You are on page 1of 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRAFORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
a. Farmakokinetik
Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan turunan alkilamin yang
bekerja secara kompetitif dengan menghambat reseptor histamin H1
yang dapat menembus sawar darah otak (Gunawan, 2007). CTM
merupakan serbuk hablur berwarna putih dan larut dalam air (Depkes
RI, 1979). CTM digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena
musim atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin, gatal
pada mata, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit,
seperti pruritik, urtikaria, ekzem dan dermatitis (Hardjono, 2000).
Seperti halnya golongan anti histamin H1, CTM mempunyai efek
samping yang sering terjadi seperti efek sedatif, gangguan saluran
cerna dan mulut kering (Gunawan, 2007). Pemberian secara per oral
CTM dapat mengalami first pass metabolismsehingga bioavabilitasnya
rendah mencapai 25-50 % (Sweetman, 2009).
Chlorpeniramine maleat diabsorpsi baik melalui pemakaian
oral, walaupun obat ini mengalami metabolisme substansial pada
mukosa gastrointestinal sebelum diabsorpsi dan mengalami reaksi first
pass metabolisme di hati. Data menunjukkan sebesar 25- 45% dan 35
60% dosis tunggal peroral Chlorpeniramine maleat tablet dan sediaan
cair berturut-turut melewati sirkulasi sistemik sebagai obat tak berubah
(parent drug). Bioavaibilitas sediaan lepas lambat dari obat ini
dikurangi dengan membandingkan bioavaibilitas pada sediaan tablet
dan cair Chlorpeniramine maleat (Mc Evoy. 2002). Chlorpeniramine
maleat diabsorpsi relatif lambat dari saluaran pencernaan, konsentrasi
puncak plasma diketahui sekitar 2,5 sampai 6 jam setelah dosis per
oral (Sweetman, 2002).
Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal dan hati yang normal,
waktu paruh eliminasi chlorpeniramine maleat yaitu 12-43 jam, pada
anak-anak dengan fungsi hati dan ginjal yang normal, waktu paruh
eliminasinya antara 9,613,1 jam. Pada pasien dengan kerusakan ginjal
kronis dengan hemodialisis, waktu paruh Chlorpeniramine maleat
antara 280-330 jam (McEvoy, 2002).
Chlorpeniramine maleat terdistribusi pada saliva dan sejumlah
kecil obat maupun metabolitnya terdistribusi ke empedu. Secaru
invitro, chlorpeniramine maleat kira-kira terikat pada protein plasma
sebesar 69-72% (McEvoy, 2002).
Chlorpeniramine dan metabolit- metabolitnya diekskresi secara
lengkap melalui urin. Ekskresi melalui urin dari chlorpeniramine dan
metabolit- metabolitnya yang merupakan hasil dari N-dealkilasi
bervariasi terhadap pH urin dan aliran urin. Penelitian menunjukkan
pada orang sehat dengan fungsi ginjal dan hati yang normal
menunjukkan 20% dari dosis tunggal peroral diekskresikan melalui
urin dalam bentuk tak berubah, 20% sebagai
monodesmetilchlorpeniramine, dan didesmetilchlorpeniramin
(McEvoy, 2002).
b. Indikasi
Diindikasikan untuk gangguan alergi (antialergi) pada kulit termasuk
urtikaria, pruritus, gigitan serangga, beberapa alergi obat dan alergi
akibat kontak tanaman. Hal ini juga efektif dalam mengurangi gejala
musiman, batuk dan flu, migain, mabuk (motion sickness),
mual/muntah, dan perennial rhinitis alergi seperti bersin, gatal hidung
dan konjungtivitis
c. Kontraindikasi
1) Pada pasien dengan hipersensitif terhadap antihistamin.
2) Pada pasien dengan glaukoma sudut sempit.
3) Pada pasien dengan riwayat asma.
4) Pada pasien dengan terapi obat golongan MAOIS.
5) Pada neonatal dan ibu menyusui (McEvoy, 2002)
d. Efek Samping
Pada sistem pencernaan dapat menyebabkan mual, muntah, diare,
anoreksia. Pada sistem pernapasan, obat ini dapat menekan sistem
pernapasan dan mengentalkan sekresi bronkial. Pada saluran kencing,
menimbulkan penurunan sekresi urin. Pada ginjal dapat menyebabkan
poliuria dan pada sistem sirkulasi sitemik dapat mengakibatkan
bradikardia (Katzung, 2001). Menyebabkan sedatif ringan yang
disebabkan oleh depresi SSP dan daya anti kolinergis (Tjay dan
Rahardja, 2007)

2. Tinjauan Sifat Fisiko-Kimia Bahan Obat


a. Klorfeniramin Maleat (CTM)

