You are on page 1of 13

Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.

5, September 2019

Analisis Kendala Pendidik IPA terhadap Pembelajaran


IPA Terpadu di SMP Swasta

Bayu Priyatma*, Darlen Sikumbang, Rini Rita T. Marpaung


Program Studi Pendidikan Biologi FKIP,
Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung
*
email: bayupriyatma91@gmail.com, /Telp. + 62895605920873

Received: April 5, 2019 Accepted: April 8, 2019 Online Published: September 12, 2019

Abstract: An Analysis of Constraints Experienced by Science Teachers on Integrated Science


Learning in Private Middle Schools in Bandar Lampung. This study aims to describe the
constraints experienced by Science teachers in Private Middle School in Bandar Lampung in
implementing Integrated Science learning. This study applied a qualitative research with
research data that were closed questionnaires, semi-open questionnaires and interviews. The
sample in this study consisted of all Science teachers in private schools which have already
implemented the 2013 curriculum. The sampling technique was taken with total sampling
technique. The results showed that the implementation of Integrated Science learning in the city
of Bandar Lampung from three aspects of planning, implementation and learning assessment
was classified under low constraints criteria. The main constraint in the planning aspect was
the preparation of lesson plan, and the main constraint in the implementation aspect was the
learning process on core activity indicators in the scientific approach and various learning
methods on Integrated Science learning, while the constraints of the aspect of learning
assessment included the assessment process in preparing assessment instruments.

Keywords: constraints, integrated science learning, science teachers

Abstrak: Analisis Kendala – Kendala Pendidik IPA terhadap Pembelajaran IPA Terpadu
di SMP Swasta Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kendala
pendidik IPA di SMP Swasta Bandar Lampung dalam pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan data penelitian berupa
angket tertutup, angket semi terbuka dan wawancara. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
pendidik IPA di sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA Terpadu di Kotamadya Bandar Lampung dari tiga aspek yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, tergolong dalam kriteria kendala rendah. Kendala
yang utama dalam aspek perencanaan adalah penyusunan RPP, kendala utama dalam aspek
pelaksanaan pembelajaran pada indikator kegiatan inti dalam menerapkan pendekatan saintifik
dan berbagai metode pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA Terpadu dan aspek
penilaian pembelajaran yaitu pada penilaian proses dalam menyusun instrumen penilaian.

Kata kunci : kendala, pembelajaran IPA Terpadu, pendidik IPA

44
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

PENDAHULUAN ilmu disiplin tersebut; (3) terdapat ke-


Pendidikan IPA merupakan mata sulitan dalam pembagian tugas dan
pelajaran dengan bidang kajian yang waktu pada masing–masing bidang
berupa konsep dasar berbagai ilmu yang keilmuan seperti: fisika, kimia dan bio-
berisi tentang pengetahuan alam yang logi, untuk pelajaran IPA secara ter-
mempunyai hubungan yang sangat luas padu; (4) dan meskipun pembelajaran
terkait dengan kehidupan manusia yang tepadu merupakan hal yang baru namun
disusun melalui pendekatan pendidikan para pendidik disekolah tidak terbiasa
dan sangat dibutuhkan kehidupan setiap melaksanakannya sehingga “dianggap”
peserta didik mulai dari tingkat SD, hal yang baru (Trianto, 2011: 61).
SMP, SMA untuk membekali dan Tujuan pembelajaran IPA
mempersiapkan peserta didik dalam Terpadu mengharapkan peserta didik
melanjutkan pendidikkan yang lebih dapat memiliki pengetahuan dan
tinggi. (Dwi, Y.L, 2015: 3). wawasan yang luas tentang suatu
Pendidikan IPA bukanlah hanya konsep–konsep dasar pengetahuan
suatu program pendidikan disiplin ilmu alam, manusia, dan lingkunganya serta
saja yang didalamnya terkait dengan memilki kepekaan dan kesadaran
ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri terhadap alam dan lingkungannya,
tetapi merupakan suatu usaha yang di- sehingga diharapkan pada kehidupan-
lakukan secara sadar untuk mengungkap nya kelak dapat menjadi anggota
gejala–gejala alam dengan menerapkan masyarakat dan warga yang baik.
langkah–langkah ilmiah serta untuk Tujuan tersebut dapat tercapai manakala
membentuk kepribadian atau tingkah program–program pelajaran IPA ter-
laku peserta didik sehingga peserta padu disekolah diorganisasikan secara
didik dapat memahami proses IPA dan baik.
dapat dikembangkan di masyarakat. Berhasil atau tidaknya suatu
(Iskandar, 2001: 2) pendidikan terletak pada berbagai
Mata pelajaran IPA bertujuan komponen dalam proses pendidikan
untuk mengembangkan potensi peserta guru. Oleh karena itu, kurikulum
didik agar dapat mencakup fakta, pendidikan guru harus disusun atas
konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA. dasar kompetensi yang diperlukan oleh
Pencapaian Standar Kompetensi dan setiap pendidik. Tujuan, program
Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA pendidikan, sistem penyampaian, eva-
masih dilakukan sesuai dengan bidang luasi, dan sebagainya hendaknya di-
kajian masing–masing, tanpa ada ke- rencanakan sedemikian rupa agar
terpaduan didalamnya. Hal ini tentu relevan dengan tuntutan kompetensi
akan menghambat ketercapaian tujuan pendidik secara umum. Dengan demi-
IPA dan dapat terjadinya: (1) Kuri- kian diharapkan pendidik tersebut
kulum IPA tidak menggambarkan satu mampu untuk menjalankan suatu tugas
kesatuan yang terintegrasi, me-lainkan dan tanggung jawabnya dengan sebaik-
masih terpisah–pisah antar bidang il- baiknya (Hamalik, 2002: 36)
mu–ilmu pengetahuan alam; (2) latar Program pendidikan pada suatu
belakang tenaga pendidik yang meng- tingkat jenjang universitas khususnya
ajar, merupakan pendidik dengan di- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
siplin ilmu seperti: fisika, kimia, biologi (FKIP) tidak menetapkan pembelajaran
dan pengetahuan bumi antariksa se- IPA terpadu dalam satu kesatuan seperti
hingga sangat sulit untuk melakukan yang sudah ditetapkan di sekolah-
pembelajaran yang memadukan antar sekolah yang masih berupa ilmu–ilmu

