You are on page 1of 10

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL


BELAJAR SISWA KELAS V SD NO. 2 PEGADUNGAN
I GBN. Pandu Putra1, IGN. I Wyn Suwatra2, I Md. Citra Wibawa3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: pandu_putra68@yahoo.com1, suwatra_pgsd@yahoo.com2,


dekwi_petiga@yahoo,com3.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas V SD No. 2 Pegadungan dan (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD No. 2
Pegadungan Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng semester genap tahun pelajaran 2012/2013
dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam
(IPA). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus
dengan empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi
yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas V Sekolah Dasar No. 2 Pegadungan Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 15 orang. Data hasil
belajar siswa dikumpulkan dengan tes objektif dikombinasi dengan tes uraian dan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar
No. 2 Pegadungan. Hasil penelitian menunjukkan hasil kemampuan berpikir kritis pada siklus I adalah
sebesar 64,30% dengan kategori cukup. Pada siklus II hasil kemampuan berpikir kritis meningkat
15,43% menjadi 79,73% dengan kategori baik. Kemudian untuk rata-rata hasil belajar siswa pada siklus
I adalah sebesar 65,33% dengan kategori cukup. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat
16,4% menjadi 81,73% dengan kategori baik.

Kata kunci : pendekatan proses, berpikir kritis, hasil

Abstract
This study was aimed t0 (1) investigating the improvement of critical thinking ability of the fifth grade
elementary students of SD 2 Pegadungan and (2) investigating the improvement of the students’
achievement of the fifth grade elementary students of SD 2 Pegadungan on the academic year of
2012/2013 with the use of skill process approach for the science and technology subject. This
Classroom Action Research (CAR) was conducted on two cycles in the following steps, namely (1)
Planning, (2) Action, (3) Observation/Evaluation, and (4) Reflection. The subjects of the study was 15
fifth grade students of SD 2 Pegadungan on the academic year of 2012/2013. The achievement data
were gathered using objective test combined with descriptive test, and then analyzed using descriptive
qualitative analysis. The results of the study showed that the application of skill process approach has
significantly improve the students’ critical thinking and the achievement for the science and technology
class of the fifth grade students of SD 2 Pegadungan. The data showed that the students’ critical
thinking on the first cycle was 64.30% (average). On the second cycle, the students’ critical thinking has
raised 15.43% into 79.73% (good). The average score of the students’ achievement on the first cycle
was 65.33% (enough). On the second cycle, the average score raised 16.4% into 81.73 (good).

