You are on page 1of 14

MAKALAH

“ENVIRONMENTAL COST MANAJEMENT

(ANALISIS BIAYA LINGKUNGAN)”

Sebagai Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen.2

Dosen Pengampuh: Sudradjat, SE.,M.Si

Oleh :

Elias Nokuwo

NIM: 205154007

JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat populasi bertumbuh, aktivitas bisnis semakin meluas dan dunia semakin
sempit, jutaan orang semakin mengkhawatirkan kebutuhan yang kritikal dari orang-orang
yang menentukan keberlangsungan hidup masyarakat. Isu tentang kualitas air dan udara,
karsinogen, pemanasan global dan juga komsumsi berlebihan terhadap sumberdaya yang
tidak terbarukan menjadi isu utama tiap hari di masyarakat. Para pemimpin bisnis pun tampil
berbicara mengenai sustainability development yang berarti pula bagaimana perusahaan yang
menghasilkan barang dan jasa pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa
depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada saat ini banyak perusahaan sedang berusaha
untuk mewujudkan eco-efficiency yang lebih baik, dimana mereka secara bersamaan
meningkatkan produksi barang maupun service mereka dan juga sekaligus mengurangi efek
yang merusak terhadap lingkungan dari produk tersebut. Selain menjadi isu penting yaitu
tentang kesehatan dan implikasi dari kualitas hidup yang lebih baik, menjadi pertanyaan
mengenai bagaimana biaya-biaya ini diaplikasikan dalam akuntansi managerial ? jawabannya
adalah pengaplikasian biaya perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan atau bisa juga
disebut environmental cost (EC). Environmental cost dicontohkan seperti pemasangan
srubber di saluran pembuangan asap pabrik agar sesuai dengan peraturan pemerintah,
perbaikan proses produksi untuk menghindari atau mengurangi sejumlah polusi dan
membersihkan sungai yang sudah tercermar. Semua biaya-biaya ini menjadi biaya
lingkungan dari perusahaan saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi

Merancang untuk memenuhi kebutuhan ekonomis dan mencapai pengoperasian


operasi yang kompetitif pada organisasi swasta maupun publik tergantung kepada
menyeimbangkan dengan hati-hati, apa yang layak secara teknis, dan apa yang dapat diterima
secara ekonomis. Sayangnya, tak ada metode potong kompas yang tersedia untuk mencapai
keseimbangan antara kelayakan teknis dan ekonomis ini. Jadi metode-metode analisis
ekonomi tekni harus digunakan untuk memberikan hasil-hasil yang akan membantu mencapai
suatu keseimbangan yang dapat diterima.

Kata biaya (cost) mempunyai arti yang bermacam-macam dalam pemakaiannya.


Konsep biaya (cost concept) dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya yang digunakan dalam
studi ekonomi teknik tergantung pada situasi dan keputusan yang dibuat.

Biaya tetap (fixed costs) adalah biaya-biaya yang tidak terpengaruh oleh tingkatan
kegiatan di atas jangkauan ppengoperasian yang layak untuk kapasitas atau kemampuan yang
tersedia. Biaya-biaya tetap yang khas termasuk asuransi dan pajak terhadap fasilitas, gaji
manajemen umum dan administratif, biaya lisensi, dan biaya bunga terhadap pinjaman
modal.

Biaya variable (variable costs) adalah biaya yang dihubungkan terhadap


pengoperasian yang secara total berubah-ubah sesuai dengan banyaknya keluaran (output)
atau ukuran tingkat kegiatan yang lain. Sebagai contohnya biaya material dan biaya buruh
yang digunakan dalam suatu produk atau jasa adalah biaya variabel, karena biaya ini secara
total berubah-ubah sesuai dengan banyaknya unit output, walaupun biaya per unit tetap sama.

Biaya incremental (incremental costs) atau pendapatan incremental (incremental


revenue) adalah biaya atau pendapatan tambahan yang diakibatkan dari peningkatan
pengeluaran daru suatu sistem dengan satu unit atau lebih. Biaya incremental sering kali
dihubungkan dengan keputusan-keputusan “go/no go” yang mencakup perubahan terbatas
terhadap keluaran ata tingkat kegiatan. MIsalnya biaya incremental per mil untuk
mengendarai sebuah mobil mungkin $0.27, tetapi biaya ini tergantung pada beberapa
pertimbangan seperti jarak etmpuh total selama tahun tersebut (batas pengoperasian normal),
jarak yang diharapkan untuk perjalanan utama mendatang, dan umut mobil.

