Professional Documents
Culture Documents
Kesiapan 2
Kesiapan 2
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengungkap aspek muatan kurikulum sosial psi-
kologis yang paling berpengaruh terhadap kesiapan calon guru Sekolah Menengah
Kejuruan. Selain kemampuan psikologis, menurut observasi awal variabel Kemampu-
an pedagogik yang selama ini menjadi salah satu prasyarat untuk guru sertifikasi juga
memberikan implikasi positif kepada calon guru. Penelitian ini menggunakan pende-
katan korelasional. Sampel yang digunakan sebanyak 40 calon pendidik yang diambil
dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah nontest
(angket) untuk menjaring variabel muatan kurikulum yang berkolerasi. Uji hipotesis
menggunakan uji korelasi ganda dan regresi ganda.
59
60 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 59-68
ciptakan guru vokasional yang terampil dari 4 sub variabel utama, yakni: (1). efi-
belum dapat memberikan implikasi kasi diri; (2) sosial persuatif; (3) keca-
positif. Selama ini kurikulum hanya ber- kapan sosial; dan (4) kemampuan pe-
fokus pada aspek kognitif, belum me- dagogik. Efikasi diri merupakan salah
nyentuh aspek psikologis. Gambaran satu aspek pengetahuan tentang diri
utama yang perlu diketahui dan dipahami atau self knowwledge yang paling ber-
oleh para calon pendidik adalah penting- pengaruh dalam kehidupan manusia se-
nya menghasilkan tenaga terampil se- hari-hari. Hal ini disebabkan efikasi diri
hingga dengan pemahaman tersebut guru yang dimiliki ikut mempengaruhi indi-
akan dapat menyiapkan para peserta di- vidu dalam menentukan tindakan yang
diknya dengan semaksimal mungkin. Un- akan dilakukan untuk mencapai suatu
tuk menghasilkan tenaga terampil, pem- tujuan termasuk di dalamnya perkiraan
bekalan diri sangat diperlukan dengan berbagai kejadian yang akan dihadapi.
memberikan kesiapan secara matang ke- Efikasi diri memberikan gambaran ke-
pada calon guru, seperti pepatah: Guru pada setiap calon guru untuk mensupport
kencing berdiri, murid kencing berlari, siswa dengan sepenuh hati, mendorong
pepatah tersebut menggambarkan bahwa calon guru untuk berpikir kreatif dengan
pembentukan karakteristik siswa juga di- menggambarkan diri seorang yang patut
pengaruhi oleh guru, dan guru dibentuk ditiru dan diteladani. Implikasi ini yang
atau ditempa menjadi seorang yang ahli diyakini oleh peneliti dapat meningkat-
dibidangnya oleh kurikulum. kan kesiapan calon guru untuk mengajar-
Kurikulum dibentuk dengan mak- kan berbagai kompetensi yang dimiliki-
sud dan tujuan yang lebih spesifik yang nya dengan percaya diri. Selain hal ter-
adanya beberapa pilihan dan peng- sebut terdapat muatan kurikulum yang di-
organisasian pokok-pokok materi, juga sebut sosial persuasi bisa diartikan seba-
secara tidak langsung tergambar pola gai usaha untuk mengubah sikap dan ke-
belajar dan pembelajaran yang disesuai- percayaan melalui informasi dan argu-
kan dengan tujuan dan rumusan yang mentasi, sehingga calon guru memiliki
diharapkan oleh para pengguna, di da- power untuk meyakinkan peserta didik
lamnya termasuk program evaluasi dan mereka dapat berhasil dan sukses. Selain
hasil yang diharapkan dari lulusan seko- 2 muatan tersebut juga terdapat muatan
lah yang bersangkutan. Namun, perlu di- kurikulum kecakapan sosial dan kemam-
sadari saat ini pemerintah berupaya me- puan pedagogik yang memberikan do-
ningkatkan kurikulum yang ada dengan rongan kepada calon guru untuk bersikap
berbagai cara, salah satunya dengan per- profesionalisme dan kreatif. Muatan kuri-
gantian kurikulum setiap 5 tahun sekali, kulum inilah yang nantinya diyakini
hal ini memiliki dampak postif dan juga mampu meningkatkan kesiapan calon
negatif yang tanpa disadari pemerintah guru program Studi S1 Pendidikan Tek-
hanya fokus pada pengembangan kuriku- nik Informatika dan S1 Pendidikan Tek-
lum secara hirarki, fenomena tersebut nik Elektro.
