You are on page 1of 27

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAN STRATEGI

MEMBANGUN JASA USAHA KEPARIWISATAAN


MATA KULIAH: USAHA JASA PARIWISATA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

KARTIKA SARI : 3201121017

MONA NATALIA ARITONANG : 3201121002

ADELLEORA BR TARIGAN : 3202421007

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Usaha Jasa Pariwisata. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan kriteria dalam kelulusan
mata kuliah tersebut dan agar dapat memahami konsep dalam Usaha Jasa Pariwisata lebih baik
lagi.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Pulung Sumantri dan Ibu Flores selaku dosen
pengampu pada mata kuliah Usaha Jasa Pariwisata yang telah senantiasa membimbing dan
mengajarkan mahasiswa/i agar dapat memahami mengenai konsep Usaha Jasa Pariwisata.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
kami berharap kedepannya dapat memperbaiki kemampuan kami dalam membuat makalah
sehingga dapat lebih baik lagi kedepannya. Terlepas dari itu semua, kami tetap berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat untuk pembacanya.

Pangkalan Susu, September 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
A. Pengertian Perencanaan ....................................................................................................... 3
B. Perencanaan Destinasi Wisata ............................................................................................. 7
C. Konsep Pengembangan Pariwisata ...................................................................................... 7
D. Masalah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata .............................................................. 9
E. Strategi Pengembangan Usaha Jasa Pariwisata .................................................................... 15
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 23
B. Saran .................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 24

ii
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata saat ini merupakan sektor alternatif yang diunggulkan untuk mendorong
perekonomian Indonesia setelah sektorsektor yang lain yaitu sektor industri dan perdagangan
mengalami kelesuan. Kelesuan sektor industri dan perdagangan tersebut disebabkan oleh kelesuan
ekonomi negara-negara di dunia yang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia. Kelesuan
ekonomi negara-negara di dunia yang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia tersebut
disebabkan oleh berbagai hal antara lain: belum tuntasnya perang dagang antara Tiongkok atau
RRC dengan Amerika Serikat (AS), siklus ekonomi yang berada pada arah yang menurun (slow
down), adanya penyebaran virus corona, maupun sebab-sebab yang lain.

Peluang untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut didukung oleh beberapa fakta,
antara lain gaya hidup masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang sekarang lebih menyukai
berwisata. Untuk wisatawan mancanegara, Indonesia merupakan destinasi wisata yang selalu
menarik untuk dikunjungi karena kekhasan alamnya yanag indah, keramahtamahan penduduknya
terhadap tamu yang datang, serta kekhasan budaya lokalnya.

Sektor pariwisata diandalkan sebagai sektor alternatif untuk mendorong perekonomian


Indonesia dalam berbagai perannya. Berbagai peran pariwisata itu antara lain dalam bentuk
sumbangannya terhadap: Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan devisa, dan penyerapan
tenaga kerja.

Namun dalam upaya pengembangan pariwisata di Indonesia tersebut, ada beberapa


masalah yang perlu diselesaikan sehingga sektor pariwisata bisa menjadi sektor unggulan yang
tangguh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian perencanaan?
2. Bagaimana konsep perencanaan Destinasi Wisata?
3. Bagaimana konsep pengembangan pariwisata?
4. Apa saja masalah dalam pengembangan pariwisata?
5. Bagaimana strategi pengembangan usaha jasa pariwisata?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari perencanaan.


2. Untuk mengetahui konsep perencanaan Destinasi Wisata.
3. Untuk mengetahui konsep pengembangan pariwisata.
4. Untuk mengetahui apa saja masalah dalam pengembangan pariwisata.
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha jasa pariwisata.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang terdiri dari 4 fungsi Utama.
Manajemen perencanaan (dungsi perencanaan), pengorganisasian (fungsi pengorganisasian),
pengarahan (fungsi pengarahan) dan pengendalian, sehingga perencanaan merupakan salah satu
syarat mutlak untuk menerapkan manajemen yang baik, dan untuk membuat rencana yang baik
harus hati-hati memikirkan terlebih dahulu tindakan yang akan dilakukan nantinya. Ini berarti
melakukan perencanaan yang baik sehingga kita bisa melihat jauh kedepan.

Definisi perencanaan adalah proses berpikir yang akan dilakukan di masa depan untuk
mencapai tujuan dengan menggambarkan implementassi strategi tertentu untuk mencapainya.
Perencanaan yang baik adalah mungkin untuk memilih tindakan terbaik dalam arti paling
ekonomis, dengan prinsip ekonomi yang mengatakan, “untuk mencaai suatu hasil (tujuan) tertentu,
pengorbanan sekecil mungkin dibuat sesuai hasil yang paling mungkin.

Perencanaan jika tidak direncanakan dengan baik, maka ini berarti kemungkinan tindakan
yang dilakukan banyak kesalahan sehingga bisa mengakibatkan pengorbanan atau goal yang lebih
besar yang telah ditetapkan tidak bisa tercapai. Berdasarkan uraian di atas perlu kita tekankan
bahwa untuk menerapkan manajemen yang baik mutlak diperlukan perencanaann yang baik.
mungkin ada pertanyaan apakah dengan perencanaan dapat dijamin bahwa tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan akan dapat dicapai secara efisien, dengan perencanaan dapat juga terjadi
kekeliruan-kekeliruan atau bahkan kegagalan, meskipun demikian, kemungkinan ini lebih kecil
bila dibandingkan dengan tanpa adanya perencanaan. Sebenarnya baik secara sadar maupun tidak
di dalam melakukan tindakan-tindakan orang telah melakukan perencanaan, hanya saja kerena
perencanaan tersebut dibuat secara mendadak sehingga kurang waktu unruk memikirkan, maka
hasil daripada perencanaan yang dibuatnya kurang memenuhi syarat. Meskipun demikiran, yang
dimaksud dengan perencanaan dalam manajemen adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan
waktu yang cukup untuk dapat memikirkan dengan baik.