Organoleptis Serbuk hablur putih dan tidak berbau


Struktur kimia

Gambar 1. Struktur Klorfeniramin Maleat


Ukuran partikel, Berat molekul : 390,87 gram
bentuk, ataupun luas Bentuk: Serbuk hablur putih
permukaan
Kelarutan Larut dalam air, etanol dan kloroform, sukar
larut dalam eter dan benzene
Stabilitas Tidak stabil terhadap cahaya, stabil pada suhu
umumnya pada penyimpanan kurang
dari 40℃, lebih baik lagi pada suhu 15-
30℃, stabil apabiladidapar pada pH 2,4,6
dan 8.
Titik lebur 130-135℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Dengan CaCl2 atau phenobarbital natrium

b. Amilum Manihot

Organoleptis Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan


kecil; putih; tidak berbau; tidak berasa.
Struktur kimia

Gambar 2. Struktur Amilum Manhihot


Ukuran partikel, Ukuran partakel: diameter sampai 20mikrometer
bentuk, ataupun luas Bobot molekul: 390,87
permukaan Bentuk: Serbuk halus, kadang-kadang berupa
gumpalan kecil

Kelarutan Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol


dingin (95%) dan air dingin. Amilum
menegmbang dalam air dengan konsentrasi 5-10
% pada 37˚C.
Stabilitas Stabilitas Pati kering dan tanpa pemanasan
stabil jika dilindungi dari kelembaban yang
tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada
tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert.
Tittik lebur -
Higroskopis -
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat
Terbentuk senyawa inklusi berwama bila
direaksikan dengan iodium
c. Magnesium stearate

Organoleptis Berupa serbuk halus, putih dan boluminous, bau


lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari
butiran
Struktur kimia

Gambar 3. Struktur Kimia Magnesium Strearat


Ukuran partikel, -
bentuk, ataupun
luas permukaan
Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol 95% dan
dalam eter, sangat mudah larut dalam benzene
panas dan etanol 95% panas
Stabilitas Stabil jika penyimpanan benar
Tittik lebur 88,5℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan asam kuat, garam
alkali dan garam besi. Hindari pencampuran
dengan bahan pengoksidadi kuat. Magnesium
stearate tidak dapat digunakan pada produk
yang mengandung aspirin, beberapa vitamin,
dan kebanyakan garam alkaloid

d. Talk

Organoleptis Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat


pada kulit, bebas dari butiran,
Struktur kimia

Gambar 4. Struktur Kimia Talk


Ukuran partikel, Ukuran partikel:
bentuk, ataupun luas Bentuk: Serbuk hablur, sangat halus
permukaan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, etanol, dan dietil
eter
Stabilitas Stabil dengan pemanasan pada 160℃ selama
tidak kurang dari 1 jam
Titik lebur 900-1000℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa kuartener

e. Avicel PH 102 6%

Organoleptis Berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau,


serbuk kristal dengan partikel berpori
Struktur kimia

Gambar 5. Struktur Kimia Avicel PH 102


Ukuran partikel, Luas permukaan avicel PH 102 yaitu sekitar
bentuk, ataupun luas 1,21-1,30 m2/g
permukaan
Kelarutan Kelarutan avicel PH 102 yaitu praktis tidak
larut dalam air, larutan asam dan sebagian
besar pelarut organic
Stabilitas Stabilitas dari avicel PH 102 yaitu material
yang higroskopis yang stabil. Dan disimpan
diwadah tertutup
Tittik lebur 141-143℃
Higroskopis -
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dari avicel PH 102 yaitu
inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang
kuat

3. Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian


Bentuk sediaan : Tablet
Dosis : 3 kali sehari sesudah makan
Pemberian : Oral
B. FORMULASI

1. Permasalahan

Permasalahan selama proses pencetakan tablet (Gloria dkk, 2018):

a. Capping dan Laminasi

Capping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian


atas atau bawah tablet dari badan tablet. Dalam hal ini tablet lepas.

Penyebabnya yaitu:granul terlalu besar, Kelembapan granul


terlalu rendah,kurangnya jumlah pengikat atau penggunaan
pengikat yang tidak tepat,Kurangnya jumlah lubrikan atau
penggunaan lubrikan yang tidak tepat, Terdapat udara yang
terjebak dalam massa cetak,suhu dan kelembapan area cetak tablet
tidak terkontrol.

Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau


lebih. Dalam hal ini tablet belah.

Penyebabnya yaitu: Terdapat bahan berminyak atau lilin


(wax) dalam granul, Terlalu banyak lubrikan hidrofobik.
a.
b. Binding (Pelekatan)

Binding adalah kondisi dimana proses pengeluaran tablet ke


luar dari lubang kempa mengalami kesulitan.

