You are on page 1of 12

Fundamental Concept in Architecture

La Château de Chambord Sejarah dan Teori Arsitektur


France
Dr. Rita Ernawati, MT

Program Studi Arsitektur


Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Ampel Surabaya

Kelompok 2
Table of Content

Kelompok 2
Table
of Content Carissa Dewi Putri Anggraini

0 (09040321056)

Beauty Fitria Auliatus Sabrina


in Architecture
(09040321062)

1-3
Muhammad Daniananta Hidayat

Image of Beauty
in Architecture (09020321038)

4-6 Salsabila Elita Rachmah

(09010321020)
Complexity of Beauty
in Architecture

7-9

References.

0
“Beauty”

10 Fundamental Concept
in Architecture
Beauty in Architecture
Keindahan dalam arsitektur tidak hanya melalui bentuk yang indah, tetapi juga Bagi Alberti, concinnitas adalah inti dari kesempurnaan alami, suatu totalitas yang keseimbangan
bagaimana situasinya. Keindahan didapatkan karena suatu objek memiliki karakter tertentu harmonisnya ditentang oleh kerapuhan yang genting. Sementara teori arsitektur Prancis-
sehingga layak untuk dinyatakan sebagai indah. Kata estetika dikutip dari bahasa Yunani tentang grand siècle menempatkan fondasi keindahan arsitektural dalam pemahaman rasional suatu
aisthetikos atau aisthanomai yang berarti mengamati dengan indra. Di samping itu, penger- komposisi, pendekatan fungsionalis menuntut korespondensi antara penampilan objek arsitektur
tian estetika juga dapat dihubungkan dengan kata Yunani aisthesis yang berarti pengamatan dan esensinya.
atau persepsi. Orang akan melihat sebuah bangunan dan memiliki persepsi tersendiri Seseorang tidak perlu mencari keindahan arsitektur hanya dalam bentuknya, meskipun ini
bergantung pada karakter dari tiap-tiap individu. Hal ini terkait dengan pengalaman dan latar adalah perspektif yang sudah dikenal. Seperti yang kita gunakan dalam situasi aktual sehari-hari,
belakang individu tersebut. Namun ada beberapa yang bisa digeneralisasi bersama-sama. bentuk arsitektur tidak memainkan peran utama. Untuk memahami arsitektur secara memadai dalam
estetika dapat dikatakan sebagai sesuatu yang menimbulkan rasa senang, rasa puas, rasa istilah estetika, kita tidak boleh hanya mempertimbangkan bangunan atau bentuk arsitektur, tetapi
aman, rasa nyaman dan rasa bahagia. Penerapan elemen estetika pada karya arsitektur sebaliknya membiarkan pengalaman konkret tinggal di kota tertentu atau di rumah tertentu memen-
sangat penting karena para pengguna pada dasarnya menuntut kepuasan fungsional dan garuhi kita secara keseluruhan.
emosional.
Estetika dari sebuah bangunan memiliki makna yang dalam bagi pemilik dan pen- Dalam konteks seperti itu, kita dihadapkan pada kompleksitas spasial dan atmosfer, kita
gamat. Ada pesan dan cerita khusus yang ingin disampaikan. Beberapa estetika bangunan bergerak dan berinteraksi, keadaan pikiran kita secara keseluruhan terpengaruh. Ketika kita menga-
terlihat memiliki citra khas yang tidak bisa disamakan antara persepsi pengamat satu dan dopsi perspektif estetis dari suatu situasi, menghindari mereduksinya menjadi fungsi praktisnya, dan
yang lainnya. Itulah yang dinamakan citra. Citra ini bersifat subjektif, sistematis, dan struk- menyerahkannya dengan semua indra kita, maka pengalaman kita tentang situasi itu menjadi objek
tural. Citra arsitektur yang khas akan menentukan eksistensi arsitektur sebagai lingkungan pengalaman estetis. Ini juga dapat menggabungkan kembali tindakan yang bertujuan. Pengalaman
buatan di tiap lingkungan fisik, dan budayanya. Immanuel Kant tidak setuju dengan obyektivi- keindahan tercipta ketika kita menikmati situasi arsitektural dengan senang hati dan menikmatinya
kasi konsep estetika. Ia berpendapat bahwa pengalaman estetis yang dihasilkan oleh daya dengan pemandangan (scene). Ketika kita melihat keindahan, ciri-ciri estetika dan formal dari
estetika pada hakekatnya memberi kesenangan. Rasa senang ini terletak pada pengamat sebuah kota atau bangunan dimasukkan ke dalam proses ini. Kami menemukan keindahan Paviliun
(subyek) dan bukan terletak pada benda (obyek). Berdasarkan atas persamaan dan perbe- Barcelona Mies van der Rohe, misalnya, tidak terutama dengan merenungkan proporsi, efek materi-
daan perasaan manusia terhadap sesuatu yang sama, maka Immanuel Kant menyusun teori al, pemandangan atau skema pencahayaannya, tetapi melalui pengalaman referensi-diri dari gera-
estetika yang menyatakan bahwa dalam diri manusia sudah terdapat apriori terhadap kan santai tanpa tujuan, dan hilangnya batas-batas dalam bentuk-bentuk ruang.
keindahan. Leon Battista Alberti menciptakan teori keindahan arsitektur dalam concinnitas,
yang berarti jumlah, hubungan, dan penataan anggota bangunan yang benar. Dari definisi
Alberti yang terkenal, kami belajar bahwa ketika sebuah bangunan sesuai dengan concinni-
tas, tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil darinya tanpa merusak keseluruhannya.

