Professional Documents
Culture Documents
Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
KELOMPOK 3 :
UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Manusia Keragaman, Kesederajatan, dan Kemartabatan”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya (ISBD) di program
studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian pada Universitas Mataram. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Azhari Evendi, S.Sos.,MA.
Selaku dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama pembuatan makalah ini.
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan
mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal
balik baik secara positif maupun negatif.
B. Pengertian Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata bahasa. Keragaman
yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaan dalam erbagai
bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta
situasi ekonomi.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keberagaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam satu tingkatan hirarki.
D. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT
Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat
beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besar manusia yang
memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh,
mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat termasuk ras Mongoloid Melayu
Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan bagian timur termasuk ras Austroloid. Sedngkan
kelompok terbesar yang tidak termasuk pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic
Mongoloid.
Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh populasi yang awalnya
mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku terbsar kedua sekitar 14% dari
seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat Jawa. Suku terbesar ketiga suku Madura
sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang mendiami pulau Madura. Meskipun etnis tionghoa
mewakili sebagian kecil dari total populasi tapi mereka merupakan kekuatan ekonomi,
mengoprasikan segala mulai dari took kecil hingga bank-bank dan industry-industri di Indonesia.
Etnis tionghoa bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina peranakan, biasanya memiliki latar
belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni yang biasanya
pendatang generasi pertama atau kedua dan memegang teguh kebudayaan Cina.
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang
dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang
tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Harun Nasution: 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terperinci. Hal ini pula
yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama.
Namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baik dalam agama primitive
maupun agama monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang
menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama: 14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam
praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
- Berfungsi penyelamat
- Berfungsi kreatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman bangsa Indonesia.
Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.
Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah
laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang
fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan.
Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelopok untuk meperoleh kekuasaan, yang di
gunakan oleh pemenang bagi keuntungnya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik
juga bermakna sebagai usaha untuk menegakan ketertiban sosial.
Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai
politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu
ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan santun, bsa-basi” pada
dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan kaidah
atau norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan yang jika
dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa
memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai dan norma secara turun-
menurun dan berkesinambungan dari generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam
suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.
5. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian yang terus
ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tidak dapat
dihindari lagi.
6. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat
dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu, bahkan bisa menjadi
sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni, yang
seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang menjunjung
tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama,
yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu menyebabkan ketegangan
hubungan antar anggota masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana
dejelskan oleh Van de Bergh:
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-
komplementer.
c. Kurang mengembangakn consensus dia antara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
a. Semangat religus
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
F. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelas
sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi
dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi
manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak dapat
dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap
yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi harus
dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi,
penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor
penyebab, antara lain adalah:
1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama ekonomi.
Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap kali
menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi
2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadao keompok
atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat dalam suatu negara menjadi
tiga kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya
(bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga
mendiskriminasikan orang-orang miskin.
Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi
bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya
sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi
penyebab utama proses itu, yaitu:
1. Kegagalan Kepemimpinan
3. Krisis politik
4. Krisis sosial
6. Intervensi asing
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”.
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan
beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang
disebut, Kebudayaan Nasional
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, serta
terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik baik
secara positif maupun negatif.
Manusaia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman budaya yang
bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama namun menunjukan adanya
persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan
individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi
oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal
dan kondisi eksternal masyarakat.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayana agar tetap berkembang dalam
kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran,
memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia, dan melakukan
pelatihan multi dimensi.
2. SARAN
Dalam hidup bermayarakat yang memiliki keragaman kita harus memahami bahwa kedudukan
kita sama, serta mampu menyesuaikan pikiran dan sikap dengan sistem norma meliputi norma
agama, adat, susila dan hokum yang hidup dalam masyarakat.
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA