You are on page 1of 23

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“DIGESTI”

A.NADYA FEBRYANTI NATSIR

N10120024

KELOMPOK 2 (DUA)

BAGIAN BIOKIMIA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIIVERSITAS TADULAKO

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 2
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3
1.3 Prinsip Percobaan................................................................................................... 3
1.4 Manfaat percobaan ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
BAB III METODE .............................................................................................................. 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................ 7
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 7
3.3 Prosedur ................................................................................................................ 8
BAB IV HASIL ................................................................................................................ 11
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................................. 16
BAB VI PENUTUP .......................................................................................................... 19
6.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 19
6.2 Saran .................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh kembali air dan obat-
obatan dan substans sultansi yang dipergunakan untuk pengobatan. Pada umumnya
bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat
protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain, Makanan diperlukan untuk
kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan
atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memperoleh energi
untuk melakukan aktivitas sehari hari, mengatur metabolisme dan berbagai
keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain. juga berperan di dalam
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Amaliyah, 2017)

Proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan serta produksi enzim-


enzim yang berperanan dalam proses pencernaan. Selain itu berkumpulnya parasit
dalam jumlah besar di usus atau lambung ternak dapat menyebabkan penyumbatan
atau obstruksi sehingga proses pencernaan makanan terganggu. Kebutuhan makanan
sehat seimbang tersebut mengalami proses pencernaan sebelum diproses menjadi
energi sesuai dengan sistem energiyang dipergunakan (arobic atau anaerobic).
Seperti karbohidrat yang memegang peran penting dalam pemecahan secara kimiawi
dari makanan oleh tubuhmemalui pencernaan sehingga menghasilkan zat yang siap
untuk diserap oleh usus halus yang selanjutnya digunakan oleh tubuh untuk berbagai
aktivitas. Proses pencernaan koarbihidrat yaitu: dari mulut secara mekanik makanan
akan dipecah/diperkecil oleh gerak mekanik gigi kemudian selanjutnya berlangsung
pencernaan secara kimiawi, yakni enzim ptialin (amilase ludah) akan memecah
polisakarida (amilum, glikogen, dekstrim) menjadi disakarida berupamaltosa. Lalu
enzim maltase akan memecah maltosa menjadi glukosa monosakarida dan
makananpun masuk ke lambung. Dari lambung, secara mekanik makanan akan
dilembutkan dengan gerakan mekanik lambung, sedangkan pencernaan kimiawi
melanjutkan proses pencernaan dari mulut danseterusnya makanan akan masuk ke

1
usus halus. Dari usus halus gerakan peristaltikusus halus akan lebih mengahaluskan
makanan, sedangkan secara kimiawi enzim amilase akan mengurai karbohidrat
menjadi glukosa, fruktosa dan galaktosa,enzim sukrosa mengurai sakrosa menjadi
fruktosa dan galaktosa, enzim maltosamengurai maltosa menjadi glukosa, enzim
lactase mengurai lactose menjadiglucose dan galaktose. Selajutnya, semua
karbohidrat dalam bentuk glukosa (monosakarida) diserap oleh dinding-dinding usus
halus, sedangkan sisa makananyang tak diserap akan masuk ke usus besar. Melihat
betapa pentingnya proseskimiawi dari karbohidrat dan prosentase manfaat untuk
dipergunakan oleh tubuhdalam berbagai kegiatan dibandingkan unsur yang lain
(lemak dan protein) (Daryanto, 2016)

Karbohidrat terdiri dari karbohidrat sederhana dan karbohidrat


kompleks.Karbohidrat sederhana terdiri dari monosakarida dan disakarida.
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus
cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia
adalahglukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih
dikenalsebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung
didalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga sebagai
gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam, fruktosa
banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa) dan juga
terkandungdiberbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa merupakan
karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara
bebas.Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai
molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau
selulosa. Glikogen merupakan salah satu bentuk simpanan energi di dalam
tubuhyang dapat dihasilkan melalui konsumsi karbohidrat sehari-hari dan merupakan
salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh pada saat berolahraga.Di
dalam tubuh glikogen akan tersimpan di dalam hati dan otot. Kapasitas penyimpanan
glikogen di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500gram atau dapat
menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal (Daryanto, 2016)

2
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum digesti yaitu untuk mengetahui perubahan kimia pada
pencernaan oleh bantuan enzim hidrolase yang terdapat pada saluran pencernaan.