Penyebabnya yaitu: Granul terlalu lembap atau basah,


Lubrikan terlalu sedikit atau tidak tepat, Granul terlalu kasar,
Area punch dan die kotor.

c. Sticking

Sticking adalah kondisi dimana permukaan tablet tumpul,


tergores, atau berbintik, dikarenakan adanya proses pengeringan
yang tidak memadai atau granulasi yang dilubrikasi sehingga
permukaan tablet melekat pada permukaan punch

.Penyebabnya yaitu: Pengeringan granul kurangmaksimal,


Penggunaan lubrikan yang tidak tepat atau terlalu sedikit, Terlalu
banyak pengikat, Adanya bahan yang berminyak, Tekanan terlalu
rendah, Proses pengempaan terlalu cepat.

d. Picking

Picking adalah suatu bentuk dari sticking ketika bagian kecil


granul melekat pada permukaan punch dan bertambah setiap
putaran mesin tablet. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
lubang pada permukaan tablet.

Penyebabnya yaitu: Kelembapan granul terlalu tinggi, terdapat


zat yang memiliki titik leleh rendah, namun jumlah yang cukup
banyak dalam formula tablet,Suhu ruang terlal  tinggi.

e. Cracking

Cracking adalah kondisi atau keadaan dimana tablet pecah.


Pecahnya tablet ini lebih sering terjadi di bagian atas-tengah.

Penyebabnya yaitu: Granul terlalu besar, Granul yang terlalu


kering, Tablet mengembang, Suhu ruang granulasi terlalu dingin.
2. Pengatasan Masalah

Langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan pada tablet


(Gloria dkk, 2018) :

a. Mengatasi masalah capping dan laminasi tersebut, yaitu:

1) Menyemprot granul dengan air atau campuran air-


gliserin (bila granul tidak cukup lembab).
2) Meningkatkan jumlah pengikat atau melakukan
regranulasi dengan pengikat yang lebih sesuai.
3) Menambahkan pengikat kering, misalnya amilum
terpragelatinasi, gom arab, serbuk sorbitol, PVP, silika
hidrofilik atau serbuk gula
b. Mengatasi masalah binding dapat dilakukan dengan cara
berikut:

1) Meningkatkan lubrikasi dan menggunakan lubrikan


yang lebih efisien dan tepat.
2) Mengurangi ukuran granul.

3) Meningkatkan kandungan lembab dari granul.

4) Mengempa pada suhu dan atau kelembaban yang lebih


rendah.

c. Mengatasi masalah picking dan sticking yaitu :

1) Menurunkan ukuran granul

2) Mengganti/mengurangi lubrikan

3) Tambahkan adsorben (silika, avicel)

d. Mengatasi masalah cracking, yaitu dengan :

1) Memoles punch dan die

2) Memperkecil ukuran granul

3) Menambahkan pengikat kering


3. Formula tablet CTM
Komposisi Berat(gram) Fungsi

CTM 0,04 Zat Aktif


Avicel Ph 102 6% 0,12 Pengisi dan Pengikat
Amylum Manihot 0,1 Penghancur
Talk 2 Glidan
Magnesium Stearat 0,02 Lubrikan
Total Berat 1,72

4. Perhitungan Formula

a. Klorfeniramin maleat : 0,04 gram


a. Avicel Ph 102 6% : 0,12 mg
b. Amylum Manihot : 0,1 gram
c. Talk : 2 gram
d. Magnesium Stearat : 0,02 gram
Formula diatas akan dibuat 100 tablet, sehingga hasil perhitungannya
sebagai berikut :

a. Klorfeniramin maleat : 0,0 4 gram x 100 = 4 gram


a. Avycel Ph 102 6% : 0,12 gram x100 = 12 gram
b. Amylum Manihot : 0,1 gram x100 = 10 gram
c. Talk : 2 gram x100 = 200 gram
d. Magnesium Stearat : 0,02 gram x100 = 2 gram

C. PELAKSANAAN

1. Cara Kerja
a. Formulasi

Timbang semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat tablet


CTM


Dimasukkan klorfeniramin maleat ke dalam lumpang, kemudian
ditambahkan dengan amilum manihot, selanjutnya tambahkan
magnesium stearat dan masukkan sedikit demi sedikit avicel pH 102
sambil digerus.

Tambahkan talk sambil terus digerus sampai semua komponen


homogen

Dilakukan evaluasi granul seperti yang ada di modul praktikum

Granul di masukkan kedalam corong (hopper) di ruang


cetakan dan di kempa oleh kedua punch dicetak menjadi
tablet dengan diameter 7mm

Tablet dilakukan evaluasi tablet sesuai yang ada di modul praktikum

b. Evaluasi Granul Klorfenamin Maleat


1) Waktu Alir

Sebanyak 25 g granul dimasukkan ke dalam corong yang


sebelumnya sudah ditutup bagian bawahnya

Tutup bagian bawah corong ditarik sambil


menghidupkan stop watch

Waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir ke bawah


dicatat d.Hitung kecepatan alir granul dalam gram per detik

2) Sudut Diam

Granul seberat 50 gram dimasukkan secara perlahan ke dalam


alat, lubang bagian bawah tertutup.

