Professional Documents
Culture Documents
4 Rencana Keselamatan Kerja Konstruksi
4 Rencana Keselamatan Kerja Konstruksi
ATAN :
PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN MAKO PASPAMPRES
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
(RKK)
RKK
ATAN :
PENGADAAN JASA
KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN MAKO PASPAMPRES
1
DAFTAR ISI
1
Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A
PENDAHULUAN
harta benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan. SMKK ini mengadopsi ISO
45001:2018 dengan beberapa penyesuaian, khususnya di sektor jasa konstruksi Indonesia
pasca-terbitnya Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, mengamanatkan pada pasal 3,
bahwa tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi diantaranya memberikan arah pertumbuhan
dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kukuh, andal,
berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang berkualitas.
2
8. Mengembangkan, dan mempromosikan budaya kerja berkeselamatan dalam
organisasi;
9. Melindungi pekerja yang melaporkan terjadinya kecelakaan, bahaya dan risiko
kecelakaan konstruksi dari pemecatan dan/atau sanksi lain.
3
Seluruh persyaratan K3L selalu diinformasikan sejak awal tender agar subkontraktor
memperhitungkan komponen biayanya. Rencana kegiatan proyek yang telah dibuat
subkontraktor dipresentasikan serta didiskusikan guna menyamakan persepsi
mengenai standar K3L/HSE. Para pekerja subkontraktor diberikan panduan awal untuk
membentuk pola pikir serta perilaku kerja yang diharapkan mampu menjamin
keselamatan karyawan di area lingkungan proyek.
b. Komitmen Terhadap Kesehatan Kerja
Perusahaan memandang bahwa usaha untuk melaksanakan perlindungan kesehatan
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
kerja merupakan poin penting dalam melindungi karyawan agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan, serta dampak buruk yang diakibatkan oleh suatu
pekerjaan yang terkait dengan proyek pembangunan suatu gedung. Untuk
melaksanakan hal Tersebut, perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, di antaranya dengan melakukan
pengukuran dampak suatu kegiatan terhadap manusia serta lingkungan. Tindakan
pencegahan terhadap gangguan kesehatan karyawan dilakukan perusahaan dengan
cara melaksanakan medical check up yang dilakukan rutin setiap tahun bagi seluruh
karyawan. Untuk pekerja/tukang yang bekerja di dalam proyek, pemeriksaan
kesehatan dilakukan dengan bekerja sama dengan BPJS atau tenaga kesehatan
setempat. Selain itu, tindakan pencegahan juga dilakukan dengan menyediakan pos
P3K yang diwajibkan pada setiap lingkungan proyek. Antisipasi juga dilakukan untuk
menjaga kesehatan karyawan dengan mewajibkan menggunakan standar Alat
Pengaman Diri (APD). Kemudian dalam jangka waktu satu bulan sekali, proyek- proyek
juga melaksanakan pengasapan (fogging) di lingkungan proyek agar senantiasa
menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk kesehatan karyawan.
Untuk karyawan yang mengalami penurunan kesehatan, perusahaan mengantisipasi
dengan menunjuk dokter kesehatan kerja. Karyawan yang mengalami ganguan
kesehatan tersebut akan didata yang selanjutnya akan dianalisis penyebab penurunan
kesehatan tersebut, apakah diakibatkan oleh keadaan lingkungan kerja atau yang
lainnya sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sebagai tindakan antisipatif agar dikemudian hari penurunan kesehatan karyawan
dapat dicegah
4
➢ Kesesuaian SML dengan undang-undang yang berlaku;
➢ Pencegahan polusi dan limbah, serta;
➢ Perbaikan SML yang berkelanjutan.
5
RENCANA KTSTLAMATAN l(oNsTRUt(st
{R,(K}
V
Ert Saya yang beltanda tangan di bawah ini:
V
FI
(4
FT Nama : IRTAUFIQ PRASETYONO
\.d
r tE( Jabatan : Direktur Cabang pT. JAYA SEMANGGI ENIINIRING
V)
rl
:.{ Alamat : JL. Daan Mqot No g7 Kel kepak duri Kec kebon Jeruk Jakbar
E
tI
T{
E-mail : ptjse.surabaya@gmail.com
*-l
a
f{ dalam rangka Penanganan pembangunan Mako paspampres pokja
FI
c) Pemilihan: 102.8.2023 BpzlK wilayah DKI lakafta Alamat pokja pemilihan:
v/
Ft
Kantor
BPZ]K wilayah DKI lakarta. Jl. pejompongan R.aya No.l Tanah Abang,
FT
Jakarta
ts Pusat
(t
*-,
$
A
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
FT Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
L
6
r.{
$ 1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
V)
&, Konstruksi;
V
*t 2, Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
$
a 3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
t<
$$ 4, Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
u
t4 5. Menggunakan tekndogi yang memenuhi standar kelaikan; dan
F{
() 6. Melaksanakan Standar Operasi dan prosedur (SOp)
*
rl
ts 7, Memenuhig (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK
6l
c4
H
lr
d
d Jakarta 14 April2A23
*
,\r' PT. JAYA SEMANGGI ENJIHIRING
\J
/a
Et
€
Fm,
IR TAUFIO PRASETYONO
Direktur Cabang
6
T
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING sebagai Penyedia Jasa pada Pembangunan Mako
Paspampres membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko, Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
yang meliputi:
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
b. Lokasi pekerjaan:
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko K3, Skala Prioritas K3, Pengendalian Resiko K3,
dan Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
7
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3
Nama Perusahaan : PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING
Pekerjaan : Pembangunan Mako Paspampres
Lokasi : Jl. Tanah Abang II No.6 Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Identifikasi Bahaya / Tipe : Menetapkan karakteristik kondisi bahaya / tindakan bahaya sesuai dengan peraturan
Kecelakaan terkait
Dampak Bahaya : Paparan /konsekuensi yang timbul akibat kondisi bahaya dan tindakan bahaya
Kekerapan : Tingkat frekuensi terjadinya peristiwa bahaya Keselamatan Konstruksi (Skala 1 – 5)
Keparahan : Tingkat keparahan / kerugian / dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh bahaya
Keselamatan Konstruksi (Skala 1 – 5)
Tingkat Risiko : Perpaduan Nilai Tingkat Kekerapan dan Nilai Tingkat Keparahan
Skala Prioritas : Urutan pelaksanaan pengendalian yang menjadi prioritas berdasarkan tingkat risiko (besar,
sedang, dan kecil)
Perundangan atau Persyaratan : Acuan dalam melakukan pengendalian risiko
Lain
Pengendalian Risiko : Kegiatan yang dapat mengendalikan baik mengurangi maupun menghilangkan
dampak bahaya yang timbul
Peluang Perbaikan : Nilai positif yang dapat dikembangkan berdasarkan dampak bahaya yang timbul
4 Timbulnya fatality 1 Terdapat satu peralatan Material rusak dan Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah
orang meninggal utama perlu /suara
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat
Manusia Lingkungan
Keparahan
(Pekerja & Peralatan Material
Masyarakat)
dunia; atau yang rusak total dan mendatangkan namun tidak adanya keluhan dari pihak
mengakibatkan material baru yang masyarakat;atau
1 orang cacat tetap pekerjaan berhenti membutuhkan waktu
selama 1 minggu 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan yang
mengakibatkan berhubungan dengan flora dan fauna;atau
pekerjaan berhenti
1 Terdapat insiden yang Terdapat satu Tidak mengakibatkan Tidak mengakibatkan gangguan lingkungan
penanganannya hanya peralatan yang rusak, kerusakan material
melalui P3K, tidak memerlukan
kehilangan waktu kerja perbaikan dan
mengakibatkan
pekerjaan berhenti
selama kurang dari
1 hari
Tabel B-6 Penetapan Tingkat Risiko
Keparahan
Kekerapan 1 2 3 4 5 Keterangan
1 1 2 3 4 5
1-4 : Tingkat risiko kecil
4 4 8 12 16 20
* Risiko yang dimaksud adalah Risiko
5 5 10 15 20 25 Keselamatan Konstruksi untuk
menentukan kebutuhan Ahli K3
Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau
segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3
Nama Perusahaan : PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING
Pekerjaan : Pembangunan Mako Paspampres
Lokasi : Jl. Tanah Abang II No.6 Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta)
SASARAN PROGRAM
NO. PENGENDALIAN RESIKO K3
JADWAL BENTUK INDIKATOR
URAIAN TOLAK UKUR URAIAN KEGIATAN SUMBER DAYA PENANGGUNG JAWAB
PELAKSANAAN MONITORING PENCAPAIAN
1 3 4 5 2 6 7 9 8 10
9
B.3. Standar dan peraturan perundangan
10
Dukungan Keselamatan Konstruksi
C
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
1. Penanggung Jawab K3
3. P3K
4. Kebakaran
KEBAKARAN
Catatan :
HSE Supervisor berkewajiban untuk mencatat no telephone dinas pemadam
kebakaran setempat yang terdekat dengan lokasi proyek.
PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING
Lampiran 5
DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
KECELAKAAN
Catatan :
HSE Super visor berkewajiban untuk mendata nama rumah sakit terdekat
dengan lokasi proyek beserta nomor telephonenya
C.2. Kompetensi
1. T UJ UA N
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Memberikan panduan dalam kegiatan peningkatan kompetensi pegawai pada PT. JAYA
SEMANGGI ENJINIRING
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup kegiatan kompetensi pegawai pada PT. JAYA
SEMANGGI ENJINIRING , meliputi : Usulan program peningkatan kompetensi pegawai,
Pembentukantim, Penentuan peserta, Pelaksanaan kegiatan peningkatan Komptensi Karyawan.
3. REFERENSI
a. Pedoma n Mutu
b. Prosedur Penerimaan Karyawan
5. DIAGRAM ALIR, DOKUMEN DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2
prosedur ini)
6. F OR M
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai
b. Daftar hadir peserta
c. J ad wa l ke gi at an
d. F or m e va lu as i
7. INSTRUKSI KERJA
-
8. REKAMAN MUTU
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai b. Daftar hadir peserta
b. J ad wa l ke gi at an
c. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
No. Dok : EHS 05
STANDARD OF OPERATING Tgl. Terbit : 10 April 2023
PROCEDURE (SOP) No. Revisi : 00
Hal : 2/2
PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN
1. Peningkatan Kompetensi
Kabag Personalia 1 Surat Undangan, Agenda
pegawa i berupa diklat,
Rapat, Notulasi & Bukti
Mengadakan rapat seminar, workshop, dll.
Serah Terima
peningkatan
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Kepedulian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan membuat rencana
dan program kerja sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan kerja, sakit akibat
pekerjaan dan pemulihan lingkungan yang tercemar akibat pekerjaan konstruksi.
