You are on page 1of 10

Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.

26 Oktober 2016

PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH/SEKOLAH


Oleh: Akhmad Riadi
Dosen Tetap Pada Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara

Abstrak
Pendidikan karakter pada lembaga madrasah sangat memiliki peran yang trategis untuk
menempa karakter anak didik. Madrasah sebagai lembaga pendidikan telah banyak memberikan
peran dalam pembentukan karakter peserta didik, karena lembaga madrasah tidak hanya
mentransfer ilmu pengetahuan saja akan tetapi melatih soft skill peserta didik. Madrasah sebagai
bagian dari pendidikan yang membina karakter setidaknya ada empat strategi dalam penanaman
karakter, pertama mengintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, kedua pengembangan budaya
madrasah, ketiga melalui kegiatan ekstraskurikuler dan keempat dalam kegiatan sehari-hari di
rumah.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Madrasah, Strategi.

PENDAHULUAN masyarakat dan kebudayaan setempat. Dengan


demikian dari nilai-nilai yang ada berlangsung
A. Latar Belakang Masalah sebuah proses pendidikan sesuai dengan tujuan
utama pendidikan yakni mengembangkan
Pendidikan saat ini masih diyakini
kemampuan pengetahuan keterampilan dan
memiliki nilai strategis dan urgen dalam
sikap peserta didik secara optimal (Piet A,
pembentukan karakter suatu bangsa, terutama
Sahertian, 2008; 1).
berkaitan dengan tugas utamanya yakni pem-
Pendidikan Nasional berfungsi
bentukan karakter peserta didik. Karenanya
mengembangkan dan membentuk watak serta
mengawal dan merekonstruksi kualitas pendi-
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
dikan secara berkelanjutan adalah sebuah
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
keniscayaan, sebab pada dasarnya pendidikan
Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah
secara umum memiliki tugas suci dan mulia,
untuk mengembangkan potensi siswa agar
yaitu memberdayakan manusia agar mampu
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
mengaktualisasikan dirinya secara penuh
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan bernegara. Selain itu pendidikan juga
dan menjadi warga negara yang demokratis
memegang tugas yang tidak kalah penting
serta bertanggung jawab. Dengan demikian
yaitu mentransformasikan individu-individu
fungsi dan tujuan pendidikan nasional mene-
menjadi sosok yang berkepribadian baik,
kankan pada pembentukan karakter bangsa
bermoral dan berakhlak mulia.
dalam rangka mencetak generasi bangsa yang
Pendidikan merupakan bagian yang
cerdas dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
integral dalam kehidupan manusia, di mana
Maha Esa.
manusia dapat dibina dan dibimbing kepriba-
Lembaga pendidikan mempunyai
diannya dengan jalan membina potensi-potensi
peranan yang cukup penting dalam mema-
pribadinya sesuai dengan nilai-nilai dalam
najemen kepribadian dan tingkah laku moral