45
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

dan sebaran mata kuliah yang ber- belajaran, yang kurangnya persiapan
muatan materi–materi yang berhubung- tenaga pendidik dalam menyusun pe-
an dengan kemampuan dibidang studi rangkat pembelajaran, dan latar be-
masing–masing, karena universitas ilmu lakang pendidikan itu sendiri yang
pendidikan pada dasarnya belum mengakibatkan sulitnya untuk bisa ber-
menetapkan disiplin ilmu terpadu. adaptasi langsung ke dalam peng-
Pembekalan seorang tenaga pendidik integrasian bidang kajian IPA Terpadu.
hanya pada kenampakan pada bidang Pembelajaran terpadu merupakan suatu
studinya masing-masing sehingga mem- kemasan interdisiplin atau bentuk re-
persulit mereka untuk mengembangkan duksi antar disiplin ilmu yang serumpun
ilmu–ilmu alam yang lain. Di sekolah dengan memperhatikan perkembangan-
pada umumnya tenaga pendidik yang perkembangan pada setiap peserta didik
tersedia atas guru–guru disiplin ilmu dalam suatu rangka pemberian pema-
seperti guru fisika, kimia dan biologi. haman utuh dan komprehensip ter-
Pendidik dengan latar belakang tersebut hadap suatu permasalahan.
tentunya sulit untuk berprestasi ke Berdasarkan penelitian yang
dalam pengintregrasian disiplin ilmu dilakukan oleh Mahardika (2013: 85)
alam, karena mereka yang memiliki menyimpulkan bahwa faktor–faktor
latar belakang fisika tidak memiliki ke- yang menjadi penghambat di dalam
mampuan yang optimal pada kimia dan mengajar materi IPA adalah adanya
biologi, begitu pula dengan sebaliknya. ketidakmampuan peserta didik dalam
Disamping itu, pembelajaran Ilmu menerima pelajaran yang disebabkan
Pengetahuan Alam (IPA terpadu) juga oleh kurangnya penguasaan ilmu dalam
dapat menimbulkan konsekuensi ter- mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
hadap berkurangnya beban jam pe- dan metode penyampaian yang di-
lajaran yang diemban pada tenaga pen- lakukan oleh tenaga pendidik. Se-
didik yang tercakup ke dalam IPA, dangkan menurut Rasmianti (2013: 80)
sementara ketentuan yang berkaitan de- menyimpulkan bahwa faktor–faktor
ngan kewajiban di atas beban jam dalam penghambat tersebut dikarenakan ku-
mengajar untuk setiap tenaga pendidik rangnya fasilitas pendukung di dalam
masih tetap. pelajaran, seperti tidak ada ketersediaan
Kurangnya pengetahuan seorang alat-alat laboratorium, bahan praktikum,
tenaga pendidik dari mata pelajaran serta tenaga laboran.
tentang apa yang akan diajarkan dari Pelaksanakan Kurikulum 2013
disiplin ilmu–ilmu semi terpadu. pembelajaran IPA Terpadu di SMP
Sehingga berdasarkan dari hasil wawan- harus didukung oleh beberapa faktor di-
cara dengan para tenaga pendidik IPA antaranya adalah kurikulum dan
di SMP Swasta Bandar Lampung adalah kemampuan peserta didik dalam pe-
para tenaga pendidik belum berhasil laksanaan pembelajaran IPA Terpadu.
dalam pembelajaran IPA terpadu. Dalam pelaksanakaan pembelajaran
Seiring belum berhasilnya tenaga pen- IPA yang baik diantaran pendidik harus
didik dalam pembelajaran IPA terpadu dapat menguasai materi, menggunakan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor media pembelajaran, dan metode pem-
diantaranya kurangnya kemampuan te- belajaran yang selalu bervariasi. Ke-
naga pendidik dalam menguasai materi mampuan mengajar seorang tenaga
IPA terpadu, kurangnya variasi metode pendidik yang sesuai dengan tuntutan
yang digunakan, tenaga pendidik ku- standar tugas yang diemban untuk
rang untuk memanfaatkan media pem- memberikan efek positif bagi hasil yang