Pada pelaksanaan pekerjaan ini, khususnya aspek teknis keselamatan kerja, kontraktor akan
menerapkan “Prosedur Pelaksanaan K-3”.
Untuk Prosedur Pelaksanaan K-3 dan Ketenaga Kerjaan , Pihak Kontraktor / Penyedia Jasa
mempergunakan prosedur-prosedur kerja yang ditetapkan dan telah mendapat Sertifikat Sistem
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Dalam hal Keamanan aset, kontraktor akan bekerjasama dengan Pihak keamanan terkait,
keamanan dari internal yang menggunakan tenaga yang handal di bidangnya. Kontraktor juga
akan mengadakan Program Asuransi saat dimulai, proses dan akhir pelaksaan proyek sesuai
yang ditentukan dalam spesifikasi teknis dan Bill of Quantity.
1. TUJUAN
Memberikan pedoman untuk penyebarluasan atau mengkomunikasikan informasi-
infomasi lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak internal
dan eksternal perusahaan secara efektif.
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk seluruh fasilitas operasi PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING
dan semua pihak yang bekerja di area tersebut. Hal-hal yang diatur dalam prosedur
ini adalah cara untuk menyebarluaskan informasi-informasi terkait dengan lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kepada pihak internal maupun eksternal
Perusahaan.
3. DEFINISI
□ Informasi K3, yaitu informasi tentang lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja yang meliputi:
• Peraturan perundangan K3 Indonesia dan Internasional
• Standar Nasional Indonesia dan Internasional
• Kebijakan terpadu dan EHS Management System Manual
PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING
• Kondisi bahaya, laporan inspeksi dan laporan & hasil investigasi
kecelakaan kerja
• Laporan internal / eksternal audit dan hasil rapat tinjauan ulang
manajemen
• Prosedur dan instruksi kerja K3
• Risalah rapat bulanan / khusus P2K3, pelatihan-pelatihan K3
• Tanda-tanda, peringatan bahaya dan tanda / peringatan K3 lainnya
• Dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan K3
Komunikasi, Konsultasi, Motivasi dan Kepedulian
No: EHS 06 Revision: 00 Issued: 10 April 2023 Hal : 2
4. REFERENSI
5. PROSEDUR
5.1.Tanggung Jawab
• EHS Department bertanggung jawab untuk senantiasa berkoordinasi baik
secara internal maupun eksternal perusahaan (Kementerian Lingkungan
Hidup, Depnaker Propinsi/Kab./Kodya., Bapedalda Propinsi/Kabupaten/
Kotamadya, Depkes, Pemda dan instansi / institusi lain terkait berkaitan
dengan aspek K3) yang bertujuan untuk
Komunikasi, Konsultasi, Motivasi dan Kepedulian
No: EHS 06 Revision: 00 Issued: 10 April 2023 Hal : 3
• Pihak Satuan Pengaman / Security yang ada di Pos Ronda setiap Gedung
/ Area Produksi atau Kepala Departemen / Personil Departemen yang
ditunjuk berkewajiban memberikan informasi- informasi K3 dan
prosedur tanggap darurat yang berlaku di area tersebut kepada setiap
tamu yang akan masuk ke gedung / area departemen / plant tersebut.
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
b. Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengendalian dokumen atas semua dokumen
yang dimiliki dan ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
5.3. Konsultasi K3
• Konsultasi ini bisa dilakukan di internal PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING untuk
melibatkan karyawan maupun dengan pihak eksternal, seperti Perguruan
Tinggi, Instansi Pemerintah terkait, Lembaga Swadaya masyarakat( NGO –
Non Government Organization ), perusahaan asuransi, konsultan K3, dsb.
• Beberapa contoh konsultasi K3 adalah :
1. Konsultasi dengan wakil karyawan dalam pembuatan kebijakan K3
2. Konsultasi dengan karyawan yang ahli maupun dengan pihak eksternal
untuk pemenuhan terhadap peraturan perundangan danpersyaratan lainnya
3. Konsultasi dengan Perguruan Tinggi atau lembaga penelitian dalam
usaha pencegahan pencemaran lingkungan dan pemanfaatan limbah
4. Konsultasi dengan pihak konsultan eksternal untuk usaha-usaha
peningkatan perilaku dan kinerja karyawan terkait dengan K3
semua orang baik karyawan maupun pihak ketiga yang berada di area
operasi PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING untuk menerapkan, mengembangkan
dan memelihara sistem manajemen K3 untuk memperbaiki kinerja K3 secara
menyeluruh.
Operasi Keselamatan Konstruksi
D
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
Prosedur operasi standar, atau SOP, adalah satu set instruksi langkah-demi-Langkah
yang dibuat oleh sebuah kegiatan untuk membantu pekerja melaksanakan operasi
Keselamatan Kerja. Tujuan adalah untuk mencapai zero accident , efisiensi. kualitas
output dan keseragaman kinerja, sekaligus mengurangi miskomunikasi dan
kegagalan untuk mematuhi peraturan keselamatan.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek.
