You are on page 1of 22

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

WORKHOP PENGUATAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

OLEH:
BESA METIAR LASNA DESY
NIP 1199306112020122022

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN TENGGILISREJO
PENGEMBANGAN DIRI

1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan


Kegiatan ini diselenggarakan oleh PGRI Kabupaten Pasuruan pada
tanggal 27 Pebruari – 01 Maret 2023 dengan pola dukung 36 JP.
2. Jenis Kegiatan
Workshop “Penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka”
3. Tujuan PD
Memberikan bekal pengetahuan dan wawasan tentang Implementasi
Kurikulum Merdeka.
4. Uraian Materi Pengembangan Diri:
a. Kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan :
Merdeka Sekolah, Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar Berbasis Fitrah
b. Peran PGRI dalam Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka
c. Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka
d. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
e. Penyusunan Modul Ajar
f. Penyusunan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
g. Pengisian Raport Kurikulum Merdeka
5. Tindak Lanjut
Memahami dan mengimplementasikan kurikulum merdeka
6. Dampak Pengembangan Diri:
a. Peserta memahami dan mampu mengimplementasikan kurikulum
merdeka
b. Peserta mendapatkan sertifikat.
RANGKUMAN MATERI

a. Kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan :


Merdeka Sekolah, Merdeka Mengajar, Merdeka Belajar Berbasis Fitrah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima
belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kurikulum
Merdeka diharapkan menjadi jawaban atas krisis pembelajaran yang
semakin bertambah akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan
hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan
pendidikan. Namun, lebih dari itu, esensi Kurikulum Merdeka itu sendiri
adalah menciptakan ruang bagi setiap individu untuk tumbuh dan
berkembang sesuai fitrah keunikannya masing-masing.

Karena setiap manusia tidak ada produk gagal dari Tuhan, dan setiap
manusia punya keistimewaan dan punya ‘ruang’ masing-masing yang
disediakan secara fitrah. Dan tugas kita adalah membantu anak
menemukan ‘ruang’ yang sudah disediakan dalam kehidupan. Sehingga
tidak ada anak yang tidak punya tempat dalam kehidupan. Oleh karena itu,
dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi kebebasan untuk memilih format,
pengalaman, dan materi esensial yang cocok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, mereka punya ruang seluas
mungkin untuk mengeksplor keunikan dirinya masing-masing.

Terkait media pembelajaran, melalui Kurikulum Merdeka, peserta didik


diberi kesempatan untuk bereksplorasi secara bijak dengan berbagai alat
termasuk media digital yang menunjang pembelajaran. Berbagai aplikasi
digital yang berkembang sesuai tren, bisa dimanfatkan guru dan siswa
untuk membuat konten pembelajaran yang menarik dan efektif. Selain itu,
yang tidak kalah penting dalam mengatasi krisis pembelajaran adalah
penguatan pola pikir dalam ekosistem pendidikan. Pertama, menciptakan
kesadaran seluruh warga sekolah untuk berefleksi dan bergerak bersama
dalam kolaborasi yang selaras guna mencapai pembelajaran yang
bermakna. Kedua, memberi ruang seluas-luasnya bagi anak untuk
berkreasi dan mengembangkan diri dalam menemukan jati dirinya agar
menjadi manusia yang bermanfaat di masa depan.

Tolok ukur keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah dari keceriaan


(kebahagiaan) anak dan kemampuan mereka berkolaborasi menyelesaikan
beragam persoalan. Bagaimana lembaga pendidikan mampu menciptakan
budaya perilaku positif dalam mencetak SDM yang berkualitas dari waktu
ke waktu sebagaimana nilai yang terkandung dalam Profil Pelajar
Pancasila.

