You are on page 1of 6
Jumal Guru, No, 1 Vol 6 Juli 2009 Penggunaan Metode Arias, 37 PENGGUNAAN MODEL ARIAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL, BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI LAS SMA N ERI 1 PADANG. PANJANG PADA KOMPETENSI FUNGSI_ KOMPOSISI Oleh : Dra, Zulfaris MSI (Guru SMA Negeri 1 Padang Panjang) Abstract Leaming Is one of transformational activities in many kinds of knowledge resources to students. Mathematic subject is one of aificull subjects for students, due to, math has many symbols, formulas need to be analysed and think systematically related to numbers. In this case, the writer carried out @ research in Class IX LA § SMAN 1 Padang Panjang. Arias mothod was used in teaching learning process at function composition. The application of Arias teaching model in teaching Math is (o see students’ activity. It was found that the students’ motivation increased in teaching and learning Math by applying ARIAS learning model Key Words: ARIAS Learning Mod Expectancy value theory, Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, PENDAHULUAN Belajarmorupakan salah satu kegiatan transformesi dari berbagai sumber ilms kepada siswa, Bolgjar dapat dllaksanekan secara formal ataupun informal Salah setu bentuk keglatan belajar formal adalah Pencidikan yang diskukan di sekolah yang disebut dengan PBM (Proses Belajar Mengajar) Baik fidakrya PEM yang dlisksanckan —menentukan—_—kualitas Pendidikan yang dliaksanakan, Berdaserkan engamatan penulis kualitas pendidikan matematika Indonesia khususnya kualitas Pondidikan di SMA N 1 Padang Panjang rmasih belum maksimal. Hal ini terihat dari porolehan Nilei Ujisn Aknir Nasional (UAN) ‘Tahun Pelajaren 2007/2008 dimana_ Nii Rate-Rata Matematika siswa adalah 8,46. Berdasarkan daia dlatas tergembar bahwa bidang study matematka mendapat rilei rata-rata yang masih rendah, Padahal matematka merupaken bidang study yang ssangat ibutuhkan untuk peningkatan sumber daya_manusia, mengingat matomatika merupakan penunjang imu pengetehuan, Perkembangan imu Pengetshuan yang semakin pesat merupakan tantangan besar bagi para siswa untuk dapat bersaing dan berperan aklif dimasa depan, Dengan matematika siswa dilatih untuk berfkir kts, sistematis logis den inovat ‘Maia pelajaran—_matematika ‘merupakan mata pelajaran yang tergolong sult oleh siswe., sebeb pelejaran metematika ‘memitiki banyak simbol-simbol, rumes-rumus yang membutuhken penalaran den berfkir yang sistematixa serta berhubungan dengan ‘angka-angka . Hel ini menyebabkan suasna belajar didalam kelas serasa mencotam dan siswa merasakan mendapat tekanan berat disaat proses belajar nengajer. Sova tidak percaya diri untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan, selain itu siswa juga tidak lermotivasi dalam mengkutipembelajaran matematka, Guru_merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk monciptakan ‘suasena belajar mengajar yang interaki. Sebagian besar guru-guru malematika rmeleksanakan proses belajar berpusat pada ‘guru (teacher centre),dimana gurulah yang dominan berperan, siswa lebih banyak menyimak pelajaran. Hal ini menyebabkan suasana beiajarsiswa monoton setiap waktu sehingga pembelajaran matematka ity membosankan bagi siswa. Siswa tidak mempunyal nalar yang tinggi, siswa tidak yyakin dengan kemempuen yang dimilki dan Jumal Guru, No. | Vol 6 Juli 2009 siswa tidak bisa menghubungkan pelajaran ‘matomatika dengan masalah nyata didalam kehidupannya. ‘Borbagal upaya tela dilakukan untuk ‘meneiptakan Pembelajaran Matematika yang aktif, efektif dan menyonangken (PAKEM) fantara lain dengan pembenahan kurkulum, Peningkatan Sarana_ dan _Praserana, Pelatinan den Pendidikan Guru, Penggunaan ‘sumber dan media belajar yang bervariasi Pembenahan Persiapan dan Sralegl Pembelajaran dan lain-ainnya. Tetapl usaha ini masin belum melinat hasil yang memuaskan. ‘Tahun 2004 -——_-Pemerintah mensosialisasixan Pembelgjaran dengan Pendekatan Konstektual. Pembelajeran dengan Pendekatan Konstektual adalah Pembelajaran yang dilaksenakan oleh guru dengan menghubungkan materi sjar dengan dunia nyata, Guru mendekatkan pelajaran yang diberkan dengan kebutuhan siswa. ‘Siswa dimotivesi untuk lebih. aki dalam proses belajar—mongajar, Untuk rmeleksanakan — pembelajaran dengan Pendekalan Konsiektual digunaken juga tekhnik, Strategi dan Model Pembelajaran yang bertujuan sams, Penggunaan model pembelajaran yang cocok akan mendukung terjadinya pembelajaran yang aki, efektif dan menyenangkan, secara tidak langsung