46
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

ingiin dicapai seperti perubahan hasil pada tanggal 7 Januari sampai 4 Febuari
akademik peserta didik, sikap peserta 2019.
didik, keterampilan pe-serta didik, dan Responden (pendidik) yang di-
perubahan pola kerja tenaga pendidik jadikan sebagai sampel penelitian ini
yang makin meningkat, sebaliknya jika memiliki karakteristik dan latar
kemampuan mengajar yang dimiliki belakang pendidikan yang berbeda-
tenaga pendidik sangat sedikit akan beda. Gambaran tentang karakteristik
berakibat bukan untuk menurunkan responden akan dijelaskan melalui
prestasi belajar peserta didik tetapi juga deskripsi responden. Karakteristik res-
menurunkan tingkat kinerja tenaga ponden meliputi jenis kelamin, umur,
pendidik itu sendiri. lama mengajar, latar belakang pendidik-
Berdasarkan pemikiran di atas, an (yang meliputi pendidikan terakhir,
akan dilakukan penelitian tentang asal perguruan tinggi, bidang ilmu).
analisi kendala-kendala Pendidik IPA Diketahui bahwa responden perempuan
terhadap Pembelajaran IPA Terpadu di memiliki per-sentase sebesar 77% lebih
SMP Swasta di Bandar Lampug Tahun tinggi daripada responden laki-laki.
Ajaran 2018–2019 Usia responden dengan rentang <35
tahun memiliki persentase sebesar 50%
METODE lebih tinggi dibandingkan rentang usia
Jenis penelitian yang digunakan yang lainnya dalam penelitian ini. Lama
adalah penelitian kualitatif dengan me- mengajar responden dengan rentang 6-
tode deskriptif. Sampel pada penelitian 15 tahun memiliki persentase yang lebih
ini adalah seluruh pendidik IPA di tinggi yaitu persentase sebesar 43%
sekolah yang sudah menerapkan Ku- dibandingkan dengan rentang lama
rikulum 2013. Pengambilan sampel di- mengajar yang lainnya. Pendidikan ter-
lakukan dengan teknik total sampling. akhir yang ditempuh responden dari S1
Data penelitian ini berupa data kendala sebanyak 93%. Responden berasal dari
pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu perguruan tinggi negeri sebanyak 93%
yang diperoleh dari angket tertutup dan dan responden dalam penelitian ini yang
angket semi terbuka tanggapan pendidik berasal dari bidang ilmu pendidikan
yang dianalisis dengan deskriptif sebanyak 77%.
kualitatif serta informasi yang diperoleh Hasil penelitian ini memaparkan
dari wawancara. mengenai kendala–kendala pendidik
IPA terhadap pembelajaran IPA
HASIL DAN PEMBAHASAN Terpadu di SMP Swasta Bandar
Penelitian ini dilaksanakan di Lampung, yang meliputi tiga aspek
SMP Swasta Bandar Lampung yang yaitu: (1) Perencanaan pembelajaran;
sudah menerapkan Kurikulum 2013 (2) Pelaksanaan pembelajaran; dan (3)
yaitu SMP Kartika II, SMP Xaverius 1, Penilaian pembelajaran. Hasil penelitian
SMP Perintis 2, SMP Pangudi Luhur, ini berasal dari data angket tertutup dan
SMP Gajah Mada, SMP Al-Hikmah, semi terbuka tanggapan pendidik ter-
SMP Al-Azhar 3, SMP Qur’an Darul hadap kendala dalam pembelajaran IPA
Fattah, SMP PGRI 1, SMP PGRI 4, Terpadu yang berupa persentase,
SMP Taman Siswa, SMP Widya kriteria dan ditabulasikan ke dalam
Dharma, SMP Sriwijaya, SMP beberapa tabel sebagai berikut:
Swadaya, SMP Wiyatama, dan SMP Hasil angket pendidik diperoleh
Budaya. Penelitian ini telah di- dari tiga aspek yang diamati dan
laksanakan selama 1 bulan yaitu mulai

47
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

ditampilkan dalam bentuk persentase serta disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tabulasi Hasil Angket Tertutup


Rata – Rata
No Aspek Indikator Kriteria Kendala
Persentase (%)
a. Pengembangan Kurikulum 78,0 Rendah
1. Perencanaan b. Sumber pembelajaran 82,7 Sangat Rendah
Pembelajaran c. Evaluasi pembelajaran 85,3 Sangat Rendah
d. Model pembelajaran 80,6 Rendah
e. Latar belakang guru 79,3 Rendah
f. Pengolahan laboratorium 80,3 Rendah
Rata-rata 80,7 Rendah
a. pelaksanaan pembelajaran 81,3 Rendah
2. b. Kegiatan Pembuka 81,1 Rendah
Pelaksanaan
c. Kegiatan Inti 78,1 Rendah
Pembelajaran
d. kegiatan penutup 80,9 Rendah
Rata-rata 80,4 Rendah
PenilaianPembel a. penilaian proses 79,0 Rendah
3. ajaran b. penilaian hasil 81,7 Rendah
Rata-rata 80,3 Rendah

Berdasarkan hasil angket pada pelaksanaan pembelajaran, dan aspek


Tabel 1 menunjukkan bahwa kendala penilaian tergolong kriteria rendah.
yang dialami oleh pendidik dari ketiga Hasil angket semi terbuka
aspek yang diamati tergolong dalam tanggapan pendidik juga diperoleh dari
kriteria rendah dengan persentase tiga aspek yang diamati dan ditampilkan
sebesar 80%. Kendala pendidik pada dalam bentuk persentase serta disajikan
aspek perencanaan pembelajaran, aspek dalam Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Tabulasi Hasil Angket Semi Terbuka Tanggapan Pendidik