Museum of Military History


Germany

1
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
a Estetika Esteti
Estetika i k a Estetik Est Estetik
a
E ste t et ika
Este a ik a tet
ti ka Estetik E s
Beauty in Architecture

Estetika
ESTETIKA MENURUT PARA AHLI Perhatian yang besar terhadap objek yang memiliki karakter tertentu dalam pemikiran tentang esteti-
ka tersebut memberikan pengaruh pada arsitektur. Pengaruh tersebut mengakibatkan munculnya
• Herbert Read aturan-aturan sebagai patokan untuk menyatakan keindahan suatu bangunan.

Herbert Read mendefinisikan bahwa keindahan adalah ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR


kesatuan dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan pencerapan inderawi kita. Pada umumnya orang Dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang tidak sama dengan beberapa bahasa
beranggapan bahwa yang indah adalah seni atau bahwa seni estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sang-
adalah selalu indah, dan bahwa yang tidak indah bukanlah seni. kut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa, elemen garis, dan sebagain-
Pandangan semacam ini akan menyulitkan masyarakat dalam men- ya, termasuk berbagai order harmoni, seperti komposisi. Mampukah suatu obyek menggairahkan
gapresiasi seni sebab ini tidak harus selalu indah, menurut ‘limbic’ dalam otak kita sehingga merasa adanya kenikmatan saat berkontak dengan sebuah obyek
pendapat Herbert Read. arsitektural yang menjadikan otak kita mengatakan sesuatu itu ‘indah’.

• Bruce Allsopp TEORI ESTETIKA


Estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pros- 1. Teori Subyektif
es-proses penikmatan dan aturan-aturan dalam menciptakan rasa
kenyamanan. Menurut Herbert Read teori subyektif menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri
yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri
• J. W. Moris seseorang dalam mengamati sesuatu benda.Keindahan memang subyektif, dalam diri setiap orang,
pendapat tentang nilai estetika sebuah bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal. Yang pertama, sub-
Estetika estetika dikenakan pada obyek yang memiliki nilai yektifitas diri sendiri. Merasakan sensasi yang berasal dari indra kita sendiri. Yang kedua, pengaruh
indah atau tidak indah. (sering diperukarkan dengan senilarr) dari lingkungan/ masyarakat tentang apa yang disebut indah, yaitu melalui Pendidikan dan opini
Estetika Aesthetics Seni= Art yang berkembang di masyarakat. Apa yang ditanamkan dunia edukasi tentang keindahan, mungkin
merupakan suatu pandangan yang ditekankan terus-menerus dan jadi mengakar pada diri kita.
SEJARAH ESTETIKA Kebanyakan melalui media, estetika diperkenalkan sebagai konsensus dalam skala tertentu, apakah
regional, kolonial, dan disebarluaskan dengan berbagai cara. Terkadang estetika yang diperkenal-
Pengertian estetika dari masa ke masa selalu mengalami perubahan. Beberapa pemikir estetika kan dimaksudkan untuk mendukung sebuah industri terkait tren arsitektur, seperti industri perumah-
yang terkenal antara lain adalah Aristoteles dan Immanuel Kant. Aristoteles dalam Poetics menya- an. Estetika yang merupakan ideal suatu teritorial berbasis tradisi juga dapat memberi pengaruh
takan bahwa sesuatu dinyatakan indah karena mengikuti aturan-aturan (order), dan memiliki magni- teramat besar.
tude atau memiliki daya tarik. Immanuel Kant dalam The Critique of Judgement (1790) yang dikutip
oleh Porphyrios (1991) menyatakan bahwa suatu ide estetik adalah representasi dari imajinasi yang 2. Teori Obyektif
digabungkan dengan konsep-konsep tertentu. Kant menyatakan adanya dua jenis keindahan yaitu
keindahan natural dan keindahan dependen. Keindahan natural adalah keindahan alam, yang indah Teori Obyektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat
dalam dirinya sendiri, sementara keindahan dependen merupakan keindahan dari objek-objek cipta- (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang
an manusia yang dinilai berdasarkan konsep atau kegunaan tertentu. yang mengamatinya.

