You are on page 1of 166

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2014 - 2019

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Magister Manajemen

IRFAN DWI YUNARKO


041701603125019

Diajukan kepada

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SATYA NEGARA
INDONESIA
JAKARTA 2021
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CAPITAL STRUCTURE
AND ITS IMPACT TOWARD THE POLITICALLY
CONNECTED MANUFACTURING COMPANY VALUE LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD
OF 2014 – 2019

THESIS

Submitted as one of the conditions for obtaining


Master of Management degree

IRFAN DWI YUNARKO


041701603125019

Submitted to

MASTER OF MANAGEMENT STUDY PROGRAM


SATYA NEGARA UNIVERSITY OF INDONESIA POSTGRADUATE
PROGRAM
JAKARTA 2021

ii
ABSTRACTION
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING CAPITAL STRUCTURE AND ITS
IMPACT TOWARD THE POLITICALLY CONNECTED
MANUFACTURING COMPANY VALUE LISTED ON THE INDONESIA
STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD OF 2014 – 2019

By : Irfan Dwi Yunarko

This study aims to analyze the factors that affects of capital structure and its
impact on the value of politically connected manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2019 periods. The type of research used
in this research is explanatory research with a quantitative approach and by using panel
data analysis methods. This research is conducted on the official website of the
Indonesia Stock Exchange (IDX) www.idx.com. The hypothesis testing conducted in
this research consists of coefficient of determination (R2), partial test (t-test), and
multiple linear regression analysis. Hypothesis testing was carried out in this study
using the SPSS version 23 application and Eviews 9. The novelty of this research is
the use of political connections as a moderating variable, which indicates that these
variables can strengthen/ weaken the independent variables on the dependent variable.

The result of this study indicates (1) political connection, growth opportunity
and firm size have a significant positive effect on capital structure, while asset structure
and business risk have a significant negative effect on capital structure, (2) political
connection strengthens the effect between asset structure, growth opportunity and
company business risk on capital structure but weakens the effect of firm size on
capital structure, (3) political connection, growth opportunity, and capital structure
have no significant effect on firm value; however, asset structure, firm size, and
business risk have a significant positive effect on firm value, and (4) political
connection weakens the effect of asset structure and capital structure on firm value,
strengthens the effect of business risk on the value of the company, and cannot
moderate the effect of firm size and growth opportunity on firm value. Based on the
results of research related to signaling theory, political connections can provide a
positive signal for companies but on the other hand can be a negative signal for the
government.
Keywords: Factors of Capital Structure, Political Connection, Manufacturing
Companies, Indonesia Stock Exchange (IDX)

iii
ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014 – 2019
Oleh : Irfan Dwi Yunarko
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi
struktur modal dan dampaknya terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terhubung
secara politik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2019. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode analisis data panel. Penelitian ini
dilakukan di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.com. Pengujian
hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari koefisien determinasi (R2),
uji parsial (uji-t) dan analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 23, Eviews 9.
Keterbaruan dari penelitian ini adalah digunakannya koneksi politik sebagai variabel
moderasi, yang menunjukkan variabel tersebut dapat memperkuat/ memperlemah
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) koneksi politik, peluang pertumbuhan,
dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,
sedangkan struktur aset dan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal, (2) koneksi politik memperkuat pengaruh antara struktur aset, peluang
pertumbuhan dan risiko bisnis perusahaan terhadap struktur modal tetapi melemahkan
pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal, (3) hubungan politik, peluang
pertumbuhan, dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan; Namun, struktur aset, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan (4) koneksi politik melemahkan
pengaruh struktur aset dan struktur modal terhadap nilai perusahaan, memperkuat
pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan. dan tidak dapat memoderasi
pengaruh ukuran perusahaan dan peluang pertumbuhan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori signalling, koneksi politik
dapat memberikan sinyal positif bagi perusahaan tapi di lain sisi bisa menjadi sinyal
negatif bagi pemerintah.
Kata Kunci : Faktor Struktur Modal, Koneksi Politik, Perusahaan Manufaktur, Bursa
Efek Indonesia (BEI)

iv
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING

Nama : Irfan Dwi Yunarko


NIM : 041701603125019
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul TA/Tesis :ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN
DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2014 – 2019.

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Magister Manajemen.

Jakarta, 26 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Arifin Siagian,S.E,M.M) (Dr. Lela Nurlaela Wati,S.E,M.M,CRA,CRP)

Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Program Pascasarjana


Direktur Ketua Program Studi

(Dr. Meifida Ilyas,SE,M.Si,Ak,CA,CSRS,CSRA) (Dr. Darlius,S.E,M.M)

v
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

TANDA PERSETUJUAN TUGAS AKHIR/TESIS

Nama : Irfan Dwi Yunarko


NIM : 041701603125019
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul TA/Tesis :ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL DAN
DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2014 – 2019.

PANITIA UJIAN

Tanggal : 23 Agustus 2021

Ketua : Dr. Meifida Ilyas,SE,M.Si,Ak,CA,CSRS,CSRA (....................................)

Anggota : Dr. Arifin Siagian,S.E,M.M (....................................)

Anggota : Dr. Lela Nurlaela Wati,S.E,M.M,CRA,CRP (....................................)

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Magister Manajemen

Jakarta, 26 Agustus 2021


Program Pascasarjana
Direktur

(Dr. Meifida Ilyas, SE, M.Si, Ak, CA, CSRS, CSRA)

vi
HALAMAN PERSETUJUAN

TESIS

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR


MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014 - 2019

Oleh :
Irfan Dwi Yunarko
041701603125019
Konsentrasi: Manajemen Keuangan

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Magister Manajemen

Jakarta, 26 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Arifin Siagian,S.E,M.M) (Dr. Lela Nurlaela Wati,S.E,M.M,CRA,CRP)

vii
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : IRFAN DWI YUNARKO
NIM : 041701603125019
Program Studi : Magister Manajemen
Judul Tesis : Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dan
Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terkoneksi
Politik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2019.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis saya serahkan ini benar- benar merupakan
hasil karya saya sendiri.

Jakarta, 26 Agustus 2021


Pembuat Pernyataan,

Irfan Dwi Yunarko

viii
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Satya Negara Indonesia, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : IRFAN DWI YUNARKO
NIM : 041701603125019
Program Studi : Magister Manajemen
Fakultas (jika ada)* : Fakultas Ekonomi
Jenis karya : Tesis/Tugas Akhir/Proyek Akhir/ Karya Ilmiah Lainnya**
menyetujui untuk memberikan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) kepada Universitas Satya Negara Indonesia atas karya ilmiah saya
yang berjudul:
“ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR
MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERKONEKSI POLITIK YANG TERDAFTAR DI
BEI PERIODE 2014 – 2019”
beserta kelengkapan lainnya (jika diperlukan).
Selain itu, Universitas Satya Negara Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dan bertujuan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan yang digunakan secara etis.
Saya juga memberikan ijin kepada pembimbing Tesis/Tugas Akhir/Proyek Akhir
untuk menjadi penulis kedua dari karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 26 Agustus 2021


Yang menyatakan

Irfan Dwi Yunarko

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Ratmat

dan Hidayah-Nya, proposal tesis dengan judul Analisis Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan

Manufaktur yang Terkoneksi Politik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2014 – 2019 ini dapat diselesaikan. Proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat dalam mencapai gelar Magister Manajemen pada Program Pascasarjana

Universitas Satya Negara Indonesia. Menyadari bahwa penulisan proposal tesis ini

banyak mengalami hambatan, tetapi atas bantuan dari berbagai pihak maka hambatan

tersebut dapat diatasi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, khususnya kepada :

1. Ibu Dr. Meifida Ilyas, SE, M.Si, Ak, CA, CSRS, CSRA selaku Direktur Utama

Program Pascasarjana Universitas Satya Negara Indonesia.

2. Bapak Dr. Darlius, SE., MM selaku Ketua Program Studi Program Pascasarjana

Universitas Satya Negara Indonesia.

3. Bapak Dr. Arifin Siagian, SE, MM. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Lela Nurlaela Wati, S.E, M.M, CRA, CRP selaku Dosen Pembimbing II

yang telah membantu dari awal hingga akhir tesis ini terbentuk.

5. Para dosen dan karyawan Program Pascasarjana Universitas Satya Negara

Indonesia.

x
6. Keluarga besar saya yang selalu mensupport saya dari awal hingga akhir.

7. Para pimpinan dan karyawan khususnya pada PT. Global Dispomedika dan PT.

Global Medipro Investama.

8. Kepada keluarga dan rekan Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Satya

Negara Indonesia yang memberikan dukungan baik moril maupun materil.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian

diharapkan sudah memenuhi standar yang perlu dipenuhi. Penulis menerima kritik dan

saran atas penelitian yang sudah penulis lakukan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu manajemen pada

khususnya.

Jakarta, 26 Agustus 2021


Penulis

Irfan Dwi Yunarko

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Halaman Judul .............................................................................................. ii
Abstraction ................................................................................................... iii
Abstraksi ....................................................................................................... iv
Lembar Persetujuan Komisi Pembimbing .................................................... v
Lembar Persetujuan Tugas Akhir/ Tesis ....................................................... vi
Halaman Persetujuan Tesis ........................................................................... vii
Pernyataan Orisinalitas Tesis ......................................................................... viii
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan
Akademis ........................................................................................................ ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi ....................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................. xvi
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN .............................................................. 11
2.1 Kajian Teori .............................................................................................. 11
2.1.1 Teori Agensi ....................................................................................... 11
2.1.2 Teori Nilai Perusahaan ....................................................................... 12
2.1.2.1 Jenis- Jenis Nilai Perusahaan ....................................................... 13
2.1.3 Teori Struktur Modal .......................................................................... 14
2.1.3.1 Teori Pendekatan Tradisional ....................................................... 14
2.1.3.2 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller ..................................... 14
2.1.3.3 Teori Trade Off dalam Struktur Modal ........................................ 15

xii
2.1.3.4 Teori Pecking Order ..................................................................... 16
2.1.3.5 Teori Asimetri Informasi dan Signalling ...................................... 17
2.1.4 Koneksi Politik ................................................................................... 18
2.1.5 Struktur Aktiva ................................................................................... 19
2.1.6 Growth Opportunity ........................................................................... 20
2.1.7 Ukuran Perusahaan ............................................................................. 21
2.1.8 Risiko Bisnis ....................................................................................... 21
2.1.9 Struktur Modal ................................................................................... 22
2.1.10 Nilai Perusahaan ............................................................................... 24
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 26
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................... 45
2.3.1 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Struktur Modal ........................... 45
2.3.2 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal ........................... 46
2.3.3 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Struktur Modal ................... 47
2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal .................... 48
2.3.5 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal .............................. 49

2.3.6 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap


Struktur Modal ................................................................................... 50

2.3.7 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity


terhadap Struktur Modal ..................................................................... 51

2.3.8 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap


Struktur Modal ................................................................................... 51

2.3.9 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap


Struktur Modal ................................................................................... 52
2.3.10 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan ...................... 53
2.3.11 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan ...................... 54
2.3.12 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Nilai Perusahaan .............. 55
2.3.13 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ................ 56
2.3.14 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan ......................... 57
2.3.15 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ...................... 58

2.3.16 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap 59

xiii
Nilai Perusahaan ...............................................................................
2.3.17 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity
terhadap Nilai Perusahaan ................................................................ 59
2.3.18 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan 60
terhadap Nilai Perusahaan ................................................................
2.3.19 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap
Nilai Perusahaan ............................................................................... 61

2.3.20 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Modal terhadap


Nilai Perusahaan ............................................................................... 61
2.4 Paradigma Penelitian ................................................................................ 63
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 65
3.1 Sumber Data/ Subjek/ Objek Penelitian ................................................... 65
3.1.1 Operasional Variabel .......................................................................... 67
3.2 Metode Desain .......................................................................................... 68
3.2.1 Populasi dan Sampel .......................................................................... 68
3.2.2 Metode Analisis Data ......................................................................... 68
3.2.2.1 Metode Analisis Data ................................................................... 68
3.2.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 70
3.2.3.1 Koefisien Determinasi ................................................................. 70
3.2.3.2 Uji Simultan ................................................................................ 70
3.2.3.3 Uji Parsial .................................................................................... 70
3.2.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 70
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 72
4.1 Deskripsi Variabel .................................................................................... 72
4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...................................................... 82
4.2.1 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Struktur Modal ........................... 83
4.2.2 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal ........................... 85
4.2.3 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Struktur Modal ................... 87
4.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal .................... 89
4.2.5 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal .............................. 91

4.2.6 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Aktiva terhadap


Struktur Modal ................................................................................... 93

xiv
4.2.7 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Growth Opportunity
terhadap Struktur Modal ..................................................................... 94

4.2.8 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Ukuran Perusahaan


terhadap Struktur Modal ..................................................................... 95

4.2.9 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Risiko Bisnis terhadap


Struktur Modal ................................................................................... 96
4.2.10 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan ...................... 97
4.2.11 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan ...................... 99
4.2.12 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Nilai Perusahaan .............. 101
4.2.13 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan ................ 102
4.2.14 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan ......................... 103
4.2.15 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ...................... 105

4.2.16 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Aktiva


terhadap Nilai Perusahaan ............................................................... 106

4.2.17 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Growth Opportunity


terhadap Nilai Perusahaan ................................................................ 107

4.2.18 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Ukuran Perusahaan


terhadap Nilai Perusahaan ................................................................ 108

4.2.19 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Risiko Bisnis terhadap


Nilai Perusahaan ............................................................................... 110

4.2.20 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Modal terhadap


Nilai Perusahaan ............................................................................... 111
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 114
5.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 114
5.2 SARAN .................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
LAMPIRAN – LAMPIRAN .......................................................................... 132

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 27


Tabel 3.1.1 Operasional Variabel ................................................................... 67
Tabel 3.2.1 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian .......................................... 68
Tabel 4.1.1 Deskripsi Seluruh Perusahaan ..................................................... 73
Tabel 4.1.2 Deskripsi Nilai Perusahaan ......................................................... 73
Tabel 4.1.3 Rata – Rata Variabel Penelitian Periode 2014 – 2019 ................ 78
Tabel 4.2.1 Hasil Pengujian Model Struktur Modal ...................................... 82
Tabel 4.2.9.1 Hasil Pengujian Model Nilai Perusahaan ................................ 97

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan struktur modal perusahaan manufaktur yang


terkoneksi politik VS perusahaan yang tidak terkoneksi politik
3
tahun 2014 – 2019 .....................................................................
Gambar 1.2 Perbandingan nilai perusahaan manufaktur yang terkoneksi
politik VS perusahaan yang tidak terkoneksi politik tahun
3
2014 – 2019 .................................................................................
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian .................................................................. 65
Gambar 3.1.1 Operasional Variabel ............................................................... 68
Gambar 4.1.1 Struktur Aktiva Periode 2014 – 2019 ...................................... 79
Gambar 4.1.2 Growth Opportunity Periode 2014 – 2019 .............................. 79
Gambar 4.1.3 Ukuran Perusahaan Periode 2014 – 2019 ............................... 80
Gambar 4.1.4 Risiko Bisnis Periode 2014 – 2019 ........................................ 80
Gambar 4.1.5 Struktur Modal Periode 2014 – 2019 ..................................... 81
Gambar 4.1.6 Nilai Perusahaan Periode 2014 – 2019 ................................... 81

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia

memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba

agar dapat meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui

peningkatan nilai perusahaan sehingga dapat menggambarkan keadaan perusahaan.

Suatu perusahaan yang memiliki nilai suatu entitas yang berkembang, maka

berpengaruh pada nilai investor. Namun hal tersebut dapat terjadi apabila

peningkatan nilai suatu entitas ditandai dengan tingkat pemulangan investasi yang

tinggi juga kepada pemegang sahamnya. (Gultom dkk, 2013)

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi nilai suatu entitas salah

satunya yaitu keputusan investasi yang terepresentasi di struktur modal. Menurut

Brigham dan Ehrhardt (2011), struktur modal merupakan keseimbangan antara

modal sendiri dengan total utang yang dimiliki oleh entitas. Suatu entitas dapat

dikatakan memiliki struktur modal optimal jika konsolidasi antara utang dan

ekuitasnya (yang berasal dari pihak eksternal) dapat memaksimumkan harga saham

perusahaan.

Menurut Keown (2010), suatu industri harus paham terkait elemen utama

dalam struktur modal. Struktur modal yang baik merupakan struktur modal suatu

1
industri yang akan mengoptimalkan harga saham perusahaannya. Perusahaan yang

memiliki banyak hutang tentu akan dapat menghambat perkembangan perusahaan

yang pastinya juga akan membuat pemegang saham berfikir dua kali untuk tetap

menanamkan modal di perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan harus

pandai membuat keputusan dalam mengambil seberapa besar dana dari pihak

eksternal yang dibutuhkan agar tidak menghambat perkembangan perusahaannya.

Keputusan struktur modal perusahaan tidak terlepas dari pengaruh

lingkungan perusahaan, salah satunya adalah dari sisi politik. Koneksi politik

umum terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, kedekatan partai

politik dengan pemerintah menciptakan ikatan politik dan terkait dengan struktur

organisasi perusahaan, baik itu dengan komisaris ataupun direksi (Fisman, 2001).

Ada beberapa organisasi dengan individu dari eksekutif yang memiliki asosiasi

politik. Organisasi yang memiliki asosiasi politik memiliki lebih banyak akses ke

sumber mata air luar aset (Boubakri, Guedhami, Mishra, dan Saffar, 2012). Bank

juga memberikan kredit yang lebih besar kepada organisasi yang memiliki ikatan

politik daripada yang tidak memiliki ikatan politik (Khwaja dan Mian, 2005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wati et.al (2016) adanya

peningkatan permodalan yang dilakukan oleh konglomerat pada tahun 2009

dikaitkan dengan pemulihan ekonomi setelah global krisis dan juga diduga

disebabkan oleh pemilihan legislatif dan presiden di Indonesia, serta peningkatan

yang signifikan di Indonesia 2014. Ada indikasi peningkatan nilai pasar

konglomerat yang memiliki koneksi politik dengan pemenang partai pemilihan dan

Presiden, terutama di perusahaan besar dan perusahaan milik negara). Gambar 1.1

2
dan 1.2 di bawah ini menggambarkan perbandingan struktur modal dan nilai

perusahaan antara perusahaan terkoneksi politik dengan perusahaan yang tidak

terkoneksi dengan politik :

Gambar 1.1
Perbandingan struktur modal perusahaan manufaktur yang
terkoneksi politik VS perusahaan yang tidak terkoneksi politik tahun 2014 -
2019

GRAFIK STRUKTUR MODAL


1,50

1,00

0,50

-
2014 2015 2016 2017 2018 2019

STRUKTUR MODAL TIDAK TERKONEKSI POLITIK


STRUKTUR MODAL TERKONEKSI POLITIK

Gambar 1.2
Perbandingan nilai perusahaan manufaktur yang terkoneksi politik
VS perusahaan yang tidak terkoneksi politik tahun 2014 - 2019

GRAFIK NILAI PERUSAHAAN


3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019

NILAI PERUSAHAAN TIDAK TERKONEKSI POLITIK


NILAI PERUSAHAAN TERKONEKSI POLITIK

3
Dari data gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa di tahun 2014 dan 2019,

terjadi peningkatan signifikan dari struktur modal perusahaan yang memiliki

koneksi politik dibandingkan dengan entitas yang tidak ada koneksi politiknya. Hal

tersebut bertepatan saat diadakannya pemilihan legislatif dan presiden di Indonesia.

Namun di tahun- tahun berikutnya terjadi penurunan struktur modal perusahaan

yang terkoneksi politik.

Sedangkan berdasarkan gambar 1.2 di atas dapat dilihat bahwa tren nilai

entitas yang memiliki koneksi politik selalu lebih tinggi jika disandingkan dengan

entitas yang tidak memiliki koneksi politik dari tahun 2014 – 2019.

Sudah banyak penelitian yang terkait dengan nilai perusahaan dan struktur

modal yang dipengaruhi oleh faktor- faktor lain. Chen dan Chen (2011) adalah salah

satu peneliti yang dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa struktur asset dan

profitabilitas memiliki dampak negatif pada struktur modal, struktur asset dan

ukuran perusahaan memiliki dampak negatif pada nilai perusahaan sedangkan

growth opportunity dan ukuran perusahaan memiliki dampak positif pada struktur

modal, struktur modal memiliki dampak negatif pada nilai perusahaan dan

profitabilitas. Hasil penelitian yang serupa juga diperoleh dari penelitian

Hermuningsih (2013) dimana dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa

struktur modal, profitabilitas, dan juga growth opportunity berdampak positif

signifikan pada nilai perusahaan, tetapi struktur modal merupakan variabel

intervensi untuk peluang pertumbuhan, bukan variabel intervensi untuk

profitabilitasnya. Menurut penelitian Sotartagam (2015) menunjukkan bahwa

koneksi politik dengan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) memiliki pengaruh positif

4
pada nilai entitasnya, tetapi hasil berlawanan justru ditemukan pada koneksi politik

dengan KMP (Koalisi Merah Putih) dimana hasilnya ada pengaruh negatif pada

nilai entitas. Beberapa penelitian terkait koneksi politik suatu entitas telah

mengklarifikasi dan memberikan bukti mengenai dampak hubungan politik pada

nilai entitas. Seperti penelitian Goldman, Rocholl, dan So (2009) dimana dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan politik mempengaruhi nilai bisnis,

tetapi bisnis tanpa hubungan politik tidak mempengaruhi nilai bisnisnya. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh Qouc-Anh Do,Yen-Teik Lee dan Bang Dang

Nguyen (2015) menyatakan ada pengaruh ikatan politik pada gubernur terpilih

sehingga pengaruh tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian

Sawitri dan Lestari (2015) menunjukkan risiko bisnis dan ukuran perusahaan tidak

ada dampak signifikan pada struktur modal di industri otomotif di BEI tahun 2010-

2013.

Weston dan Brigham (2005:175), menjelaskan struktur aktiva yaitu korelasi

antara sumber aktiva tetap yang tepat dari suatu organisasi dan semua sumber

aktivanya". Penilaian lain disampaikan oleh Syamsudin (2007: 9) yang mengartikan

struktur aktiva memutuskan seberapa banyak peruntukan aset di setiap bagian

sumber aktivanya, dua aktiva suatu organisasi yang terdapat dalam aktiva saat ini

dan aktiva tetap. Dari kedua definisi di atas, cenderung dipelajari bahwa struktur

aktiva adalah korelasi antara sumber aktiva tetap dan sumber aktiva yang lengkap

dalam suatu organisasi yang dapat menentukan ukuran porsi aset untuk setiap

sumber aktivanya. Penelitian yang terkait dengan struktur aktiva dilakukan oleh

Chen (2003) yang memberikan hasil yang menyatakan struktur aktiva memiliki

5
dampak positif pada struktur modal, dan negatif hasilnya didapatkan pada

penelitian Sheikh dan Wang (2011).

Growth opportunity merupakan peluang pengembangan bagi suatu

organisasi di kemudian hari, selain itu pertumbuhan juga merupakan peluang bagi

organisasi untuk memasukkan investasi ke hal- hal..yang produktif bagi organisasi

(Setyawan, Topowijono, dan Nuzula, 2016). Perkembangan organisasi yang terus

berkembang tentu..akan membuat para pemilik dana di luar sana tertarik pada

organisasi tersebut, mengingat perkembangan organisasi tersebut merupakan

indikasi bahwa organisasi tersebut memiliki peluang- peluang yang produktif di

kemudian hari, sehingga para pemilik dana berharap untuk mendapatkan

keuntungan dari usaha mereka. Penelitian tentang Growth Opportunity telah

dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Chen (2011), Prasetyo dkk (2017) yang

menunjukkan bahwa Growth Opportunity memiliki dampak positif terhadap

struktur modal, Yuanita dkk (2016), Paminto dkk (2016), yang menunjukkan

Growth Opportunity berdampak negatif terhadap nilai bisnis.

Perusahaan dengan skala ukuran yang besar, jelas mempengaruhi kenaikan

biaya persediaan dan nilai organisasi akan meningkat. Suatu entitas berskala besar

dinilai lebih siap untuk memberikan tingkat evaluasi yang layak dikarenakan

mengurangi kerentanan pendukung keuangan tentang organisasi. Efek samping dari

eksplorasi terkait pada ukuran perusahaan adalah sesuai penelitian yang dipimpin

oleh Wahyuni dan Suryantini (2014), Gill dan Obradovich (2012) dan Seftiani

(2011). Bagaimanapun, hasil yang merugikan juga ditemukan dalam pemeriksaan

Prastuthi dan Sudiartha (2016).

6
Sesuai yang dinyatakan oleh Brigham dan Houston (2011), risiko usaha

merupakan kerentanan tentang penilaian yang diidentifikasi dengan aktiva suatu

perusahaan di kemudian hari. Nilai suatu entitas memiliki risiko usaha yang tinggi

karena pilihan yang mereka pilih jatuh sesuai dengan pendukung keuangan ketika

ada bahaya. Karena risiko tersebut, sebagian besar aktiva akan dilelang untuk

mengurus kewajiban yang cukup besar daripada mengembalikan nilai penawaran

yang disumbangkan oleh pemberi dana perusahaan. Dari penelitian yang

mengidentifikasikan antara risiko bisnis dengan nilai perusahaan. Dari satu

perspektif, eksplorasi yang dipimpin oleh Yuliani et al. (2013) dan Sari dan Yanti

(2009), menyatakan risiko bisnis berdampak terhadap nilai entitas. Hasil penelitian

yang lain, dilakukan oleh Efni (2012) dan Pagach dan Warr (2010) yang

menunjukkan bahwa nilai entitas dipengaruhi secara negatif oleh risiko bisnis.

Di Indonesia, banyak industri yang menjalin hubungan dekat dengan

otoritas publik, dimana dari kedekatan tersebut membuat banyak pihak berspekulasi

bahwa perusahaan- perusahaan di Indonesia sengaja membangun asosiasi politik

yang besar dengan otoritas publik agar dapat bekerja sama untuk melindungi

perjalanan bisnis mereka, mengingat untuk menjalin kerjasama bisnis dan politik

perusahaan telah menjadi hal yang biasa dari satu zaman ke zaman lainnya. Hasil

pemeriksaan yang dipimpin Diyanti (2012) menyatakan bahwa sebagian besar

perusahaan di Indonesia adalah milik keluarga. Hal ini menambah keraguan bahwa

banyak perusahaan di Indonesia yang sengaja membangun asosiasi politik dengan

otoritas negara atau pemerintah untuk meloloskan kepentingan perusahaan,

termasuk kepentingan pemungutan pajak perusahaan.

7
Fenomena adanya perusahaan yang menggunakan koneksi politik untuk

menambah nilai perusahaan dengan memanfaatkan proporsi struktur modal di

dalamnya menjadi dasar bagi peneliti melakukan penelitian ini, dengan

ditambahkannya variabel struktur aktiva, growth opportunity, ukuran perusahaan

dan risiko bisnis untuk tujuan penelitian. Selanjutnya judul yang penulis ambil

adalah “Analisis..Faktor-..Faktor..yang..Mempengaruhi..Struktur Modal dan.

Dampaknya Terhadap. Nilai. Perusahaan. Manufaktur. yang Terkoneksi

Politik yang Terdaftar..Di..Bursa..Efek..Indonesia..(BEI)..Periode 2014-2019”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Koneksi Politik, Struktur Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran

Perusahaan dan Risiko Bisnis berpengaruh terhadap Struktur Modal?

2. Apakah Koneksi Politik memoderasi pengaruh Struktur Aktiva, Growth

Opportunity, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis berpengaruh terhadap

Struktur Modal?

3. Apakah Koneksi Politik, Struktur Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran

Perusahaan, Struktur Modal, dan Risiko Bisnis berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan?

4. Apakah Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva, Growth

Opportunity, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, dan Struktur Modal terhadap

Nilai Perusahaan?

8
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris:

1. Pengaruh Koneksi Politik, Struktur Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran

Perusahaan dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal.

2. Pengaruh Koneksi Politik dalam memoderasi Struktur Aktiva, Growth

Opportunity, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal.

3. Pengaruh Koneksi Politik, Struktur Aktiva, Growth Opportunity, Ukuran

Perusahaan, Risiko Bisnis, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan.

4. Pengaruh Koneksi Politik dalam memoderasi Struktur Aktiva, Growth

Opportunity, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, dan Struktur Modal terhadap

Nilai Perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dalam pengembangan

teori manajemen keuangan, terutama dalam hal yang berhubungan dengan nilai

perusahaan, struktur modal, koneksi politik, struktur aktiva, growth opportunity,

ukuran perusahaan dan risiko bisnis.

2. Bagi Manajer Perusahaan

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi dalam menetapkan

strategi perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan untuk memperoleh

keuntungan yang maksimal.

9
3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi bagi investor dalam

memilih mengalokasikan dananya ke perusahaan yang dapat memberikan tingkat

pengembalian keuntungan yang maksimal.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi bagi masyarakat

yang memiliki niat untuk membeli saham suatu perusahaan dengan

mempertimbangkan beberapa faktor yang ada.

5. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi bagi pemerintah

bahwa fenomena kedekatan pemerintah dengan perusahaan yang ada di Indonesia

tidak hanya memberikan dampak yang positif bagi pemerintah dan juga perusahaan,

tetapi juga ada dampak negatifnya.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi adalah teori yang menggambarkan hubungan yang terjadi

antara pihak manajemen perusahaan sebagai agen dengan pemilik perusahaan

sebagai pihak prinsipal. Pemilik perusahaan merupakan prinsipal yang selalu ingin

mengetahui semua informasi yang terkait dengan aktivitas perusahaan. Melalui

laporan pertanggung jawaban yang dibuat oleh manajemen selaku agen, maka

prinsipal mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan juga sekaligus sebagai alat

penilaian atas kinerja yang dilakukan oleh agen dalam suatu periode tertentu. Untuk

meminiminalisir terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh agen dalam

menyajikan laporan keuangan, maka diperlukan bantuan pihak ketiga yang

independen, yaitu auditor. Diharapkan dengan adanya auditor eksternal, maka

laporan keuangan yang disajikan oleh agen dapat dipercaya.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai:

“Agency relationship as a contract under which one or more person (the principals)
engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which
involves delegating some decision making authority to the agent.”

Karena unit analisis dalam teori ini merupakan kontrak yang melandasi

hubungan antara prinsipal dan agen, maka fokus dari teori ini adalah pada

11
penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara agen dan

prinsipal. Agar memotivasi agen, maka prinsipal merancang suatu kontrak agar

dapat mengakomodasi kepentingan dari pihak- pihak yang terlibat dalam kontrak

keagenan. Kontrak yang efisien yaitu kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu

agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris yang berarti agen dan prinsipal

memiliki informasi yang sama sehingga tidak ada informasi tersembunyi yang

digunakan untuk kepentingan dirinya sendiri. Dan yang kedua yaitu, risiko yang

dipikul oleh agen berkaitan dengan imbal jasa adalah kecil yang berarti agen

memiliki kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diperoleh.