Biaya berulang (recurring cost) adalah biaya-biaya yang bersifat repetitive dan terjadi
ketika suatu organisasi menghasilkan barang atau jasa yang sama secara kontinyu. Biaya
variabel juga merupakan biaya berulang, karena biaya tersebut berulang setiap satuan
keluaran. Akan tetapi biaya berulang tidak hanya terbatas pada biaya variabel saja. Biaya
tetap yang dibayarkan dengan secara berulang adalah juga biaya berulang.

Biaya-biaya tidak berulang (nonrecurring cost) adalah biaya yang tidak bersifat
repetitive, walaupun pengeluaran total dapat bersifat kumulatif dalam periode waktu yang
relative pendek. Khasnya, biaya-baiya tidak berulang meliputi pengembangan atau penetapan
suatu kemampuan kapasitas untuk beroperasi.

Biaya Langsung (direct cost) adalah biaya yang secara beralasan dapat diukur dan
dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu.

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya-biaya yang sulit untuk dimasukkan
atau dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu. Istilah ini biasanya
menunjukkan henis biaya yang kiranya memerlukan terlalu banyak usaha untuk secara
langsung mengalokasikannya ke keluaran tertentu.

Overhead terdiri dari biaya-biaya pengoperasian pabrik yang bukan merupakan biaya
tenaga kerja langsung ataupun material langsung. Contoh overhead termasuk biaya listrik,
perbaikan umum, pajak kepemilikan, dan supervise. Biaya administratif dan penjualan
biasanya ditambahkan ke biaya langsung dan overhead untuk mendapatkan harga penjalan
satuan untuk produk dan jasa.

Berbagai metode digunakan untuk mengalokasikan overhead terhadap produk, jasa,


dan kegiatan. Metode umum yang digunakan meliputi alokasi secara proporsional terhadap
biaya tenaga kerja langsung, jam kerja langsung, dan material alngsung (dinyatakan sebagai
biaya primer (prime cost) dalam pengoperasian manufaktur), atau jam kerja mesin. Dalam
setiap metode ini, perlu diketahui berapa besarnya atau perkiraan biaya overhead total untuk
suatu periode waktu (biasanya satu tahun) untuk mengalokasikan ke output produksi (atau
penyampaian jasa). Biaya overhead total juga dihubungkan denagn tingkat produksi tertentu.
Hal ini merupakan keadaan yang penting yang perlu diingat ketika berurusan dengan data
biaya satuan.

Biaya standar (standard costs) adalah biaya representatif per satuan keluaran yang
ditetapkan sebelum produksi maupun penampaian jasa sebenarnya. Biaya standar ini
dikembangkan dari waktu tenaga kerja langsung, material, dan fungsi pendukung yag
direncanakan untuk proses produksi dan penyampaian. Sebagai contoh biaya standar untuk
memproduksi satu satuan suku cadang mobil, misalnya sebuah starter dapat dikembangkan
sebagai berikut:

Biaya standar memainkan peranan yang penting dalam pengendalian biaya dan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Beberapa macam pemakaiannya adalah:
1. Memperkirakan biaya manufaktur atau penyampaian jasa di masa depan.
2. Mengukur kinerja pengoprasian dengan membandingkan biaya aktual per unit terhadap biaya
standar per unit.
3. Menyiappkan penawaran produk atau jasa yang diminta pelanggan.
4. Menetapkan nilai persediaan barang dalam proses (work-in-process) dan persediaan barang
jadi.
Suatu biaya yang melibatkan pembayaran tunai disebut sebagai biaya tunai/ cash cost
(dan berakibat pada arus kas) untuk membedakannya dari biaya lain ynag tidak melibatkan
transaksi tunai dan direfleksikan dalam sistem akuntansi sebagai biaya bukan tunai (noncash
cost). Biaya bukan tunai ini sering dinyatakan sebagai biaya buku (book cost).
Biaya buku adalah baya yang tidak melibatkan pembayaran tunai, melainkan lebih
menyatakan pemulihan pengeluaran-pengeluaran masa lalu selama satu periode waktu yang
tetap. COntoh yang paling umum dari biaya buku adalah depresiasi (depreciation) yang
dibebankan untuk pemakaian aset seperti misalnya pabrik dan peralatan.