2
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture

lexity Com
a

Studi Kasus

Beauty
STUDI KASUS ANALISIS PENERAPAN NILAI ESTETIS MONROE PADA PARTHENON • Penyelesaian di setiap pertemuan dua unsur yang rinci dan kaya akan detail seperti :
pertemuan kolom dengan lantai terdapat base (umpak), pertemuan kolom dengan balok
1) KESATUAN (UNITY) (architrave) terdapat kepala tiang (capital), antara balok dengan atap (pedimen) terdapat
= artinya bahwa benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. entablature, menunjukkan kerumitan.
– Bisa dicapai dengan pengulangan
– Atau dengan dominan : dominan laras atau dominan kontras 3) INTENSITAS (INTENSITY)
Unity pada parthenon ter tampil lewat: Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan
bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya, mis
• Pengulangan bentuk dan ukuran serta peletakan atau jajaran kolom yang sama, yang alnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan sesuatu yang
menimbulkan nilai keutuhan bangunan ini. intensi atau sungguh-sungguh.
• Rincian ukuran setiap unsur yang berpatokan pada satu unsur (modul) dan tersusun intensity pada parthenon ter tampil lewat:
dengan prinsip symmetry. (Pythagoras: keharmonisan lewat perbandingan yang terukur dari
setiap unsur yang digabung). • Penggunaan langgam pada bangunan Yunani bertujuan untuk menampilkan karakter
• Bila ditinjau dari bahan yang digunakan yang hampir semua dari batu yang mempunyai dari bangunan tersebut, seperti langgam Doric untuk menampilkan sifat kegagahan, kejantan
kesatuan tampilan. an, atau kekuatan (maskulin).
• Susunan (order) unsur-unsur yang membentuk kolom atau penyangga yaitu yang terdi
ri dari Stylobate (lantai dasar), base (umpak), kolom, capital (kepala tiang), Enthablatur (balok KESIMPULAN DARI STUDI KASUS
diatas tiang/ balok ring), Pediment (bidang diatas balok/ gevel); semuanya mempunyai aturan,
ukuran, dan perbandingan yang ditetapkan sebagai sebuah pola. Dengan merinci setiap nilai estetis yang ada pada Parthenon terdapat kesesuaian dengan hasil anal-
• Proporsi (kolom)dalam Partenon ditetapkan dengan perbandingan yang tertentu, yaitu isis kesetaraan arti diatas. Rumusan estetika bisa digunakan untuk menilai karya di berbagai waktu,
perbandingan antara tinggi kolom dan diameter kolom serta jarak antara dua kolom. tetapi tidak selalu mampu mencakup keseluruhan nilai estetis dari obyek yang bersangkutan. Masih
diperlukan penelusuran filosofis yang melatarbelakangi lahirnya estetika tersebut.
2) KERUMITAN (COMPLEXITY)
= artinya benda estetis tidak sederhana, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang
saling berlawanan ataupun mengandung perbedaan-perbedaan yang halus
Complexity pada parthenon ter tampil lewat:

• Penyelesaian penanganan beban dan gaya, lewat kolom dan architrave (balok)
menunjukkan pertemuan beban berat dari atap ketanah lewat kolom. Bentuk kolom yang
melebar ke bawah, tampilan kepala tiang yang menggambarkan tekanan berat dari atas, mer
upakan sebuah penyelesaian pertentangan gaya berat horizontal dan vertikal.

