Professional Documents
Culture Documents
Makalah Hukum Perusahaan Dan Perlindungan Konsumen
Makalah Hukum Perusahaan Dan Perlindungan Konsumen
Oleh:
FACHRUZAR, S.H.
20040020035
Assalamu'alaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat illahirabbi, yang atas perkenannya penulis diberi
kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Alhamdulillah
Wa Syukurillah, tiada kata yang patut terucap selain ungkapan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, karena dengan hidayah dan Kuasa-Nya mengizinkan penulis untuk
menyelesaikan makalah ini dalam keadaan sehat walafiat, baik dalam melakukan penelitian
untuk memperoleh data yang dibutuhkan maupun pada waktu melakukan penulisan makalah
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis berterimakasih kepada semua pihak yang
secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, sehingga penulis sangat menyadari
apabila di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata
sempurna. Dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
i
ii
Semoga makalah sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para
Wassalamu"alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
A. PENDAHULUAN...............................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah:...........................................................................................................4
C. Pembahasan.........................................................................................................................4
1. Perlindungan hukum bagi konsumen vaksin covid-19 atas kejadian ikutan pasca
D. Kesimpulan.......................................................................................................................19
iii
A. PENDAHULUAN
seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama
Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 17
September 2020, lebih dari 29.864.555 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 210
negara dan wilayah seluruh dunia, mengakibatkan lebih dari 940.651 orang
virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis
coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
1
Pandemi Covid 19, https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19, diakses pada
tanggal 21-01-2021 pukul 07.00 WIB
2
Pertanyaan dan Jawaban Terkait Coronavirus,
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public, diakses pada
tanggal 21-01-2021 pukul 07.05 WIB
1
2
Covid-19 melalui berbagai upaya seperti penyuluhan, membuat berbagai aturan yang
juga sudah memulai program vaksinasi Covid-19. Sama seperti vaksinasi pada
umumnya, vaksin Covid-19 juga menimbulkan efek samping bagi tubuh. Suntik
vaksin Covid-19 akan menimbulkan sejumlah efek samping bagi tubuh. Namun, efek
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah merilis izin penggunaan
darurat vaksin Covid-19 alias izin Emergency Use Authorization atau EUA atas
vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China dan Bio Farma. Vaksin Covid-19 asal China
Sinovac kini bernama CoronaVac. Pasca mengantongi izin darurat EUA ini , vaksin
Covid-19 Sinovac atau CoronaVac ini bisa beredar dan digunakan. Secara
adalah ringan dan sedang. "Efek samping yang timbul berupa nyeri, iritasi,
pembengkakan. Adapun efek sistemik berupa nyeri otot, fatigue dan demam.3
imunisasi (KIPI). Negara akan bertanggung jawab jika ada kejadian ikutan pasca-
imunisasi (KIPI) atau efek samping yang dialami oleh penerima vaksin Covid-19. Hal
menangani KIPI. "Sudah ada komite daerah dan komite nasional untuk menangani
KIPI. Kita akan mengikuti prosedurnya," kata Budi dalam rapat kerja bersama
Produsen vaksin Covid-19 dapat dibebaskan dari tanggung jawab atas kejadian ikutan
pasca imunisasi (kipi) yang tidak diinginkan dan merugikan konsumen? Salah satu
BioNtech. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan sampai saat ini
dibebaskan atau dilepaskan dari tuntutan hukum apabila terjadi masalah dalam proses
B. Identifikasi Masalah:
4
Barratut Taqiyyah Rafie, Jika ada efek samping serius vaksin Covid-19, bagaimana
tanggung jawab negara?, https://nasional.kontan.co.id/news/jika-ada-efek-samping-
serius-vaksin-covid-19-bagaimana-tanggung-jawab-negara, diakses pada tanggal 21-
01-2021, Pukul 09.22 WIB.
5
Achmad Reyhan Dwianto, Bio Farma Sebut Pfizer Ogah Dituntut Bila Vaksin
Corona Buatannya Bermasalah, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
5331199/bio-farma-sebut-pfizer-ogah-dituntut-bila-vaksin-corona-buatannya-
bermasalah, diakses pada tanggal 21-01-2021, Pukul 09.29 WIB.