No Aspek Indikator Rata – Rata Persentase (%) KriteriaKendala
1. Perencanaan a. Program Tahunan dan
23,3 Rendah
Pembelajaran Program Semester
b. Penyusunan RPP 51,7 Cukup
Rata-rata ± sd 34,6 Cukup
2. Pelaksanaan a. Kegiatan Pendahuluan 40,0 Cukup
Pembelajaran b. Kegiatan Inti 48,3 Cukup
c. Kegiatan Penutup 21,7 Rendah
d. Praktikum 47,5 Cukup
Rata-rata ± sd 36,9 Cukup
3. Penilaian a. Penilaian afektif 39,2 Cukup
Pembelajaran b. Penilaian Kognitif 32,5 Rendah
c. Penilaian Psikomotorik 35,0 Cukup
Rata-rata ± sd 35,6 Cukup

Berdasarkan hasil tanggapan cukup mengalami kendala dengan


pendidik melalui angket semi terbuka persentase di atas sebesar 36%.
dapat dilihat pada (Tabel 2), menunjuk- Hasil penelitian pada aspek
kan bahwa kendala-kendala pendidik perencanaan pembelajaran yang me-
dalam pembelajaran IPA Terpadu di muat enam indikator yaitu pe-
SMP Swasta Bandar Lampung yang ngembangan kurikulum, sumber pem-
meliputi aspek perencanaan pem- belajaran, evaluasi pembelajaran, model
belajaran, aspek pelaksanaan pem- pembelajaran, latar belakang pendidikan
belajaran dan aspek penilaian tergolong dan pengolahan laboratorium yang
memiliki persentase rata-rata kendala

48
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

sebesar 80,7% dengan kriteria rendah. belajaran IPA Terpadu. Pada aspek
Pada aspek perencanaan pembelajaran pelaksanaan pembelajaran, indikator
se-bagian besar pendidik masih me- yang paling mengalami kendala adalah
ngalami kesulitan dalam indikator kegiatan inti. Dalam kegiatan inti pen-
pengembangan kurikulum. Hampir se- didik sulit menerapkan pendekatan
luruh pendidik mengaku masih me- saintifik dan berbagai metode pem-
ngalami kesulitan dalam menyusun belajaran dalam proses pembelajaran
rencana pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu.
(RPP) untuk setiap pertemuan pem- Hal tersebut sesuai dengan
belajaran IPA Terpadu. Pendidik ke- wawancara yang telah dilakukan bahwa
sulitan dalam menyesuaikan antara hampir semua pendidik masih
alokasi waktu pembelajaran, perumusan mengalami kendala dalam menerapkan
indikator, pencapaian kompetensi, ke- pendekatan saintifik dan metode pem-
giatan yang terencana, dan menentukan belajaran dalam pembelajaran IPA
model sesuai dengan materi pem- Terpadu, pendidik masih mengalami
belajaran IPA Terpadu. kendala dalam melaksanakan proses
Komponen–komponen yang ter- pendekatan saintifik, terutama pada
dapat dalam RPP merupakan bentuk meliputi ranah 5M (mengamati,
satu kesatuan sehingga menjadikan menanya, mencoba, menalar, menyaji
suatu kegiatan pembelajaran yang akan dan menyimpulkan), pendidik mengaku
dilaksanakan oleh pendidik. Per- belum bisa menuntaskan kelima
masalahan yang dihadapi pendidik ter- tahapan tersebut secara sempurna,
sebut sesuai dengan hasil wawancara terutama untuk langkah menanya dan
yang telah dilakukan dengan responden, menganalisis bahkan tidak sedikit juga
Menurut Waybin (2014: 51), Setiap pendidik yang masih sulit membedakan
pendidik pada satuan pendidikan ber- antara metode dengan model pem-
kewajiban menyusunnya secara lengkap belajaran. Menurut Suharno (2014: 2)
dan sistematis agar kegiatan pem- kompetensi yang penting yang harus
belajaran dapat berlangsung secara dimiliki oleh seorang pendidik untuk
interaktif, inspiratif dan menyenangkan, dapat melaksanakan pembelajaran
menantang, efisien, memotivasi peserta dengan pendekatan saintifik adalah
didik untuk berpartisipasi aktif, serta pendidik yang menguasai strategi
memberikan ruang yang cukup bagi pembelajaran yang bervariatif. Pendidik
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian yang kaya variasi model pembelajaran
sesuai dengan bakat, minat dan menjadikan kegiatan pembelajaran di
perkembangan fisik serta psikologis kelas menjadi kondusif dan nyaman
peserta didik. bagi peserta didik.
Pada aspek pelaksanaan pem- Pada aspek penilaian pem-belajaran
belajaran (Tabel 1) hasil penelitian yang (Tabel 1) hasil penelitian yang
di-dapatkan dengan memuat empat didapatkan dengan memuat dua
indikator yaitu pelaksanaan pem- indikator yaitu penilaian proses dan
belajaran, kegiatan pendahuluan, ke- penilaian hasil memiliki persentase rata-
giatan inti dan kegiatan penutup rata sebesar 66% dengan kriteria
memiliki persentase rata-rata sebesar rendah. Pada indikator penilaian yang
80,4% dengan kriteria rendah. Pendidik meng-alami kendala paling rendah yaitu
banyak yang mengeluhkan pada proses penilaian proses. Pada penilaian proses
pembelajaran yang merasa kekurangan pendidik saat pengambilan nilai
waktu pada aspek pelaksanaan pem- mengamati sikap peserta didik dan
49
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