encapaian tujuan pembelajaran lebih ‘maksimal dan kualitas juga meningkat. Berdasarken hasil evaluasi_beisjer matematka yang dilakukan pada semester sebelumnya Kompetensi komposisi fungsi Ceencrung lebih rendah dari kompetensi- ompetens! lainnya, Pada kompotonst ini siswa yang tidak tunias lebh banyak cibandingkan dari yang tuntas, Demikian juga dengan akivtas siswa sangat rendah seperti mencarimenyelesakan —_soal, ertanya ataupun menyimpuikan pelajaran Untuk mengatasi hel lorsebut penulis berusaha dengan menggunakan model ARIAS dalam Pembelajaran Matematika pada Kompatens| Komposisi Fungsi di kelas X11, AS SMAN 4 Padang Panjang. Penggunaan Metode Arias 38 Berdasarkan latar belakang masalah ‘maka masalah pokok dalam peneitian Ini dirumuskan dalam bentuk pertanyan berkut, Apakahmemaksi Model Pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan keakffan dan hasil belajar matematika siswa kelas XI. LAS SMA Negeri t Padang Panjang’ Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Mode! Pembelajaran ARIAS, dapat meningkatkan keaktifan dan hasil Selajar siswa dalam kegiaten belajar matematixe kelas XI, LA 5 SMA N 1 Padang Panjang, ‘Model pembelajaran_ ARIAS sebenamya mocifikasi dari model pembelajaran ARCS. Menurut Keler dalem Djamaah Sopah (1998: 2) model pombelajaran ARCS (Atfontion, Relevance, Confidence, Satisfaction), merupaken model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teorlrilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua omponen yaitu nilai (value) deri tyuan yang ‘akan dicapai dan harapan (expectency) agar berhasil mencapai tyjuan tersebut. Darl dua komponen tersebut oleh Keller ‘dkembangkan menjadi empat_tomponen pombelajaran yaitu Attention, Relevance, Confidence dan Satisfaction yang disingkat dengan ARCS, Model pembelajaran ARCS dikembangkan atas dasar teoriteor belajar. Namun demikian, pada model pembelajaren Ini tidak ada evaluasi (assesment), padahal fevaluasi adalah Komponen yang tak dapat dipisankan dalam Kegiatan perrbelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kogiatan pembelajaran tetapi juga Pert dllaksanakan selama proses kegiatan beriangsung. Menurut_ DeCocc> dalam Djamash —Sopah (19982) eveluasi dllaksanaken untuk mengetahu sampai Sejaun mana kemajuan yang dicapai lau hasii belgjar yang ciperoleh oleh siewa. ‘Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan ‘menambahken Komponen evalues! pada ‘model pembelajaran ARCS ini Menurut Morls dalam Djamzah Sopah (1998:3) penggentian nama confidence Jumal Guru, No, 1 Vol 6 Juli 2009 (cercays cir) menjadi assurance karena kata ‘assurance orsinorim dengan kata self confidence. Dalam kegiatan pembelajaran ‘guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan ‘mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya dir siswa bbahwa mereka ekan mampu dan dapat berhasil, Penggantian nama attention menjadi interest Karena pada: Kale interest (minal) “sudah terkandung — pengertian attention (pethatian). Interest tidak hanya sekedar menarik minal/perhatian siswa pada aval kegiatan melainkan letap memelihara minaperhatian tersebut selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Makna dari modifkasi ini adalah usaha pertama dalam —kegialan pembelajaran untuk ‘menanamken rasa percayalyakin pada siswa. Dalam kegiatan pembelsjaran past ‘ada relevansi dengan kehidupan siswa, oleh karen itu dipertukan usaf untuk mena rminetiperhatian siswa. Kemudian diadakan eveluasi dan ditumbuhkan rasa bangga dalam diri siswa dengan -memberikan enguatan —(‘einforcament). —_Setelah dilekukan modifikas! maka Komponen dari model pembelsjaran yang baru yaitu assurance, relevance, interest, assesment, dan satisfaction yang lebin dikenal dengan model pembelajaran ARIAS. Komponen — Komponen Pembelajaran ARIAS 1. Assurance (percaya dir) Komponen ini berhubungen dengan sskap percaya, yakin akan berhasil lau yang borhubungan’ dengan harapan untuk brhasil. Gagne dan Driscoll dalam Djamaah Sopah (1998: 3) menyalakan bahwa seseorang yang memiliki sap percaya di tingel—cenderung akan —_berhasl bagaimanapun kemampuan yang ie milk 2. Relevance (hubungan) ‘Komponen ini berhubungan dengan kehidupan siswa balk pengalaman sekarang (yang telah imilik) maupun pengalaman yang berhubungan dengan kebutuhan kari ssekarang sieu yang akan dalang. Siswa Penggunaan Metode Arias 39 ‘merasa kegiatan pembelajaran yang mereka kuti memiki nilsl, bermantaat dan berguna bagi kehidupan mereka, ‘Menurut Keller dalam Djamaah Sopah (1998: 4) behwa