3
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture

Parthenon
Greece
Image
Arsitektur seperti media komunikasi mampu mencipta sebuah atmosfer yang Sebuah bangunan yang mengekspresikan isinya melalui gambar bentuk. Robert Venturi dan Denise
membawa penggunanya kepada suatu pemahaman baru. Seperti yang dikatakan Scott Brown menciptakan istilah itu yang dimaksud adalah bangunan berbentuk bebek yang diban-
oleh David McNulty. Citra Arsitektur Proses perolehan citra suatu objek didapat gun oleh peternak bebek di Long Island pada tahun 1930-an yang digunakan untuk menjual bebek
melalui alat indera yang ada pada manusia. Kemudian alat indera tersebut yang dan bebek telur. Tentu saja, membayangkan atau penggambaran bukanlah tugas utama arsitektur,
membantu manusia memperoleh rekaman-rekaman objek yang dapat berupa warna, tetapi hal itu justru membangunkan pergaulan dengan familiar, yaitu. Gambaran umum dari era lalu
bau, bentuk dan sebagainya. atau milieux sosial. Akan tetapi, untuk memandang bangunan sebagai gambaran yang dibutuhkan
tidak berarti bahwa hal itu dilihat sebagai gambar.
Rekaman-rekaman tersebut masuk ke dalam pikiran manusia berupa suatu kesan atau gam-
Karakter gambar bangunan itu, yang berarti sifatnya yang unik dan berkesan, turut menam-
baran. Suatu kesan atau gambaran itu yang pada akhirnya membawa seseorang pada suatu pema-
bah kekuatan pengalaman arsitektur, seperti pada waktu itu gambar klasik rumah dengan atap
haman tentang suatu objek. Sehingga, pengertian dari citra merupakan suatu ”gambaran” (image)
miring.
dan kesan diperoleh dari pemahaman seseorang.
Dalam bingkai prospek, sebaliknya, yaitu sebagai dilihat melalui kamera viewfinder atau pada
Citra suatu objek juga menyangkut derajat dan martabat manusia. Dan, terdapat makna
monitor, arsitektur menjadi gambar dalam arti isolasi yang melalui framing dan perbaikan sebuah
berupa cerminan jiwa dan cita-cita manusia penggunanya. Kemudian, juga melambangkan segala
tampilan dari sudut statis. Hal ini tidak berpengalaman melalui aksi dan gerakan sebagai situasi yang
hal yang bersifat manusiawi, indah, kesederhanaan, serta keagungan dari yang membangunnya.
konkret; Sebaliknya, komposisi gambar, yang terkandung dalam bingkai, menetapkan jarak, mengu-
Citra mewakili tingkat kebudayaan manusia. Sehingga dapat dikatakan, dimensi citra mencerminkan
bah arsitektur menjadi objek perenungan. dalam sering kali, turis hanya mengalami tempat-tempat
jati diri dan juga kualitas dari suatu objek.
yang nyata dari sudut pandang para pengamat gambar. Gambar tentang arsitektur, dilihat dari sisi
fotogenik sebagai fasad a, didasarkan pada proporsi planar dan hubungan dari skala, warna menarik
Dalam arsitektur, istilah citra bermakna lebih dalam dari sekedar kegunaan arsitektur itu
dan efek permukaan, menarik superim posisi bentuk, permainan permukaan dan kedalaman, dan
sendiri. Citra arsitektur mencerminkan budaya dan karakter manusia yang membangunnya serta
seringkali pada simbolisme yang berani dan mencolok.
yang menggunakannya. Citra arsitektur dapat lahir melalui proses diskusi antara arsitek dan klienn-
ya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Jacques Herzog dan Pierre de Meuron sebagai arsitek dan
Prada sebagai kliennya. Diskusi yang dilakukan membahas tentang pengalaman dan kebudayaan.
Melalui proses tersebut arsitek dapat menterjemahkan citra pada wujud bangunan, “Prada tercermin Goharshad Mosque
bagi kami, seorang tipe klien yang tertarik pada sebuah inovasi”, begitu yang dikatakan oleh arsitekn- Iran
ya. Cerminan itulah yang mampu membantu arsitek dalam mewujudkan sebuah bangunan. Pada
akhirnya tercipta sebuah citra pada bangunan dengan estetika yang dirasakan melalui suatu pen-
galaman ruang. Dan, citra tersebut yang dipahami sebagai citra arsitektur. (adoc.pub/bab-ii-brand-ci-
tra-dan-arsitektur)

Dalam konteks arsitektur revolusioner prancis, bangunan diharapkan untuk mengekspresikan


fungsi dan karakter mereka melalui elemen gambar dan bentuk. Sejak pasca-modernisme, seperti
'arsitektur berbicara' (prancis: arsitektur Parlante) telah hadir sebagai gambaran jenis' bebek ', yakni.
E.

