Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Hukum
Jurnal Hukum
Abstrak
Abstract
Law is a means to create happiness and prosperity in social life. The purpose
of law cannot be separated from the ultimate goal of living in a state and society
which is based on values in society, namely justice. It is through this law that we as
individuals or in society can lead a decent and dignified life. Therefore, the law that
can play a role is the law that always plays a role in the interests of justice, order,
order, and peace for the creation of a prosperous society. Legal problems in
Indonesia are faced with challenges, namely the challenge to restore law as the
highest norm. Efforts to achieve legal supremacy are complicated by the dictatorship
of the legislature, legal discrepancies, increased apathy in public life, and low
awareness of law enforcement officers.
Keywords: Legal objectives, legal issues.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan suatu alat negara yang mempunyai tujuan untuk
menertibkan, mendamaikan, dan menata kehidupan suatu bangsa demi tercapainya
suatu keadilan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hukum merupakan
himpunan peraturan perundang-undangan yang berisi tentang perintah dan
larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu
harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Pada prinsipnya hukum merupakan
kenyataan dan pernyataan yang beraneka ragam untuk menjamin adanya
penyesuaian kebebasan dan kehendak seseorang dengan orang lain, yang pada
dasarnya hukum mengatur hubungan manusia dalam masyarakat berdasarkan
prinsip-prinsip yang beraneka ragam pula.
Tujuan hukum tidak bisa dipisahkan dari tujuan akhir bernegara dan
bermasyarakat yang memang didasai oleh nilai-nilai dan falsafah hidup masyarakat
itu sendiri. Dengan demikian, hukum adalah sarana untuk mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin untuk kehidupan bersama. Melalui
hukum inilah, masyarakat dan individu bisa mendapatkan kesejahteraan dan
mendapatkan kehidupan yang layak dan bematabat.
Hal tersebut dapat memastikan bahwa pembangunan di segala bidang di
Indonesia selalu memerlukan tatanan hukum dan tatanan perundang-undangan
yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat dan zaman. Untuk menjawab
kebutuhan tersebut, maka hukm yang berperan adalah hukum yang teratur dan
tidak menindas martabaat kemanusiaan setiap warga masyarakat.
Para penyelenggara negara pun harus tunduk pada hukum tanpa terkecuali.
Semua perbuatan hukum yang juga harus mendapatkan legitimasi secara normative.
Permasalahan hukum di Indonesia secara khusus dihadapkan kepada tantangan
untuk mengembalika hukum sebagai norma tertinggi, baik itu bagi warga maupun
bagi negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum?
2. Apa tujuan dari hukum?
3. Apa saja teori tentang tujuan hukum?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari hukum
3. Agar pembaca dapat memahami teori tentang tujuan hukum
PEMBAHASAN
A. Konsep Hukum
Hukum berlangsung selama ribuan tahun, dan merupakan warisan paling
berharga dari peradaban barat. Pendekatan terhadap hukum tidak dapat
didefinisikan secara tepat. Menurut Hilian Seagle hukum dianggap sebagai kucing
hitam didalam karung (the dark cat in bag of jurisprudence), sedangkan pendapat
Lawrence M. Friedman bahwa hukum berada di awang – awang, tidak tampak dan
tidak terasa bahkan biasanya selembut udara dalam sentuhan normal (law is in
atmosphere, invisible and unfeltoften as light as air to the normal touch).) 1
Utrecht, dalam bukunya pengantar hukum indonesia mengemukakan
“hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah dan larangan-
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena itu
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 2
Didalam bukunya yang berjudul dalam rasa keadilan sebagai dasar segala
hukum Wirjono Prodjodikoro menyatakan bahwa “hukum adalah rangkaian
peraturan-peraturan mengenai tingkah laku orang sebagai anggota masyarakat. 3
Sumber hukum pada umumnya adalah segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan hukum serta tempat diketemukannya aturan hukum. Sumber
hukum bisa dilihat dari faktor – faktor yang mempengaruhinya atau dilihat dari
bentuknya. Sumber hukum yaitu sumber hukum materiil dan formil. Sumber hukum
materil meliputi faktor – faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan –
aturan hukum, sedangkan sumber hukum formil adalah berbagai bentuk aturan
hukum yang ada.4
Sumber hukum formal adalah sumber dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Sumber hukum formal
1
Achmad Ali : 2012 : 28
2
Ibid. Hal 16.
3
Ibid. Hal. 16.
4
S.F. Marbun : 2006 : 21
merupakan dasar kekuatan mengikat peraturan – peraturan agar ditaati masyarakat
maupun penegak hukum. Sumber hukum formal antara lain :
Undang– Undang adalah peraturan negara yang dibentuk oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat masyarakat.
Kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang dilakukan
secara berulang – ulang dan terhadapnya dipertalikan adanya ide hukum,
sehingga perbuatan tersebut diterima dan dilakukan oleh suatu masyarakat.
c. Yurisprudensi adalah keputusan pengadilan atau keputusan hakim yang
terdahulu, yang dianggap tepat sehingga diikuti oleh pengadilan atau hakim
lain.
Traktat ( perjanjian antar negara) adalah perjanjian antar Negara yang telah
disahkan berlaku mengikat Negara peserta, termasuk warga negaranya.