4
kejadian ikutan pasca imunisasi (kipi) yang tidak diinginkan dan merugikan?
ikutan pasca imunisasi (kipi) yang tidak diinginkan dan merugikan konsumen
C. Pembahasan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Barang adalah setiap benda baik
berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat
dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Jasa adalah setiap layanan
yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk
melindungi diri;
berusaha;
keselamatan konsumen.
dan/atau jasa;
2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
6
3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
patut.
di atas merupakan dasar pemikiran yang lebih sesuai dengan kebebasan individual.
Dalam hubungan perjanjian selama memenuhi syarat sah sebagaimana diatur dalam
Akan tetapi di lain pihak ternyata bahwa menggunakan dasar KUHPerdata akan
memakan waktu lama dan berinplikasi pada biaya, saat konsumen harus menggugat
produsen.
Hal itu berbeda apabila menggunakan hukum konsumen karena UUPK menggunakan
Pasal 19 UUPK (Pasal 19 ayat (1) UUPK) menyatakan, pelaku usaha bertanggung
diperdagangkan.
6
Toto Tohir Suriaatmadja, DASAR-DASAR TANGGUNG JAWAB PRODUSEN
DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN, Jurnal Repertorium, Vol 5 No
1, 2018, hlm. 5-6.
8
• penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
Masyarakat yang merasa dirugikan dapat melakukan upaya hukum agar haknya
sebagai konsumen tidak hilang, upaya hukum yang dapat dilakukan yaitu:7
penyelesaian sengketa antara para pihak, dengan atau tanpa kuasa/pendamping bagi
konsumen diluar pengadilan dapat dilakukan oleh suatu lembaga khusus yang dikenal
dengan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang dibentuk dan diatur
perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha. Mengikuti ketentuan Pasal 23 UUPK,
7
Diana Yunizar, Suradi, Dewi Hendrawati, Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Yang Dirugikan Akibat Beredarnya Vaksin Palsu Di Kota Semarang
(Tinjauan Yuridis Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen), Diponegoro Law Journal, Vol 6 No 2, 2017, hlm. 10.
9
penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK ini dapat ditempuh jika penyelesaian
secara damai diluar proses pengadilan tidak berhasil, baik karena produsen menolak
atau tidak memberi tanggapan maupun jika tidak tercapai kesepakatan. Jika
penyelesaian dipilih melalui BPSK dan BPSK ini tidak berhasil menyelesaikan
Berdasarkan Pasal 45 UUPK ayat (1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat
antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan
atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya
d. pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang dikonsumsi
Semua produk barang dan/atau jasa, apalagi produk obat dan makanan yang
siap dikonsumsi oleh konsumen harus dipastikan bahwa saat pra-pasar sebelum
mendapatkan izin edar produk obat dan makanan tersebut mempunyai nilai manfaat
(UUPK) tidak hanya mengatur kewajiban barang dan/atau jasa yang dipasarkan wajib
Atas dasar kehati-hatian itu dalam pasal 8 ayat (1) huruf a UUPK mengatur
larangan bagi pelaku usaha, baik itu perusahaan, korporasi, koperasi, BUMN,
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai
Manakala aturan itu dilanggar, maka diancam dengan sanksi ancaman pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak 2.000.000.000,00 (dua
miliar rupiah) seperti diatur di Pasal 62 ayat (1) UUPK. Apalagi jika dampak
Tentu harapan kita bahwa obat atau vaksin Covid-19 yang sedang dalam penelitian
Apa pun jenis dan nama vaksin impor itu manakala akan di pasarkan di Indonesia,
wajib memenuhi persyaratan normatif yang diatur dalam pasal 8 ayat (1) selain wajib
memenuhi standar pada huruf a UUPK yang tersebut di atas, juga wajib menjauhi
larangan-larangan antara lain yang disebutkan pada pasal dan ayat yang sama pada
dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;
– tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode,
– tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau
8
Muhammad Said Sutomo, Perlindungan Konsumen Pra-Pasar Obat atau Vaksin
Covid-19, http://ylpkjatim.or.id/perlindungan-konsumen-pra-pasar-obat-atau-vaksin-
covid-19/, diakses pada tanggal 21-01-2021 Pukul 13.10 WIB.