proses belajar peserta didik, seperti bahkan tidak sedikit juga pendidik yang
melihat keaktifan, interaksi, tanggung masih mengalami kendala dalam
jawab, dan kerjasama peserta didik membedakan antara metode dengan
dalam belajar di kelas. model pembelajaran IPA Terpadu,
Berdasarkan hasil wawancara yang Mereka mengatakan sulit menerapkan
telah dilakukan, pendidik menyatakan model pembelajaran dikarenakan setiap
banyak mengalami kesulitan dalam kelas kondisi dan keadaannya berbeda-
melakukan penilaian proses. Hampir beda sehingga setiap kelas tidak bisa
dari semua pendidik mengaku sulit diterapkan dengan model dan metode
melakukan penilaian proses karena pembelajaran yang sama. Hal tersebut
banyak peserta didik yang harus di- sesuai dengan hasil angket tertutup pada
perhatikan, terlebih lagi setiap pendidik Tabel 1 bahwa, pendidik lebih banyak
mengajar lebih dari satu kelas dan sikap mengalami kesulitan pada indikator
anak yang berubah-ubah dan tidak bisa penyusunan RPP. Pendidik kesulitan
diprediksi dapat mem-pengaruhi proses menyesuaikan antara alokasi waktu
penilaian akhir menjadi cukup sulit pembelajaran, perumusan indikator pen-
untuk menilai masing-masing peserta capaian kompetensi, kegiatan yang
didik, padahal menurut Masruroh terencana, dan menentukan model
(2014: 132), jumlah siswa yang pro- sesuai dengan materi pembelajaran IPA
porsional bukan menjadi penyebab Terpadu.
pendidik mengalami kesulitan dalam Aspek pelaksanaan pembelajaran
melaksanaan suatu penilaian autentik. (Tabel 2) dengan empat indikator yaitu
Sedangkan ber-dasarkan Kemendikbud kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
(2013:28) Orientasi utama penilaian kegiatan penutup dan praktikum
adalah pada proses belajar bukan hanya memiliki persentase rata-rata sebesar
semata-mata pada hasil semata, oleh 36,9% dengan kategori cukup meng-
karena itu perlu langkah-langkah untuk alami kendala. Dari keempat indikator
menguatkan pada aspek proses. tersebut, indikator yang paling meng-
Selanjutnya pada hasil penelitian alami kendala yaitu kegiatan inti dengan
yang telah disajikan pada Tabel 2 persentase paling tinggi dari indikator
mengenai tanggapan tentang kendala lain yaitu sebesar 48,3%. Hal yang
pendidik terhadap pembelajaran IPA mengalami kendala dalam indikator
Terpadu di SMP Swasta Bandar kegiatan inti adalah sulit menerapkan
Lampung, dapat diketahui bahwa pada metode dan model pembelajaran yang
aspek perencanaan pembelajaran de- sesuai dengan KD. Sesuai dengan aspek
ngan dua indikator yaitu program pelaksanaan pembelajaran pada (Tabel
tahunan, program semester dan pe- 1), hal yang paling mengalami kendala
nyusunan RPP memiliki persentase adalah sulit menerapkan pendekatan
rata-rata sebesar 34,6% dengan kriteria saintifik dan berbagai metode, model
cukup mengalami kendala. Pada aspek pembelajaran dalam proses pem-
perencanaan pem-belajaran, indikator belajaran IPA Terpadu. Menurut
yang paling meng-alami kendala yaitu Djamarah dan Zain (2006: 72) pendidik
penyusunan RPP. Dari hasil angket sebaiknya menggunakan metode yang
tanggapan pendidik (Tabel 2), pada dapat menunjang kegiatan belajar
indikator penyusunan RPP pendidik mengajar, sehingga dapat dijadikan
lebih banyak menanggapi sulit dalam sebagai alat yang efektif untuk men-
menentukan model dalam pembelajaran capai tujuan pembelajaran.
yang sesuai dengan kompetensi dasar,
50
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