1.3 Prinsip Percobaan


Perubahan kimia pada pencernaan oleh bantuan enzim hidrolase pada saluran
pencernaan yang akan mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino, pati
menjadi monosakarida, dan triasilgliserol menjadi monoasilgliserol, gliserol, dan
asam lemak. Dalam perjalanan reaksi pencernaan ini, mineral dan vitamin pada bahan
makanan juga ikut berperan.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses dari praktikum digesti
2. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan kimia yang terjadi pada proses
pencernaan dalam tubuh
3. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi enzim hidrolisis yang terjadi pada
saluran pencernaan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pencernaan atau sistem pencernaan merupakan proses pemecahan makanan untuk


membentuk molekul yang lebih sederhana. Pada manusia pencernaan terdiri dari saluran
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan dimana saluran ini merupakan alat berfungsi
untuk mengeluarkan enzim pencernaan. saluran pencernaan merupakan saluran yang
dilalui bahan makanan yaitu meliputi mulut, kerongkongan, lambung usus kecil, usus
besar hingga mencapai anus. Makanan yang masuk melalui mulut akan diproses di dalam
lambung dan sisa dari pemrosesan ini terjadi dalam lambung yang dibuang melalui anus.
Pada kerusakan saluran cerna dapat terjadi banyak penyakit seperti sariawan, diare
sembelit kema disentri, ambeien, dan masih banyak lagi (Ardiansyah, 2018; Wardhani,
2018)

Makanan yang kita konsumsi tidak dapat langsung diserap oleh tubuh dan
digunakan oleh tubuh melainkan harus dicerna terlebih dahulu oleh organ-organ
pencernaan. Dimana sistem pencernaan pada manusia ini melibatkan dua proses yaitu
pencernaan kimiawi dan pencernaan mekanis. pencernaan mekanis merupakan suatu
proses pencernaan yang harus melibatkan organ-organ pencernaan sedangkan pencernaan
kimiawi merupakan suatu proses dimana pencernaan melibatkan kelenjar-kelenjar nya.
Proses pada pencernaan ini terjadi melalui saluran pencernaan yang akan berakhir di usus
besar. (Mauludin, 2017)

Proses pencernaan diawali dengan masuknya makanan ke dalam mulut yang akan
melalui proses pengunyahan. Selama proses ini makanan akan dihancurkan hal ini disebut
dengan pencernaan mekanis. tunas pengecap dan pencium stimulasi saraf pada mulut ini
akan memicu saliva untuk disekresikan dari kelenjar saliva. air ludah ini merupakan zat
yang sebagian besar terdiri dari 90% air dan sisanya terdiri dari enzim pencernaan,
mukus, elektrolit, protein dan bahan kimia antibakteri. air ludah ini juga mengandung
enzim contohnya amilase saliva, enzim yang memecah karbohidrat di dalam makanan

4
dan akan memulai proses pencernaan kimiawi. dapat diserap dan dimanfaatkan oleh sel.
pada proses ini makanan telah diubah menjadi bolus dan kemudian ditelan untuk proses
pencernaan selanjutnya. lidah akan mendorong nutrisi ke dalam faring Di manakah terjadi
kontraksi faring yang mendorong nutrisi. (Sorrentino, 2017)

Proses pencernaan yang berlangsung pada saluran gastrointestinal bertujuan


untuk mengubah nutrien dari karbohidrat menjadi monosakarida, protein menjadi asam
amino dan dapat mengubah lemak menjadi asam lemak juga gliserol sehingga dapat
dilakukannya absorpsi. Digesti yang berlangsung pada saluran gastrointestinal ini dibantu
oleh kelenjar-kelenjar penting yang merupakan turunan dari gastrointestinal contohnya
hepar dan pankreas. pankreas merupakan kelenjar penting untuk membantu proses
pencernaan selain hepar yang menghasilkan enzim sodium hidrogen karbonat yang
membantu proses pencernaan karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat menjadi
produk turunannya. Berbagai produk ini akan diabsorpsi oleh sel-sel intestinum dan
selanjutnya akan ditransportasikan ke seluruh bagian tubuh sebagai bahan baku
metabolisme. molekul sederhana ini akan masuk ke dalam pembuluh darah dan akan
didistribusikan dengan bantuan jantung ke berbagai organ di viceral contohnya
gastrointestinal, hepar, pankreas, dan tidak terkecuali jantung itu sendiri. (Lestari, 2020)