2.1.2 Teori Nilai Perusahaan

Motivasi utama sebuah perusahaan seperti yang ditunjukkan oleh theory of

the firm yaitu dapat memperkuat kekayaan perusahaan. Meningkatkan nilai suatu

entitas sangat penting terutama bagi entitas itu sendiri, karena meningkatkan nilai

entitas mengartikan peningkatan keberhasilan investor yang merupakan tujuan

utama dari entitas itu sendiri. Nilai perusahaan yaitu manfaat pasar dari obligasi dan

juga saham yang beredar. Sebagaimana ditunjukkan oleh Sartono (2012:487), nilai

perusahaan adalah perusahaan/ suatu bidang usaha yang sedang berjalan yang

memiliki nilai jual. Dengan asumsi ada banyak nilai jual di atas nilai likuidasi, maka

hal itu menjadi nilai dari asosiasi administrasi yang menjalankan perusahaan.

Noerirawan (2012) menjelaskan terkait nilai perusahaan adalah kondisi

yang telah dicapai oleh suatu entitas sebagai representasi dari keyakinan publik

pada entitas tersebut setelah melewati interaksi latihan dalam waktu yang cukup

lama, sejak organisasi tersebut didirikan hingga saat ini. Seperti yang ditunjukkan

12
oleh Brigham dan Erdhadt (2005:518), nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari

arus kas di masa depan dengan tingkat potongan harga sesuai dengan beban modal

normal tertimbang. Arus kas adalah pendapatan yang dapat diakses oleh pendukung

keuangan (pemberi pinjaman dan pemilik dana) setelah mempertimbangkan semua

biaya untuk kegiatan organisasi dan biaya untuk spekulasi dan aktiva lancar bersih

saat ini.

2.1.2.1 Jenis- jenis Nilai Perusahaan

Dari beberapa jenis nilai perusahaan yang ada, berdasarkan metode

penghitungannya dibagi menjadi lima jenis (Yulius dan Tarigan, 2007:3) :

1. Nilai Nominal. Nilai nominal merupakan nilai yang dicatat dalam anggaran

dasar suatu perusahaan, yang dinyatakan secara tegas dalam laporan aset

perusahaan dan lebih jauh lagi tertulis secara jelas dalam surat saham

gabungan.

2. Nilai Pasar. Nilai pasar yang juga disebut dengan skala swapping adalah

nilai yang terjadi dari interaksi saling menawar di bursa efek. Nilai ini dapat

ditentukan dalam perihal saham perusahaan dijual di bursa efek.

3. Nilai Intrinsik. Nilai intrinsik merupakan konsep yang masih diragukan

kebenarannya dikarenakan mengarah pada perkiraan nilai sebenarnya dari

sebuah bisnis. Nilai suatu bisnis dalam konsep nilai intrinsik bukan hanya

harga dari sekumpulan aset, tetapi juga nilai bisnis sebagai suatu entitas

yang mampu menghasilkan keuntungan di masa depan.

13
4. Nilai Buku. Nilai buku merupakan nilai bisnis yang dihitung berdasarkan

konsep akuntansi dan secara sederhana dihitung dengan membuat selisih

antara total aset dan total kewajiban untuk jumlah saham yang diterbitkan.

5. Nilai Likuidasi. Nilai likuidasi merupakan harga jual seluruh aset

perusahaan setelah dikurangi obligasi korporasi. Karena saldo operasi

dikumpulkan oleh likuidasi bisnis, harga likuidasi dapat dihitung dengan

cara yang sama seperti nilai buku.

2.1.3 Teori Struktur Modal

2.1.3.1 Teori. Pendekatan. Tradisional

Pendekatan tradisional mengusulkan struktur modal yang optimal. Dengan

kata lain, struktur modal mempengaruhi nilai bisnis perusahaan dan struktur modal

dapat diubah untuk mendapatkan nilai optimal dari suatu bisnis.

2.1.3.2 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori MM tanpa pajak

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) merupakan teori struktur modal

modern yang berpendapat kalau struktur modal sudah menghubungkan atau tidak

mempengaruhi nilai suatu perusahaan. MM mengajukan beberapa pendapat untuk

menciptakan teori mereka (Brigham dan Houston, 2011, p.31) yaitu:

a. Tidak adanya agency cost.

b. Tidak adanya pajak.

c. Hutang yang dilakukan investor memiliki tingkat suku bunga yang sama

dengan perusahaan.

14
d. Tidak adanya informasi yang berbeda yang diterima oleh investor, sama seperti

yang diterima manajemen mengenai prospek perusahaan di masa depan.

e. Tidak dikenal istilah biaya kebangkrutan.

f. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebangkrutan misalnya, maka aset

dapat dijual sesuai dengan harga pasar (market value).

g. Penggunaan hutang perusahaan tidak mempengaruhi posisi Earning Before

Interest and Taxes (EBIT).

h. Price-takers merupakan investor.

Teori MM dengan pajak

Teori MM tanpa menggunakan unsur pajak dianggap tidak realistis dan

kemudian MM menambahkan unsur pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan

kepada pemerintah. Dengan kata lain, itu adalah arus kas. Bunga dapat digunakan

sebagai pengurang pajak, sehingga kewajiban yang terbentuk dapat digunakan

untuk menghemat pajak.

2.1.3.3 Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Menurut teori trade-off yang dikemukanan Myers (2001), "Perusahaan

memiliki tingkat utang tertentu, dan perlindungan pajak terhadap utang yang

berlebihan sama dengan biaya kesulitan keuangan" (hal. 81). Biaya kebangkrutan

(bankruptcy cost) atau biaya restrukturisasi dan keagenan (agency cost) melonjak

karena adanya penurunan reputasi bisnis. Teori trade-off untuk menentukan

struktur modal yang optimal menyeimbangkan efisiensi pasar dengan asumsi

informasi simetris dan fungsi dari penggunaan hutang. Tingkat hutang yang terbaik

dapat diperoleh jika adanya penghematan pajak sehingga dapat dimaksimalkannya

15
yang berhubungan dengan biaya kesulitan keuangan (cost of financial distress).

Teori trade-off berarti bahwa manajemen mempertimbangkan trade-off diantara

biaya kesulitan keuangan dengan pajak yang dihemat ketika menentukan posisi

struktur modal.

Tidak diragukan lagi bahwa perusahaan yang menguntungkan akan

meningkatkan rasio utang mereka untuk memotong pajak dan mengurangi pajak

dengan tambahan utang. Tetapi dalam praktiknya, pekerja keuangan jarang

mempercayainya.

2.1.3.4 Teori Pecking Order

Menurut Myers (2001), teori pecking order menyatakan bahwa “Perusahaan

yang menguntungkan memiliki modal internal yang melimpah, sehingga

perusahaan yang menguntungkan memiliki tingkat hutang yang rendah”. Tidak ada

struktur modal yang optimal dalam teori tatanan hierarkis ini. Secara spesifik,

perusahaan memiliki prioritas dalam penggunaan dana. Menurut teori hierarki

urutan yang dikutip oleh Smart, Megginson dan Gitman (2004, p.458459), ada

skenario urutan dalam pemilihan sumber pendanaan, yaitu:

a. Perusahaan lebih memilih memakai pembiayaan internal atau internal financing

daripada external financing. Laba ditahan yang dihasilkan oleh operasi suatu entitas

menjadikan asal dari modal internal diperoleh.

b. Ketika pembiayaan eksternal dibutuhkan, entitas memilih yang pertama di antara

sekuritas yang paling aman, hutang yang paling tidak berisiko, hutang yang paling

berisiko, obligasi konversi, saham preferen dan akhirnya sekuritas hibrida seperti

saham biasa.

16
c. Ada kebijakan dividen tertentu. Artinya, perusahaan menetapkan pembayaran

dividen tetap terlepas dari untung atau rugi perusahaan.

d. Untuk mengantisipasi kekurangan kas akibat kebijakan dividen tetap dan

pengembalian yang berfluktuasi serta peluang investasi, perusahaan akan

menyediakan portofolionya.

Teori pecking order tidak menentukan struktur modal target. Teori urutan

hierarki yang menggambarkan urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak

mempertimbangkan tingkat utang yang optimal. Kebutuhan pembiayaan ditentukan

oleh kebutuhan investasi. Teori pecking order ini dapat menjelaskan mengapa

bisnis yang menguntungkan sebenarnya memiliki utang yang kecil. Bahkan,

beberapa perusahaan membelanjakan uangnya untuk kebutuhan investasi yang

tidak mengikuti skenario hierarkis yang disebabkan oleh teori pecking order.

2.1.3.5 Teori Asimetri Informasi dan Signalling

Menurut teori ini, bagian- bagian dari suatu bisnis tidak memiliki informasi

yang sama tentang prospek dan risiko bisnis. Beberapa bagian memiliki lebih

banyak informasi daripada yang lain.

Teori ini terdiri dari:

a. Myers dan Majluf

Menurut teori ini, ada asimetri informasi antara manajemen dan pihak luar, yang

memiliki informasi lebih lengkap tentang keadaan bisnis daripada pihak luar.

b. Signaling

Membangun suatu model di mana struktur modal (penggunaan hutang) adalah

sinyal yang dikirim manajer ke pasar. Jika manajemen memiliki pandangan yang

17
baik terhadap perusahaan dan karena itu ingin menilai saham, manajemen akan

memberi tahu investor. Manajer dapat menggunakan lebih banyak utang sebagai

sinyal yang lebih andal. Karena perusahaan yang berhutang dapat dikatakan sebagai

perusahaan yang percaya akan masa depan perusahaan. Investor juga harus

memperhatikan sinyal- sinyal ini, mengetahui bahwa perusahaan memiliki prospek

yang baik.

2.1.4 Koneksi Politik

Koneksi politik yang didukung oleh suatu entitas dapat memberikan

dampak ke perusahaan dalam dua cara. Yang pertama, sejalan dengan teori

kekuatan politik yang dikemukakan oleh Siegfried (1972), perusahaan yang

terhubung secara politik menggunakan kedekatannya untuk memperoleh

keuntungan yang ada di pasar. Penelitian ini didukung oleh karya Muttakin et.al.

(2015), dimana entitas terkoneksi politik menunjukkan kedekatan dengan politisi

dan birokrat untuk mendapatkan keuntungan pasar dan menghindari kemungkinan

dihukum karena praktik predator. Tingkat manajemen yang lebih rendah.

Hubungan politik terkait dengan keterlibatan politik pemegang saham,

pejabat senior, dan pemerintah. Hubungan politik terdiri dari hubungan langsung,

yaitu hubungan antara eksekutif senior saat ini atau masa lalu, karyawan, pemegang

saham, politisi, dan aktivisme politik. Serta hubungan tidak langsung, yang artinya

berkontribusi pada aktivitas kampanye dan aktivitas aktual yang bertujuan

meyakinkan legislator tentang keuntungan tertentu (Bianchi dan Viana, 2014).

Sebuah perusahaan dianggap memiliki hubungan politik langsung jika CEO

atau pemegang saham utama adalah politisi, pejabat, wakil atau memiliki hubungan

18
yang baik dengan kekuatan politik atau pemerintah. Menurut Faccio (2006),

setidaknya salah satu pemegang saham utama perusahaan (langsung ataupun tidak

langsung mengendalikan suatu entitas memiliki setidaknya 10%) atau salah satu

direksi (CEO, jika ada ketua dewan, presiden dewan direksi, wakil presiden dewan

direksi, sekretaris) adalah wakil, menteri, kepala negara atau memiliki hubungan

apapun dengan politisi atau partai politik. Banyak pengusaha Indonesia yang terjun

ke dunia politik seperti Aburizal Bakrie yang memiliki bisnis dan dikenal sebagai

pengusaha yang menjadi ketua umum Partai Golkar dan memiliki perusahaan besar

PT. Visi Media Asia Tbk. Selain itu Hary Tanoesodibjo adalah pendiri partai

Perindo, beliau adalah mantan anggota Partai Nasdem dan Hanura yang memiliki

setidaknya satu perusahaan besar seperti PT.Media Nusantara Citra Tbk. Dan

seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan perusahaan kosmetiknya PT.

Mustika Ratu Tbk. dan terdaftar sebagai anggota Partai PKPI. Namanya Mooryati

Soedibyo.

2.1.5 Struktur Aktiva

Weston dan Brigham (2005:175), struktur asset merupakan “Perimbangan

atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”

Sedangkan Bambang Riyanto (2011:22) menyatakan :

“Struktur aset atau struktur aktiva adalah keseimbangan absolut dan relatif atau
perbandingan aset lancar dan tetap, dipahami sebagai perbandingan nominal dalam
arti absolut dan sebagai persentase dalam arti relatif”.

Priatna R.B Abdillah dan Suryana (2010:36) mengartikan aktiva sebagai :

“Seluruh sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan


aktivitas usahanya”.

19
Dan berdasarkan Subramanyam dan Wild (2012:271) mengartikan aktiva

sebagai :

“Sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan menghasilkan
laba”.

Rumus yang digunakan untuk menghitung struktur aktiva adalah sebagai

berikut :

Fixed Asset
Asset Structure =
Total Asset

2.1.6 Growth Opportunity

Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan bisnis masa depan dan

investasi dalam keuntungan bisnis (Setyawan, Topowijono dan Nuzula, 2016).

Investor mengharapkan pengembalian modal investasinya karena perusahaan

diharapkan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Suatu entitas yang memiliki pertumbuhan masa depan yang kuat tentu lebih

memilih untuk menggunakan saham yang diterbitkan untuk meningkatkan modal

untuk operasi perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah biaya penerbitan saham

biasa yang fluktuatif. Tentu saja, ini adalah perusahaan dengan pertumbuhan tinggi

karena lebih tinggi dari saham. Tentu saja, suku bunga menggunakan hutang yang

jauh lebih besar dibandingkan entitas yang mengalami pertumbuhan lambat.

Untuk menghitung growth opportunity menggunakan rumus sebagai berikut

20
Salest – Salest-1
Growth Opportunity =
Salest-1

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Sesuai pendapat Brigham & Houston (2011) yang menyatakan ukuran

perusahaan sebagai berikut :

“Ukuran perusahaan adalah ukuran ukuran bisnis yang ditunjukkan atau


dinilai dengan total aset, total pendapatan, total laba, pengeluaran pajak, dll.”
Berdasarkan pendapat Hartono (2008:254) ukuran perusahaan merupakan :

“Besar kecilnya suatu usaha dapat diukur dengan total aset/aset kunci dari
usaha tersebut dengan menghitung logaritma dari total aset”.

Rumus yang dipakai untuk menghitung suatu ukuran perusahaan yaitu :

Firm Size = Log Total Asset

2.1.8 Risiko Bisnis

Risiko usaha adalah sebuah risiko yang dihadapi suatu entitas dalam

menggerakkan bisnisnya dan mungkin saja tidak dapat membiayai operasi (Joni &

Lina, 2010). Suatu perusahaan dianggap mampu menghadapi risiko bisnis jika

memperoleh keuntungan. Ini bervariasi dari periode ke periode (Joni & Lina, 2010).

Risiko bisnis perusahaan dapat dijelaskan dengan menggunakan ukuran

volatilitas pendapatan perusahaan. Perusahaan yang berafiliasi secara politik atau

tidak terkait dengan keuntungan yang berfluktuasi menghadapi ketidakpastian

tentang kemampuan mereka untuk meningkatkan modal untuk membayar kembali

pinjaman dari kreditur mereka. Agar tidak membahayakan keberlangsungan

perusahaan, maka risiko bisnis diusahakan mempertahankan porsi utangnya (Joni

21
& Lina, 2010). Hasil dari Wimelda dan Marlinah (2013), Joni dan Lina (2010),

Theresia (2007) dan Mohammed (2012) menghasilkan risiko perusahaan

berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil ini menunjukkan peningkatan

risiko bisnis suatu entitas juga mengakibatkan hutang yang digunakan lebih besar

sebagai struktur modal entitas tersebut.

Untuk menghitung risiko bisnis menggunakan rumus sebagai berikut :

Earning Before Interest & Tax (EBIT)


Business Risk =
Total Asset

2.1.9 Struktur Modal

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1997), struktur modal

sebagai sumber pembiayaan permanen meliputi hutang dalam jangka panjang,

saham preferen, serta ekuitas. Tetapi pendapat Farah Margaretha (2005), struktur

modal menggambarkan sesuatu yang persisten termasuk hutang jangka panjangnya

dan modal.

Dari kedua definisi sebelumnya, kita dapat menyimpulkan jika struktur

modal adalah rasio keuangan antara modal cadangan, hutang jangka pendek dan

hutang jangka panjangnya untuk menjalankan operasi suatu entitas. Harga suatu

saham akan turun, tetapi jika pengembalian yang lebih tinggi diharapkan, harga

saham akan meningkat. Oleh sebab itu, struktur modal yang baik perlu ada

keseimbangan antara risiko dan juga pengembaliannya agar harga saham

perusahaan dapat dimaksimalkan. Memahami struktur permodalan Martono dan

D.Agus Harjito (2010; 240) menyatakan :

22
“Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang
terhadap modal sendiri”.

Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), “Capital structure


is the combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital
structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.”

Menurut Brigham dan Gapenski (2003) capital structure atau struktur

modal adalah perbandingan untuk menentukan kebutuhan pengeluaran suatu entitas

dengan menggunakan penggunaan hutang, ekuitas atau dengan penerbitan saham.

Menurut Suad Husnan dan Enny (2012, hal.279) menyatakan bahwa “Teori
struktur modal mencoba menjelaskan apakah perubahan komposisi pendanaan akan
mempengaruhi nilai perusahaan apabila keputusan investasi dan kebijakan deviden
dipegang konstan”.
Ada 2 rumus yang biasa digunakan dalam menghitung struktur modal, yaitu:

a) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang

terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk

melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki

oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka

diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas

perusahaannya.

Total Liabilities
Debt to Equity Ratio =
Total Equity

b) Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio (DAR) adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset yang

dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas

23
perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

segala kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi nilai DAR ini

mengindikasikan

- Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.

- Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.

- Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjang.

- Semakin tinggi beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan

Total Liabilities
Debt to Asset Ratio =
Total Asset

Berdasarkan penjelasan di atas, proxy yang digunakan untuk mengukur

struktur modal dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER).

2.1.10 Nilai Perusahaan

Menurut Sartono (2012), nilai suatu entitas merupakan nilai jual entitas

sebagai kelangsungan usaha, dan bagian dari nilai jual yang melebihi nilai likuidasi

adalah nilai organisasi operasi bisnis.

Menurut Noerirawan (2012), nilai entitas adalah keadaan yang digapai suatu

entitas sebagai tanda keyakinan masyarakat pada entitas tersebut setelah beberapa

tahun beroperasi sejak pendiriannya.

Menurut Brigham dan Erdhadt (2005:518), nilai entitas merupakan nilai

saat ini yang berasal dari free cash flow di masa depan bersama- sama dengan biaya

modal yang didiskontokan rata- rata. Arus kas bebas adalah arus kas yang

disediakan oleh investor (pemberi pinjaman dan pemilik) setelah menghitung

24
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk aset lancar bersih, operasional entitas hingga

investasinya.

a) Price Earning Ratio (PER)

Menurut Brigham dan Houston (2011) PER menunjukkan perbandingan

antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per share). PER dapat

menggunakan rumus berikut :

Harga Pasar Saham


PER =
Laba Per Lembar Saham

b) Tobin’s Q Ratio (Q Tobin)

Q Tobin merupakan nilai pasar dari aset entitas dibagi dengan biaya

penggantiannya. Menurut Wati, dkk (2015), Q Tobin dihitung dengan rumus:

Market Value + Total Debt


Q Tobin =
Total Asset

c) Price Book Value (PBV)

PBV merupakan hasil perbandingan antara harga saham dan nilai buku.

Nilai buku per saham dapat dihitung dengan membandingkan jumlah modal saham

biasa dengan jumlah saham yang dikeluarkan. Rasio nilai pasar/ nilai buku

didapatkan dengan membagi harga per saham dengan nilai buku per saham :

Harga Pasar per Lembar Saham


PBV =
Nilai Buku per Lembar Saham

25
Berdasarkan penjelasan di atas, proxy yang digunakan untuk mengukur nilai

perusahaan dalam penelitian ini menggunakan Tobin’s Q Ratio.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan fenomena yang

diuraikan di BAB I sebelumnya, seperti berikut :

26
Tabel 2.2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Judul Pengarang Tesis


No Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
dan Tahun Persamaan Perbedaan
1 A Dynamic Model of Dividend Policy, Peneliti mengendogenisasi Penelitian ini menyajikan model waktu Variabel yang Variabel yang
Optimal Capital Behavioral Asset pilihan investasi serta nilai berkelanjutan dari sebuah perusahaan digunakan : digunakan :
Structure Pricing perusahaan, yang keduanya yang secara dinamis dapat menyesuaikan Struktur Modal Ukuran,
(Independent ditentukan oleh proses struktur modal dan pilihan investasinya. Pertumbuhan,
Variables) harga eksogen yang Kami memberikan perhatian khusus pada Struktur Aktiva,
menggambarkan pasar interaksi antara biaya kesulitan keuangan Risiko Bisnis,
produk perusahaan. Dalam dan masalah keagenan pemegang Koneksi Politik,
Capital Structure konteks model ini kami utang/pemegang saham dan memeriksa Nilai Perusahaan
(Dependent mengeksplorasi cross- bagaimana kemampuan untuk
Variable) sectional serta variasi time- menyesuaikan rasio utang secara dinamis
series dalam rasio utang. mempengaruhi penyimpangan rasio
utang aktual dari target mereka. Regresi
Sheridan Titman yang diperkirakan pada data simulasi
Sergey Tsyplakov yang dihasilkan oleh model kami secara
Review of Finance, kasar konsisten dengan regresi aktual
Volume 11, Issue 3, yang diperkirakan dalam literatur
2007, Pages 401-451 empiris.
2 Capital structure and Capital Structure Model regresi ambang panel Hasilnya mengkonfirmasi bahwa efek Variabel yang Variabel yang
firm value in China: (Independent tingkat lanjut diterapkan triple-threshold memang ada dan digunakan : digunakan :
A panel threshold Variable) untuk menguji efek ambang menunjukkan korelasi U terbalik antara Struktur Modal, Risiko Bisnis,
regression analysis batas panel dari leverage dan nilai perusahaan. Studi ini Nilai Struktur Aktiva,
Firm Value rasio utang pada nilai menunjukkan bahwa adalah mungkin Perusahaan Pertumbuhan,
(Dependent perusahaan di antara 650 A- untuk mengidentifikasi tingkat definitif Ukuran dan
Yu-Shu Cheng Variable) saham perusahaan yang di luar yang lebih lanjut peningkatan Koneksi Politik
Yi-Pei Liu terdaftar di China dari tahun pembiayaan utang tidak meningkatkan
Chu-Yang Chien 2001 hingga 2006.

27
African Journal of nilai perusahaan yang proporsional.
Business Beberapa kebijakan penting
Management Vol. implikasi muncul dari temuan.
4(12), pp. 2500-2507,
18 September, 2010
3 The Impact of Capital Struktur Modal,
Variabel independen utama Studi ini mengembangkan model Variabel yang Variabel yang
Structure Change on Perisai Pajak Utang
adalah perubahan leverage berdasarkan teori keuangan perusahaan digunakan : digunakan :
Firm Value : Some (variabel dikalikan dengan klaim saat ini yang menjelaskan pengembalian Struktur Modal, Struktur Aktiva,
Estimates. independen) keamanan senior yang saham terkait dengan pengumuman bursa Nilai Risiko Bisnis,
beredar dan perubahan emiten penawaran. Buktinya konsisten Perusahaan Koneksi Politik,
perisai pajak utang. dengan berbasis pajak teori struktur Pertumbuhan,
Nilai Perusahaan Parameter modal yang optimal, informasi tingkat Ukuran
(variabel dependen) perkiraan secara statistik utang yang positif efek, dan transfer perusahaan
signifikan dan konsisten kekayaan yang diinduksi leverage di
dalam tanda dan besaran seluruh kelas keamanan.
relatif
dengan model prediksi.
Ronald W. Masulis Secara keseluruhan, 55
The Journal of persen dari varians dalam
Finance, Vol. 38, No. stok
1 (Mar., 1983), pp. pengembalian periode
107-126 pengumuman dijelaskan.
4 A Model of Dynamic Pay performance, Penelitian ini mempelajari Model kami memberikan hubungan Variabel yang Variabel yang
Compensation and Growth, Size masalah kompensasi negatif antara sensitivitas kinerja digunakan : digunakan :
Capital Structure (Independent optimal antara pemegang pembayaran dan ukuran perusahaan, dan Pertumbuhan, Struktur Aktiva,
Variables) saham dan agen dalam interaksi antara hutang yang berlebihan Ukuran Risiko Bisnis,
model struktur modal dan masalah agensi menyebabkan Perusahaan, Koneksi Politik,
Capital Structure Leland (1994), dan perusahaan yang lebih kecil mengambil Struktur Modal Nilai Perusahaan
Zhiguo He (Dependent menemukan bahwa efek lebih sedikit leverage dibandingkan
University of Variable) debt-overhang pada insentif dengan rekan- rekan mereka yang lebih
Chicago, Booth manajerial endogen besar. Selama kesulitan keuangan, arus

28
School of Business, menurunkan leverage kas perusahaan menjadi lebih sensitif
United States optimal. terhadap guncangan kinerja yang
Journal of Financial mendasarinya karena hutang yang
Economics, Vol.100, menumpuk. Implikasi pada spread kredit
Issue 2, May 2011, dan perjanjian utang juga
Pages 351-366 dipertimbangkan.”
5 Determinants of Overall Leverage & Sampel berisi data lintas “Koefisien profitabilitas, peluang Variabel yg Variabel yg
capital structure of Longterm Leverage perusahaan dan seiring pertumbuhan, tangibilitas, dan ukuran digunakan : digunakan :
Chinese-listed (Dependent waktu, metode panel data adalah signifikan untuk leverage jangka Pertumbuhan, Ukuran
companies. Variables) digunakan. Tes spesifikasi panjang. Ini menunjukkan bahwa ketiga Struktur Aktiva, Perusahaan,
Hausman digunakan untuk model menawarkan hasil yang sangat Struktur Modal. Risiko Bisnis,
Profitability, menguji model efek tetap mirip tetapi tingkat signifikansi yang Nilai Perusahaan
growth versus model efek acak. sedikit berbeda baik dalam penaksir dan Koneksi
opportunities, asset leverage total dan jangka panjang. Politik.
structure, cost of Pengecualian signifikan adalah bahwa
financial distress, koefisien ukuran negatif dan sangat
tax shield effects signifikan dalam estimasi leverage
(Independent jangka panjang tetapi positif dalam
Variables) estimasi total leverage. Namun, dapat
dikatakan bahwa koefisien ukuran positif
untuk total rasio utang tidak signifikan
Jean J. Chen dalam model efek tetap. Oleh karena itu,
School of dapat disimpulkan bahwa perusahaan
Management, besar menggunakan lebih banyak
University of Surrey, keuangan jangka pendek dan lebih
UK, 2003 sedikit keuangan jangka panjang.”

29
6 Determinants of Debt ratio Survei dilakukan dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel yg Variabel yg
Capital Structure An (Dependent memakai sampel data panel profitabilitas, likuiditas, return volatilitas digunakan : digunakan :
empirical study of Variable) pada 160 entitas yang dan tangibility (struktur aset) berkorelasi Struktur Aktiva, Growth
firms in terdaftar di Bursa Efek negatif dengan rasio utang, sedangkan Struktur Modal. Opportunity,
manufacturing Profitability, Size, Karachi dari tahun 2003 ukuran perusahaan berkorelasi positif Ukuran
industry of Pakistan. Non-debt Tax hingga 2007. dengan rasio utang. Perisai pajak non- Perusahaan,
Shield, Tangibility, utang dan peluang pertumbuhan Risiko Bisnis,
Growth tampaknya tidak memiliki hubungan Nilai Perusahaan
Opportunities, yang signifikan dengan rasio utang. Hasil dan Koneksi
Nadeem Ahmed Earnings Volatility, penelitian ini sesuai dengan prediksi teori Politik.
Sheikh Liquidity kompensasi, teori tatanan hierarki, dan
Zongjun Wang (Independent teori keagenan. Prediksi ini menunjukkan
Huazhong University Variables) bahwa model struktur modal yang
of Science and berasal dari lingkungan Barat memang
Technology, 2011 membantu untuk memahami perilaku
keuangan perusahaan Pakistan
7 A study on Total Debt Ratio, Mengidentifikasi faktor Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor Variabel yg Variabel yg
determinants of Long Term Debt penentu paling penting dari seperti profitabilitas, pertumbuhan, digunakan : digunakan :
capital structure in Ratio & Short Term struktur modal 870 tangibilitas aset, ukuran, biaya utang, Struktur Aktiva, Risiko Bisnis,
India Debt Ratio perusahaan India yang tarif pajak, dan kapasitas penyajian utang Growth Nilai Perusahaan
(Dependent terdaftar yang terdiri dari memiliki dampak signifikan pada Opportunity, dan Koneksi
Variables) perusahaan sektor swasta struktur leverage yang dipilih oleh Ukuran Politik.
dan perusahaan pemerintah perusahaan dalam konteks India. Perusahaan,
Profitability, untuk periode 2001-2010. Struktur Modal.
Growth, Assets Sepuluh variabel
Tangibility, Size, independen dan tiga
Cost of Debt, variabel dependen telah
Anshu Hando Liquidity, Financial diuji menggunakan analisis
Kapil Sharma Distress, Tax Rate, regresi.
Institute of Debt Serving
Management Studies, Capacity

30
Devi Ahilya (Independent
University, Indore, Variables)
India, 2014
8 Corporate Koneksi Politik Makalah ini bertujuan untuk Koneksi politik yang kuat di konglomerat Variabel yg Variabel yg
Governance on (variabel menjelaskan tinjauan di Indonesia menjadi indikasi buruknya digunakan : digunakan :
Conglomerates independen) pustaka dan fenomena tata kelola perusahaan. Banyak pejabat Koneksi Politik Struktur aktiva,
Pollitically Kinerja tentang hubungan antara yang aktif dan tidak aktif duduk sebagai Risiko Bisnis,
Connected konglomerat koneksi politik dan dewan komisaris pada konglomerat Pertumbuhan,
(variabel dependen) komisaris efektivitas dewan mengindikasikan adanya hubungan Ukuran, Nilai
Lela Nurlaela Wati dengan kinerja konglomerat politik dengan penguasa untuk Perusahaan,
Ina Primiana yang tercatat di Bursa Efek mendapatkan keuntungan koneksi politik Struktur Modal.
Rachmat Sudarsono Indonesia di antara berbagai fasilitas, seperti
Erie Febrian kemudahan akses pendanaan, akses yang
diperoleh pengadaan pemerintah kontrak,
International Journal memperoleh subsidi besar dan
of Business, keringanan tarif pajak, akses ke
Economics & Law perdagangan lisensi, jaminan keamanan
Vol. 10, issue 1 2016 atas investasi perusahaan dan kemudahan
lainnya. Mereka mengabaikan tata kelola
perusahaan yang baik yang diawasi oleh
dewan komisaris fungsi untuk
manajemen bertindak sebagai rent-
seeking politik. Berdasarkan studi
literatur dan fenomena, makalah ini
menghasilkan model tentang hubungan
koneksi politik dan efektivitas dewan
komisaris dengan kinerja konglomerat.