Pada indikator praktikum memiliki dialami pendidik adalah dalam hal


rata-rata persentase sebesar 48% (Tabel menyusun instrumen penilaian pem-
2). Hal yang paling mengalami kendala belajaran. Menurut Cahyono (2017: 18)
yaitu alat laboratorium tidak memadai. pendidik dalam melakukan proses
Kurangnya alat laboratorium yang tidak pembelajaran harus memiliki ke-
lengkap di sekolah sehingga kegiatan mampuan dalam melakukan penilaian
praktikum dilakukan dengan alat dan yang sesuai dengan standar penilaian
bahan yang tersedia, selain itu kendala yang telah ditetapkan oleh Per-
yang lainnya adalah ruang laboratorium mendiknas No. 20 Tahun 2007 yaitu
sering dipakai untuk ruang KBM standar nasional pendidikan yang
sehingga jika ada kegiatan praktikum berkaitan dengan mekanisme, prosedur,
harus membawa alat dari laboratorim ke dan instrumen penilaian hasil belajar
kelas serta belum ada laboran dan peserta didik.
teknisi khusus untuk laboratorium Berdasarkan hasil angket semi
pembelajaran IPA Terpadu. Padahal terbuka tentang tanggapan pendidik
salah satu kunci sukses yang men- mengenai kendala-kendala terhadap
dorong keberhasilan Kurikulum 2013 pembelajaran IPA Terpadu (Tabel 2),
menurut Mulyasa (2013: 39) yaitu pada proses pelaksanaan pembelajaran
fasilitas dan sumber belajar yang perlu terdapat beberapa contoh mengenai
dikembangkan antara lain laboratorium, kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan
pusat sumber belajar, perpustakaan, kegiatan penutup. Hasil yang di-
serta tenaga pengelola dan peningkatan dapatkan diketahui bahwa pendidik
kemampuan pengelolaannya. Fasilitas masih mengalami beberapa kendala
dan sumber belajar tersebut perlu dalam pelaksana pembelajaran IPA
didayagunakan seoptimal mungkin, Terpadu, terkait angket tanggapan pen-
dipelihara dan disimpan sebaik-baiknya. didik. Pada faktor kegiatan pendahuluan
Berdasarkan hasil wawancara pendidik pendidik sudah memahami selama
menjelaskan masih merasa mampu proses pelaksanaan pembelajaran IPA
mengantisipasi kekurangan pada Terpadu. Contoh apersepsi dan motivasi
indikator praktikum dengan baik se- yang pendidik berikan kepada peserta
hingga walaupun sedikit mengalami didik pada saat pembelajaran IPA
kendala dalam hal tersebut tidak meng- Terpadu pada Gambar 1.
ganggu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil yang di-
Aspek penilaian pembelajaran dapatkan pendidik dalam melakukan
(Tabel 2) dengan tiga indikator yaitu kegiatan pendahuluan dalam proses
penilaian afektif, penilaian kognitif, dan pelaksanaan pembelajaran tidak me-
penilaian psiomotorik persentase rata- ngalami kendala dalam pembelajaran
rata sebesar 35,6% dengan kategori IPA Terpadu. Pendidik sudah
cukup. Dari ketiga indikator tersebut, memahami dalam melakukan apersepsi
indikator yang paling mengalami dan motivasi. Hal tersebut sesuai
kesulitan adalah penilaian afektif. dengan wawancara pen-didik tidak
Berdasarkan hasil angket semi terbuka mengalami kendala dalam kegiatan
ini, pada penilaian afektif pendidik pendahuluan pendidik selalu
banyak yang me-nanggapi kesulitan menyajikan apersepsi dan motivasi
dalam hal menyusun instrumen dengan menyesuaikan materi dan tujuan
penilaian. Begitu pula pada indikator pembelajaran.
penilaian kognitif dan penilaian
psikomototrik, kesulitan yang banyak
51
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

Gambar 2. Contoh materi


Pada Gambar 2 contoh materi
yang juga sulit dipaham oleh sebagian
pendidik biologi yaitu materi Cahaya
dan alat optik. Kesulitan dialami oleh
sebagian besar pendidik yang berlatar
belakang Pendidikan Biologi. Materi
Cahaya dan alat optik memuat konsep
penting tentang pemantulan, pembiasan,
dan dispersi cahaya. Konsep cahaya
harus dikuasai terlebih dahulu dengan
baik karena merupakan konsep dasar
untuk dapat menguasai materi
selanjutnya yaitu alat optik. Kendala
bagi pendidik ialah pada materi ini
selain berkaitan dengan konsep-konsep
fisika juga terdapat penerapan rumus
dalam perhitungan sederhana. Menurut
Erinosho (2013: 3), fisika memiliki
konsep yang abstrak dan tidak mudah
mengkaitkan penerapannya dalam ke-
hidupan sehari-hari. Pendidik yang ba-
ik tentunya akan berusaha mengenali
karakteristik materi sebelum diajarkan
kepada peserta didik agar dalam proses
penyampaiannya di kelas dapat berjalan
Gambar 1. Contoh apersepsi dan baik. Agar dapat mencapai hal itu, pem-
motivasi. belajaran pada materi ini memerlukan
kegiatan inkuiri untuk melakukan
Selanjutnya pada hasil penelitian praktikum di laboratorium. Kekurangan
pada proses pelaksanaan pembelajaran bahan dan alat-alat praktikum, me-
pendidik mengalami kendala dalam ke- rupakan tantangan bagi pendidik untuk
giatan inti yang dimana pendidik sulit dapat mengembangkan media pem-
menyampaikan materi yang akan di- belajaran agar peserta didik lebih
laksanakan dalam pembelajaran IPA tertarik dalam mempelajari fisika.
Terpadu. Sedangkan pada materi biologi,
materi yang sangat sulit adalah tentang
Klasifikasi Makhluk Hidup, karena
harus mengidentifikasi banyak species
beserta tata namanya dalam bahasa latin
yang susah dihapal. Pendidik ter-
identifikasi mengalami kesulitan dalam
52
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

penguasaan materi biologi tersebut.