4
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
Hal ini dirasakan hampir secara eksklusif dalam istilah visual, dan disesuaikan dengan baik Konsep gambar arsitektur ini memiliki beragam konsekuensi: situasi spasial dapat diatur sedemikian
untuk melihat kontemplatif. Tapi itu juga menawarkan keuntungan dari yang mudah diterima untuk cara oleh arsitektur mereka memperoleh kuasa untuk membuat gambar, sehingga kita menjadi
kendali substansial, dan mudah direproduksi dan disebarluaskan secara global; Sebagai gambar berani untuk menciptakan 'gambar' dari mereka, yang mengatakan: untuk memahami total konteks
yang tajam dan dapat dibaca, itu adalah juga cocok untuk tujuan pemasaran. Dalam semua kasus situatif secara akurat dengan melampaui sudut pandang yang terisolasi, yaitu dirinya pada gilirannya
ini konten gambar cenderung ke arah kepalsuan tertentu, salah satunya terlepas dari situasi yang memeluk dalam keadaan yang berubah menurut konteks. Yang tidak terletak di luar realitas arsitek-
diberikan dan tidak milik sepenuhnya untuk kenyataan ini. Namun, modus persepsi gambar ini dapat tur, tetapi dipantulkan melalui perhatian yang direk sendiri. Jika ini adalah maksud dari desain arsi-
digantikan oleh pengalaman arsitektur gambar tersebut, Satu dibebaskan dari fiksasi oleh setiap tektur, bahkan realitas sehari-hari kota dan arsitektur memperoleh makna berkilauan, aura yang luar
sudut pandang. Dipanggil untuk hidup segera setelah arsitektur ruang menarik kita ke dalam kedala- biasa, Melalui status ini gambar. Dalam perspektif gambar ini, dan dengan meninggalkan sikap yang
man dan mengelilingi kita, atau menghasilkan tiga dimensi Lapangan ketegangan melalui konfronta- murni fungsional terhadap lingkungan kita, kita mengalami tindakan kita sebagai luar biasa.
si jasmani, adalah 'gambar arsitektur' yang autentik. Meskipun kualitas visual yang terkait dengan
modus persepsi sebelumnya mungkin masih memainkan peran yang kurang penting, situasi secara
keseluruhan kini menjadi tidak berarti Gambar. Ini bukan lagi soal semata tentang perenungan optik;
Sebaliknya, gambaran itu meluas di sekitar kita, kita dikendalikan olehnya, dan kita melihat diri kita
di dalamnya. Meskipun gambar arsitektur ini tidak mewakili realitas eksternal, atau menyajikan
kepada kita isi yang indah, seperti gambar-gambar lainnya meskipun demikian dapat dianggap
sebagai gambaran yang benar: cara di mana situasi ruang nyata, termasuk aktor, dapat mewakili
sesuatu yang akrab dari teater. Di sana, setiap adegan sum-mons sebuah gambaran sugestive, dan
pementasan dari sesuatu masuk perasaan bahwa tidak hanya menggambarkan rangkaian peristiwa
fiksi, tapi juga menggeser mereka menjadi terang tertentu, dengan demikian menghasilkan terang
sihir imaginasi. Medium ini bukan pengaturan panggung sendirian, tetapi juga interplay situasi desain
spasial, suasana dan tindakan, dengan cara yang sebanding dengan arsitektur. sang sumber yang
sama jelas dari desain spasial, atmosfer, dan gerakan dan tindakan tokoh-tokoh juga menghasilkan
gambar yang indah, meskipun tanpa drama. Kami, para pemegang saham, ditemukan di dalam
gambar arsitektur ini. Gambar arsitektural juga menghasilkan sihir gambar imajinatif, bukan untuk
tahap realitas fiksi, tapi demi realitas itu sendiri. Malah, sering kali orang merasa seolah-olah dima-
sukkan ke dalam sebuah gambar oleh arsitektur.

zz

Nasir al-Mulk Mosque


Iran

“Image”