Perencanaan yang dibuat dengan waktu yang cukup maka kemungkinan dapat dipikirkan
dengan lebih baik sehingga dapat diharapkan hasilnya pun dapat lebih baik. sebaliknya,
perencanaan yang dibuat seacara mendadak atau tergesa-gesa berarti kurang waktu untuk dapat

3
memikirkan dengan baik sehingga hasilnya akan kurang baik, perencanaan yang baik harus
dilakukan dengan pertimbangan 7 (tujuh) hal penting:

1. Perencanaan yang Memiliki Alternatif

Seperti yang dijelaskan bahwa perencanaan dibuat tiba-tiba kemungkinan hasilnya akan
kurang baik karena pada saat itu kita tidak atau kurang memiliki waktu untuk berfikir dengan baik,
Keputusan yang dapat diambil secara mendadak, namun perencanaan adalah serangkaian
keputusan yang saling terkait yang membuat perencanaan sulit dilakukan secara tiba-tiba.

Suatu perencanaan yang baik maka harus menetapkan alternatif-alternatif dan


kemungkinan memilih satu atau beberapa alternatif yang dianggap paling baik, misalnya kita pergi
dari kota Malang ke Jakarta rencana naik kereta ternyata di lumpur Lapindon Sidoarjo terjadi
peluapan maka harus ada alternatif yaitu naik Bus. Berdasarkan hal itu dpat ditetapkan beberapa
alternatif untuk pergi ke Jakarta dengan bus atau pesawat atau kendaraan pribadi. Alternatif-
alternatif ini akan dipilih dengan baik.

Membuat perencanaan seringkali tidak sesederhana yang dicontohkan di atas dan


masalahannya kompleks, saling kait mengait dan kadang-kadang perlu mengikutsertakan semua
kegiatan, fasilitas, personil, dan sebagainya, maka untuk mengatur alternatif tersebut dan memilih
alternatif terbaik tidak semudah yang dicontohkan. Ini berati bahwa untuk mengatur dan memilih
dibutuhkan waktu yang cukup sehingga kita tidak bisa berpikir dengan baik.

2. Perencanaan yang Realistis dan Ekonomis

Telah dijelaskan bahwa dengan adanya waktu yang cukup diharapkan agar dapat berpikir
dengan lebih baik, sehingga perencanaan yang dibuat diharapkan akan lebih baik pula, untukitu
dengan perencanaan yang baik selain memiliki alternatif, perencanaan dibuat harus realistis dan
ekonomis, hal ini merupakan syarat mutlak bagi perencanaan yang baik. Dengan demikian dalam
menetapkan alternatif dalam perencanaan kita harus mampu menilai apakah alternatif yang
dikemukakan realistis atau tidak. Perencanaan realistis dan ekonomis berarti tujuan yang telah
ditetapkan mempunyai kemungkinan besar untuk dapat dicapai, dan secara ekonomis dapat
dipertanggungjawabkan.

3. Perencanaan yang Koordinatif

4
Perencanaan dalam suatu destinasi atau kegiatan apapun maka kadang-kadang
perencanaan tersebut, karena rencananya mencakup berbagai bidang/kegiatan dimana tanpa
koordinasi yang baik dapat menyebabkan dampak bisa sangat parah, untuk dapat menyesuaikan
antaraa satu bagian dengan yang lain, tidak dapat dilakukan secara tiba-tiba karena kompleks.
masalah yang dihadapi, apalagi kalau perencanaannya untuk aktivitas besar.

Perencanaan dilakukan tanpa koordinasi yang baik, akibatnya sebuah kegagalan, misalnya
dengan perjalanan penerbangan tanpa koordinasi yang baik yang kemungkinan akan terjadi
tabrakan atau harus menunggun terlalu lama sehingga kurang efisien. Berdasarkan pembahasan di
atas maka koordinasi dalam perencanaan mutlak diperlukan jika kita menginginkan rencana yang
baik dan harmonis dimana kegiatan satu dengan yang lain dapat disesuaikan.

4. Perencanaan berdasarkan Pengalaman dan Pengetahuan

Perencanaan yang baik harus didasarkan pada pengelaman, pengetahuan dan intuisi,
dengan pengalaan bahwa perencanaan akan dapat membuat perencanaan yang lebih baik dari
sebelumnya, karena denhan pengalaman tersebut akan dapat menganalisis kelemahan dan
keuntungan dari tindakan perencanaan sebelumnya akan dapay diaplikasikan pada mater
perencanaan masa depan, namun pengalaman perencanaannya tidak mencukupi, karena
perencanaan pribadi sangat terbatas sehingga pengetahuan dibutuhkan dalam perencanaan yang
baik. kebenaran antara pengalaman dan pengetahuan serupa namun tidak ksama. Sebuah
pengalaman mungkin berasal dari pengalaman masa lalu. Meskipun demikian, sebuah
pengetahuan mungkin tidak berasal dari pengalaman tapi mungkin dari referensi. Pendidikan dan
pelatihan dan sebagainya. Mungkin juga pengetahuan didapat dari pengalaman orang lain yang
telah mempelajari kebenaran. Maka, untuk membuat perencanaan yang baik harus mampu
memperkirakan secara rasional dan berbasis data yang tersedia.

5. Perencanaan Harus dilandasi Partisipasi


Perencanaan memang bisa ditangani hanya oleh satu orang atau dengan bantuan beberapa
orang saja dengan rencana seperti itu sehingga kemungkinan perencanaan dibuat hanya sediki
berhasil. Perencanaan tanpa melibatkan bawahan yang memiliki tugas melaksanakan perencanaan
yang membuat tidakk adanya partisipasi dengan pihak-pihak yang akan melaksanakannya,
hasilnya tidak maksimal, sehingga hal ini akan mengurangi rasa tanggung jawab pelaksana. Trntu

5
untuk perencanaan tidak berarti setiap orang akan diajak untuk berpartissipasi, tapi hanya mereka
yang secara langsung memiliki kepentingan dalam pelaksanaan rencana yang dibuat.

Pentingnya partisipasi dapat melibatkan semua unsur dalam perencanaan yang memiliki
kompetensi, seperti perencanaan pariwisata harus melibatkan semua unsur stakeholder dan adanya
sinergisitas Penta Helix, yaitu yang menjadi kunci mengembangkan pariwisata yang menjadi
tanggung jawab semua elemen yaitu pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media dan komunitas.

Disamping itu, pengetahuan seseorang adalah sangat terbatas, meskipun merasa cukup
pengetahuan dan pengalaman, dengan mengikutsertakan pihak lain yang berpartisipasi dalam
perencanaan selain ini akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab mereka, kemungkinan
kesalahan dalam perencanaan dapat lebih berkurang karena mereka sebenarnya lebih
berpengalaman di lapangan.

