Professional Documents
Culture Documents
Lia Jurnal PDF
Lia Jurnal PDF
Nuramalia,
Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 di perairan Sei Ladi Kota
Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis – jenis mikrofungi endofit pada
serasah dan daun mangrove (Rhizopora sp.) di perairan Sei Ladi Kota Tanjungpinang. Penentuan
stasiun pengambilan sampel dilakukan secara acak berdasarkan hulu, tengah, dan hilir. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan jarring dan di petik langsung dari pohonnya. Analisis
mikrofungi dilakukan dengan menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar) dan di identifikasi
menggunakan mikroskop binokular. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kuantitatif dan
disajikan dengan bentuk tabel dan grafik. Berdasarkan hasil analisis di tiga stasiun diketahui bahwa
jenis – jenis mikrofungi yang ditemukan adalah Aspergillus sp. (3), Mucor sp. (2), Penicillium sp.
(1), Trichoderma sp. (2), Rhizopus sp. (1).
A. Hasil
Pada dasarnya tubuh atau tallus
mikrofungi terdiri dari dua bagian yaitu
miselium dan spora (sel resiten, istirahat atau
dorman). Miselium merupakan kumpulan
hifa. Hifa adalah suatu struktur fungus
berbentuk tabung menyerupai seuntai benang
pangjang yang terbentuk dari pertumbuhan
spora atau konidia. Kumpulan hifa yang
bercabang-cabang tersebut membentuk suatu
jala yang umumnya berwarna putih, dan
disebut sebagai miselium (Gandjar et al.,
2006). Jenis-jenis jamur yang bersifat
asosiatif dalam proses degradasi serasah
mangrove adalah Aspergillus, Trichoderma,
Penicillium, Paecilomyces, Gliocladium,
Gonatobotryum dan Syncephalastrum
(Affandi et al., 2001).
Beberapa jenis mikrofungi yang
ditemukan terdapat 9 genus dari potongan
serasah dan daun mangrove jenis Rhizophora
sp. di Perairan Sei Ladi Kota Tanjungpinang
di tampilkan pada Tabel.
Tabel. Jenis-jenis mikrofungi endofit pada
serasah dan daun mangrove
(Rhizopora sp.)
Stasiun Jenis Mikrofungi Pada
(ST) Serasah
Daun
(a) (b)
Gambar. Aspergilus sp. (a) Dokumentasi penelitian (b) Penelitian Suciatmih (2015).
2. Mucor sp.
Kumpulan miselium tertutup, berwarna abu-abu. Sporangia berdiameter 100-300 μm
berwarna cokelat atau hitam. Spora bulat, berdiameter 5-8 μm. Morfologi Mucor sp. Disajikan pada
Gambar.
(a) (b)
Gambar. Mucor sp. (a) Dokumentasi Penelitian (b) Penelitian Suciatmih (2015).
3. Penicilium sp.
Koloni pada agar dapat mencapai diameter 2-2,5 cm dengan tipe mengkerut secara radial,
seperti beludru, pertama berwarna hijau kebiruan kemudian hijau abu-abu. Baliknya berwarna
kuning pucat, konidofor 50-20 µm, lebar 2,2-3 µm, semua metula membawa pialid 6-10 (8-11 x 2-
2,8 µm). Konidia terbentuk dalam kolom-kolom, berbentuk bulat hingga semibulat, berdinding
halus kadang-kadang sedikit kasar, berwarna hialin hingga kehijauan dan berdiameter 2,5-3,0 µm.
Pembentukan konidia sangat cepat pada suhu 30˚C di daerah tropis. Morfologi Penicillium sp.
Disajikan pada Gambar.
(a) (b)
Gambar. Penicillium sp. (a) Dokumentasi Penelitian (b) Penelitian Suciatmih (2015).
4. Rizhopus sp.
Stolon dan sporangiophores panjangnya kurang dari 150 µm, sporangia hitam diameter 50
µm – 100 µm, spora sebagian berbentuk globose sebagian lebih oval, panjang 5-6 µm. Morfologi
Rhizopus sp. Disajikan pada Gambar.
(a) (b)
Gambar. Rhizopus sp. (a) Dokumentasi Penelitian (b) Penelitian Suciatmih (2015).
5. Trichoderma sp.
Koloni pada agar tumbuh dengan cepat memproduksi miselium berwarna putih. Konidiofor
berbentuk verticil dengan pialid, pada lateral panjang konidiofor 5-7 µm dan lebar 2,5-3,5 µm.
Konidia elips sampai silindris, smooth, 3-4,8 x 1,9-2,8 µm. Morfologi Trichoderma sp. Disajikan
pada Gambar.
(a) (b)
Gambar. Trichoderma sp. (a) Dokumentasi Penelitian (b) Penelitian Suciatmih (2015).
1. Persentase Total Jenis terdapat 9 genus mikrofungi, Aspergilus sp.
Mikrofungi pada Serasah Daun (3), Mucor sp. (2), Penicilium sp. (1),
Mangrove (Rhizopora sp.) Rhizopus sp. (1), Trichoderma sp. (2).