Pencernaan protein dimulai dari perut yaitu dan menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Pepsinogen atau komponen dari Lampung diubah menjadi enzim pepsin aktif
oleh asam klorida juga asam dari Sari gas. Di usus, enzim lain seperti tripsin dijus
pankreas dan peptidase di usus akan menyelesaikan tugas pencernaan protein. mana
pencernaan protein akan selesai sampai disini. maka dari itu produk akhir pencernaan
protein yaitu asam amino. asam amino juga dirujuk sebagai protein pembangun. Protein
ini akan terbentuk dari beberapa asam amino yang diikat oleh hubungan peptida. dari
asam amino setelah itu dengan terjadi dengan efek sebaliknya yang yaitu hidrolisis yang
berarti enzim proteolitik mengembalikan ion hidrogen dan hidroksil dari molekul air
melalui molekul protein di mana bertujuan untuk memecahnya menjadi asam amino
penyusun. utama proses dasar hidrolisis yang terlibat. jenis enzim pencernaan merupakan
protein. (Hall, 2016; Thibodeau,2012)

5
Protein tidak terjadi di mulut karena tidak ada enzim proteolitik di dalam air liur.
Pencernaan protein di perut meliputi pepsin yang diekskresikan oleh sel-sel utama dari
kelenjar lambung dalam bentuk yang tidak aktif atau pepsinogen, yang bertanggungjawab
untuk mencerna sekitar 10-15% protein yang akan memasuki gastrointestinal. Pepsinogen
diubah menjadi pepsin dengan aksi HCL atau pepsin yang dibentuk sebelumnya. Pepsin
aka memecah protein menjadi proteosis, pepton, dan polipeptida. Sedangkan pencernaan
protein di usus halus dicerna oleh protease pankreas, peptida sebatas ikat dan peptidase
intraseluler. bahkan jika pepsin di lambung tidak ada. protease pankreas akan mencerna
protein dan membaginya menjadi dipeptida, tripeptida dan polipeptida kecil yang
selanjutnya akan dicerna oleh peptidase tapi sikat. oleh enzim intraseluler menjadi asam
amino. Peptida batas ikat ini termasuk aminopeptidase, dipeptidase, tripeptidase, nuklease
dan enzim terkait. enzim ini akan menunjukkan proses pencernaan yang dimulai oleh
protease pankreas yang akhirnya mengubah protein menjadi polipeptida kecil dan asam
amino. untuk hubungan antara berbagai asam amino. Dalam beberapa menit pencernaan
dipeptida dan tripeptida terakhir menjadi asam amino yang kemudian masuk ke dalam
darah. (Khurana, 2020)

Absorpsi merupakan istilah yang digunakan pada transformator isi maupun


produk pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke Dara maupun getah bening.
intestine kecil memiliki mekanisme yang efisien untuk penyerapan nutrisi yang mencegah
perjalanan ke usus besar. molekul yang diserap harus mengatasi penghalang yang terdiri
dari lapisan cairan yang tidak diaduk dan menutupi mikrovili, glikokaliks yang menutupi
mikrovili, membran plasma luminal, sitoplasma, batas basal atau lateral sel, ruang antar
sel, membran basal atau lamina basal dan retikuler, dan membran plasma pembuluh
kapiler atau limfe. Prinsip umum dari absorpsi yaitu sebagian besar karbohidrat, protein
dan lipid terjadi di usus kecil dan di duodenum jejunum dan bagian awal ilium. untuk
peptida melintasi membran sel luminal dimana setelah melewati membran baso lateral,
asam amino yang diserap memasuki Vena portal hepatik untuk dikirim ke hati. Prinsip
untuk penyerapan dipeptida dan tripeptida akan diserap kedalam enterosit dengan
menggunakan pembawa PepT1. Sedangkan pada prinsip absorpsi asam amino akan ada
sejumlah sistem transport untuk asam amino l di tepi sikat enterosit yang akan
membutuhkan transport bersama natrium untuk memungkinkan transfer asam amino
melawan gradien konsentrasi dengan cara secondary atau dengan cara transportasi aktif.
Difusi terfasilitasi dari beberapa asam amino yang terjadi. (Naish, 2015)