12
pelaku usaha termasuk BUMN menjadikan warning bagi regulator dalam hal ini
pasar atau pra-edar obat atau vaksin Covid-19 baik yang diproduksi dalam negeri
maupun impor. Karena manakala sudah beredar ternyata ada dampak negatif bagi
diakui bahwa pengawasan pada tahapan pra-pasar atau pra-edar terhadap obat dan
makanan selama ini masih lemah, kalau tidak boleh dikatakan sangat lemah.9
(1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
9
Ibid
13
(3) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi.
(4) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila
konsumen.
komersialisasi adalah usaha yang panjang, mahal, dan berisiko yang membutuhkan
Mencegah pandemi corona adalah target yang sangat penuh tantangan dan butuh
telah diberikan pada tantangan, pelajaran yang dipetik, dan solusi potensial untuk
10
John Billington, et al, Developing Vaccines for SARS-CoV-2 and Future Epidemics
and Pandemics: Applying Lessons from Past Outbreaks, Health Security Volume 18,
Number 3, 2020 Mary Ann Liebert, Inc., hlm. 241
14
yang tinggi. Program Pengembangan vaksin dari penemuan hingga lisensi dapat
memakan waktu lebih dari satu dekade, dan rata-rata memiliki 94% kemungkinan
gagal. pemegang saham mungkin tidak selalu menyetujui investasi yang diperlukan,
karena Risiko bisnis pengembangan vaksin Penyakit Infeksi Menular cenderung lebih
besar daripada laba atas investasi. Perusahaan memiliki kapasitas tetapi cenderung
disesuaikan dengan kapasitas yang mereka butuhkan untuk mendukung portofolio in-
line mereka dan jalur pipa mereka, berjalan dengan kapasitas di seluruh rantai nilai.
sumber daya dari lini bisnis inti. Pengembangan vaksin seringkali membutuhkan
komersial dan mungkin saja dibutuhkan dalam persediaan terbatas dan selama
COVID-19 adalah suatu isu yang harus dipecahkan. Mewajibkan semua masyarakat
di suatu negara untuk mengikuti vaksin tanpa diketahui efek samping lebih lanjut
berpotensi melanggar hak masyarakat. Efek samping suatu vaksin yang tidak
ditemukan saat uji klinis belum tentu berarti bahwa vaksin tersebut bebas dari
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Untuk mencapai keseimbangan yang cermat
antara kesehatan masyarakat dan hak individu memerlukan kepatuhan pada 6 prinsip
15
utama: (1) intervensi harus berdasarkan bukti dan didasarkan pada pengetahuan
ilmiah, bukan pertimbangan politik; (2) petugas kesehatan harus membuat penilaian
risiko individual menunjukkan risiko yang signifikan terhadap publik; (3) tindakan
koersif harus proporsional dengan ancaman dihadapi; (4) harus ada pilihan alternatif
yang tidak begitu membatasi yang bertujuan bagi kesehatan masyarakat; (5) individu
yang tunduk pada perampasan kebebasan harus diberikan proses yang semestinya,
termasuk dengar pendapat yang tidak memihak; dan (6) pemerintah harus
memastikan perlakuan yang adil dan setara, menghindari stigma atau diskriminasi
Banyak negara maju bersedia mengambil risiko dan memberi ganti rugi
kepada pembuat vaksin, untuk memastikan mereka mendapatkan bagian dari pasokan
yang terbatas. Pemerintah Inggris dan Australia telah setuju untuk memberikan ganti
rehabilitasi untuk mereka yang terluka oleh vaksin. NVICP adalah reaksi terhadap
ancaman kembar litigasi terhadap produsen vaksin dan kompensasi yang sangat tidak
11
Mia Chitra Dinisari, Jika Vaksin Covid-19 Picu Efek Samping, Siapa yang Bertanggung Jawab?,
https://lifestyle.bisnis.com/read/20201227/106/1335628/jika-vaksin-covid-19-picu-efek-samping-
siapa-yang-bertanggung-jawab, diakses pada tanggal 21-01-2021 Pukul 14.15 WIB.