memberikan kesimpulan bahwa didalam Kurikulum sendiri memiliki makna
kurikulum sebenarnya terdapat muatan harfiah perencanaan untuk pembelajaran
kurikulum yang membangun kurikulum yang memaksimalkan karakteristik peser-
tersebut menjadi pedoman bagi setiap ta didik, pengertian kurikulum secara se-
calon guru untuk dapat mengamalkan derhana tersebut sering dikemukakan da-
kompetensinya secara maksimal. lam forum ilmiah kurikulum, seperti
Menurut studi pendahuluan muatan yang dikemukakan oleh (Hilda Taba,
kurikulum yang dimaksud tersebut terdiri 1994: 20) dalam diskusi tentang kriteria
Putro,dkk., Pengaruh Aspek Sosial Psikologi 61
untuk pengembangan kurikulum yaitu A ajari oleh individu (mahasiswa) dan ba-
curriculum is a plan for learning, yang gaimana individu (mahasiswa) bertindak.
memiliki beberapa komponen yaitu: Eliot (2000:219) mengungkapkan for
“All curricula, no matter what their Bandura, social cognitive means that the
particular design, are composed of information we process from observing
certain elements. A curriculum usually other people, things, and events influen-
contain a statement of ains and of speci- ces the way we act. Mirip dengan ung-
ficobjectives; it indicates some selection kapan Eliot, Wade (2007:273) memapar-
and organization of content; it either kan bahwa teori social cognitive merupa-
implies or manifests certain patterns kan teori yang menekankan bagaimana
of learning and teaching, whether be- perilaku dipelajari dan dipertahankan
cause the objectives demad them or be- melalui observasi dan imitasi perilaku
cause the content organization requires orang lain, konsekuensi positif, serta pro-
them. Finnaly, it includes a program of ses kognitif seperti rencana, harapan, dan
evaluation of the outcomes”. keyakinan. Dari beberapa pendapat ter-
Menurut Taba (1994:20), kurikulum sebut, dapat diformulasikan bahwa social
adalah perencanaan untuk pembelajaran, cognitive mengacu pada bagaimana in-
tetapi selanjutnya dijelaskan bahwa ku- dividu (mahasiswa) berpikir mengenai
rikulum itu dilengkapi dengan maksud orang lain, di mana proses pemikiran
dan tujuan yang lebih spesifik yang (proses kognitif) tersebut mempengaruhi
adanya beberapa pilihan dan pengorgan- tindakan yang akan dilakukan.
isasian pokok-pokok materi, juga secara Teori social cognitive Bandura yang
tidak langsung tergambar pola belajar dijelaskan dalam model determinisme
dan pembelajaran yang disesuaikan de- resiprokal dalam belajar. Mengilustrasi-
ngan tujuan dan rumusan yang diharap- kan bahwa faktor person dan kognitif,
kan oleh para pengguna, di dalamnya faktor lingkungan, dan faktor perilaku sa-
termasuk program evaluasi dan hasil ling mempengaruhi satu sama lain dalam
yang diharapkan dari lulusan sekolah proses berinteraksi (contoh: dalam proses
yang bersangkutan. (Arifah A. Riyanto, belajar) (Santrock, 2011:285; Woolfolk,
2010). Sedangkan Sosial Psikologis me- 2009: 125-126).
rupakan suatu usaha untuk memahami Determinisme resiprokal dalam teori
dan menjelaskan bagaimana pikiran, pe- social cognitive Bandura memiliki makna
rasaan dan tingkah laku individu di- hubungan saling menyebabkan antara
pengaruhi oleh kehadiran orang lain baik tiga faktor, yaitu: perilaku, faktor person/
secara aktual maupun imajiner (Allport, kognitif, dan pengaruh lingkungan, yang
1985). Sosial Psikologis ini kerap kali masing-masing beroperasi secara mandiri
terlihat saat calon guru melaksanakan sebagai faktor penentu bagi faktor-faktor
micro teaching yang menjadi salah satu lainnya. Pengaruh antar faktor tersebut
kompetensi utama yang harus dimiliki bervariasi dalam kekuatannya dan tidak
oleh seorang pendidik. terjadi secara bersamaan (Tarsidi,
Albert Bandura (1980:140) salah se- 2010:4).
