You are on page 1of 5

ARTIKEL TENTANG HUKUM RA

TAHSINUL QI'ROAH

Dosen Pengampu :
Umi Ati Maryati,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Debi Fitri yulianti (2223250060)
2. Selmi Purnama sari(2223250065)

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UIN FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
HUKUM BACAAN RA
Oleh Kelompok 5:
3. Debi Fitri yulianti (2223250060)
4. Selmi Purnama sari(2223250065)

ABSTRAK
Pelafalan huruf ra (‫ )ر‬dalam ilmu tajwid terbagi dalam hukum bacaan tafkhim (tebal) dan
tarqiq (tipis). Penempatan bacaan tebal dan tipis ini harus sesuai dengan tajwid Al-Quran.
Jika qari atau pembaca Al-Quran salah melafalkan bacaan ra tebal dan tipis, hal itu akan
mengubah makna ayat Al-Quran yang dibacanya. Pengertian bacaan tafkhim adalah
melafalkan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal, termasuk ra tafkhim. Cara
melakukannya adalah dengan menjorokkan bibir atau mulut ke depan (mencucu) ketika
membaca huruf-huruf tersebut. Sementara itu, bacaan tarqiq adalah melafalkan huruf-huruf
tertentu dengan tipis, termasuk ra tarqiq. Saat mengucapkan huruf itu, bibir atau mulut agak
dimundurkan dan tampak sedikit meringis.

