Professional Documents
Culture Documents
Bab 2
Bab 2
data sekunder dan data primer. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung
Metode pengumpulan data yang dilakukan ada 2 cara, yaitu berupa studi
pustaka berupa data literatur atau referensi terkait dengan judul penelitian (data
mendata nilai-nilai sesuai aspek alami dan aspek manusia sesuai dengan
ketentuan.
Data sekunder dalam penyusunan naskah seminar ini diambil dari berbagai
ataupun tentang manajemen bencana longsor dan data yang mendukung lainnya
15
16
dalam pembuatan naskah seminar ini, seperti geologi regional, peta RBI dan lain-
lain.
Pada Gambar 2.1 terdapat skema dari alur penelitian. Dari skema alur
lapangan dan data penunjang lainnya. Metode penelitian yang dilakukan oleh
penyusun ada 2 cara, yaitu berupa studi pustaka berupa data literatur atau referensi
terkait dengan judul penelitian dan tahap selanjutnya studi lapangan dengan
studi literatur, pembuatan proposal seminar, persiapan alat dan bahan untuk
Tahap pengolahan data terdiri dari perhitungan nilai aspek alami dan aspek
pembuatan naskah seminar. Hasil dari pengolahan data yaitu peta rawan bencana
gerakan massa, managemen pra bencana daerah rawan gerakan massa serta
gerakan massa, dan naskah seminar. Setelah semuanya selesai lanjut pada tahap
penarikan kesimpulan.
17
data geologi seperti kemiringan lereng, penggunaaan lahan, metode penelitian ini
juga mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor. 22 tahun 2007
Kesimpulan
Pada aspek alami, indikator tersebut memiliki bobot 30% untuk kemiringan
lereng, 15% untuk kondisi tanah, 20% untuk batuan penyusun lereng, 15% untuk
curah hujan, 7% untuk tata air lereng, 3% untuk kegempaan, dan 10% untuk
vegetasi, sedangkan pada aspek manusia indikatornya memiliki bobot 10% untuk
pola tanam, 20% untuk penggalian dan pemotongan lereng, 10% untuk
20% untuk kepadatan penduduk, dan 10% untuk usaha mitigasi (PERMEN PU
dinilai dapat memberi dampak besar terhadap terjadinya longsor, 2 (dua) apabila
dinilai dapat memberi dampak sedang terhadap terjadinya longsor, 1 (satu) apabila
dinilai kurang memberi dampak terhadap terjadinya longsor, dapat dilihat pada
− Dilakukan pembangunan
Tinggi konstruksi dengan beban yang 3
terlalu besar dan melampaui daya
dukung.
− Dilakukan pembangunan 2
Sedang konstruksi dan beban yang tidak
5 Pembangunan 20 % terlalu besar, tetapi belum
konstruksi melampaui daya dukung tanah.
− Dilakukan pembangunan
konstruksi dan beban yang masih
Rendah sedikit, dan belum melampaui 1
daya dukung tanah, atau tidak
ada pembangunan konstruksi.
Tinggi − Kepadatan penduduk tinggi (>50 3
Jiwa/ha).
Sedang − Kepadatan penduduk sedang(20− 2
6 Kepadatan 20 % 50 Jiwa/ha).
penduduk − Kepadatan penduduk rendah
Rendah (<20 Jiwa/ha). 1
− Tidak ada usaha mitigasi
Tinggi bencana oleh pemerintah atau 3
masyarakat
− Terdapat usaha mitigasi bencana
Sedang oleh pemerintah atau masyarakat, 2
7 Usaha 10 % tapi belum terkoordinasi dan
mitigasi melembaga dengan baik.
− Terdapat usaha mitigasi bencana
alam oleh pemerintah atau
Rendah masyarakat, yang sudah 1
terorganisasi dan terkoordinasi
dengan baik.
Jumlah Bobot 100%
fisik alami dan aspek aktivitas manusia dilakukan melalui perkalian antara bobot
berpotensi longsor berdasarkan aspek fisik alami dan aspek aktivitas manusia
longsor atau lokasi yang diperkirakan akan terjadi longsor akibat proses alami.
Pada tahap berikutnya dalam menetapkan tingkat kerawanan dan tingkat risikonya
di samping kajian fisik alami yang lebih detail, juga dilakukan kajian berdasarkan
daerah/kawasan yang rawan terhadap bencana longsor dengan kondisi terrain dan
kondisi geologi yang sangat peka terhadap gangguan luar, baik yang bersifat
alami maupun aktivitas manusia sebagai faktor pemicu gerakan tanah, sehingga
yaitu:
a. Zona Tipe A adalah zona berpotensi longsor pada daerah lereng gunung,
lereng pegunungan, lereng bukit, lereng perbukitan, dan tebing sungai dengan
kemiringan lereng lebih dari 40%, dengan ketinggian di atas 2.000 mdpl.
b. Zona Tipe B adalah zona berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki
c. Zona Tipe C adalah zona berpotensi longsor pada daerah dataran tinggi,
permukaan laut.
24
fisik alami dan aspek aktivitas manusia melalui pengkelasan bobot tertimbang:
sabagai penunjang dalam pengambilan data di lapangan dan pengolahan data, alat
1. GPS merk Garmin 62Csx, untuk mengetahui dan menentukan lokasi atau titik
pengamatan.
6. Kamera handphone merk Samsung A70, untuk dokumentasi dan bukti foto
lapangan.
7. Kompas geologi merk Brunton, untuk mengukur arah singkapan, slope dan
data lainnya.
25
8. Buku lapangan dan alat tulis, untuk mencatat data yang didapat dilapangan.
13. Laptop dan software Corel Draw X7, Arc Gis 10.4.1, Global Mapper 16.0,
Microsoft Office Word dan Microsoft Office Excel, untuk menyusun dan
mengolah data.