Pengetahuan mengenai cara meng-
klasifikasikan makhluk hidup dan
penulisan tata nama ilmiah masih perlu
ditingkatkan. Pendidik umumnya hanya
memperkenalkan beberapa nama ilmiah
species yang tertulis di buku pegangan
peserta didik saja, padahal di Gambar 3. Contoh refleks dan tindak
lingkungan sekolah tempat tinggal pe- lanjut
serta didik ada banyak sekali species Berdasarkan contoh yang di-
yang sebaiknya juga diperkenalkan ke- berikan pendidik kepada peserta didik
pada peserta didik sebagai sumber mengenai refleksi dan tindak lanjut,
belajar yang konkret. Hal ini tentunya pendidik tidak mengalami kendala
mengabaikan kebermakna dalam suatu dalam ke-giatan penutup, pendidik
pembelajaran IPA Terpadu. Pada saat sudah me-mahami dalam melakukan
peserta didik yang memiliki ke- refelksi dan tindak lanjut yang me-
ingintahuan yang besar bertanya me- libatkan peserta didik. Pendidik sudah
ngenai hal tersebut, karena tidak ada menerapkan langkah menutup pelajaran
jawabannya di buku paket akibatnya dengan baik.
pendidik meminta peserta didik untuk Berdasarkan hasil angket ter-tutup
mencari tahu sendiri. Efek pembelajaran (Tabel 1) dan semi terbuka (Tabel 2)
IPA oleh pendidik memberi dampak tersebut, diketahui bahwa pendidik
yang sangat besar pada peserta didik, masih mengalami beberapa kendala
baik dari sisi pengetahuan yang di- dalam pelaksanan pembelajaran IPA
peroleh peserta didik, keterampilan Terpadu, terkait mengenai latar
berpikir peserta didik, maupun sikap belakang pendidikan dari sebagian besar
peserta didik sebagai hasil dari responden yang sudah sesuai dengan
pengalaman belajar yang didapatkan. bidang ilmunya yaitu pendidikan.
Pembelajaran yang cenderung hanya Tetapi pendidik masih banyak yang
menyampaikan informasi pengetahuan mengalami kesulitan mengenai latar
saja, (Silk, dkk., 2009) akan meng- belakang pendidikannya yang bukan
hasilkan peserta didik yang hanya dapat berasal dari program studi IPA,
mengetahui informasi ilmu pengetahuan sehingga pendidik mengalami kendala
Pada proses pelaksanaan pem- dalam mengajar yang bukan di-
belajaran pendidik tidak mengalami bidangnya.
kendala dalam kegiatan penutup saat Hal tersebut sesuai dengan
pem-belajaran IPA Terpadu. Terdapat wawancara kepada pendidik, yang
contoh kegiatan penutup yaitu me- dimana pendidik masih mengalami
refleksi dan memberikan tindak lanjut kendala yaitu sebagian pendidik IPA
kepada peserta didik. menyatakan bahwa pendidik yang
Contoh berasal dari satu bidang keahlian IPA
(biologi, fisika dan kimia) masih perlu
penyesuian ketika mengajar bidang
yang bukan ke-ahliannya, salah satunya
latar belakang pendidikan pendidik
bukan dari IPA Terpadu, sehingga
kurang memahami keseluruhan materi
yang tercakup dalam mata pelajaran
53
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

IPA Terpadu. Ke IPA anya, baik dari S1 pendidikan


Dari sisi waktu juga menjadi Fisika, Biologi, dan Kimia, bahkan ada
kendala dalam penyampaian materi yang S2 pendidikan. Ada pula pengajar
karena pendidik dituntut untuk men- IPA Terpadu yang dasar keahlianya
jelaskan materi IPA yang cakupannya bukan dari bidang IPA dan pendidikan,
cukup luas dengan ketersedian waktu misalnya dari pertanian. Namun ada
yang terbatas. Sesuai dengan Peraturan pula yang dari teknik. Hal ini
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 merupakan permasalahan yang dihadapi
pasal 28, bahwa pendidik harus di sekolah. Hal tersebut dapat dilihat
memiliki kualifikasi akademik dan pada data responden bahwa lulusan dari
kompetensi sebagai agen pembelajaran, non pendidikan sebanyak 8 pendidik
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki Menurut C. V. Good (dalam Ahmad
kemampuan untuk mewujudkan tujuan Barizi, 2009: 142) pendidik dengan
pendidikan nasional. Kualifikasi aka- latar pendidikan keguruan lebih mudah
demik sebagaimana dimaksud adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan
latar belakang pendidikan minimal sekolah, karena dia sudah dibekali
yang harus dipenuhi oleh seorang dengan seperangkat teori sebagai
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah pendukung pengabdiannya, sedangkan
dan/atau sertifikat keahlian yang relevan pendidik yang bukan berlatar
sesuai ketentuan perundang-undangan pendidikan keguruan akan banyak
yang berlaku. Untuk profesi seorang menemukan masalah dalam proses
pendidik sebaiknya berasal dari lem- pembelajaran IPA Terpadu.
baga pendidikan guru karena pendidik Pengalaman pelatihan juga me-
profesional yang terlatih bukan hanya rupakan faktor penentu dalam ter-
memperoleh pendidikan formal tetapi laksana pembelajaran IPA Terpadu agar
juga harus menguasi landasan-landasan pen-didik dapat mengetahui lebih dalam
pendidikan. tentang IPA Terpadu. Berdasarkan pada
Pendidik yang mengalami ken- data responden semua responden
dala dari ketiga aspek yang telah (pendidik) sudah pernah mengikuti
diamati melalui angket tertutup (Tebel1) pelatihan yaitu musyawarah guru mata
dan angket semi terbuka (Tabel 2) pelajaran (MGMP) baik yang diadakan
ternyata adalah pendidik yang memiliki oleh sekolah maupun dari Lembaga
pengalaman mengajar selama 6-15 Penjaminan Mutu Pendidikan.
tahun. Menurut Sugandi (2004: 7) Undang–Undang RI Nomor 14 tahun
semakin lama pen-didik mengajar maka 2005 pendidik dan dosen, mem-
seharusnya pen-didik akan lebih banyak persyaratkan pendidik untuk memiliki
mendapatkan pengalaman yang ber- kualifikasi akademik minimum S1/D4;
manfaat pada proses pembelajaran. memiliki komponen sebagai agen pem-
Pengalaman ber-manfaat yang akan belajaran yaitu kompetensi pedagogik,
didapatkan pen-didik tersebut dapat kepribadian, sosial, dan profesional, dan
digunakan untuk mengoreksi dan memiliki sertifikat pendidik. Dengan
memperbaiki proses belajar mengajar berlakunya undang–undang ini di-
yang dilakukannya. harapkan memberikan suatu ke-
Kendala juga banyak dialami sempatan yang tepat bagi pendidik
oleh pendidik yang berasal dari lulusan untuk meningkatkan profesionalisme
non kependidikan. Pengajar mata melalui pelatihan, penulisan karya
pelajaran IPA Terpadu saat ini masih ilmiah, pertemuan di musyawarah guru
banyak dari S1 bahkan S2 dari bidang mata pelajaran (MGMP)
54
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