6. Perencanaan dengan Mempertimbangkan Kemungkinan

Perencanaann berarti kemampuan untuk melihat ke masa depan, tapi apa yang akan terjadi
belum tentu seperti yang kita harapkan. Ada banyak kemungkinan yang bisa memperkuat
perencanaan namun banyak yang bisa melemahkan bahkan bisa menggagalkan perencanaan.

Kemungkinan yang melemahkan atau memperkuat pelaksanaan perencanaan tersebut


bersifat eksternal diluar kekuasaan manusia, agar perencanaan tersebut sesuai dengan perkiraan
maka kemungkinan-kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan, Memperhitungkan
kemungkinan-kemungkinan perencanaan yang dilakukan akan lebih diharapkan sesuai dengan
fakta, dengan perhitungan kemungkinan yang melemah atau menguatkan, maka perencanaannya
bisa lebih baik.

7. Perencanaan Adaptif
Merencanakan sebaik mungkin dengan memperhatikan semua kemungkinan, namun bisa
juga terjadi hal-hal yang tidak termasuk dalam perhitungan, berdasarkan hal tersebut sehingga
tujuannya tetap dapat mencapai perencanaan yang kita buat harus adaptif atau fleksibeldan harus
jangan kaku, maka kita akan lebih bisa menyesuaikan diri dengan segala kemungkinan yang
mungkin terjadi.

6
Perencanaan adaptif dapat lebih menyesuaikan dengan perubahan yang mungkin terjadi,
maka dengan perencanaan adaptif akan selalu melakukan perbaikan terhadap perencanaan yang
telah dilakukan, sehingga bisa jadi semakin baik perencanaan yang dilakukan, ia menjelaskan
bahwa perencanaan adaptif selain rencana tersebut mungkin saja bisa diubah atau dipertahankan
sesuai dengan keadaan yang berubah, perubahan atau pembaruan diperlukan.

B. Perencanaan Destinasi Wisata


Pariwisata merupakan bentuk perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya untuk
mencarikesenangan tanpa mencari keuntungan finansial. Pariwisata yang sifatnya mencari
kesenangan menjadi aktivitas yang signifikan, sehingga tujuan pariwisata muncul. Bentuk-bentuk
baru mode transportasi (seperti keereta api di abad ke sembilan belas dan jalan raya di abad
pertengahan kedua puluh) yang dibutuhkan oleh wisatawan aau wisatawan menuju destinasi wisata
dengan daya tarik wisatanya. Seiring waktu dan faktor-faktor kedekatan geografis menghasilkan
keunggulan iklim, destinasi menjadi populer karena pengunjung yang datang. Popularitas ini
terjaga karena kunjungn kembali para wisatawan, serta pemasaran atraksi resor wisata atau daya
tarik wisata. Beberapa perubahan, seperti yang berkaitan dengan motivasi pengunjung, sarana
traansportasi dan disposable income, disamping konsekuensi negatif destinasi pariwisata maka
periode yang lebih lama, beberapa resort akan menurun sebagai tempat wisata jika tidak
direncanakan dengan baik.

Perhatian pembangunan wilayah yang utama dari perencanaan dan pengelolaan pariwisata
adalah perencanaan destinasi pariwisata. Destinasi pariwisata (tujuan pariwisata) merupakan
wilayah geografis yang kedatangan wisatawan dan adanya interaksi dengan masyarakat lokal dan
lingkingan setempat. Interaksi ini menyebabkan dampak pada penduduk lokal, lingkungan dan
juga pada wisatawan sendiri. Namun dapat juga bermanfaat dalam kaitannya dengan
perekonomian setempat. Namun, kedatangan wisatawan dan tujuan mereka mengunjungi dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan setempat bila tidak direncanakan dengan baik. Hal ini terkait
dengan dampak tersebut ditargetkan perencanaan dan pengelolaan pariwisata yang baik.

C. Konsep Pengembangan Pariwisata


Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang dinamis dan
berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara melakukan penyesuaian dan
koreksi berdasar pada hasil monitoring dan evaluasi serta umpan balik implementasi rencana

7
sebelumnya yang merupakan dasar kebijaksanaan dan merupakan misi yang harus dikembangkan.
Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah system yang berdiri sendiri, melainkan
terkait erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara inter sektoral dan inter
regional.

Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan
maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian
tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan
berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang (Fandeli,1995). Indonesia sebagai
negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri
pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang
berimbang. Pengembangan kepariwisataan saat ini tidak hanya untuk menambah devisa negara
maupun pendapatan pemerintah daerah. Akan tetapi juga diharapkan dapat memperluas
kesempatan berusaha disamping memberikan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi
pengangguran. Pariwisata dapat menaikkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tujuan
wisata tersebut melalui keuntungan secara ekonomi, dengan cara mengembangkan fasilitas yang
mendukung dan menyediakan fasilitas rekreasi, wisatawan dan penduduk setempat saling
diuntungkan. Pengembangan daerah wisata hendaknya memperlihatkan tingkatnya budaya,
sejarah dan ekonomi dari tujuan wisata.

Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor dalam
menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang miskin sumber-sumber alam
sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk memajukan ekonomi di daerah-
daerah yang kurang berkembang tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti,
1997). Gunn (1988), mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang harus dilihat dari
dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan (supply side). Lebih lanjut dia
mengemukakan bahwa keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat
tergantung kepada kemampuan perencana dalam mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara
berimbang ke dalam sebuah rencana pengembangan pariwisata.

Menurut Robert (Toety, 1990). Kelincahan dalam berusaha harus dilakukan agar
pendapatan selama musim kedatangan wisatawan bisa menjadi penyeimbang bagi musim sepi
wisatawan. Pengaruh yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap ekonomi ada dua ciri, pertama

8
produk pariwisata tidak dapat disimpan, kedua permintaanya sangat tergantung pada musim,
berarti pada bulan tertentu ada aktivitas yang tinggi, sementara pada bulan-bulan yang lain hanya
ada sedikit kegiatan.