Keywords: process approach, critical thinking, achievement


PENDAHULUAN
diajarkan di sekolah dasar sesuai dengan
Masalah pendidikan di Indonesia di
kurikulum pendidikan dasar. Kata Ilmu
lihat dari mutu pendidikannya, masih jauh
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
ketinggalan di bandingkan negara-negara
terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris
maju dan berkembang di dunia.
“Natural Science” secara singkat sering
Rendahnya mutu pendidikan
disebut “Science”.Natural atrinya alami,
tersebut, berimplikasi pada
berhubungan dengan alam atau
rendahnya sumber daya manusia.
bersangkut paut dengan alam. Science
Rendahnya sumber daya manusia menjadi
artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu
penyebab tidak mampunya bangsa
Pengetahuan Alam (IPA) atau Science itu
Indonesia berkompetisi menghadapi era
secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu
globalisasi (Degeng, 2001). Begitu
tentang alam ini, ilmu yang mempelajari
pentinggnya peran dan tujuan pendidikan,
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
maka mutu pendidikan haruslah
Webster’s: New Lollegiate Dictionary
ditingkatkan. Kualitas pendidikan tidak
(dalam Tim Penyusun Buku Ajar
terlepas dari hasil belajar. Prosses
Pendidikan IPA, 2010: 2) menyatakan
pendidikan harus dirancang dengan baik
“natural science knowlegde concerned with
untuk mampu mengembangkan hasil
the physical world and its phenomena”,
belajar yang diperlukan siswa. Hasil belajar
yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam
yang demikian adalah hasil belajar yang
adalah pengetahuan tentang alam dan
memiliki dimensi jangka panjang yang
gejala-gejalanya. Mata pelajaran IPA di
dapat membekali siswa dalam kehidupan
SD, harus dapat membuka kesempatan
dan belajar sepanjang hayat, yaitu
memupuk rasa ingin tahu siswa secara
kemampuan kognitif, efektif, psikomotor.
nyata. Hal yang mendasar pada mata
Berkaitan dengan peningkatan mutu
pelajaran IPA adalah menitik beratkan
pendidikan pemerintah telah melakukan
pada pemanfaatkan pengetahuan tentang
berbagai upaya di antaranya meningkatkan
alam sekitar dan pengetahuan awal siswa
mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran
dalam suatu pembelajaran.
dengan menyiapkan pengadaan sarana
dan prasarana, fasilitas belajar, sumber Namun pada kenyataanya
belajar, pengembangan inovasi belajar dan pembelajaran IPA di SD belum
perubahan kurikulum yaitu kurikulum 2004 menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini di
menuju kurikulum 2006 yang di kenal ketahui dari hasil observasi yang di
KTSP. KTSP menghendaki adanya laksanakan di SD No. 2 Pegadungan yang
perubahan dari proses pembelajaran yang di identifikasi beberapa permasalahan
cenderung pasif, dan berpusat pada guru sebagai berikut: (1) siswa terlihat kurang
ke proses pembelajaran yang aktif, kreatif aktif ketika pembelajaran berlangsung,
dan produktif mengacu pada permasalahan karena kurangnya media pembelajaran dan
kontekstual serta berpusat pada siswa. guru hanya mendominasi pembelajaran di
Penyempurnaan kurikulum ini diharapkan kelas, (2) guru cendrung menggunakan
dapat menghasilkan sumber daya manusia metode ceramah dalam menyampaikan
memiliki kompetensi yang memadai materi pelajaran. Proses pembelajaran
sehingga memberi kontribusi yang optimal dengan menggunakan metode ceramah
bagi kemajuan bangsa di masa mengakibatkan siswa menjadi pasif, tidak
mendatang. upaya lain telah dilakukan oleh dapat mengembangkan kreativitas,
pemerintah seperti penataran guru, melakukan eksperimen, menyusun
program sertifikasi guru dan lain-lain. hipotesis dan keterampilan proses yang
Upaya-upaya tersebut ditunjukan kepada seharusnya dimiliki oleh siswa menjadi
para pendidik karena pendidik merupaka tidak berkembang. Selain itu, kegiatan
ujung tombak yang bergerak di depan belajar siswa di sekolah mengikuti buku
untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. teks yang sudah ada sehingga
Peningkatan SDM berkualitas salah pengetahuan yang diperoleh siswa hanya
satunya dapat di lakukan dengan berupa hafalan tanpa memahami materi
peningkatan mutu pendidikan IPA. Mata yang dipelajari, (3) penggunaan media atau
pelajaran IPA merupaka salah satu dari alat peraga dalam penyampaian materi
sejumlah mata pelajaran yang pelajaran oleh guru cenderung kurang
menarik atau kurang
memotivasi siswa.,(4) hasil belajar siswa
(a) siswa kurang bersemangat dalam
masih tergolong rendah. Dari 15 orang
mengikuti proses pembelajaran
siswa terdapat 6 (40%) orang siswa telah
berlangsung, (b) siswa belum mampu
memenuhi KKM, sedangkan 9 orang (60%)
menunjukan gagasan-gagasan yang kritis
siswa tidak mencapai KKM. Bila dilihat dari
dalam menjawab suatu permasalahan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam
yang diajukan oleh guru, (c) siswa belum
mata pelajaran IPA di kelas V adalah 60.
mampu dalam memecahkan masalah-
(5) siswa belum antusias dalam mengikuti
masalah dalam proses pembelajaran
pembelajaran IPA di kelas. Hal ini
berlangsung baik secara individu maupun
disebabkan karena kemampuan berpikir
secara kelompok. Secara ringkas, data nilai
kritis siswa masih rendah. Hal ini
ulangan harian siswa kelas V SD No. 2
ditunjukkan oleh sikap siswa di antaranya:
Pegadungan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V SD No. 2


Pegadungan Pada Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran
2012/2013

Perolehan Nilai
Rata-rata 68
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 50
Ketuntasan Klasikal (%) 40%