1
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

anak, adapun peranan tersebut dalam bentuk pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
memberikan pemahaman kepada peserta penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan
didiknya terhadap dampak negatif dari sebuah perusakan milik orang lain sudah menjadi
perilaku, dan tayangan media massa yang masalah sosial yang hingga saat ini belum
hampir mendominasi dalam kehidupan sehari- dapat diatasi secara tuntas. Oleh karena itu,
hari. Oleh karena itu, sebagai antisipasi betapa pentingnya pendidikan karakter.
terhadap dampak negatif tersebut lembaga Sebelum menuju ke pengertian
pendidikan wajib memberikan bekal pendidikan karakter terlebih dahulu akan
pengetahuan, keterampilan untuk berpikir dijelaskan mengenai pengertian pendidikan.
kreatif dan mengarahkan kepada penerapan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
nilai-nilai moral dan ketaqwaan kepada Tuhan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Yang Maha Esa. pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Salah satu lembaga pendidikan yang mengembangkan potensi dirinya untuk
memberikan kontribusi besar dalam memben- memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
tuk karakter anak bangsa adalah madrasah, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
karena madrasah memiliki ciri khusus yang akhlak mulia, 20 serta keterampilan yang
berbeda dengan lembaga pendidikan pada diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
umumnya, di mana muatan nilai-nilai penge- negara (UU RI No. 20 Tahun 2003).
tahuan agama dan penerapan nilai tersebut Pendidikan yang baik tidak terlepas
memiliki porsi yang cukup banyak dalam dari seorang pendidik atau guru. Oleh
membentuk karakter peserta didik. Madrasah karenanya diperlukan profesionalisme dalam
sangat menyadari akan pembentukan karakter mengajar. Dalam Undang-Undang Nomor 14
peserta didik sebagai bekal atau pegangan tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
hidup baik di lingkungan sekolah, keluarga, menyatakan bahwa guru adalah pendidik
masyarakat dan bernegara. profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,
B. Fokus Masalah melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur
Adapun Fokus masalah dalam
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
penulisan ini adalah bagaimana strategi
pendidikan menengah (UU RI No. 14 Tahun
penanaman pendidikan karakter pada lembaga
2005, 2011; 2 – 3).
pendidikan Madrasah.
Menurut Bukhori sebagaimana dikutip
Trianto dalam bukunya Model-Model
PEMBAHASAN
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik, pendidikan yang baik adalah
A. Pengertian Pendidikan karakter
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan
Penguatan pendidikan moral (moral para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan
education) atau pendidikan karakter (character saja, akan tetapi untuk menyelesaikan
education) dalam konteks sekarang sangat masalah-masalah yang dihadapinya dalam
relevan untuk mengatasi krisis moral yang kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007; 22).
sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut Berdasarkan pengertian di atas dapat
antara lain berupa meningkatnya pergaulan disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala
bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak upaya yang direncanakan untuk mempenga-
dan remaja, kejahatan terhadap teman, ruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

2
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

masyarakat sehingga mereka melakukan apa karakter peserta didik. Karakter terbentuk dari
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan yang tiga macam bagian yang saling berkaitan yakni
bisa digunakan untuk mengubah dunia. pengetahuan moral, perasaan moral, dan
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk perilaku moral. Berdasarkan beberapa
memperoleh ilmu. Dan ketika orang sudah pendapat yang telah disebutkan di atas dapat
berilmu maka Allah akan meninggikan diambil kesimpulan bahwa karakter adalah
derajatnya, sebagaimana disebutkan dalam al- sifat yang mantap, stabil, khusus yang melekat
Qur’an yang artinya “Hai orang-orang dalam pribadi seseorang yang membuatnya
beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: bersikap dan bertindak secara spontan, tidak
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka dapat dipengaruhi oleh keadaan dan tanpa
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi memerlukan pemikiran terlebih dahulu.
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Dari konsep pendidikan dan karakter
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya yang sudah dijelaskan di bagian atas maka
Allah akan meninggikan orang-orang yang muncul istilah pendidikan karakter (character
beriman di antaramu dan orang-orang yang education) yang ramai diperbincangkan oleh
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. banyak kalangan. Di Indonesia sendiri, istilah
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu pendidikan karakter mulai diperkenalkan
kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11). ketika bangsa Indonesia mengalami krisis
Kata “karakter” mempunyai banyak multi dimensional, pendidikan dituding gagal
sekali definisi dari para ahli. Menurut dalam menciptakan sumber daya manusia
Poerwadarminta, kata karakter berarti tabiat, berkualitas. Institusi-institusi pendidikan
watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi dinilai gagal memenuhi tujuan pendidikan.
pekerti yang membedakan seseorang dengan Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki
orang lain. Lebih jauh seorang tokoh psikologi kualitas, seperti pembaruan kurikulum,
Amerika yang bernama Alport, mendefinisi- peningkatan anggaran atau standarisasi
kan karakter sebagai penentu bahwa seseorang kompetensi pendidikan.
sebagai pribadi (character is personality Namun, usaha perbaikan tersebut
evaluated). Sedangkan menurut Ahmad Tafsir dirasa masih belum mencapai hasil yang
menganggap bahwa karakter yaitu spontanitas diharapkan. Tingginya biaya sekolah, buruk-
manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang nya fasilitas-fasilitas sekolah, kecurangan
telah menyatu dalam diri manusia, sehingga dalam ujian nasional, minimnya kesejahteraan
ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi. dan kualitas guru, justru melengkapi masalah
Dalam al-Qur’an disebutkan mengenai bangsa. Semua permasalahan tersebut tak
perintah berbuat kebajikan yang mana terdapat ubahnya seperti lingkaran setan yang tidak
dalam surat An Nahl ayat 90 yang artinya: menemui ujung pangkal.
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Pendidikan karakter merupakan salah
Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi satu wacana pendidikan yang dianggap
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang mampu memberikan jawaban atas kebuntuan
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permu- dalam sistem pendidikan. Sejalan dengan itu,
suhan. Dia memberi pengajaran kepadamu Pendidikan karakter juga diartikan sebagai
agar kamu dapat mengambil pelajaran.” upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,
Pembentukan karakter juga tidak lepas penghayatan dalam bentuk sikap, dan penga-
dari peran guru, karena segala sesuatu yang malan dalam bentuk perilaku yang sesuai
dilakukan oleh guru mampu mempengaruhi dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati

3
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan pendidikan. Karena nabi memerintah-kan


Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan kepada pendidik untuk tidak mempersulit.
lingkungannya. Sebagaimana sabda beliau Dari ibnu abbas RA
berkata Rasulullah SAW bersabda: ”ajarilah
B. Tujuan Pendidikan Karakter olehmu dan mudahkanlah, jangan mempersulit
dan gembirakanlah jangan membuat mereka
Pentingnya pendidikan karakter untuk
lari, dan apabila salah seorang di antara
segera dikembangkan dan diinternalisasikan,
kamu marah maka diamlah” (HR. Ahmad dan
baik dalam dunia pendidikan formal maupun
Bukhori).
dalam pendidikan non formal tentu beralasan,
Perintah nabi di atas memberikan
karena memiliki tujuan yang cukup mulia bagi
pelajaran kepada para pendidik bahwa di
bekal kehidupan peserta didik agar senantiasa
dalam melaksanakan tugas pendidikan para
siap dalam merespon segala dinamika kehi-
guru dituntut untuk menciptakan suasana
dupan dengan penuh tanggung jawab.
belajar yang kondusif, edukatif dan menye-
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sudah
nangkan, bukan sebaliknya. Doni mengemuka-
sangat mendesak pendidikan karakter diterap-
kan, dengan menempatkan pendidikan karak-
kan di dalam lembaga pendidikan negara Indo-
ter dalam rangka dinamika proses pemben-
nesia. Alasan-alasan kemerosotan moral, seha-
tukan individu, para insan pendidik seperti
rusnya membuat bangsa ini perlu mempertim-
guru, orang tua, staf sekolah, masyarakat dan
bangkan kembali bagaimana lembaga pendi-
lainnya, diharapkan semakin menyadari
dikan mampu menyumbangkan perannya bagi
pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana
perbaikan kultur. Dalam Pasal 3 Undang-
pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai
Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
individu dengan cara memberikan ruang bagi
tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan
figur keteladanan bagi anak didik dan mencip-
nasional berfungsi mengembangkan dan
takan lingkungan yang kondusif bagi proses
membentuk watak serta peradaban bangsa
pertumbuhan berupa kenyamanan dan
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
keamanan yang membantu suasana
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkem-
pengembangan diri satu sama lain dalam
bangnya potensi peserta didik agar menjadi
keseluruhan dimensinya (Amirullah Syarbini,
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Jakarta; 2012).
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
Secara operasional tujuan pendidikan
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
karakter dalam setting sekolah sebagai berikut:
menjadi warga negara yang demokratis serta
1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-
bertanggung jawab.
nilai kehidupan yang dianggap penting dan
Pendidikan karakter bukan hanya
perlu sehingga menjadi kepribadian kepe-
tanggung jawab guru, tapi juga semua
milikan peserta didik yang khas sebagai-
stakeholder pendidikan harus terlibat dalam
mana nilai-nilai yang dikembangkan.
rangka mengembangkan pendidikan karakter
Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan
ini, bahkan pemangku kebijakan harus menjadi
dan pengembangan nilai-nilai tertentu
teladan terdepan. Sebagai seorang guru harus
sehingga terwujud dalam perilaku anak,
bekerja secara profesional, memberikan pela-
baik pada saat masih sekolah maupun
yanan yang optimal kepada peserta didiknya,
setelah lulus.
dan bekerja dengan penuh kesabaran dalam
2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang
membawa peserta didiknya menuju cita-cita
tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang

4
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini dan mana yang buruk. Namun lebih dari itu,
memiliki makna bahwa tujuan pendidikan pendidikan karakter merupakan proses
karakter memiliki sasaran untuk melurus- menanamkan nilai-nilai positif kepada peserta
kan berbagai perilaku negatif anak menjadi didik melalui berbagai cara yang tepat.
positif. Secara umum, nilai-nilai karakter atau
3. Membangun koneksi yang harmoni dengan budi pekerti ini menggambarkan sikap dan
keluarga dan masyarakat dalam memeran- perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri
kan tanggung jawab karakter bersama. sendiri, masyarakat dan alam sekitar.
Tujuan ini bermakna bahwa karakter di Mengutip dari pendapatnya Lickona (1991),
sekolah harus dihubungkan dengan proses “pendidikan karakter secara psikologis harus
pendidikan di keluarga. (Novan Ardy mencakup dimensi penalaran berlandasan mo-
Wiyani; 2013). ral (moral reasoning), perasaan berlandasan
Tujuan pendidikan karakter adalah moral (moral behavior).
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, Dalam rangka memperkuat pelaksana-
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergo- an pendidikan karakter, ada 18 nilai-nilai
tong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dalam pengembangan pendidikan budaya dan
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas.
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pendidikan di Indonesia harus menyisipkan
berdasarkan Pancasila. Tujuan pembentukan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses
karakter menghendaki adanya perubahan pendidikannya. Delapan belas nilai-nilai dalam
tingkah laku, sikap dan kepribadian pada pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
subjek didik. (Fakrur Rozi; 2012). 1. Religius, Sikap dan perilaku yang patuh
Dari uraian di atas dapat dipahami dalam melaksanakan ajaran agama yang
bahwa tujuan diadakannya pendidikan karak- dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ter, baik di sekolah, madrasah maupun rumah ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
adalah dalam rangka menciptakan manusia pemeluk agama lain.
Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang 2. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang menjadikan dirinya sebagai orang yang
Maha Esa, berakhlak mulia serta memiliki selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tanggung jawab yang tinggi dalam tindakan, dan pekerjaan.
menjalankan kehidupan bermasyarakat. 3. Toleransi, Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
C. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
Karakter merupakan pilar penting
4. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan
dalam kehidupan bangsa dan negara. Namun,
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
dalam kenyataannya, perhatian terhadap
ketentuan dan peraturan.
karakter yang begitu pentingnya kurang
5. Kerja Keras, Tindakan yang menunjuk-kan
diperhatikan dengan baik bahkan boleh
perilaku tertib dan patuh pada berbagai
dibilang terabaikan. Seperti dikemukakan
ketentuan dan peraturan.
sebelumnya bahwa inti pendidikan karakter
6. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu
bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan
untuk menghasilkan cara atau hasil baru
kepada peserta didik tentang mana yang baik
dari sesuatu yang telah dimiliki.

