Professional Documents
Culture Documents
Laporan Hasil Audit
Laporan Hasil Audit
Di susun oleh:
KELOMPOK :
No : 033/KAP/V/2015
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth. Direktur Utama PT. Serat Sutra
Ny. Shri Utami
Di Tempat
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Audit Pendahuluan
Bab II : Review Terhadap Pengendalian Manajemen
Bab III : Audit Lanjutan
Bab IV : Pelaporan
Bab V : Tindak Lanjut
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,
dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun
staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik.
PT. Serat Sutra bergerak dibidang produksi industri tekstil. Tujuan produksi
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan hanya sebagian kecil memenuhi
kebutuhan persediaan. Perusahaan menetapkan kebijakan persediaan yang sangat
minim untuk menjaga stabilitas keuangannya. Perusahaan menghasilkan beberapa
jenis kain dengan bahan sadar dan merk yang berbeda. Bahan baku sebagian masih
merupakan bahan impor terutama yang tidak tersdia cukup dalam negeri. Sebanyak
60% dari produk yang dihasilkan terutama yang berbahan dasar sutra adalah untuk
tujuan ekspor yang merupakan produk pesanan dengan waktu pengiriman rata-rata
7 hari dari pesanan diterima dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam
negeri. Perusahaan menggunakan mesin otomatis berteknologi tinggi dengan
kapasitas produksi 300.000 meter per hari untuk kain dengan bahan dasar sutra dan
4.750 meter kain yang tidak berbahan dasar sutra. Dari kapasitas produksi yang
dimiliki perusahaan beroperasi sebesar 85% dari kapasitas penuh. Produksi disusun
berdasarkan batch-batch yang lebih mengutamakan optimalisasi pengolahan bahan
yang tersedia. Susunan direksi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Ny. Shri Utami
Direktur Akuntansi dan Keuangan : Ny. Trini Ray
Direktur Pemasaran : Tn. Hendro Sukantja
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan
hanya meliputi masalah Keterlambatan Produksi PT Serat Sutra untuk periode
tahun 2006. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem
pengendalian manajemen Proses Produksi, petugas yang bertanggung jawab
mengelola, serta aktivitas produksi itu sendiri.
Kriteria:
AUDIT LANJUTAN
Kondisi:
Penyebab:
1. Perencanaan kebutuhan bahan baku perusahaan (temtama untuk
produk berbahan dasar sutra yang masih diimpor) sering tidak tepat,
sehingga kedatangan bahan baku sering terlambat. Dari catatan
penerimaan bahan tahun 2006 rata- rata terjadi kekurangan bahan
baku sebanyak 15% dari kebutuhan produksi,
2. Karena proses produksi harus berjalan terus, supervisor memerintahkan
untuk memproduksi terlebih dahulu produk yang bahan bakunya tersedia
di lokasi pabrik, walaupun belum waktunya untuk diproses.
3. Jadwal pemeliharaan mesin tidak selalu tepat dengan jadwal
penggunaannya.
4. Jadwal produksi tidak disesuaikan dengan terjadinya pemesanan dari
pelanggan yang sifatnya mendadak, sehingga belum termasuk dalam
jadwal produksi yang telah ditetapkan.
5. Jadwal penerimaan bahan baku dan perbaikan fasilitas produksi tidak
disesuaikan dengan terjadinya perubahan pesanan dari pelanggan.
Akibat:
1. Karena keterlambatan pengiriman bahan baku, proses produksi
hanya mampu mencapai kuantitas 90% dari produk yang dibutuhkan
untuk memenuhi pesanan pelanggan sesuai dengan jadwal pengiriman
yang telah ditetapkan.
2. Terjadi penumpukan persediaan rata-rata sampai 15% untuk
3. produk nonsutra.
4. Pada saat beberapa komponen mesin dibutuhkan sering belum siap
karena masih diperbaiki, yang berakibat terjadinya waktu tunggu
rata-rata 1 jam dalam setiap hari.
5. Pesanan pelanggan yang mendadak, menyebabkan tertundanya
pengiriman barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk setiap
pesanan.
6. Jika terjadi perubahan pesanan dari pelanggan, proses produksi
terhambat rata-rata 18 jam dalam 1 minggu.
Penyajian laporan hasil audit produksi dan operasi pada PT. SERAT SUTRA ini
yaitu:
1. Dengan cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh
selama tahap-tahap audit produksi. Dan
2. Penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitik beratkan penyajian
kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
BAB V
TINDAK LANJUT
Rekomendasi:
Perusahaan dapat melakukan langkah-langkah perbaikan atas
kelemahan dalam proses produksi antara lain dengan:
1. Perusahaan perlu menyusun jadwal produksi dengan menyesuaikan
antara bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan
fasilitas produksi untuk mencegah terjadinya keterlambatan produksi.
a. Pembelian bahan baku perlu disesuaikan dengan pesanan
pelanggan atau dengan memprediksi pesanan yang sering
dipesan oleh pelanggan sehingga dapat menyesuaikan
rencana pemesanan bahan baku termasuk estimasi jadwal
pengiriman bahan baku terutama untuk bahan impor,
sehingga bahan baku dapat tepat waktu digunakan untuk proses
produksi.
b. Ada baiknya perusahaan melakukan pemeliharaan fasilitas
produksi seperti mesin sesuai dengan kapasitas produksi.
Perusahaan perlu menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan pemeliharaan berkala mesin-mesin produksi agar tidak
terjadi ketidaksiapan mesin saat akan digunakan untuk proses
produksi. Selain itu, karena operator mesin dan bagian
pemeliharaan dikendalikan oleh orang yang berbeda, diperlukan
juga adanya penyesuaian jadwal di antara keduanya.
2. Jika integrasi antara bagian produksi, pembelian bahan baku, dan
pemeliharaan fasilitas produksi telah dapat disesuaikan dengan baik,
perusahaan dapat menerapkan sistem produksi secara just in time dengan
hanya memproduksi barang sesuai dengan pesanan pelanggan
sehingga meminimalkan penumpukan persediaan yang dapat
menyebabkan meningkatnya biaya persediaan.
3. Perusahaan perlu membuat pedoman tertulis mengenai kemungkinan
perubahan jadwal produksi jika terjadi tambahan (perubahan) permintaan
pelanggan yang mendadak. Perusahaan sebaiknya selalu siap terhadap
kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan pesanan
pelanggan yang terjadi secara mendadak dengan mempersiapkan juga
bahan baku serta dapat memanfaatkan kapasitas mesin yang masih
menganggur sebagai antisipasi perubahan pesanan tersebut.
4. Perusahaan juga perlu melakukan evaluasi atas prosedur y a n g t e l a h
d i l a k s a n a k a n s e b a g a i t o l a k u k u r d a r i keberhasilan dan ketepatan
produksi, baik dalam hal waktu, kuantitas, maupun kualitas produk. \