Biaya hangus (sunk cost) adalah biaya yang terjadi di masa lalu dan tidak relevan
untuk memeperkirakan macam-macam biaya dan pendapatan di masa depan sehubungan
dengan alternatif arah tindakan. Jadi biaya hangus lazim di setiap alternatif, bukan bagain
dari arus kas di masa depan (prospektif), dan dapar diabaikan dalam analisis ekonomi teknik.

Biaya kesempatan (opportunity cost) terjadi akibat penggunaan sumber daya yang
terbatas, seperti hilangnya kesempatan untuk mempergunakan sumber-sumber itu untuk
mendapatkan keuntungan keuangan dengan cara lain. Jadi biaya ini adalah biaya kesempatan
terbaik yang ditolak (hilang) dan sering kali tersembunyi atau tersirat.

Biaya siklus hidup (life-cycle-cost) merujuk pada penjumlahan semua biaya-biaya,


baik yang berulang maupun tidak berulang, sehubungan dengan produk, struktur, sistem, atau
jasa selama jangka waktu hidupnya.
Biaya investasi (investment cost) adalah modal yang diperlukan untuk kegiatan dalam
fase akuisisi. Pada kasus sederhana, seperti pembelian peralatan tertentu, suatu biaya
investasi dapat terjadi dalam bentuk suatu pengeluaran tunggal. Tetapi dalam proyek
konstruksi yang besar dan kompleks, terkadinya biaya ini mungkkin melalui serangkaian
pengeluaran selama periode waktu yang panjang. Biaya ini disebut juga investasi modal
(capital investment).

Istilah modal kerja (working capital) merujuk ppada dana yang diperlukan untuk aset
saat ini (diluar aset tetap seperti peralatan, fasilitas, dan lain-lain) yang diperlukan untuk
memulai selanjutnya mendukung kegiatan-kegiatan pengoperasian. Sebagai contoh, produk
tak dapat dibuat jasa atau tidak dapat disampaikan tanpa adanya material dalam persediaan.

Biaya-biaya operasi dan perawatan (operation and maintenance cost) mencakup


berbagai jenis pengeluaran tahunan yang berulang sehubungan denagn fase operasi siklus
hidup. Biaya operasi langsung dan tidak langsung berhubungan dengan lima bidang sumber
daya utama seperti manusia, mesin, material, energi, dan informasi yang merupakan bagian
utama biaya dalam kategori ini.

Biaya pembangunan (disposal cost) mencakup biaya-biaya tidak berulang untuk


menutup operasi dan penghentian serta pembuangan aset pada akhir siklus hidup. Umumnya
dapat diperkirakan akan terdapat biaya yang berhubungan dengan manusia, material,
transportasi, dan kegiatan khusus yang berlangsung satu kali. Dalam beberapa hal, biaya
tersebut akan terkurang oleh penerimaan dari penjualan aaset pada sisa nilai pasaernya.
Contoh klasik biaya pembaungan adalah biaya sehubungan dengan pembersihan berdirinya
pabrik pengolahan kimia.

Barang dan jasa konsumen (consumer goods and services) adalah produk atau jasa
yang langsung digunakan oleh manusia untuk memuaskan keinginannya. Beberapa
contohnya adalah makanan, pakaian, rumah, mobil, televisi, pangkas rambut, opera, dan jasa
medis. Para pengasil barang dan jasa konsumen haruslah waspada, dan terpengaruh oleh
perubahan keinginan manusia (konsumen) akan produk dan jasa yang mereka inginkan.

Barang dan jasa produsen (producer goods and services) digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa konsumen atau barang produsen lainnya. Misalnya mesin
perkakas, bangunan pabrik, bus, mesin pertanian, dan lain-lain.

Barang dan jasa dihasilkan dan diinginkan karena secara langsung atau tidak langsung
memiliki kegunaan atau utilitas (utility) yang memiliki kekuatan untuk memuaskan keinginan
dan kebutuhan manusia. Jadi barang dan jasa dapat digunakan atau dikonsumsi langsung,
atau dapat juga dihunakan untuk menghasilkan barang atau jasa lain, yang selanjutnya dapat
digunakan langsung. Utilitas paling umm diukur dalam istlah nilai (value), yang dinyatakan
dalam beberapa medium pertukaran pada harga (price) yang harus dibayar untuk
mendapatkan barang tertentu.