Persentasi total jenis mikrofungi Dari lima spesies yang ditemukan
pada serasah mangrove (Rhizopora sp.) seperti Aspergilus sp., Mucor sp.,
ditampilkan pada Gambar. Penicillium sp., Rhizopus sp., Trichoderma
sp. menunjukkan bahwa mikrofungi yang
terisolasi dari serasah didominasi Aspergillus
sp. dan daun didominasi oleh Trichoderma
20% Aspergillus sp.
sp.
40% Mucor sp.
Hasil yang didapat menunjukkan
20% Penicillium sp. bahwa mikrofungi yang mendominasi
Rhizopus sp. disebabkan oleh waktu pertumbuhan
20% mikrofungi. Karena dari hasil penelitian
mikrofungi (Aspergillus sp. dan Trichoderma
sp.) pertumbuhannya lebih cepat
Gambar. Persentase Total Jenis dibandingkan dengan jenis lainnya. Proses
Mikrofungi Pada Serasah Daun pertumbuhan jenis Aspergillus sp. dan
Mangrove (Rhizopora sp.) Trichoderma sp. berkisar antara 3-4 hari,
rata-rata pertumbuhan berhasil tumbuh
Persentase total jumlah mikrofungi sampai 1 warna dan dapat diidentifikasi.
yang di dapat dari daun mangrove Sedangkan pada jenis Mucor sp., Penicillium
(Rhizhopora sp.) adalah Aspergilus sp. 40%, sp., Rhizopus sp. proses pertumbuhan sangat
Mucor sp. 20%, Penicilium sp. 20%, lambat berkisar antara 5-7 hari bahkan lebih
Rhizopus sp. 20%. dan terkadang gagal tumbuh dan tidak dapat
diidentifikasi.
2. Persentase Total Jenis Menurut Fisher dan Binkley (2000),
Mikrofungi pada Daun faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan
Mangrove (Rhizopora sp.) populasi (population density) dan
Persentase total jenis mikrofungi keanekaragaman jenis (species diversity)
pada daun mangrove Rhizopora sp. organisme tanah, adalah pasokan oksigen,
ditampilkan pada Gambar. kelembaban, suhu tanah, kandungan unsur
hara dan jumlah bahanbahan organik tanah.
Habitat yang berkaitan dengan
tumbuhan merupakan lingkungan yang
25% Aspergillus sp. dinamis, menyebabkan banyak faktor yang
50% Mucor sp. dapat mempengaruhi komposisi jamur
25% Trichoderma sp. endofit. Keberadaan jamur endofit pada
tumbuhan tampaknya dipengaruhi oleh faktor
ekologi dan fisiologi tumbuhan (Khan et al.
2010), seperti lokasi geografis (Okane et al.
1998, Collado et al. 1999); dan umur serta
Gambar. Persentase Total Jenis Mikrofungi
Pada Daun Mangrove (Rhizopora sp.) spesifikasi jaringan inang (Khan et al. 2010;
Mahesh et al. 2005; Okane et al. 1998) dalam
Persentase total jumlah mikrofungi
Suciatmih, 2015.
yang di dapat dari daun mangrove
(Rhizhopora sp.) adalah Aspergilus sp. 25%,
Mucor sp. 25%, Trichoderma sp. 50%. Hasil V. PENUTUP
persentase di atas didapat dari jumlah jenis
mikrofungi yang di input dari Microsoft A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Office Exel.
dilakukan pada potongan serasah daun
mangrove jenis Rhizopora sp. dengan
B. Pembahasan
perbedaan warna daun di Perairan Sei Ladi
Berdasarkan hasil isolasi
Kota Tanjungpinang ditemukan beberapa
mikrofungi endofit pada potongan serasah
dan daun mangrove jenis Rhizopora .sp jenis mikrofungi, yaitu Aspergilus sp., Mucor
sp., Penicilium sp., Rhizopus sp., Ichsan Yudy, 2015. Kelimpahan dan Pola Sebaran
Mangrove Perairan Sungai Ladi Kelurahan
Trichoderma sp.
Kampung Bugis Kecamatan Tanjungpinang
Kota Kota Tanjungpinang. Jurusan Ilmu
B. Saran Kelautan. Fakultas Ilmu kelautan dan
Berdasarkan hasil penelitian Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
diharapkan kepada seluruh mahasiswa
Kepmen LH No. 201 Tahun. 2004. Pedoman penentuan
ataupun akademisi agar dapat menindak kriteria kerusakan ekosistem mangrove.
lanjuti penelitian ini guna untuk mengetahui Khan R, Shahzad S, Choundhary MI, Khan SA, Ahmad
potensi dan pemanfaatan jenis mikrofungi A. 2010. ‘Communities of endophytic fungi in
medicinal plant Withania somnifera’.
yang di dapat dari serasah daun mangrove
Pakistan J Bot 42 (2): 1281-1287.
jenis Rhizopora sp. Lebih melengkapi alat Kurniawan. 2009. Keanekaragaman jenis fungi pada
dan bahan yang akan digunakan dalam serasah daun Avicennia marina yang
penelitinan dan juga memperbanyak buku mengalami dekomposisi pada berbagai
tingkat salinitas. Fakultas Tarbiyah IAIN
identifikasi sehingga hasil yang di dapat lebih
STS Jambi.
akurat. Liwang Firdy, dkk. 2014. Uji aktivitas antibakteri jamur
endofit akar bakau Avvicennia marina
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli: Fakultas Kedoktersan
DAFTAR PUSTAKA Universitas Sam Ratulangi Manado.
