadi ketidaksiapan mesin saat akan digunakan untuk proses
produksi. Selain itu, karena operator mesin dan bagian
pemeliharaan dikendalikan oleh orang yang berbeda, diperlukan
juga adanya penyesuaian jadwal di antara keduanya.
2. Jika integrasi antara bagian produksi, pembelian bahan baku, dan
pemeliharaan fasilitas produksi telah dapat disesuaikan dengan baik,
perusahaan dapat menerapkan sistem produksi secara just in time dengan
hanya memproduksi barang sesuai dengan pesanan pelanggan
sehingga meminimalkan penumpukan persediaan yang dapat
menyebabkan meningkatnya biaya persediaan.
3. Perusahaan perlu membuat pedoman tertulis mengenai kemungkinan
perubahan jadwal produksi jika terjadi tambahan (perubahan) permintaan
pelanggan yang mendadak. Perusahaan sebaiknya selalu siap terhadap
kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan pesanan
pelanggan yang terjadi secara mendadak dengan mempersiapkan juga
bahan baku serta dapat memanfaatkan kapasitas mesin yang masih
menganggur sebagai antisipasi perubahan pesanan tersebut.
4. Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi atas prosedur y a n g t e l a h
d i l a k s a n a k a n s e b a g a i t o l a k u k u r d a r i keberhasilan dan ketepatan
produksi, baik dalam hal waktu, kuantitas, maupun kualitas produk. \

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada


pada manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki, kami
mengkhawatirkan akan terjadi akibat yang lebih buruk pada pelaksanaan
proses produksi perusahaan di masa mendatang.

You might also like