Williams (1998) mengemukakan bahwa perencanaan pariwisata memiliki sejumlah tujuan


utama sebagai berikut:

• Penciptaan mekanisme untuk penyediaan fasilitas wisata yang terstruktur di daerah


geografis yang cukup besar.
• Sifat koordinasi pariwisata yang terfragmentasi (terutama dalam kaitannya dengan
akomodasi, transportasi, pemasaran dan sumber daya manusia).
• Intervensi untuk melestarikan sumber daya dan memaksimalkan manfaat bagi masyarakat
setempat dalam upaya untuk mencapai sustainability (biasanya melalui pengembangan
pariwisata atau rencana pengelolaan yang berkelanjutan).
• Redistribusi manfaat pariwisata (pengembangan lokasi wisata baru atau penataan kembali
ekonomi tempat yang wisatawan mulai jenuh dan meninggalkannya).

D. Masalah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata


Sektor pariwisata memang sektor yang potensial karena sumbangannya pada PDB,
penerimaan devisa, penciptaan lapangan kerja, serta berhasil mendorong kemajuan daerah-daerah
yang dulu tandus dan kurang berkembang karena tidak punya sumberdaya alam serta daerah bekas
bencana.

Namun pengembangan sektor pariwisata di Indonesia masih menghadapi beberapa


masalah. Berikut beberapa masalah yang masih dihadapi dalam pengembangan sektor pariwisata
di Indonesia, yaitu:

• Peraturan dan Kebijakan yang Saling Bertentangan di Sebuah Objek Wisata

Contohnya kawasan Candi Borobudur oleh Pemerintah Pusat lewat Balai Konservasi
Borobudur melarang dlakukannya berbagai aktivitas di zona satu dan dua. Tetapi oleh pemerintah
daerah di zona satu dan dua tersebut justru diperbolehkan untuk berbagai macam kegiatan seperti
konser musik dan seni pertunjukan yang lain. Kasus yang lain adalah adanya bangunan atau
tegakan lain yang dibangun yang menganggu lanskap keseluruhan kawasan Candi Borobudur
sebagai kawasan bersejarah (heritage).
9
• Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) yang Masih Kurang Mendukung

SDM yang ada khususnya di sekitar objek wisata kurang mendukung dalam hal
ketrampilan berbahasa asing (khususnya bahasa inggeris), maupun dalam hal etika dan
keramahtamahan (hospitality) dalam menyambut kedatangan wisatawan, baik wisatawan
domestik maupun asing. Di samping itu, tenaga pemandu pariwisata bersertifikasi juga masih
kurang. Kurangnya tenaga pemandu pariwisata bersertifikasi disebabkan oleh kekurangsadaran
pengelola objek pariwisata akan pentingnya tenaga pemandu pariwisata yang bersertifikasi serta
kurangnya jumlah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di bidang pariwisata.

• Komunikasi dan Publikasi Yang Masih Kurang

Perkembangan sektor pariwisata membutuhkan komunikasi dan publikasi yang baik.


Selama ini oleh pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota) memang sudah
melakukan publikasi dan komunikasi. Hanya saja perlu lebih ditingkatkan lagi, khususnya yang
bisa memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang. Yang bisa dijadikan salah satu contoh dalam
hal ini adalah Thailand. Di berbagai bandara dan terminal maupun Stasiun Kereta Api disediakan
brosur tentang tujuan atau objek wisata yang bisa dikunjungi lengkap dengan rute atau arah jalan,
moda transportasi yang bisa digunakan, hotel dan penginapan yang tersedia, serta biaya yang harus
dikeluarkan. Bahkan uniknya di Thailand, di booklet atau brosur ditawarkan jika seorang
wisatawan punya uang sejumlah tertentu maka objek wisata yang bisa dikunjungi apa saja. Jadi
objek wisata yang bisa dikunjungi akan tergantung dari dana yang dipunyai wisatawan atau yang
bersedia dikeluarkan oleh wisatawan (Wongtada, 2017).

• Belum Memadainya Infrastruktur Pariwisata di Beberapa Daerah

Infrastruktur yang mendukung pengembangan pariwisata seperti: hotel, jalan, pelabuhan,


alat-alat transportasi, bandara dan lainnya di berbagai daerah masih kurang. Sehingga
keterjangkauan objek wisata di suatu daerah belum sepenuhnya baik dan hal tersebut
menyebabkan biaya perjalanan wisata menjadi tinggi. Kualitas infratsruktur penunjang ini juga
termasuk di dalamnya fasilitas untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, misalnya: tidak
tersedianya kamar kecil di objek-objek wisata. Masalah lain dalam infrastruktur ini adalah
konektivitas antara satu daerah dengan daerah lain yang belum seepenuhnya terjadi sehingga biaya
dan waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi sebuah objek wisata masih sangat tinggi. Masalah

10
yang lain lagi di bidang infrastruktur pariwisata adalah kurangnya penerbangan langsung dari
tempta asal wisataawan ke tempat objek wisata yang dituju.

• Masih Kurangnya Investasi di Sektor Pariwisata

Sampai saat ini, investasi di sektor pariwisata di Indonesia masih kurang. Kurangnya
investasi di sektor pariwisata ini disebabkan oleh masih kurang menariknya iklim investasi di
sektor pariwisata. Iklim investasi yang dimaksud adalah kemudahan mengurus ijin investasi serta
berbagai insentif yang lain, misalnya: penangguhan atau keringanan pajak.

• Masih Kurang Diperhatikannya Aspek Lingkungan Hidup

Kegiatan pariwisata mempunyai dampak pada lingkungan hidup. Beberapa kegiatan


pariwisata di beberapa lokasi kurang memperhatikan lingkungan hidup. Ada kegiatan pariwisata
yang di beberapa lokasi memiliki dampak negatif pada lingkungan, misalnya: merusak keasrian
lingkungan alam yang ada dan sampah yang dibuang sembarangan atau tidak dikelola secara baik.
Contoh tidak diperhatikannya aspek lingkungan hidup khusus di desa-desa wisata adalah rusaknya
alam pedesaan yang semula asri dan juga masalah sampah yang tidak dikelola secara baik,
terutama dari semula di desa wisata hanya ada sampah organik, tetapi dengan masuknya wisatawan
dari luar desa maka masuk juga sampah-sampah anorganik (plastik, bahan-bahan kimia, dan lain-
lain). Tentunya dibutuhkan pengelolaan sampah anorganik tersebut agar tidak menganggu
kelestarian lingkungan hidup (Ningrum, 2019).

Khusus untuk wisata religi, yang terbanyak adalah wisata untuk ziarah umat muslim,
adalah belum dipenuhinya syarat-syarat syariah yang jika dipenuhi akan membuat wisatawan
muslim dan muslimah bisa dengan nyaman mengunjungi atau berziarah di objek wisata religi
tersebut (falatehan, 2017).