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomisPerencanaan operasional
berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian, diantaranya :
Penanggung
No. Urutan Langkah Pekerjaan Indentifikasi Bahaya Pengendalian
Jawab
1. ● Satuan Tugas Memasang Poster ● Penularan virus Selalu menggunakan masker, sarung
(flyers) baik digital maupun fisik ● gangguan kesehatan tenaga kerja tangan dan sepatu savety serta
tentang himbauan/anjuran akibat tempat kerja kurang mempersiapkan kotak P3K sebagai Ahli K3
pencegahan COVID-19 di daerah memenuhi syarat pertolongan pertama serta menyediakan
tempat mencuci tangan.
strategis proyek
2. ● Satuan Tugas harus menyampaikan ● gangguan kesehatan tenaga kerja Selalu menggunakan masker, sarung
penjelasan, anjuran, kampanye dalam akibat tempat kerja kurang tangan dan sepatu savety serta
kegiatan penyuluhan K3 pagi hari ( memenuhi syarat mempersiapkan kotak P3K sebagai Ahli K3
safety morning talk) pertolongan pertama serta menyediakan
tempat mencuci tangan.
3. ● Satuan Tugas Melarang seseorang ● gangguan kesehatan tenaga kerja Selalu menggunakan masker, sarung
sakit dengan indikasi suhu >38 akibat tempat kerja kurang tangan dan sepatu savety serta
derajat Celcius baik pekerja proyek memenuhi syarat mempersiapkan kotak P3K sebagai Ahli K3
pertolongan pertama serta menyediakan
ataupun orang luar yang
tempat mencuci tangan.
berkepentingan di proyek.
4. ● Petugas Medis melaksanakan ● gangguan kesehatan tenaga kerja Selalu menggunakan masker, sarung
pengukuran suhu tubuh kepada akibat tempat kerja kurang tangan dan sepatu savety serta
seluruh pekerja, dan karyawan memenuhi syarat mempersiapkan kotak P3K sebagai
bersama para Satuan Proyek pertolongan pertama serta menyediakan Ahli K3
(Security Staff) dan petugas tempat mencuci tangan.
keamanan setiap pagi, siang, dan
sore
5. ● Apabila ditemukan dari Pekerja ● gangguan kesehatan tenaga kerja Selalu menggunakan masker, sarung
ataupun Staff di lingkungan Proyek akibat tempat kerja kurang tangan dan sepatu savety serta
terpapar virus COVID-19 Petugas memenuhi syarat mempersiapkan kotak P3K sebagai
melakukan evakuasi dan pertolongan pertama serta menyediakan Ahli K3
penyembprotan disinfektan pada tempat mencuci tangan.
Fasilitas kantor.
KEHADIRAN KETERANGAN
NO NAMA DISKUSI (Menyetujui/Tidak
*Ceklis Menyetujui)
1 Pekerja 1
2 Pekerja 2
3 Pelaksana
4 Ahli K3 Konstruksi
5 Pengawas/Pengguna Jasa
Keterangan:
*Untuk pekerjan yang memerlukan perpanjangan waktu dengan kasus yang sama dengan hasil identifikasi dan pengendalian yang sama, maka dapat
diperpanjang satu kali perpanjangan.
- Ahli Teknik terkait merupakan Ahli Teknik sesuai bidangnya/ Penanggungjawab Proses.
- Pengendalian bersifat teknis, perlengkapan APK, APD, harus berdasarkan standar dan/atau Peraturan perundangan sesuai dengan tingkat risiko
hasil identifikasi bahaya.
Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
D.2
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
1. Tujuan
1.1 Untuk mengatasi produk yang tidak sesuai dengan persyaratan ditandai dan dikendalikan;
1.2 Untuk meminimalkan dampak akibat kejadian keadaan darurat terhadap semua personil dan harta benda;
1.3 Untuk menetapkan, memelihara, mengendalikan prosedur guna mengetahui potensi / situasi tindak darurat / insiden /
yang mempunyai dampak lingkungan dan cara mengatasinya;
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk lokasi Kantor Pusat, Workshop, Proyek
3. Referensi
3.1 SMM ISO 9001:2015, Pengendalian output tidak sesuai (8.7.);
3.2 SML ISO 14001:2015, kesiapsiagaan dan tanggap darurat (8.2);
3.3. SMK3 ISO 45001:2018, kesiapsiagaan dan tanggap darurat (8.2);
3.4 SMK3 OO RI Nomor 50 tahun 2012, prosedur menghadapi Keadaan Darurat ayau Bencana (6.7.) dan rencana
Pemulihan Kondisi darurat;
4. Definisi
4.1 Tim Tanggap Darurat (TTD) : adalah sekelompok orang yang ditujuk dipiluh sebagai pelaksana penganggulangan
Keadaan Darurat;
4.2 Keadaan darurat (emergency) : adalah suatu keadaan tidak normal tidak ingin terjadi pada tempat kegiatan,
membahayakan manusia, merusak perlatan/benda, atau lingkungan;
5. Ketentuan Umum
Prosedur ini diberlakukan terhadap semua PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING maupun pekerja pihak
5.1
ke 3, supplier, dan tamu yang berada di lokasi di bawah pengendalian PT. JAYA SEMANGGI
ENJINIRING ;