siowa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipolajari ada relevansinya dengan. kehidupan mereka dan memilk tujuan yang jel {3 Interest (perhatian/minat) Komponen ini berhubungar' dengan ‘minatipethalian siswa, Woodruff dalam Djamaeh Sopsh (1998:5) sesungguhnya belajar tidak —terjadltanpa— ada rminatiperhatian, Guru harus mempernatkan berbagal benluk dan memfokuskan pada mminatperhatian dalam —_—kegiatan pembelajaran, Adanya minatiperhatan siswa temhadap pernatianfugas yang dverkan dapat mendorong —siswa_ mdanjutkan fugasnya. Siswa akan kemball mengerjakan ssesualu yang menarik sesual dengan minaiperhatian mereka. MinaUperhatian merupakan alat yang sangat bergune dalam usaha mempengaruhi hasil belajar sswa, 4, Assesment (evaluasiipenilaian) Komponen ini berhubungan dengan ‘evaluasi (penilaian) terhadap sisna, Menurut Deale dalam Djamash Sopah (:998: 6) evaluasi bagi guru merupakan alat_untuk mengetahui apakan_yang telah siajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun ‘sobagel Kelompok untuk merekam apa yang telah siswa capai dan untuk membanta siswa dalam belajar. Sedangkan evaluasi bagi siswa_merupakan umpan_ balk tentang kelebinan dan kelemahan yang dimitki, dapat ‘mendorong untuk belajar lebih baik lagi dan ‘meningkatkan motivasi berprestasi ‘Menurut Nasution (2005: 78) evaluasi selalu_ memegang peranan yang penting dalam segala bentuk pengajeren yang ofekt. Dengan evaluasi diperoleh balikan atau feedback yang dipakei untuk memperbalk! ddan merevisi bahan atau metode pengsjaran, atau untuk menyesuaikan banan dengan Perkembangan iim pengetahuan. Evaluasi Jumal Guru, No. 1 Vol 6 Juli 2009 berguna untuk mengetahui hingga mana siswa telah mencapal tujuan pembelajaran yang telah ditentukan 5, Satisfaction (kepuasan/bangga) Komponen ini berhubungan dengan rasa bengga dan puas dengan hesil yang dicapal. Siswa yang telah berhasil menge‘jekan atau mencepal sesuetu akan meresa banggalpues alas _keberhasilan tersebut. Menurut Gagne dan Driscoll dalam Djamaah Sopah (1998: 6) bahwa keberhasitan dan kebanggaan ilu. menjadi ppenguat bagi siswa tersebut untuk mencapsi keberhasilan berkutnya PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS Model pembelajaran ARIAS _ ini cipinidtentukan—sejak dari awal embelafaran, sebelum guru molakukan kegiatan pembetajaran di kelas. Model ombelajaran ini digunakan sejak guru merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk "-Rencangen —_Pelakssnaan Pembelajaran (RPP) sebagai _acuan embelgjaran bagi guru yang disusun sedemikian rupa _sehingge_rencana Pembelajaran —tersebut_ mengandung Komponen-komponen Model Pembeiajaran ARIAS, METODOLOG! PENELITIAN Peneitian ini diakukan di SMA Negeri 1 Padang Panjang dengan subjek penelitian siswa kelas XI. 1A 5. Penalitan diskukan oleh gurulpelaku dengan melibetkan teman sojawat sehingga dapat melinat tingkat keaktifen siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode ARIAS, Peneltian ini direncanakan untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Penoltian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTC) yang teri dari dua (2) skis, TK ini dllaksanakan dalam 2 sidus lord atas: Pertama: Perencanaan; pada tahap inl kegiatan yang dilakukan membuat soal tes awl, menelaah silabus untuk pokok bahasan Komposisi Fungsi, _membuat rencana pembelajaren (RRP), Model Penggunaan Metode Arias 40 Pombelajaran ARIAS, membual/ mempersiapkan lat bantu _pembelajaran, ‘mempersiapkan LKS, membuat aat evaluasi, membuat lembar observasi_ Kedua: Tindakan; berupa kegiatan pendahuluan dengan menjelaskan resume yang telah digjarkan —minggu _Ielu-mongadakan appersepsi, memotivasisiswa agar bergairah bolajar, Keglatan Intl menjolackan tujuan yang akan dicapai dalam pertemuan, siswa diberi tugas Kelompok yaiiu merjawab soal yang telah dipersiapkan, guru membimbing siswa dalam mengerjakan kelas kelompok. Penutup dimana_setiap —_kolompok menerangkan hasit kerja kelompoknya didegan Kelas, guru bersama _ siswa merangkum materi yang telch dibahas kemudian mengadakn tes aki. ‘Teknik mengumpulkan data dengan observesi aktvitas siswa terhadap proses pembelajaren den hasil evaluesi dari hasi Dolajar. Akthitas siswa yang diamali meliput berlanya pada temaniguru, mencetat pelajaran, mengerjakan tugas yang telah dliberixen’, mengemukakan pendapat cissat keria kelompok, meresumekan tugas yang dikerjekan dan ‘menemukan makna/nubungan pelejeran hari int demgan kebutuhan di lapangan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan pada peneliian ini

You might also like