31
9 Influence of capital Profitabilitas & Populasi penelitian adalah struktur modal berpengaruh signifikan Variabel yg Variabel yg
structure, size and Nilai Perusahaan semua perusahaan terhadap profitabilitas. Ukuran digunakan : digunakan :
growth on (Variabel manufaktur yang terdaftar perusahaan secara signifikan Struktur Modal, Struktur Aktiva,
profitability and Dependen) di Bursa Efek Indonesia dari mempengaruhi profitabilitas, dan Ukuran Risiko Bisnis dan
corporate value. tahun 2010 hingga 2014. pertumbuhan perusahaan memiliki perusahaan, Koneksi Politik.
Struktur Modal, Sampel penelitian diambil pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan,
Ukuran Perusahaan, berdasarkan sampling profitabilitas. Selain itu, struktur modal Nilai
Pertumbuhan jenuh. Penelitian ini secara signifikan mempengaruhi nilai Perusahaan.
(Variabel menggunakan data perusahaan; ukuran perusahaan secara
Independen) sekunder melalui signifikan mempengaruhi nilai
Yuanita, Missy, pengumpulan data dan perusahaan. Sedangkan pertumbuhan
Budiyanto & Slamet dokumentasi. Analisis data perusahaan tidak berpengaruh signifikan
Riyadi dilakukan melalui Smart terhadap nilai perusahaan, tetapi
STIESIA Surabaya, PLS. berpengaruh signifikan terhadap
2016 profitabilitas nilai perusahaan.
10 The Effect of Capital Profitability & Penelitian ini menggunakan Struktur modal berpengaruh negatif dan Variabel yg Variabel yg
Structure, Firm Firm Value data bekas dari laporan signifikan terhadap profitabilitas dan digunakan : digunakan :
Growth (Dependent keuangan triwulanan 2007- nilai perusahaan. Pertumbuhan Struktur Modal, Struktur Aktiva,
and Dividend Policy Variables) 2011 perusahaan perusahaan berpengaruh negatif Pertumbuhan, Ukuran
on Profitability and perkebunan kelapa sawit signifikan terhadap profitabilitas dan Nilai Perusahaan,
Firm Value of the Oil Capital Structure, yang terdaftar di Bursa Efek nilai perusahaan. Kebijakan dividen Perusahaan. Risiko Bisnis dan
Palm Plantation Firm Growth, Indonesia. Menurut berpengaruh positif dan signifikan Koneksi Politik.
Companies in Dividend Policy ringkasan, data yang terhadap profitabilitas, namun pengaruh
Indonesia. (Independent memenuhi standar analitis terhadap nilai perusahaan adalah positif
Variables) berasal dari 5 dari 13 dan dapat diabaikan. Profitabilitas
perusahaan yang terdaftar di berpengaruh positif dan signifikan
Ardi Paminto Bursa Efek Indonesia. terhadap nilai perusahaan. Struktur
Djoko Setyadi modal berpengaruh negatif dan
Jhonny Sinaga signifikan terhadap nilai perusahaan
Doctoral melalui profitabilitas. Pertumbuhan
Management perusahaan berpengaruh negatif terhadap

32
Program, Faculty of nilai perusahaan melalui profitabilitas,
Economics and yang dapat diabaikan, sedangkan
Business, kebijakan dividen berpengaruh positif
Mulawarman dan signifikan terhadap nilai perusahaan
University, 2016 melalui profitabilitas.
11 Capital Structure and Firm Value Data tadinya dikumpulkan Profitabilitas, ukuran perusahaan, Variabel yg Variabel yg
Firm Value in (Dependent dari buku fakta Nigerian likuiditas dan leverage negatif secara digunakan : digunakan :
Nigerian Listed Variable) Stock Exchange (NSE). Itu signifikan terkait dengan nilai Nilai Struktur Modal,
Manufacturing analisis model probabilitas perusahaan sedangkan potensi untuk Perusahaan, Risiko Bisnis dan
Companies: anLeverage, bersyarat diperkirakan pertumbuhan, usia perusahaan, Ukuran Koneksi Politik.
Empirical Tangibility of menggunakan probit. tangibilitas berhubungan positif Perusahaan,
Investigation Using Assets, Size, Delapan variabel penjelas signifikan dengan nilai perusahaan. Hasil Pertumbuhan,
Tobin's Q Model Growth, struktur modal untuk memvalidasi prediksi teori pecking order Struktur Aktiva.
Profitability, mengukur pengaruhnya dalam hal profitabilitas dan bahwa trade-
Earning Volatility, terhadap nilai perusahaan off dalam hal tangibilitas sedangkan
Age, Liquidity (diukur dengan Tobin's Q) volatilitas laba gagal untuk
(Independent digunakan. Tujuh variabel menyesuaikan diri
Variables) secara signifikan terkait teori trade-off dan nilai perusahaan
dengan nilai perusahaan menggunakan model Q Tobin
Mahmoud Ibrahim sedangkan sisanya satu sehubungan dengan Nigeria data.
Department of variabel tidak. Mengingat temuan dan kesimpulan di
Accounting, Faculty atas, maka disarankan bahwa regulator,
of social and dewan dan manajemen perusahaan harus
Management selalu mempertimbangkan variabel di
Sciences atas sebagai dasar pengambilan
Bauchi State keputusan pembiayaan utang agar
University, Bauchi tercapai optimal struktur modal.
State, 2017

33
12 Pengaruh Struktur Struktur Modal Targetnya adalah Struktur aset dan ukuran perusahaan Variabel yg Variabel yg
Aktiva, Ukuran (Variabel perusahaan pertambangan berpengaruh positif signifikan terhadap digunakan : digunakan :
Perusahaan, Tingkat Dependen) yang terdaftar di bursa, struktur modal, sedangkan profitabilitas Struktur Modal, Nilai Perusahaan
Pertumbuhan, dengan periode pengamatan berpengaruh negatif signifikan terhadap Struktur Aktiva, dan Koneksi
Profitabilitas dan Struktur Aktiva, dari 2004 hingga 2007. struktur modal. Sedangkan dua variabel Ukuran Politik.
Risiko Bisnis Ukuran Perusahaan, Spesimen dikumpulkan lainnya tidak berpengaruh signifikan Perusahaan,
Terhadap Struktur Tingkat menggunakan metode terhadap tingkat pertumbuhan dan Resiko Bisnis,
Modal: Studi Empiris Pertumbuhan, pengambilan sampel yang struktur modal risiko usaha. Hasil Pertumbuhan.
Pada Perusahaan profitabilitas, diinginkan. Model regresi penelitian menunjukkan bahwa
Sektor Pertambangan Risiko Bisnis linier berganda profitabilitas memiliki dampak terbesar
yang Listing di Bursa (Variabel dikumpulkan dengan pada struktur modal. Lima variabel
Efek Indonesia Independent) mengumpulkan data yang independen memiliki pengaruh yang
Periode 2004-2007 digunakan dalam penelitian signifikan terhadap struktur modal pada
ini dengan metode saat yang sama, dan nilai Rsquare model
penelitian analisis. regresi disesuaikan untuk investigasi
Glenn Indrajaya sebesar 46,4%.
Herlina
Rini Setiadi
Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi Nomor 06
Tahun ke-2
September-Desember
2011
13 Analisis Faktor- Nilai Perusahaan Subyek survei ini adalah Dari hasil survei : struktur modal, Variabel yg Variabel yg
Faktor Yang (Variabel perusahaan farmasi yang likuiditas, ukuran perusahaan dan digunakan : digunakan :
Mempengaruhi Nilai Dependen) terdaftar di Bursa Efek profitabilitas berpengaruh pada nilai Struktur Modal, Struktur Aktiva,
Perusahaan Pada Indonesia dari tahun 2008 perusahaan, sedangkan profitabilitas Ukuran Growth
Perusahaan Farmasi Struktur Modal, hingga 2011. Pengambilan secara parsial mempengaruhi nilai Perusahaan, Opportunity,
Di Bursa Efek Likuiditas, Ukuran sampel untuk survei ini perusahaan. Tetapi struktur modal, Nilai Risiko Bisnis dan
Indonesia Perusahaan, dan dilakukan dengan metode likuiditas, ukuran perusahaan tidak Perusahaan. Koneksi Politik.
profitabilitas Objective Sampling dengan mempengaruhi nilai dari perusahaan.

34
Robinhot Gultom (Variabel target 9-10 perusahaan.
Agustina Independen) Metode yang digunakan
Sri Widia Wijaya adalah analisis regresi linier
Jurnal Wira Ekonomi berganda.
Mikroskil,Volume 3,
Nomor 01, April 2013
14 Pengaruh Risiko Struktur Modal & Subjek penelitian ini adalah Risiko bisnis dan pertumbuhan Variabel yg Variabel yg
Bisnis Dan Nilai Perusahaan semua entitas go public perusahaan memiliki dampak yang digunakan : digunakan :
Pertumbuhan (Variabel industri yang terdaftar di berbeda baik pada struktur modal Struktur Modal, Struktur Aktiva,
Perusahaan Terhadap Dependen) Pasar Modal Indonesia dari maupun nilai perusahaan. Regresi Nilai Ukuran
Struktur Modal Dan 2008 hingga 2010. Kami pertama menunjukkan bahwa risiko Perusahaan, Perusahaan dan
Nilai Perusahaan Risiko Bisnis & menggunakan teknik bisnis berpengaruh negatif signifikan Risiko Bisnis, Koneksi Politik.
Pertumbuhan analisis jalur untuk terhadap struktur modal dan Pertumbuhan
Perusahaan mengevaluasi hubungan pertumbuhan perusahaan berpengaruh Perusahaan.
(Variabel antara variabel perusahaan positif signifikan terhadap struktur
Independen) industri nonkeuangan. modal. Regresi kedua menunjukkan
Sedangkan langsung dan bahwa risiko bisnis berpengaruh
I Made Suadnyana tidak langsung dampak dari signifikan terhadap pertumbuhan
Luh Putu Wiagustini variabel-variabel ini juga perusahaan dan pertumbuhan perusahaan
Universitas Udayana diamati. berpengaruh signifikan terhadap nilai
FORUM perusahaan. Dalam penelitian ini, kami
MANAJEMEN, juga mengkonfirmasi bahwa struktur
Volume 11, Nomor 1, modal berpengaruh positif (+) signifikan
Tahun 2013 terhadap nilai perusahaan.
15 Pengaruh Risiko Struktur Modal & Survei tersebut mencakup Risiko bisnis dan ukuran perusahaan Variabel yg Variabel yg
Bisnis Dan Ukuran Nilai Perusahaan hingga sembilan dari memiliki dampak positif yang besar pada digunakan : digunakan :
Perusahaan Pada (Variabel seluruh perusahaan farmasi struktur modal. Kedua, risiko bisnis Risiko Bisnis, Struktur Aktiva,
Struktur Modal Dan Dependen) yang terdaftar di Bursa Efek memiliki dampak negatif yang serius, Ukuran Growth
Nilai Perusahaan Indonesia (BEI). Sampel sehingga ukuran perusahaan berpengaruh Perusahaan, Opportunity dan
Pada Perusahaan Risiko Bisnis & ditentukan oleh undang- positif signifikan terhadap nilai Struktur Modal, Koneksi Politik.
Ukuran Perusahaan undang sensus, dimana perusahaan. Di sisi lain, struktur modal

35
Farmasi Di Bursa (Variabel semua populasi dijadikan berpengaruh positif terhadap nilai Nilai
Efek Indonesia. Independen) sampel. Data survei hanya perusahaan, dan pengaruhnya dapat Perusahaan.
data sekunder yang diabaikan. Ketiga, struktur modal
Ni Luh Putu diperoleh dari Bursa Efek memediasi dampak risiko bisnis terhadap
Wiagustini Indonesia dan Indonesian nilai bisnis.
Ni Putu Pertamawati Capital Markets Directory
Univ. Udayana, Univ. (ICMD) tahun 2006- 2013,
Warmadewa dan penelitian ini
Jurnal Manajemen, menggunakan metode
Strategi Bisnis dan analisis jalur.
Kewirausahaan Vol.
9, 112 No. 2, Agustus
2015
16 Pengaruh Struktur Struktur Modal Karena populasi yang Hasil pengujian menunjukkan bahwa Variabel yg Variabel yg
Aktiva, Profitabilitas (Variabel diteliti adalah perusahaan ukuran perusahaan, struktur aset, dan digunakan : digunakan :
dan Ukuran Dependen) makanan dan minuman profitabilitas perusahaan secara bersama- Struktur Aktiva, Growth
Perusahaan Terhadap yang metode pengambilan sama berpengaruh besar terhadap Ukuran Opportunity,
Struktur Modal. Ukuran Perusahaan, sampelnya adalah sampling struktur modal perusahaan restoran BEI. Perusahaan, Risiko Bisnis,
Struktur Aktiva, jenuh, maka sampel yang Struktur Modal. Nilai Perusahaan
Tatik Agustini Profitabilitas digunakan hanya 20 sampel. dan Koneksi
Budiyanto (Variabel Teknik analisis yang Politik.
STIESIA Surabaya, Independen) digunakan adalah analisis
2015 regresi berganda.
17 Pengaruh Growth Nilai Perusahaan Survei tersebut menyasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel yg Variabel yg
Opportunity (Variabel perusahaan-perusahaan di peluang pertumbuhan dan struktur modal digunakan : digunakan :
Terhadap Nilai Dependen) bidang real estate, real memiliki pengaruh langsung dan Growth Ukuran
Perusahaan Melalui estate, dan konstruksi yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Opportunity, Perusahaan,
Struktur Modal (pada Growth terdaftar di Bursa Efek Peluang pertumbuhan memiliki dampak Struktur Modal, Risiko Bisnis,
Perusahaan Sektor Opportunity, Indonesia dari tahun 2011 tidak langsung pada nilai perusahaan Nilai Struktur Aktiva
Property, Real Estate Struktur Modal hingga 2014. Dalam survei melalui struktur modalnya. Peluang Perusahaan. dan Koneksi
& Building ini, sampel survei pertumbuhan memiliki dampak positif Politik.

36
Construction yang (Variabel ditentukan menurut pada struktur modal dan dampak negatif
Terdaftar di Bursa Independen) metodenya. Metode pada nilai perusahaan.
Efek Indonesia Tahun pengambilan sampel yang
2011-2014). disukai mencakup 37
perusahaan yang dipilih
sebagai sampel survei.
Nova Adhitya Penelitian ini termasuk
Ananda dalam jenis penelitian
I Nyoman Nugraha deskriptif dengan
AP pendekatan kuantitatif.
Univ. Mataram Metode analisis data yang
Jurnal Manajemen digunakan dalam penelitian
dan Bisnis,Vol. 4, No. ini adalah analisis partial
2 – September 2016 least squares (PLS).
18 Pengaruh Nilai Perusahaan Karena analisis teknis Hasilnya menunjukkan (i) profitabilitas Variabel yg Variabel yg
Profitabilitas, Pajak (Variabel dilakukan selama empat dan peluang pertumbuhan berpengaruh digunakan : digunakan :
Dan Growth Dependen) tahun dari 2011 hingga positif terhadap struktur modal, (ii) pajak Nilai Ukuran
Opportunity 2014, jumlah total data yang berpengaruh negatif terhadap struktur Perusahaan, Perusahaan,
Terhadap Nilai Profitabilitas, diamati adalah 160 sampel modal, dan (iii) profitabilitas dan struktur Struktur Modal, Risiko Bisnis,
Perusahaan Melalui Pajak, Growth MNC dan tambang yang peluang berpengaruh terhadap nilai Growth Struktur Aktiva
Struktur Modal Opportunity terdaftar di BEI. perusahaan. bahwa itu (v) Opportunity. dan Koneksi
Sebagai Variabel (Variabel menguntungkan. Peluang pertumbuhan Politik.
Intervening. Independen) mempengaruhi nilai perusahaan dengan
Fajar Eka Prasetyo, Struktur Modal struktur modal sebagai parameter.
Dr. Fifi Swandari, Dr. (Variabel Dependen Perusahaan multinasional dan
Dian Masita Dewi & Variabel perusahaan pertambangan di Bursa Efek
Univ. Lambung Intervening) Indonesia berusaha untuk menggunakan
Mangkurat dana eksternal dalam operasi mereka
Jurnal Wawasan untuk mendapatkan keuntungan yang
Manajemen, Vol. 5, signifikan dan mengurangi pajak yang

37
Nomor 1, Februari dibayarkan untuk meningkatkan nilai
2017 perusahaan.
19 Pengaruh Struktur Modal & Populasi menggunakan Profitabilitas berdampak besar pada Variabel yg Variabel yg
Profitabilitas, Ukuran Nilai Perusahaan sektor industri untuk struktur modal, ukuran perusahaan dan digunakan : digunakan :
Perusahaan dan (Variabel memproduksi barang- pertumbuhan aset memiliki dampak Ukuran Growth
Pertumbuhan Aset Dependen) barang konsumsi. Metode negatif kecil pada struktur modal, dan Perusahaan, Opportunity,
Terhadap Struktur pengambilan sampel yang profitabilitas memiliki dampak besar Struktur Aktiva, Risiko Bisnis dan
Modal dan Nilai Profitabilitas, digunakan adalah pada struktur modal. Jika ukuran Struktur Modal, Koneksi Politik.
Perusahaan. Ukuran Perusahaan, intensional sampling, dan perusahaan memiliki dampak positif Nilai
Pertumbuhan Aset beberapa data dari total 19 pada nilai perusahaan dan dapat Perusahaan.
(Variabel perusahaan yang diperoleh diabaikan, pertumbuhan aset, terlepas
Dewa Ayu Intan Independen) dalam sampel survei harus dari nilai perusahaan, berdampak negatif
Yoga Maha Dewi atipikal. Metode analisis dan sedikit pada nilai perusahaan, dan
Gede Mertha yang digunakan adalah variabel strukturalnya adalah perusahaan.
Sudiartha analisis linier. nilai, memiliki dampak negatif. Dampak
Universitas Udayana negatif yang signifikan terhadap struktur
Bali, 2017 modal.
20 Pengaruh Nilai Perusahaan Populasi sampel adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel yg Variabel yg
profitabilitas dan (Variabel perusahaan angkutan umum profitabilitas berpengaruh negatif dan digunakan : digunakan :
Likuiditas Terhadap Dependen) di Bursa Efek Indonesia dari dapat diabaikan terhadap nilai Nilai Struktur Aktiva,
Nilai Perusahaan tahun 2011 sampai dengan perusahaan, sedangkan likuiditas Perusahaan, Ukuran
dengan Struktur Profitabilitas, tahun 2015. Penentuan keuangan berpengaruh negatif dan dapat Struktur Modal. Perusahaan,
Modal sebagai Likuiditas (Variabel sampel dengan metode diabaikan terhadap nilai perusahaan dan Growth
Variabel Intervening. Independen) sampling yang diinginkan. struktur modal, sedangkan profitabilitas Opportunity,
berpengaruh positif dan signifikan Risiko Bisnis dan
Struktur Modal terhadap nilai perusahaan. Struktur Koneksi Politik.
(Variabel Dependen modal dan likuiditas berpengaruh positif
& Variabel signifikan terhadap nilai perusahaan.
Intervening) Pengaruh terhadap struktur modal dapat
diabaikan, dan dampak langsung pada
profitabilitas nilai perusahaan dapat

38
diabaikan jika dampak pada nilai
perusahaan dan likuiditas dapat
diabaikan jika hanya sebagian kecil yang
dimediasi oleh struktur modal. Dampak
Ilham Thaib langsung pada nilai perusahaan dapat
Acong Dewantoro diabaikan, dan jika dimediasi oleh
IKPIA Perbanas struktur modal, dampak pada nilai
Jakarta, 2017 perusahaan dapat diabaikan.
21 Analisis Pengaruh Nilai Perusahaan Populasi penelitian ini Peluang pertumbuhan dan ukuran Variabel yg Variabel yg
Kinerja Keuangan, (Variabel adalah perusahaan makanan perusahaan berpengaruh positif dan digunakan : digunakan :
Growth Opportunity Dependen) dan minuman yang terdaftar signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran Risiko Bisnis,
Dan Ukuran di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas dan struktur modal Perusahaan, Struktur Aktiva
Perusahaan Terhadap Likuiditas, antara tahun 2012 sampai berpengaruh negatif terhadap nilai Struktur Modal, dan Koneksi
Struktur Modal Dan Profitabilitas, dengan tahun 2016. Metode perusahaan dan berpengaruh signifikan. Nilai Politik.
Nilai Perusahaan. Growth pengambilan sampel Likuiditas memiliki dampak positif dan Perusahaan,
Opportunity, dimaksudkan sampling kecil terhadap nilai perusahaan. Growth
Ukuran Perusahaan untuk 9 perusahaan. Likuiditas dan profitabilitas penting bagi Opportunity.
dan Struktur Modal Menganalisis data struktur modal dan memiliki dampak
(Variabel menggunakan SmartPLS. negatif. Peluang pertumbuhan dan
Irrofatun Kusna, Erna Independen) ukuran perusahaan berpengaruh positif
Setijani terhadap struktur modal, namun tidak
Univ. Merdeka signifikan. Struktur modal merupakan
Malang variabel perantara untuk nilai likuiditas
Jurnal Manajemen & dan profitabilitas perusahaan, tetapi tidak
Kewirausahaan, Vol. mengarah pada peluang pertumbuhan
6, No. 1, 2018 : 93- dan nilai perusahaan dari ukuran
102 perusahaan

39
22 Pengaruh Struktur Modal Survei dilakukan pada Hasil analisis ditemukan bahwa ekspansi Variabel yg Variabel yg
Profitabilitas, Ukuran (Variabel perusahaan real estate dan ukuran perusahaan, struktur modal, digunakan : digunakan :Nilai
Perusahaan, Struktur Dependen) real estate yang terdaftar di struktur aset, dan likuiditas, struktur Struktur Asset Perusahaan,
Asset, Risiko Bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI) modal, struktur aset, dan likuiditas dan Struktur Ukuran
dan Likuiditas pada Profitabilitas, dari tahun 2013 sampai berpengaruh negatif terhadap struktur Modal. Perusahaan,
Struktur Modal. Ukuran Perusahaan, dengan tahun 2015, dan modal. Dampak negatif. Konstruksi. Growth
Struktur Asset, sampel diambil dari 27 dari Profitabilitas dan risiko bisnis tidak Opportunity,
Risiko Bisnis, total populasi 48 mempengaruhi struktur modal. Risiko Bisnis dan
Likuiditas (Variabel perusahaan. Sampel untuk Koneksi Politik.
Independen) penelitian ini ditentukan
dengan sengaja.
Pengambilan sampel
Ni Putu Nita Septiani menggunakan observasi
I Gusti Ngurah Agung non partisipatif. Analisis
Suaryana regresi linier berganda
Univ. Udayana, Bali, adalah metode analisis data
2018 yang digunakan.

40
23 Pengaruh Struktur Nilai Perusahaan Penelitian ini tergolong Perhitungan yang diperoleh dengan Variabel yg Variabel yg
Modal Dan Growth (Variabel penelitian pengujian analisis model regresi linier berganda digunakan : digunakan :
Opportunity Dependen) hipotesis. Variabel yang menunjukkan bahwa struktur modal dan Struktur Modal, Struktur Aktiva,
Terhadap Nilai digunakan dalam penelitian peluang pertumbuhan memiliki pengaruh Growth Ukuran
Perusahaan. Growth ini adalah nilai perusahaan positif yang signifikan terhadap nilai Opportunity, Perusahaan,
Opportunity, (variabel terkait), struktur perusahaan pada waktu yang sama atau Nilai Risiko Bisnis dan
Struktur Modal modal dan peluang pada waktu yang sama. Hal ini Perusahaan. Koneksi Politik.
(Variabel pertumbuhan (variabel mendukung nilai hitung sebesar 4,645
Independen) independen). Data yang dan tingkat signifikansi 0,011 lebih kecil
digunakan dalam penelitian dari 0,0005. Artinya nilai akun lebih
ini adalah data kuantitatif, besar dari nilai akun. Artinya, 4,645 >
yaitu data numerik yang 3,058. Struktur modal tidak penting
dianalisis dan dihitung untuk memiliki dampak positif parsial
dengan klasifikasi untuk pada nilai perusahaan. Hal ini didukung
memastikan hasil yang oleh nilai hitung 0,273 pada tingkat
akurat. Analisis regresi signifikansi 0,785 daripada 0,05. Artinya
linier berganda adalah nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel.
metode analisis data yang Artinya 0,273 < 1976. Peluang
Burhanuddin, Dicky digunakan. pertumbuhan parsial berpengaruh negatif
Yusuf signifikan terhadap nilai perusahaan,
Univ. yang didukung oleh tingkat signifikansi
Muhamamdiyah Palu 0,003 yang lebih kecil dari 0,05, dan nilai
Burhanuddin, [Vol 6, hitung sebesar 3,033. Ini memiliki nilai
No 1, 2019] thitung 3,033 < 1994
24 Pengaruh Struktur Nilai Perusahaan Dari total sampel selama 7 Dalam arti, struktur modal berdampak Variabel yg Variabel yg
Modal, Ukuran (Variabel tahun diperoleh 182 positif pada nilai perusahaan, ukuran digunakan : digunakan :
Perusahaan, Dependen) observasi, metode survei perusahaan berdampak negatif pada nilai Struktur Modal, Struktur Aktiva,
Pertumbuhan yang digunakan adalah perusahaan, dan pertumbuhan Ukuran Risiko Bisnis dan
Perusahaan, Dan Struktur Modal, deskriptif validasi, dan perusahaan berdampak positif pada nilai Perusahaan, Koneksi Politik.
Profitabilitas Ukuran Perusahaan, metode analisis datanya komersial dan biaya. Pertumbuhan
Terhadap Nilai Pertumbuhan adalah analisis data panel Perusahaan,

41
Perusahaan. Perusahaan, Nilai
(Studi Empiris Pada Profitabilitas Perusahaan.
Perusahaan Sektor (Variabel
Pertambangan Yang Independen)
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun
2011-2017).

Zahra Ramdhonah,
Ikin Solikin, Maya
Sari
Univ. Pend.
Indonesia, Bandung
JURNAL RISET
AKUNTANSI DAN
KEUANGAN, 7 (1),
2019, 67-82
25 Capital Structure and Struktur Modal, Sampel penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis disimpulkan Variabel yang Variabel yang
Firm Size on Firm Ukuran Perusahaan, perusahaan sektor bahwa struktur modal berpengaruh digunakan : digunakan :
Value Moderated by (variabel pertambangan yang positif signifikan terhadap nilai Struktur Modal, Risiko Bisnis,
Profitability. independen) terdaftar di BEI. Penelitian perusahaan sedangkan ukuran Ukuran Growth, Struktur
ini menggunakan metode perusahaan berpengaruh negatif Perusahaan, Aktiva, Koneksi
Nilai observasi non partisipan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai Politik.
Perusahaa(variabel dengan teknik analisis jalur. Profitabilitas tidak berpengaruh Perusahaan.
Hirdinis M. dependen) Metode analisis data yang signifikan terhadap nilai perusahaan,
International Journal digunakan adalah regresi sedangkan ukuran perusahaan
of Economics and Profitabilitas linier berganda dengan alat berpengaruh positif signifikan terhadap
Business (variabel moderasi) analisis data menggunakan profitabilitas.
Administration, SPSS 22. Namun profitabilitas tidak mampu
volume VII, Issue 1, memediasi pengaruh struktur modal dan
2019, pp 174-191

42
ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
26 Political Connection, Koneksi Politik Sampel dari makalah ini Ditemukan bahwa Family dan state Variabel yang Variabel yang
Blockholder (variabel adalah seluruh 66 blockholder berpengaruh positif dan digunakan : digunakan :
Ownership and independen) konglomerat yang terdaftar signifikan terhadap nilai perusahaan pada Koneksi politik, Struktur Aktiva,
Performance. di Bursa Efek Indonesia dari semua cut off (10%-50%), koneksi politik nilai perusahaan Risiko Bisnis,
tahun 2006 hingga 2014. dalam keluarga, negara, dan blockholder Pertumbuhan,
Nilai Perusahaan Data panel regresi dengan publik berpengaruh positif signifikan Ukuran, Struktur
(variabel dependen) General Least Square terhadap nilai perusahaan. Hasil tulisan Modal.
digunakan untuk analisis ini menunjukkan bahwa struktur
ini. kepemilikan perusahaan memiliki andil
Lela Nurlaela Wati dalam menentukan hubungan politik
Hj. Ina Primiana dalam konglomerat. Konsentrasi
Kashan Pirzada kepemilikan pada perusahaan dan
Rachmat Sudarsono keluarga sebagai pengendali
Entrepreneurship and konglomerat tertinggi di Indonesia serta
sustainability issues keterlibatan mereka dalam politik
2019 Vol. 7 menyiratkan bahwa Indonesia telah jatuh
ISSN 2345-0282 ke negara oligarki, di mana aturan
http://doi.org/10.9770 dipegang oleh sekelompok elit politik
/jesi.2019.7.1(5) kaya.
27 Profitability &
Profitabilitas, Populasi dalam penelitian Profitabilitas berpengaruh positif dan Variabel yang Variabel yang
Liquidity on Firm Likuiditas (variabel ini adalah perusahaan sub signifikan terhadap struktur modal, digunakan : digunakan :
Value & Capital independen) sektor konstruksi dan Likuiditas berpengaruh negatif dan Struktur Modal, Risiko Bisnis,
Structure as bangunan yang terdaftar di signifikan terhadap struktur modal, Nilai Growth, Struktur
Intervening Variable
Struktur Modal, Bursa Efek Indonesia dan struktur modal berpengaruh positif dan Perusahaan Aktiva, Koneksi
Nilai Perusahaan memiliki laporan keuangan signifikan terhadap nilai perusahaan, Politik, Ukuran
(variabel dependen) lengkap periode 2013-2017. profitabilitas berpengaruh positif dan Perusahaan
Ida Ayu Gede Dika Penelitian ini menggunakan signifikan terhadap nilai perusahaan,
Martami Sari sampel dengan metode likuiditas berpengaruh negatif dan

43
Ida Bagus Panji sensus. Teknik analisis data signifikan berpengaruh tidak signifikan
Sedana yang digunakan adalah terhadap nilai perusahaan dan struktur
analisis jalur. modal mampu memediasi pengaruh
International profitabilitas dan likuiditas terhadap nilai
Research Journal of perusahaan.
Management, IT &
Social Sciences
Vol. 7 No. 1, January
2020, pages: 116-127
ISSN: 2395-7492

44
2.3 Kerangka Berpikir

2.3.1 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Struktur Modal.

Jika manajemen senior atau pemegang saham utama perusahaan adalah

politisi, pegawai negeri, anggota parlemen, atau memiliki hubungan romantis

dengan kekuatan politik, politik, administrasi, atau kekuasaan pemerintah, maka

perusahaan tersebut memiliki hubungan politik langsung. Mengutip dari Faccio

(2006), setidaknya salah satu pemegang saham utama perusahaan (secara langsung

atau tidak langsung mengendalikan perusahaan dan memiliki setidaknya 10%

saham), atau salah satu manajer utama( CEO/ direktur , Presiden, Dedicated Senior,

Pejabat, Wakil Presiden Eksekutif, Sekretaris) merupakan anggota parlemen,

menteri, kepala negara, atau memiliki hubungan dengan partai atau negara.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2018), menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan antara koneksi politik dengan struktur modal.