orang pemikir utama dari aliran ini Efikasi diri adalah keyakinan pada
menyebut teorinya sebagai teori social kemampuan diri sendiri untuk mengorga-
cognitive, karena meletakkan fokusnya nisir dan mengerakkan sumber-sumber
pada proses mental. Teori Bandura mene- tindakan yang dibutuhkan untuk menge-
kankan pada pentingnya kepercayaan, lola situasi-situasi yang akan datang,
persepsi, dan observasi perilaku orang Bandura berpendapat bahwa ketika indi-
lain dalam menentukan apa yang dipel- vidu semakin sadar dengan apa yang te-
62 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 59-68
ngah „berlangsung‟ (menyadari apa yang lebih kepada gagasan untuk melakukan
bisa berfungsi sebagai kejadian penguat) sesuatu. Gagasan ini dinyatakan dalam
maka orang tersebut semakin ahli dalam argumen untuk memengaruhi orang atau
menggunakan kemampuannya untuk me- kelompok lain.
wujudkan apa yang perlu dilakukan Kecakapan Sosial seringkali diarti-
(Neil, 2009). Tingkat efikasi diri individu kan sebagai serangkaian keterampilan
satu dengan individu lainnya berbeda. yang memungkinkan seseorang untuk
Apabila seseorang memiliki tingkat efi- berkomunikasi, berhubungan, dan ber-
kasi yang tinggi maka ia selalu yakin de- sosialisasi dengan orang lain. Akan tetapi
ngan kemampuan yang dimiliki untuk kita harus ingat bahwa keterampilan-ke-
melakukan suatu hal, sedangkan sese- terampilan ini bisa saja memiliki penger-
orang yang tingkat efikasi dirinya rendah tian yang berbeda antara satu kebudayaan
ia akan selalu ragu dan setengah-setengah dengan kebudayaan lain. Social skills
dalam menyelesaikan tugasnya mencakup bentuk komunikasi verbal
Persuasi adalah suatu tindakan yang maupun nonverbal. Bentuk-bentuk ko-
berdasarkan segi-segi psikologis, yang munikasi ini kerap menjadi alat bagi
dapat membangkitkan kesadaran indivi- orang lain dalam menentukan status se-
du. (Oemi Abdurrachman, MA, 1989: seorang lainnya, mempertimbangkan
62). Persuasi adalah usaha yang didasari apakah orang tersebut merupakan teman
untuk mengubah sikap, kepercayaan, atau atau pasangan yang potensial, dan dalam
perilaku orang melalui tranmisi pesan mempertimbangkan perekrutan kerja atau
(Dan Nimmo, 1993: 119) Karakteristik. promosi di tempat kerja. Lawan dari
Pace, Peterson dan Burnett (1979) dalam social skills adalah social ineptitude, yak-
Venus 2007:30 mendefinisikan persuasi ni sebuah ketidakmampuan dalam meng-
sebagai tindakan komunikasi yang bertu- gunakan elemen-elemen komunikasi
juan untuk membuat komunikan (peneri- yang seharusnya bisa membuat seseorang
ma pesan) mengadopsi pandangan komu- menjadi seorang komunikator yang
nikator (pengirim pesan) mengenai suatu baik.Di sebagian besar negara-negara pe-
hal atau melakukan suatu tindakan terten- nutur bahasa Inggris, social skills men-
tu. Dalam kegiatan persuasi selalu ditan- cakup keterampilan verbal maupun non-
dai empat hal, yaitu: Melibatkan seku- verbal. Keterampilan verbal antara lain
rang-kurangnya dua pihak Ada tindakan kemampuan untuk menentukan hal-hal
secara sengaja mempengaruhi Adanya yang tepat untuk dikatakan di waktu yang
pertukaran/transaksi pesan persuasive tepat pula, mampu berkomunikasi dengan
Adanya kesukarelaan menerima atau me- cara yang memikat, memiliki kisaran
nolak gagasan yang ditawarkan Jadi nada dan kualitas vokal, dan mampu ber-
bedasarkan beberapa pengertian diatas, bicara dengan cara yang terdidik namun
dapat kita artikan bahwa persuasi adalah tetap bisa dipahami oleh akal sehat. De-
kemampuan untuk mengajak orang lain ngan kata lain, social skills bisa ditentu-
agar mengubah sikap dengan argumen- kan melalui apa yang dikatakannya, ka-
tasi, untuk melakukan sesuatu sesuai de- pan dia mengatakannya, dan bagaimana
ngan tujuan orang yang mengajak. Dalam cara dia mengatakannya. (Nidhom: 2013)
politik, persuasi diperlukan untuk mem- Di Amerika Serikat, orang yang me-
peroleh dukungan. Persuasi disini dilaku- miliki keterampilan verbal yang baik di-
kan untuk ikut serta dalam suatu komuni- artikan sebagai orang yang berbicara de-
tas dan mencapai tujuan komunitas ter- ngan suara yang jelas, memiliki perubah-
sebut. Persuasi bersifat tidak memaksa an suara yang baik, berbicara yang tepat
dan tidak mengharuskan ikut serta, tapi dalam sebuah situasi, dan memiliki ke-
Putro,dkk., Pengaruh Aspek Sosial Psikologi 63
percayaan diri dalam suaranya. Keteram- mahasiswa seperti menitip tanda tangan
pilan verbal yang buruk bisa diartikan kehadiran, menejemen waktu yang
sebagai memiliki suara yang monoton, kurang baik sehingga ketika mengerjakan
mengatakan hal-hal yang salah, berbicara tugas berujung untuk menyalin hasil pe-
terlalu pelan sehingga sulit terdengar atau kerjaan teman. Sehingga diperlukan suatu
terlalu keras sehingga terasa menggang- sistem yang memaksa mahasiswa sehing-
gu, atau berbicara mengenai topik yang ga akan menjadi kebiasaan yang baik dan
membosankan. Orang yang hanya bisa akan terbawakan hingga memasuki dunia
berkata-kata tentang satu topik saja juga kerja.