6
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan tempat

Hari/tanggal : Senin, 1 Maret 2021

Waktu : 10.00 WITA- selesai

Tempat :Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas


Tadulako

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat
1. Gelas Beaker
2. Tabung Reaksi
3. Water Bath 37
4. Penjepit
5. Pipet tetes
6. Pipet mikro
7. Plat tetes porselen
b. Bahan
1. Saliva
2. Larutan NaOH
3. Air
4. HCl
5. HCl 0,4%
6. Iodin
7. Reagen Benedict
8. Jus Pankreas
9. Fenol red
10. Susu
11. Na2CO3
12. Larutan NaCl 20%

7
13. Larutan amilum 1%
14. Pepsin
15. Fibrin
16. Congo fibrin
17. Empedu
3.3 Prosedur

a. Percobaan Saliva
1. Saliva di kumpulkan
2. Saliva distimulasi dengan berkumur menggunakan NaCl 20 %
3. Dikumur selama 1 menit
4. Saliva ditampung ke dalam gelas beaker
5. Saliva kemudian di saring dan digunakan untuk praktikum
b. Percobaan amilum
 Percobaan 1. Amilase saliva
1. Larutan amilum di siapkan dengan memasak larukan amilum 1 %
dalam air
2. Sebanyak 3 tabung disiapkan, masing masing sdi isi dengan 2, 5
saliva
3. Untuk tabung 1 di panaskan dalam air mendidih, kemudian di
dinginkan
4. Untuk tabung 2 di tambahkan 2 tetes HCl
5. Sebanyak 2,5 ml amilum ditambahkan pada tabung 1, 2, 3 kemudian
ditempatkan di water bath 37
6. Setiap 1 menit, diambil 1 tetes dan tempatkan pada plat tetes
porselen. Dan ditambahkan 1 tetes iodin diatasnya.

 Percobaan 2 uji benedict


1. Setelah uji iodine negative (iodine menjadi jernih),
lanjutkan uji benedict
2. Diambil 5 tetes larutan yang negatif sebelumnya,
tambahkan reagen benedict 1 ml
3. Dimasak selama 5 menit
4. Diamati yang terjadi dan jelaskan

8
c. Percobaan pencernaan lambung
 Percobaan 1. Pencernaan protein oleh pepsin
1. Sebanyak 3 tabung disiapkan
2. Dimasukkan pepsin sebanyak 1 ml pada setiap tabung 1, 2, 3
3. Tabung 1 : ditambahkan HCl 0,4 % 1 ml
4. Tabung 2 : ditambahkan air 1 ml
5. Tabung 3 : dipanaskan, lalu didinginkan. Selain itu, ditambahkan
HCl 0,4 % 1 ml
6. Dimasukkan fibrin pada tabung 1, 2, 3
7. Ditempatkan di waterbath 37 %
8. Diamati perubahan pastikel fibrin yang menjadi lebih kecil dan
warna larutan
d. Percobaan digesti pancreas dan empedu
 Percobaan 1. Pencernaan protein oleh enzim pancreas
1. Disiapkan tabung 1, 2, 3
2. Dimasukkan congo fibrin pada setiap tabung 1, 2, 3
3. Tabung 1 : ditambahkan 1 ml jus pancreas + 2 tetes Na2CO3 2 %
4. Tabung 2 : ditambahkan 4 tetes empedu
5. Tabung 3 : ditambahkan air 1ml + 2 tetes Na2CO3
6. Ditempatkan tabung 1, 2, 3 pada water bath 37
7. Perubahan fibrin diamati
e. Percobaan digesti amilum oleh jus pancreas
1. Tabung : dimasukkan amilum 2, 5 ml + 1 ml jus pancreas
kemudian dicampurkan
2. Di tempatkan di water bath 37
3. Setiap 1 menit, diambil 1 tetes, ditambahkan 1 tetes iodin sampai
warna hilang / jernih
f. Percobaan pencernaan lemak oleh jus pancreas
1. Disiapkan 3 tabung
2. Dimasukkan 2ml susu kedalam setiap tabung
3. Tabung 1 : + 1ml jus pancreas
4. Tabung 2 : 2 tetes empedu
5. Tabung 3 : tambahkan 1 ml air