PENDAHULUAN
Al Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
merupakan pedoman hidup bagi umat Islam dan membacanya termasuk ibadah. Dalam
membaca Al Qur’an harus baik dan benar. Kita dituntut untuk membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar. Oleh karena itu, kita harus mengetahui ilmu tajwid (ilmu cara membaca Al
Qur’an). Diantara yang akan kita pelajari adalah hukum bacaan Qalqalah dan Ra
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, kelak
mendapat tempat dalam surga bersama-sama dengan para Rasul yang mulia dan baik-baik.
Sedang orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun,
tidak lancar dia akan mendapat dua pahala.” Riwayat Bukhori dan Muslim dari Siti A’isyah
ra.
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qur'an
dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur'an dari kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid.
Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Al-Qur'an dengan baik
(sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu Ain.
Pengertian
Hukum ra’ adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda,
terkadang dibaca “tebal” dan terkadang dibaca “tipis”. Huruf ra ( ‫ ) ر‬adalah salah satu huruf
hijaiyah yang hukum pelafalannya berbeda-beda dalam ilmu tajwid. Pengucapannya ada yang
dapat dibaca tebal atau pun dibaca tipis. Hukum inilah yang disebut dengan hukum tafkhim
dan tarqiq.
Kata tafkhim berasal dari kata al tasmin yang mengandung arti menggemukkan atau
menebalkan. Sementara itu, kata tarqiq diambil dari kata al tanhif yang artinya menguruskan
atau menipiskan. Sebab itu, menurut ilmu tajwidnya, tafkhim dapat didefinisikan sebagai
ungkapan tentang ketebalan yang masuk pada suara huruf ketika diucapkan sehingga
memenuhi mulut dengan gemanya.
Sebaliknya, tarqiq disebut sebagai ungkapan tentang kekurusan yang masuk pada
suara huruf ketika diucapkan sehingga mulut tidak bisa penuh dengan gemanya. Huruf-huruf
hijaiyah dapat dikelompokkan berdasarkan hukum bacaan tersebut.
Dalil-Dalil Dari Al Qur'an
1. Firman Allah Azza wa Jalla:
"Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang
ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
(Q.S. Al Baqarah: 121)
Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan tajwid,
kalau meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek
bahkan kadang-kadang bisa berubah arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah Azza wa
Jalla bagi siapa yang membaca Al Qur'an dengan bacaan sebenarnya.
2. Firman Allah Azza wa Jalla:
"Dan kami membacanya dengan tartil (teratur dengan benar)." (Al Furqan: 32). Ini
adalah sifat Kalamullah, maka wajib bagi kita untuk membacanya dengan apa yang
diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla.'
Macam-Macam Bacaan Ra
1. Ra Tafkhim (tebal)
Tafkhim menurut bahasa artinya menebalkan atau menggemukkan. Menurut ilmu
tajwid Tafkhim ialah: gambaran tentang tebalnya bunyi huruf seakan-akan bunyi tersebut
memenuhi semua rongga mulut. Huruf ra’ dibaca tebal apabila huruf tersebut berharakat
fathah, fathah tanwin, dammah, dammah tanwin atau sukun dan didahului huruf yang
berharakat fathah atau dammah.
Huruf ra’ yang dibaca tebal ada empat macam, yaitu
a. Huruf ra’ berharakat fathah. Contoh : ، َ‫ َوان ُّر َّمان‬،‫ َوان َّرسُوْ َل‬،ُ‫ َو َرضُوْ ا َع ْىه‬،‫ َربَّيَاوِي‬،‫ْث‬ َ ‫اَ َراَي‬
b. Huruf ra’ berharakat dammah . Contoh : َ‫ يَ ْستَ ْغفِرُوْ ن‬،‫ ا ُ ْوظُرُوْ ا‬،ُ‫ ان ُّر ُسم‬،‫ ُربَّ َما‬،‫ُح َمآ ُء‬
َ ‫ر‬
c. Huruf ra’ berharakat sukun yang didahului huruf berharakat fathah atau
dammah. Contoh : ‫ بُرْ هَاوَ ُك ْم‬, َ‫ يُرْ َزقُوْ ن‬،‫َمرْ يَ ُم‬
d. Huruf ra’ berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah tetapi bukan
َ
harakat asli dari kata tersebut. Contoh : ‫ اِرْ ِج ِع ْى‬،‫اِرْ َح ْمىا‬
2. Ra Tarqiq (tipis)
Huruf ra’ dibaca tipis apabila huruf tersebut berharakat kasrah, kasrah tanwin, atau
sukun dan didahului huruf yang berharakat kasrah.
Huruf ra’ yang dibaca tarqiq ada tiga macam, yaitu:
a. Semua huruf ra’ yang berharakat kasrah, baik di depan, tengah maupun di akhir
kata. Contoh : ‫ار‬ ِ َّ‫ اَنى‬،‫اس َكىَا‬
ِ َ‫ َواَ ِروَا َمى‬،ً‫ِر َجاال‬
b. Huruf ra’ yang didahului dengan ya’ sukun.
Contoh : ‫ت ا ْن َح ِمي ِْر‬ُ ْ‫صو‬َ َ‫ ن‬،‫ َشيْئ قَ ِديْر‬،‫َع ِهيْم َخ ِبيْر‬
c. Huruf ra’ sukun yang didahului dengan huruf berharakat kasrah
Contoh : ‫اورْ هُ ْم‬ِ ‫ َو َش‬،‫ ِمرْ فَقًا‬، َ‫فِرْ ِعوْ ن‬
Akan tetapi apabila ra’ sukun didahului dengan huruf isti’la’ yaitu huruf qaf (‫)ق‬, gain
(‫)غ‬, zha’ (‫)ظ‬, tha’ (‫ )ط‬, dhad (‫)ض‬, shad (‫)ص‬, dan kha’ (‫)خ‬, maka hukumnya menjadi
tafkhim (tebal).
3. Ra Tafkhim/Tarqiq (boleh tebal dan boleh tipis)
Ra boleh dibaca Tafkhim atau dibaca Tarqiq (Jawazul wajhain) apabila :
a. Ra sukun didahului oleh huruf berharakat kasrah dan sesudah ra terdapat huruf Isti’la
yang berharakat kasrah atau kasrahtain. Huruf-huruf Isti’la adalah ‫خ ص ض غ ط ق ظ‬
ِ ْ‫ِم ْه ِعر‬
b. Contoh : ‫ ِب ِحرْ ص‬, ‫ض ِه‬
c. b. Ra sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah dan sesudah ra terdapat
huruf Isti’la yang tidak berharakat kasrah. Contoh :‫ فِرْ قَة‬,‫صا د‬
َ ْ‫ِمر‬

PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara membaca Al-Qur'an
dengan sebaik-baiknya. Dalil mengenai perintah membaca Al-Qur’an Sebenarnya terdapat
dalam (Q.S. Al Baqarah: 121), dan (Al Furqan: 32. Adapun salah satu hukum bacaan dalam
al-qur’an yang dibahas dalam artikel ini adalah hukum ra. Hukum ra’ adalah salah satu huruf
hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, terkadang dibaca “tebal” dan terkadang dibaca
“tipis”.
REFERENSI

Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, Surabaya: Apollo Lestari, 1987.


Mahfan, Pelajaran Tajwid Praktis, Jakarta: Sandro Jaya, 2005.
https://intinebelajar.blogspot.com/2017/03/hukum-bacaan-ra-tafkhim-tarqiq-jawazul-
wajhain-beserta-contohnya.html

You might also like