You are on page 1of 5

Yuks Belajar Rambu-Rambu Keselamatan di Jalan Tambang

Bagaimana ya rasanya Ketika kita berkendaraan di jalan dan diberhentikan dikarena


melanggar rambu yang ada padahal kita yakin tidak melanggarnya? Kalaupun kita beralasan
tentu harus dengan penjelasan yang berlaku bukan? Data statistic kecelakaan di jalan cukup
lumayan tinggi di tahun 2020 sesuai data dari Korlantas Polri (yang terdata) sebanyak
100.028 kecelakaan di jalan raya itu belum termasuk angka kecelakaan di jalan khusus seperti
dipertambangan, konstruksi atau yang lainnya.
Pernah Ketika saya berkendaraan dengan tim menuju ke tempat tertentu, kebetulan kita
melalui jalur jalan yang dipergunakan perusahaan lain, waktu itu ada rambu bundar warna
biru dengan angka tulisan warna putih 30 Km, wah ini ada rambu yang jarang ditemui nih
bisa di jadikan kesempatan untuk menambah wawasan tim saya terkait rambu tersebut, saya
memberikan pertanyaan apa arti rambu tersebut dan jika saya mengemudikan kendaraan kita
dengan kecepatan 50 Km jam apa yang akan dilakukan oleh tim saya? Jawabannya cukup
mengejutkan saya juga karena saya dianggap melanggar rambu batas kecepatan maksimum
30 km perjam, lalu saya bertanya apa bedanya jika rambu tersebut background putih dengan
tepian merah dan angka yang sama? Sangat ironikan kalau tujuan kita sebenarnya sudah baik
namun karena salah warna saja akan salah pula tujuan penerapan rambunya yang di harapkan
batas maksimum kecepatan tapi yang dibuat batas minimum kecepatan yang akhirnya orang
yang merasa tidak melanggar di anggap salah karena melanggar batas aturan kecepatan.

Ada cerita lain yang bagi saya agak mengelikan Ketika saya di minta perusahaan untuk
melakan interview salah satu kandidat tim safety patrol Ketika saya memberikan pertanyaan
yang berkaitan dengan rambu kenapa memakai warna kuning, arti rambu, dimensinya dan
jawabanya pun sebenarnya sudah benar namun Ketika saya bertanyan lebih lanjut alasannya
tentang pemilihan warna dan dimensi kenapa harus seperti itu jawabannya dia mengacu pada
SOP sebuah perusahaan besar di tanah air dan lebih lucunya lagi kandidat tersebut belum
pernah bekerja disana hanya mendapatkan copy paste dari teman terdahulu. Ironis memang
kalau seorang safety hanya mengandalkan copy paste tanpa tahu rujukan yang dipergunakan
dan hanya mengkopi secara mentah dan menerapkannya, saya juga ngak mengharamkan
seseorang untuk meniru atau istilahnya copy paste suatu standart atau aturan sebuah
perusahaan lain ke perusahaan kita, langkah baiknya di baca dan dipelajari terlebih dahulu
sebelum menerapkannya. Mungkin bidang pekerjaannya sama, atau jenis nya sama namun
setiap resiko bisa jadi berbeda jika diterapkan di tempat lain misalnya sama-sama mengemudi
kendaraan tentu resiko yang di hadapi di jalan perkotaan akan berbeda di jalan pertambangan
berbeda lagi resikonya di konstruksi kan?

Banyak manfaatnya kalau kita mau belajar membaca dan memahami aturan aturan yang
berlaku terkait dengan keselamatan kerja selain lebih effektif dalam hal pengawasan juga
akan memberikan edukasi kepada yang lain tentang pentingnya keselamatan kerja terutama
keselamatan dijalan.

Acuan Rambu keselamatan di Jalan raya


Sebelum membuat Rambu-rambu keselamatan di jalan area tempat kita, pelajari terlebih
dahulu aturan-aturan yang berlaku. Untuk di Indonesia acuannya tentang rambu bisa di
pelajari pada :
- Keputusan Mentri Perhubungan Nomer 61 tahun 1993 Tentang Rambu Lalu Lintas
dijalan raya,
- Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga: Prosedur untuk Rambu -
rambu lalu lintas dan Marka Jalan di Jalan Besar No. 01/P/BNTK/1991.
- Sedangkan jika sector kerjanya di pertambangan di tambahkan acuannya pada Keputusan
Mentri ESDM Nomer 1827K tahun tahun 2018 dan
- SNI nomer 13-6352-2000 Rambu-rambu di jalan pertambangan.
Untuk acuan internasional bisa mengacu pada salah satu
- National Occupational Safety Association (NOSA), CMB 150 New Protocol – Element 2.50,
- United States Mine Safety and Health Administration (MSHA) Regulations: Part 56/75.9100,
- ISO 45001 atau standart lain yang ada relevasinya dengan perusahaan.