9
6. Kedalam setiap tabung ditambahkan 4 tetes fenol red dan Na2CO3 4
tetes, sampai larutan berwarna merah muda
7. Ditempatkan di water bath 37 dan diamati
8. 1 dari tabung akan berubah dari merah/pink ke kuning
g. Percobaan pigmen empedu : uji gmelin
1. Tabung reaksi : dimasukkan 3 ml HNO3, ditambahkan 1 ml empedu
dengan hati-hati melalui dinding tabung, terbentuk 2 lapisan pada
larutan tersebut. Amati
2. Diantara 2 lapisan tampak cincin yang berbeda warna, tampak warna
hijau, biru, ungu, merah dan kuning.

10
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Pengumpulan saliva


Mahasiswa berkumur-kumur menggunakan NaCl selama 5 menit lalu dibuang.
Saliva yang terkumpul di mulut probandus setelah berkumur-kumur digunakan dalam
praktikum berikutnya.

4.2 Percobaan amilum


No. Sampel Hasil Interpretasi Gambar
Pengamatan hasil
1 Amilase saliva Pada tabung 1 Hasil yang
yang masing- terjadi perubahan ditunjukkan
masing tabung warna menjadi negative dengan
berbeda dalam jernih pada terjadinya
penambahan tetesan larutan perubahan warna
larutan saliva ke4 menjadi jernih
(erritrodextrin)
Tabung 2 berubah
menjadi jernih
pada tetesan
larutan ke 8
Tabung 3 tidak
ada perubahan
warna (negative

11
2 Uji benedict Terjadi perubahan Terjadi
warna larutan perubahan warna
Tabung 3
menjadi kuning larutan ketika di
dengan
tua reaksikan dengan
penambahan
reagen benedict
1mL reagen
benedict, lalu
didipanaskan

Percobaan pencernaan lambung


No. Sampel Hasil Pengamatan Interpretasi Gambar
Hasil

1. Tabung 1 Positif, ukuran fibrin Fibrin menjadi


menjadi lebih besar lebih besar atau
(3 mL
secara perlahan berubah akibat
pepsin + 1
dari adanya HCl
mL HCl
karena HCl dapat
0,4% +
membuat protein
Fibrin +
terdenaturasi yang
inkubasi
menyebabkan
dengan
terjadinya
suhu 37℃)
perubahan sifat
fisik terhadap
fibrin

2. Tabung 2 Positif, tidak terlihat Tidak adanya


perubahan apapun perubahan pada
(3 mL
pada fibrin fibrin dikarenakan
pepsin + 1
tidak ada
mL
penambahan HCl
aquades +
pada tabung ini
Fibrin +
inkubasi di
suhu 37℃)

12
3. Tabung 3 Positif, terjadi HCl
perubahan pada menyebabkan
(3 mL
fibrin setelah di fibrin
pepsin + 1
inkubasi terdenaturasi
mL HCl
akibat suasana
0,4 % +
asam
pemanasan
di atas
bunsen +
Fibrin +
inkubasi
dengan
suhu 37℃)

4.3 Percobaan digesti pankreas oleh empedu


No. Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar
Pengamatan
1. Tabung 1 Positif, terjadi Congo fibrin
perubahan mengecil dan larutan
(Congo
warna pada menjadi merah
fibrin + 1
congo fibrin akibat suasana basa
mL jus
yang mengaktifkan
pancreas +
enzim dan membuat
2 tetes
molekul protein
Na2O3
menjadi kecil
2%)

2. Tabung 2 Positif, tidak Tidak terjadi


mengalami perubahan akibat
(Congo
perubahan garam empedu tidka
fibrin + 4
apapun pada memiliki garam
tetes
fibrin proteolitik
empedu)

13
3. Tabung 3 Positif, tidak Tidak terjadi
terlihat terjadi perubahan akibat
(Congo
perubahan tidak ada enzim
fibrin + 1
pada fibrin, pencernaan yang
mL
pada tabung ini dimasukkan
aquades +
terlihat sedikit
2 tetes
keruh
Na2CO3)