Berdsarakan uraian di atas akan konsep serta menumbuhkan sikap dan


dilakukan upaya alternatif pemecahan nilai. Beberapa alasan yang melandasi
masalah yaitu dengan menerapkkan perlunya diterapkan keterampilan proses
pendekatan keterampilan proses yang dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: (1)
bertujuan untuk mengajak para siswa lebih Perkembangan ilmu pengetahuan yang
berperan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung begitu cepat sehingga tidak
IPA. Beberapa alasan penggunaan mungkin lagi seorang guru memberikan
penerapan pendekatan keterampilan semua fakta dan konsep kepada siswa, (2)
proses dalam pembelajaran IPA di kelas V Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi
SD No. 2 Pegadungan adalah (1) dari dalam dirinya sendiri untuk belajar. Hal
rendahnya kreatifitas guru sebagai ini bisa disebabkan oleh rasa ingin tahu
pendidik dalam mengembangkan materi anak terhadap sesuatu, (3) Semua konsep
ajar dalam pembelajaran IPA, (2) minimnya yang telah ditemukan melalui penyelidikan
minat siswa terhadap pelajaran IPA, (3) ilmiah tidak bersifat mutlak sehingga masih
kurangnya interaksi siswa dalam proses terbuka untuk dipertanyakan, dipersoalkan
pembelajaran IPA. dan diperbaiki, (4) Adanya sikap dan nilai-
Masalah yang terjadi di SD No. 2 nilai yang perlu dikembangkan.
Pegadungan, akan diselesaikan dengan (Semiawan, 1992: 14) Mengatakan
perbaikan pembelajaran melalui penelitian Kegiatan pembelajaran harus
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas mengusahakan agar semua pengalaman
yang dilaksanakan akan menggunakan dan pengetahuan yang diperoleh siswa
metode penerapan pendekatan merupakan hasil pengalamannya sendiri.
keterampilan proses. Penerapan Hal ini dapat dilakukan siswa melalui
pendekatan keterampilan proses diyakini kegiatan penyelidikan dan pengamatan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa sendiri ataupun melalui praktik kerja
kritis dan hasil belajar siswa. Pendekatan laboratorium sehingga diharapkan mampu
keterampilan proses adalah pendekatan melatih keterampilan siswa dalam
pembelajaran yang menekankan pada mengaplikasikan konsep IPA yang telah
kegiatan keterampilan proses. Kegiatan ada, sedangkan seorang guru hanyalah
keterampilan proses digunakan untuk sebagai pembimbing dan motivator, serta
mengungkap dan menemukan fakta dan fasilitator bagi siswa. Pendekatan ini
merupakan
suatu pendekatan yang didasarkan atas
mengembangkan kepercayaan dalam
suatu pengamatan. Proses ini dijabarkan
melakukan tindakan “(Ennis, 1985: 57).
dari pengamatan terhadap apa yang
Berdasarkan latar belakang masalah di
dilakukan oleh seorang guru disebut
atas, maka perlu adanya usaha untuk
pendekatan keterampilan proses. Dalam
mengatasi masalah-masalah yang terjadi
keterampilan proses ini guru diharapkan
pada pembelajaran IPA, utamanya dalam
bisa memaksimalkan perannya,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
diupayakan agar siswa terlibat langsung
dan hasil belajar IPA, dengan demikian
dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari
penelitian ini menggunakan penerapan
dan menemukan konsep serta prinsip
pendekatan keterampilan proses.
berdasarkan dari pengalaman yang
dilakukannya. Berdasarkan penjelasan di
atas bahwa dengan metode penerapan METODE
pendekatan keterampilan proses Jenis penelitian ini dirancang dengan
permasalahan – permasalah yang dihadapi menggunakan jenis Penelitian Tindakan
tersebut dapat di atasi, ini di buktikan oleh Kelas (Classroom Action Research).
beberapa penelitian sebelumnya, yaitu: (1) Menurut Arikunto, dkk. (2007: 3)
I Nyoman Supatria (2011), dalam mendefinisikan bahwa penelitian tindakan
penelitian yang berjudul “Meningkatkan kelas merupakan suatu pencermatan
Hasil Belajar dengan Penerapan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas V tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
Semester II SD No 1 Tengkuduk, terjadi di sebuah kelas bersama. Dalam
kecamatan Penebel Tabanan Tahun definisinya, Arikunto menekankan bahwa
Pelajaran 2010/2011”. penelitian tindakan kelas merupakan suatu