5
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
Studi Kasus

Image
Citra pada bangunan dapat berupa lukisan ataupun pahatan pada permukaan dinding atau langit-langit bangunan.
Lukisan atau pahatan ini mampu memberikan nilai seni dan estetika yang sangat tinggi pada sebuah bangunan, sehingga
bangunan tersebut memiliki nilai citra. Ciri khusus arsitektur adalah struktur yang karakter bentuknya memiliki ekspresi
secara langsung dan nyata yang dapat disajikan dalam bentuk termediasi melalui citra. Yang pasti, citra atau pencitraan
bukanlah tugas utama arsitektur, tetapi kedua hal itu dapat membangkitkan asosiasi dengan yang sudah dikenal, yaitu citra
yang sudah dikenal dari masa lalu atau di lingkungan sosial. Karakter citra bangunan, yang berarti kualitas simbolis dan
mudah diingat.

Dalam hal berbingkai / fotografi, arsitektur menjadi citra dalam pembingkaian dan penetapan pandangan dari sudut
pandang statis. Komposisi gambar, yang baik yang terkandung dalam bingkai, dapat memberikan nilai citra dalam berarsitek-
tur. Gambar arsitektur yang indah, dapat dilihat dari sisi fotogeniknya yang meliputi fasad, proporsi, skala, warna yang
menarik, efek permukaan. Superimposisi bentuk yang menarik, permainan permukaan dan kedalaman, huruf tebal, dan sim-
bolisme yang mencolok. Hal-hal tersebut selain dapat memberi nilaicitra pada bangunan, juga dapat digunakan sebagai alat
pemasaran. Konklusi yang dapat kita ambil yaitu Citra dalam berarsitektur sebagai suatu image atau kesan yang ditangkap
oleh seseorang dalam melihat sebuah bangunan. Kesan tersebut dapat timbul ketika sebuah bangunan memiliki keunikan
dan keindahan tersendiri sehigga dapat melahirkan citra ketika orang melihatnya.

Citra visual ruang dengan kesan akrab atau intim ini, biasanya banyak diterapkan pada interior rumah tinggal, atau
pada ruang-ruang dengan sekala kecil. Suasana seperti ini memang banyak dikreasi untuk bangunan residensial atau
hunian tinggal.
Untuk mendapatkan kesan ruangan yang akrab dan intim, bisa diciptakan dengan penempatan posisi atau layouting ruang
yang dekat dan tidak berjauhan.