5.2 Perencanaan penanganan keadaan darurat.
5.2.1 Informasi untuk mengatasi situasi darurat / emergency berisikan, antara lain :
1. Pengenalan situasi darurat : jenis dan prakiran dampaknya;
2. Pengkajian akibat / dampak dan menyiapka pengendalian dan pencegahannya;
3. Prosedur penanggulangan situasi darurat;
4. Sistem komunikasi dalam situasi darurat;
5. Stuktur organisasi yang bertanggung jawab jika terjadi situasi darurat;
6. Tata cara pemberitahuan situasi darurat;
7. Petunjuk komunikasi : nama, instasi, alamt, nomor telepon pejabat terkait;
8. Peta situasi dalam kondisi darurat;
9. Program evakusai dalam situasi darurat;
10. Penyediaan ruangan medis / P3K dan tenaga medis jika diperlukan serta perlengkapan medis yang
diperlukan;
11. Penyediaan peralatan yang diperlukan untk situasi darurat;
12. Peta daerah aman untuk evakuasi;
13. Peta tempat / titik berkumpul (muster point / center point / assembly point);
14. Program pelatihan dan simulasi situasi darurat;
15. Rencana tempat utuk pengamanan dokumen penting;
16. Pengakhiran situasi darurat dan tindak lanjut;
17. Program pemulihan dari situasi darurat;
18. Tempat sementara untuk operasional usaha, setelah terjadi situasi darurat;
5.2.2 Klasifikasi tingkatan situasi darurat yang mungkin terjadi
1. Tingkat Darurat besar
a. Kebakaran atau ledakan;
b. Gempa bumi;
c. Huru - hara;
d. Banjir;
e. Keracunan makanan secara masal;
f. Sabotase atau ancaman bom;
g. Tumpahan minyak atau bahan kimia berbahaya lainnya atau limbah B3 dalam jumlah besar;
h. Insiden yang dapat berakibat korban jiwa dengan jumlah korban > 3 orang;
i. Ketidaksesuian yang fatal, contoh : gagal konstruksi (robohnya bangunan);
2. Tingkat Darurat Sedang
a. Insiden yang dapat berakibat korban jiwa < 3 orang;
b. Luka berat;
c. Luka yang dapat mengakibatkan cacat permanen;
d. Sakit yang tidak dapat diobati;
e. Insiden yang dapat berakibat hilang hari kerja;
f. Tumpahan minyak atau bahan kimia berbahaya lainnya atau limbah B3 dalam jumlah sedang;
g. Ketidaksesuian yang fatal, contoh : gagal konstruksi sebagian (robohnya sebagian bangunan pada saat
pengecoran / pada saat pembongkaran suppport bekisting);
3. Tingkat Darurat Rendah
a. Sakit yang dapat diobati dengan pertolongan medis tetapi tidak mengakibatkan cacat permanen;
b. Sakit yang dapat diobati dengan pertolongan pertama;
c. Luka ringan;
5.2.3 Ketua Komite HSSE menetapkan kewenangan dan tanggung jawab petugas yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab dalam situasi darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba dilokasi mengambil alih tanggung jawab.
Semua pegawai termasuk pengunjung baru harus mengikuti komando yang diberikan oleh petugas tersebut.
Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke Komite HSSE atau Unit
HSSE;
5.3 Penanganan Situasi Darurat
5.3.1 Kesiagaan & Tindak Darurat Kebakaran dan Ledakan
1. Dalam keadaan darurat / ledakan, semua pegawai termasuk tamu atau pengunjung dikumpulkan di daerah
yang aman dengan cara diberi komando :
a. Tidak boleh panik;
b. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil;
c. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman (jalur evakuasi)menuju ke titik kumpul;
d. Jangan buru-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni tangga darurat;
2. Ada upaya penyelamatan antara lain :
a. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan pengamanan;
b. Melokalisir lokasi bahaya;
c. Memberikan pertolongan pertama;
5.3.2 Kesiagaan & tindak Darurat Gempa Bumi
Dalam keadaan darurat gempa bumi, pengarahan kepada semua pegawai dilakukan melalui radio atau pengeras
suara untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Saat terjadi goncangan, langsung merunduk atau berlindng di bawah meja atau disutu ruangan;
2. Menjauhi jendela, dinding dan jaringan / instalasi listrik
3. Jangan berjalan ke arah jalur evakuasi selama goncangan
4. Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil;
5. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada jecenderungan akan mengalami kerusakan yang
parah serta pada posisi di daerah yang beisiko tinggi;
6. Jika goncangan sudah berhenti, segera menuju ke titik kumpul dengan melewat jalur evakuasi yang tersedia;
5.3.3 Kesiagaan & tindak Darurat Banjir
Untuk tindak penyelamatan dalam keadaan darurat banjirm agar ada pengarahan kepada semua pegawai melalui
pengeras suara untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Segera mengungsi / mencari temat berlindung yang aman, yaiut di daerah yang tinggi, atau daerah yang
diperkirakan tidak terkena banjir;
2. Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil;
5.3.4 Kesiagaan & Tindak Darurat Ancaman Bom
1. Ancaman Bom melalui telepon
a. Dalam keadaan darurat ancaman bom melalui telepon, penerima telepon d Perusahaan agar
mengupayakan si-penelepon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan :
1) Dimana Bom dipasang;
2) Berapa banyak bom yang dipasang;
3) Kapan bom akan meledak;
b. Memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menghadapi situasi darurat akibat ancaman bom;