Menyimpulkan bahwa “dengan penerapan tindakan yang disengaja dimunculkan di
keterampilan proses siswa mampu kelas dan masalah tersebut perlu diadakan
mengembangkan dan menggali penelitian.
pengetahuan sendiri sehingga siswa dapat Penelitian ini dikatakan berhasil
belajar aktif. (2) I Nyoman mertayun apabila rata-rata kemampuan berpikir kritis
(2011), dalam penelitian yang berjudul dan hasil belajar IPA berada pada kategori
“Penerapan Pendekatan Keterampilan baik. Subjek penelitian ini adalah semua
Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V SD No. 2 Pegadungan
pada Siswa Kelas V semester II di SD No 1 kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng
Pertime Kecamatan Karangasem Tahun semester genap tahun pelajaran
Pelajaran 2010/2011”.Menyimpulkan 2012/2013 yang berjumlah 15 orang
bahwa” dengan rincian 5 orang perempuan dan 10
Penerapan pendekatan keterampilan laki-laki. Objek penelitian ini meliputi: 1)
proses dapat menuntun siswa untuk pembelajaran penerapan pendekatan
memahami apa yang mereka pelajari untuk keterampilan proses, 2) proses dan hasil
dapat diterapkan dalam proses penemuan belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini
jawaban sendiri, sehingga mereka dapat dirancang dalam dua siklus, setiap siklus
merasakan pentingnya belajar sebagai terdiri dari empat tahapan. Siklus penelitian
kebutuhannya”. ini terdiri dari empat tahapan yaitu: (1)
perencanaan: tindakan peneliti
Dengan menerapkan konsep
mempersiapkan beberapa hal sebelum
pendekatan keterampilan proses maka
melaksanakan tindakan, agar penelitian
diyakini dapat meningkatkan kemampuan
berlangsung dengan lancar. Dalam
berpikir kritis. Sadia (2009) menyatakan
perencanaan ini disusun rencana tindakan
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental
yang akan dilakukan selama siklus I
untuk membangun dan memperoleh
berlangsung seperti: (a) menyusun
pengetahuan, untuk mengambil keputusan,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
membuat perencanaan, memecahkan
(RPP) sebagai pedoman untuk
masalah, serta untuk menilai suatu
melaksanakan proses pembelajaran, (b)
tindakan. Berpikir kritis merupakan aktivitas
menyusun tes untuk evaluasi belajar, (c)
mental dalam mengevaluasi suatu
Menyiapkan alat observasi berupa lembar
argumen atau proposisi dan membuat
observasi siswa untuk mengamati kegiatan
keputusan yang dapat menuntun diri
pembelajaran
seseorang dalam
siswa. (2) tindakan: pelaksanaan tindakan
berupa soal-soal latihan. Metode tes dapat
yang dilakukan, disesuaikan dengan
dijelaskan sebagai berikut.
rencana pembelajaran yang telah disusun.
Metode tes adalah cara memperoleh
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan di
data yang berbentuk suatu tugas yang
dalam kelas dengan melibatkan seluruh
harus dikerjakan oleh seorang atau
siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
sekelompok orang yang dites. “Dua tes
ini adalah (a) membagi siswa dalam
dapat menghasilkan suatu skor dan
kelompok kecil yaitu tiga kelompok yang
selanjutnya skor tersebut dibandingkan
masing-masing kelompok beranggota 4-5
dengan suatu kriteria atau standar tertentu”
orang, (b) membagikan setiap kelompok
(Agung, 2005: 92). Alat/instrumen dalam
sarana melakukan diskusi, (c) membimbing
penelitian ini digunakan untuk mengukur
siswa dalam kelompok dalam berdiskusi,
kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil
(d) membahas hasil diskusi dengan
belajar IPA siswa kelas V SD No. 2
mendiskusikan bersama kelompok lain, (e)
Pegadungan. Butir-butir tes disesuaikan
memberikan penjelasan untuk klasifikasi
dengan pokok bahasan yang telah
agar pemahaman siswa menjadi lebih
diberikan. Tes hasil belajar diberikan pada
mantap. (3) Observasi/Evaluasi: pada
tiap akhir siklus pada siswa secara
tahap ini dilaksnakan observasi terhadap
individual. Bentuk instrumen yang
pelaksanaan tindakan. Untuk mengevaluasi
digunakan adalah tes objektif dengan
hasil belajar siswa, metode yang
jumlah soal sepuluh dan 5 tes uraian untuk
digunakan adalah metode observasi dan
tes berpikir kritis.
metode tes. Langkah-langkah kegiatan