akan dipandang sebagai seseorang yang Penelitian ini bertujuan untuk meng-
memiliki social skills yang buruk. Penge- ungkap aspek muatan kurikulum sosial
tahuan pedagogik diperoleh mahasiswa psikologis yang paling berpengaruh
Jurusan Teknik Elektro FT UM baik se- (sumbangan relatif dan efektif) terhadap
cara teori maupun praktik selama per- kesiapan calon guru sekolah menengah
kuliahan. Secara teori dari matakuliah ke-
kejuruan mencakup beberapa variabel di-
pendidikan yang telah ditempuh dan se-
antaranya: (1) efikasi diri (X1), sosial per-
cara praktik adalah Praktik pengalaman
Lapangan. Berdasarkan deskripsi kuliah suasif (X2), kecakapan sosial (X3) dan ke-
di kurikulum mengisyaratkan bahwa be- mampuan pedagogik (X4) terhadap ke-
kal yang diperoleh mahasiswa cu- kup siapan calon guru secara simultan (Y);
memadai. Pada hakekatnya sistim pem- dan (2) varibel (X1), (X2), (X3), dan (X4)
belajaran matakuliah kependidikan men- terhadap variabel (Y) secara parsial.
syaratkan terintegrasinya antara teori di-
daktik dan praktek. Sebagai contoh: da-
lam perkuliahan matakuliah Perencanaan METODE
Pembelajaran mahasiswa dituntut harus Sesuai dengan tujuan penelitian,
bisa merumuskan skenario pembelajaran maka penelitian ini menggunakan pende-
yang operasional, keterampilan ini tidak katan kuantitatif dengan rancangan pene-
mudah karena mahasiswa harus mema- litian korelasional. Hal ini sesuai dengan
hami aspek teoritis pembelajaran yang re- yang dikemukakan Sudjana dan Ibrahim
levan dengan aspek prktis pembelajaran. (2007:77) “studi korelasi mempelajari
Kemampuan mahasiswa dalam bel- hubungan dua variabel atau lebih, yakni
ajar untuk terus berupaya dalam mening- sejauh mana variasi dalam satu variabel
katkan kompetensi sebagai calon guru berhubungan dengan variasi dalam varia-
tidak lepas dari peran dosen sebagai pem- bel lain”. Gambar hubungan setiap va-
bimbing. Tugas dosen bukan hanya seke- riabel penelitian secara rinci dapat dilihat
dar mentransfer ilmu yang dimiliki, me- pada Gambar 1.
lainkan juga memerlukan berbagai kele- Penelitian ini juga melewati bebe-
bihan, baik pengetahuan dan keterampil- rapa tahapan penelitian yang tersusun se-
an. Selain itu dosen juga memiliki tang- cara sistematis yang di dalamnya terdapat
gung jawab untuk membentuk karakter pengujian instrumen dan analisis data
mahasiswa dengan memberikan kete- yang dilanjutkan dengan pembahasan, ta-
ladanan seperti kedisiplinan, perilaku, hapan penelitian secara rinci dapat dilihat
ucapan, kepribadian, dan lain-lain. Kete- pada Gambar 2.