Penutup lubanng bagian bawah dibuka maka granul akan


mengalir ke bawah.

Tinggi kerucut yang terbentuk diukur

Untuk masing-masinng ukuran granul dilakukan pengukuran


sebanyak 3 kali. Sudut diam granul dapat dihitung dengan
rumus persamaan:

Tg a = 2h
d

Keterangan : 𝛼 = sudut diam h = tinggi kerucut d = diameter


kerucut

3) Pengetapan
Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
dimiringkan kemudian ditegakkan. Ditambahkan lagi granul
sampai volum 100 ml. Ini dicatat sebagai Vo

Gelas ukur dipasangkan pada alatnya dan kemudian rotor


dinyalakan


Dicatat perubahan volumnya pada menit-menit tertentu
yaitu:5, 10, 25, 50 dan 100 menit, ini dicatat sebagai V
( Apabila belum diperoleh volum konstan maka dilanjutkan
sampai diperoleh volum konstan. Ini dicatat sebagai V1.

Dihitung nilai T%

Dicatat berat granul yang digunakan. Indeks pengetapan dapat


dihitung dengan rumus :

T% = V0 – V1 x 100%

V0

1) Dihitung nilai T%

2) Dibuat kurva hubungan log Vo/Vt vs t

c. Evaluasi Tablet Klorfenamin Maleat


1) Penampilan secara umum

Penampilan meliputi bentuk, warna, rasa, bau dan tekstur


permukaan.

2) Keseragaman sediaan

Keseragaman bobot Ditimbang 20 tablet kemudian tablet


tersebut ditimbang satu persatu dihitung bobot rata-rata dan
penyimpangannya

Keseragaman kandungan Tidak dilakukan


3) Ketebalan tablet

Diuji 5 tablet, masing-masing tablet diukur ketebalannya


menggunakan jangka sorong. Dicatat tebal masingmasing
tablet.

4) Kekerasan tablet

Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus


pada hardness tester,mula-mula skala pada posisi
nol, kemudian dengan alat diputar pelan-pelan
sampai tablet pecan. Dibaca skala yang dicapai
pada saat tablet tepat pecah atau hancur.

5) Kerapuhan tablet

Dua puluh tablet dibebas debukan ditimbang, dimasukkan ke


dalam friabilator diputar delama 4 menit dengan kecepatan 25
putaran per menit. Tablet dibersihkan dari fines yang menempel
dan ditimbang kembali. Presentase kehilangan bobotnya
dihitung dengan ramus persamaan :

%kerapuhan = Wo – Wt x 100%

Wo

Keterangan : Wo = Berat tablet sebelum pengujian

Wt = Berat tablet setelah pengujian

6) Waktu hancur tablet


Dimasukkan 5 tablet ke dalam tabung berbentuk keranjang,
kemudian diturun-naikkan tabung secara teratur 30 kali setiap
menit dalam medium air dengan suhu 36° C - 38° C. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di
atas kasa. Dicatat lama waktu hancur tablet
2. Kemasan, Brosur, dan Etiket
a. Kemasan

Gambar 6. Desain kemasan


b. Brosur
CLORAMFENIRAMIN MALEAT

KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung:
Cloramfeniramin Maleat..................0,04 gram
Avicel Ph 102 6%...................................0,12 gram
Mg strearat............................................0,02 gram
Talk.......................................................2 gram
Avicel PH 102..............................130,42 gram

INDIKASI
Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala alergi seperti gatal-gatal
Urtikariadermatis.

KONTRAINDIKASI
Anak usia <2 tahun, neonates (bayi baru lahir) bayi premature, penderita
serangan asma akut.

EFEK SAMPING
Mengatuk, pusingsembelitgangguan kecemasanmual penglihatan
kaburgelisajpenurunan koordinasi, mulut kering, sulit buang air
keciliritabilitasmasalah konsentrasi.

ATURAN PAKAI
Dewasa : 1 table tdiminum 3-4 kali per hari
Anak (6 - 12tahun): ½ tablet diminum 3-4 kali per hari
Anak (2 - 5tahun ) : ¼ tablet diminum 3 – 4 kali per hari

PENYIMPANAN
Dalam wadah tertutup rapat dan disimpan di tempat sejuk
Gambar 7. Desain Brosur
c. Etket

APOTEK UNIMUGO

Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong,


Kebumen

Apoteker: Apt.Annisa,S.Farm

SIA: C12345678

No : 01 Tgl: 4 mei 2023

ED

Nn. Rina (18 tahun)

3 x 1 sehari sesudah makan

SEMOGA LEKAS SEMBUH

Gambar 8. Desain Etiket

You might also like