yang dilakukan adalah: (a) Mengamati Analisis data penelitian ini berupa
kegiatan diskusi yang dilaksanakan oleh data deskriptif kualitatif. Menurut Agung
siswa dalam masing-masing kelompok (2005: 96) bahwa”Metode Analisis
belajar, (b) Memberikan tes untuk Deskriptif kualitatif adalah suatu cara
mengetahui hasil peningkatan kemampuan pengelolaan data yang dilakukan dengan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa. (4) jalan menyusun rencana secara sistematis
Refleksi: kegiatan selanjutnya adalah dalam bentuk angka-angka dan atau
melakukan refleksi terhadap tibdakan yang presentase, mengenai keadaan suatu
telah dilakukan pada siklus pertama. subjek yang diteliti sehingga diperoleh
Menganalisis hasil observasi dan evaluasi kesimpulan umum”.
untuk dijadikan bahan refleksi pelaksanaan Data hasil belajar dengan analisis
pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi ini deskriptif kuantitatif dengan kualifikasi
digunakan sebagai dasar untuk menggunakan pedoman konversi penilaian
memperbaiki dan menyempurnakan acuan patokan (PAP) skala lima. 85%-
perencanaan dan pelaksanaan tindakan 100% (sangat baik), 70%-84% (baik), 55%-
pada siklus berikutnya. 69% (cukup), 40%-54% (kurang), dan 0%-
39% (sangat kurang). Kemudian untuk
Data kualitas proses pembelajaran
pedoman konversi penilaian acuan
dikumpulkan melalui observasi berkaitan
patokan (PAP) skala lima untuk
dengan interaksi siswa dengan siswa,
kemampuan berpikir kritis siswa adalah
interaksi siswa dengan guru, interaksi
sebagai berikut. 85%-100% (amat baik),
siswa dengan sumber belajar, antusias
70%-84% (baik), 55%-69% (cukup),
siswa dalam berdiskusi dan aktivitas siswa
45%-
dalam mengerjakan latihan soal. Tes hasil
54% (kurang baik), 0%-44% (sangat
belajar diberikan pada tiap akhir siklus.
kurang baik). Penelitian ini di katakan
Metode pengumpulan data yang digunakan
berhasil apabila rata-rata siswa untuk hasil
dalam penelitian ini adalah metode tes.
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
Data yang dikumpulkan adalah hasil
siswa minimal berada pada kategori baek.
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
Dengan menggunakan rumus untuk
hasil belajar IPA. Untuk mengumpulkan
mencari hasil kemampuan berpikir kritis
data hasil peningkatan kemampuan berpikir
sebagai berikut. Nilai rata-rata kemampuan
kritis dan hasil belajar IPA digunakan
berpikir kritis siswa dianalisis dengan
metode tes,
rumus sebagai berikut (Agung, 1997).
X¯ = ∑
(1) HASIL DAN PEMBAHASAN
Xk
HASIL
Keterangan: k N Hasil analisis data menunjukkan
¯
X k = nilai rata-rata keterampilan
berpikir kritis pada siklus I belum optimal. Ini di lihat dari
∑ Xk = jumlah seluruh skor nilai rata-rata hasil kemampuan berpikir
keterampilan berpikir kritis kritis pada siklus I sebesar 6,4 (berkategori
N = jumlah siswa cukup) dan untuk hasil belajar IPA pada
siklus I sebesar 6,5 (berkategori cukup).
Menghitung Persentase Pencapaian Pada siklus II, nilai rata-rata hasil
(P) dengan menggunakan rumus sebagai kemampuan berpikir kritis sebesar 7,9
Berikut.
(berkategori baik) dan untuk hasil belajar
P = M x 100% (2)
Smi IPA pada siklus II sebesar 8,1 (berkategori
(Agung, 1999 : 78) baik). Terjadi peningkatan nilai rata-rata
hasil kemampuan berpikir kritis dari siklus I
Keterangan: ke siklus II sebesar 15% dan untuk
P = Persentase tingkat pencapaian peningkatan nilai rata-rata hasil belajar IPA
M = mean (rata-rata kelas) dari siklus I ke siklus II sebesar 16%.
SMI = Skor Maksimal
Mengingat adanya peningkatan nilai rata-
Pedoman penggolongan keterampilan rata hasil kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran nilai hasil belajar IPA secara signifikan,
IPA, mengacu pada penilaian acuan maka dapat di simpulkan bahwa (1)
patokan (PAP) skala lima.Untuk penggunaan penerapan pendekatan
mengetahui tingkat hasil belajar IPA siswa keterampilan proses dapat meningkatkan
kelas V Sekolah Dasar No. 2 Pegadungan kemampuan berpikir kritis dan (2)
secara klasikal digunakan rumus berikut
penggunaan penerapan pendekatan
(Agung, 2005: 95).
keterampilan proses dapat meningkatkan
hasil belajar IPA.