5
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

7. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak 17. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang
mudah tergantung pada orang lain dalam selalu ingin memberi bantuan pada orang
menyelesaikan tugas-tugas. lain dan masyarakat yang membutuhkan.
8. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan 18. Tanggung Jawab, Sikap dan perilaku
bertindak yang menilai sama hak dan seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban dirinya dan orang lain. kewajibannya, yang seharusnya dia
9. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
selalu berupaya untuk mengetahui lebih lingkungan (alam, sosial dan budaya),
mendalam dan meluas dari sesuatu yang negara dan Tuhan Yang Maha Esa
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. (Kemendiknas, 2010; 8).
10. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, ber-
tindak, dan berwawasan yang menempat- D. Urgensi Pendidikan Karakter
kan kepentingan bangsa dan negara di atas
Karakter adalah mustika hidup yang
kepentingan diri dan kelompoknya.
membedakan manusia dengan binatang.
11. Cinta Tanah Air, Cara berpikir, bertindak,
Orang-orang yang berkarakter kuat dan baik
dan berwawasan yang menempatkan
secara individual maupun sosial ialah mereka
kepentingan bangsa dan negara di atas
yang memiliki Akhlaq, moral, dan budi pekerti
kepentingan diri dan kelompoknya.
yang baik.
12. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan
Mencetak anak yang berprestasi secara
yang mendorong dirinya untuk menghasil-
nalar memang tidak mudah, tapi mencetak
kan sesuatu yang berguna bagi masyara-
anak bermoral jauh lebih sulit dilakukan,
kat, dan mengakui, serta menghormati
apalagi dengan perkembangan teknologi
keberhasilan orang lain.
canggih yang semakin cepat dan pesat, yang
13. Bersahabat/Komunikatif, Sikap dan
tentunya berdampak terhadap perkembangan
tindakan yang mendorong dirinya untuk
anak. Pendidikan karakter telah menjadi
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
perhatian banyak pihak, pemerintah misalnya,
masyarakat, dan mengakui, serta meng-
telah mengagendakan pentingnya pendidikan
hormati keberhasilan orang lain.
karakter diterapkan di sekolah-sekolah dan
14. Cinta Damai, Sikap dan tindakan yang
telah menjadi kebijakan nasional yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan
dituangkan dalam peraturan perundang-
sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
undangan.
dan mengakui, serta menghormati keber-
Hampir semua sepakat bahwa krisis
hasilan orang lain.
moral yang melanda generasi bangsa ini
15. Gemar Membaca, Kebiasaan menyedia-
diakibatkan telah melemahnya nilai-nilai
kan waktu untuk membaca berbagai
moral bangsa dalam kehidupan masyarakat.
bacaan yang memberikan kebajikan bagi
Hal ini diduga disebabkan oleh kurang
dirinya.
berhasilnya pendidikan yang membina karak-
16. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan
ter di sekolah. Pendidikan formal dewasa ini
yang selalu berupaya mencegah kerusakan
lebih dominan mengembangkan aspek kognitif
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
saja dari pada moral atau karakter. Karakter
mengembangkan upaya-upaya untuk
tidak berfungsi dalam ruang hampa, karakter
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
berfungsi dalam lingkungan sosial. Sebuah
terjadi.
lingkungan seringkali menindas kepedulian