Karena akses yang luas untuk pinjaman politisi dan nota pinjaman melalui koneksi

politik, proporsi utang dalam struktur modal meningkat. Karakteristik perusahaan

itu sendiri adalah membutuhkan aset yang besar, profitabilitas yang tinggi dan

pengalaman yang lebih banyak agar perusahaan dapat mempertanggungjawabkan

struktur modal struktur modal, karena memiliki kemampuan untuk menjamin

hutang.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H1a : Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

45
2.3.2 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Hasibuan (2017) menjelaskan bahwa semakin besar struktur aset maka

semakin besar pula struktur modalnya. Artinya, perusahaan memiliki banyak aset

tetap yang dapat digunakan sebagai jaminan. Menurut Devi et.al (2017), hutang,

properti, pabrik dan peralatan, atau properti, pabrik dan peralatan yang dimiliki oleh

perusahaan dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pemberi pinjaman luar. Mai dalam

Prasetyo (2015) menyatakan salah satu bagian penting dari struktur modal

perusahaan adalah struktur aset. Jika suatu bisnis mengalami kesulitan keuangan

untuk melunasi hutang, aset berwujud atau tetap yang dimilikinya dapat berfungsi

sebagai jaminan bagi penyedia pinjaman eksternal.

Berdasarkan pada Trade-off Theory, struktur aset berpengaruh positif

terhadap struktur modal. Artinya, semakin banyak aset yang dimiliki perusahaan,

semakin banyak pula agunan yang dapat diambil untuk memperoleh modal berupa

utang dari pihak ketiga (Sansoethan dan Suryono, 2016). Semakin besar struktur

aset suatu bisnis, semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan struktur modal

bisnis yang timbul dari kewajibannya. Banyak penelitian telah dilakukan untuk

mempelajari struktur aset seperti misalnya struktur modal yang diteliti oleh

Akinyomi dan Olagunju (2013), Ichwan (2015) yang menyatakan jika struktur

aktiva memiliki dampak positif pada struktur modal.

Sedangkan penelitian Nabayu, dkk (2020) bahwa struktur aktiva, secara

parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Weston dan

Copeland (2010:175) berpendapat jika suatu perusahaan memiliki aset tetap dalam

jumlah besar, maka perusahaan menggunakan hutang jangka panjang dalam jumlah

46
besar sehingga aset tersebut dapat digunakan untuk melunasi klaimnya. Harta

sebagai jaminan pelunasan utang. Sebagian besar deskripsi struktur modal

menjelaskan bahwa perusahaan memiliki kelas aset yang mempengaruhi pilihan

struktur modal.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H1b : Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

2.3.3 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Struktur Modal

Pertumbuhan bisnis adalah kemampuan bisnis untuk meningkatkan skala

bisnisnya, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan aset. Pertumbuhan suatu usaha

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modalnya. Jika suatu

usaha ingin mengembangkan usahanya, maka cenderung menambah jumlah aset

untuk mendukung pertumbuhan usaha tersebut.Pertumbuhan usaha yang mencapai

tujuan tersebut adalah besarnya atau jumlah aset yang dimiliki oleh usaha tersebut.

Harahap (2012) menjelaskan growth merupakan kesempatan perusahaan

untuk melakukan investasi pada hal- hal yang menguntungkan perusahaan.

Besarnya growth sebuah perusahaan, akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang

dibutuhkan untuk berinvestasi. Dewiningrat & Mustanda (2018) menjelaskan

bahwa pertumbuhan penjualan mengidikasikan produktifitas dan kapasitas

operasional perusahaan serta mencerminkan tingkat daya saing perusahaan dalam

industri. Perusahaan yang tumbuh dengan mantap lebih aman, memiliki lebih

banyak hutang, dan menanggung biaya tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan

dengan pendapatan variabel. Pada umumnya, jika pertumbuhan penjualan lebih

tinggi maka leverage lebih berat begitu pula sebaliknya (Fahmi, 2014).

47
Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H1c : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Dalam Signaling Theory, peningkatan pada ukuran perusahaan memberikan

sinyal positif bagi kreditur sehingga akan diikuti dengan peningkatan. Skala

perusahaan besar akan mempermudah dalam melakukan perolehan atau

penambahan pinjaman karena tingkat kepercayaan dari pihak ketiga yang lebih

tinggi. Hal tersebut akan memudahkan perusahaan dalam meminjam hutang dari

pihak eksternal, sehingga dapat menyebabkan tingkat penggunaan hutang pada

struktur modal perusahaan meningkat (Sawitri & Lestari, 2015). Pendapat yang

berbeda ditunjukkan apabila ukuran suatu perusahaan kecil sehingga dapat

menimbulkan keraguan bagi kreditur untuk meminjamkan utang atau memberikan

sinyal negatif kepada kreditur yang dikarenakan dengan ukuran perusahaan yang

kecil maka tingkat risiko yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih tinggi juga

sehingga kemungkinan bagi perusahaan tersebut untuk kredit macet atau gagal

bayar menjadi besar, sehingga perusahaan tersebut akan menjadi lebih sukar dalam

meminjam utang. Jika terjadi hal demikian, maka akan menyebabkan komposisi

penggunaan utang semakin menurun dalam struktur modal perusahaan tersebut

(Jusrizal, et. al., 2017).

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H1d : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

48
2.3.5 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Brigham dan Houston (2001) dalam Puspida (2013) menjelaskan terkait

risiko bisnis merupakan sesuatu yang belum jelas tentang pengembalian aset di

masa depan yang diharapkan. Jika permintaan produk stabil, input dan harga produk

relatif stabil (tidak ada fluktuasi mendadak) dan harga produk dapat segera

disesuaikan untuk meningkatkan biaya dan mengurangi keuntungan, perusahaan

berada pada risiko bisnis. Dalam kondisi lain yang sama, semakin rendah risiko

bisnis suatu perusahaan, semakin tinggi risiko utang yang optimal. Setiap

perusahaan tentunya akan menghadapi risiko dalam perjalanan bisnisnya, baik itu

risiko finansial maupun risiko nonfinansial. Risiko bisnis adalah sesuatu yang

belum pasti tentang pengembalian investasi perusahaan, yang mempengaruhi biaya

operasi. Dikarenakan risiko bisnis melibatkan struktur modal, maka akan ada

pengaruh dari risiko bisnis ke struktur modal.

Penelitian ini dilakukan oleh Anwar et al. (2015) dan Husent (2014) yang

menunjukkan jika risiko bisnis berdampak negatif signifikan pada struktur modal.

Penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian dari Bhwa (2015) dan

Lestari (2015) yang mengindikasikan jika risiko bisnis memiliki dampak positif

tidak signifikan pada struktur modal.

Risiko bisnis memiliki dampak negatif yang kuat pada struktur modal.

Artinya, ketika risiko bisnis meningkat, demikian juga struktur modal, dan

sebaliknya. Suatu entitas dengan tingkat risiko usaha yang tinggi seringkali sangat

tidak efisien dalam menggunakan hutang yang tinggi. Mengingat riwayat risiko

bisnis perusahaan yang tinggi, investor juga dapat menolak untuk menginvestasikan

49
modal dalam jumlah besar dalam bisnis mereka dan mengganggu proses

penyelesaian utang.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H1e : Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal

2.3.6 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap

Struktur Modal.

Struktur aktiva merepresentasikan separuh jumlah aset yang bisa dijadikan

sebagai jaminan. Brigham dan Houston (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan

dengan aset yang cukup dan perusahaan dengan proporsi aset tetap jangka panjang

yang tinggi tentu menggunakan lebih banyak hutang dikarenakan mereka dapat

menggunakan aset tetap yang ada sebagai jaminan atas hutang mereka dan tentunya

akan berpengaruh pada ukuran struktur modal perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian Margaretha dan Ramadhan (2010),

menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan dan positif terhadap

struktur modal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Mustafa (2011), Devi dan Lim (2012), Mulyo (2013), Widyaningrum (2015),

Agustini dan Budi (2015) mendapatkan hasil yang sama terkait hubungan struktur

aktiva dan struktur modal.

Sedangkan hasil berbeda di temukan oleh Sheikh dan Wang (2011), dimana

terdapat pengaruh negatif dari struktur aktiva pada struktur modal untuk perusahaan

manufaktur di Pakistan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Septiani dan Suaryana (2018), dimana struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap

50
struktur modal. Karena peningkatan struktur aktiva akan mengecilkan struktur

modal.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H2a : Koneksi Politik memoderasi pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur


Modal

2.3.7 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity terhadap

Struktur Modal.

Suatu entitas dengan pertumbuhan tinggi berarti peningkatan kebutuhan

akan pendanaan eksternal (Song, 2005). Menurut hipotesis teori pecking order yang

menyatakan ketika sumber modal eksternal diperlukan untuk melengkapi

kebutuhan investasi, perusahaan mengeluarkan saham baru karena semakin besar

peluang untuk tumbuh, semakin besar asimetri modal, informasi yang dibuat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya, dkk (2011)

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang dialami perusahaan,

maka semakin tinggi pula proporsi penggunaan utang yang digunakan perusahaan.

Penelitian ini didukung oleh Ananda dan Nugraha (2016), yang menunjukkan hasil

bahwa growth opportunity memiliki dampak positif pada struktur modal.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H2b : Koneksi Politik memoderasi pengaruh Growth Opportunity terhadap


Struktur Modal

2.3.8 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Struktur Modal.

Menurut Ariyanto (2002), ukuran bisnis mempengaruhi struktur modal, dan

semakin besar bisnis, semakin banyak modal yang perlu di investasikan. Semakin

51
besar bisnis, semakin besar kemungkinan untuk menggunakan modal dari luar,

karena perusahaan yang lebih besar membutuhkan lebih banyak uang untuk tetap

beroperasi. Cara lain untuk melakukannya adalah dengan menggunakan modal

eksternal ketika modal itu sendiri tidak cukup.

Hasil penelitian ini didukung Sheikh dan Wang (2011), Mustafa (2011),

Wahyuni dan Suryantini (2014), Widyaningrum (2015) dan Nadzirah (2016),

Septiani dan Suaryana (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh yang positif pada struktur modal.

Tetapi hasil penelitian berbeda dengan yang diperoleh Agustini dan Budi

(2015) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

dan positif terhadap struktur modal.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H2c : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap


Struktur Modal.
2.3.9 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap

Struktur Modal.

Risiko bisnis merupakan suatu hal yang belum pasti yang dihadapi suatu

entitas ketika menjalankan bisnis. Menggunakan utang sebagai ekuitas untuk

menambah aset atau menjalankan bisnis memerlukan perhatian terhadap risiko

bisnis yang ditimbulkan oleh bisnis tersebut. Perusahaan berisiko tinggi sering ragu

untuk memberikan kredit kepada kreditur karena ukurannya yang besar. Akibatnya,

perusahaan dengan risiko bisnis tinggi sering meminimumkan penggunaan utang

agar kebangkrutan yang tidak terduga dapat dihindari.

52
Penelitian ini didukung oleh Alnajjar (2015) yang memperoleh korelasi

negatif antara risiko bisnis dengan utangnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Saidi (2004), Joni dan Lina (2010), Seftianne dan Handayani (2011) dan

Erosvitha (2016), Septiani dan Suaryana (2018) yang merepresentasikan risiko

bisnis tidak memiliki dampak pada struktur modal.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2d : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap


Struktur Modal.
2.3.10 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan

Indonesia dan Presiden Soeharto telah menjadi populer dalam hubungan

politik literatur. Ada bukti kuat bahwa Soeharto berusaha melindungi perusahaan

itu memiliki hubungan politik dengan rezimnya, terutama konglomerat. R. Fisman

(2001) menunjukkan bahwa pada akhir pemerintahan Soeharto dan berita yang

kurang baik tentang kesehatan Presiden Soeharto menghantam pasar saham di

Indonesia, dan entitas dekat Soeharto mengalami pengembalian yang tidak sesuai.

Demikian juga kinerja entitas yang erat terhubung dengan Soeharto mengalami

penurunan kinerja selama keuangan krisis (Leuz and Gee, 2006).

Pengaruh hubungan politik pada nilai perusahaan sudah dilakukan oleh

banyak peneliti. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Goldman, Rocholl

dan So (2006) yang dalam penelitiannya menyatakan jika nilai suatu entitas

dipengaruhi oleh entitas yang terkoneksi politik, sedangkan perusahaan yang tidak

terkoneksi politik tidak ada pengaruhnya ke nilai perusahaan dan Qouc-Anh

Do,Yen-teik lee dan Bang dang nguyen (2012) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa koneksi politik ke gubernur terpilih dapat

53
memaksimumkan nilai entitas tersebut. Hasil penelitian Patriarini (2020)

menunjukkan signifikansi 0,000 bahwa koneksi politik memiliki pengaruh positif

terhadap nilai entitas. Suatu entitas yang terkoneksi politik dapat meningkatkan

nilai perusahaan dengan komite dan dewan yang terkait secara politik, karena

investor menjadi lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan sehingga akan

menaikkan nilai entitas tersebut. Selain itu, penelitian di Indonesia terkait political

connection dan struktur kepemilikan dilakukan oleh Tri Wulandari (2012). Ia

membuktikan entitas yang memiliki political connection memiliki kinerja buruk

daripada entitas apolitis, dan kepemilikan publik dan institusional tidak

mempengaruhi kinerja suatu entitas.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3a : Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

2.3.11 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan

Struktur aset adalah perbandingan antara aset tetap dan total aset yang

dimiliki oleh suatu bisnis, yang memungkinkan manajer keuangan untuk

menentukan jumlah dana untuk setiap komponen aset. Semakin besar struktur aset

suatu bisnis, semakin tinggi kemungkinannya untuk mendapatkan jaminan utang

jangka panjang. Perusahaan besar cenderung meminjam lebih banyak karena

kemampuan dan fleksibilitas mereka untuk mengakses pembiayaan eksternal.

Kreditur lebih tertarik pada perusahaan besar daripada UKM, karena mereka

mengharapkan pengembalian nilai investasi yang sebanding dengan uang yang

dipinjamkan ke perusahaan tersebut.

54
Penelitian tentang struktur aset yang dilakukan oleh Setiadharma (2017)

menyatakan bahwa ada pengaruh langsung struktur aset ke nilai perusahaan. Begitu

pula hasil penelitian Pamungkas, et al (2020) mengungkapkan bahwa struktur aset

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut berbanding

terbalik dengan yang dilakukan oleh Muslichah (2017) yang mengungkapkan

bahwa tidak ada pengaruh langsung struktur aset ke nilai perusahaan. Begitu juga

hasil penelitian Nurhayadi (2020) menunjukkan secara parsial jika struktur modal

tidak memiliki pengaruh ke nilai perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3b : Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.3.12 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Nilai Perusahaan

Menurut Chen (dalam Hermuningsih, 2013) growth opportunity bervariasi

dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk terhindar dari masalah

underinvestment, maka perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi cenderung

menggunakan modal sendiri. Dengan kata lain, tidak semua perusahaan investasi

pemilik bisnis dibuat lebih besar di masa depan. Jika hal ini terjadi, diharapkan akan

memberikan dampak yang positif kepada nilai sauatu entitas. Menurut Agustina

(2014), growth opportunity memiliki dampak positif pada nilai perusahaan. Ini

karena ketika tingkat peluang pertumbuhan perusahaan meningkat, investor

melihatnya sebagai indikator pertumbuhan yang baik. Prospek pertumbuhan

perusahaan adalah melihat ke masa depan.

55
Penelitian sebelumnya berseberangan dengan hasil yang didapatkan

Nurhayadi (2020) yang membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki

dampak positif signifikan pada nilai perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3c : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.3.13 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang dapat menentukan nilai

usahanya, dan usaha tersebut diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu usaha kecil

menengah dan usaha besar. Nurminda et al (2017) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan adalah metrik yang memungkinkan perusahaan untuk mengkategorikan

bisnis dalam berbagai cara, termasuk total aset, ukuran log size, pendapatan dan

nilai pasar. Ukuran perusahaan direpresentasikan dalam total aset atau total

penjualan bersih, dan mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin tinggi aset dan total

pendapatan bisnis, semakin besar bisnis, semakin tinggi aset, semakin besar modal

investasi. Demikian juga, semakin banyak pendapatan yang perusahaan miliki,

semakin banyak uang tunai yang akan di miliki oleh perusahaan tersebut.

Ukuran bisnis adalah jumlah aset yang dimilikinya (Suryandani, 2018).

Menurut Bariyyah et al. (2019), menemukan hasil bahwa Ukuran perusahaan

memiliki dampak positif terhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga diperoleh

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Novari et al. (2016) yang mengungkapkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada nilai suatu entitas.

Hasil yang berbeda didapatkan oleh Eka (2017) yang menemukan hasil

ukuran perusahaan tidak memiliki dampak pada nilai entitas. Begitu juga hasil

56
penelitian Pamungkas, et al (2020) mengungkapkan bahwa hasil dari ukuran

perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3d : Ukuran Perusahaan berpengaruh psoitif terhadap nilai perusahaan

2.3.14 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan

Risiko bisnis merupakan suatu kegagalan pengawasan intern yang

mengakibatkan kerugian tak terduga dan ketidakberhasilan dari manajemen untuk

memastikan pengembalian kepada perusahaan (Saraswathi dan Wiksuana, 2016).

Brigham dan Houston (2011) dalam Dinayu, et al (2020) menjelaskan risiko bisnis

sebagai sesuatu yang belum pasti yang melekat dalam perkiraan pendapatan dari

modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Oleh karena itu, manajemen

perusahaan harus mempertimbangkan risiko bisnis sebelum memutuskan untuk

menggunakan hutang.

Fahmi (2014: 449) mengatakan bahwa risiko usaha suatu perusahaan

mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, kemampuan membayar utang

perusahaan, minat investor yang ingin menanamkan modalnya pada perusahaan,

dan kemampuan mengamankan dana untuk menjalankan kegiatan usaha

perusahaan. Hasil riset ini mendukung hasil dari penelitian Ginting, et al (2020)

yang menunjukkan bahwa secara parsial risiko bisnis berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan. Studi Dinayu, et al (2020) memberi hasil senada bahwa

parsial risiko bisnis berdampak positif signifikan pada nilai perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3e : Risiko Bisnis berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

57
2.3.15 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan.

Sekitar tahun 1950-an, Modigliani dan Miller menolak pandangan

tradisional tentang struktur modal, dengan alasan bahwa struktur modal tidak

berpengaruh pada nilai perusahaan. Kemudian, pada awal 1960-an, Modigliani dan

Miller memasukkan komponen pajak dalam analisis mereka, dan proporsi

perusahaan tanpa hutang lebih besar daripada nilai perusahaan tanpa hutang.

Peningkatan nilai bisnis ini karena penghematan pajak..

Trade-off theory menjelaskan bahwa jika letak struktur modal tidak optimal,

penambahan utang akan menambah nilai usaha. Struktur permodalan yang optimal

belum tercapai. Memprediksi hubungan positif dengan nilai perusahaan

berdasarkan teori kompensasi.

Berdasarkan penelitian Gultom, dkk (2013) dan didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya, (2013) serta penelitian Thaib dan

Dewantoro (2017) dimana terdapat pengaruh negatif antara struktur modal terhadap

nilai perusahaan.

Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Marchyta (2015) , Hamidy

(2015), Widowati( 2016), Dewi dan Wirajaya (2013), Indra (2012), Sari (2014),

Manu (2014) Arif (2015), Rina (2012), Burhanuddin dan Yusuf, (2019) yang

mengungkapkan jika struktur modal memiliki pengaruh positif pada nilai suatu

entitas.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H3f : Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.

58
2.3.16 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap
Nilai Perusahaan.

Hasil survei Dewi dan Sudiartha (2017) menunjukkan bahwa struktur aset

berpengaruh negatif dan hanya moderat terhadap nilai perusahaan di perusahaan

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012

hingga 2014. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang diperoleh Wijaya dan Utama

(2014), Susanti dan Suarjaya (2014).

Semakin tinggi pertumbuhan suatu aset, semakin rendah nilai bisnisnya.

Pertumbuhan suatu entitas yang meningkat, maka biaya manajemen untuk

menjalankan bisnisnya juga akan meningkat, karena perusahaan lebih memusatkan

modalnya pada kebutuhan pertumbuhan perusahaan daripada pada kepentingan

pemegang sahamnya.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H4a : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap


Nilai Perusahaan.
2.3.17 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity terhadap

Nilai Perusahaan.

Growth opportunity menyatakan jika total aset masa lalu mencerminkan

profitabilitas masa depan dan pertumbuhan masa depan, mereka dinyatakan dengan

tingkat pertumbuhan total aset. (Taswan, 2003).

Berdasarkan penelitian Burhanuddin dan Yusuf, (2019) terdapat pengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut bertentangan

dengan penelitian Ananda dan Nugraha (2016), yang menunjukkan hasil bahwa

growth opportunity memiliki pengaruh positif ke nilai perusahaan. Penelitian dari

59
Ramdhonah, dkk (2019) juga menunjukkan bahwa ada pengaruh positif growth

opportunity ke nilai perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H4b : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity terhadap


Nilai Perusahaan.
2.3.18 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan.

Besar kecilnya suatu perusahaan merupakan salah satu indikator kinerja

perusahaan tersebut. Perusahaan besar mungkin bertanya- tanya apakah perusahaan

tersebut berkomitmen kuat untuk terus meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu,

pasar percaya akan menguntungkan perusahaan dan bersedia membayar lebih untuk

saham perusahaan.

Hasil penelitian Dewi dan Wirajaya (2013) dan didukung oleh Dewi dan

Sudiartha (2017) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki dampak positif

dan dapat diabaikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh

Prasetia, dkk (2014), Rudangga & Sudiarta (2016), Ramdhonah, dkk (2019) yang

menunjukkan suatu ukuran perusahaan berdampak positif pada nilai perusahaan.

Namun, Rumondor, dkk (2015) mengungkapkan hasil penelitan sebaliknya bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Ukuran

perusahaan tidak berpengaruh besar, yang menunjukkan bahwa hanya karena

ukuran perusahaan besar tidak berarti nilai perusahaan akan meningkat.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H4c : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan yang


dimoderasi oleh Koneksi Politik.

60
2.3.19 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai
Perusahaan.

Secara teoritis menyatakan risiko bisnis dapat mempengaruhi nilai suatu

entitas. Brigham dan Houston (2011) mengatakan bahwa semakin rendah risiko

bisnis, semakin tinggi nilainya. Sartono (2012) juga menyebutkan risiko bisnis dari

salah satu variabel yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi dengan

meningkatnya risiko bisnis, harga saham perusahaan mungkin cenderung turun.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suadnyana dan Wiagustini

(2013) diperoleh pengaruh risiko bisnis terhadap nilai perusahaan adalah signifikan.

Dampak signifikan risiko bisnis terhadap nilai bisnis berarti bahwa perubahan

risiko bisnis dapat menyebabkan perubahan nilai bisnis yang signifikan dan

memaksa. Nilai koefisien negatif menunjukkan bahwa hubungan antara risiko

bisnis dan nilai perusahaan adalah negatif, dan semakin tinggi tingkat risiko bisnis,

semakin rendah nilai bisnis. Sebaliknya, semakin tinggi risiko bisnis, semakin

rendah nilai bisnis yang mengakibatkan kurangnya nilai komersial.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H4d : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai


Perusahaan.

2.3.20 Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai


Perusahaan.

Ada dua sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan yang

terhubung secara politik: pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Dana

internal berasal dari laba ditahan dan dana eksternal berasal dari utang dan ekuitas

dari penerbitan saham. Struktur modal dapat mempengaruhi nilai suatu saham.

Sebuah perusahaan menganalisis hubungan antara utang dan pemanfaatan modal

61
melalui biaya modal. Ketika perusahaan yang terhubung secara politik

menggunakan hutang jangka panjang untuk membiayai aset mereka, mereka dapat

menambah nilai bagi perusahaan di industri utama. Penjelasan tersebut sesuai

dengan Trade Off Theory yang menyatakan bisnis bisa mendapatkan keuntungan

dari hutang mereka selama keuntungan mereka (penghematan pajak dan biaya

lainnya) melebihi pengorbanan mereka (pembayaran bunga).

Sesuai dengan Signaling Theory yang menyatakan bahwa ketika bisnis yang

terhubung secara politik menggunakan dana internal untuk membiayai bisnis,

persepsi investor tentang bisnis yang menggunakan hutang adalah bahwa bisnis

tersebut memiliki kapasitas untuk meningkatkan dan membayar hutang. Investor

melihatnya sebagai sinyal positif yang penting karena masuk akal. Prasetyo dkk.

(2017) merepresentasikan struktur modal dapat mempengaruhi nilai suatu entitas.

Struktur modal perusahaan yang terkait secara politis diperlukan untuk

meningkatkan nilai entitas tersebut, dikarenakan penentuan struktur modal

perusahaan menentukan tingkat profitabilitas perusahaan. Modal sangat penting

bagi semua perusahaan.

Sesuai penjelasan diatas, hipotesis yang diajukan adalah :

H4e : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai


Perusahaan

62
2.4 Paradigma Penelitian

Koneksi Politik (t1)

Struktur Aktiva (t4)

Struktur Modal (t2)

Growth Opportunity (t5)

Ukuran Perusahaan (t6)


Nilai Perusahaan (t3)

Risiko Bisnis (t7)

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian

Ket. : t1,t2,t3,t… : Uji t hitung (pengujian parsial)

Berdasarkan paradigma penelitian di atas, maka hipotesis yang dibentuk

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1a : Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.


H1b : Struktur Aktiva berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal
H1c : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
H1d : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal
H1e : Risiko Bisnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal
H2a : Koneksi Politik memoderasi pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur
Modal.

63
H2b : Koneksi Politik memoderasi pengaruh Growth Opportunity terhadap
Struktur Modal.
H2c : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal.
H2d : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap
Struktur Modal.
H3a : Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
H3b : Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H3c : Growth Opportunity berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H3d : Ukuran Perusahaan berpengaruh psoitif terhadap nilai perusahaan
H3e : Risiko Bisnis berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H3f : Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan.
H4a : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Aktiva terhadap
Nilai Perusahaan.
H4b : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Growth Opportunity terhadap
Nilai Perusahaan.
H4c : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan.
H4d : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai
Perusahaan.
H4e : Koneksi Politik Memoderasi Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan

64
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data/ Subjek/ Objek Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik analisis data

panel. Pengujian ini memiliki tujuan untuk memperoleh hasil dari pengaruh empat

variabel bebas yang terdiri dari Struktur Aktiva (X1), Growth Opportunity (X2),

Ukuran Perusahaan (X3), Risiko Bisnis (X4) terhadap dua variabel terikat yang

terdiri dari Struktur Modal (Y1) dan Nilai Perusahaan (Y2) dengan menggunakan

tambahan variabel moderasi yaitu Koneksi Politik (Z).

Survei dilakukan di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di

www.idx.com. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan pada validitas data yang

diperlukan oleh peneliti dan data apa yang bisa diperhitungkan. Data dikumpulkan

dengan mengunggah data sesuai dengan keperluan penelitian.

Sugiyono (2008:38) mengungkapkan bahwa variabel merupakan segala

bentuk keputusan peneliti untuk memperoleh informasi tentang suatu variabel dan

menarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah dua variabel terikat,

empat variabel bebas, dan satu variabel moderasi.

a. Variabel terikat diwakili oleh Y, yang merupakan "variabel dipengaruhi oleh

variabel lain”. Variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu:

Y1 = Struktur Modal

Y2 = Nilai Perusahaan

65
b. Variabel bebas diwakili oleh X, yaitu “Variabel mempengaruhi variabel lain”.

Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:

X1 = Struktur Modal

X2 = Growth Opportunity

X3 = Ukuran Perusahaan

X4 = Risiko Bisnis

c. Variabel Moderasi diwakili oleh Z, yaitu “Variabel penentu/ mempengaruhi

kekuatan/ kelemahan hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen”. Variabel moderasi dalam penelitian ini, yaitu:

Z1 = Koneksi Politik

66
3.1.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Penentuan berapa besarnya alokasi
untuk masing-masing komponen Fixed Asset
Struktur Aktiva
aktiva, baik aktiva lancar maupun Structure Asset = Total Asset X 100% Rasio
(X1)
aktiva tetap.

Growth opportunity adalah peluang


pertumbuhan suatu perusahaan di
masa depan Salest – Salest-1
Growth dan merupakan kesempatan Salest-1
Growth
Opportunity perusahaan untuk melakukan Opportunity = X 100% Rasio
(X2) investasi pada hal-hal yang
menguntungkan perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan nilai


yang
menggambarkan besar-kecilnya
Ukuran
suatu perusahaan yang dapat
Perusahaan Firm Size = Log Total Asset X 100% Rasio
dinyatakan dengan total aktiva atau
(X3)
total penjualan bersih.

Risiko bisnis merupakan Earning Before Interest


Risiko Bisnis ketidakpastian mengenai proyeksi & Tax (EBIT)
Business Risk = X 100% Rasio
(X4) pengembalian atas aktiva di masa Total Asset
mendatang.
Koneksi politik yang dibina
perusahaan mampu mempengaruhi
perusahaan secara dua arah. Pada Pemegang saham perusahaan
arah pertama, sesuai degan political (kepemilikan 10%) atau manajer
power theory yang diajukan oleh puncak adalah anggota parlemen,
Siegfried (1972) ditemukan bahwa menteri atau kepala negara, atau
Koneksi Politik perusahaan dengan koneksi politik memiliki hubungan dekat dengan
akan menggunakan kedekatan yang pejabat partai politik, pejabat tentara
dimiliki untuk mendapatkan manfaat atau polisi.
yang tersedia di pasar. 1 = terkoneksi politik
0 = tidak terkoneksi politik

Perimbangan antara hutang jangka


Debt to Equity Total Hutang
panjang (modal asing) dengan total X 100% Rasio
Ratio (DER) = Total Ekuitas
Struktur Modal modal sendiri (ekuitas).
(Y1)
Debt to Asset Total Hutang X 100% Rasio
Ratio (DAR) = Total Aktiva
Nilai perusahaan akan tercermin dari
harga Market Value + Total
sahamnya. Harga pasar dari saham Debt
Tobins Q = X 100% Rasio
perusahaan yang terbentuk antara Total Asset
Nilai pembeli dan penjual pada saat
Perusahaan terjadi transaksi disebut nilai pasar
(Y2) perusahaan, karena harga pasar Harga Pasar per Lembar
saham dianggap cerminan dari nilai Saham
aset perusahaan yang sesungguhnya. PBV = Nilai Buku per Lembar X 100% Rasio
Saham

67
3.2 Metode Desain

3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2014-2019 dengan penentuan jumlah sampel penelitian

sesuai dengan tabel di bawah ini :

Tabel 3.2.1 Penentuan Jumlah Sampel Penelitian

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 – 2019 163

2 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data keuangan 47


lengkap selama tahun penelitian
3 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba selama tahun penelitian 51

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 65

Jumlah data panel (65 x 6 tahun) 390

Sumber : Data diolah (2021)

3.2.2 Metode Analisis Data

3.2.2.1 Analisis Data Panel

Ada beberapa Teknik yang digunakan untuk memperkirakan kriteria model

dengan data panel (Gujarati dan Porter, 2015) yaitu:

a) Pooled Least Square (Common Effect)

Model Common Effect atau Pooled Least Square Model adalah estimator

yang menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) untuk menggabungkan

data deret waktu dan penampang untuk memperkirakan perhitungan parameter.