M
 X (3)
N PEMBAHASAN
Keterangan: Hasil penelitian di atas
M = Skor Rata-rata menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
X = Jumlah keseluruhan skor dalam IPA di SD No. 2 Pegadungan. Peningkatan
ini terjadi karena beberapa faktor sebagai
kelompok
N = Jumlah sampel berikut. (1) Berhasil menggunakan
Persentase Tingkat Hasil penerapan pendekatan keterampilan
Belajar proses yang menyebabkan meningkatnya
Untuk mencari persentase tingkat kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
hasil belajar digunakan rumus sebagai IPA. Karena dengan menerapkan penerapa
berikut. pendekatan keterampilan proses dalam
proses pembelajaran berlangsung siswa di
M(%)  M  x100% latih dan dibiasakan untuk melakukan
 (4) observasi, mengklarifikasi, mengukur,
SMI memprediksi, mengkomunikasikan dan
(Agung, 2005: 96) menyimpulkan pembelajaran dengan
Keterangan: sendirinya. Dengan menerapkan konsep
M (%) = Rata-rata persen pendekatan keterampilan proses tersebut
M = Skor yang dicapai siswa maka siswa dapat menambah
pengetahuan, meningkatkan
secara keseluruhan (mean)
keterampilan berpikir siswa,
SMI =Skor maksimal ideal.
menambah minat belajar siswa,
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
menambah keaktifan dalam proses
berikut. (1) Kurangnya konsentrasi dan
pembelajaran dan siswa akan mengalami
keberanian siswa dalam menjawab
sendiri proses mendapatkan konsep dan
selama kegiatan diskusi berlangsung, (2)
pemahaman siswa lebih mantap selain itu
Kurangnya kerjasama dalam kelompok
penerapan pendekatan keterampilan
belajar juga menjadi kendala yang
proses juga memiliki keunggulan-
disebabkan oleh kurang terbiasnya siswa
keunggulan yaitu: (a) merangsang ingin
mengikuti pembelajaran secara kelompok,
tahu dan mengembangkan sikap ilmiah
(3) Siswa kurang maksimal dalam
siswa,(b) siswa akan aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, (4) siswa
pembelajaran dan mengalami sendiri
masih kurang aktif dalam berdiskusi
proses mendapatkan konep (c)
kelompok dengan kelompok lainnya baik
pemahaman siswa lebih mantap.
dalam menjawab ataupun dalam
(2) Guru memberikan pengakuan atas
menanggapi jawaban dan siswa belum
usaha yang dilakasanakan siswa,
berani mengemukakan pendapatnya
partisipasi siswa dan keberhasilan siswa
sehingga keterampilan berpikir kritis siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan
masih rendah, rendahnya kemampuan
memberikan tambahan nilai dan
berpikir kritis siswa berpengaruh kepada
memeberikan penguatan kepada siswa
rendahnya hasil belajar siswa. Melihat
bagi yang memeberikan jawaban yang
masalah yang dihapi pada siklus I, peneliti
benar, (3) Guru mengumumkan hasil
mencari alternatif penyelesaian untuk
evaluasi diakhir kegiatan belajar membuat
mengatasi permasalahan serta kendala
siswa lebih mempersiapkan diri untuk
yang muncul pada siklus I yang kemudian
bersaing positif dalam mencapai tujuan
disempurnakan pada siklus II, (4)
untuk dihargai dan memperoleh hasil yang
kurangnya pemahaman siswa tentang cara
lebih baik pada pembelajaran berikutnya,
menggunakan alat-alat dalam melakukan
(4) Memberikan motivasi kepada siswa
percobaan.
untuk bekerjasama dalam kelompoknya
Setelah mengertahui penyebab
masing-masing, dan meningkatkan
belum optimalnya pelaksanaan
aktivitas individu dalam kelompok dengan
pembelajaran pada siklus I, maka
cara pembagian tugas dalam kelompok
dilakukan perbaikan pada sikuls II,
baik itu sebagai ketua, penyaji laporan
sehingga pembelajaran pada siklus II ini
serta yang bertugas sebagai notulis dalam
bisa meningkatkan kemampuan berpikir
kelompok,
kritis dan hasil belajar IPA di SD No. 2
(5) Mengarahkan siswa dalam membuat
Pegadungan pada akhir siklus II di
kesimpulan dengan memberikan
sebabkan oleh beberapa upaya-upaya
pertanyaan pancingan yang mengarah
penyempurnaan sebagai berikut. 1)
pada kesimpulan yang diharapkan. Dalam
mengelola waktu dengan efektif dengan
diskusi kelas, setiap siswa diberikan
mendampingi siswa belajar dengan
kesempatan untuk menanggapi
memeberikan bimbingan secara langsung
kesimpulan temannya, agar siswa tidak
bila siswa merasa kesulitan dalam
mengalami kesalah pahaman terhadap
memecahkan masalah yang dihadapinya,
konsep yang telah dipelajari, (6) Siswa
sudah paham tentang cara menggunakan 2) memancing siswa untuk
alat-alat dalam melakukan suatu mengungkapkan permasalahannya melalui