1. Kawasan Pagaruyung Kota Medan


a) Analisis Permasalahan Kawasan

Perumusan masalah mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat, yaitu


permasalahan yang terjadi pada kawasan Pagaruyung Kota Medan yaitu menurunnya fitalitas
kawasan. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian yang salah satunya yang sesuai adalah
revitalisasi.

11
• Permasalahan Fisik

Kondisi fisik kawasan Pagaruyung dapat dilihat pada gambar, dimana kawasan ini tidak
terlihat sebagai kawasan wisata. Hal ini bisa disebabkan karena kurang campur tangan pemerintah
dalam proses penataan, sehingga penataan dilakukan oleh warga setempat yang berjualan di areal
tersebut. Dimana kurangnya ilmu pengetahuan warga setempat untuk meningkatkan kualitas
kawasan agar minat pengunjung semakin besar.

Permasalahan pada area parkir yang tidak teratur, permasalahan ini juga menimbulkan
kurangnya daya tarik pengunjung karena bingung dengan area parkir pada kawasan ini dan yang
paling sering terjadi adalah kesadaran pengunjung serta pengelola kawasan terhadap masalah yang
paling sering terjadi di hampir seluruh kawasan wisata. Permasalahan letak area parkir selain
mengganggu kenyamanan pengunjung lain juga dapat merusak citra kawasan, yang mana konsep
wisata kuliner pada kawasan ini adalah street foodsehingga pengunjung dipersilakan untuk
berjalan dari ujung ke ujung jalan Pagaruyung untuk memilih makanan dan tempat yang akan
dituju.

Pusat wisata kuliner biasanya ramai dikunjungi pada hari-hari libur maupun weekends,
tidak ketinggalan pada saat bulan Ramadhan. Pada kondisi tertentu seperti bulan Ramadhan,
suasana wisata kuliner Pagaruyung pun menjadi salah satu lokasi yang diminati pengunjung, hanya
saja kondisi yang ramai tidak dipersiapkan dengan baik oleh pengelola, sehingga pada saat
pengunjung sedang ramai-ramainya suasana menjadi tidak nyaman. Hal inilah yang menjadi salah
satu permasalahan pada kawasan wisata tersebut.

• Permasalahan Non Fisik

12
Berdasarkan hasil analisa terkait kondisi sosial dan budaya, dapat dijelaskan bahwa kondisi
sosial kawasan Kampung Madras sudah cukup membaur dengan masyarakat Kota Medan. Tidak
terlihat komunitas yang sangat mendominasi sehingga jati diri Kampung Madras sebagai
Kampung Keling atau Little India sedikit memudar. Kondisi ini memiliki sedikit nilai positif,
dimana masyarakat tidak dikotak-kotak dan dibedabedakan berdasarkan suku dan ras. Hanya saja,
identitas dari keturunan India perlahan-lahan mulai memudar. Terkait kondisi budaya, dapat
ditarik beberapa permasalahan berdasarkan hasil analisa yaitu kegiatan kebudayaan yang perlahan
mulai hilang. Hal ini erat kaitannya dengan masalah sosial dimana warga yang sudah hilang
identitas keturunan India-nya sehingga hilang juga nilai budaya yang dianutnya. Beberapa contoh
kecil seperti kegiatan kebudayaan India, festival-festival yang biasanya diadakan, perayaan-
perayaan holy dan lain sebagainya. Permasalahan dalam bidang budaya ini erat kaitannya dengan
keberhasilan proses revitalisasi kawasan Pagaruyung, karena konsep revitalisasi yaitu
menghidupkan kembali. Apabila konsep budaya dan sosial ini dapat diterapkan, kemungkinan
peningkatan nilai kunjungan masyarakat ke area wisata Kota Medan bisa lebih meningkat.

b) Konsep Pengembangan Kondisi Fisik

Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan


lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya,
kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan
sosial masyarakat/warga.

Kawasan wisata kuliner Pagaruyung disebut Pagaruyung karena kawasan wisata kuliner
ini berada pada jalan Pagaruyung. Di sepanjang Pagaruyung ini dibuat tempat jajanan khas India.
Selain keragaman aneka menu makanan, suasana kawasan juga sangat mempengaruhi kawasan.
Beberapa arahan konsep pengembangan dalam revitalisasi kawasan untuk meningkatkan nilai
sosial dan budaya dijelaskan dalam beberapa segmen.

• Konsep pengembangan pedestarian/trotoar

Pedestrian pada kawasan jalan Pagaruyung ini dipergunakan untuk beroperasi pada sore
hingga malam hari, sehingga pagi dan siang hari kendaraan dapat berlalu lalang. Pedestrian yang
ada pada saat ini hanya berupa aspal dan sedikit paving block di ujung jalannya, hal ini membuat
citra kawasan menjadi lokasi yang kurang menarik dan tidak menarik minat pengunjung. Konsep

13
yang diarahkan peneliti pada kawasan wisata kuliner ini untuk mengembangkan potensi budaya
yaitu budaya khas India, dimana budaya India didominasi oleh warna-warna yang cerah dan
menarik. Seperti contoh yang pernah ada di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura yang
membuat kawasan permukiman warga India menjadi salah satu kawasan wisata negara yang
dikenal dengan Little India.

• Konsep bangunan sekitar

Bangunan-bangunan disekitar kawasan juga memiliki andil dalam memberi citra kawasan.
Sama halnya seperti kawasan wisata yang ditujukan untuk wisatawan tapi kurangnya dukungan
dari pemerintah untuk meningkatkan nilainya. Konsep yang ingin diarahkan dalam pengembangan
kawasan wisata ini yaitu menampilkan citra kawasan untuk menambah daya tarik, bukan hanya
pada pedestrian tetapi juga daya tarik pada bangunan sekitarnya. Seperti halnya pedestrian,
bangunan khas yang ingin ditonjolkan pada kawasan ini yaitu bangunan yang colourful, dengan
warna-warna cerah dan menarik khas budaya India.

