You are on page 1of 17

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA KERAGAMAN, KESEDERAJATAN DAN KEMARTABATAN

Dosen pengampu : Azhari Evendi, S.Sos.,MA.

KELOMPOK 3 :

1. Riza Firmansyah (C1M022130)

2. Kholis Ardiansah (C1M022113)

3. Ni’ma Aulia Rahmani (C1M022123)

4. Niza Haerurrohmi (C1M022125)

5. Elia Ulandari (C1M022109)

Tahun Ajaran 2022/2023

UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Manusia Keragaman, Kesederajatan, dan Kemartabatan”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya (ISBD) di program
studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian pada Universitas Mataram. Selanjutnya kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Azhari Evendi, S.Sos.,MA.
Selaku dosen pembimbing dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama pembuatan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu dari kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 9 Mei 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup bermasyarakat (zoon
politicon) tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta mahluk yang
berbudaya yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup yang
bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan bentura kepentingan
antara satu manusia dengan manusia lainya karena membahagiakan itu hakikatnya baik, benar
dan adil, maka manusia yang berbudaya itu selalu menciptakan kebaikan, kebenaran dan
keadilan.
Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan dengan keterciptaan
berbagai aturan dan norma dalam kehidupan, ilmu pengetahuan budaya terbukti memaikan peran
dalam keterciptaan itu. Ilmu pengetahuan budaya tidak hanya dapat dipahami dalam arti sebuah
hukum atau teori, tetapi harus dipandang juga sebagai pemikiran yang memerlukan proses
sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan sesuatu.
Budaya yang hidup terus berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok
masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi, mulai terbentuk dari unsure yang rumit,
termasuk sistem agama, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaina, bangunan, karya seni maupun
kegiatan politik. Dengan berbudaya manusia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidup sesuia dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan sekitar.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban maka terjadi evolusi
budaya yang menyebabkan beberapa problematika beragam yang kita harus kaji dan beri
solusinya secara bersama.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa keragaman dan kesederajatan ?

 Apa makna keragaman dan kesederajatan ?

 Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?

 Apa pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara dan


kehidupan sosial ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Memahami lebih dalam arti keragaman dan kesederajatan.

 Mengetahui makna yang terkandung dalam keragaman dan kederajatan.

 Mengetahui problematika yang bergulir dalam kehidupan masyarakat yang beragam.

 Mengetahui dan merancang solusi dari terjadinya problematika sosial.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan
mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal
balik baik secara positif maupun negatif.

B. Pengertian Keragaman

PENGERTIAN KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

Keragaman atau diversity dipergunaka dalam pengertian secara umum sebagai


pernyataan yang bervariasi. Inculison adalah pengikutsertaan semua organisasi secara penuh dan
dengan rasa hormat, tanpa memandang gender, agama, ras, warna kulit, orientasi seksual, asal
Negara, umur atau kemampuan fisik, dalam aktivitas dan kehidupan organisasi. Frederick A.
Miller dan Judith H. Katz (2002: 197-199). Keberagaman adalah menunjukan adanya
perbedaan, kesamaan dan teganganyang berhubungan, yang terjadi pada setiap bauran yang
dapat timbul diantara elemen dari collective mixture. (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006:101).
Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi keberagaman. Dapat berupa ras, gender,
etnis, asal daerah, umur, afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi, atau orientasi seksual, atau
mungkin kombinasi dari factor-faktor tersebut.

Dengan demikian, dapat dirumuskan pengrtian keberagaman sebagai variasi namun


menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi
pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat
dipenagruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi
lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.
Mengelola keberagaman berpusat pada pengembanagn budaya dan perubahan, yang
dilakukan dengan berdasarkan pada.

 Kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran

 Memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia

 Melakukan pelatihan multi dimensi.

Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai


kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan pertemuan dari berbagai suku bangsa
daerah tersebut. Mereka yang mendiami daerah yang bervariasi, juga berkaitan dengan tingkatan
peradaban sukubangsa dan masyarakat yang berbeda, serta dengan pertemuan-pertemuan dengan
kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia
sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada. Kemudian juga berkembang dan
meluas agama-agama besar di Indonesia terut mendukung kebudayaan sehingga mencerminkan
kebudayaan agama tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara dengan tingkat keanekaragama
budaya yang tinggi, tidak hanya keanekaragaman suku bangsa namun juga kenekaragaman
budaya dalam konteks peradaban tradisional hingga ke modern.

C. MAKNA KEBERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata bahasa. Keragaman
yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaan dalam erbagai
bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta
situasi ekonomi.
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keberagaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam satu tingkatan hirarki.
D. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT

1. Suku Bangsa Dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat
beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besar manusia yang
memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh,
mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat termasuk ras Mongoloid Melayu
Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan bagian timur termasuk ras Austroloid. Sedngkan
kelompok terbesar yang tidak termasuk pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic
Mongoloid.

Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh populasi yang awalnya
mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku terbsar kedua sekitar 14% dari
seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat Jawa. Suku terbesar ketiga suku Madura
sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang mendiami pulau Madura. Meskipun etnis tionghoa
mewakili sebagian kecil dari total populasi tapi mereka merupakan kekuatan ekonomi,
mengoprasikan segala mulai dari took kecil hingga bank-bank dan industry-industri di Indonesia.
Etnis tionghoa bisanya terbagi menjadi sua kelompok: Cina peranakan, biasanya memiliki latar
belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni yang biasanya
pendatang generasi pertama atau kedua dan memegang teguh kebudayaan Cina.