6
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
Complexity
Kompleksitas diperlukan sebagai pelengkap arsitektur ,keteraturan dan,kesederhanaan. Konsep gambar arsitektur ini memiliki beragam konsekuensi: situasi spasial dapat diatur sedemiki-
Baik dalam persepsi maupun estetika, ini adalah masalah keseimbangan antara dua kutub. Terlalu an cara oleh arsitektur mereka memperoleh kuasa untuk membuat gambar, sehingga kita menjadi
banyak kompleksitas terlalu menuntut, sementara terlalu sedikit bisa jadi tidak menantang dan berani untuk menciptakan 'gambar' dari mereka, yang mengatakan: untuk memahami total konteks
membosankan. Jumlah kerumitan yang tepat bergantung pada situasi. Dalam beberapa kasus, situatif secara akurat dengan melampaui sudut pandang yang terisolasi, yaitu dirinya pada gilirann-
sensasi yang menyenangkan dari stimulus yang luar biasa dihasilkan oleh kompleksitas, misalnya ya memeluk dalam keadaan yang berubah menurut konteks. Yang tidak terletak di luar realitas
ketika kita merasa senang tersesat di kota, masa kanak-kanak pengalaman yang dijelaskan oleh arsitektur, tetapi dipantulkan melalui perhatian yang direk sendiri. Jika ini adalah maksud dari
Walter Benjamin. Jika tujuannya adalah untuk mencapai keadaan ketenangan meditatif, di sisi lain, desain arsitektur, bahkan realitas sehari-hari kota dan arsitektur memperoleh makna berkilauan,
tingkat kerumitan minimal diinginkan, meskipun mungkin tampak tidak tepat monoton dalam situasi aura yang luar biasa, Melalui status ini gambar. Dalam perspektif gambar ini, dan dengan mening-
lain. galkan sikap yang murni fungsional terhadap lingkungan kita, kita mengalami tindakan kita sebagai
Kompleksitas merupakan salah satu kriteria preferensi terhadap lingkungan binaan, baik luar biasa. Objek tampak aneh, minat kita meningkat, kita tiba-tiba bisa untuk mengalami hal-hal
dalam skala ruang interior, bangunan, kota ataupun lanskap. Yang dimaksud kriteria adalah stan- yang sebelumnya tampak tidak berarti. kami persepsi sekarang tidak dibatasi oleh aturan, oleh
dar yang digunakan untuk menilai kualitas. Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria preferensi fiksasi pada murni instrumental; Melalui perhatian yang tersebar, dapat sekarang membiarkan
pada artikel ini adalah standar yang digunakan untuk menilai kualitas lingkungan binaan positif atau dirinya dirampas oleh kekayaan keseluruhan, dan bahkan pada > keindahannya.
negatif, disukai atau tidak, atau dipilih atau tidak. Apabila dalam perancangan kriteria tersebut
dipertimbangkan dan diwujudkan dalam penataan lingkungan, maka lingkungan tersebut akan
memiliki potensi untuk cenderung disukai. Lingkungan yang disukai akan menarik konsumen untuk
membeli, mengundang pemilik untuk tinggal, membuat penghuni merasa betah, dst.
Dalam beragam skala lingkungan, kompleksitas mem-pengaruhi kualitas dan preferensi
Kompleksitas dimulai dengan keragaman dan kekayaan situasi spasial yang dihasilkan oleh
sumber daya arsitektur, misalnya melalui kontras skala, bentuk, warna, bahan, pencahayaan dan
kondisi pergerakan, dan meluas sepenuhnya untuk ambiguitas, kontras, dan bahkan kontradiksi.
Persepsi fenomena tersebut tunduk pada kondisi tertentu yang signifikan.
Kompleksitas tata letak arsitektural, misalnya, sangat bergantung pada skala dan sudut
pandang. struktur yang mungkin tampak sangat kompleks jika dilihat dari dekat mungkin tampak
cukup sederhana sebagai totalitas. Jika elaborasi detail individu tidak dipertahankan secara konsis-
ten, maka sebaliknya, kompleksitas komposisi total mungkin hilang ketika itu didekati. Dari dekat,
kerumitan harus terlihat di detail.

7
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture

Tianjin Binhai Library


China
exity ity Com
plexity Com ex ple
Com ple ompl xity
Complexity Complexity xit y
Comp l exity C
Com
ple

Sumber kompleksitas khusus dalam arsitektur terletak pada beragam cara di mana desain Hubungan Kompleksitas dan kecantikan :
ruang dapat dibaca; kompleks spasial tidak pernah dirasakan dari satu sudut pandang. Bahkan
ruang sederhana dapat memberi kita gambaran kompleks jika bergeser perspektif menghasilkan Kompleksitasnya juga bisa disebut “ujung kekacauan”, itu terhubung ke geometri fraktal, dan
hasil persepsi yang kontras. Ini bisa terjadi, misalnya, ketika sumbu pandang yang tidak terduga juga dapat menginspirasi rasa estetika. Faktanya, pada tahun 1930-an ahli matematika George Birk-
muncul secara tiba-tiba di berbagai lokasi, atau ketika kita menemukan bahwa sebuah lokasi diinte- hoff (1884-1944) mengusulkan ukuran kecantikan yang didefinisikan sebagai:
grasikan ke dalam sejumlah tumpang tindih yang berbeda sistem referensi spasial ( transparansi),
yang pada gilirannya muncul secara berbeda tergantung pada lokasi seseorang.Sumber kom- M = O /C
pleksitas khusus dalam arsitektur terletak pada beragam cara di mana desain ruang dapat dibaca;
kompleks spasial tidak pernah dirasakan dari satu sudut pandang. Bahkan ruang sederhana dapat dimana M singkatan dari "ukuran estetika" (atau keindahan), O untuk ketertiban dan C untuk kom-
memberi kita gambaran kompleks jika bergeser perspektif menghasilkan hasil persepsi yang kon- pleksitas. Ukuran ini menunjukkan gagasan bahwa kecantikan ada hubungannya dengan ketertiban
tras. Ini bisa terjadi, misalnya, ketika sumbu pandang yang tidak terduga muncul secara tiba-tiba di dan kompleksitas. Kompleksitas dan geometri fraktal muncul dalam arsitektur karena mengamati
berbagai lokasi, atau ketika kita menemukan bahwa sebuah lokasi diintegrasikan ke dalam sejum- dan mereproduksi pola-pola yang ada di alam. Robert Venturi menegaskan, dalam bukunya yang
lah tumpang tindih yang berbeda sistem referensi spasial ( transparansi), yang pada gilirannya berjudul Kompleksitas dan Kontradiksi dalam arsitektur (1992): “Pengakuan kompleksitas dalam
muncul secara berbeda tergantung pada lokasi seseorang. arsitektur tidak meniadakan apa yang disebut Louis Kahn "keinginan untuk kesederhanaan". Tapi
estetis kesederhanaan yang merupakan kepuasan bagi pikiran diperoleh, ketika valid dan menda-
Kompleksitas dalam arsitektur juga terkait dengan konsep kontradiksi, seperti yang ditegas- lam, dari kerumitan batin”
kan Robert Venturi: “Saya menyukai kompleksitas dan kontradiksi dalam Arsitektur. Saya tidak suka
inkoherensi atau kesewenang-wenangan yang tidak kompeten arsitektur bukan seluk-beluk berhar-
ga dari keindahan atau impresionisme. Sebaliknya, saya berbicara tentang arsitektur yang kom-
pleks dan kontradiktif berdasarkan kekayaan dan ambiguitas pengalaman modern, termasuk pen-
galaman yang melekat dalam seni. Di mana-mana, kecuali dalam arsitektur, kompleksitas dan kon-
tradiksi telah diakui, dari bukti ketidakkonsistenan utama Gödel dalam matematika ke T.S. Analisis
Eliot tentang puisi “sulit” dan karya Joseph Albers definisi kualitas paradoks lukisan” Paradigma
kompleksitas dalam arsitektur, berdasarkan ilmu kompleksitas, telah mencapai kedewasaan, dan
itu akan mempengaruhi arsitektur baru ini.