6
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

moral kita. Lingkungan sosial terkadang merawat potensi-potensi baik yang ada pada
bahkan menciptakan keadaan yang membuat diri manusia agar tumbuh dan berkembang.
banyak “makna dan urgensi pendidikan Madrasah merupakan lembaga pendi-
karakter”, dalam atau sebagian besar orang dikan Islam, yang memadukan antara pendi-
merasa bodoh jika melakukan hal-hal yang dikan pesantren dan sekolah, yang materinya
bermoral (Thomas Lickona, 2013; 88). mengintegrasikan agama dan pengetahuan
Pendidikan karakter sangatlah penting umum. Madrasah sebagai lembaga pendidikan
karena karakter akan menunjukkan siapa kita Islam berfungsi menghubungkan sistem lama
sebenarnya, karakter akan menentukan bagai- dan sistem baru dengan jalan mempertahankan
mana seseorang membuat keputusan, karakter nilai-nilai lama yang masih baik dan dapat
menentukan sikap, perkataan dan perbuatan dipertahankan dan mengambil sesuatu yang
seseorang. Berdasar dari beberapa sumber baru dalam ilmu, teknologi, dan ekonomi yang
mengenai pentingnya pendidikan karakter di bermanfaat bagi kehidupan umat Islam.
atas, sejatinya memberikan motivasi serta Sedangkan isi kurikulum madrasah pada
pencerahan bagi pemerintah, para pendidik, umumnya sama dengan pendidikan di
insan akademik serta stakeholder pendidikan pesantren ditambah dengan ilmu-ilmu umum
pada umumnya untuk segera sadar dan bangkit (Haedar Nashir, 2013; 27).
berupaya mencari solusi agar pendidikan Berangkat dari pentingnya nilai pen-
karakter ini dapat diimplementasikan dengan didikan karakter bagi bangsa ini, maka perlu
segera di sekolah/ madrasah dan juga di rumah pedoman untuk mengimplementasikannya
(Amirullah Syarbini, 2012; 21) Seluruh warga agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Indonesia harus segera menyelamatkan diri Pedoman yang dimaksud adalah prinsip-
dengan mencetak sumber daya manusia yang prinsip pendidikan karakter yang akan menjadi
berkarakter unggul sesuai dengan nilai-nilai sebuah formulasi kolektif yang saling ber-
agama, budaya dan falsafah bangsa. kaitan antara satu dan yang lainnya, sehingga
menjadi satu kesatuan yang terintegrasi secara
E. Pendidikan Karakter di Madrasah utuh.
Secara sederhana, prinsip adalah suatu
1. Prinsip Pendidikan Karakter di Madrasah
pernyataan fundamental atau kebenaran umum
Pembentukan karakter adalah bagian maupun individual yang dijadikan oleh
integral dari pendidikan Islam. Tujuannya seseorang atau kelompok sebagai pedoman
adalah membentuk kepribadian seseorang agar untuk berpikir atau bertindak. Untuk dapat
berperilaku jujur, baik, bertanggung jawab, mengimplementasikan program pendidikan
menghormati dan menghargai orang lain, adil karakter yang efektif, seyogianya memenuhi
tidak diskriminatif, pekerja keras, dan beberapa prinsip berikut ini: (a) Komunitas
karakter-karakter unggul lainnya. Pendidikan Madrasah mengembangkan dan meningkatkan
Islam, mempunyai dua istilah yang nilai-nilai inti etika dan kinerja sebagai
menunjukkan penekanan mendasar pada aspek landasan karakter yang baik; (b) Madrasah
pembentukan karakter dalam pendidikan: berusaha mendefinisikan karakter secara kom-
yakni Ta’dib dan Tarbiyyah. Ta’dib berarti prehensif, di dalamnya mencakup berpikir,
usaha untuk menciptakan situasi yang merasa, dan melakukan; (c) Madrasah
mendukung dan mendorong anak didik untuk menggunakan pendekatan yang komprehensif,
berperilaku baik dan sopan sesuai yang intensif, dan proaktif dalam pengembangan
diharapkan. Sementara Tarbiyyah berarti karakter; (d) Madrasah menciptakan sebuah