• Konsep ornamen

Potensi lain yang dapat dikembangkan pada kawasan ini adalah budaya yang sangat kuat.
Budaya masyarakat India yang didominasi agama Hindu ini memiliki beragam perayaan seperti
perayaan keagamaan, depawaali, holy dan masih banyak lainnya. Potensi inilah yang sangat besar
untuk menarik minat pengunjung, karena Kota Medan didominasi oleh warga setempat sehingga
perayaan-perayaan seperti itu menjadi salah satu pertunjukan yang menarik untuk disaksikan.

c) Konsep Pengembangan Potensi Wisata

Kawasan ini memiliki ciri khas tersendiri yang berpotensi besar untuk dikembangkan,
seperti perayaan keagamaan, makanan khas, serta budaya-budaya lainnya. Untuk mengoptimalkan
potensi tersebut, perlu adanya suatu perencanaan untuk meningkatkan vitalitas kawasan wisata.
Adapun konsep pengembangan potensi wisata yaitu dengan menciptakan kegiatan yang berciri
khas yang berpotensi untuk kegiatan wisata. Potensi budaya dalam bentuk fisik seperti tempat
ibadah berupa kuil dan mesjid, bangunan rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan pasar dapat
dikembangkan sebagai obyek wisata budaya, seperti:

14
1. Melakukan aktivitas budaya dan kepercayaannya secara lebih terbuka. Dengan demikian
aktivitas budaya masyarakat di Kampung Madras ini juga semakin semarak. Informasi dan
publikasi yang terkait dengan kuil dan mesjid semakin luas menyebar di lingkungan masyarakat
lokal, regional maupun manca negara.

2. Aktivitas budaya masyarakat India di kawasan Kampung Madras terkait dengan perayaan hari
besar India seperti Festival Colour atau holy serta perayaan Deepawali. Perayaan-perayaan ini
tidak hanya dinikmati oleh masyarakat India saja tetapi juga dapat disaksikan oleh masyarakat lain
di sekitar lingkungan Kampung Madras dan daerah-daerah lain. Agar atraksi-atraksi kesenian dan
budaya India dalam perayaanperayaan tersebut menarik minat masyarakat lain untuk
menikmatinya. Dengan demikian potensi kesenian dan budaya India dapat dikemas sebagai obyek
wisata.

3. Bangunan rumah India juga dapat dijadikan sebagai salah satu potensi wisata dengan
memberikan insentif bagi pemilik bangunan yang potensial menjadi benda cagar budaya, untuk
tetap merawat dan mempertahankan karakter fisik bangunannya tanpa melakukan perubahan-
perubahan yang signifikan.

E. Strategi Pengembangan Usaha Jasa Pariwisata


1. Bauran Pemasaran (marketing mix)

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah suatu strategi yang terdiri dari beberapa
unsur terpadu untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Konsep besar dari marketing
mix adalah memastikan pilihan produk tepat, di waktu dan tempat yang tepat,
juga dengan harga yang tepat.

Dalam membuka bisnis pariwisata ini awal yang perlu diperhatikan adalah mengenai
bauran pemasaran, karena akan menyangkut beberapa hal yang sangat mendasar, yaitu:

1. Produk. Produk di sini merupakan jasa yang diberikan kepada konsumen untuk menikmati
pariwisata Indonesia. Ada beberapa penawaran yang bisa diberikan kepada konsumen, yaitu:

- Objek wisata, dimana objek wisata ini merupakan produk utama yang ditawarkan kepada
konsumen. Di sini pemilik usaha diharapkan memiliki data objek-objek wisata yang ada dan semua
fasilitas penunjang untuk mencapai objek wisata tersebut.

15
- Transportasi, baik itu transportasi udara, laut maupun darat. Semua bisa dilayani. Tentunya untuk
produk ini, pemilik usaha dapat bekerja sama dengan beberapa perusahaan penyedia transportasi.
Misalnya dengan tour travel penyedia untuk tiket pesawat, dengan rental mobil sebagai penyedia
kendaraan dan pemilik kapal/perahu jika membutuhkan transportasi sungai atau laut.

- Pemandu wisata, di sini pemilik usaha bisa bekerjasama dengan masyarakat sekitar objek wisata
untuk menjadi pemandu wisata kepada para wisatawan. Apalagi masyarakat sekitar inilah yang
paham betul dengan kondisi yang ada di objek wisata tersebut.

- Akomodasi/penginapan, bahwa pemilik usaha dapat langsung bekerjasama dengan pemilik


penginapan yang berada di sekitar objek wisata, seperti hotel, atau wisma. Atau bisa juga
memberdayakan masyarakat setempat dengan bekerjasama menggunakan rumah-rumah yang
mereka tempati sebagai penginapan sementara para tamu.

- Kuliner, di sini pemilik usaha dapat memberikan makanan yang menjadi ciri khas dari tempat
wisata tersebut. Dan hal ini bisa bekerjasama dengan restoran dan warung-warung yang berada
disekitar objek wisata tersebut. Selain itu pemilik usaha dapat bekerja sama dengan masyarakat
setempat untuk menyediakan makanan yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Pembelian jasa atau
produk ini bukan saja hanya sekedar produk yang ditawarkan, tetapi harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan dari pelanggan.

2. Price. Harga yang ditawarkan kepada calon konsumen dengan fasilitas yang akan mereka
terima. Tentunya harga ini harus sepadan atau sesuai dengan nilai yang diterima oleh konsumen.

3. Place. Ada dua jenis lokasi utama dalam bisnis ini, yaitu:

- website sebagai penyedia informasi kepada konsumen. Baik itu informasi mengenai lokasi
wisata, paket wisata yang disediakan, cara mencapai objek wisata dan semua fasilitas penunjang
yang diberikan.

- Lokasi dimana objek wisata tersebut berada.

4. Promotion. Media promosi dapat digunakan pada bisnis antara lain periklanan, promosi
penjualan, pengenalan pada masyarakat, dan pemasaran secara langsung yang akan diterima oleh
pelanggan. Promosi ini dapat dilakukan secara online atau offline. Secara online, promosi yang
dilakukan dengan menggunakan website, media sosial, e-mail, banner web Partnership online

16
dengan metode penjualan menggunakan penjualan online, media sosial dan SEO (Search engine
Optimation). pada website dan media sosial ini dapat menggunakan iklan-iklan untuk menarik
perhatian dari konsumen. ³Terdapat sejumlah alasan perusahaan banyak melakukan promosi dan
iklan melalui internet, antara lain sebagian besar penonton televisi berpindah ke internet dalam
mencari informasi tentang suatu produk karena informasi yang diperoleh lebih detail dibanding
iklan di televisi dan peningkatan jumlah pengguna internet diseluruh dunia (Yulianto, 2015).
Sedangkan secara offline, bisa dengan memanfaatkan momen-momen khusus. Misalnya pameran,
bazaar, atau kerja sama. Dan iklan bisa menggunakan brosur, spanduk, dan catalog.