Kengo Kuma’s ceramic museum


Japan

8
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
ty
Studi Kasus

Complexity
Jenis arsitektur baru lahir oleh kompleksitas: arsitektur non-linear. Untuk meneliti kompleksitas bangunan, kita dapat mengamati kompleksnya tekstur (misalnya, dalam karya Gehry) dan permukaan
kompleks atau proyek Portoghesi) yang diperoleh dari pengamatan alam, dan alam fenomena. Frank Owen Gehry adalah salah satu arsitek paling inventif dan perintis bekerja hari ini. Dia telah menggu-
nakan kompleksitas dan geometri fraktal dalam karyanya baru-baru ini bekerja. Sejak lampu ikannya pada tahun 1983, Gehry telah menerapkan sifat kesamaan diri untuk mewujudkan tekstur kompleks
bangunannya. Kemiripan diri adalah properti geometri fraktal yang memungkinkan suatu objek untuk mengulangi bentuknya dalam skala yang berbeda. Ini terbukti dengan mengamati sirap logam, diulang
dalam skala yang berbeda,seperti Museum Guggenheim, Bilbao (1992-1997).

Museunm Bilbai Guggenheim Frank O. Gehry telah menggunakan self-similarity untuk mewujudkan kulit
Spain Museum Guggenheim, Bilbao (1992-1997).

9
“Beauty”
Fundamental Concept
in Architecture
References.
 Jason, A dan Tigges, F. (2014). Fundamental Concepts of Architecture. Basel: German Na-
tional Library.
 Kurniawan, A. (2022). Pengertian Estetika – Sejarah, Arsitektur, Penilaian, Konsep, Filsafat,
Ilmu, Para Ahli. Diakses pada 13 Mei 2022, dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-este-
tika/
 Yanuar Iswanto, H. (2010). Estetika Sebagai Unsur Pembentuk Arsitektur. Diakses dari
https://www.slideshare.net/HadiYanuarIswanto/estetika-arsitektur
 Prasetyo Utomo, T. Estetika Arsitektur dalam Perspektif Teknologi dan Seni.
 Mila Ardiani, Y. (2015). Estetika dalam Arsitektur. Jakarta Barat: Widia Inovasi Nusantara
• https://www.researchgate.net/publication/316878376_Kompleksi-
tas_dan_Preferensi_dalam_Perancangan
• https://www.witpress.com/Secure/elibrary/papers/DN04/DN04004FU.pdf
• https://applied.math.utsa.edu/~yxk833/ComplexityinArchitecture.html

10
Thanks!

You might also like