4.4. Percobaan digesti amilum oleh jus pankreas


No. Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar
Pengamatan

1. Amilum 2,5 Positif, Larutan menjadi


mL + 1 mL jus larutan yang jernih karena
pankreas diteteskan hidrolisis amilum
pada plat hanya terjadi pada
tetes porselen suasan netral dan
menjadi pada suhu 37℃)
jernih

4.5. Percobaan pencernaan lemak oleh jus pankreas


No. Sampel Hasil Interpretasi Gambar
Pengamatan Hasil

1. Tabung 1 Positif, larutan Larutan


berubah warna berubah
(2 mL susu + 1
setelah menjadi kuning
mL jus
diinkubasi akibat lemak
pancreas + 4
selama 20 menit diubah menjadi
tetes fenol red
gliserol dan
+ 4 tetes
FFA yang
NaCO3 2%)
menciptakan
suasana asam

14
2. Tabung 2 Positif, larutan Larutan tetap
tetap berwarna berwarna pink
(2 mL susu + 2
pink setelah di akibat tidak ada
tetes Empedu +
inkubasi selama pencernan oleh
4 tetes fenol red
20 menit jus pankreas
+ 4 tetes
Na2CO3 2 %)

3. Tabung 3 Positif, larutan Larutan tetap


tetap berwarna berwarna pink
(2 mL susu + 1
pink setelah di akibat tidak ada
mL aquades + 4
inkubasi selama pencernan oleh
tetes fenol red
20 menit jus pankreas
+ 4 tetes
Na2CO3 2 %)

4.6. Percobaan Pigmen Empedu


No. Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar
Pengamatan

1. 3 mL NHO3 + Positif, Terbentuk 2


1 mL empedu terbentuk lapisan warna pada
lapisan warna larutan sebagai
pada larutan reaksi yang
dihasilkan

15
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum digesti, hasil yang diperoleh bertujuan untuk menentukan ezim-
enzim apa saja yang berperan aktif dalam proses pencernaan manusia. Dalam proses
pencernaan tentunya akan terjadi proses biokimia. Untuk menilai hal tersebut tentu harus
dilakukan beberapa pengujian yaitu Percobaan amilum, percobaan pencernaan pada
lambung, percobaan digesti pancreas dan empedu, percobaan digesti amilum oleh jus
pancreas, percobaan pencernaan lemak oleh jus pancreas, dan percobaan pigmen empedu.

Percobaan pertama adalah Percobaan amilum, pada percobaan ini dibagi lagi
menajadi 2 percobaan. Percobaan pertama adalah amylase saliva. Langkah awal untuk
percobaan ini kita harus menyiapkan 3 tabung larutan amilum. Prinsip percobaan yaitu
amilum akan membelit iod sehingga membentuk warna yang dapat dideteksi. Tabung 1
panaskan dengan air mendidih, kemudian dinginkan. Sedangkan tabung 2 kita tambahkan
2 tetes HCI. Tambahkan amilum 2,5 pada tabung 1,2,3 kemudian tempatkan di water bath
37℃. Lalu setiap 1 menit, ambil 1 tetes tempatkan pada plat tetes porselen dan
tambahkan 1 tetes iodin diatasnya. Hingga menunjukkan negatif yaitu warna menjadi
jernih (eritrodextrin). Pada percoban ini, tabung 1 dan 2 lah yang munjukkan hasil negatif
karena warnanya menjadi jernih (eritrodextrin), hal ini disebabkan oleh enzim ptialin
yang diletakkan pada suhu 37℃ dan susana yang netral menyebabkan terjadinnya
hidrolilsis amilum.

Selanjutnya percobaan 2 yaitu uji Benedict. Pada praktikum benedict, uji saliva
negative ditambahkan iodin 5 tetes dan juga reagent benedict lalu setelah di inkubasi.
Hasil menunujukkan adanya perubahan warna menjadi kunign tua.