Bentuk untuk model Ordinary Least Square adalah :

Yit = b0 + b1Xit + b2Xit + ɛit

68
Dimana i = 1,2………..n

t = 1,2,……….n

b) Fixed Effect Model

Teknik model fixed effect adalah menggunakan variabel dummy untuk

memperkirakan data panel dan menangkap perbedaan di persimpangan.

Estimasi dengan menggunakan persamaan fixed effect model dapat ditulis

dalam bentuk :

Yit = b0 + b1Xit + b2Xit + b3D1i + b4D2i + ………... + ɛit

Dimana i = 1,2………..n

t = 1,2,…….…t

D = dummy

c) Random Effect Model

Random effect model adalah estimator regresi panel yang mengasumsikan

gradien konstan dan koefisien dengan varians yang berbeda antara individu dan dari

waktu ke waktu (Random Effect).

Untuk memperkirakan random effect dapat menggunakan model

Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya. Hal tersebut karena dapat

meningkatkan efisiensi dari least square. Bentuk umum dari random effect adalah:

Yit = α1 + bjXjit + ɛit dengan ɛit = ui + vt + wit

Dimana :

ui ~ N (0, δu2) = Komponen cross section error

vt ~ N (0, δv2) = Komponen time series error

wit ~ N (0, δw2) = Komponen error kombinasi

69
3.2.3 Pengujian Hipotesis

3.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 pada dasarnya menilai sebesar apa model dapat

menjelaskan perubahan variabel terikat (Ghozali, 2016:97).

3.2.3.2 Uji Parsial (Uji t)

T-statistik pada hakikatnya mengarah pada pengaruh deskriptif individu/

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,

2016:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai signifikan level 5%.

3.2.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisa regresi digunakan untuk memperkirakan nilai variabel Y yang

didasarkan pada nilai variabel X, serta taksiran perubahan variabel Y untuk setiap

satuan perubahan variabel X. Bentuk persamaan dari moderasi regresi linear

berganda (Moderating Regression Analyses) adalah :

SM = α + ß1Pol + ß2SA + ß3Growth + ß4Risk + ß5Size + ß6SA*Pol +


ß7Growth*Pol + ß8Risk*Pol + ß9Size*Pol + ɛ1… (Persamaan 3.1)

NP = α + ß1Pol +ß2SA + ß3Growth + ß4Risk + ß5Size + ß6SM + ß7SA*Pol +


ß8Growth*Pol + ß9Risk*Pol + ß10Size*Pol + ß11SM*Pol + ɛ2…(Persamaan
3.2)

Dimana :

SM = Struktur Modal

NP = Nilai Perusahaan

α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah

pada saat variabel bebasnya adalah 0

(SA,Growth,Risiko,Ukuran,Pol = 0)

70
ß1,2,…… = Koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap

variabel terikat Y, bila variabel bebas X2 dianggap konstan

SA = Struktur Aktiva

Growth = Growth Opportunity

Risk = Risiko Bisnis

Size = Ukuran Perusahaan

Pol = Koneksi Politik

ɛ = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

71
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Variabel

Teknik analisis statistik digunakan untuk menguraikan dan memberikan

data tentang variabel- variabel yang digunakan. Nilai terukur yang digunakan

dalam analisis statistik deskriptif penelitian ini adalah nilai minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi. Anda dapat melakukan perhitungan

statistik untuk mendapatkan gambaran umum tentang harga saham, struktur

aset, peluang pertumbuhan, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur modal,

nilai perusahaan, dan koneksi politik. Jumlah perusahaan dari tahun 2014

sampai dengan 2019. Karena ada 65 perusahaan sampel di BEI pada tahun

pengamatan, maka total tahun pengamatan adalah 6 tahun (data panel)

sebanyak 390 perusahaan.

Dalam deskripsi variabel di bagi 2 yaitu deskripsi variabel seluruh

perusahaan yang diteliti, Deskripsi variabel perusahaan yang terkoneksi politik

dan deskripsi variabel perusahaan yang tidak terkoneksi politik, yang hasilnya

adalah sebagai berikut:

72
Tabel 4.1.1 Deskripsi Seluruh Perusahaan

N = 390 Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Politik 0 1 0,54 0,5


Struktur Aktiva 0,001 0,797 0,36 0,16
Growth 0,72 3,80 0,09 0,24
Firm Size 11,13 14,55 12,55 0,71
Risiko Bisnis -0,13 0,71 0,12 0,11
Struktur Modal 0,07 7,99 0,89 0,88
Nilai Perusahaan 0,22 12,96 1,76 1,88
Sumber: Data BEI diolah, 2021

Tabel 4.1.2 Deskripsi Nilai Perusahaan

Variabel Panel A Panel B

Terkoneksi Politik Tidak Terkoneksi Politik

Min Max Mean St.Dev Min Max Mean St.Dev

Struktur Aktiva 0,11 0,71 0,36 0,14 0,001 0,80 0,36 0,18

Growth 0,21 0,47 0,07 0,10 -0,72 3,80 0,10 0,34

Firm Size 11,13 13,68 12,25 0,58 11,13 13,68 12,25 0,58

Risiko Bisnis 0,004 0,71 0,14 0,13 -0,13 0,41 0,10 0,07

Struktur Modal 0,14 5,40 0,90 0,72 0,07 7,99 0,89 1,05

Nilai Perusahaan 0,25 12,96 2,07 2,28 0,22 7,78 1,40 1,15

Sumber: Data BEI diolah 2021, SPSS ver. 23

73
a. Struktur Aktiva

Nilai rata- rata struktur aktiva pada entitas yang memiliki koneksi politik

tidak berbeda dengan perusahaan tidak terkoneksi politik (0,36). Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa adanya koneksi politik atau tidak, setiap perusahaan memiliki

peluang yang sama untuk meningkatkan struktur aktiva. Perusahaan melakukan

koneksi politik dikarenakan koneksi politik merupakan salah satu faktor untuk

mendapatkan kinerja finansial yang baik karena politik adalah salah satu penentu

utama dari lingkungan kelembagaan suatu negara dan banyak perusahaan memiliki

koneksi politik (Faccio, 2006). Menurut Cao, dkk (2013) bahwa perusahaan yang

memiliki koneksi politik maka akan lebih mudah dalam memilih pendanaan hutang.

Perusahaan yang tidak terkoneksi politik memiliki akses hutang yang lebih sensitif

dalam struktur modal mereka.

Temuan empiris menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara

patronase politik terhadap struktur permodalan (Kamaludin, 2010). Duan dan Chik

(2012) dan Li, Meng, Wang dan Zhou (2008) mengemukakan bahwa ada hubungan

tidak langsung antara patronase politik dan struktur modal. Hubungan politik sering

terjadi di negara berkembang dimana hubungan politik dibangun dengan

menempatkan partai dekat dengan pemerintah. Dengan demikian, hak pemerintah

terkait dengan struktur organisasi perusahaan, yaitu dewan direksi.

b. Growth Opportunity

Nilai rata- rata Growth Opportunity pada entitas yang memiliki koneksi

politik lebih kecil jika disandingkan dengan entitas yang tidak memiliki koneksi

politik (0,08 < 0,11). Hasil ini merepresentasikan bahwa entitas yang terkoneksi

74
politik cenderung akan memilih menggunakan utang daripada modal sendiri. Utang

menjadi pilihan termudah perusahaan karena dukungan pihak luar baik dari

pemerintah maupun partai politik. Perusahaan yang berafiliasi secara politik

memiliki hubungan politik yang erat dengan pemerintah dan politisi karena

betujuan untuk mencapai kinerja keuangan yang baik.

Hal ini mendukung studi yang dilakukan Muttakin et.al. (2015) yang

membuktikan bahwa entitas dengan ikatan politik dapat memanfaatkan

kedekatannya dengan politisi dan lembaga negara untuk mendapatkan keuntungan

pasar dan menghindari kemungkinan hukuman atas penyelewengan dan kesalahan

manajemen. Akibatnya, mereka cenderung terlibat secara mendalam dan memiliki

tingkat kontrol yang lebih rendah melalui kegiatan pengambilalihan politik.

c. Ukuran Perusahaan

Nilai rata- rata ukuran perusahaan terkoneksi politik lebih besar

dibandingkan perusahaan tidak terkoneksi politik (12,79 > 12,23). Hasil ini

menunjukkan bahwa hubungan politik dapat menumbuhkan bisnis suatu entitas jika

memutuskan rantai ekonomi yang tidak adil dengan mengorbankan pesaing dan

konsumen. Namun, jika mayoritas nilai suatu entitas dihabiskan oleh politisi dan

manajemen, maka pemegang saham hanya menerima sebagian kecil nilai yang

tersisa.

d. Risiko Bisnis

Nilai rata- rata risiko bisnis entitas yang terkoneksi politik lebih tinggi jika

disandingkan dengan entitas yang tidak terkoneksi politik (0,14 > 0,10). Hasil ini

menunjukkan bahwa entitas yang terkoneksi politik biasanya mempunyai posisi

75
keuangan yang lebih baik dibandingkan entitas yang tidak mempunyai koneksi

politik (Jaffar & Shukor, 2016). Perusahaan dengan koneksi politik mendapatkan

hak istimewa, seperti mencegah mereka dari kompetisi, mempersulit industri lain

untuk masuk, dan mendapatkan kemudahan dalam akses sumber daya. Disisi lain,

dengan adanya koneksi politik bisa menjadi beban bagi perusahaan, karena

perusahaan bergantung pada kebijakan pemerintah yang menguntungkan. Hal ini

menyebabkan perusahaan lebih rentan terhadap isu-isu politik (Sutopo dkk., 2017).

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat

mengabaikan pengaruh lingkungan politik (Nugroho, 2016).

e. Struktur Modal

Nilai rata-rata struktur modal perusahaan terkoneksi politik lebih rendah

dibandingkan perusahaan tidak terkoneksi politik (0,92 < 1,00). Hasil ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki koneksi politik memiliki lebih

banyak akses ke sumber dana dari eksternal perusahaan (Boubakri, Guedhami,

Mishra, & Saffar, 2012). Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

koneksi politik akan menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan akses yang

lebih mudah dalam memperoleh pinjaman (Harjan, Teng, Shah, & Mohammed,

2019). Perusahaan yang terkoneksi politik lebih sering diawasi oleh pihak luar

perusahaan. Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk terus memperbaiki

kinerjanya. Meningkatnya kinerja perusahaan membuat risiko perusahaan juga kecil

sehingga return yang diminta kreditur menjadi lebih rendah (Juniarti & Sentosa,

2009). Semakin banyak orang politik dalam perusahaan, pengawasan terhadap

kinerja perusahaan pun semakin efektif. Hal ini akan membuat kreditur menilai

76
risiko perusahaan rendah sehingga akan menurunkan cost of debt yang harus

ditanggung perusahaan.

f. Nilai Perusahaan

Rata- rata nilai entitas yang terkoneksi politik lebih tinggi jika dibandingkan

entitas yang tidak terkoneksi politik (2,10 > 1,41). Hasil ini menunjukkan bahwa

investor yang percaya bahwa bisnis terhubung menguntungkan dapat digunakan

sebagai sarana untuk menaikkan harga saham dan menaikkan harga saham, yang

dapat meningkatkan nilai entitas tersebut. Dalam arti tertentu, bisnis dengan

koneksi politik adalah perusahaan politik. Dengan memanfaatkan koneksi politik

wali amanat dan dewan, perusahaan mendapat manfaat dan dapat menggunakannya

sebagai cara untuk meningkatkan nilai bisnis (Purwanto, 2011). Penelitian (Barney,

2001) meramalkan nilai suatu entitas dengan menggunakan informasi yang tertuang

dalam hubungan politik antara dewan direksi dan pemerintah.

Kenaikan harga saham suatu entitas menunjukkan bahwa antara pengusaha

dan pemimpin di negara berkembang yang tingkat korupsinya masih berada di level

yang tinggi seperti Indonesia yakin bahwa ikatan politik memberikan kemudahan

untuk mencapai tujuan entitas tersebut (Wati et al., 2016).

Penelitian Do et al, (2015) bahwa entitas yang mempunyai hubungan

dengan gubernur meningkatkan nilai entitas tersebut. Politisi pemerintah berperan

penting dalam menentukan tingkat perlindungan bagi pemegang saham dan

pemangku kepentingan melalui kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh

pemerintah (Ang et al., 2013). Pemangku kepentingan, orang dalam entitas dan

investor institusi, mencari perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan

77
dan mencari politisi (Berkman & Galpoththage, 2016). Manajemen menggunakan

aset perusahaan untuk menutupi biaya penunjukan politisi untuk memberikan

perlindungan selama pemilihan.

Nilai koneksi politik dalam penelitian ini menggunakan dummy segmen, jika

perusahaan tersebut terkoneksi politik maka akan di beri nilai 1 dan jika perusahaan

tersebut tidak terkoneksi politik maka akan di beri nilai 0. Untuk memperjelas

proyeksi masing- masing variabel, berikut rata- rata variabel penelitian setiap tahun

pengamatan.

Tabel 4.1.3 Rata-Rata Variabel Penelitian Periode 2014-2019

Variabel 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Struktur Aktiva 0,34 0,36 0,38 0,37 0,36 0,37


Growth 0,09 0,11 0,06 0,07 0,14 0,04
Firm Size 12,44 12,48 12,53 12,58 12,62 12,65
Risiko Bisnis 0,14 0,12 0,13 0,12 0,12 0,11
Struktur Modal 1,08 0,93 0,88 0,84 0,85 0,78
Nilai Perusahaan 1,68 1,52 1,87 1,99 1,85 1,66

Sumber : Data BEI diolah, 2021

Dari tabel di atas, rata-rata variabel penelitian periode 2014-2019 pada

harga saham, struktur aktiva, growth, risiko bisnis, struktur modal dan nilai

perusahaan mengalami pergerakan tidak stabil dari tahun ke tahun, tetapi berbeda

dengan ukuran perusahaan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

78
1. Struktur Aktiva

Gambar 4.1.1 Struktur Aktiva Periode 2014 – 2019

Struktur Aktiva

0,38

0,36

0,34
0,32
2014 2015 Struktur Aktiva
2016 2017 2018 2019

Terlihat pada gambar Struktur Aktiva pada perusahaan dari tahun 2014-

2019, menunjukan bahwa pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan namun

menurun kembali pada tahun 2017 dan 2018 dan meningkat di tahun 2019.

2. Growth Opportunity

Gambar 4.1.2 Growth Opportunity Periode 2014 - 2019

Growth

0,15

0,1

0,05

0
2014 2015 Growth
2016 2017 2018 2019

Terlihat pada gambar Growth pada perusahaan dari tahun 2014-2019,

menunjukkan perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

79
3. Ukuran Perusahaan

Gambar 4.1.3 Ukuran Perusahaan Periode 2014 - 2019

Firm Size

12,8

12,6
12,4
12,2
2014 2015 Firm Size
2016 2017 2018 2019

Terlihat pada gambar ukuran perusahaan dari tahun 2014-2019,

menunjukkan perusahaan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

4. Risiko Bisnis

Gambar 4.1.4 Risiko Bisnis Periode 2014 – 2019

Risiko Bisnis

0,15

0,1
0,05
0
2014 2015 Risiko Bisnis
2016 2017 2018 2019

Terlihat pada gambar Risiko Bisnis perusahaan dari tahun 2014-2019,

menunjukkan perusahaan mengalami penurunan di tahun 2015 dan kembali naik

pada tahun 2016, selanjutnya turun kembali pada tahun 2017 sampai tahun 2019.

80
5. Struktur Modal

Gambar 4.1.5 Struktur Modal Periode 2014 - 2019

Struktur Modal

1,5
1
0,5
0
2014 2015 Struktur Modal
2016 2017 2018 2019

Terlihat pada gambar Struktur Modal pada perusahaan dari tahun 2014-

2019, menunjukkan perusahaan mengalami penurunan dari tahun 2014-2017 dan

mengalami kenaikan yang signifikan di tahun 2018 namun Kembali turun di tahun

2019.

6. Nilai Perusahaan

Gambar 4.1.6 Nilai Perusahaan Periode 2014 - 2019

Nilai Perusahaan

2
1,5
1
0,5
0
2014 2015 Nilai Perusahaan
2016 2017 2018 2019

81
Terlihat pada gambar Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur dari

tahun 2014-2019, menunjukkan perusahaan mengalami fluktuasi dan mengalami

penurunan yang signifikan di tahun 2018 dan 2019.

4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model Random Effect

dan menggunakan Common Least Square (weighted cross section) karena data panel

dalam penelitian ini mempunyai jumlah waktu lebih kecil dibandingkan dengan

jumlah individu (Nacrowi, 2016; Wati, 2018) serta mengandung heteroskedastisitas.

Model 1. Struktur Modal

SM = α + ß1Pol + ß2SA + ß3Growth + ß4Risk + ß5Size + ß6SA*Pol +


ß7Growth*Pol + ß8Risk*Pol + ß9Size*Pol + ɛ1… (Persamaan 4.1)

Tabel 4.2.1 Hasil Pengujian Model Struktur Modal


Variabel Prediksi Struktur Modal Result
Constant -0.692525
POL β+/- 3.8814*** Diterima
(5.1915)
SA β- -0.9539*** Diterima
(-4.1214)
GROWTH β+ 0.2541*** Diterima
(2.9325)
SIZE β+ 0.5026*** Diterima
(9.3195)
RISK β- -3.1736*** Diterima
(-6.8093)
SA*POL β+/- 1.5768*** Diterima
(5.5688)
GROWTH*POL β+/- 0.4395** Diterima
(1.9893)
SIZE*POL β+/- -0.3925*** Diterima
(-6.3922)
RISK*POL β+/- 3.2913*** Diterima
(5.9001)

R2 0.3027

82
Adjusted R2 0.2862
Fstat 18.3286***
Keterangan : *** Didukung secara statistik pada signifikansi 1%, **sig 5% dan * sig 10%
Sumber: Data diolah,2021

4.2.1 Pengaruh Koneksi Politik Terhadap Struktur Modal

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan 𝑡𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 dengan

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ataupun dengan melihat nilai signifikansi. Koefisien regresi yang diperoleh

dari pengaruh koneksi politik terhadap struktur modal adalah sebesar 3,8814

dengan nilai 𝑡𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 5,1915 > 1,96 pada taraf signifikansi = 0,01 (1%) dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0,01 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara peningkatan koneksi politik terhadap struktur modal.

Johnson dan Mitton (2003) menggambarkan hubungan perusahaan dan

koneksi politik, diklasifikasikan sebagai berikut: 1) perusahaan memiliki atau

merupakan pemegang saham terbesar dengan seseorang yang memiliki hubungan

dengan presiden, menteri, atau anggota parlemen; 2) koneksi dengan pejabat yang

memiliki hubungan dengan presiden atau menteri di masa lalu; 3) perusahaan

dengan eksekutif puncak atau pejabat politik; 4) koneksi dengan politisi asing; dan

5) orang lain dalam penelitian sebelumnya. Hubungan politik-komersial terjadi di

perusahaan dengan koneksi politik. Perusahaan yang terhubung secara politik

adalah pemegang saham terbesar (atau secara tidak langsung dan tidak langsung

mengendalikan 10% suara) atau anggota dewan direksi (CEO) adalah seorang

anggota parlemen, atau kepala negara, atau orang yang memiliki kedekatan

hubungan politisi yang berpengaruh (Faccio & Lang, 2002).

Temuan empiris menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara

patronase politik dan struktur modal (Kamaludin, 2010). Nys et al (2015) percaya

83
bahwa perusahaan yang berkoneksi politik akan mendapatkan pasokan dana yang

lebih kuat dan lebih cepat dari pemerintah. Fu, et al (2017) menjelaskan bahwa

koneksi politik dalam hal akses ke keuangan lebih kuat didapatkan oleh usaha

berskala kecil daripada perusahaan besar. Hal ini terjadi karena koneksi politik

lebih bersifat pribadi antara pemilik perusahaan dan politisi. Hubungan formal

dapat dilihat dari kepemilikan saham atau kelembagaan atau politik yang terlibat di

dalam komposisi dewan direksi.

Beberapa penelitian lain juga mengidentifikasi hubungan antara koneksi

politik dan kemudahan pembiayaan. Fu, et al. (2017) menyatakan bahwa

perusahaan dengan hubungan politik yang kuat di Indonesia menerima perlakuan

istimewa dari bank dengan dua cara. Pertama, karena perusahaan lebih cenderung

meminjam dari bank milik negara, mereka cenderung menerima pinjaman penuh

sesuai dengan jumlah yang mereka minta. Kedua, perlindungan politik bagi

perusahaan juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan karena dampak yang

ditimbulkan penggunaan hutang yang berlebihan (Kamaludin, 2010).

Habib et. al. (2017) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki koneksi

politik dan hubungan dengan pihak tertentu dan memperoleh pinjaman dari bank

akan memiliki nilai perusahaan yang meningkat. Perusahaan yang memiliki

koneksi secara politik merupakan entitas yang memiliki korelasi dekat dengan

pejabat pemerintah atau politisi. Entitas dengan ikatan politik lebih cenderung

mengambil risiko dan gagal (Wahab, Zain, & James, 2011).

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1a (H1a) di mana peningkatan

koneksi politik berdampak signifikan terhadap struktur modal perusahaan yang

84
dibiayai oleh hutang. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Putri (2018)

yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara koneksi politik

dengan struktur modal. Dengan adanya koneksi politik, proporsi utang dalam

struktur modal perusahaan manufaktur lebih kecil.

Penentuan struktur permodalan suatu perusahaan tidak lepas dari dampak

lingkungan bisnis yang salah satunya adalah politik. Ada sejumlah perusahaan yang

anggota dewan direksinya memiliki ikatan politik. Perusahaan yang berafiliasi

secara politik telah meningkatkan akses perusahaan ke dana eksternal. (Boubakri,

Guedhami, Mishra, & Saffar, 2012). Bank juga meminjamkan lebih banyak kepada

perusahaan politik daripada perusahaan non-politik (Khwaja & Mian, 2005).

4.2.2 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Pada pengujian pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif signifikan terhadap

struktur modal artinya ketika menggunakan struktur aktiva perusahaan meningkat

maka struktur modal perusahaan yang dibiayai oleh hutang akan menurun, begitu

juga sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1b (H1b) di mana

peningkatan struktur aktiva perusahaan dapat menurunkan struktur modal

perusahaan.

Studi ini mendukung penelitian Nabayu, dkk (2020) bahwa struktur aktiva,

secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Weston

dan Copeland (2010: 175) berpendapat jika sebuah bisnis memiliki banyak aset

tetap, ia menggunakan sejumlah besar utang jangka panjang untuk membuat aset

tersebut tersedia untuk membayar tagihan. Oleh karena itu, bagi kreditur aset apa

85
yang merupakan aset yang menjamin kepemilikan aset perusahaan? Sebagian besar

penjelasan struktur modal menjelaskan bahwa perusahaan memiliki kelas aset yang

mempengaruhi pilihan struktur modal. Nilai likuidasi bisnis juga dapat

dipertahankan dengan memiliki aset sehingga pemberi pinjaman memiliki insentif

untuk memberikan pinjaman. Semakin tinggi rasio aset, semakin tinggi tingkat

bunga pinjaman usaha.

Hasibuan (2017) menjelaskan bahwa struktur aktiva yang meningkat, maka

struktur modal juga akan meningkat, yang berarti semakin besar fixed asset yang

dapat dijadikan jaminan utang oleh entitas tersebut. Menurut Devi, et al (2017)

Perusahaan dengan struktur aset yang tinggi cenderung memilih untuk

menggunakan sumber modal dan hutang eksternal untuk membiayai kebutuhan

modalnya. Mai dalam Prasetyo (2015) mengungkapkan struktur aktiva adalah

faktor penting pada capital structure perusahaan, hal ini dikarenakan jika suatu

entitas mengalami permasalahan keuangan dalam proses pembayaran hutangnya,

maka aset berwujud atau tetap yang dimiliki oleh entitas tersebut dapat dijadikan

jaminan bagi pihak ketiga untuk memberikan pinjaman.

Trade-off Theory menyatakan struktur aset memiliki dampak positif

terhadap struktur modal. Jika aset yang dimiliki perusahaan semakin banyak, maka

semakin banyak pula agunan yang harus dimiliki untuk memperoleh pembiayaan

eksternal berupa hutang (Sansoethan dan Suryono, 2016). Semakin tinggi struktur

aset, semakin tinggi struktur modal perusahaan derivatif utang. Banyak penelitian

telah mempelajari struktur aset daripada struktur modal seperti penelitian Akinyomi

86
dan Olagunju (2013), Ichwan (2015), yang menunjukan bahwa Struktur aset

memiliki dampak positif pada struktur modal.

Hasil penelitian tidak relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wirawan (2017) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. Demikian juga Komariah (2020) yang

membuktikan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal, karena semakin besar struktur aktiva, maka semakin besar struktur modal,

hal itu disebabkan adanya penjamin utang yang besar sehingga utang diperoleh pun

bisa besar. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian (Natalia, 2015) yang

menunjukkan bahwa struktur akiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur

modal. Perusahaan dengan struktur aset yang baik memilih rasio utang target yang

tinggi, dan sejumlah besar aset berwujud meningkatkan kemampuan mereka untuk

menjamin pembayaran, mengurangi risiko kredit.

4.2.3 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Struktur Modal

Pada pengujian pengaruh growth terhadap struktur modal menunjukkan

bahwa growth berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, artinya

semakin growth perusahaan meningkat maka dapat meningkatkan struktur modal

perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1c (H1c) di mana peningkatan

penjualan perusahaan dapat meningkatkan struktur modal perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperluas

ukurannya, yang dibuktikan dengan peningkatan penjualan dan aset perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur

modal. Dana diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, karena perusahaan

87
cenderung menambah jumlah aset untuk mendukung pengembangan bisnis sesuai

kebutuhan. Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan ukuran dan kuantitas aset

yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Harahap (2012) menjelaskan growth merupakan kesempatan perusahaan

untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan perusahaan.

Besarnya growth sebuah perusahaan, akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang

dibutuhkan untuk berinvestasi. Dewiningrat & Mustanda (2018) menjelaskan

bahwa pertumbuhan penjualan mengidikasikan produktifitas dan kapasitas

operasional perusahaan serta mencerminkan tingkat daya saing perusahaan dalam

industri. Perusahaan dengan pertumbuhan stabil akan dapat lebih aman, dapat lebih

banyak pinjaman dan menanggung biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan yang penjualan tidak stabil. Pada umumnya, jika pertumbuhan

penjualan lebih tinggi maka leverage lebih berat begitu pula sebaliknya (Fahmi,

2014).

Bahkan perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dapat merasakan

ketidakpastian tentang laba atas investasi mereka. Perusahaan yang berkembang

dengan growth opportunity yang tinggi berarti memiliki sumber pendanaan internal

yang tinggi sehingga sumber investasi dapat memenuhi sumber pendanaan internal.

Dengan demikian, kebutuhan akan utang berkurang. Bukti empiris dalam

penelitiani ini mendukung temuan (Fahmi, 2014) bahwa growth opportunity

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan struktur modal (leverage).

Hasil ini sejalan dengan penelitian Khariry dan Yusniar (2016) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh yang signifikan terhadap

88
struktur modal. Penelitian Gunadhi (2019) menemukan hubungan positif antara

pertumbuhan penjualan dengan struktur modal. Hal ini berarti dengan adanya

peningkatan pada pertumbuhan penjualan maka akan berdampak pada

meningkatnya struktur modal perusahaan. Sesuai dengan Trade-Off Theory

menjelaskan, pertimbangan perusahaan dalam memilih untuk menggunakan dana

eksternal adalah dengan harapan bahwa manfaat yang didapatkan lebih besar dari

utang yang diambil.

4.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Pada pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

struktur modal artinya semakin besar ukuran perusahaan maka dapat meningkatkan

struktur modal perusahaaan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1d (H1d) di

mana peningkatan ukuran perusahaan dapat meningkatkan struktur modal

perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin besar

kecenderungan perusahaan menggunakan dana eksternal menjadi lebih banyak.

Dalam Signaling Theory, peningkatan pada ukuran perusahaan memberikan

sinyal positif bagi kreditur sehingga akan diikuti dengan peningkatan pinjaman.

Skala perusahaan besar akan mempermudah dalam melakukan perolehan atau

penambahan pinjaman karena tingkat kepercayaan dari pihak ketiga yang lebih

tinggi. Hal tersebut akan memudahkan perusahaan dalam meminjam hutang dari

pihak eksternal, sehingga dapat menyebabkan tingkat penggunaan hutang pada

struktur modal perusahaan meningkat (Sawitri & Lestari, 2015). Sebaliknya,

apabila ukuran suatu perusahaan kecil dapat menimbulkan keraguan bagi kreditur

89
untuk meminjamkan utang atau memberikan sinyal negatif kepada kreditur yang

dikarenakan dengan ukuran perusahaan yang kecil maka tingkat risiko yang

dimiliki lebih tinggi juga sehingga kemungkinan bagi perusahaan tersebut untuk

kredit macet atau gagal bayar menjadi besar, sehingga perusahaan tersebut akan

menjadi lebih sukar dalam meminjam utang. Hal tersebut akan menyebabkan

komposisi penggunaan utang semakin menurun dalam struktur modal perusahaan

tersebut (Jusrizal et. al., 2017).

Sujarweni (2015) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan mewakili ukuran

perusahaan yang dapat direpresentasikan dengan total aset. Semakin besar total aset

perusahaan, semakin besar bisnisnya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan adalah

ukuran atau jumlah aset yang dimiliki. Ukuran perusahaan mempengaruhi struktur

modal karena perusahaan manufaktur harus meningkatkan investasinya. Ukuran

perusahaan juga menentukan keterbukaannya ke luar, memungkinkan untuk

mengumpulkan dana di luar negeri. Bisnis besar lebih mungkin mendapatkan

pinjaman daripada bisnis kecil. Perusahaan besar juga cenderung mengambil lebih

banyak utang. Seiring berkembangnya bisnis, begitu pula kebutuhan akan

pembiayaan (Setyawan, et al, 2016).

Penelitian ini selaras dengan Wulandari dan Artini (2019) bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Demikian juga

penelitian Lianto, dkk (2020) yang membuktikan ukuran perusahaan memiliki

pengaruh yang positif dan tidak signifikan pada struktur modal. Hasil penelitian ini

didukung oleh (Wiagustini dan Pertamawati, 2015), bahwa ukuran perusahaan

memiliki dampak signifikan pada struktur modal, tetapi tidak didukung oleh hasil

90
penelitian yang diperoleh Sawitri dan Lestari (2015) menyatakan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Begitu pula

Suyono, et al (2020) membuktikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan ukuran

perusahaan terhadap struktur modal.

4.2.5 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Pada pengujian pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal

menunjukkan bahwa terbukti risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap

struktur modal artinya perusahaan yang mempunyai risiko bisnis cenderung dapat

menurunkan struktur modal. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1e (H1e) di

mana peningkatan risiko bisnis perusahaan dapat menurunkan struktur modal

perusahaan.

Brigham dan Houston (2001) dalam Puspida (2013) menyatakan bahwa

risiko bisnis merupakan suatu hal yang tidak pasti terkait gambaran pengembalian

atas aktiva di masa yang akan datang. Jika permintaan produk stabil dan harga input

dan produk relatif stabil, risiko bisnis kecil bagi bisnis. Harga produk dapat

disesuaikan secara instan dengan biaya yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih

rendah, dan utang yang optimal. Semua bisnis menghadapi risiko keuangan dan

non-keuangan.