Barang dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kebutuhan (necessities) dan
kemewahan (luxuries). Sebenarnya kedua istilah ini bersifat relatif, karena untuk kebanyakan
barang dan jasa, apa yang dianggap kebutuhan oleh seseorang dapat dianggap kemewahan
bagi orang lain.
Hubungan antara harga dan permintaan dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi linear
dimana harga jual per unit (p) dan permintaan (D) . dengan meningkatnya harga jual per unit,
maka permintaan akan produk ini akan berukurang, dan apabila harga jual turun, maka
permintaan bertambah.

Untuk a adalah perpotongan pada sumbu harga dan –b adalah koefisien arah. Jadi b adalah
banyaknya peningkatan permintaan untuk setiap unit turunnya p. Baik a maupun b adalah
konstanta. Selanjutnya, dapat dinyatakan bahwa:

Gambar diatas merupakan hubungan umum Harga-Permintaan (perhatikan bahwa harga


dianggap sebagai variabel bebas tetapi ditunjukkan sebagai sumbu vertical. Konvensi ini
biasa digunakan oleh para ahli ekonomi). Walaupun gambar tersebut melukiskan hubungan
umum antara harga dan permintaan, hubungan ini mungkin berbeda untuk kebutuhan dan
kemewahan. Konsumen dapat langsung mengabaikan konsumsi barang mewah jika harganya
meningkat jauh, tetapi mereka akan lebih sulit untuk mengurangi konsumsi kebutuhan
mereka yang sesungguhnya, dan juga akan menggunakan uang yang dihemat dengan tidak
membeli barang mewah untuk membayar peningkatan biaya kebutuhan tersebut.
Persaingan sempurna terjadi pada keadaan yang pada keadaan itu, setiap produk
disediakan oleh banyak penjual dan tak terdapat hambatan terhadap penjual tambahan untuk
memasuki pasar. Dalam kondisi ini, terdapat jaminan kebebasan penuh, baik bagi pembeli
maupun penjual. Kenyaraannya dalam praktek, persaingan sempurna mungkin tidak akan
pernah terjadi, karena banyaknya faktor-faktor yang mengakibatkan suatu tingkat pembatasan
terhadap tindakan pembeli, penjual, maupun keduanya. Bagaimanapun juga, dengan
mengasumsikan adanya kondisi persaingan sempurna, akan lebih mudah memformulasikan
hokum-hukum ekonomi umum.
Monopoli (monopoly) adalah kutub berlawanan dari persaingan sempurna. Suatu Monopoli
sempurna terjadi apabila suatu produk atau jasa yang unik hanya tersedia dari penjual tunggal
dan penjual tersebut dapat mencegah masuknya penjual lain kedalam pasar. Dalam
prakteknya, monopoli sempurna jarang terjadi karena hanya produk yang unik sehingga tidak
memiliki substitusi, dan peraturan pemerintah melarang monopoli jika monopoli bersifat
terlalu membatasi.
Oligopoli (oligopoly) terjadi bila hanya terdapat sangat sedikit pemasok produk atau jasa
sehingga tindakan oleh satu pemasok akan hampir selalu mengakibatkan tindakan yang sama
oleh lainnya.

B. KLASIFIKASI BIAYA LINGKUNGAN

Ronal Hilton membagi jenis biaya lingkungan sebagai berikut:

a.Private dan Social Environmental Cost

adalah biaya yang ditanggung oleh perusahaan atau individu yang timbul dari
aktivitas operasinya. Sebagai contoh adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar
memenuhi aturan pemerintah mengenai lingkungan dan juga pembersihan danau yang
tercemar akibat aktivitas perusahaan, sedangkan Social Environmental Cost adalah biaya
yang ditanggung oleh masyarakat secara luas, sebagai contoh adalah biaya yang tanggung
oleh pembayar pajak untuk membayar gaji pegawai pemerintah yang mengawasi
permasalahan lingkungan, biaya untuk membersihkan sungai atau danau yang tercemar, atau
biaya yang ditanggung oleh individu, maupun pihak swasta dan asuransi kesehatan
masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi. Salah satu
kejadian tragis ditahun 2010 adalah kebocoran minyak di Teluk Meksiko yang berasal dari
ledakan kilang minyak lepas pantai Deepwater Horizon menjadi contoh nyata dari
private maupun social environmental cost.