Aturan pembuatan rambu


Dalam Kepmen Perhubungan no 61 tahun 1993 disebutkan bahwa rambu jalan raya ada 4 macam jenis dan
fungsinya yaitu :
1. Rambu Peringatan dengan warna dasar kuning
2. Rambu Larangan dengan warna dasar putih, atau hitam atau merah dan lambang
3. Rambu Perintah dengan warna dasart biru
4. Rambu Petunjuk dengan warna dasar biru atau hijau atau coklat dengan simbol petunjuk dan kata kata
petunjuk.
Selain itu ada tambahan fungsi yang sifatnya sementara dan tambahan yang sifatnya untuk kondisi tertentu.

Dari sisi ukuran rambu juga di bagi menjadi 4 ukuran (dijelaskan lebih lengkap pada tabel lampiran) yaitu :
1. Ukuran besar yaitu dimensi Diameter 90 cm di pergunakan untuk kendaraan dengan laju kecepatan
lebih dari 80 km/jam (biasanya di jalan TOL) atau bisa di gunakan untuk lajur jalan yang dipergunakan
kendaraan besar seperti dipertambangan Haul Truck
2. Ukuran Sedang dimensi 75 cm di pergunakan untuk kendaraan dengan laju kecepatan lebih dari 60
km/jam dan kurang dari 80KM/jam (biasanya di jalan TOL) atau bisa di gunakan untuk lajur jalan yang
dipergunakan kendaraan besar seperti dipertambangan yang lebih kecil dari Haul Truck
3. Ukuran kecil dimensi 60 ditempatkan untuk kendaraan dengan laju kurang dari 60 Km/jam
4. Ukuran sangat kecil dengan dimensi 45 cm untuk kendaraan dalam keadaan tertentu dengan
pertimbangan kondisi lalu lintas

Yang perlu diperhatikan lainnya adalah pemasangan rambu itu sendiri ternyata juga aturannya untuk rambu
peringatan di pasang di jarak 50 – 180 meter dari tempat akan adanya bahaya tersebut dengan memperhatikan
batas kecepatan yang dilalui (pasal 26), sedangkan rambu perintah dan larangan di pasang sedekat mungkin di
awal berlakunya rambu tersebut (pasal 27- 28).
Ketinggian tiang berkisar antara 175 sampai 260 dari permukaan jalan.
Ada pertanyaan apakah harus selalu berada di sisi sebelah kiri jalan rambu dipasang? Dalam pasal 22 di
sebutkan penempatan rambu sebelah kiri arah lalu lintas dan tidak boleh menggangu atau merintangi lalu lintas
dan pejalan kaki.
Rambu boleh di pasang sebelah kiri namun harus memperhatikan kondisi lalu lintas, lokasi area tersebut
misalnya di area tersebut di terapkan lajur sebelah kanan sebagai arah lalu lintasnya, atau di area yang berada di
satu jalur.

Nah bagaimana setelah mengetahui tentang ketentuan rambu-rambu lalu lintas? Ternyata ribet dan rumit juga ya
pembuatan dan pemasangannya hehehehehe, namun dengan mempelajarinya dan paham akan rambu lalu lintas
akan sangat berguna sekali Ketika menerapkan dilapangan, ingat rambu yang dibuat adalah buat keseluruhan
pengguna jalan walau itu area khusus di pertambangan namun sangat besar kemungkinan juga dipergunakan
oleh orang lain bukan karyawan tersebut seperti tamu, pejabat, masyarakat jadi begitu memakai jalan tersebut
sudah paham dan mengerti maksudnya.
Ingat mulai sekarang jangan asal bikin rambu, dan asal memasang ya guys biar apa yang kita lakukan effektif
menekan angka kecelakaan di jalan, banyak nyawa yang terbuang sia sia di jalan raya maupun jalan di area
khusus. Hantarkan karyawan pulang dengan selamat salah satunya dengan membuat dan mesang rambu yang
tepat dan berguna.

Semoga dengan sedikit tulisan diatas akan membantu rekjan rekan lebiih kompeten dalam menganalisa dan
meminimalkan resiko kecelakaan khususnya di jalan.
STOP KECELAKAAN DI JALAN MULAI SEKARANG

Salam K3
Molore,01 Oktober 2021
Budhi Setiyawan

You might also like