16
hidup program vaksin. NVICP dianggap sebagai rezim administratif tanpa kesalahan,
yang berarti bahwa penggugat tidak harus membuktikan bahwa vaksin menyebabkan
cedera selama cedera terjadi dalam batas waktu tertentu. Dalam interval waktu
cedera, bahkan jika pada kesempatan yang jarang terjadi, bukan itu yang terjadi.
yang menderita efek samping akibat vaksinasi "Dengan cepat, mudah, dan dengan
terhadap minimal 80% warga negaranya maka dapat dipastikan akan tercapai herd
memberikan keringanan bagi produsen vaksin Covid-19. Karena itulah ada klausul
eksonerasi yang membebaskan produsen vaksin Covid-19 atas KIPI yang belum
diketahui dan merugikan konsumen. Hal ini dianggap wajar karena penelitian vaksin
belumlah selesai dan vaksin diproduksi dalam jumlah yang sangat banyak dan tidak
vaksin Covid-19 maka produsen tersebut dapat menolak untuk memasok sejumlah
vaksin kepada negara tersebut dan lebih memilih negara lain yang lebih memberikan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam Pasal 1 Angka 5, Kejadian
Ikutan Pasca Vaksinasi (KIPI) COVID-19 adalah kejadian medik yang diduga
bertujuan untuk:
d. melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan
ekonomi.
(emergency use authorization) atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan
undangan.
(1) Dalam hal terjadi Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 pada seseorang
investigasi.
(2) Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan kajian kausalitas oleh Komite Nasional
dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengobatan dan perawatan sesuai dengan indikasi
(4) Dalam hal hasil kajian kausalitas terdapat dugaan dipengaruhi oleh produk Vaksin
COVID-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan sampling dan pengujian
vaksin apabila terjadi KIPI, hanya diatur bahwa Terhadap kasus Kejadian Ikutan
indikasi medis dan protokol pengobatan. Negara akan bertanggung jawab jika ada
kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) atau efek samping yang dialami oleh
penerima vaksin Covid-19. Hal tersebut ditegaskan Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin.13
D. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 45 UUPK ayat (1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat
antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan
pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang
bersengketa.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Yang Tidak Diinginkan Dan Merugikan
bahwa Negara yang harus bertanggung jawab Atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
13
Kontan, Negara Akan Bertanggung Jawab Jika Ada Efek Samping Serius Vaksin Covid-19!,
https://newssetup.kontan.co.id/news/negara-akan-bertanggung-jawab-jika-ada-efek-samping-serius-
vaksin-covid-19, diakses pada tanggal 21-01-2021 Pukul 15.00 WIB
20
(Kipi) Yang Tidak Diinginkan Dan Merugikan Konsumen. Hal ini disebabkan karena
vaksin biasanya membutuhkan waktu hingga satu dekade. Beberapa efek samping
juga hanya dapat ditemukan setelah vaksinasi skala besar. Ditambah lagi jumlah
permintaan terhadap vaksin yang meningkat dan jumlah produksi vaksin yang
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
21
John Billington, et al, Developing Vaccines for SARS-CoV-2 and Future Epidemics
5 No 1, 2018
Internet
Achmad Reyhan Dwianto, Bio Farma Sebut Pfizer Ogah Dituntut Bila Vaksin
5331199/bio-farma-sebut-pfizer-ogah-dituntut-bila-vaksin-corona-buatannya-
Barratut Taqiyyah Rafie, Jika ada efek samping serius vaksin Covid-19, bagaimana
samping-serius-vaksin-covid-19-bagaimana-tanggung-jawab-negara, diakses
Mia Chitra Dinisari, Jika Vaksin Covid-19 Picu Efek Samping, Siapa yang
Bertanggung Jawab?,
22
https://lifestyle.bisnis.com/read/20201227/106/1335628/jika-vaksin-covid-19-
Covid-19, http://ylpkjatim.or.id/perlindungan-konsumen-pra-pasar-obat-atau-
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public, diakses
Titis Nurdiana, Vaksinasi Covid-19 sudah bergulir, kenali efek samping yang
Mary S. Holland, Liability for Vaccine Injury: The United States, the European
Union, and the Developing World, Emory Law Journal, Volume 67, Issue 3,
Kontan, Negara Akan Bertanggung Jawab Jika Ada Efek Samping Serius Vaksin
Covid-19!, https://newssetup.kontan.co.id/news/negara-akan-bertanggung-jawab-
23