Social environmental cost ditunjukkan oleh kerusakan besar yang dimasa yang akan
datang termasuk biaya yang timbul untuk membersihkan pantai dan lahan basah yang ada,
rusaknya wilayah rekresasi dan juga industri perikanan lokal, serta juga masalah kesehatan
masyarakat akibat kontaminasi hydrocarbon di air sekitar teluk, rawa dan pantai.
Sedangkan private environmental cost akan ditanggung oleh perusahaan- perusahaan yang
ikut serta dalam pengoperasian pengeboran Deepwater Horizon seperti British Petroleum dan
rekanannya dimana total cost yang harus ditanggung oleh BP sendiri secara estimasi di tahun
2010 adalah sebesar USD 40 Milliar

b. Visible dan Hidden Environmental Cost

Setelah kita mengerti mengenai private dan social environmental cost, maka perlu
juga dipahami mengenai visible dan hidden environmental cost karena bisa
jadi private maupun social environmental cost itu sifatnya visible atau hidden.

Visible environmental cost adalah biaya-biaya yang dapat teridentifikasi, terukur dan
dihubungkan kepada masalah-masalah lingkungan yang terjadi, seperti contoh adalah:

biaya pajak untuk membayar pegawai pemerintah yang mengawasi masalah


lingkungan, atau juga biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan sungai dan danau yang
tercemar.

Hidden environmental cost adalah biaya-biaya yang sangat susah teridentifikasi dan
dihubungkan dengan masalah-masalah lingkungan yang terjadi seperti biaya yang ditanggung
oleh individu, serta asuransi kesehatan mengenai dampak kanker pada penggunaan sun-
block, atau karena semakin menipisnya lapisan ozon dimana kedua hal ini masih menjadi
perdebatan dan belum ada yang meyakinkan secara pasti hubungan antara kanker dan kedua
hal ini.
C. LINGKUNGAN EKONOMI

Ekonomi berhubungan dengan interaksi antara manusia dan harta, sedangkan teknik
berurusan dengan penggunaan biaya yang efektif dari ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan
oleh umat manusia.

Barang dan jasa dihasilkan dan diinginkan karena secara langsung atau tidak langsung
mempunyai kegunaan atau utilitas kekuatan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
manusia. Utilitas paling umum diukur dalam istilah nilai (value) yang dinyatakan dalam
beberapa medium pertukaran pada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan barang
tertentu.

Hukum-hukum ekonomi merupakan pernyataan-pernyataan umum mengenai interaksi


antara manusia dan kekayaan, maka hukum-hukum itu dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi
tempat beradanya manusia dan kekayaan itu. Kebanyakan prinsip-prinsip ekonomi umum
dinyatakan untuk keadaan terdapatnya persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, dengan
mengasumsikan adanya kondisi persaingan sempurna akan lebih mudah memformulasikan
hukum-hukum ekonomi.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pentingnya menerapkan manajemen biaya lingkungan (enviromental cost
management) dalam perusahaan karena jika tidak diterapkan mempunyai banyak
dampak baik bagi lingkungan ataupun bagi perusahaan itu sendiri, manajemen biaya
lingkungan dalam perusahaan mengetahui sumber daya dan mengukur biaya
lingkungan.

2. Saran
- Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan dampak dari limbah yang
diakibatkan oleh perusahaan manufaktur dengan menerapkan manaemen biaya
lingkungan bagi perusahaan.
- Dan seharusnya juga perusahaan tidak menerapkan manajemen biaya lingkungan
dalam perusahaan sangatlah berdampak pada lingkungan disekitarnya dan
merugikan pihak perusahaan dalam pengelolaan limbah biaya yang sebenarnya
masih bisa di gunakan yang menguntungkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Irham. 2014. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: ALFABETA

Ronald Hilton. Managerial Accounting: Creating Value In a Dynamic Business Environment,


Edisi ke 7: McGraw-Hill, 2008

https://www.academia.edu/7414554/Environmental_Cost_Management Diakses tanggal 03


Mei 2015

http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/10/konsep-konsep-biaya-dan-lingkungan.html
Diakses tanggal 01 Mei 2015

http://aboutengineeringeconomy.blogspot.com/2012/04/konsep-konsep-biaya-dan-
lingkungan.html Diakses tanggal 01 Mei 2015

You might also like