ladanan dosen sangat diperlukan maha- Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa sebagai calon guru. Karena pada seluruh mahasiswa jurusan teknik elektro
kenyataan yang terjadi masih ada tindak- yang memiliki kompetensi keahlian
an pelanggaran akademik yang dilakukan bidang kependidikan, yakni Pendidikan
64 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 40, NO. 1, FEBRUARI 2017: 59-68
an sangat setuju (sangat penting) seba- hadap kesiapan mahasiswa menjadi calon
nyak 193 (37,00%) atau dapat diinterpre- guru SMK sebesar 58,00%, sedangkan
tasikan bahwa sebanyak 37,00% maha- 42,00% disebabkan oleh variabel lain
siswa merasakan bahwa variabel tersebut yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
cukup mampu menunjang kesiapan calon Gambar lengkap sebaran sumbangan
guru, kemudian diikuti jawaban cukup, dapat dilihat pada Gambar 3
kurang, dan sangat kurang. Selain perhitungan sumbangan efek-
Sumbangan secara simultan koefisi- tif, sumbangan secara nyata dapat dilihat
en korelasi ganda antara X1, X2, X3, dan pada Gambar 3 R Square 0,582 yang
X4 dengan Y yaitu R sebesar 0,763 dan
berarti 582 sumbangan variabel efikasi
nilai F hitung sebesar 14,969 dengan pro-
diri, sosial persuatif dan kemampuan pe-
babilitas p hitung < p standar , yaitu 0,000 <
dagogik kepada kesiapan. Sedangkan
0,05. Dengan demikian H0 diterima arti-
nya terdapat hubungan yang signifikan sebesar 42,00% sisanya disebabkan oleh
variabel lain.
dik; (2) Ada hubungan yang signifikan Oemi, A. 1989. Efek Persuasi Dalam Du-
antara efikasi diri, sosial persuatif, keca- nia Pendidikan. Rosadana Bandung.
kapan sosial dan kemampuan pedagogik Pace, R.W., Brent, D.P., and Burnett, M.
dengan kesiapan calon guru. Hal ini D. 1979. Techniques for Effective
berarti efikasi diri dan variabel lain meru- Communication. Addison-Wesley
Publishing Company.
pakan salah satu faktor yang menyum-
Richard., D. 2012. Organization Theory
bang dampak positif terhadap kesiapan and Design. Nelson Education.
calon guru, sehingga apabila pemberian Riyanto, A. 2010. Evaluasi Sistem
materi tentang efikasi diri dan variabel Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
lain ditingkatkan maka kesiapan menjadi UPI, 2.
calon guru akan meningkat pula. Sakdiah, I. 2015. Kompetensi Pedagogik
Guru dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada SMPN 3 Ingin
DAFTAR RUJUKAN
Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
Allport, D. A. 1985. Distributed Memo- Administrasi Pendidikan: Program
ry, Modular Subsystems and Dys- Pascasarjana Unsyiah 2.1.
phasia. Current perspectives in dys- Santrock, J. 2012. Lifespan Developmen-
phasia: 32-60. tal Psychology.Psychology.
Ananda, R. 2013. Makna Pentingnya Taba, Hilda, & Hila, T. 1962. Curriculum
Pendidikan Vokasi untuk Mengha- Development: Theory and practice.
silkan Tenaga Terampil. Jurnal Pen- No. 37.013 TAB.
didikan dan Kebudayaan 3.010. Tarsidi, D. 2010. Teori Kognitif Sosial
Bandura, A. 1991.Social Cognitive The- Albert Bandura. Universitas Pendi-
ory of Self-Regulation. Organizatio- dikan Indonesia. Bandung.
nal Behavior and human Decision Undang-Undang Republik Indonesia.
Processes, 50.2: 248-287. 2003. No. 20 Tahun 2003, tentang
Eliot R., & Jamie DeCoster. 2000. Dual- Sistem Pendidikan Nasional. Un-
Process Models in Social and dang-Undang Republik Indonesia Bab
Cognitive Psychology: Conceptual 1 Pasal 1 Ayat 11-13. Jakarta: SL Me-
Integration and Links to Underlying dia.
Memory Systems. Personality and Wade, A., Eileen S., Richard A. Winett,
social psychology review, 4.2: 108- & Janet R.W. 2007. Self-regulation,
131. Self-Efficacy, Outcome Expecta-
Neil R., et al. 2009. Psychology: the tions, and Social Support: Social
Science of Behavior. Pearson,. Cognitive Theory and Nutrition Be-
Nidhom, A.M., Sonhadji, A., & havior. Annals of Behavioral Medi-
Sudjimat, D.A. 2017. Hubungan Ke- cine, 34.3 (): 304-312.
siapan Belajar, Lama Pembelajaran,
Kesesuaian Tempat dan Partisipasi
DU/DI dengan Hasil Prakerin Peser-
ta Didik Kompetensi Keahlian TKJ
di SMK Kota Batu." Innovation of
Vocational Technology Educa-
tion 11.1.