Muhaerin. M. 2008. Kajian Sumberdaya Ekosistem
Affandi, M., Ni’matuzahroh, dan A. Suprianto. 2001. Mangrove Untuk Pengelolaan Ekowisata Di
Diversitas dan visualisissi karakter jamur Estuari Perancak, Jembrana, Bali.Skripsi,
yang berasosiasi dengan proses degradasi Departemen Manajemen Sumberdaya
serasah di lingkungan mangrove. Jurnal Perairan FakultasPerikanan dan Ilmu
Penelitian Medika Eksakta 2(1):40-53. Kelautan. Istitut Pertanian Bogor.
Arief. 2003. Isolasi dan identifikasi jamur kayu dari Noor. 2006. Panduan jenis – jenis mangrove di
hutan pendidikan dan latihan Tabo – Tabo Indonesia. Wetland indonesia. Programme.
Kecamatan Bugoro Kabupaten Pangkep. Oxforamnovid: bogor.
Jurnal perennial 3 no. 2:49-54. Okane I, Nakagiri A, Ito T. 1998. Endiphytic fungi in
Bengen, D. G. 2004. Pedoman teknis: Pengenalan dan leaves of ericaceous plant. Canadian J Bot 76
pengelolaan ekosistem mangrove. PKSPL- (4): 657-663.
IPB. Bogor. Sigee DC. Freshwater Microbiology; Biodiversity and
Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Dynamic Interaction of Microorganism in the
Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Freshwater Environment. John Wiley & Sons
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester,
Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. West Sussex PO 19 8SQ. England. 371-399
Chanway CP. 1996. Endophytes they’re not just fungi. p, 2004.
Canadian J Bot 74:321-322. Strobel G, Daisy B. 2003. Bioprospecting for microbial
Collado J, Plant G, Conzalez I, Pelaez F. 1999. endophytes and their natural products.
‘Geographical and seasonal influences on Microb Mol Biol Rev: 491-502.
the distribution of fungal endophytes in Suciatmih. 2015. Diversitas Jamur Endofit Pada
Quercus ilex’. New Phytol 144: 525-532. Tumbuhan Mangrove Di Pantai Sampiran
Dwilestari, dkk. 2015. Uji efek antibakteri jamur endofit Dan Pulau Bunaken, Sulawesi Utara. Bidang
pada daun mangrove Sonneratia alba Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi,
terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dan Escherichia coli: Fakultas Kedoktersan (LIPI).
Universitas Sam Ratulangi Manado. Ting ASY, Meon S, Kadir J, Radu S, Singh G. 2007.
Fisher PJ, Pertini O. 1987. Location of fungal endophytes Field evaluation of non-pathogenic Fusarium
in tissues of Suaeda fruiticosa: apreliminary oxyaporum isolates UPM31P1 and
study. Trans Br Mycol Soc 89: 246-249. UPM39B3 for the control fusarium wilt in
Fisher, R. F., dan D. Binkley. 2000. Ecology and pisang berangan (Musa,AAA). Proceeding of
Management of Forest Soil. Third Edition. the international Symposium on Recent
John Wiley and Sons, Inc. New York, Advances in Banana Crop Protection and
Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore, Improved Livelihoods, September, ISHS
Toronto. Acta Horticulture. Pp. 139-144.
Gandjar I, Sjamsuridzal W, Oetari A. Mikologi Dasar Ting ASY, Meon S, Kadir J, Radu S, Singh G. 2008.
dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Endophytic microorganisme as potensial
Jakarta. 238p, 2006. growth promoters of banana. Biocontrol 53 :
Gandjar Indrawati, dkk. 1999. Pengenalan Kapang 541-555.
Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Tournas, V., ME. Stack, P. B. Misilivec, and H.A. Koch,
Indonesia. 2001. Yeast, Molds, and Mycrotoxin,
Washington, D.C.: U.S. Food & Drug
Administration. Center for Safety & Applied
Nutrition.
Wiharyanto, Dhimas, 2007, Kajian Pengembangan
Ekowisata Mangrove di Kawasan Konservasi
Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan
Kalimantan Timur Tesis, Sekolah Pasca
Sarjana Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut
Pertanian Bogor.
Wong MKM. et al. Role of fungi in freshwater
ecosystem. Department of Ecology and
Biodiversity of Hong Kong, Pokfulam Road,
Hong Kong. Biodiversity and Conservation 7,
1187-1206, 1998.
Yunasfi, dan D. Suryanto. 2008. Jenis-Jenis Fungi Yang
Terlibat Dalam Proses Dekomposisi Serasah
Daun Avicennia Marina Pada Berbagai
Tingkat Salinitas. Biologi FMIPA USU.
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian
USU.