percobaan dalam proses pembelajaran lembar refleksi untuk didiskusikan bersama
berlangsung sehingga siswa lebih sama, 3) memberikan motivasi kepada
bersemangat dalam bekerja kelompok siswa untuk bekerja sama dalam
bersama temanya, (7) Guru memberikan kelompoknya masing- masing dan
bimbingan dan perhatian lebih intensif bagi meningkatkan aktivitas individu dalam
siswa yang kurang mampu dalam kelompok dengan cara pembagian tugas
mengikuti proses pembelajaran dalam kelompok baik itu sebagai ketua,
berlangsung. penyaji laporan serta yang bertugas
sebagai notulis dalam kelompok, 4)
Setelah melaksanakan penelitian
mengarahkan siswa dalam membuat
pada siklus I disampaikan bahwa
kesimpulan dengan memberikan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
belum optimal. Belum optimalnya
pelaksaan pembelajaran pada siklus I
pertanyaan pancingan yang mengarah
proses siswa dilatih dan dibiasakan untuk
pada kesimpulan yang diharapkan. Dalam
melakukan observasi, mengklarifikasi,
diskusi kelas, setiap siswa diberikan
mengukur,memprediksi,mengkomunikasika
kesempatan untuk menanggapi
n dan menyimpulkan materi pembelajaran
kesimpulan temannya, agar siswa tidak
dengan sendirinya. Selain itu juga
mengalami kesalah pahaman terhadap
Pendekatan proses juga memiliki
konsep yang telah dipelajari, (5)
keunggulan keunggulan yaitu:
Menerapkan pendekatan keterampilan
(1)merangsang ingin tau siswa, (2) siswa
proses secara maksimal, (6) Memberikan
akan aktif dalam pembelajaran dan
motivasi kepada siswa untuk bekerjasama
mengalami sendiri proses mendapatkan
dalam kelompoknya masing-masing, dan
konsep, (3) Pemahaman siswa lebih
meningkatkan aktivitas individu dalam
mantap. Dengan menerapakan konsep
kelompok dengan cara pembagian tugas
pendekatan keterampilan proses dan
dalam kelompok baik itu sebagai ketua,
keunggulan-keunggulan tersebut maka
penyaji laporan serta yang bertugas
siswa akan dapat menambah pengetahuan,
sebagai notulis dalam kelompok, (7)
menambah keterampilan berpikir siswa,
Memberikan arahan atau teguran kepada
menambah minat belajar siswa,
siswa yang tidak menghargai pendapat
menambah keaktifan dalam proses
temannya sehingga tidak mengganggu
pembelajaran berlangsung dan
proses pembelajaran.
siswa akan mengalami sendiri proses
Setelah dilaksanakan tindakan
mendapatkan konsep sehingga
dengan siklus II diperoleh secara umum
akan melekat dalam ingatan siswa.
tampak siswa sudah mampu beradaptasi
Kuatnya berbagai informasi dalam ingatan
dengan menggunakan penerapan
siswa dan juga pengaruh dari pendekatan
pendekatan keterampilan proses. Melalui
keterampilan proses yang diterapkan
penerapan pendekatan keterampilan
dalam proses pembelajaran secara tidak
proses ini siswa dapat meningkatkan minat
langsung akan berdampak terhadap
belajar siswa. Semiawan (1992)
meningkatnya kemampuan berpikir kritis
menyatakan Pendekatan keterampilan
siswa. Dengan meningkatnya kemampuan
proses dipilih untuk menggantikan
berpikir kritis siswa maka akan berdampak
pembelajaran yang cenderung masih
terhadap hasil belajar siswa.
berpusat pada guru, yang menggunakan
metode ceramah dan contoh soal yang
kurang melibatkan siswa dalam PENUTUP
pembelajaran. Dengan dilakukannya Berdasarkan rumusan masalah,
pembelajaran dengan pendekatan hasil penelitian dan pembahasan dapat
keterampilan proses ini, siswa dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1)
berpartisipasi dan dituntut untuk maksimal Penerapan pendekatan keterampilan
dalam mengikuti proses pembelajaran proses dapat meningkatkan kemampuan
berlangsung. Penerapan model ini dapat berpikir kritis siwa pada mata pelajaran IPA
memberikan kekuatan mental bagi siswa kelas V SD No. 2 Pegadungan, Kecamatan
untuk terbiasa berpartisipasi dan dapat Sukasada dalam penerapan pendekatan
pula meningkatkan kekompakan, toleransi keterampilan proses pada siklus I nilai rata-
dan kerjasama dalam kehidupan. Maka rata kemampuan berpikir kritis siswa
dengan begitu siswa lebih disiplin dan siap sebesar 64,30 dengan presentase
untuk menjawab setiap soal yang diberikan pencapaian sebesar 64,30% dan berada
oleh guru dan pembelajaran di kelas dapat pada kriteria cukup. Namun setelah
lebih aktif dan tidak terganggu oleh dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan
kenakalan siswa. Penerapan pendekatan perbaikan pembelajaran dan pemecahan
keterampilan proses dalam proses masalah dari refleksi siklus I, maka rata-