2. Ancaman Bom melalui surat
Dalam keadaan darurat ancaman bom melalui surat, penerima surat segera melakukan langkah-langkah :
a. Menghubungi pejabat atau petugas yang ditunjuk;
b. Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan situasi darurat;
5.3.5 Menemuka Obyek Yang Mencurigakan
1. Ciri-ciri fisik paket / surat yang dikategorikan sebagai ancaman atau yang mencurigakan, yaitu :
a. Paket
1) Mengeluarkan bau aneh / asing;
2) Pada sisi-sisi paket tidak seimbang;
3) Terdapat noda minyak;
4) Adanya potongan kabel / kawat
5) Tidak disertai alamat pengirim
6) Biasanya berat tidak normal
7) Perekat yang berlebihan
8) Mengandung unsur logam
b. Surat
1) Tidak disertai alamat pengirim
2) Tanda bersifat pribadi
3) Cap Pos asing
4) Perangko berlebih
5) Surat yang terasa tebal / kaku
6) Penulisan alamat :
a) Penulisan kurang baik / buruk
b) Salah ejaan
c) Salah penulisan Nama / Gelar
c. Catatan :
1) Apabila barang /paket tidak dikenali atau diidentifikasi, melakukan konfirmasi kepad kurir jasa
pengirim yang mengantarkan terkait isi dari paket / brang;
2) Apabila barang / paket tidak dikenali atau diidentifikasi, melakukan konfirmasi melalui telepo
kepada nama/perusahaan yang sudah dikenali secara pasti (bila ada);
3) Tidak menghubungi nomor telepon/HP yang tertera pada paket apabila tidak dikenali secara pasti
4) Mencatat nama dan identifikasi kurir yang mengirim;
5) Barang / paket yang dikirim untuk pekerja wajib diperiksa sebelumnya oleh personil keamanan -
security;
2. Apabila menemukan paket/barang mencurigakan maka yang perlu diperhatikan adalah :
a. Jangan panik dan jangan sentuh / dibuka apabila mencurigakan;
b. Pastikan anggota keluarga atau kantor mengetahui asal-usul berang/paket tersebut;
c. Tidak mencoba melakukan penanganan sendiri terhadap berang/paket yang dicurigai;
d. Segera melaporkam kepada petugas security atau phak berwajib mengenao barang/[aket tersebut;
3. Laporan atas temya obyek yang mencurigakan kepada pejabat atau petugas yang ditunjuk menjelaskan hal-
hal sebagai berikut :
a. Identifikasi pelapor/penemu obyek;
b. Lokasi obyek
c. Ciri - ciri obyek
5.3.6 Huru - hara
1. Bila terjadi demonstrasi atau serbuan dari luar perusahaan, Ketua tim tanggao darurat atau Petugas
Keamanan harus menerima dan melayani dengan baik dan meminta perwakilan mereka untuk
mendiskusikan secara kekeluargaan;
2. Bila aksi terus berlangsung dan tidak terjadi kesepakatan, maka onformasikan kepada bagian yang berwenang
sambil tetap meminta para demonstran tenang dan tidak melakukan tindakan yang merugikan semua pihak;
3. Bila tidak terjadi kesepakatan dan aks terus berlangsung dengan tidak terkendali, maka Ketua Tim Tanggap
Darurat dan Petugas Keamanan dapat eminta bantuan pengamanan aparat Kepolisian;
4. Sambil menanti keadaan, semua karyawan bersiap siaga untuk melakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan keadaan darurat yang dapat terjadi;
5. Bila terjadi keadaan darurat, Ketua Tim tanggap darurat memimpin tindakan penanganan yang sesuai
6. Bila huru-hara atau demonstrasi berasal dari dalam, yaitu karyawan PT. JAYA SEMANGGI
ENJINIRING dan menjurus pada keadaan darurat yang tidak terkendali, maka ketua tim
tanggap dapat menghubungi Aparat Kepolisian setempat;
7. Ketua Tim tanggap darurat bertanggung jawab membuat laporan terjadinya huru-hara/demonstrasi
termassuk kerusakan dan korban kepada pidah yang terkait;
5.3.7 Keracunan Massal
1. Pertologan pertama terhadap korban cidera parah dilakukan sesuai dengan kondisi dan dilakukan oleh Tim
P3K;
2. Petugas komunikasi atas instruksi Koordinator Tim Tanggap Darurat melakukan komunikasi dengan
Rumah Sakit untuk meminta bantuan Petugas Medis dan Ambulance;
3. Mengambil contoh makanan atau minuman yang diduga menyebabkan keracunan untuk diperiksa
laboratorium;
4. Pelaporan atas terjadinya keracunan massal sesuai prosedur pelaporan dan investigasi kecelakaan dan
insiden;
5.3.8 Tumpahan Minyak / Bahan Kimia
1. Untuk mencegah terjadinya tumpahan/ceceran material/limbah B3 harus diperhatikan;
2. Bila terjadi tumpahan gunakan pasir, tanah, serbuk kayu yang terseda dan lokalisir tumpahan tersebut agar
tidak meluas. Minta bantuan pihak lain bila tidak dapat menangani sendiri;
3. Bila terjadi ceceran gunakan kain majun agar ceceran tidak menyerap ke tanah;
4. Hal yang perlu diperhatikan :
a. Bacalah LDKB/MSDS bahan tersebut sebelum menangani bahan B3;
b. Gunakan pelindung diri pada saat proses penanganan material atau limbah B3;
c. Pada saat penanganan ceceram, berilah penampung untuk mencegah ceceran B3 kontak langsung ke
tanah;
5.3.9 Multiple Casualty
1. Pertolongan pertama terhadap korban cider parah dilakukan sesuai dengan kondisi dan dilakukan oleh tim
P3K
2. Petugas komunikasi atas instruksi Koordinator Tim Tanggap Darurat melakukan komunikasi dengan
Rumah Sakit untuk meminta bantuan Petugas Medis dan Ambulance;
3. Pelaporan atas terjadinya keracunan massal sesuai prosedur pelaporan dan investigasi kecelakaan dan
insiden;
5.3.10 Ketidak sesuaian Fatal
Tindakan yang harus dilakukan oleh
1. Identifikasi ketidak sesuian yang terjadi;