Doktrin adalah pendapat para sarjana hukum terkemuka yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan hukum pada umumnya dan secara
khusus terhadap hakim dalam mengambil keputusannya. 5
Definisi umum dari hukum adalah perangkat asas dan kaidah – kaidah yang
mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat, baik yang merupakan
kekerabatan, kampung atau desa, atau suatu Negara yang dengan demikian
masyarakat mengatur kehidupannya menurut nilai – nilai yang sama–sama mereka
anut (Shared Values), karena mempunyai tujuan tertentu. Hukum merupakan suatu
sistem atau tatanan asas – asas dan kaidah – kaidah hukum yang tidak lepas dari
masalah keadilan, maka definisi hukum positif yang lengkap adalah sistem atau
tatanan hukum dan asas–asas berdasarkan keadilan yang mengatur kehidupan
manusia di dalam masyarakat.6
B. Tujuan Hukum
5
Agus Sudaryanto : 2015 : 89 – 99
6
Mochtar Kusumaatmadja : 2000 : 4-5
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki kekuasaan yang dapat berbuat
untuk mengeksploitasi dan mengeksplorasi dunia. Kekuasaan yang menjadi titik
sentral dari seluruh kehidupan manusia dalam melakukan kegiatan di dunia.
Manusia merupakan pelaku atau subyek bukan alat atau obyek yang memiliki
kepentingan dan tuntutan yang di harapkan dapat terlaksana dengan baik. 7
Kaidah hukum melindungi kepentingan manusia terhadap bahaya yang
mengancam juga mengatur hubungan diantara manusia. Mengatur hubungan
manusia dan meningkatkan atau mengembangkan hubungan antar manusia. Kaidah
hukum fungsinya melindungi kepentingan manusia, baik secara individual maupun
secara kelompok maka manusia yang memiliki kepentingan hukum itu dihayati,
dipatuhi, dilaksanakan dan ditegakkan. Kesadaran pada diri manusia pada dasarnya
adalah manusia memerlukan perlindungan kepentingan yaitu hukum yang dipatuhi
dan dilaksanakan serta ditegakkan agar kepentingannya maupun kepentingan orang
lain terlindungi dari ancaman disekelilingnya. 8
Sunaryati Hartono mengemukakan bahwa hukum sebagai alat yang
merupakan sarana dan langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan
sistem hukum nasional guna mencapai cita – cita bangsa dan tujuan negara. Negara
mempunyai tujuan yang harus dicapai dan upaya untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan hukum sebagai alat melalui pemberlakuan atau penindak berlakuan
hukum-hukum sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dihadapi oleh
masyarakat dan negara kita9
Jeremy Bentham dalam ajarannya mengemukakan bahwa tujuan hukum dan
wujud keadilan adalah untuk mewujudkan the greatest happiness of thegreatest
number (kebahagiaan yang sebesar – besarnya untuk sebanyak – banyaknya orang).
Bentham juga mengemukakan bahwa tujuan perundang – undangan untuk
7
Sudikno Mertokusumo : 2012 : 13
8
Sodikno Mertokusumo : 2012: 17
9
Moh.Mahfud MD : 2009 : 2
menghasilkan kebahagian bagi masyarakat. Perundangan – undangan harus
berusaha untuk mencapai empat tujuan yaitu :
a. To provide subsistence (untuk memberi nafkah hidup)
b. To provide abundance (untuk memberikan makanan yang berlimpah)
c. To provide security (untuk memberikan perlindungan)
d. To attain equity (untuk mencapai kebersamaan)10
10
Teguh Prasetyo : 2012 :111-112
11
“Menguak Teori Hukum (legal theory) dan Toeri Peradilan (judicialprudence) termasuk
interpretasi Undang-Undang (legisprudence)” merupakan salah satau dari sebelas Volume karangan
buku Profesor Dr. Acmad Ali, S.H.,M.H, (Guru Besar Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Hasanudin)
12
Acmad Ali, 2009, Menguak Teori Hukum (legal theory) dan Toeri Peradilan (judicialprudence)
termasuk interpretasi Undang-Undang (legisprudence), Kencana Perdana Media Group, Cetakan Ke-I
Agustus, Jakarta, Hal. 212
b. Teori Timur berberda dengan teori barat, bangsa-banga timur masih
13
Ibid. Hal. 212-213
14
Ibid. Hal. 216-217
15
ibid
ketiganya merupakan syarat imperatif yang tidak boleh hanya satu unsur dan atau
dua unsur lainya yang terpenuhi.
KESIMPULAN
Hukum pada hakekatnya adalah preskriptif atau mengharuskan. Karena
mengharuskan maka sifat hukum adalah normatif. Sifat normatifitas dari tidak
bergantung pada bentuk formal, kekuasaan dan sanksi, akan tetapi dari
koherensinya dengan kaidah dan prinsip yang bersumber dari moral yaitu Keadilan
dan Kebenaran.
Hukum adalah Norma, dalam tindakan reason for action. Sanction not
constitutif law. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Sanksi bukan unsur
utama dari hukum. Sanksi ada akibat tuntutan kepastian hukum dalam paradigma
positivisme hukum, yang memandang ilmu hukum sebagai ilmu empirik aturan-
aturan tingkahlaku yang mengatur perbuatan manusia secara lahiriah belaka.
Dimana hukum dituntut untuk berkorespondensi dengan fakta. Dalam penerapan
hukum agar hukum dapat diterapkan hukum harus dipaksakan. Dengan demikian
kedudukan sanksi dalam hukum adalah sanksi ada pada penerapan hukum.
Pada hakikatnya suatu hukum harus memiliki tujuan yang didalamnya
mengandung unsur keadilan, kemanfaatan dan kepastian. Ketiga-ketiganya
merupakan syarat imperatif yang tidak boleh hanya satu unsur dan atau dua unsur
lainya yang terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Konstitusi Press,
2006
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, Cetakan Ke III, 2008