pembelajaran pada mata pelajaran IPA rata hasil kemampuan berpikir kritis siswa
ternyata lebih memberikan peluang kepada meningkat sebanyak 15,43 menjadi 79,73
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dengan presentase pencapaian sebesar
proses belajar. Karena dengan 79,73% yang berada pada kategori baik.
menggunakan keterampilan Peningkatan dari siklus I ke siklus II ini
telah dapat memenuhi kriteria keberhasilan
pelaksanaan penelitian ini. (2) Penerapan
penerapan pendekatan keterampilan
pendekatan keterampilan proses dapat
proses dengan lingkup yang lebih luas dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada
kajian yang lebih dalam.
mata pelajaran IPA kelas V SD No. 2
Pegadungan, Kecamatan Sukasada dalam
DAFTAR RUJUKAN
penerapan pendekatan keterampilan
Agung, A.A Gede. 1997. Pengantar
proses pada siklus I lebih baik dari pada
Evaluasi Pendidikan. Singaraja:
nilai hasil belajar sebelum diadakan
STKIP Singaraja
penelitiandan hasil belajar setelah
diadakan penelitian yaitu di siklus I, rata- …….,1999.Metodelogi Penelitian.
rata hasil belajar siswa yang masih Singaraja: STKIP Singaraja
mencapai 65,33 yang berada pada
kategori cukup dan ketuntasan hasil belajar …….,2005.Metoda Penelitian Pendidikan.
siswa secara klasikal adalah 66,67%.
Namun setelah dilanjutkan ke siklus II
dengan melakukan perbaikan Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian
pembelajaran dan pemecahan masalah Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
dari refleksi siklus I, maka rata- rata hasil Aksara.
belajar siswa meningkat sebanyak 16,4
menjadi 81,73 yang berada pada kategori
baik dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa Degeng, 2001. Landasan dan Wawasan
secara klasikal meningkat sebanyak 20% Pendidikan Menuju Pribadi Unggul
menjadi 86,67%. Peningkatan dari siklus I Lewat Peningkatan Kualitas
ke siklus II ini telah dapat memenuhi
kriteria keberhasilan pelaksanaan Ennis, R. H. 1985. Goal critical thinking
penelitian ini. curriculum. Dalam: Costa, A. L.
Berdasarkanhasil penelitian yang di (Ed.): Developing Minds: a resourse
peroleh dalam penelitian tindakan kelas ini, book for teaching thinking.
dapat diajukan beberapa saran yang ada Alexandria, Virginia: Association for
hubungannya dengan pengajaran dan Supervision and Curriculum
penelitian lanjutan sebagai berikut. (1) Developing (ASCD).
Kepada siswa agar dalam mengikuti Mertayun, I Nyoman. 2011. Penerapan
proses belajar lebih aktif guna tercapainya Pendekatan Keterampilan Proses
hasil belajar dan siswa diharapkan tidak untuk Meningkatkan Hasil Belajar
takut untuk mengemukakan pendapat pada Siswa Kelas V semester II di
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas SD No 1 Pertime Kecamatan
sehingga kemampuan berpikir kritis siswa Karangasem Tahun Pelajaran
dapat berkembang dengan baik, (2) Bagi 2010/2011”. Skripsi (tidak
guru, terutama yang mengajar mata diterbitkan). Singaraja: Undiksha
pelajaran IPA, disarankan dapat
menerapkan pendekatan keterampilan Sadia, I W. Subagia, W. Natajaya, I N.
proses sebagai salah satu alternatif 2009. Pengembangan model
pembelajaran inovatif dalam rangka pembelajaran dan perangkat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Hal pembelajaran untuk meningkatkan
ini didasari atas bukti empiris yang keterampilan berpikir kritis (critical
menunjukkan bahwa pendekatan thinking skills) siswa Sekolah
keterampilan proses efektif untuk Menengah Pertama (SMP) dan
meningkatkan hasil belajar IPA pada Sekolah Menengah Atas (SMA).
siswa, Laporan Penelitian (tidak
(3) Kepada Kepala Sekolah agar diterbitkan). Jurusan Pendidikan
memberikan perhatian, kesempatan, dan Fisika Universitas Pendidikan
bantuan moril dan materiil kepada guru- Ganesha.
guru agar terciptanya suasana belajar yang
baik dan efektif, (4) Kepada Peneliti agar Semiawan,Conny. 1992. Pendekatan
terus melakukan penyempurnaan- Keterampilan Proses. Jakarta:
penyempurnaan dengan metode Grasindo.
Supatria, I Noman. 2011. Meningkatkan
Hasil Belajar dengan Penerapan
Keterampilan Proses pada Siswa
Kelas V Semester II SD No 1
Tengkuduk, kecamatan Penebel
Tabanan Tahun Pelajaran
2010/2011”. Skripsi (tidak
diterbitkan). Singaraja: Undiksha

Tim Penyusun. 2010. Buku Ajar Pendidikan


Sains S1 Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Singaraja: Undiksha..

You might also like