2. Evakuasi pekerja ke daerah aman (Muster Point);
3. Lakukan pertolongan pertama kepada korban;
4. Hubungi pihak Kepolisian, Rumah Sakit dan BNPB setempat;
5. Pelaporan atas terjadinya cedera parah ditindak lanjuti sesuai prisedur pelaporan dan investigasi kecelakaan
dan insiden;
5.4 Struktur Organisasi Keadaan Darurat
Menetapkan Organisasi untuk menangani situasi darurat yang mungkin dapat terjadi di semua Satuan Kerja. Organisasi
ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
5.4.1 Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di I322. Ketua P2K3 dijabat oleh :
1. Pusat : Direktur Utama
2. Workshop : Head Of ConMan
3. Proyek : Project Manager
5.4.2 Petugas HSSE / Petugas K3 / Ahli K3 merupakn anggota HSSE / Petugas K3 / Ahli K3 yang ditunjuk. Petugas
ini bertugas :
1. Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan;
2. Mengarahkan semua personil ke arah jalur evakuasi untuk menuju ke titik kumpul;
3. Menginformasikan kepada publik dan lebaha / instansi yang terkait (Kepolisian, dinas pemadam kebakaran,
rumah sakti, pers, dll);
4. Melakukan kegiatan pemadam api dan tindakan penyelamatan;
5. Memberikan pertolongan pertama kepda korban sampai bantuan medis datang atau mengantar korban ke
rumah sakit terdekat;
6. Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadi kebakaran, gempa bumi dan situasi
bahaya lainnya. Teknisi terdiri dari petugas maintenance PT. JAYA SEMANGGI ENJINIRING ; Melakukan
7. pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang yang berada di tempat titik berkumpul
(centre point) dengan membandungkan jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang
dihitug termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui berada di daerah kejadian
dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui berada di daerah kejadian, Pengecekan ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah seluruh orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi;
A
B
Penyelidikan dan
pendataan semua
kerugian yang Tim Investigasi
diderita/bila ada korban
Tim Rekom
investi endasi
gasi hasil
investi
gasi
Selesai
6.3 Penanganan Keadaan Darurat, Kesiagaan & Tindak Darurat Gempa Bumi
Mulai
P2K3 / TTD /
Menyusun Langkah Proyek
dalam menghadapi
situasi darurat Mensosialisasikan
rencana kesiagaan
P2K3 / TTD /
& tindak darurat
Proyek
Membunyikan
Gempa alarm atau tanda Satpam / Security
Bumi bahaya
Semua orang T
List orang dari masing- menuju tempat Satpam / Saksi
masing bagian yang aman
P2K3 / TTD /
Memadamkan Proyek
Aliran Listrik
A
B
Laporan
terjadinya
gempa P2K3 / TTD /
Menghubungi Pihak
bumi T Proyek
Kepolisian dan Lembaga /
Instansi yang terkait
sehubungan dengan gempa Situasi darurat sudah P2K3 / TTD /
bumi yang terjadi teratasi Melakukan aktifitas Proyek
kembali atau menempel
Y lokasi baru sebagai P2K3 / TTD /
tempat kendali usaha Proyek
sementara
Penyelidikan dan
pendataan semua
kerugian yang Tim Investigasi
diderita/bila ada korban
Tim Rekom
investi endasi
gasi hasil
investi
gasi
Selesai
6.4 Penanganan Keadaan Darurat, Kesiagaan & Tindak Darurat Banjir
Mulai
P2K3 / TTD /
Menyusun Langkah Proyek
dalam menghadapi
situasi darurat Mensosialisasikan
rencana kesiagaan P2K3 / TTD /
& tindak darurat Proyek
Membunyikan
Banjir alarm atau tanda Satpam / Security
bahaya
Semua orang T
List orang dari masing- menuju tempat
masing bagian yang aman
P2K3 / TTD /
Memadamkan
Proyek
Aliran Listrik
A
B
Laporan
terjadinya P2K3 / TTD /
Mengghubungi Pihak
banjir T Proyek
Kepolisian dan Lembaga /
Instansi yang terkait
sehubungan dengan banjir P2K3 / TTD /
Situasi darurat sudah Melakukan aktifitas Proyek
yang terjadi
teratasi kembali atau menempel
Y lokasi baru sebagai P2K3 / TTD /
tempat kendali usaha Proyek
sementara
Penyelidikan dan
pendataan semua
kerugian yang Tim Investigasi
diderita/bila ada korban
Tim Rekom
investi endasi
gasi hasil
investi
gasi
Selesai
6.5 Penanganan Keadaan Darurat, Kesiagaan & Tindak Darurat Ancaman Bom Via Telepon
Mulai
Menyusun
Langkah dalam P2K3 / TTD /
menghadapi situasi Proyek
darurat
Mensosialisasikan
P2K3 / TTD /
rencana kesiagaan
Proyek
& tindak darurat
Menerima telepon
Ancaman Bom diusahakan tetap Penerima telepon
via Telepon tenang
Melapor kepada T
pejabat dan aparat Penerima telepon
terkait
P2K3 / TTD /
Proyek
Tindakan
penangana
Menindak lanjuti arahan dari n situasi
aparat terkait darurat Situasi Y Melakukan P2K3 / TTD /
darurat sudah teratasi aktivitas kembal Proyek
Selesai
6.6 Penanganan Keadaan Darurat, Kesiagaan & Tindak Darurat Ancaman Bom Via Surat
Mulai
P2K3 / TTD /
Menyusun Langkah Proyek
dalam menghadapi
situasi darurat Mensosialisasikan
rencana kesiagaan P2K3 / TTD /
& tindak darurat Proyek
P2K3 / TTD /
Melapor kepada T Proyek
pejabat dan aparat
Ancaman bom via surat
terkait P2K3 / TTD /
Proyek
P2K3 / TTD /
Tindakan Proyek
penangana
n situasi
Menindak lanjuti arahan dari darurat Situasi Y Melakukan P2K3 / TTD /
aparat terkait darurat sudah teratasi aktivitas kembal Proyek
Selesai
\
Mulai
P2K3 / TTD /
Menyusun Langkah Proyek
dalam menghadapi
situasi darurat Mensosialisasikan
