You are on page 1of 4

Nama : Isma Romanti Napitupulu, A.

Md
Golongan : II.c
Angkatan :3
Golongan :2
Pemateri : Bpk. Idris Eal Al Amini

BELA NEGARA
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, Bela Negara merupakan sebuah tekad, sikap,
dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara adalah Cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada
Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara dan Kemampuan
Awal Bela Negara.

Bela negara perlu diperkuat mengingat adanya perubahan spektrum ancaman terhadap negara
menjadi sangat multi dimensi dan saling terkait. Perubahan spektrum ancaman menjadi
ancaman nyata antara lain tindak terorisme, berkembangnya paham komunisme, liberalisme,
narkoba, pencemaran, dan hoax serta adanya potensi ancaman militer, konflik sosial, dan
LGBT. Potensi ancaman militer dapat berasal dari luar negeri seperti agresi militer,
pelanggaran wilayah oleh negara lain, mata-mata (spionase), sabotase, dan aksi teror dari
jaringan internasional.

Konsepsi pertama bela negara adalah cinta tanah air yaitu suatu perasaan yang timbul dari hati
dan jiwa seseorang sehingga menimbulkan rasa peduli, bangga, setia kepada tanah airnya yang
ditujukan dengan sikap dan perilaku yang tercermin dalam diri warga negara untuk membela
dan mengabdi kepada tanah air. Ciri cinta tanah air antara lain rela berkorban demi bangsa dan
negara, berkontribusi dalam pembangunan nasional, serta mempertahankan persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Perwujudan cinta tanah air dengan menghargai dan
menghormati jasa-jasa pahlawan, mempertahankan kedaulatan kemerdekaan, dan menjalankan
pekerjaan sebaik-baiknya sesuai profesi.

Untuk menghadapi Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) dalam Bela
Negara terdapat unsur-unsur kekuatan nasional yaitu "Astagatra", terdiri "Trigatra" dan
"Pancagatra". Trigatra adalah aspek alamiah terdiri atas wilayah/geografi,
penduduk/demografi, dan sumber daya alam. Astagatra dilakukan dengan memperkuat
ketahanan nasional dan dilanjutkan dengan pembinaan bela negara. Dalam pembinaan bela
negara, terdapat enam konsepsi bela negara meliputi: cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia kepada Pancasila sebagai Ideologi negara, mempunyai kemampuan awal bela
negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai semangat untuk
mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur. Aksi bela negara terdapat Sinergi
Pentahelix meliputi Academic, Business, Community, Media, dan Goverment (ABCMG).
Masing masing pihak dalam ABCMG memiliki peran penting guna menjaga keutuhan NKRI.

Indikator nilai-nilai bela negara adalah :

- Cinta tanah air


- Sadar berbangsa dan bernegara
- Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
- Rela berkorban untuk bangsa dan negara
- Kemampuan awal bela negara.

Beberapa contoh aktualisasi kesadaran bela negara bagi ASN adalah :

- Selalu menjaga nama baik bangsa dan negara dalam setiap Tindakan
- Memegang teguh prinsip netralitas ASN dalam setiap kontestasi politik
- Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
- Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun
- Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Saat ini konsep negara, bangsa, dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan
lingkungan strategis. Sebagai seorang Aparatur Negara, PNS juga dihadapkan pada pengaruh
dari lingkungan strategis baik dari eksternal maupun internal yang terus menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara, sehingga penting untuk mengenal dan memahami secara kritis terkait
isu-isu strategis kontemporer diantaranya yaitu korupsi, narkoba, terorisme/ radikalisme,
money laudry, poxywar, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, hate speech, dan
hoax.

Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat dengan ASN adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, yang bekerja pada instansi pemerintah
sebagaimana dimuat dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam
rangka mencapai tujuan nasional negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat,
serta mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Setiap ASN
harus senantiasa menjungjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai
negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang atau golongan. Agar kepentingan bangsa dan negara tersebut dapat ditempatkan di
atas kepentingan lainnya, maka dibutuhkan langkah-langkah konkrit melalui pemantapan
wawasan kebangsaan, menumbuhkan kesadaran bela negara, dan mengimplementasikan
sistem administrasi NKRI.

Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pelaksanaan tugas terutama pelayanan publik
harus didasarkan pada Pancasila, UUD NRI 1945, Wawasan Nusantara, nilai-nilai dasar Bela
Negara, serta wawasan kebangsaan. Dengan sikap dan pandangan dimaksud, maka
berkumpulnya banyak latar belakang ekonomi, suku, dan agama, namun persatuan
dan kesatuan serta semangat untuk membela Negara dapat terjaga dengan baik. Tantangan
tersebut semakin terasa dengan adanya Pandemi Covid-19, mengingat seluruh ASN dituntut
untuk tetap dapat bekerja dan memberikan pelayanan publik dengan baik meskipun terdapat
banyak keterbatasan. ASN harus terus berupaya melakukan pembinaan dengan mengangkat
nilai bela Negara sesuai dengan konsepsi bela negara serta selalu tanggap terhadap
perubahan lingkungan strategis, mendiagnosa berbagai permasalahan, serta mengelola
perubahan

Upaya pembinaan kepada bawahan, kepedulian secara horizontal dan vertikal, serta
pelaksanaan tugas sebaik-baiknya sebagai aparatur sipil negara sesuai dengan profesi akan
terus dilakukan, mengingat hal tersebut merupakan bentuk bela negara. Beragamnya
kehidupan sosio kultural dan kearifan lokal, hendaknya dapat dikelola dengan baik agar
menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan bernegara. Kearifan lokal di banyak daerah akan
menjadi local wisdom yang terus dihormati dan norma yang terus dihargai.

Dalam mencapai tujuan negara, sebagai ASN akan terus ikut mewujudkan tujuan negara ketiga
dan keempat terutama dalam lingkungan kerja sekitar baik rekan kerja, atasan maupun
bawahan. Ikut berpartisipasi aktif mewujudkan tujuan negara dengan melaksanakan tugas
sesuai profesi, diharapkan tujuan negara dapat terwujud. Untuk menjaga kualitas kesiapan dan
kesiagaan untuk mendeteksi dan mengantisipasi segala bentuk pontensi AGHT, diperlukan
kewaspadaan yang dimulai dari kewaspadaan diri pribadi, yang dikembangkan menjadi
waspada keluarga, dan waspada lingkungan kerja. Bentuk kewaspadaan dimulai dari
pengawasan terhadap diri pribadi terhadap potensi AGHT yang dapat timbul dari interaksi
sosial. Pengawasan terhadap diri pribadi, yang dikembangkan pengawasan dan kepedulian
terhadap lingkungan keluarga, kerja, dan lingkungan yang lebih luas diharapkan waspada
nasional akan tercapai dan keamanan nasional dapat terjaga.

ASN diharapkan memiliki sikap bela negara dan cinta tanah air sesuai konsepsi bela negara.
Perwujudan bela negara adalah melalui pelaksanaan tugas sebaik-baiknya sesuai profesi ASN.
Partisipasi aktif terhadap perubahan lingkungan strategis, mendiagnosa berbagai
permasalahan, serta mengelola perubahan merupakan hal yang harus dilakukan. Dalam
pelaksanaan tugas tetap menghormati kearifan lokal sebagai bentuk wawasan nusantara. Hal
yang lebih utama adalah nilai-nilai Pancasila tetap menjadi pedoman bekerja dan falsafah
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Implementasi nilai-nilai Pancasila, bela
Negara, dan cinta tanah air tidak hanya dalam pelaksanaan tugas namun sebagai pejabat
pengawas harus memberikan contoh dan memantau perkembangan bawahan dan rekan kerja
sekitar terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan wawasan kebangsaan.

Seorang ASN wajib memegang teguh nilai-nilai dasar bela negara, yaitu kecintaan kepada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara,
rela berkorban untuk bangsa dan negara, memiliki kemampuan bela negara baik secara psikis
maupun fisik dan semangat mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Perwujudan bela negara adalah melalui pelaksanaan tugas sebaik-baiknya sesuai profesi ASN.
Partisipasi aktif terhadap perubahan lingkungan strategis, mendiagnosa berbagai
permasalahan, serta mengelola perubahan merupakan hal yang harus dilakukan.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam mengahadapi situasi kerja yang beragam.
Kesiapsiagaan bela negara ini memiliki manfaat :

- Membentuk sikap displin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain


- Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan
- Membentuk mental dan fisik yang tangguh
- Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri
- Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi
Team Building
- Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu
- Berbakti pada orangtua, bangsa, dan agama
- Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan
- Menghilangkan sikap negatif seperti malas dan tidak disiplin
- Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama

You might also like