Professional Documents
Culture Documents
MODUL BINDO KELAS VII MATERI Membaca Teks Fabel
MODUL BINDO KELAS VII MATERI Membaca Teks Fabel
Tujuan 7.3 Pelajar mengidentifikasi informasi yang ada di dalam teks fabel berupa isi teks, struktur
Pembelajaran teks, dan kaidah kebahasaan.
Refleksi
Mengerjakan asesmen
Sarana 1. Perpustakaan
Prasarana
2. Buku
3. LCD/video
5. Majalah
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari
teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik menginterpretasikan informasi
untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks
visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi
dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks. Peserta didik mampu
mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
2
Konsep Utama:
Ketersediaan Materi
YA/TIDAK
Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep: YA/TIDAK
Individu
Berkelompok (Lebih dari dua orang)
Metode
Diskusi
Latihan
penugasan
Presentasi
Eksplorasi
Perkiraan Materi
Materi diperlukan untuk pengadaan majalah (bila diperlukan) dan kuota internet
3
Persiapan Pembelajaran
Persiapan Guru Mengajar: Menyiapkan bahan bacaan atau bahan tayangan berupa
video.
Menyiapkan Lembar Kerja.
Menyiapkan alat evaluasi/asesmen.
Menyiapkan buku dan kamus.
Waktu Persiapan
Langkah-langkah Pembelajaran
4
dalam kelompok,
peserta didik dibagi LK.
Peserta didik bekerja
dalam kelompok.
Tiap kelompok
menyampaikan hasil
kerja kelompoknya.
Guru mengapresiasi
hasil kerja kelompok.
Guru memberi umpan
balik terkait materi yang
disampaikan
5
dipajang di dinding
kelas.
Guru berdiskusi dengan
peserta didik untuk
menanggapi hasil kerja
tiap kelompok.
Guru dan peserta didik
kelompok lain
mengapresiasi hasil
kerja tiap-tiap
kelompok.
Guru memberi umpan
balik terkait materi yang
disampaikan.
6
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup
Pelaksanaan Asesmen
7
Buaya yang Serakah
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari
Buaya itu belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat
mangsa karena kalau tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai
dan berenang perlahan-lahan untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di
sungai. Bebek sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi
sungai. Melihat mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun
tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak
memangsa kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah
Buaya dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar
saja, di sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak
kambing yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu
tidak makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,”
usul Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah
8
yang besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah
itu sangat tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha
menjatuhkan anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan
gajah mendatangi dan menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa
melawan karena ukuran ibu gajah itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum
makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
Soal
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa tema cerita “Buaya yang Serakah”?
2. Tuliskan kembali tokoh-tokohnya!
3. Di mana latar tempat yang tersebut dalam cerita itu?
4. Mengapa bebek menyarankan buaya untuk menemui kambing?
5. Apakah kambing berhasil dimakan buaya?
6. Apa amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita itu?
7. Bagaian mana yang menurutmu menarik dari cerita itu?
8. Apa yang terjadi pada buaya selanjutnya?
9. Bagian mana yang menjadi orientasi dari cerita tersebut?
10. Bagian manakan yang menjadi koda dari ceri fabel tersebut?
Kriteria Penilaian
Rubrik Penilaian
Rumusan Nilai:
9
Jumlah perolehan skor x 100 = nilai
100
Refleksi Guru
Daftar Pustaka
Buku: Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP/MTs Kelas VII. 2016. Kemdikbud. Hal 193-234.
Link:
- https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-dongeng-anak-sebelum-
tidur/
- https://pngtree.com/so/children-are-reading-a-book/2
- https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel
- https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-
fabel-2569/)
- https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Lembar Kerja
10
LKss
Pertemuan ke-1
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu yang
bersifat ramah, rendah hati, dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang bersifat
angkuh dan suka meremehkan binatang lain.
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!”
tolak Tuvi.
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu
dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu di malam hari dan menaruhnya di
depan pintu rumah para binatang.
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak Cattya
si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja, aku tak
akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
11
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta yang
lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah
keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam! Sedangkan
Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
(sumber: https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-
dongeng-anak-sebelum-tidur/
2. Diskusikan unsur-unsur cerita fabel secara berkelompok, kemudian lengkapi tabel di bawah
ini!