rencana kesiagaan
& tindak darurat
P2K3 / TTD /
Melakukan upaya penyelamatan dan
Proyek
memasang tanda peringatan
P2K3 / TTD /
Proyek
Menghubungi pihak kepolisian Situasi Y Melakukan P2K3 / TTD /
darurat sudah teratasi aktivitas kembal Proyek
Selesai
7. Pengecualian : -
8. Daftar Istilah :
- P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- TTD : Tim Tanggap Darurat
- LDKB : Lembar Data Keselamatan Bahan
- MSDS : Material Safety Data Sheet
Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja RKK dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D (Operasi keselamatan konstruksi) berdasarkan upaya pengendalian
pada bagian B (Perencanaan keselamatan konstruksi) dan C (Dukungan keselamatan
konstruksi).
➢ Lembar Periksa
Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut (alat berat),
perkakas, bahan/material, lingkungan, kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Lembar periksa
ditandatangani pada satu periode waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan). Inspeksi terdiri
dari berbagai macam bentuk lembar periksa sekurang-kurangnya mencakup:
- Lingkup pekerjaan ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
- Pesawat angkat & angkut (alat berat) ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi.
- Perkakas ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.
- Bahan/material ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
- Lingkungan (housekeeping, pencemaran, hygine) ditandatangani oleh ahli terkait,
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
- Kesehatan ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
- Keamanan/security ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.
29
6.7 Penanganan Situasi Darurat atas temuan Obyek yang Mencurigakan
Mulai
Dept QHSE/QY
Menerima Surat Pemantauan dan
Proyek
Tugas untuk Pengukuran sesuai
melaksanakan ketentuan umum
Inspeksi dan Tes 5.1 no 2 dan 3
Memelihara seluruh
Y rekaman Inspeksi
dan tes
Dept Of QHSE
Selesai
6.7 Penanganan Situasi Darurat atas temuan Obyek yang Mencurigakan
Mulai
Menyusun
Dokumen Rencana Inspeksi & Dept QHSE/QY
Test Mingguan Proyek
dan tes
Memelihara seluruh pt Of QHSE
Y rekaman Inspeksi
Selesai
c. Audit
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja audit internal yang ditandatangani oleh ahli terkait
atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen. Audit internal dilakukan
dan ditetapkan secara berkala oleh Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dengan melibatkan auditor
independen. Audit internal dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dan/atau untuk pekerjaan konstruksi tahun jamak mengikuti peraturan perundangan
yang berlaku.
Setelah mengetahui dan memahami identifikasi resiko dari table di atas, maka dapat dianalisa resiko
yang dapat terjadi di lapangan.
Analisa penerimaan resikodimaksudkan untuk mengetahui risiko mana yang paling berpengaruh
mengganggu jalannya proyek dan bagaimana tingkat kepentingan risiko tersebut. Dari analisa
tersebut, maka dapat diklasifikasikan katagori resiko dominan (resiko Undiserable dan
Unacceptable).
30
E.3 Kinerja Kesematan Konstruksi
Peningkatan kinerja keselamatan konstrusi ditakukan pemantauan, pengawasan, Pelatihan
dan pembahasan rapat SMK3 secara periodik serta dengan melaksanakan audit secara
menyeluruh dimulai pada tahap pelaksanaan serta penyelesaian proyek.
-o
a
-11
I
Dokumen
Rencana
Keselamata
n
Konstruksi
(RKK)
32
PROTOKOL PENCEGAHAN
COVID-19
PENDAHULUAN
Perkembangan pandemik Corona virus Disease 2019 (COVID-19) dan menindaklanjuti arahan
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15 Maret 2020 terkait upaya pencegahan COVID-19
serta mempertimbangkan adanya penetapan wabah Corona sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Berikut ini Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikutip dari
Instruksi Menteri PUPR No C2 /1N/M/2020 :
33
A. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi .
a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID- 19
yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
34
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
35
3) Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar, Maka
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat
Keadaaan Kahar;
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi
dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan
dengan ketentuan:
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain:
pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan
bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
36
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan
Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;
37
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
38
Demikian Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi PT. JAYA SEMANGGI ENIINIRING
Pekerjaan : Pembangunan Mako
, disusun sebagai petunjuk dalam pdaksanaan
paspampres Manajemen Rencana Keselamatan Konstrulci tRKlQ akan terus
diperbaruidemi efekivitas pelaksanaan Sistem Manajemen KsdamaGn Konstruksi secara
berkesinambungan.
*i{}