Erinosho, S.Y. 2013. How Do Students


SIMPULAN Perceive the Difficulty of Physics
Berdasarkan hasil analisis dan in secondary School An Exploraty
pembahasan, maka dapat ditarik Study in Nigeria. International
kesimpulan bahwa faktor kendala Journal for Cross Disciplinary
paling utama dalam pembelajaran IPA Subjects in Education. 3 (3) : 1510-
Terpadu menurut para pendidik IPA, 1515.
yaitu aspek perencanaan pembelajaran
dalam penyusunan RPP, aspek pe- Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar
laksanaan pembelajaran pada indikator Mengajar. Sinar Baru. Bandung:
kegiatan inti dalam menerapkan Algensindo.
pendekatan saintifik dan berbagai
metode pembelajaran dalam proses Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan
pembelajaran IPA Terpadu, aspek Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:
penilaian pembelajaran yaitu pada CV. Maulana.
penilaian proses dalam menyusun
instrumen penilaian, dan latar belakang Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan
pendidikan yang bukan berasal dari Implementasi Kurikulum 2013.
program studi IPA masih perlu Kementerian Pendidikan dan
penyesuaian dalam pembelajaran IPA Kebudayaan RI.
Terpadu.
Mahardika. A.E. 2013. Analisis
DAFTAR RUJUKAN Hambatan Proses Pembelajaran
Biologi dan Cara Pemecahannya
Barizi, A dan Muhammad I. 2009. dalam Pelaksanaan KTSP Bagi
Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Guru Kelas X SMA di Kabupaten
ArRuzz Media. Sragen Skripsi. Semarang. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Cahyono, K. 2017. Identifikasi Ke- Alam Universitas Negeri
sulitan Guru IPA dalam Semarang.
Merencanakan dan Melaksakan
Asesmen. Skripsi. Fakultas Masruroh. 2014. Pelaksanaan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Penilaian Autentik dalam
Bandar Lampung. Universitas Pembelajaran Pendidikan Agama
Lampung. Islam kelas VII di SMP Negeri
Muntilan, Magelang. Skripsi.
Djamarah, S Zain. 2006. Strategi Yogyakarta: Universitas Islam
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Negeri Yogyakarta Sunan Kalijaga.
Rineka Cipta.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan
Dwi, Y.L. 2015. Kendala Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Mengajar IPS di SMP Swasta pada Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kecamatan Natar Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi. Bandar Rasmianti, I. 2013. Pengaruh Metode
Lampung. Pendidikan Geografi Pembelajaran Problem Posing
Universitas Lampung. Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Kelas
IV SD Gugus VI Kecamatan
55
Jurnal Bioterdidik, Vol.7 No.4, Juli 2019

Banjar. Jurnal Mimbar PGSD


Universitas Pendidikan Ganesha. 3
(2) : 129-134

Silk, E.M., Schunn, C.D. dan Strand


C.M., 2009.The impact of an
Engineering Design Curriculum on
Science Reasoning in an Urban
Setting. Journal of Science
Education and Technology. 18 (3):
209–223.

Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran.


Semarang: UNNES Press.

Suharno. 2014. Implementasi


Pembelajaran Berbasis Kurikulum
2013 Pada Mata Pelajaran Biologi
di SMA Negeri 1 Gondang
Kabupaten Tulungagung. Jurnal
Humanity. 10 (1): 147-157.
(Online):(http://ejournal.umm.ac.id/
index.php/humanity/article/viewFil
e/2467/2672, diaksespadatanggal
10 febuari 2019. 10).

Trianto. 2011. Model Pembelajaran


Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasi dalam Kurikulum
Tingkat Kesatuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Waybin, E. 2014. Implementasi


Kurikulum 2013 dalam Proses
Pembelajaran di SMK Negeri
Jogjakarta. Skripsi: Jakarta
Universitas Negeri Jakarta.

56

You might also like