3. Analisis tokoh-tokohnya
No Tokoh Watak
12
4. Tuliskan peristiwa demi peristiwanya
1. Peristiwa 1
2. Peristiwa 2
3. Peristiwa 3
4. Peristiwa 4
LK
Pertemuan ke-2
LEMBAR KERJA
Kelompok:
Anggota:
13
1. Bacalah teks fabel berikut!
Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah dua ekor ulat. Yang satu bernama Fintu yang
bersifat ramah, rendah hati, dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang bersifat
angkuh dan suka meremehkan binatang lain.
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!”
tolak Tuvi.
“Babaiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu
dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu di malam hari dan menaruhnya di
depan pintu rumah para binatang.
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak Cattya
si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja, aku tak
akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta yang
lebih besar!” Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa. Beberapa minggu kemudian, mereka sudah
keluar dari kepompongnya. Tak disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam! Sedangkan
Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal dengan sikapnya.
(sumber: https://woazy.com/2018/06/03/17-cerita-fabel-hewan-pendek-cerita-
14
dongeng-anak-sebelum-tidur/
Komplikasi
Resolusi
Koda
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena
mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti
manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang
15
tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek
manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi
pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
3. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
16
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan sang
semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya
ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada
suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana terdapat genangan
lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta
bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu
berkata kepada semut.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
17
Materi/Bahan Bacaan untuk Guru
Pengertian
Fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku
menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena
mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan dapat berbicara seperti
manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan sedemikian rupa melalui tokoh binatang
tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek
manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi
pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fabel#Struktur_Fabel)
Ciri-Ciri Fabel
7. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca tentang
gambaran umum isi fabel.
8. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk pengenalan
waktu, tempat & karakter/tokoh.
9. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
10. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
11. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
12. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan koda pada
ceritanya) atau penyelesaian masalah.
18
Contoh Struktur Fabel
Orientasi
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagi
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon, sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Hei, Kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo
jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”
Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan sang
semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya
ialah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada
suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu, karena hujan di mana-mana terdapat genangan
lumpur.
Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta
bantuan.
Resolusi
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas, kemudian kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.
“Semut, peganglah erat-erat rating itu!! nanti aku akan mengangkat ranting itu”.
Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian
sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.
Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu
19
berkata kepada semut.
Koda
Akhirnya sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
Dilihat dari waktu kemunculannya fabel dapat dikategorikan kedalam fabel klasik dan fabel modern
yaitu:
Fabel Klasik
Fabel klasik merupakan cerita yang telah ada sejak zaman dahulu, tetapi tidak ketahui persis waktu
munculnya, yang diwariskan secara turun-temurun lewat sarana lisan.
(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fabel/)
Contoh Fabel
20
Di pinggir sungai, terdapat seekor buaya yang sedang kelaparan. Sudah tiga hari Buaya itu
belum makan dan perutnya terasa keroncongan. Hari ini, ia harus mendapat mangsa karena kalau
tidak, ia bisa mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam sungai dan berenang perlahan-lahan
untuk mencari mangsa.
Tak lama kemudian, Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai. Bebek
sadar kalau dia sedang diawasi oleh Buaya. Bebek segera berenang ke tepi sungai. Melihat
mangsanya akan kabur, Buaya segera mengejar dan akhirnya Bebek pun tertangkap.
“Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit. Kenapa kamu tidak memangsa
kambing saja di dalam hutan,” ucap Bebek seraya menangis ketakutan.
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian kambing itu,” perintah Buaya
dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Tidak jauh dari situ, terdapat lapangan hijau tempat kambing mencari makan. Benar saja, di
sana ada banyak kambing yang sedang lahap memakan rumput.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak kambing
yang siap untuk dimangsa.
“Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku masih kecil, kenapa kamu tidak
makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa mengantarkan kamu ke sana,” usul
Kambing.
Anak kambing itu mengajak Buaya ke tepi danau yang luas. Di sana, ada anak gajah yang
besar. Buaya langsung mengejar dan menggigit kaki anak gajah itu. Ternyata, kulit gajah itu sangat
tebal sehingga Buaya tidak bisa melukainya.
Anak gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus berusaha menjatuhkan
anak gajah itu, tapi tidak berhasil. Mendengar teriakan anaknya, sekumpulan gajah mendatangi dan
menginjak Buaya sampai tidak bisa bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan karena ukuran ibu gajah
itu sangat besar, ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan
21
mati.
(sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/menelaah-struktur-dan-kaidah-
kebahasaan-teks-fabel-2569/)
22