Risiko usaha memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur

permodalan. Artinya, ketika risiko bisnis meningkat, demikian juga struktur modal

dan sebaliknya. Mengingat sejarah risiko bisnis perusahaan yang tinggi, investor

pasti dapat menolak untuk melakukan investasi besar dalam bisnis dan mengganggu

proses penebusan.

91
Sebagaimana dijelaskan Titman & Wessels (1998) dalam Khoriyah dan

Rasyid (2020) bahwa perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi memiliki

kesempatan yang lebih besar untuk bangkrut, efek ini membuat perusahaan

menghindarkan risiko yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan trade-off theory, yang

pada intinya menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul akibat

penggunaan utang, bahwa semakin banyak utang semakin tinggi beban biaya

kebangkrutan atau risiko yang ditanggung perusahaan. Sebagai implikasinya,

perusahaan dengan risiko bisnis besar harus menggunakan utang lebih kecil

dibanding perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah. Perusahaan dengan

tingkat risiko yang tinggi akan sulit mengembalikan utang mereka dan membuat

kreditur tidak tertarik untuk memberi pinjaman.

Menurut hasil penelitian, ukuran risiko bisnis perusahaan dapat

mempengaruhi struktur modalnya. Perusahaan berisiko tinggi tidak selalu lebih

memilih pembiayaan internal daripada pendanaan eksternal (utang), sedangkan

perusahaan berisiko rendah tidak selalu lebih memilih pembiayaan eksternal

(utang) untuk membiayai kegiatan operasi dan investasinya. Hal ini disesuaikan

dengan keadaan perusahaan menghadapi keputusan untuk menggunakan hutang.

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Primantara & Made (2016) di mana risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. hasil penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Anwar et al. (2015) dan Husent (2014) yang

menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur

modal. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Bhwa (2015) dan

92
Lestari (2015) yang menyatakan risiko bisnis berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap struktur modal.

4.2.6 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Aktiva terhadap


Struktur Modal

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan struktur aktiva terhadap

struktur modal menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperkuat hubungan

struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan. Artinya, struktur aktiva

berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan terkoneksi

politik. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 2a (H2a) di mana peningkatan

struktur aktiva dapat meningkatkan struktur modal pada perusahaan terkoneksi

politik.

Dalam afiliasi politik, struktur modal dapat digunakan sebagai

keseimbangan antara penggunaan modal utang, termasuk utang jangka pendek,

utang jangka panjang, dan ekuitas. Struktur modal mewakili rasio hutang/ ekuitas,

yang merupakan salah satu keputusan penting terkait dengan maksimalisasi

keuntungan dan yang memiliki pengaruh yang menentukan pada nilai perusahaan.

Struktur modal bervariasi menurut perusahaan (Budiarso, 2014). Besar kecilnya

struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh besarnya modal yang diperoleh

secara internal dan eksternal, serta oleh hubungan politik perusahaan tersebut.

Jika mengacu pada Trade-Off Theory, struktur aktiva memiliki dampak

positif pada struktur modal. Semakin banyak aset suatu entitas, maka semakin

banyak collateral assets untuk bisa mendapat sumber dana eksternal berupa hutang

(Sansoethan dan Suryono, 2016). Semakin baik hubungan politik perusahaan,

semakin besar struktur aset dan semakin besar struktur modal perusahaan yang

93
berasal dari utangnya. Beberapa penelitian yang menguji pengaruh struktur aktiva

pada struktur modal yaitu penelitian Akinyomi dan Olagunju (2013), Ichwan

(2015), yang merepresentasikan struktur aktiva yang memiliki dampak positif

terhadap struktur modal perusahaan yang berkoneksi politik.

4.2.7 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Growth Opportunity terhadap


Struktur Modal

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan growth terhadap struktur

modal menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperkuat pengaruh growth

terhadap struktur modal. Artinya, growth perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal pada perusahaan terkoneksi politik. Hasil penelitian ini

mendukung hipotesis 2b (H2b) di mana peningkatan pertumbuhan perusahaan dapat

meningkatkan struktur modal pada perusahaan terkoneksi politik.

Growth opportunity dapat digambarkan sebagai pertumbuhan total aset di

mana total aset masa lalu mewakili profitabilitas dan pertumbuhan masa depan.

Perusahaan yang digabungkan secara politis memiliki peluang untuk

memanfaatkan hutang jangka panjang untuk mengalami pertumbuhan, baik besar

maupun kecil. Menurut Setyawan, Topowijono, dan Nuzula (2016), semakin besar

kesempatan untuk tumbuh, semakin besar pengaruh politik perusahaan terhadap

keputusan struktur modal perusahaan. Dalam penelitian Santoso dan Priantinah

(2016) Growth Opportunity memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Struktur

Modal. Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian Yanti, Budi, dan Santoso

(2018) mengatakan bahwa growth opportunity memiliki dampak positif pada

struktur modal entitas yang terkoneksi politik.

94
4.2.8 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan ukuran perusahaan

terhadap struktur modal menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperlemah

hubungan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Artinya, ukuran perusahaan

memiliki dampak negatif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang

terkoneksi politik. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 2c (H2c) di mana

peningkatan ukuran perusahaan dapat menurunkan struktur modal pada perusahaan

terkoneksi politik.

Ukuran perusahaan merupakan proyeksi dari kemampuan finansial suatu

entitas dalam periode tertentu. Semakin besar perusahaan yang terhubung secara

politik, semakin besar kemungkinan perusahaan akan menggunakan lebih banyak

dana eksternal. Semakin besar total aset perusahaan yang terhubung secara politik,

semakin besar perusahaan tersebut. Semakin banyak aset yang entitas miliki,

semakin banyak modal yang entitas tersebut investasikan dan semakin banyak yang

dijual, semakin banyak uang yang harus diedarkan di entitas yang terhubung secara

politik, yang cenderung mengurangi utang entitas tersebut.

Perusahaan besar lebih cenderung mendapatkan pinjaman daripada UKM.

Perusahaan besar dengan ikatan politik cenderung menggunakan lebih sedikit utang

karena meningkatnya kebutuhan modal dan mungkin mengandalkan pembiayaan

internal karena volume penjualan yang lebih tinggi. Menurut penelitian Wulandari

dan Artini (2019) ukuran bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modalnya.

Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh (Wiagustini dan Pertamawati, 2015),

bahwa ukuran perusahaan memiliki dampak yang signifikan pada struktur modal.

95
4.2.9 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Risiko Bisnis terhadap
Struktur Modal

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan risiko bisnis terhadap

struktur modal menunjukkan bahwa koneksi politik memperkuat hubungan risiko

bisnis terhadap struktur modal. Artinya, risiko bisnis berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal pada perusahaan terkoneksi politik. Hasil penelitian ini

mendukung hipotesis 2d (H2d) di mana peningkatan risiko bisnis pada perusahaan

terkoneksi politik berdampak terhadap struktur modal perusahaan.

Risiko bisnis adalah risiko terhadap aset bisnis ketika bisnis tidak memiliki

jalan lain. Ketika sebuah bisnis menggunakan hutang dalam jumlah besar untuk

memenuhi kebutuhan finansialnya, hal itu dapat meningkatkan risiko bisnis dari

bisnis yang terkait dengan politik. Semakin besar beban yang ditanggung, semakin

besar pula risiko yang harus dihadapi perusahaan. Joni dan Lina (2012)

menyebutkan bahwa risiko bisnis pada perusahaan terkoneksi politik tidak

berdampak signifikan terhadap struktur modal. Namun hal tersebut bertentangan

dengan penelitian Indrajaya dkk., (2012) yang menyatakan bahwa risiko bisnis

perusahaan terkoneksi politik berdampak positif tidak signifikan terhadap struktur

modal, selain itu Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukkan bahwa risiko bisnis

perusahaan terkoneksi politik berdampak negatif dan signifikan terhadap struktur

modal perusahaan,

Model 2. Nilai Perusahaan

NP = α + ß1Pol +ß2SA + ß3Growth + ß4Risk + ß5Size + ß6SM + ß7SA*Pol +


ß8Growth*Pol + ß9Risk*Pol + ß10Size*Pol + ß11SM*Pol +
ɛ2…(Persamaan 4.2)

96
Tabel 4.2.9.1 Hasil Pengujian Model Nilai Perusahaan
Variabel Prediksi Nilai perusahaan Result

Constant -4.3828
POL β+ 1.0293 Ditolak
(0.9641)
SA β-/+ 1.0692*** Diterima
(4.3542)
GROWTH β+ -0.1154 Ditolak
(-1.2759)
SIZE β+ 0.3914*** Diterima
(5.4059)
RISIKO β+ 4.8627*** Diterima
(7.7632)
SM β-/+ 0.0240 Ditolak
(0.9493)
SA*POL β-/+ -1.1084*** Diterima
(-3.2735)
GROWTH*POL β-/+ 0.2125 Ditolak
(0.6317)
SIZE*POL β-/+ -0.0873 Ditolak
(-0.9942)
RISK*POL β-/+ 3.9855*** Diterima
(4.2635)
SM*POL β-/+ -0.0903* Diterima
(-1.7044)
R2 0.4946
Adjusted R2 0.4799
Fstat 33.6246***
Keterangan : *** Didukung secara statistik pada alpha 1%**alpha 5% dan * alpha 10%
Sumber : Data diolah,2021

4.2.10 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian pengaruh koneksi politik terhadap nilai perusahaan

menunjukkan bahwa koneksi politik tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan artinya adanya koneksi politik di perusahaan manufaktur tidak dapat

meningkatkan ataupun menurunkan nilai perusahaan secara signifikan. Hasil

penelitian ini menolak hipotesis 3a (H3a) di mana peningkatan koneksi politik

97
perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan. Tujuan bisnis untuk

memaksimalkan nilai entitas juga dapat diperoleh dengan menjalankan tujuan dari

pengelolaan keuangan. Satu keputusan keuangan mempengaruhi yang lain serta

mempengaruhi nilai bisnis (Ahmad & Amanah, 2014).

Politik dan bisnis populer di seluruh dunia, tetapi kurang populer di negara-

negara di mana peraturan tentang konflik kepentingan politik sangat ketat (Faccio,

2006). Koneksi politik yang ada pada entitas yang dengan tingkat regulasi yang

rendah dan tingkat korupsi yang tinggi. Studi politik telah dilakukan sejak tahun

1970-an. Bisnis dapat memperoleh keuntungan secara ekonomi dengan bekerja

sama dengan pejabat pemerintah. Ikatan politik yang dipegang oleh perusahaan

digunakan untuk kenyamanan. Karena masalah pemerintah (Faccio, 2006). Sejak

runtuhnya masa orde baru, pengusaha politik seperti pengusaha daerah, gubernur,

anggota parlemen, partai politik, dan pengusaha politik lainnya yang mencalonkan

diri di berbagai partai politik mulai bermunculan di Indonesia (Fernandez, 2018).

Hubungan politik dapat menambah nilai bagi rekan dan pemimpin. Salah

satu contohnya yaitu kontras antara Indonesia dan China. Dalam banyak kasus,

CEO sebuah perusahaan Indonesia adalah pemegang saham mayoritas, dan 84,6%

kekuasaan manajemen berada di tangan mayoritas pemilik. Artikel ini memuat

bukti Indonesia bahwa investor menghargai hubungan politik mereka dengan

Presiden Indonesia. Hak istimewa ini memungkinkan investor untuk tertarik pada

perusahaan yang terlibat secara politik dan terikat secara politik sehingga pemegang

saham dapat membeli saham di perusahaan yang terkait secara politik daripada

perusahaan.

98
Nilai perusahaan menggunakan informasi yang terkandung dalam dewan

direksi perusahaan dan hubungan politik dewan. Mitra politik adalah perusahaan

yang memiliki hubungan politik tertentu atau berusaha untuk lebih dekat dengan

politisi atau pemerintah. Board dan policy link yang dimiliki oleh board dapat

digunakan untuk meningkatkan harga saham dan menawarkan keuntungan karena

dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan harga saham perusahaan.

(Purwanto, 2011).

Politisi pemerintah memainkan peran penting dalam menentukan tingkat

perlindungan pemegang saham melalui kebijakan dan peraturan pemerintah.

Kelompok pemangku kepentingan, terutama orang dalam perusahaan dan investor

institusi, berusaha menjangkau politisi untuk mendapatkan keamanan bisnis

mereka sehingga dapat disesuaikan. Aset perusahaan digunakan oleh manajemen

untuk membantu membiayai politisi agar memberikan perlindungan jika terpilih.

Hasil studi ini tidak sejalan dengan penelitian Wati et.al. (2019), Patriarini

(2020) yang membuktikan bahwa hubungan politik memiliki efek positif signifikan

terhadap nilai suatu entitas. Hasil penelitian mengindikasikan ikatan politik suatu

bisnis dapat menghasilkan keuntungan yang memberikan nilai tambah bagi bisnis

tersebut dan peningkatan nilai perusahaan bisa tercapai.

4.2.11 Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan artinya ketika struktur aktiva perusahaan meningkat maka dapat

menaiikan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 3b (H3b) di

99
mana peningkatan struktur aktiva perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menjelaskan terkait komposisi aktiva tetap dalam menentukan

nilai suatu perusahaan tertentu. Mayoritas entitas dengan keuangan yang stabil

memiliki nilai investasi aset tetap yang tinggi. Ketika aset tetap dimanfaatkan

secara tepat oleh karyawan yang kompeten, maka akan meningkatkan pendapatan

perusahaan dan pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan nilai perusahaan itu

sendiri.

Struktur aset adalah perbandingan aset tetap dengan total aset yang dimiliki

oleh perusahaan, sehingga menentukan jumlah dana yang dialokasikan untuk setiap

bagian dari aset. Semakin besar struktur aset suatu perusahaan, semakin mampu

untuk menanggung hutang jangka panjang. Perusahaan besar cenderung

menanggung lebih banyak hutang karena kemampuan dan fleksibilitas mereka

untuk mengakses pembiayaan eksternal. Hal ini terjadi karena kreditur lebih tertarik

pada perusahaan besar daripada usaha kecil karena kreditur memerlukan jaminan

yang sepadan dengan jumlah yang dipinjamkan kepada usaha tersebut.

Peningkatan nilai bisnis menunjukkan peningkatan kekayaan pemilik atau

pemegang saham. Oleh karena itu, tingginya nilai suatu perusahaan dikatakan

sebagai tujuan utama dari suatu perusahaan, terutama perusahaan yang terdaftar.

Harga saham dan nilai perusahaan merangkum penilaian investor secara

keseluruhan terhadap kinerja perusahaan, baik dari segi kinerja saat ini maupun

prospek masa depan (Brealey et.al, 2008: 46).

Setiadharma (2017) dalam penelitiannya menunjukan bahwa ada korelasi

langsung struktur aset pada nilai perusahaan. Begitu pula penelitian Pamungkas, et

100
al (2020) yang hasilnya mengungkapkan bahwa struktur aset berpengaruh pada

nilai perusahaan. Hasil yang berbanding terbalik ditemukan pada penelitian yang

dilakukan oleh Muslichah (2017), ia mengatakan bahwa tidak ada pengaruh

langsung struktur aset pada nilai perusahaan. Begitu juga hasil penelitian Nurhayadi

(2020) menunjukkan secara parsial bahwa struktur modal tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

4.2.12 Pengaruh Growth Opportunity terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian pengaruh growth terhadap nilai perusahan menunjukkan

bahwa growth tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Artinya growth

perusahaan bukanlah faktor penentu nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menolak

hipotesis hipotesis 3c (H3c) di mana peningkatan ataupun penurunan growth

perusahaan tidak berdampak terhadap nilai perusahaan. Bisnis yang tumbuh cepat

sering kali perlu meningkatkan aset tetap mereka. Dengan demikian, perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak uang di

masa depan dan mempertahankan lebih banyak keuntungan. Retensi internal

perusahaan dengan pertumbuhan tinggi meningkat, dan perusahaan- perusahaan ini

mengambil lebih banyak utang untuk mempertahankan rasio utang target mereka

(Mai, 2006).

Menurut Chen (dalam Hermuningsih, 2013) growth opportunity bagi setiap

perusahaan berbeda- beda, perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang besar

cenderung melakukan investasi saham untuk menghindari masalah

underinvestment. Dengan kata lain, manajemen perusahaan tidak melaksanakan

semua proyek investasi aktif. Ini tidak diragukan lagi memiliki efek positif pada

101
nilai bisnis. Dengan cara ini, peluang pertumbuhan memiliki efek positif pada nilai

perusahaan. Hubungan positif ini karena investor melihatnya sebagai salah satu

indikator yang baik seiring dengan meningkatnya tingkat peluang pertumbuhan

suatu perusahaan. Prospek untuk pertumbuhan di masa depan (Agustina, 2014).

Hasil penelitian ini berseberangan dengan penelitian Nurhayadi (2020) yang

membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

4.2.13 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar bisnis, semakin tinggi nilai

bisnis. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 3d (H3d) di mana peningkatan

ukuran perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mengartikan

ukuran suatu entitas mempengaruhi nilai entitas tersebut dan signifikan pada tahun

selanjutnya. Ukuran perusahaan merupakan faktor yang harus diperhatikan investor

dalam berinvestasi. Perusahaan besar dapat mengamankan nilai komersial yang

tinggi dengan melunasi utang dan berani melakukan investasi baru dalam ekspansi.

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang dipertimbangkan ketika nilai

bisnis mulai ditentukan. Suatu entitas diklasifikasikan menjadi dua jenis: UKM dan

perusahaan besar. Penjualan dan nilai pasar (Nurminda et al. 2017). Ukuran

perusahaan dapat mewakili ukuran perusahaan dalam hal total aset atau total

penjualan bersih, dan karenanya dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Ukuran

bisnis adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan (Suryandani, 2018). Menurut

102
Bariyyah et al. (2019), menemukan hasil bahwa ukuran bisnis memiliki dampak

positif pada nilai bisnis. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Novari et al. (2016) yang mengungkapkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki dampak positif terhadap nilai bisnis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Ayu, 2018) yang dalam penelitiannya

menyatakan ukuran perusahaan memiliki dampak positif pada nilai perusahaan.

Ukuran suatu perusahaan diukur dengan jumlah total aset yang dimilikinya karena

nilai total asetnya biasanya sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan

lainnya. Hasil penelitian juga mendukung riset yang dilakukan Nurhayadi (2020)

yang menjelaskan ukuran perusahaan memiliki dampak positif signifikan pada nilai

perusahaan. Hasil penelitian Pamungkas, et al (2020) mengungkapkan bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh ke nilai perusahaan. Hasil yang

bertolak belakang ditemukan oleh Eka (2017) yang menemukan hasil bahwa ukuran

perusahaan tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan. Begitu juga hasil

penelitian Pamungkas, et al (2020) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan

4.2.14 Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian risiko bisnis yang memiliki korelasi pada nilai perusahaan

menunjukkan bahwa terbukti risiko bisnis berpengaruh positif tarhadap nilai

perusahaan, artinya semakin meningkat risiko bisnis perusahaan cenderung dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 3e (H3e)

di mana peningkatan risiko bisnis perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

103
Risiko bisnis merupakan suatu kegagalan pengawasan intern yang

mengakibatkan kerugian tak terduga dan ketidakberhasilan dari manajemen untuk

memastikan pengembalian kepada perusahaan (Saraswathi dan Wiksuana, 2016).

Brigham dan Houston (2011) dalam Dinayu, et al (2020) menjelaskan risiko bisnis

sebagai suatu fungsi dari ketidakpastian yang inheren di dalam proyeksi

pengembalian atas modal yang diinvestasikan di dalam sebuah perusahaan. Jadi,

sebelum memutuskan menggunakan hutang sebaiknya manajemen perusahaan

mempertimbangkan terlebih dahulu risiko bisnisnya.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor atas keberhasilan suatu

perusahaan dalam mengelola sumber dayanya, yang tercermin dari harga saham

perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dapat dilihat dari nilai jual sahamnya.

Semakin tinggi nilai jual sahamnya maka nilai perusahaan akan tinggi. Semakin

tinggi nilai perusahaan maka akan semakin terjamin kesejahteraan dan

kemakmuran dari para pemegang sahamnya. Risiko bisnis merupakan salah satu

risiko yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya dan kemungkinan

tidak dapat membiayai kegiatan usahanya. Perusahaan dengan risiko bisnis yang

tinggi mengurangi nilai bisnis mereka dari sudut pandang investor.

Fahmi (2014: 449) mengatakan bahwa risiko bisnis suatu perusahaan

mempengaruhi keberadaan perusahaan, kemampuannya untuk membayar hutang-

hutangnya dan kepentingan investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan

tersebut, dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal untuk menjalankan

kegiatannya. Hasil riset ini mendukung hasil dari penelitian Ginting, et al (2020)

yang menunjukkan bahwa secara parsial risiko bisnis berpengaruh signifikan

104
terhadap nilai perusahaan. Studi Dinayu, et al (2020) memberi hasil senada bahwa

parsial risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.2.15 Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian korelasi struktur modal pada nilai perusahaan menunjukkan

bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh pada nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini menolak hipotesis 3f (H3f) dikarenakan peningkatan struktur modal

perusahaan tidak ada pengaruhnya pada nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Modigliani

dan Miller (1958) yang menyatakan bahwa total risiko untuk para pemegang saham

perusahaan tidak dipengaruhi oleh perubahan struktur modal. Debt to equity ratio

menggambarkan seberapa besar hutang atau kewajiban yang dimiliki oleh suatu

entitas terhadap ekuitasnya. Apabila suatu perusahaan lebih memilih untuk

memenuhi kebutuhan modalnya melalui hutang dibandingkan dengan dana ekuitas

maka nilai perusahaan yang akan dihasilkan tetap sama.

Struktur modal merupakan pembiayaan permanen yang terdiri dari utang

jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal yang

optimal ialah struktur modal yang mampu memaksimalkan harga saham (Brigham

& Houston, 2007). Menurut Sartono (2010) struktur modal merupakan

perbandingan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka

panjang, saham preferen, dan saham biasa. Bagi perusahaan besar yang

menggunakan utang untuk terlibat dalam dunia bisnis, menggunakan lebih banyak

utang menawarkan manfaat penghematan pajak dan meningkatkan laba per saham

yang akan diterima pemegang saham

105
Sejalan dengan studi Inayah dan Wijayanto (2020) bahwa struktur modal

berdampak negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

bertentangan dengan Kohar dan Akramunas (2017) yang membuktikan bahwa

struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Adri (2014) bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Antari &

Dana (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.2.16 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Aktiva Terhadap


Nilai Perusahaan

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan struktur aktiva terhadap

nilai perusahaan menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperlemah

hubungan struktur aktiva terhadap nilai perusahaan. Artinya, struktur aktiva

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

terkoneksi politik. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 4a (H4a) di mana

peningkatan struktur aktiva dapat menurunkan nilai perusahaan pada perusahaan

terkoneksi politik.

Perusahaan terkoneksi politik ialah bisnis yang memiliki strategi khusus dan

memiliki ikatan politik atau mencari hubungan dekat dengan politisi dan

pemerintah. Karena ikatan politik, perusahaan memiliki beberapa keuntungan,

seperti akses yang lebih mudah ke pinjaman modal dan kontrol yang kurang ketat

yang mengarah pada peningkatan keuntungan bagi perusahaan. Pemegang saham

106
memilih membeli saham suatu entitas yang terkait secara politik daripada entitas

yang tidak terkait secara politik (Wati et.al, 2019).

Politisi pemerintah berperan penting dalam menentukan tingkat

perlindungan pemegang saham dan pemangku kepentingan melalui kebijakan dan

peraturan yang diterapkan oleh pemerintah. Pemangku kepentingan, atau investor

institusi dalam perusahaan, berusaha melobi politisi untuk melindungi kebutuhan

perusahaan. Manajemen menggunakan aset perusahaan untuk membayar politisi

biaya penunjukan untuk memberikan perlindungan jika mereka terpilih. Investor

percaya bahwa bisnis yang terhubung dapat menawarkan kelebihan yang bisa

digunakan untuk meningkatkan harga sahamnya.

4.2.17 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Growth Opportunity Terhadap


Nilai Perusahaan

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan growth opportunity

terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa koneksi politik tidak dapat

memperkuat/memperlemah hubungan growth opportunity terhadap nilai

perusahaan. Artinya, growth opportunity tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan terkoneksi politik. Hasil penelitian ini menolak

hipotesis 4b (H4b) di mana peningkatan growth opportunity perusahaan tidak

berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan terkoneksi politik.

Suatu entitas dengan pertumbuhan yang tinggi yang terkoneksi politik lebih

banyak memakai hutang jika dibandingkan dengan entitas yang mengalami

pertumbuhan lebih lambat. Growth opportunity menggambarkan seberapa jauh

entitas dalam menempatkan diri pada sistem ekonomi secara keseluruhan atau

sistem untuk industri yang sama (Kusumajaya, 2011:42). Pihak internal dan

107
eksternal sangat mengharapkan terjadinya growth opportunity di perusahaan,

karena growth opportunity yang baik akan memberikan tanda bagi perkembangan

di perusahaan. Perusahaan yang terkoneksi politik dan memiliki pertumbuhan yang

cepat seringkali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahaan

terkoneksi politik dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak

membutuhkan dana di masa depan dan juga lebih banyak menahan laba, dan tidak

menjamin meningkatnya nilai perusahaan. Growth opportunity yang menghasilkan

keuntungan, semakin banyak pengeluaran yang diperlukan untuk mengumpulkan

uang untuk peluang pertumbuhan, jadi manajemen perlu membatasi dividen untuk

menghemat uang perusahaan untuk investasi (Priyo, 2013: 150).

Perusahaan politik yang berkembang pesat menikmati citra positif, tetapi

kesuksesan menuntut mereka untuk sangat berhati-hati, karena mereka menjadi

rentan dan menciptakan masalah negatif. Perusahaan yang memelihara,

mengembangkan dan membangun kombinasi kualitas dan pelayanan dengan

harapan konsumen. Pesatnya pertumbuhan perusahaan yang terkait secara politik

juga mengharuskan mereka untuk memberikan kontribusi yang optimal terhadap

bakat mereka. Oleh karena itu, dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan yang

terhubung secara politik mengendalikan operasinya dengan penekanan pada

pengendalian biaya untuk meningkatkan nilai perusahaan, sehingga pertumbuhan

yang cepat tidak berarti diperlukan peningkatan biaya yang tidak terkendali.

4.2.18 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Ukuran Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan koneksi politik tidak

108
dapat memperlemah/ memperkuat korelasi ukuran perusahaan pada nilai

perusahaan. Artinya, ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan

pada perusahaan terkoneksi politik. Hasil penelitian ini menolak hipotesis 4c (H4c)

di mana peningkatan ukuran perusahaan tidak memiliki dampak signifikan pada

nilai perusahaan terkoneksi politik.

Ukuran perusahaan dianggap tidak mampu memengaruhi nilai perusahaan

terkoneksi politik. Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka tidak

menjamin kemudahan perusahaan terkoneksi politik dalam memperoleh sumber

pendanaan yang bersifat eksternal. Jika perusahaan sensitif terhadap fluktuasi

ukuran bisnis, bisnis yang lebih besar lebih memilih prosedur yang dapat menunda

pembayaran pajak penghasilan. Perusahaan besar lebih sensitif daripada usaha kecil

dan menengah dan menganggap mobilitas kekayaan relatif tinggi.

Besarnya ukuran usaha menunjukkan bahwa usaha tersebut semakin

berkembang sehingga investor dapat merespon positif dan meningkatkan nilai

usaha. Pangsa pasar relatif menunjukkan bahwa perusahaan lebih kompetitif

daripada pesaing utamanya. Investor merespons secara positif, memungkinkan nilai

perusahaan besar untuk mengelola (atau mengelola dengan lebih baik) kondisi

pasar dengan lebih baik, memerangi persaingan ekonomi, dan mengurangi

kerentanan respons mereka terhadap kondisi pasar dan fluktuasi ekonomi.

Perusahaan besar dengan ikatan politik memiliki lebih banyak sumber daya

untuk meningkatkan nilai perusahaan karena mereka memiliki lebih banyak akses

ke sumber eksternal daripada UKM. Semakin besar aset, semakin besar

investasinya. Semakin banyak penjualan yang yang bisa dilakukan, semakin banyak

109
uang tunai yang akan dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu, ukuran perusahaan

adalah besar kecilnya atau besarnya aset yang dimiliki dan mempengaruhi nilai

perusahaan.

4.2.19 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Risiko Bisnis Terhadap Nilai
Perusahaan

Pengujian interaksi koneksi politik dengan risiko bisnis pada nilai

perusahaan menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperkuat hubungan

risiko bisnis terhadap nilai perusahaan. Artinya, risiko bisnis memiliki dampak

positif signifikan pada nilai perusahaan pada entitas yang terkoneksi politik. Hasil

yang diperoleh mendukung hipotesis hipotesis 4d (H4d) di mana peningkatan risiko

bisnis dapat meningkatkan nilai perusahaan terkoneksi politik.

Risiko bisnis merupakan suatu usaha tidak akan mampu menutupi biaya

operasionalnya, dan didukung oleh kenyataan bahwa suatu usaha yang berdampak

signifikan terhadap operasi dan mempunyai biaya operasional tetap memiliki risiko

usaha yang lebih tinggi. Bisnis partai politik menggunakan utang dalam jumlah

besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan mereka, yang dapat meningkatkan

risiko ini. Jika beban usaha berat, beban usaha juga akan besar. Jika risiko bisnis

yang ada semakin tinggi, maka rasio utang yang optimal akan menjadi lebih rendah

(Brigham & Houston, 2013:7). Perusahaan terkait kebijakan meyakini bahwa risiko

bisnis yang timbul dari krisis ekonomi pasti mempengaruhi bagaimana investor

membuat keputusan investasi. Risiko bisnis, selain pengembalian yang diharapkan,

merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan investasi. Investor

membutuhkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi karena risiko bisnis dari

suatu investasi meningkat.

110
Dalam bisnis yang terhubung secara politik, semakin tinggi hutang bisnis,

semakin besar risiko bisnis, tetapi penghematan pajak dapat meningkatkan nilai

bisnis. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya bunga tetap. Perusahaan harus

membayar untuk meningkatkan risiko bisnis. Tidak dapat diprediksi siapa yang

akan mendapatkan keuntungan dan penggunaan hutang yang besar akan

mempengaruhi ketidakmampuan perusahaan untuk mengatasi risiko bisnis yang

berkembang.

Perusahaan dengan koneksi politik yang meningkatkan risiko bisnis tidak

menghalangi investor untuk menginvestasikan modal dalam bisnis karena mereka

memiliki kekuatan untuk membentuk ikatan. Harga tinggi tidak serta merta

menurunkan harga saham perusahaan, karena investor mempercayai kekuatan

hubungan yang telah dibangun perusahaan.

4.2.20 Pengaruh Moderasi Koneksi Politik pada Struktur Modal Terhadap


Nilai Perusahaan

Pada pengujian interaksi koneksi politik dengan stuktur modal terhadap

nilai perusahaan menunjukkan bahwa koneksi politik dapat memperlemah

hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Artinya, stuktur modal

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

terkoneksi politik. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis 4e (H4e) di mana

peningkatan struktur modal dapat menurunkan nilai perusahaan terkoneksi politik.