Pada percobaan ketiga, adealah percobaan pencernaan pada lambung . pada


percobaan ini siapkan 3 buah tabung yang masing-masing telah ditambahkan pepsin
sebanyak 1 ml. tabung pertama yang telah diberikan pepsin ditambahkan dengan HCl

16
0,4%, tabung kedua ditambahkan air 1 ml, dan tabung ketiga dipanaskan terlebih dahulu
kemudian didinginkan lalu ditambahkan HCl 0,4%. setelah itu, ketiga tabung tersebut
ditambahkan fibrin kemudian ditempatkan pada waterbath 37 derajat celcius. dari
percobaan tersebut kami mendapatkan hasil positif , terjadi perubahan ukuran pada fibrin
yang awalnya berukuran lebih kecil namun saat ditambahkan pada larutan yang terdapat
HCl yang kemudian di inkubasi, ukuran fibrin menjadi lebih besar secara perlahan .Fibrin
menjadi lebih besar atau berubah akibat dari adanya HCl karena HCl dapat membuat
protein terdenaturasi yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik terhadap fibrin.
Tabung 2 berwarna merah, tetapi pada tabung 2 tidak terjadi perubahan pada fibrin
dikarenakan tidak ada penambahan HCl pada tabung ini dan tabung 3 hasil menunjukkan
lebih berwarna kuning dan juga terjadi perubahan pada fibrin dimana ukuran fibrin
menjadi lebih besar secara perlahan pada saat proses inkubasi HCl menyebabkan fibrin
terdenaturasi akibat suasana asam.

Pada percobaan ke empat adalah percobaan digesti pancreas oleh empedu,


empedu yang digunakan adalah empedu ayam. Sebelumnya telah disediakan 3 tabung
yang masing masing dimasukkan congo fibrin dan diberi perlakuan yang berbeda pada
masing masing tabung, tabung pertama diberi getah pankreas kemudian ditambahkan
Na2Co3 lalu tabung kedua dimasukkan 4 tetes empedu, dan tabung terakhir diberi air dan
Na2Co3. Kemudian ketiga tabung tersebut kami inkubasi kedalam waterbath 37 derajat
selam 5 menit. Hasil yang didapatkan adalah, congo fibrin pada tabung ke-3 tidak terjadi
perubahan akibat tidak ada enzim yang dimasukkan hanya terlihat sedikit kekeruhan,
pada tabung pertama congo fibrin mengecil dan pada tabung ke-2 tidak terjadi perubahan
pada congo fibrin, tabung 2 terlihat lebih jernih dibandingkan dengan tabung 1 dan 3. Hal
ini disebabkan oleh pemberian suasana basa menyebabkan enzim aktif dan congo
mengecil, tabung ke-2 tidak terjadi perubahan disebabkan oleh garam empedu tidak
memiliki enzim proteolitik sehingga tidak terjadi perubahan. Bisa dikatakan percobaan
ke-4 berhasil membuktikan bahwa suasana basa dapat mempengaruhi keaktifasian enzim
pencernaan khususnya getah pankreas

Pada percobaan digesti amilum : Jus Pancreas, pada tabung dimasukkan sebanyak
2,5 mL Amilum dan 1 mL Jus Pancreas yang kemudian dicampurkan. Setelah itu, Tabung

17
tersebut dimasukkan kedalam waterbath dengan temperatur 37°C yang dimana
pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi yang akan diuji. Setiap 1
menit diambil 1 tetes untuk diuji bersama dengan reagen iodine diPlat Tetes yang
kemudian iodin tersebut akan menguji ditiap waktu berapa saja percobaan ini akan cepat
bereaksi dan ternyata semakin lama waktu pemanasan maka waktu penjernihan iodin juga
akan semakin cepat bergantung pada lama waktu pemanasannya. Pancreas mengandung
amilase yang berfungsi mengubah karbohidrat atau amilum menjadi komponen yang
lebih kecil dan kadarnya lebih banyak disaliva.

Pada percobaan lemak oleh enzim pankreas terjadi perubahan warna tabung satu.
Yang awalnya berwarna merah muda, berubah menjadi kekuningan. Larutan berubah
menjadi kuning akibat lemak diubah menjadi gliserol dan FFA yang menciptakan suasana
asam karena terjadi perubahan pH . Akibat dari perubahan pH inilah yang membuat fenol
red berubah menjadi warna kuning (ket: fenol red berwarna kuning pada keadaan asam
dan berwarna merah muda pada keadaan basa). Larutan yang awalnya memiliki sifat basa
akan berubah menjadi suasana asam yangdisebabkan oleh enzim lipase pada getah
pankreas. Enzim lipase mengubah lemak yang ada pada susu menjadi trigliserol dan asam
lemak. Asam lemak tersebutlah yang akan membentuk larutan pada nomor satu berubah
menjadi asam. Selanjutnya, tabung kedua dan ketiga tidak terjadi perubahan warna
disebabkan air dan empedu tidak mampu menghidrolisis lemak dari susu tersebut
aakhirnya larutannya tetap berwarna merah muda.