b. Peran PGRI dalam Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka

PGRI (Persatuan Guru Rebuplik Indonesia) adalah salah satu organisasi


profesi yang dimiliki oleh guru di Indonesia sebagai wadah untuk
meningkatkan profesionalisme guru, mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi para guru serta memperjuangkan nasib guru dan pendidikan pada
umumnya. PGRI sebagai organisasi berperan memberikan aksi nyata
dengan bersinergi bersama semua sektor dan elemen dalam hal
memajukan pendidikan di Indonesia.
Kaitannya dengan diimplementasikannya Kurikulum Merdeka, PGRI
kabupaten Pasuruan menyelenggarakan “Workshop Penguatan
Implementasi Kurikulum Merdeka”. Dengan diselenggarakannya workshop
ini diharapkan dapat mewujudkan iklim belajar yang kondusif dan
menonjolkan keinginan masing-masing tanpa diseragamkan. Dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka, jangan biarkan murid tertalu bebas, tetap
diarahkan dan dibimbing sesuai dengan karakter, kompetensi, dan
berdasarkan kebutuhan masing-masing agar menjadi maksimal.
c. Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka
d. Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
 Prinsip dan Proses Penyusunan KOSP (Kurikulum Operasional
Satuan Pendidikan)
Dalam menyusun KOSP (Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan), sekolah diberikan wewenang untuk menentukan format dan
sistematika penyusunannya. KOSP dikembangkan dan dikelola dengan
mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh
Pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik, satuan pendidikan, dan daerah.
a) Prinsip penyusunan KOSP
 Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi
keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar,
serta kepentingan peserta didik.
 Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan
lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan
menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus SLB).
 Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang
dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang
digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
 Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan
aktual.
 Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan
kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan
dan berbagai pemangku kepentingan, antara lain orang tua,
organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk
SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.
b) Proses Penyusunan KOSP
Dalam penyelenggaraannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang
dinamis, yang diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi
dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan. Penyusunan
dokumen kurikulum operasional di satuan pendidikan hendaknya dimulai
dengan memahami secara utuh Struktur Kurikulum Merdeka.
Proses penyusunan kurikulum operasional
bersifat tetap dan fleksibel. Tetap, artinya mengacu kepada kerangka
dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sedangkan
fleksibel atau dinamis adalah mengembangkan kurikulum operasional
berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan
kebutuhan satuan pendidikan.
Langkah-langkah Penyusunan Kurikulum Operasional (bagi yang
belum pernah menyusun kurikulum operasional di satuan pendidikan),
yaitu:

 Melaksanakan analisis karakteristik satuan pendidikan


 Merumuskan visi, misi, dan tujuan
 Menentukan pengorganisasian pembelajaran
 Menyusun rencana pembelajaran
 Merancang evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional
.
c) Proses Peninjauan dan Revisi KOSP
Langkah-langkah Peninjauan dan Revisi Kurikulum Operasional
(bagi yang telah memiliki dokumen kurikulum operasional di satuan
pendidikan), yaitu:

 Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan


 Meninjau ulang visi, misi, dan tujuan
 Meninjau ulang pengorganisasian pembelajaran
 Menyusun rencana pembelajaran
 Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional
a. Penyusunan Modul Ajar
1) Konsep dan Komponen Modul Ajar

Konsep Modul Ajar

 Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat
rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan
proses pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP).

 Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan


pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP
Plus, karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap
dibanding RPP.

 Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka


modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.

 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar,


termasuk modul ajar atau RPP, dengan kelengkapan komponen dan
format yang beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.

Tujuan Pengembangan Modul Ajar

Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar


yang dapat memandu guru melaksanakan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk:

 Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah


untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau

 Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar

 Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui


pengalaman belajar dan lintas disiplin.
 Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan
melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya
sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk
tahap usianya.
 Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks
waktu dan lingkungan murid.
 Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar murid.
2) Komponen Modul Ajar

 Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah


pembelajaran (yang mencakup media pembelajaran yang akan
digunakan), asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya
yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
 Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata
pelajaran dan kebutuhannya.
 Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan
komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan
kebutuhan belajar murid.