Ada dua sumber pendanaan yang digunakan oleh afiliasi politik: pendanaan

internal dan pendanaan eksternal. Dana internal berasal dari laba ditahan dan dana

eksternal berasal dari utang dan modal penerbitan saham. Struktur modal dapat

mempengaruhi nilai bisnis dengan memeriksa hubungan antara penggunaan hutang

111
dan modal melalui biaya modal. Karena perusahaan yang terhubung secara politik

semakin menggunakan hutang jangka panjang untuk membiayai aset mereka,

mereka dapat meningkatkan nilai perusahaan di bidang lain alih- alih

mengorbankan (membayar bunga).

Sesuai dengan Signaling Theory yang menyatakan bahwa jika bisnis yang

terhubung secara politik menggunakan modal internal untuk membiayai

operasinya, maka investor melihatnya sebagai sinyal positif yang penting,

memaksimalkan kapasitas dan melunasi hutang. Prasetyo dkk. (2017) dalam

penelitiannya menjelaskan struktur modal berdampak pada nilai perusahaan

tersebut.

Untuk meningkatkan nilai perusahaan, diperlukan struktur modal internal

untuk bisnis yang terkait dengan politik. Manajemen komposisi modal yang tepat

sangat penting untuk bisnis apa pun di mana pembentukan struktur modal

perusahaan menentukan profitabilitas bisnis. Kombinasi utang dan ekuitas harus

tepat karena langsung mengarah pada posisi keuangan perusahaan terkait dengan

kebijakan tersebut.

Kedua model penelitian di atas memiliki model yang baik, di mana

Goodness of fit model signifikan pada level 1%, yang didukung oleh RSquare yang

cukup baik, di mana model penelitian struktur modal memiliki nilai RSquare

sebesar 30,27% dan model nilai perusahaan memiliki nilai RSquare sebesar

49,46%. Model yang paling baik dari kedua model penelitian ini adalah model nilai

perusahaan manufaktur yang memiliki R Square sebesar 49,46%, artinya bahwa

nilai perusahaan dipengaruhi oleh koneksi politik, struktur aktiva, growth

112
perusahaan, ukuran perusahaan, risiko bisnis dan struktur modal sebesar 49,46%,

sisanya sebesar 50,54% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

113
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai deskripsi tentang koneksi politik,

struktur aktiva, growth opportunity, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur

modal, dan nilai perusahaan, maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Koneksi politik, growth opportunity dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva dan risiko

bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

2. Koneksi politik memperkuat pengaruh antara struktur aktiva, growth

opportunity dan risiko bisnis perusahaan terhadap struktur modal. Artinya,

struktur aktiva, growth opportunity dan risiko bisnis berpengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan terkoneksi politik.

Sedangkan, koneksi politik memperlemah pengaruh ukuran perusahaan

terhadap struktur modal, artinya ukuran perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan terkoneksi politik.

3. Koneksi politik, growth opportunity, dan struktur modal tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, struktur aktiva, ukuran

perusahaan, dan risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

114
4. Koneksi politik memperlemah pengaruh struktur aktiva, dan struktur modal

terhadap nilai perusahaan. Artinya, struktur aktiva dan struktur modal

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan terkoneksi

politik. Sedangkan koneksi politik memperkuat pengaruh antara risiko bisnis

terhadap nilai perusahaan, artinya semakin tinggi risiko bisnis maka nilai

perusahaan terkoneksi politik akan semakin meningkat. Namun, koneksi

politik tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan dan growth

opportunity terhadap nilai perusahaan, artinya besar kecilnya ukuran

perusahaan tidak berdampak terhadap nilai nilai perusahaan terkoneksi politik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian sehingga

lebih bisa dibandingkan dengan penelitian terdahulu, serta supaya dapat

menggambarkan keadaan yang lebih update untuk dapat melihat keadaan

perusahan terhadap nilai perusahaan. Penelitian selanjutnya perlu

menambahkan variabel lain yang bervariasi serta memungkinkan akan

memberikan pengaruh yang besar terhadap Nilai Perusahaan, yang hasilnya

bisa saja mempengaruhi hasil penelitian yang memberikan informasi yang

berbeda. Misalnya menambah variabel penelitian seperti persentase

kepemilikan, media exposure, dan volume saham terjual. Peneliti selanjutnya

dapat menggunakan pengukuran lain dalam pengujian variabel Nilai

Perusahaan.

115
2. Untuk meningkatkan struktur modal perusahaan, sebaiknya perusahaan

mempertimbangkan political connections dengan cara meningkatkan koneksi

politik dengan membangun hubungan dengan pemerintah menggunakan

koneksi yang dimiliki oleh anggota direksi untuk meningkatkan nilai

perusahaan. Investor juga sebaiknya mempertimbangkan political connections

dalam perusahaan karena dapat meningkatkan kinerja saham perusahaan di

pasar saham sehingga investor dapat mengetahui perusahaan dengan prospek

kerja yang baik dilihat dari kinerja dan nilai perusahaan tersebut.

3. Perusahaan publik perlu mengkaji dan mengevalusasi kembali serta

mendorong dewan komisaris terutama komisaris independen yang terhubung

politik untuk melakukan pengawasan yang efektif. Selain itu, independensi

dewan komisaris terutama komisaris independen sebaiknya perlu ditingkatkan

bukan hanya sebatas dalam memenuhi aturan BEI yang mensyaratkan 30%

anggota komisaris berasal dari komisaris independen tetapi juga independensi

secara tampilan (independence in appearance).

4. Berdasarkan hasil penelitian terkait pengaruh koneksi politik ke nilai

perusahaan jika dihubungkan dengan teori signalling, menunjukkan kedekatan

pemerintah dengan perusahaan yang ada di Indonesia memberikan sinyal

positif bagi perusahaan, namun bisa memberikan sinyal negatif bagi

pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih berhati- hati untuk menjalin

kerjasama dengan perusahaan dengan turut mengawasi aktivitas perusahaan

tersebut agar kinerja perusahaan bisa optimal.

116
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Junaedi, Budi Ratma Priatna, dan Suryana. (2010). Akuntansi Keuangan,
Bandung : Ghaila Indonesia.

Agustina, Lastri. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity dan Struktur


Modal terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di BEI 2011-2013). Jurnal Ilmu Ekonomi, FEB. Universitas
Brawijaya: Malang

Agustini, Tatik dan Budiyanto. (2015). Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas


Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, 4 (8).

Ahmad, Safitri Lia, & Amanah, L. (2014). Pengaruh Keputusan Investasi,


Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu &riset Akuntansi, 3(9).

Akinyomi, O.J. dan A. Olagonju. (2013). Determinants of Capital Structure in


Nigeria. International Journal of Innovation and Applied Studies 3(4):999-
1005. http://www.issr-journals.org/ijias/abstract.php?article=IJIAS-13-
148-05

Ananda, Nova Adhitya dan AP, I Nyoman N. (2016). Pengaruh Growth


Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal (pada
Perusahaan Sektor Property, Real Estate & Building Construction yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014). Jurnal Distribusi,
Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis, 4 (2).

Ang, J. S., Ding, D. K., & Thong, T. Y. (2013). Political connection and firm value.
Asian Development Review, 30(2), 131–166.
http://hdl.handle.net/11540/1620

Anisma, Y., & Adri, F. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal,
Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan (Property dan Real Estate)
(Doctoral dissertation, Riau University).

Antari, D. A. P. P., & Dana, I. M. (2013). Pengaruh struktur modal, kepemilikan


manajerial, dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Doctoral
dissertation, Udayana University).

117
Anwar, J., Andini, R., & Raharjo, K. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Resiko
Bisnis, Pertumbuhan Asset, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan dan
Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010–2013. Journal Of Accounting, 1(1).

Bariyyah, K., E. Ermawati, dan R Wijayanti. (2019). Pengaruh Struktur Modal,


Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Baeang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017.
Journal Of Accounting. Vol 2 (1) ISSN: 2715-8586

Barney, J. B. (2001). Resource-based theories of competitive advantage: A tenyear


retrospective on the resource-based view. Journal of Management.
https://doi.org/10.1177/014920630102700601

Batubara, R., A., P, Topowijono, & Zahroh, Z., A. (2017). Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 50
(4),7.

Berkman, H., & Galpoththage, V. (2016). Political connections and firm value: an
analysis of listed firms in Sri Lanka. Pacific Accounting Review, 28(1), 92–
106. https://doi.org/10.1108/PAR-06-2014-0020

Bevan AA, Danbolt J. Capital structure and its determinants in the UK—a
decompositional analysis. Appl Financ Econ 2002;12(3):159– 70.

Bhwa. (2015). Pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, profotabilitas dan risiko


bisnis pada struktur modal perusahaan farmasi yang terdapat di BEI tahun
2009-2012. Jurnal Ekonomi & Bisnis Universitas Udayana. Vol 1

Bianchi, Maria T., Rui Couto V. (2014). “Political connections: evidence from
listedcompanies in Portugal.” International Journal of Economics and
Accounting 5(1): 75. https://doi.org/10.1504/IJEA.2014.060917

Bliss, M. A., & Gul, F. A. (2012). Political connection and leverage: Some
Malaysian evidence. Journal of Banking & Finance, 36(8), 2344-2350.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2012.04.012

Boubakri, N., Guedhami, O., Mishra, D., & Saffar, W. (2012). Political
Connections And The Cost of Equity Capital. Journal of Corporate
Finance, 18(3), 541-559. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2012.02.005

118
Bradley, M., Jarrell, G.A. and Kim, E.H. (1984), “On the existence of an optimal
capital structure: theory and evidence”, The Journal of Finance, Vol. 39 No.
3, pp. 857-78. https://doi.org/10.2307/2327950

Brealey, & Myers. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Alih


bahasa: Bob Sabran MM). Buku 2. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Brigham, E.F., dan Houston, J.F. (2011). Dasar- Dasar Manajemen Keuangan.
Jilid 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Brown, J. R., & Huang, J. (2020). All the president's friends: Political access and
firm value. Journal of Financial Economics, 138(2), 415-431.
https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2020.05.004

Budiarso, N.S. (2014). Struktur Modal dan Kinerja Perusahaan (Studi pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 s/d 2012).
Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing "Goodwill", 5(1):30-38.

Burhanuddin dan Yusuf, Dicky. (2019). Pengaruh Struktur Modal Dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Sinar Manajemen, 6 (1).

Chen, Jean J. (2003). Determinants of Capital Structure of Chinese-Listed


Companies. Journal of Business Research, 57, pp.1341-1351.
https://doi.org/10.1016/S0148-2963(03)00070-5

Chen, Li-Ju., dan Chen, Shun-Yu. (2011). The influence of profitability on firm
value with capital structure as the mediator and firm size and industry as
moderators. Investment Management and Financial Innovations journal, 8
(3).

Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. (2007). Kepemilikan Manajerial :


Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 9 No.1.

Datta, D., & Ganguli, S. K. (2014). Political connection and firm value: an Indian
perspective. South Asian Journal of Global Business Research.
https://doi.org/10.1108/SAJGBR-03-2013-0020

Deesomsak, R., Paudyal, K., & Pescetto, G. (2004). The determinants of capital
structure: evidence from the Asia Pacific region. Journal of multinational
financial management, 14(4-5), 387-405.
https://doi.org/10.1016/j.mulfin.2004.03.001

119
Devi, N. M. N. C., Sulindawati, N. L. G., dan Wahyuni, M. A. (2017). Pengaruh
Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan
kepemilikan Manajerial terhadap Struktur Modal Perusahaan (Strudi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-
2015). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1):1-12

Dewi, Dewa A.I.Y.M dan Sudiartha, Gede Mertha, (2017). Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Dan Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal Dan
Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 6 (4).

Dewiningrat, A. I., & Mustanda, I. K. (2018). Pengaruh likuiditas, profitabilitas,


pertumbuhan penjualan, dan struktur aset terhadap struktur modal. E-Jurnal
Manajemen Unud, 7(7), 3471-3501.

Dinayu, C., Ana Sinaga, D., & Sakuntala, D. (2020). Pengaruh Struktur Modal,
Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Kimia
Yang Di Indonesia. Fidusia: Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 3(1).

Diyanti, Anin & Endang Tri Widyarti. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Internal
dan Eksternal Terhadap Terjadinya Non Performing Loan (Studi Kasus
pada Bank Umum Konvensional yang Menyediakan Layanan Kredit
Kepemilikan Rumah Periode 2008-2011).

Do, Q.-A., Lee, Y. T., & Nguyen, B. D. (2015). Political Connections and Firm
Value: Evidence from the Regression Discontinuity Design of Close
Gubernatorial Elections. CEPR Discussion Paper.
https://ssrn.com/abstract=2592348

Dong, Y., Liu, Z., Shen, Z., & Sun, Q. (2014). Political patronage and capital
structure in China. Emerging Markets Finance and Trade, 50(3), 102-125.
https://doi.org/10.2753/REE1540-496X500307

Duan, H., bin Chik, A. R., & Liu, C. (2012). Institutional environment and capital
structure: Evidence from private listed enterprises in China. International
journal of financial research, 3(1), 15-21.

Efni, Yulia, dkk. (2012). Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan


Dividen Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Studi pada Sektor Properti
dan Real Estate di BEI. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10 (1), pp. 128-141.

Ekaputri, S. (2018). Analisis Pengaruh Koneksi Politik, Kepemilikan Institusional,


Pemerintah, Karakteristik Dewan dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(Doctoral dissertation, Universitas Internasional Batam).

120
Faccio, M., & Lang, L. H. (2002). The ultimate ownership of Western European
corporations. Journal of financial economics, 65(3), 365-395.
https://doi.org/10.1016/S0304-405X(02)00146-0

Faccio, Mara. (2006). Politically Connected Firms. American Economics Review,


96 (1), pp.369-386.

Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fahmi, Irfam. (2017). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fama, E.F. and French, K.R. (2002), “Testing trade-off and pecking order
predictions about dividends and debt”. The Review of Financial Studies,
Vol. 15 No. 1, pp. 1-33.

Fernandez, A. (2018) Para pengusaha di balik partai politik/ Interviewer: T.


Hadiyantono. KONTAN.co.id, Jakarta.

Fisman, Raymond. (2001). Estimating the value of political connections. The


American Economic Review, 91 (4), pp. 1102. DOI:10.1257/aer.91.4.1095

Frank, M.Z., Goyal, V.K., 2003. Testing the pecking order theory of capital
structure. Journal of Financial Economics. (February), 217–248.
https://doi.org/10.1016/S0304-405X(02)00252-0

Fraser, D.R., Zhang, H., Derashid, C. (2006). Capital structure and political
patronage: the case of Malaysia. Journal of Banking and Finance 30, 1291–
1308. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2005.05.008

Fu, J., Shimamoto, D., & Todo, Y. (2017). Can firms with political connections
borrow more than those without? Evidence from firm-level data for
Indonesia. Journal of Asian Economics, 52, 45-55.
https://doi.org/10.1016/j.asieco.2017.08.003

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gill.A. dan Obradovich, J.D. (2012). "The Impact of Corporate Governance and
Financial Leverage on the Value of American Firms." International
Research Journal of Finance and Economics (Issue 91): 1-14.
https://digitalcommons.liberty.edu/busi_fac_pubs/25

Goldman, E., Rocholl, J., & So, J. (2009). Do Politically Connected Boards Affect
Firm Value?. Review of Financial Studies, 22. pp.2331 – 2360.
https://doi.org/10.1093/rfs/hhn088

121
Gultom, Robinhot, et.al. (2013). Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil, 3 (01).

Habib, A., Muhammadi, A. H., & Jiang, H. (2017). Political connections and related
party transactions: Evidence from Indonesia. The International Journal of
Accounting, 52(1), 45-63.

Handoo, Anshu and Sharma, Kapil. (2014). A Study on Determinants of Capital


Structure in India. IIMB Management Review, 26, pp. 170-182.
https://doi.org/10.1016/j.iimb.2014.07.009

Harahap, R. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity Dan Stuktur


Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017. JUMANT, 11(1), 175-
188.

Harjan, S. A., Teng, M., Shah, S. S. H., & Mohammed, J. H. (2019). Political
Connections and Cost of Debt Financing.

Harjito, Agus dan Martono. (2010). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.

Harmono. (2009). Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta:


Bumi Aksara.

Harris, M., Raviv, A. (1991). The theory of capital structure. Journal of Finance
(46), 297–355. https://doi.org/10.1111/j.1540-6261.1991.tb03753.x

Hartono, Jogiyanto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE:


Yogyakarta.

Hasibuan, J. S. (2017). Pengaruh Struktur Aktiva dan Likuiditas terhadap Struktur


Modal pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fak.Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. 8(10): 1- 15.

He, Zhiguo. (2011). A Model of Dynamic Compensation and Capital Structure.


Journal of Financial Economics, Vol. 100, Issue 2, pp. 351-366.
https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2011.01.005

Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur


Modal terhadap Nilai Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi dan
Perbankan. Bulletin ekonomi dan perbankan. Yogyakarta.

122
Huang, G. and Song, F.M. (2006), “The determinants of capital structure: evidence
from China”. China Economic Review, Vol. 17, pp. 14-36.
https://doi.org/10.1016/j.chieco.2005.02.007

Husent, Anggaria Calista. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Resiko Bisnis, Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Struktur Modal di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. (2012). Dasar – Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Keenam Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YPKN.

Ibrahim, Mahmoud. (2017). Capital Structure and Firm Value in Nigerian Listed
Manufacturing Companies: an Empirical Investigation Using Tobin's Q
Model. International Journal of Innovative Research in Social Sciences &
Strategic Management Techniques, 4 (2).

Ichwan, F.Y. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan


Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
4(6):1-19

Ida Ayu Anggawulan Saraswathi, I Gst. Bgs. Wiksuana, et all, (2016). Pengaruh
Risiko Bisnis, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Serta Nilai Perusahaan Manufaktur, E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 5.6, 2016, ISSN: 2337-3067.

Indrajaya, Glenn, et.al. (2011). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,


Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur
Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 6.

Jaffar, R., & Abdul-Shukor, Z. (2016). The role of monitoring mechanisms towards
company’s performance: Evidence from politically connected companies in
Malaysia. Journal of Accounting in Emerging Economies.
https://doi.org/10.1108/JAEE-05-2014-0021

Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial.
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial.
https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X

Johnson, S., & Mitton, T. (2003). Cronyism and capital controls: evidence from
Malaysia. Journal of financial economics, 67(2), 351-382.
https://doi.org/10.1016/S0304-405X(02)00255-6

123
Joni dan Lina. (2010). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi STIE Trisakti, 12 (2), pp. 81-96.

Jusrizal, J., et.al. (2017). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Profita: Komunikasi Ilmiah
Akuntansi dan Perpajakan, 10(3), 373-387.

Kamaludin, K. (2010). Political Support and Leverage: The Indonesian Case


Political Support and Leverage: The Indonesian Case. Business Economics
Scientific Journal, 15 (2).

Keown, A. Martin, J., and William, P. (2010). Manajemen Keuangan: Prinsip dan
Penerapan. Jilid 2. Jakarta: PT Indeks.

Khariry, Mukhlan dan Yusniar, Meina Wulansari. (2016). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Struktur Modal (Studi kasus pada perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Jurnal wawasan
Manajemen, Vol 4 no 2 pp.113-125.

Khoiriyah, D., & Rasyid, R. (2020). Pengaruh Risiko Bisnis, Profitabilitas dan
Pertumbuhan Aset terhadap Struktur Modal Perusahaan yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index. Jurnal Kajian Manajemen dan Wirausaha, 2(2), 43-
51.

Khwaja, A., Mian, A. (2005). Do Lenders Favor Politically Connected Firms? Rent
Provision In An Emerging Financial Market. Quarterly Journal of
Economics, 120, pp. 1371-1411.
https://doi.org/10.1162/003355305775097524

Kohar, A., & Akramunnas, A. (2017). Pengaruh struktur modal dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan. Jurnal, 1-16.

Kohar, Andi; Akramunnas, Akramunnas. (2017) Pengaruh Struktur Modal dan


Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Assets: Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Akuntansi, [S.l.], v. 7, n. 1, p. 1-16, nov. 2017. ISSN 2580-
5746.

Kusna, Irrofatun dan Setijani, Erna. (2018). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan,
Growth Opportunity Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal dan
Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 6 (1).

Kusumajaya, D. K. O. (2011). Pengaruh struktur modal dan pertumbuhan


perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan

124
manufaktur di bursa efek Indonesia. Universitas Udayana, Denpasar: Tesis
yang Tidak Dipublikasikan.

Lang, L., Ofek, E., & Stulz, R. (1996). Leverage, investment, and firm growth.
Journal of financial Economics, 40(1), 3-29. https://doi.org/10.1016/0304-
405X(95)00842-3

Lestari. (2015). Determinan Struktur Modal Dalam Perspektif Pecking Order


Theory dan Agency Theory. Jurnal WRA. Vol 3.

Li, H., Meng, L., Wang, Q., & Zhou, L. A. (2008). Political connections, financing
and firm performance: Evidence from Chinese private firms. Journal of
development economics, 87(2), 283-299.
https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2007.03.001

Mai Muhammad Umar, (2006). Analisis Variabel- Variabel yang mempengaruhi


Struktur Modal pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Hal.228-245.
Politeknik Negri Bandung: Bandung.

Mazur, K. (2007), “The determinants of capital structure choice: evidence from


Polish companies”, International Advances in Economic Research, Vol. 13,
pp. 495-514. https://link.springer.com/article/10.1007/s11294-007-9114-y

Mbanyik, Y. M., Gunadi, I. G. N. B., & Suarjana, I. W. (2020). Pengaruh Tingkat


Profitabilitas, Struktur Aset Dan Growth Opportunity Terhadap Struktur
Modal. VALUES, 1(4), 1-12.

Modigliani, F. and Miller, M.H. (1958), “The cost of capital, corporation finance,
and the theory of investment”, American Economic Review, Vol. 48 No. 3,
pp. 261-97.

Mohammed, D. (2012). Impact of Business Risk on Corporate Capital Structure of


Publicly – Listed Nigerian Companies. IOSR Journal of Business and
Management, 5 (2), pp. 34-46.
https://doi.org/10.1080/15228916.2012.657918

Muttakin, M. B., Monem, R. M., Khan, A., & Subramaniam, N. (2015). Family
firms, firm performance and political connections: Evidence from
Bangladesh. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 11(3),
215-230. https://doi.org/10.1016/j.jcae.2015.09.001

Myers, S. C. (2001). Capital Structure. The Journal of Economic Perspectives, 15


(2), pp. 81-102. https://www.jstor.org/stable/2696593

125
N. H. Inayah, and A. Wijayanto. (2020) "Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan
Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Subsektor Batubara Yang Terdaftar di BEI Periode 2014 –
2018)," Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, vol. 9, no. 3, pp. 242-249.

Nabayu, Y. P., Marbun, N., Ginting, H. F., Sebayang, N. A., & Sipahutar, T. T. U.
(2020). Pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap
struktur modal pada perusahaan makanan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2014-2017. Jurnal Paradigma Ekonomika,
15(2), 147-162.

Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan


Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:
Badan Penerbit Universitas Indonesia.

Natalia, P. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Struktur


Aktiva, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Pada Emiten Kompas
100 (Non Perbankan). 14(2).

Noerirawan, M.Ronni dan Abdul Muid. (2010). Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.wim Jurnal of Accounting
Volume. Nomor 2, tahini 2012, halaman 1-12.

Novari, P M., P V. Lestari. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Properti dan Real
Estate. EJurnal Manajemen Unud. Vol. 5 (9), 2016 : 5671-5694. ISSN :
2302-8912

Nurminda, A., D. Isynuwardhana, dan A. Nurbaiti. (2017). Pengaruh Profitabilitas,


Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. e-Proceding
of Management. Vol. 4 (1) : 542. ISSN : 2355- 9357.

Nys, E., Tarazi, A., & Trinugroho, I. (2015). Political connections, bank deposits,
and formal deposit insurance. Journal of Financial Stability, 19, 83-104.
https://doi.org/10.1016/j.jfs.2015.01.004

Pagach, D., and Warr. (2010). The effects of enterprise risk management on firm
performance. https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1155218

Paminto, Ardi, et.al. (2016). The Effect of Capital Structure, Firm Growth and
Dividend Policy on Profitability and Firm Value of the Oil Palm Plantation
Companies in Indonesia. European Journal of Business and Management,
8 (33).

126
Pamungkas, R. B., & Dillak, V. J. (2019). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan Dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal (studi
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017). eProceedings of Management,
6(2).

Patriarini, Winny Evalestine. (2020). Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai


Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, Vol. 30 No. 6.

Peterson, Pamela P & Frank J. Fabozzi. (2002). Capital Budgetting. New Jersey :
John Wiley & Sons, Inc.

Prabansari, Y., & Kusuma, H. (2005). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Sinergi:
Kajian Bisnis dan Manajemen.

Prasetyo, A.E. (2015). Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Prasetyo, Fajar Eka, et.al. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Pajak Dan Growth
Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Wawasan Manajemen, 5 (1).

Prastuti, Rai Kadek Ni dan I Gede Merta Sudiartha.(2016). Pengaruh Struktur


Modal, Kebijakan Deviden, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan. E- jurnal manajemen Unud.

Primantara, A.,A.,Yudi, N.,A.,D, & Dewi, M., R. (2016). Pengaruh Likuiditas,


Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan, dan Pajak Terhadap
Struktur Modal, E-jurnal Manajemen Unud. 5(5), 2719.

Purwanto, L. (2011). Pengaruh Koneksi politik, Kepemilikan pemerintah dan


keburaman laporan keuangan terhadap kesinkronan dan resiko crash harga
saham. Ringkasan Desertasi Program Doktor Ilmu Ekonomi Manajemen.

Puspida, S. (2016). Pengaruh Risiko Bisnis Dan Pertumbuhan Aktiva Terhadap


Struktur Modal Pada PT Pembangkitan Jawa Bali. Jurnal Ilmu & Riset
Manajemen, 2(2)

Ramdhonah, Zahra, et.al. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,


Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di

127
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017). Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, 7 (1). pp. 67-82

Riyanto, Bambang. (2011). Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:


BPFE.

Sansoethan, D.K., dan B. Suryono. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan Minuman. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi 5(1):1-20.

Santoso, Y., & Priantinah, D. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Struktur Aktiva, Likuiditas dan Growth Opportunity terhadap Struktur
Modal Perusahaan. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi, 4(4).

Sari, Lusia A., and Yanthi. H. (2009). Debt to equity ratio, degree of operating
leverage, stock beta, and stock returns of food & beverages on IDX. Journal
of Applied Finance and Accounting (JAFA), 2(1). ISSN: 1979-6862 –
BINUS Business School.

Sartono, R. A. (2012). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


BPFE.

Sawitri, N. P. Y. R., & Lestari, P. V. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran


Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal. E-
Jurnal Manajemen Unud, 4(5), 1238-1251

Seftiani dan Ratih Handayani. (2011). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol. 13, No. 1 : 39-56.

Septiani, Ni Putu Nita dan Suaryana, I Gusti N.A. (2018). Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Risiko Bisnis dan Likuiditas pada
Struktur Modal. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22 (3).

Setiadharma S & Machali M. (2017). The Effect of Aset Structure and Firm Size
on Firm Value with Capital Structure as Intervening Variable. Journal of
Business & Financial Affairs, 6(4), 1-5.

Setyawan A, Nuzula N. (2013). Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity,


Profitability, Business Risk, Effective Tax Rate, Asset Tangibility, Firm Age
Dan Liquidity Terhadap Struktur Modal Perusahaan Univ
Brawijaya.31(1):108-117.

128
Sheikh, Nadeem Ahmed and Wang, Zongjun. (2011). Determinants of Capital
Structure an Empirical Study of Firms in Manufacturing Industry of
Pakistan. Managerial Finance, 37 (2).
https://doi.org/10.1108/03074351111103668

Shyam-Sunder, L., & Myers, S. C. (1999). Testing static trade-off against pecking
order models of capital structure. Journal of financial economics, 51(2),
219-244. https://doi.org/10.1016/S0304-405X(98)00051-8

Siegfried, J. (1972). The relationships between economic structure and the effect of
political influence: empirical evidence from the federal corporation income
tax program. Ph.D. dissertation. University of Wisconsin, dalam
Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants of the variability in
corporate effective tax rates and tax reform: Evidence from
Australia.Journal of Accounting and Public Policy, 26 (2007), 689-704.

Smart S.B, & Megginson, Gitman. (2004). Corporate Finance. Ohio: South-
Western, Thomson Learning: Mason

Sotartagam, Rovelino D.Q. (2015). Analisis Pengaruh Political Connection


Terhadap Nilai Perusahaan. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Diponegoro. Semarang.

Suadnyana, I Made dan Wiagustini, Luh Putu. (2013). Analisis Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek
Indonesia. Forum Manajemen, 11 (1).

Subramanyam dan John J. Wild. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Sujarweni, v. Wiranata. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Suryandani, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan


dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Sektor Property dan Real Estate. Business Management Analysis Journal
(BMAJ). Vol. 1 (1) Oktober 2018 ISSN 2623-0690

Suyono, S., Meiriana, R., Andi, A., & Suharjo, S. (2020). Pengaruh Roa, Ukuran
Perusahaan, Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014–2018. Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 4(2), 211-219.

129
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Rajawali Pers.

Thaib, Ilham dan Dewantoro, Acong. (2017). Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Perusahaan Transportasi Laut Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Riset Perbankan Manajemen dan Akuntansi, 1 (1).

Theresia, T. H., dan Tandelilin, E. (2007). Pengaruh Firm Size, Tangible Assets,
Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia: Studi Kasus di BEJ. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis STIE YKPN Yogyakarta, 1 (1), pp. 1-10.

Thies, C. F., & Klock, M. S. (1992). Determinants of capital structure. Review of


Financial Economics, 1(2), 40-53.

Titman, S., Wessels, R. (1988). The determinants of capital structure choice.


Journal of Finance (March),1–40. https://doi.org/10.1111/j.1540-
6261.1988.tb02585.x

Variyam, J. N., & Kraybill, D. S. (1992). Empirical evidence on determinants of


firm growth. Economics Letters, 38(1), 31-36.
https://doi.org/10.1016/0165-1765(92)90157-T

Wahab, E. A. A., Zain, M. M., & James, K. (2011). Political connections, corporate
governance and audit fees in Malaysia. Managerial Auditing Journal,
26(5), 393-418.

Wati, Lela Nurlaela Hj, I. P., Pirzada, K., & Sudarsono, R. (2019). Political
connection, blockholder ownership and performance. Entrepreneurship and
Sustainability Issues, 7(1), 52.
https://econpapers.repec.org/RePEc:ssi:jouesi:v:7:y:2019:i:1:p:52-68

Wati, Lela Nurlaela, et.al. (2016). Corporate Governance on Conglomerates


Pollitically Connected. International Journal of Business, Economics and
Law, 10 (1).

Weston & Copeland. (2010). Manajemen Keuangan. Binarupa Aksara: Jakarta

Weston, J. Fred & Eugene F. Brigham. (2005). Dasar- Dasar Manajemen


Keuangan. Jakarta: Erlangga.

130
Wiagustini, Ni Luh Putu dan Pertamawati, Ni Putu. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis
Dan Ukuran Perusahaan Pada Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis dan Kewirausahaan, 9(2).

Wimelda, L., dan Marlinah, Aan. (2013). Variabel- Variabel Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Non Keuangan. Jurnal
Media Bisnis STIE Trisakti, 3(1), pp. 200-213.