Pada praktikum terakhir adalah percobaan uji pigmen empedu .Pada saat menambahkan
larutan HNO3 dan larutan empedu melalui dinding tabung telah selesai, terdapat 2 lapisan
yg terbentuk seperti cincin yg tampak berwarna hijau. Lapisan terbentuk sebagai hasil
dari reaksi.

18
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Pencernaan atau sistem pencernaan merupakan proses pemecahan makanan
untuk membentuk molekul yang lebih sederhana
2. Pada praktikum digesti, hasil yang diperoleh bertujuan untuk menentukan
ezim-enzim apa saja yang berperan aktif dalam proses pencernaan manusia
3. Dalam proses pencernaan tentunya akan terjadi proses biokimia
4. Proses pencernaan yang berlangsung pada saluran gastrointestinal bertujuan
untuk mengubah nutrien dari karbohidrat menjadi monosakarida, protein
menjadi asam amino dan dapat mengubah lemak menjadi asam lemak juga
gliserol sehingga dapat dilakukannya absorpsi
5. Protein tidak terjadi di mulut karena tidak ada enzim proteolitik di dalam air
liur.

6.2 Saran
1. Untuk praktikan
Praktikan diharapkan agar sebelum melakukan praktikum agar dapat mengetahui
apa yang akan dipraktikumkan.

2. Untuk laboratorium
Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam
praktikum terutama bahan yang digunakan.

3. Untuk Asisten
Asisten diharapkan agar dapat membimbing praktikan dengan sesungguh-
sungguhnya dan lebih maksimal untuk dapat meminimalisir kesalahan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah, N. 2017. Penyehatan Makanan Dan Minuman-A. Deepublish.

Ardiansyah, A., Pratmanto, D., Mujahid, A.S. 2018. Perancangan Sistem Pakar Gejala
Penyakit Saluran Pencernaan Dengan Pengobatan Tanaman Herbal Berbasis
Web. – Indonesian Journal on Software Engineering. Vol. 4(2). Viewed on 6Maret
2021. From: ejournal.bsi.ac.id

Daryanto, Z.P., 2016. Optimalisasi Asupan Gizi Dalam Olahraga Prestasi Melalui
Carbohydrat Loading. Jurnal Pendidikan Olah Raga. Vol. 4(1).101-112. Viewed
on 6 maret 2021. From : journal.ikippgriptk.ac.id

Hall, J.E. 2016. Guyton & Hall Textbook of Medical Physiology 2nd A South Asian
Edition. India: ELSEVIER

Khurana, I., Khurana, A. 2020. Medical Physiology for Undergraduate Students 2nd Ed.
India: ELSEVIER

Lestari, E., Sunarno. Kasiyati. Djaelani, M.A. 2020. Efek Bahan Aditif Tepung Kelor
Terhadap Biomassa Organ Visceral Ayam Petelur Jantan. Jurnal Media Bina
Ilmiah. Vol. 14(9). Viewed on 6 Maret 2021. From: ejurnal.binawakya.or.id

Maulidin, R., Sukamto, A.S., Muhardi, H. 2017. Penerapan Augmented Reality Sebagai
Media Pembelajaran Sistem Pencernaan pada Manusia dalam Mata Pelajaran

iii
Biologi. Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika. Vol. 3(2).viewed on 6 Maret
2021. From: jurnal.untan.ac.id

Naish, J., Court, D.S. 2015. Medical Sciences 2nd Ed. China: SAUNDERS ELSEVIER

Sorrentino, S.A., Remmert, L.N., Wilk, M.J. 2017. Mosby's Canadian Textbook for the
Support Worker 4th Ed. Canada: ELSEVIER

Thibodeau, G.A., Patton, K.T. 2012. Structure & Function of the Body 14th Ed. United
States oF America: ELSEVIER

Wardhani, S.P.R. 2018. Gizi Dasar Plus 30 Resep Makanan Lezat Nan Praktis Untuk
Pemula 1st Ed. Yogyakarta: Dinda Kreatif.

iv

You might also like