You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang,mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara
lambat (Kemenkes RI, 2013). Beberapa penyakit yang tergolong ke dalam penyakit tidak
menular antara lain adalah, Penyakit jantung dan pembuluh darah (jantung, penyakit ginjal
kronis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes melitus dan gangguan
metabolic, penyakit paru Kronik dan gangguan metabolic, serta kanker dan kelainan darah ,
gangguang fungsi indra.
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit
tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80 persen kematian
tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah. 73% kematian saat ini
disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya karena penyakit jantung dan
pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena
diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya
kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian PTM, khususnya di
negara berkembang. PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga
harus menjadi prioritas pembangunan di setiap negara.
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan
Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi antara lain oleh
perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial
budaya. Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang
meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola
makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol.
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator-indikator
kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut :
1. Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas
meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%;
2. Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8
% menjadi 21,8%;
3. Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2%.
menjadi 9,1%.

Untuk data PTM lainnya menunjukkan hasil sebagai berikut :


1. Prevalensi Asma pada penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi 2,4%;
2. Prevalensi Kanker meningkat dari 1,4 per menjadi 1,8 per mil;
3. Prevalensi Stroke pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 menjadi
10,9 per mil;
4. Prevalensi penyakit ginjal kronis ≥ 15 tahun meningkat dari 2,0 per mil menjadi 3,8
per mil;
5. Prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 6,9 %
menjadi 10,9%;
6. Prevalensi aktivitas sik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun meningkat dari
26,1% menjadi 33,5%;
7. Prevalensi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun meningkat
dari 93,5% menjadi 95,5%.

Adanya komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas, mortalitas dan disabilitas


PTM melalui intensikasi pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia Sehat, sehingga
perlu adanya pemahaman yang optimal serta menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM
dan faktor risikonya pada semua pengelola program disetiap jenjang pengambil kebijakan dan
lini pelaksanaan. Atas dasar hal tersebut di atas, maka dipandang sangat penting untuk
diterbitkannya Pedoman Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian PTM (P2PTM)
sebagai acuan penyelenggaraan program yang berkesinambungan sehingga upaya yang
dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan berhasil guna meskipun pejabat pengelola program
yang ditunjuk nantinya juga akan berganti. Pentingnya pelatihan secara terpadu dan
berkesinambungan terhadap tenaga kesehatan diFKTP menjai hal yang cukup diprioritaskan.
Puskesmas sebagai garda depan dalam penjaringan penyakit tidak menular ataupun menular
haruslahb memeiliki sarana prasaraa pendukung kegiatan Pandu PTM. Beberapa bentuk platihan
yang dapat dilakukan baik oleh pusat maupun instansi daerah mulai bentuk daring program ptm,
ataupun luring dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan secara optimal. Adapun
pelakasanaan luring dapta dilakukan dengan metode diskusi dan praktek lapangan sehingga baha
ajar lebih optimal penyerapannya. Melalui Praktek lapangan pserta akan dilati baik secara etika,
intuisi dan manajemen ego dilapangan. Peserta akan memiliki pengalaman yang konkrit serta dapata
memaha,i dan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diwilayah kerja masing-masing.

B. TUJUAN
1.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum pelaksaanan dari kegiatan praktek lapangan di Puskesmas Payung
Sekaki Kota Pekanbaru adalah mampu melaksanakan upaya pencegahan dan pengandalian PTM
terpadu di wilayah kerjanya masing-masing sesuai standar SPM
1.2. Tujuan Khusus
Adapun Tujuan Khusus dari pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan di Puskesmas
Payung Sekaki kota Pekanbaru adalah sebagaimana berikut :
a. Untuk dapat mengetahui dan memahami secara lebih baik lagi upaya promosi
kesehatan yang sudah dilakukan dan berjalan di Puskesmas Payung Sekaki terhadap
penyakit tidak menular
b. Untuk dapat mengetahui dan memahami pelaksaanaan deteksi dini / skrening terhadap
penyakit tidak menular pada masyarakat wilayah payung sekaki yang memiliki faktor
resiko sebagai upaya preventif
c. Untuk dapat mengetahui dan memahami bagaimana upaya FKTP mampu menemukan
kasus penyakit tidak menular yang meliputi hipertensi, DM type 2, obesitas, PJPD,
gangguan paru dan imunologi, dan kanker sesuai algoritma pandu PTM
d. Untuk dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan kasus Penyakit Tidak
Menular yang sudah dilakukan Puskesmas Payung sekakai berikut dengan follow up
lanjutan dan bentuk rehabilitatif terpadu dan terintegrasi dengan program Puskesmas
e. Sebagai upaya usulan dalam memberikan gambaran perbaikan pelayanan dipuskesmas
masing-masing dalam rangka mencapai target SPM pelayanan yang optimal.
C. SASARAN
Adapun sasaran dari pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan diPuskesmas Payung
Sekaki kota Pekanbaru adalah sebeagaimana berikut:
a. Pimpinan dan Penanggung jawab program PTM Puskesamas Payung Sekaki sebagai
upaya untuk diskusi curah pendapat terkait profil Puskesmas dan pelaksanaan PTM
berikut data-data yang dimaksud.
b. Pengelola Rekam Medis sebagai bukti bahwasanya Pandu PTM sudah terintegrasi dalam
pelayanan harian baik rawat jalan maupun rawat inap.
c. Pengelola inventaris terkait dengan data ketersediaan alat kesehatan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan PTM di puskesmas Payung Sekaki
d. Petugas laboratorium erkait dengan data pelayanan laboratorium dalam rangka PANDU
PTM yang terpadu dan komprehensif
e. Masyarakat umum yang sedang melakukan pengobatan minimal sejumlah 3 orang dan
maksimal 5 orang untuik dilakukan skreening meliputi registrasi, wawancara,
pemeriksaan, pengukuran labor sederhana dan edukasi singkat sesuai standar SPM
dengan kriteria inklusi usia lebih dari 40 tahun dan diutamakan penderita DM.

D. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan PANDU PTM dilakukan di Puskesmas Payung Sekaki
pada tanggal 22 Oktober 2021 pukul 08.00 – 11.00 WIB

You might also like