Wirawan, P. A. (2017), Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran


Perusahaan, dan Likuiditas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan
Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2014-2015. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(1): 1-11.

Wulandari, N. P. I., & Artini, L. G. S. (2019). Pengaruh Likuiditas, Non-Debt Tax


Shield, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur
Modal. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(6), 3560.

Yanti, C. Y., Hasiholan, L. B., & Santoso, E. B. (2018). Pengaruh Profitabilitas,


Ukuran Perusahaan Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2015. Journal Of Accounting, 4(4).

Yuanita, Missy, Budiyanto and Riyadi, Slamet. (2016). Influence of Capital


Structure, Size and Growth on Profitability and Corporate Value.
International Journal of Business and Finance Management Research, pp.
80-101.

Yuliani, dkk. (2013). Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan dengan Risiko Bisnis sebagai Variabel Mediasi. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 17 (3), pp. 362-375.

www.idx.co.id

131
LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEI


TAHUN 2014 - 2019

No Nama Emiten Sub Sektor


1 ADES (Akasha Wira International Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Tbk) Keperluan Rumah Tangga
2 ADMG (Polychem Indonesia Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
3 AGII (Aneka Gas Industri Tbk) Sub Sektor Kimia
4 AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
5 AKPI (Argha Karya Prima Industry Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Tbk)
6 ALDO (Alkindo Naratama Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
7 ALKA (Alakasa Industrindo Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
8 ALMI (Alumindo Light Metal Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
Industry Tbk)
9 ALTO (Tri Banyan Tirta Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
10 AMFG (Asahimas Flat Glass Tbk) Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Kaca
11 AMIN (Ateliers Mecaniques Sub Sektor Mesin dan Alat Berat
D'Indonesie Tbk)
12 APLI (Asiaplast Industries Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
13 ARGO (Argo Pantes Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
14 ARNA (Arwana Citramulia Tbk) Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Kaca
15 ASII (Astra International Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
16 AUTO (Astra Otoparts Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
17 BAJA (Saranacentral Bajatama Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
18 BATA (Sepatu Bata Tbk) Sub Sektor Alas kaki
19 BELL (Trisula Textile Industries Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
20 BIMA (Primarindo Asia Infrastructure Sub Sektor Alas kaki
Tbk)
21 BOLT (Garuda Metalindo Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
22 BRAM(Indo Kordsa Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen

132
23 BRNA (Berlina Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
24 BRPT (Barito Pasific Tbk) Sub Sektor Kimia
25 BTON (Betonjaya Manunggal Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
26 BUDI (Budi Starch and Sweetener Sub Sektor Kimia
Tbk)
27 CAKK (Cahayaputra Asa Keramik Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Tbk) Kaca
28 CAMP (Campina Ice Cream Industry Sub Sektor Makanan dan
Tbk) Minuman
29 CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
30 CINT (Chitose International Tbk) Sub Sektor Peralatan Rumah
Tangga
31 CLEO (Sariguna Primatirta Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
32 CNTX (Century Textile Industry Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
33 CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Sub Sektor Pakan Ternak
Tbk)
34 CTBN (Citra Tubindo Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
35 DAJK (Dwi Aneka Jaya Kemasindo Sub Sektor Bubur Kertas
Tbk) Delisting 8 Mei 208
36 DLTA (Delta Djakarta Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
37 DPNS (Duta Pertiwi Nusantara Tbk) Sub Sektor Kimia
38 DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) Sub Sektor Farmasi
39 EKAD (Ekadharma International Tbk) Sub Sektor Kimia
40 ERTX (Eratex Djaja Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
41 ESTI (Ever Shine Tex Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
42 ETWA (Eterindo Wahanatama Tbk) Sub Sektor Kimia
43 FASW (Fajar Surya Wisesa Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
44 FPNI (Lotte Chemical Titan Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
45 GDST (Gunawan Dianjaya Steel Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
46 GDYR (Goodyear Indonesia Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
47 GGRM (Gudang Garam Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau
48 GJTL (Gajah Tunggal Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
49 GMFI (Garuda Maintenance Facility Sub Sektor Mesin dan Alat Berat
Aero Asia Tbk)
50 GOOD (Garudafood Putra Putri Jaya Sub Sektor Makanan dan
Tbk) Minuman
51 HDTX (Panasia Indo Resources Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen

133
52 HMSP (Hanjaya MandalaSampoerna Sub Sektor Pabrik Tembakau
Tbk)
53 HOKI (Buyung Poetra Sembada Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
54 HRTA (Hartadinata Abadi Tbk) Sub sektor lainnya
55 ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Sub Sektor Makanan dan
Tbk) Minuman
56 IGAR (Champion Pacific Indonesia Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Tbk)
57 IIKP (Inti Agri Resources Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
58 IKAI (Intikeramik Alamasri Industri Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Tbk) Kaca
59 IKBI (Sumi Indo Kabel Tbk) Sub Sektor Kabel
60 IMAS (Indomobil Sukses Sub Sektor Otomotif dan
Internasional Tbk) Komponen
61 IMPC (Impack Pratama Industri Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
62 INAF (Indofarma Tbk) Sub Sektor Farmasi
63 INAI (Indal Aluminium Industry Tbk Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
64 INCF (Indo Komoditi Korpora Tbk) Sub Sektor Lainnya
65 INCI (Intan Wijaya International Tbk) Sub Sektor Kimia
66 INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
67 INDR (Indo Rama Synthetics Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
68 INDS (Indospring Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
69 INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
70 INRU (Toba Pulp Lestari Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
71 INTP (Indocement Tunggal Prakasa Sub Sektor Semen
Tbk)
72 IPOL (Indopoly Swakarsa Industry Sub Sektor Plastik dan Kemasan
Tbk)
73 ISSP (Steel Pipe Industry of Indonesia Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
Tbk)
74 JECC (Jembo Cable Company Tbk) Sub Sektor Kabel
75 JKSW (Jakarta Kyoei Steel Works Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
Tbk)
76 JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak
77 JPRS (Jaya Pari Steel Tbk) Delisting 8 Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
Oktober 208
78 JSKY (Sky Energy Indonesia Tbk) Sub Sektor Elektronika
79 KAEF (Kimia Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi
80 KBLI (KMI Wire & Cable Tbk) Sub Sektor Kabel

134
81 KBRI (Kertas Basuki Rachmat Sub Sektor Bubur Kertas
Indonesia Tbk)
82 KDSI (Kedawung Setia Industrial Sub Sektor Bubur Kertas
Tbk)
83 KIAS (Keramika Indonesia Assosiasi Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Tbk) Kaca
84 KICI (Kedaung Indah Can Tbk) Sub Sektor Peralatan Rumah
Tangga
85 KINO (Kino Indonesia Tbk) Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga
86 KLBF (Kalbe Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi
87 KMTR (Kirana Megatara Tbk) Sub Sektor Lainnya
88 KPAL (Steadfast Marine Tbk) Sub Sektor Mesin dan Alat Berat
89 KRAH (Grand Kartech Tbk) Sub Sektor Mesin dan Alat Berat
90 KRAS (Krakatau Steel (Persero) Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
91 LION (Lion Metal Works Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
92 LMPI (Langgeng Makmur Industri Sub Sektor Peralatan Rumah
Tbk) Tangga
93 LMSH (Lionmesh Prima Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
94 LPIN (Multi Prima Sejahtera Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
95 MAIN (Malindo Feedmill Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak
96 MARK (Mark Dynamics Indonesia Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Tbk) Kaca
97 MASA (Multistrada Arah Sarana Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
98 MBTO (Martina Berto Tbk) Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga
99 MDKI (Emdeki Utama Tbk) Sub Sektor Kimia
100 MERK (Merck Indonesia Tbk) Sub Sektor Farmasi
101 MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
102 MLIA (Mulia Industrindo Tbk) Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Kaca
103 MOLI (Madusari Murni Indah Tbk) Sub Sektor Kimia
104 MRAT (Mustika Ratu Tbk) Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga
105 MYOR (Mayora Indah Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
106 MYTX (Asia Pacific Investama Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
107 NIKL (Pelat Timah Nusantara Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
108 NIPS (Nipress Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen

135
109 PANI (Pratama Abadi Nusa Industri Sub Sektor Makanan dan
Tbk) Minuman
110 PBID (Panca Budi Idaman Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
111 PBRX (Pan Brothers Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
112 PCAR (Prima Cakrawala Abadi Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
113 PEHA (Phapros Tbk) Sub Sektor Farmasi
114 PICO (Pelangi Indah Canindo Tbk) Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
115 POLY (Asia Pacific Fibers Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
116 PRAS (Prima Alloy Steel Universal Sub Sektor Otomotif dan
Tbk) Komponen
117 PSDN (Prasidha Aneka Niaga Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
118 PTSN (Sat Nusapersada Tbk) Sub Sektor Elektronika
119 PYFA (Pyridam Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi
120 RICY (Ricky Putra Globalindo Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
121 RMBA (Bentoel Internasional Sub Sektor Pabrik Tembakau
Investama Tbk)
122 ROTI (Nippon Indosari Corpindo Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
123 SCCO (Supreme Cable Manufacturing Sub Sektor Kabel
Corporation Tbk)
124 SCPI (Merck Sharp Dohme Pharma Sub Sektor Farmasi
Tbk)
125 SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Sub Sektor Farmasi
Tbk)
126 SIPD (Sierad Produce Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak
127 SKBM (Sekar Bumi Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
128 SKLT (Sekar Laut Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
129 SMBR (Semen Baturaja Tbk) Sub Sektor Semen
130 SMCB (Holcim Indonesia Tbk) Sub Sektor Semen
131 SMGR (Semen Indonesia (Persero) Sub Sektor Semen
Tbk)
132 SMSM (Selamat Sempurna Tbk) Sub Sektor Otomotif dan
Komponen
133 SPMA (Suparma Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
134 SQBB (Taisho Pharmaceutical Sub Sektor Farmasi
Indonesia Tbk) Delisting 2 Maret 208
135 SRIL (Sri Rejeki Isman Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
136 SRSN (Indo Acitama Tbk) Sub Sektor Kimia

136
137 SSTM ( Sunson Textile Manufacture Sub Sektor Tekstil dan Garmen
Tbk)
138 STAR (Star Petrochem Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
139 STTP (Siantar Top Tbk) Sub Sektor Makanan dan
Minuman
140 SULI (SLJ Global Tbk) Sub Sektor Industri Kayu
141 SWAT (Sriwahana Adityakarta Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
142 TALF (Tunas Alfin Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
143 TBMS (Tembaga Mulia Semanan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya
Tbk)
144 TCID (Mandom Indonesia Tbk) Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga
145 TDPM (Tridomain Performance Sub Sektor Kimia
Materials Tbk)
146 TFCO (Tifico Fiber Indonesia Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
147 TIRT (Tirta Mahakam Resources Tbk) Sub Sektor Industri Kayu
148 TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Sub Sektor Bubur Kertas
Tbk)
149 TOTO (Surya Toto Indonesia Tbk) Sub Sektor Keramik,Porselen dan
Kaca
150 TPIA (Chandra Asri Petrochemical) Sub Sektor Kimia
151 TRIS (Trisula International Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
152 TRST (Trias Sentosa Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan
153 TSPC (Tempo Scan Pacific Tbk) Sub Sektor Farmasi
154 ULTJ (Ultra Jaya Milk Industry and Sub Sektor Makanan dan
Trading Company Tbk) Minuman
155 UNIC (Unggul Indah Cahaya Tbk) Sub Sektor Kimia
156 UNIT (Nusantara Inti Corpora Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen
157 UNVR (Unilever Indonesia Tbk) Sub Sektor Kosmetik dan Barang
Keperluan Rumah Tangga
158 VOKS (Voksel Electric Tbk) Sub Sektor Kabel
159 WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau
160 WOOD (Integra Indocabinet Tbk) Sub Sektor Peralatan Rumah
Tangga
161 WSBP (Waskita Beton Precast Tbk) Sub Sektor Semen
162 WTON (Wijaya Karya Beton Tbk) Sub Sektor Semen
163 YPAS (Yanaprima Hastapersada Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan

Lampiran I. Daftar Perusahaan Terdaftar di BEI thn 2014-2019 (Data Diolah)

137
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 - 2019

No Nama Emiten Sub Sektor LENGKAP


Sub Sektor Kosmetik dan
ADES (Akasha Wira Barang Keperluan Rumah
1 International Tbk) Tangga V
ADMG (Polychem
2 Indonesia Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
AGII (Aneka Gas Industri
3 Tbk) Sub Sektor Kimia V
AKPI (Argha Karya Prima Sub Sektor Plastik dan
4 Industry Tbk) Kemasan V
ALDO (Alkindo Naratama
5 Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
ALKA (Alakasa Industrindo Sub Sektor Logam dan
6 Tbk) Sejenisnya V
ALMI (Alumindo Light Sub Sektor Logam dan
7 Metal Industry Tbk) Sejenisnya V
AMFG (Asahimas Flat Glass Sub Sektor Keramik,Porselen
8 Tbk) dan Kaca V
ASII (Astra International Sub Sektor Otomotif dan
9 Tbk) Komponen V
Sub Sektor Otomotif dan
10 AUTO (Astra Otoparts Tbk) Komponen V
BAJA (Saranacentral Sub Sektor Logam dan
11 Bajatama Tbk) Sejenisnya V
12 BATA (Sepatu Bata Tbk) Sub Sektor Alas kaki V
BIMA (Primarindo Asia
13 Infrastructure Tbk) Sub Sektor Alas kaki V
Sub Sektor Otomotif dan
14 BRAM(Indo Kordsa Tbk) Komponen V
Sub Sektor Plastik dan
15 BRNA (Berlina Tbk) Kemasan V
16 BRPT (Barito Pasific Tbk) Sub Sektor Kimia V
BTON (Betonjaya Sub Sektor Logam dan
17 Manunggal Tbk) Sejenisnya V
Sub Sektor Makanan dan
18 CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) Minuman V
CNTX (Century Textile
19 Industry Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V

138
CPIN (Charoen Pokphand
20 Indonesia Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak V
Sub Sektor Logam dan
21 CTBN (Citra Tubindo Tbk) Sejenisnya V
Sub Sektor Makanan dan
22 DLTA (Delta Djakarta Tbk) Minuman V
DVLA (Darya Varia
23 Laboratoria Tbk) Sub Sektor Farmasi V
EKAD (Ekadharma
24 International Tbk) Sub Sektor Kimia V
25 ERTX (Eratex Djaja Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
26 ESTI (Ever Shine Tex Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
FASW (Fajar Surya Wisesa
27 Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
FPNI (Lotte Chemical Titan Sub Sektor Plastik dan
28 Tbk) Kemasan V
GDST (Gunawan Dianjaya Sub Sektor Logam dan
29 Steel Tbk) Sejenisnya V
GDYR (Goodyear Indonesia Sub Sektor Otomotif dan
30 Tbk) Komponen V
GGRM (Gudang Garam
31 Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau V
Sub Sektor Otomotif dan
32 GJTL (Gajah Tunggal Tbk) Komponen V
HDTX (Panasia Indo
33 Resources Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
HMSP (Hanjaya
34 MandalaSampoerna Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau V
ICBP (Indofood CBP Sukses Sub Sektor Makanan dan
35 Makmur Tbk) Minuman V
IGAR (Champion Pacific Sub Sektor Plastik dan
36 Indonesia Tbk) Kemasan V
IIKP (Inti Agri Resources Sub Sektor Makanan dan
37 Tbk) Minuman V
IKAI (Intikeramik Alamasri Sub Sektor Keramik,Porselen
38 Industri Tbk) dan Kaca V
39 IKBI (Sumi Indo Kabel Tbk) Sub Sektor Kabel V
IMAS (Indomobil Sukses Sub Sektor Otomotif dan
40 Internasional Tbk) Komponen V
IMPC (Impack Pratama Sub Sektor Plastik dan
41 Industri Tbk) Kemasan V
42 INAF (Indofarma Tbk) Sub Sektor Farmasi V
INAI (Indal Aluminium Sub Sektor Logam dan
43 Industry Tbk Sejenisnya V

139
INCI (Intan Wijaya
44 International Tbk) Sub Sektor Kimia V
INDF (Indofood Sukses Sub Sektor Makanan dan
45 Makmur Tbk) Minuman V
INDR (Indo Rama
46 Synthetics Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
Sub Sektor Otomotif dan
47 INDS (Indospring Tbk) Komponen V
INKP (Indah Kiat Pulp &
48 Paper Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
INRU (Toba Pulp Lestari
49 Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
INTP (Indocement Tunggal
50 Prakasa Tbk) Sub Sektor Semen V
IPOL (Indopoly Swakarsa Sub Sektor Plastik dan
51 Industry Tbk) Kemasan V
ISSP (Steel Pipe Industry of Sub Sektor Logam dan
52 Indonesia Tbk) Sejenisnya V
JECC (Jembo Cable
53 Company Tbk) Sub Sektor Kabel V
JKSW (Jakarta Kyoei Steel Sub Sektor Logam dan
54 Works Tbk) Sejenisnya V
JPFA (Japfa Comfeed
55 Indonesia Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak V
56 KAEF (Kimia Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi V
KBLI (KMI Wire & Cable
57 Tbk) Sub Sektor Kabel V
KBRI (Kertas Basuki
58 Rachmat Indonesia Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
KDSI (Kedawung Setia
59 Industrial Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
KIAS (Keramika Indonesia Sub Sektor Keramik,Porselen
60 Assosiasi Tbk) dan Kaca V
KICI (Kedaung Indah Can Sub Sektor Peralatan Rumah
61 Tbk) Tangga V
62 KLBF (Kalbe Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi V
Sub Sektor Mesin dan Alat
63 KRAH (Grand Kartech Tbk) Berat V
KRAS (Krakatau Steel Sub Sektor Logam dan
64 (Persero) Tbk) Sejenisnya V
LION (Lion Metal Works Sub Sektor Logam dan
65 Tbk) Sejenisnya V
LMPI (Langgeng Makmur Sub Sektor Peralatan Rumah
66 Industri Tbk) Tangga V

140
LMSH (Lionmesh Prima Sub Sektor Logam dan
67 Tbk) Sejenisnya V
LPIN (Multi Prima Sejahtera Sub Sektor Otomotif dan
68 Tbk) Komponen V
MAIN (Malindo Feedmill
69 Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak V
MARK (Mark Dynamics Sub Sektor Keramik,Porselen
70 Indonesia Tbk) dan Kaca V
MASA (Multistrada Arah Sub Sektor Otomotif dan
71 Sarana Tbk) Komponen V
Sub Sektor Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
72 MBTO (Martina Berto Tbk) Tangga V
MERK (Merck Indonesia
73 Tbk) Sub Sektor Farmasi V
MLBI (Multi Bintang Sub Sektor Makanan dan
74 Indonesia Tbk) Minuman V
MLIA (Mulia Industrindo Sub Sektor Keramik,Porselen
75 Tbk) dan Kaca V
Sub Sektor Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
76 MRAT (Mustika Ratu Tbk) Tangga V
Sub Sektor Makanan dan
77 MYOR (Mayora Indah Tbk) Minuman V
NIKL (Pelat Timah Sub Sektor Logam dan
78 Nusantara Tbk) Sejenisnya V
79 PBRX (Pan Brothers Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
POLY (Asia Pacific Fibers
80 Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
PRAS (Prima Alloy Steel Sub Sektor Otomotif dan
81 Universal Tbk) Komponen V
PSDN (Prasidha Aneka Sub Sektor Makanan dan
82 Niaga Tbk) Minuman V
PTSN (Sat Nusapersada
83 Tbk) Sub Sektor Elektronika V
RICY (Ricky Putra
84 Globalindo Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
RMBA (Bentoel
Internasional Investama
85 Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau V
ROTI (Nippon Indosari Sub Sektor Makanan dan
86 Corpindo Tbk) Minuman V
SCCO (Supreme Cable
Manufacturing Corporation
87 Tbk) Sub Sektor Kabel V

141
SIDO (Industri Jamu dan
88 Farmasi Sido Tbk) Sub Sektor Farmasi V
89 SIPD (Sierad Produce Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak V
Sub Sektor Makanan dan
90 SKBM (Sekar Bumi Tbk) Minuman V
Sub Sektor Makanan dan
91 SKLT (Sekar Laut Tbk) Minuman V
SMBR (Semen Baturaja
92 Tbk) Sub Sektor Semen V
SMCB (Holcim Indonesia
93 Tbk) Sub Sektor Semen V
SMGR (Semen Indonesia
94 (Persero) Tbk) Sub Sektor Semen V
SMSM (Selamat Sempurna Sub Sektor Otomotif dan
95 Tbk) Komponen V
96 SPMA (Suparma Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
97 SRIL (Sri Rejeki Isman Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
98 SRSN (Indo Acitama Tbk) Sub Sektor Kimia V
SSTM ( Sunson Textile
99 Manufacture Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
100 STAR (Star Petrochem Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
Sub Sektor Makanan dan
101 STTP (Siantar Top Tbk) Minuman V
102 SULI (SLJ Global Tbk) Sub Sektor Industri Kayu V
Sub Sektor Plastik dan
103 TALF (Tunas Alfin Tbk) Kemasan V
TBMS (Tembaga Mulia Sub Sektor Logam dan
104 Semanan Tbk) Sejenisnya V
Sub Sektor Kosmetik dan
TCID (Mandom Indonesia Barang Keperluan Rumah
105 Tbk) Tangga V
TFCO (Tifico Fiber
106 Indonesia Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
TIRT (Tirta Mahakam
107 Resources Tbk) Sub Sektor Industri Kayu V
TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi
108 Kimia Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas V
TOTO (Surya Toto Sub Sektor Keramik,Porselen
109 Indonesia Tbk) dan Kaca V
TPIA (Chandra Asri
110 Petrochemical) Sub Sektor Kimia V
TRIS (Trisula International
111 Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V

142
Sub Sektor Plastik dan
112 TRST (Trias Sentosa Tbk) Kemasan V
TSPC (Tempo Scan Pacific
113 Tbk) Sub Sektor Farmasi V
ULTJ (Ultra Jaya Milk
Industry and Trading Sub Sektor Makanan dan
114 Company Tbk) Minuman V
UNIC (Unggul Indah
115 Cahaya Tbk) Sub Sektor Kimia V
UNIT (Nusantara Inti
116 Corpora Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen V
Sub Sektor Kosmetik dan
UNVR (Unilever Indonesia Barang Keperluan Rumah
117 Tbk) Tangga V
118 VOKS (Voksel Electric Tbk) Sub Sektor Kabel V
WIIM (Wismilak Inti
119 Makmur Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau V
WTON (Wijaya Karya
120 Beton Tbk) Sub Sektor Semen V
YPAS (Yanaprima Sub Sektor Plastik dan
121 Hastapersada Tbk) Kemasan V

Lampiran II. Daftar perusahan manufaktur di BEI yang memiliki laporan


keuangan lengkap selama tahun penelitian. (Data Diolah).

143
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 - 2019

No Nama Emiten Sub Sektor KON. POL


Sub Sektor Kosmetik dan
ADES (Akasha Wira Barang Keperluan Rumah
1 International Tbk) Tangga 1
AKPI (Argha Karya Prima
2 Industry Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan 1
Sub Sektor Otomotif dan
3 ASII (Astra International Tbk) Komponen 1
Sub Sektor Otomotif dan
4 AUTO (Astra Otoparts Tbk) Komponen 1
5 BATA (Sepatu Bata Tbk) Sub Sektor Alas kaki 1
Sub Sektor Makanan dan
6 CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) Minuman 1
DVLA (Darya Varia
7 Laboratoria Tbk) Sub Sektor Farmasi 1
EKAD (Ekadharma
8 International Tbk) Sub Sektor Kimia 1
9 GGRM (Gudang Garam Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau 1
HMSP (Hanjaya
10 MandalaSampoerna Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau 1
ICBP (Indofood CBP Sukses Sub Sektor Makanan dan
11 Makmur Tbk) Minuman 1
IMPC (Impack Pratama
12 Industri Tbk) Sub Sektor Plastik dan Kemasan 1
13 INAF (Indofarma Tbk) Sub Sektor Farmasi 1
INDF (Indofood Sukses Sub Sektor Makanan dan
14 Makmur Tbk) Minuman 1
JECC (Jembo Cable Company
15 Tbk) Sub Sektor Kabel 1
JPFA (Japfa Comfeed
16 Indonesia Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak 1
17 KAEF (Kimia Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi 1
KBLI (KMI Wire & Cable
18 Tbk) Sub Sektor Kabel 1
19 KLBF (Kalbe Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi 1
MAIN (Malindo Feedmill
20 Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak 1
MLBI (Multi Bintang Sub Sektor Makanan dan
21 Indonesia Tbk) Minuman 1

144
Sub Sektor Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
22 MRAT (Mustika Ratu Tbk) Tangga 1
Sub Sektor Makanan dan
23 MYOR (Mayora Indah Tbk) Minuman 1
RICY (Ricky Putra
24 Globalindo Tbk) Sub Sektor Tekstil dan Garmen 1
SCCO (Supreme Cable
Manufacturing Corporation
25 Tbk) Sub Sektor Kabel 1
26 SIPD (Sierad Produce Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak 1
SMCB (Holcim Indonesia
27 Tbk) Sub Sektor Semen 1
SMGR (Semen Indonesia
28 (Persero) Tbk) Sub Sektor Semen 1
SMSM (Selamat Sempurna Sub Sektor Otomotif dan
29 Tbk) Komponen 1
Sub Sektor Kosmetik dan
TCID (Mandom Indonesia Barang Keperluan Rumah
30 Tbk) Tangga 1
TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi
31 Kimia Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas 1
TOTO (Surya Toto Indonesia Sub Sektor Keramik,Porselen
32 Tbk) dan Kaca 1
TSPC (Tempo Scan Pacific
33 Tbk) Sub Sektor Farmasi 1
Sub Sektor Kosmetik dan
UNVR (Unilever Indonesia Barang Keperluan Rumah
34 Tbk) Tangga 1
35 VOKS (Voksel Electric Tbk) Sub Sektor Kabel 1

Lampiran III. Daftar Perusahaan Manufaktur di BEI yang Dewan Komisaris/


Pengurusnya Memiliki Hubungan Afiliasi dengan Partai Politik.
(Data Diolah).

145
DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEI
TAHUN 2014 - 2019
No Nama Emiten Sub Sektor
Sub Sektor Kosmetik dan
ADES (Akasha Wira International Barang Keperluan Rumah
1 Tbk) Tangga
AKPI (Argha Karya Prima Industry Sub Sektor Plastik dan
2 Tbk) Kemasan
Sub Sektor Otomotif dan
3 ASII (Astra International Tbk) Komponen
Sub Sektor Otomotif dan
4 AUTO (Astra Otoparts Tbk) Komponen
5 BATA (Sepatu Bata Tbk) Sub Sektor Alas kaki
Sub Sektor Makanan dan
6 CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) Minuman
DVLA (Darya Varia Laboratoria
7 Tbk) Sub Sektor Farmasi
EKAD (Ekadharma International
8 Tbk) Sub Sektor Kimia
9 GGRM (Gudang Garam Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau
HMSP (Hanjaya MandalaSampoerna
10 Tbk) Sub Sektor Pabrik Tembakau
ICBP (Indofood CBP Sukses Sub Sektor Makanan dan
11 Makmur Tbk) Minuman
IMPC (Impack Pratama Industri Sub Sektor Plastik dan
12 Tbk) Kemasan
INDF (Indofood Sukses Makmur Sub Sektor Makanan dan
13 Tbk) Minuman
14 JECC (Jembo Cable Company Tbk) Sub Sektor Kabel
JPFA (Japfa Comfeed Indonesia
15 Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak
16 KAEF (Kimia Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi
17 KBLI (KMI Wire & Cable Tbk) Sub Sektor Kabel
18 KLBF (Kalbe Farma Tbk) Sub Sektor Farmasi
19 MAIN (Malindo Feedmill Tbk) Sub Sektor Pakan Ternak
Sub Sektor Makanan dan
20 MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) Minuman
Sub Sektor Makanan dan
21 MYOR (Mayora Indah Tbk) Minuman

146
Sub Sektor Tekstil dan
22 RICY (Ricky Putra Globalindo Tbk) Garmen
SCCO (Supreme Cable
23 Manufacturing Corporation Tbk) Sub Sektor Kabel
SMGR (Semen Indonesia (Persero)
24 Tbk) Sub Sektor Semen
Sub Sektor Otomotif dan
25 SMSM (Selamat Sempurna Tbk) Komponen
Sub Sektor Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
26 TCID (Mandom Indonesia Tbk) Tangga
TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
27 Tbk) Sub Sektor Bubur Kertas
Sub Sektor
28 TOTO (Surya Toto Indonesia Tbk) Keramik,Porselen dan Kaca
29 TSPC (Tempo Scan Pacific Tbk) Sub Sektor Farmasi
Sub Sektor Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
30 UNVR (Unilever Indonesia Tbk) Tangga

Lampiran IV. Daftar Perusahaan Manufaktur di BEI yang Dewan Komisaris/


Pengurusnya Memiliki Hubungan Afiliasi dengan Partai Politik dan
Menghasilkan Laba Selama Tahun Penelitian. (Data Diolah).

147
OUTPUT EVIEWS
Dependent Variable: SM
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 05/18/21 Time: 07:05
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 65
Total panel (balanced) observations: 390
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.804793 0.637447 -7.537552 0.0000


POL 3.881364 0.747642 5.191473 0.0000
SA -0.953995 0.231471 -4.121444 0.0000
GROWTH 0.254105 0.086652 2.932487 0.0036
SIZE 0.502633 0.053934 9.319479 0.0000
RISK -3.173618 0.466069 -6.809336 0.0000
SA*POL 1.576819 0.283152 5.568810 0.0000
GROWTH*POL 0.439481 0.220923 1.989299 0.0474
SIZE*POL -0.392513 0.061405 -6.392180 0.0000
RISK*POL 3.291347 0.557843 5.900133 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.302698 Mean dependent var 1.404461


Adjusted R-squared 0.286183 S.D. dependent var 1.193872
S.E. of regression 0.731289 Sum squared resid 203.2180
F-statistic 18.32860 Durbin-Watson stat 0.398978
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.081201 Mean dependent var 0.893974


Sum squared resid 279.0181 Durbin-Watson stat 0.192886

148
Dependent Variable: NP
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 05/18/21 Time: 09:34
Sample: 2014 2019
Periods included: 6
Cross-sections included: 65
Total panel (balanced) observations: 390
Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.382815 0.856351 -5.118013 0.0000


POL 1.029296 1.067657 0.964070 0.3356
SA 1.069221 0.245560 4.354214 0.0000
GROWTH -0.115408 0.090450 -1.275925 0.2028
SIZE 0.391397 0.072402 5.405903 0.0000
SM 0.024017 0.025301 0.949281 0.3431
RISK 4.862712 0.626383 7.763166 0.0000
SA*POL -1.108438 0.338612 -3.273474 0.0012
GROWTH*POL 0.212549 0.336495 0.631657 0.5280
SIZE*POL -0.087344 0.087856 -0.994165 0.3208
RISK*POL 3.985531 0.934799 4.263518 0.0000
SM*POL -0.090346 0.053006 -1.704438 0.0891

Weighted Statistics

R-squared 0.494565 Mean dependent var 2.840010


Adjusted R-squared 0.479857 S.D. dependent var 1.634924
S.E. of regression 1.158120 Sum squared resid 506.9898
F-statistic 33.62460 Durbin-Watson stat 0.699576
Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.466628 Mean dependent var 1.760564


Sum squared resid 730.3887 Durbin-Watson stat 0.539823

149

You might also like