7
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

komunitas yang memiliki kepedulian yang dan perilaku yang telah mereka pahami dan
tinggi; (e) Madrasah menyediakan kesempatan lakukan dan bagaimana dampak dan
yang luas bagi para siswa untuk melakukan kemanfaatannya dalam kehidupan, baik bagi
berbagai tindakan moral; (f) Madrasah menye- dirinya maupun orang lain (Amirullah
diakan kurikulum akademik yang bermakna Syarbini, 2013; 42 – 43).
dan menantang, dapat menghargai dan meng-
hormati seluruh peserta didik, mengembang- 2. Metode Pendidikan Karakter Islami di
kan karakter mereka, dan berusaha membantu Madrasah
mereka untuk meraih berbagai kesuksesan; (g)
Madrasah mendorong siswa untuk memiliki Pendidikan karakter agar dapat
motivasi diri yang kuat; (h) Staf Madrasah mencapai pertumbuhan integral, perlulah
adalah komunitas belajar etis yang senantiasa dipertimbangkan berbagai macam prinsip
berbagi tanggung jawab; (i) Madrasah mendo- penggunaan metode pendidikan yang idealnya
rong kepemimpinan bersama yang memberi- memuat nilai-nilai spiritual yaitu sebagai
kan dukungan penuh terhadap gagasan pendi- berikut: (a) Niat dan orientasi dalam pendi-
dikan karakter dalam jangka panjang; (j) Mad- dikan, yaitu untuk mendekatkan hubungan
rasah melibatkan keluarga dan masyarakat antara manusia dengan Allah dan sesama
sebagai mitra dalam upaya pembangunan makhluk. (b) Keterpaduan antara domain
karakter; (k) Secara teratur, madrasah melaku- kognitif (pikir), afektif (dzikir), dan psikomo-
kan assessment terhadap budaya dan iklim torik (amal) guna mendapatkan kesejahteraan
sekolah, keberfungsian para staf sebagai dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
pendidik karakter di sekolah, dan sejauh mana (c) Bertumpu pada kebenaran, dalam arti
siswa dapat mewujudkan karakter yang baik materi yang disampaikan itu harus benar,
dalam kehidupan sehari-hari (Amirullah disampaikan dengan cara yang benar, dan
Syarbini, 2012; 35 – 38). dengan dasar niat yang benar. (d) Berdasar
Mendukung prinsip di atas, bahwa pendi- pada nilai. Artinya, pendekatan dan metode
dikan karakter itu tidak dapat dikembangkan pendidikan tetap berdasarkan pada nilai-nilai
secara cepat dan segera, tetapi harus melewati etika-moral (Akhlaqul Karimah). (e) Sesuai
proses yang panjang, cermat, dan sistematis. dengan kebutuhan peserta didik. (f) Membe-
Berdasarkan perspektif yang berkembang rikan kemudahan. (g) Berkesinambungan. Se-
dalam sejarah pemikiran manusia, pendidikan telah menggunakan metode tertentu, seorang
karakter harus dilakukan berdasarkan tahapan- guru perlu memperhatikan letak kekurangan
tahapan perkembangan anak sejak usia dini dan kelemahan metode yang digunakan. (h)
sampai dewasa, setidaknya, berdasarkan Fleksibel dan dinamis. Dengan kelunturan dan
psikolog Kohlberg dan ahli pendidikan dasar kedinamisan metode tersebut, pemakaian
Marlene Lockheed, terdapat empat tahapan metode tidak hanya monoton dengan satu
pendidikan karakter yang perlu dilakukan, macam metode (Novan Ardy Wiyani dan
yaitu: (a) Tahapan pembiasaan, (b) Tahap Barnawi, 2012; 187).
pemahaman dan penalaran terhadap nilai,
sikap, perilaku, dan karakter siswa. (c) Tahap 3. Strategi Pendidikan Karakter di Madrasah
penerapan berbagai perilaku dan tindakan Strategi pelaksanaan pendidikan
siswa dalam kenyataan sehari-hari. (d) Tahap karakter di madrasah dapat dilakukan dengan 4
pemaknaan, yaitu suatu tahap refleksi dari para cara, yaitu:
siswa melalui penilaian terhadap seluruh sikap

8
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

a. Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.