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang
dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang
tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Harun Nasution: 10).

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terperinci. Hal ini pula
yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama.
Namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baik dalam agama primitive
maupun agama monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.
Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang
menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi agama: 14)

Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam
praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

- Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.

- Berfungsi penyelamat

- Berfungsi sebagai perdamaian

- Berfungsi sebagai social control

- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

- Berfungsi kreatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman bangsa Indonesia.
Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah
laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang
fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan.
Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelopok untuk meperoleh kekuasaan, yang di
gunakan oleh pemenang bagi keuntungnya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik
juga bermakna sebagai usaha untuk menegakan ketertiban sosial.

Keragama masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai
politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu
ideologi, yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama

Tata krama yang dianggap dari Bahas Jawa yang brarti “adat sopan santun, bsa-basi” pada
dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan kaidah
atau norma tertentu.

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan yang jika
dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa
memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai dan norma secara turun-
menurun dan berkesinambungan dari generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam
suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan yang relative sama.

5. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian yang terus
ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah
kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tidak dapat
dihindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat
dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta.

Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu, bahkan bisa menjadi
sebuah pemicu perang antar etnis atau suku.

E. PENGARUH KERAGAMAN TERHADAP KEHIDUPAN BERAGAMA,


BERMASYARAKAT, BERNEGARA DAN KEHIDUPAN GLOBAL
Berdirinya Negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk,
secara etnis geografis, cultural, maupun religious. Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik
bangsa kita. Sehingga kita perlu member tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa
dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara. Masalah suku bangsa dan kesatuan
nasional di Indonesia telah menunjukan kepada kita bahwa suatu Negara yang multietnik
memerlukan identitas nasional dan solidaritas nasional di antara warganya. Gagasan tentang
kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah
dirancang saat kita belum merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni, yang
seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang menjunjung
tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama,
yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu menyebabkan ketegangan
hubungan antar anggota masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana
dejelskan oleh Van de Bergh:

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering memiliki kebudayaan yang


berbeda.

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-
komplementer.

c. Kurang mengembangakn consensus dia antara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.

d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.

e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.

f. Adanya domonasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.


Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena dengannya,
kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan kedewasaaan sikap
dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusa


dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada
dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat dunia dengan tawarannya alan
keseraaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang
bebas dan harmonis dalan tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan
keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.

2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan


memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.  Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-


macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodrati ras, sukunya kelompoknya
lebih tinggi dari ras, suku, kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

a. Semangat religus

b. Semangat nasionalisme

c. Semangat pluralisme

d. Semangat humanisme

e. Dialog antar umat beragama

f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan


antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta kesadaran
kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan bagi
terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Menyatu dalam keragaman dan beragam
dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala keanekaragaman dipandang
sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dlaam pola pikir
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.

F. PROBLEMATIKA DISKRIMINASI

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelas
sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi
dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.

Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi
manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak dapat
dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap
yang didasarkan pada ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi harus
dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi,
penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.

Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya kesetaraan


dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam
kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi, berbagai penelitian dan pengkajian
menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas
persamaan di muka hukum secara utuh.

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor
penyebab, antara lain adalah:

1.      Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama ekonomi.
Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap kali
menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi
2.  Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadao keompok
atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat  dalam suatu negara menjadi
tiga kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya
(bangsawan, tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga
mendiskriminasikan orang-orang miskin.

3.      Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat


mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi

Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi
bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya
sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi
penyebab utama proses itu, yaitu:

1. Kegagalan Kepemimpinan

2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3. Krisis politik

4. Krisis sosial

5. Demoralisasi tentara dan polisi

6. Intervensi asing

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”.
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan
beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang
disebut, Kebudayaan Nasional
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, serta
terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik baik
secara positif maupun negatif.

Manusaia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman budaya yang
bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama namun menunjukan adanya
persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan
individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi
oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal
dan kondisi eksternal masyarakat.
Keberagaman dan kedudukan yang sama akan setiap kebudayana agar tetap berkembang dalam
kehidupan masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran,
memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia, dan melakukan
pelatihan multi dimensi.

2. SARAN

Dalam hidup bermayarakat yang memiliki keragaman kita harus memahami bahwa kedudukan
kita sama, serta mampu menyesuaikan pikiran dan sikap dengan sistem norma meliputi norma
agama, adat, susila dan hokum yang hidup dalam masyarakat.

Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Aceh Millano.(2013).Manusia Keragaman dan Kesederajatan.From


https://acehmillano.wordpress.com/2013/03/24/manusia-keragaman-dan-kesederajatan-
isbd/, 21 Desember 2014

 Alfin Fajar.(2014).Manusia Keragaman dan Kesederajatan.From


http://www.slideshare.net/aalfinn/manusiakeragaman-dan-kesederajatan, 21 Desember
2014

 Mulyawan Karim.(2010).Rindu Pancasila. Jakarta: Kompas

You might also like