Komponen inti modul ajar adalah sebagai berikut:


a) Tujuan Pembelajaran
b) Kegiatan Pembelajaran
c) Rencana Asesmen

b. Penyusunan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu
bagian yang tak terpisahkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
P5 adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. IKM P5 menjadi istimewa karena
penerapannya tidak terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran
melainkan mempunyai porsi khusus dalam setiap alokasi jam mata pelajaran
yang membuat peserta didik memiliki kesempatan untuk dapat
mengembangkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka
dengan belajar dari teman mereka, guru, bahkan sampai pada tokoh
masyarakat sekitar dalam menganalisis isu-isu hangat yang terjadi di
lingkungan sekitar.

P5 adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan


memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. P5
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based
learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam
program intrakurikuler di dalam kelas. Ini yang terkadang terjadi miskonsepsi
dalam penerapan P5 di satuan pendidikan yang hanya berfokus pada hasil
ataupun produk akhir dari setiap kegiatan P5 padahal proses setiap peserta
didik dalam kegiatan P5 ini yang menjadi sangat penting. Alur dan proses
yang dijalani setiap peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada projek
adalah hal utamanya.

P5 menjadi salah satu sarana pencapaian profil Pelajar Pancasila,


memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami
pengetahuan sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan
belajar dari lingkungan sekitar. Dalam Menjalankan projek ini, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan 7-8 tema projek.
Satuan pendidikan diberikan fleksibilitas untuk memilihnya di setiap fase
yang akan dijalani sesuai ketentuan, yaitu Tingkat Sekolah Menengah Atas
wajib menyelesaikan minimal 3 tema dalam satu fase. Satuan pendidikan
wajib membentuk tim fasilitator P5, mengidentifikasi kesiapan satuan
pendidikan, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5, menyusun modul
projek, dan merancang strategi pelaporan hasil projek.

Ketika setiap satuan pendidikan mampu mengimplementasikan P5 ini


dengan baik sesuai dengan esensi, alur, dan penilaiannya tentunya akan
memberikan manfaat bagi satuan pendidikan, yaitu menjadikan satuan
pendidikan yang lebih terbuka dan berpartisipasi aktif dan berkontibusi di
lingkungan sekitarnya. Bagi pendidik maka dapat terus mengembangkan
kompetensinya untuk dapat bekerjasama dan berkolaborasi dalam
merancang setiap alur pembelajaran projek. Bagi peserta didik maka
memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi
dan memperkuat karakter dan profil Pelajar Pancasila, merencanakan proses
pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas, mengembangkan
kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan
pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran, dan
melatih kompetensi pemecahan masalah dari peserta didik. 
c. Pengisian Raport Kurikulum Merdeka

E-rapor menjadi terobosan baru di dunia pendidikan yakni rapor


elektronik yang memudahkan guru dan operator sekolah dalam
menghimpun data-data nilai siswa. Jika dahulu semua nilai diinput oleh wali
kelas secara manual (menulis di buku rapor), maka sekarang tiap guru
pengampu mapel dapat menginput sendiri nilai siswa di e-rapor. Hal itu
tentunya akan meringankan tugas wali kelas dan menghindari ketimpangan
proporsi kerja.

Berikut akan dijelaskan panduan e-rapor kurikulum merdeka untuk guru


SD
1. Login sebagai guru
 Akses aplikasi e-Rapor dengan menggunakan browser (misalnya
google chrome, yahoo, dll).
 Lengkapi data pada halaman login. Data user dibuat oleh
administrator melalui menu user.
 Pilih semester.
 Klik tombol Masuk.
 Akan diarahkan ke dashboard guru.
Catatan:
Jika Anda lupa password silahkan gunakan fasilitas Reset Password
dengan mengklik “Lupa Password?” atau dapat menghubungi admin
untuk reset password. Untuk menampilkan dan menyembunyikan
password yang diisi, silahkan klik “Show Password”.
2. Halaman Depan Guru
Pada halaman depan ini  ada menu navigasi informasi rekap data,
aplikasi, tautan panduan penggunaan aplikasi e-rapor, serta panduan
pembelajaran dan asesmen. Selanjutnya, lakukan pengisian tujuan
pembelajaran. 
Input tujuan pembelajaran  atau TP menjadi pedoman dasar
dalam penyusunan deskripsi, untuk proses input cukup dilakukan oleh 1
orang guru mapel yang mengajar pada tingkat yang sama.
 Klik menu Data dan Nilai => Input Tujuan pembelajaran. 
 Klik tombol Tambah Tujuan Pembelajaran.
 Pilih jumlah TP yang akan ditambahkan.
 Klik Tampilkan.
 Input Mapel, Kelas, Kode, dan TP lalu simpan.
3. Input Nilai Rapor
Di Bagian ini, isis nilai berupa nilai akhir rapor dan deskripsi
ketercapaian kompetensi tiap siswa. Nantinya sistem akan langsung
menampilkan nilai, deskripsi, dan hasil cetak raport siswa.
Untuk membuka input nilai raport, klik menu nilai rapor. Lalu, pilih opsi
sub menu input nilai rapor, sehingga tampil. Selanjutnya pilih kelas,
mata pelajaran, dan semester untuk menampilkan formulir input nilai
rapor kelas tersebut.
Untuk mengisi nilainya,  silakan ketik nilai rapor masing-masing
siswa skala 0-100 dan tentukan juga dengan cara ceklis TP yang telah
dicapai secara optimal dan TP yang perlu pendampingan untuk tujuan
membuatkan deskripsi ketercapaian kompetensi secara otomatis. klik 
simpan data nilai untuk menyimpan. 
Lewat proses input ini, maka nilai rapor akan tersimpan dan
deskripsi capaian akan muncul secara otomatis. Untuk menunjukan dan
mengubah deskripsi, silakan klik tombol lihat dan edit deskripsi,
sehingga akan tampil form input nilai dan deskripsi.
Silakan edit dan sesuaikan dengan pencapaian tertinggi dan
pencapaian terendah tiap siswa. Caranya dengan menulis langsung di
kolom deskripsi capaian tertinggi dan kolom deskripsi capaian
terendah. Terakhir, klik simpan menyimpan data tersebut.
4. Import Nilai raport
 Klik menu import nilai raport  => sub menu import Nilai raport
 Pilih kelas, mata pelajaran, dan semester.
 Pada bagian jenis nilai:, klik  jenis nilai yang akan diimpor yaitu Nilai
Sumatif,
 Pada pilih file nilai, klik choose file => cari file nilai raport yang telah diisi
=> open,
 Klik import nilai dan tunggu sampai proses tersebut selesai. 
Catatan: 
Format nilai rapor harus menggunakan format nilai yang tersedia di aplikasi
tersebut. Pastikan juga semua data telah terisi dan tersimpan dengan format
xlsx atau xls.
5. Cek Status Penilaian
 Untuk mengecek status nilai yang sudah diinput oleh guru mapel, Anda
bisa menggunakan fitur cek status penilaian.
 Lalu, buka status penilaian di tiap kelas yang diampu.
 Klik menu cek Penilaian, lalu sub menu status penilaian. Tunggu
beberapa saat sampai muncul halaman status penilaian.

Data yang muncul pada halaman status nilai merupakan jumlah status nilai
yang terdiri atas jumlah data nilai yang telah diinput pada kelas tersebut
untuk setiap aspek.
6. Cek Perkembangan Nilai Siswa
Perkembangan nilai siswa dan deskripsi capaian kompetensi siswa
untuk mapel yang diampu mulai semester 1 hingga semester akhir bisa
dilihat lewat menu perkembangan nilai rapor. Untuk membuka
perkembangan nilai rapor siswa, silakan masuk ke menu Cek Penilaian.
Kemudian pilih sub menu Perkembangan Nilai Rapor. Nantinya akan muncul
halaman perkembangan Nilai Rapor. 
Lampiran:
1. Flyer Workshop
2. Roundown
3. Fotokopi Sertifikat
Lampiran 1
Flyer Workshop
Lampiran 2
Roundown
Lampiran 3
Fotokopi Sertifikat

Lampira

You might also like