sehingga menyadari akan pentingnya nilai- Sekolah sebaiknya mengajak orang tua
nilai tersebut dan penginternalisasian nilai- untuk bersama-sama memantau aktivitas
nilai ke dalam tingkah laku peserta didik siswa di rumah dengan cara menyediakan
sehari-hari melalui proses pembelajaran, kartu monitoring.
baik yang berlangsung di dalam maupun di
luar kelas. Dasarnya kegiatan pembelajaran, PENUTUP
selain untuk menjadikan peserta didik
Pendidikan karakter merupakan salah
menguasai kompetensi yang ditargetkan,
satu wacana pendidikan yang dianggap
juga dirancang untuk menjadikan peserta
mampu memberikan jawaban atas kebuntuan
didik mengenal, menyadari, dan menginter-
dalam sistem pendidikan. Sejalan dengan itu,
nalisasi nilai-nilai dan menjadikannya
Pendidikan karakter juga diartikan sebagai
perilaku.
upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir,
b. Pengembangan budaya madrasah. Madra-
penghayatan dalam bentuk sikap, dan penga-
sah bertanggung jawab menanamkan
malan dalam bentuk perilaku yang sesuai
pengetahuan-pengetahuan baru yang refor-
dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati
matif dan transformatif dalam membangun
dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan
bangsa yang maju dan berkualitas. Sekolah
Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan
juga bertanggungjawab mentransformasi-
lingkungannya.
kan nilai-nilai luhur kepada siswa. Dengan
Madrasah merupakan lembaga pendi-
demikian, peran sekolah sangat besar dalam
dikan Islam yang lebih modern, yang
menentukan arah dan orientasi bangsa ke
memadukan antara pendidikan pesantren dan
depan. Budaya sekolah menjadi salah satu
sekolah, yang materinya mengintegrasikan
aspek yang berpengaruh terhadap perkem-
agama dan pengetahuan umum, mengimple-
bangan peserta didik. Suasana sekolah yang
mentasikan nilai-nilai agama dalam keseharian
penuh kedisiplinan, kejujuran, kasih sayang
baik dalam kegiatan proses belajar mengajar,
akan menghasilkan karakter yang baik.
ekstrakurikuler maupun kegiatan di rumah
Sama halnya dengan para pendidik, mereka
yang langsung berhubungan dengan masya-
akan mengajar dengan suasana damai,
rakat luar.
sehingga mendorong peningkatan mutu
pembelajaran.
c. Melalui kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan
ekstrakulikuler merupakan kegiatan-
kegiatan di luar jam pelajaran dalam rangka
menyalurkan minat, bakat, dan hobi siswa,
juga menunjang pelaksanaan pendidikan
karakter. Kegiatan ekstrakulikuler dapat di-
lakukan di dalam dan/atau di luar lingkung-
an sekolah untuk memperluas pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan menginter-
nalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama
serta norma-norma sosial.
d. Kegiatan keseharian di rumah. Keluarga
atau rumah merupakan partner penting

9
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016

DAFTAR PUSTAKA Wiyani, Novan Ardy, Konsep, Praktek, dan


Strategi Membumikan Pendidikan
Karakter di SD, Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2010.
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan
terjemah, Semarang: CV. Diponegoro, ----------, Membumikan Pendidikan Karakter
2006. di SD; Konsep, Praktik dan Strategi,
Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan
Pendidikan Karakter dalam Islam, Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter:
Jakarta: Kemenag. 2010. Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, Jakarta: Kencana,
Juwariyah, Hadits Tarbawi, Yogyakarta: 2011.
Teras, 2010.

Koesoema, Doni, Pendidikan Karakter;


Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, Jakarta: Grafindo, 2010.

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter;


Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik, Bandung:
Nusa Media, 2013.

Rozi, Fakrur, Model Pendidikan Karakter dan


Moralitas Siswa di Sekolah Islam
Modern; Studi pada SMP Pondok
Pesantren Selamat Kendal, Semarang:
IAIN Walisongo, 2012.

Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik


Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan SDM, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2008.

Syarbini, Amirullah, Buku Pintar Pendidikan


Karakter; Panduan Lengkap Mendidik
karakter Anak di Sekolah, Madrasah,
dan Rumah, Jakarta: As@-Prima
Pustaka, 2012.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif


Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.

10

You might also like