5. People. People disini adalah mereka yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
bisnis ini. Mereka yang bekerja dalam bisnis ini, baik yang berkaitan langsung, misalnya admin
atau karyawan pada perusahaan inti. Bisa juga dengan sumber daya manusia yang berkaitan
dengan bisnis pariwisata atau masyarakat sekitar yang bekerjasama dalam kegiatan bisnis.
Misalnya, pemilik penginapan, pemilik kendaraan, pemandu wisata dll.

6. Physical Evidence. Pada physical evidence ini, merupakan cara untuk menarik pelanggan
melalui lingkungan fisik. Baik itu dari tampilan website, media sosial dan promosi. Semua itu
dikemas dalam situasi yang special. Misalnya gambaran dari suatu objek wisata, suara yang
memberikan kesan menarik, layout yang mampu menarik perhatian.

7. Proses. Proses di sini adalah bagaimana pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan dari
mereka melihat informasi yang diberikan hingga mereka datang berkunjung untuk menikmati
objek wisata hingga mereka kembali kerumah. Proses inilah yang dibutuhkan untuk menarik
konsumen.

2. Matrix Ansoff

Matriks ansoff adalah alat yang dapat membantu eksekutif dan pemasar dalam suatu
organisasi memahami bagaimana mereka dapat tumbuh dan menyusun strategi untuk mewujudkan
lebih banyak pertumbuhan. Yang terdiri atas:

1. Market Penetration. Merupakan perluasan pangsa pasar dengan mamanfaatkan produk yang
digunakan atau sudah ada. Bahwa market penetrasi berasal dari existing market dan exiting
product. Existing Market: pasar di bidang pariwisata. Existing Product: Kunjungan ke daerah

17
wisata dengan menikmati seni budaya, kuliner dan keindahan alam yang disediakan oleh tempat
wisata. Market Penetration:

- Memberikan fasilitas yang terbaik kepada konsumen.


- Menerbitkan kartu keanggotaan yang bisa memberikan fasilitas lebih kepada anggota.
- Memberikan paket hemat untuk menarik minat konsumen.
- Memperbanyak pilihan wisata.
- Memberikan ketenangan dan kenyaman saat berlibur atau berwisata.

2. Market Development. Dengan memanfaatkan produk yang ada untuk mempeluas atau membuat
pangsa pasar baru yang berbeda dari pasar yang ada. Bahwa Market Development merupakan
gabungan dari Existing Product dan New Market.

New Market: Membuat pangsa pasar baru. Existing Product: Memaksimalkan produk wisata yang
sudah ada.

Market Development:

- Mencari Segment pasar yang baru yang bisa di perluas pasarnya. Misalnya untuk ke daerah
pegunungan yang biasa digunakan oleh kaum muda, di ubah pangsa pasarnya untuk anak-anak
atau mereka yang sedang berbulan madu.
- Paket khusus buat pelajar.

3. Product Development. Membuat produk baru dengan memanfaatkan pangsa pasar yang sudah
ada. Bahwa Product Development merupakan bagian dari Existing Market dan New Product.
Existing Market: pasar di bidang pariwisata. New Product: Memberikan perubahan objek wisata
dengan menambah fitur-fitur yang mampu menarik konsumen.

Product Development:

- Membuat inovasi paket wisata.


- Membuat penawaran wisata dengan segmen yang berbeda. Misalnya wisata di daerah pedesaan
atau daerah yang memberikan wisata seni budaya dengan segmen untuk dewasa, dilakukan
perubahan untuk para remaja.
- Membuat tantangan-tantangan baru di objek wisata. Sehingga mampu menarik rasa penasaran
kepada para wisatawan.

18
4. Product/Market Diversification. Melakukan perubahan secara keseluruhan, yaitu membuat
produk baru untuk pangsa pasar yang baru juga. Product/Market Diversification merupakan bagian
dari New Market dan New Product.

New Market: Membuat pasar wisata baru yang mampu keluar dari zona wisata yang biasa
digunakan secara umum. New Product: memberikan penawaran kepada konsumen atau
wisatawan, produk apa saja yang menarik dan berbeda dari produk yang biasa digunakan.

Product/market Diversifikasi:

- memberikan penawaran daerah wisata yang lain daripada yang lain, misal wisata jelajah sungai
atau wisata jelajah hutan untuk segmen yang berbeda.
- Memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk ikut serta merasakan hidup berbaur dengan
masyarakat setempat.
- Ikut memasak menu khas daerah setempat.
- Ikut diberdayakan dalam pembangunan daerah wisata.

3. Implementasi Strategi Pengembangan Pariwisata melalui kegiatan


promosi
• Kegiatan Promosi Yang Dilakukan Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan

Adapun kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan
adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti event/tourism bursa pariwisata International seperti: ITB (International Travel


Berlin) di Jerman, ATF (Asian Travel Forum), TIME (Tourism Indonesia Mart & Expo), NATAS
Fair (National Travel Association Singapore Fair), Sumatera International Travel.

2. Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang Travel Writer, seperti Canada, Jepang,
Singapore.

3. Melakukan Familiarization Tour dengan mengundang tour Operator Amerika, Singapore,


United Kingdom, dan beberapa negara Eropa Barat.

4. Mengirim / menyebarluaskan brocure, leaf let, folders tentang objek wisata di Kota Medan.

19
5. Mengikuti event-event yang ada baik itu didalam kota maupun luar kota, seperti: Ramadhan
Fair, Gebyar Pariwisata Nusantara di Jakarta, Pekan Raya Medan, Medan Expo, Pekan Raya
Jakarta, dan lain-lain.

Melihat semakin berkembangnya dunia kepariwisataan di kota Medan saat ini yang dibuktikan
dengan semakin meningkatnya jumlah arus kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Medan
maka pemerintah Kota Medan berupaya terus meningkatkan pemasaran kepariwisataan melalui:

1. Sebagaimana terdapat dalam sapta kebijakan, maka dalam rangka untuk lebih memperluas
jangkauan kepariwisataan, maka pemerintah mengadakan bermacam-macam promosi, yang pada
dasarnya teknik promosi harus dilakukan seperti pembuatan brosur-brosur, poster, leafled,
bookled, dan calendar of event.

2. Memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat di suatu daerah wisata, agar dapat


menerapkan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan) dalam menerima
kedatangan wisatawan nusantara, sehingga akan timbul kesan yang baik.

3. Dengan mengadakan perbaikan dan pelebaran jalan-jalan yang menuju ke objek wisata atau
daerah wisata, serta menemukan jalur pariwisata baru di dalam dan antar wilayah.

4. Penambahan frekuensi dan jalur penerbangan dalam dan luar negeri.

5. Mengadakan seminar-seminar dan rapat yang berfungsi untuk meningkatkan dan


mengembangkan kepariwisataan di kota Medan.

6. Membuat calender of event dari kepariwisataan di Sumatera Utara, misalnya Pesta Danau Toba.

7. Membuat dan menciptakan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari segala kegiatan yang
berhubungan dengan kepariwisataan.

8. Menyediakan prasarana kepariwisataan seperti penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik
dan lain-lain.

9. Dengan menggalakkan “MEDAN BESTARI” yaitu Medan Kota Bersih, Sehat, Tertib, Aman,
Rapi, dan Indah.

10. Memberikan pengarahan kepada badan-badan swasta yang bergerak di bidang kepariwisataan,
agar melaksanakan usaha pariwisatanya dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat banyak,

20
selalu mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa, memperhatikan dampak-dampak yang mungkin
akan timbul dan pengaruh-pengaruh lainnya.

11. Mengikuti event-event internasional dengan tujuan untuk memperkenalkan kepariwisataan,


mengikuti pameran-pameran yang diadakan yang mempunyai hubungan dengan pariwisata,
misalnya Pekan Raya Sumatera Utara.

12. Menggali dan melestarikan nilai seni dan budaya daerah.

Beberapa hal yang telah dicapai oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan antara
lain:

1. Telah berhasil menghimpun masalah-masalah kepariwisataan di kota Medan dan didiskusikan


secara bersama-sama dengan instansi terkait serta telah menghasilkan kesepakatan berbagai pihak
terkait sehingga bermanfaat intuk tindak lanjut membangun kepariwisataan di kota Medan.

2. Telah berhasil mengidentifikasikan masalah-masalah yang menghambat perkembangan


kepariwisataan di kota Medan, sekaligus memberikan cara jalan keluar permasalahan tersebut.

3. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota medan telah membuat / mencetak berbagai jenis
promotional material pariwisata dan telah disebarluskan ke negara-negara sumber wisatawan
(tourist generating countries), seperti brocure, folders, road map, CD room dan lain-lain.

4. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata kota Medan telah menjadi motor penggerak kerja sama IMT-
GT (Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle) di mana dari sekian banyak working on
group tourism merupakan satu-satunya working group yang berhasil.

Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Medan
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi pariwisata di kota
Medan antara lain sebagai berikut:

1. Minimnya anggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan untuk mendanani
kegiatannya.

2. Sulitnya berkoordinasi dengan instansi terkait didalam usaha mempromosikan pariwisata di kota
Medan sehingga membuat pariwisata di kota Medan kalah ketinggalan dibandingkan dengan
pariwisata di daerah lain.

21
3. Beberapa sarana pariwisata kota Medan telah mengalami penurunan kualitas pelayanannya,
sehingga tidak dapat memuaskan perjalanan wisata para wisatawan.

4. Rendahnya sadar wisata masyarakat tentang pentingnya arti kepariwisataan, sehingga


menimbulkan masalah terhadap wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.

5. Tingginya kriminalitas yang berdampak buruk bagi kepariwisataan di kota Medan yang
membuat wisatawan mancanegara menjadi takut untuk berkunjung

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata di
Indonesia mempuyai sumbangan yang penting dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, dan
penyerapan tenaga kerja. Sumbangan dalam ketiga hal tersebut diperkirakan akan terus meningkat
dari waktu ke waktu karena tren gaya hidup masyarakat yang senang berwisata dan juga dukungan
berbagai pemangku kepentingan. Dengan demikian sektor pariwisata bisa dijadikan sektor
alternatif pendorong tumbuhnya perekonomian Indonesia, selain sektor industri manufaktur dan
pertanian.

Namun, dalam perkembangnnya sampai saat ini, sektor pariwisata di Indonesia


menghadapi berbagai masalah. Berbagai masalah tersebut, yaitu: tumpang tindihnya peraturan
antara pemerintah pusat dan daerah, kualitas SDM yang masih kurang mendukung, komunikasi
dan publikasi yang masih kurang optimal, belum memadainya infrastruktur yang mendukung
pengembangan sektor pariwisata, masih kurangnya investasi di sektor pariwisata, dan masih
kurang diperhatikannya aspek ingkungan hidup dalam pengembangan pariwisata

B. Saran
Saran yang diajukan berdasarkan kesimpulan dari hasil dan analisis yang telah dilakukan,
terdiri dari saran bagi kebijakan yang harus dilakukan terutama oleh pemerintah dan pemangku
kepentingan yang lain serta saran bagi penelitian selanjutnya.

Adapun makalah ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu
kelompok penulis sangat berharap akan kritikan dan masukan yang bersifat membangun dari
pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA
Archigreen, Z. K.-, & 2018, undefined. (2016). Revitalisasi Kawasan Wisata Kota Medan
sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Sosial dan Budaya: Studi Kasus Kawasan Pagaruyung
Kota Medan. Jurnal.Pancabudi.Ac.Id, 3(5), 38–47.
http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/archigreen/article/view/78

Nugroho. (2020). Beberapa Masalah Dalam Pengembangan Sektor Pariwisata Di Indonesia.


Jurnal Pariwisata, 7(2), 124–131.

Supriadi B, dkk. (2017). Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas


Negeri Malang

Umar A., 2016. (2016). Strategi Pengembangan Bisnis Pada Bisnis Pariwisata. Jurnal Ekonomi
Universitas Esa Unggul, 7(2), 79225. https://media.neliti.com/media/publications/79225-
ID-strategi-pengembangan-bisnis-pada-bisnis.pdf

Wahyudi I. (12 Oktober 2020). Konsep Pengembangan Pariwisata. DPRD Kepulauan Talaud
https://dprd.talaudkab.go.id/baca-berita-180-konsep-pengembangan-pariwisata.html

24

You might also like