You are on page 1of 29

PROPOSAL

KEGIATAN PENYULUHAN
PROMKES K3 TENTANG STANDAR KESEHATAN KERJA DI
PERKANTORAN

Dosen Pendamping :

DISUSUN OLEH:

NADYA PUTRI ANINDITA : 22411004

PROGRAM B
STUDI S1 ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan proposal kegiatan penyuluhan promkes k3 sebagai salah satu implementasi tugas
mata kuliah Promosi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan judul : “Standar Kesehatan
Kerja Perkantoran” Selama melakukan penyelesaian laporan ini banyak mendapatkan bimbingan
dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak atau ibu sebagai dosen pembimbing dalam proses pembuatan proposal
penyuluhan

Semoga apa yang tertuang dalam laporan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana
dengan baik. Saya sangat mengharapkan saran dan masukan nya dari berbagai pihak demi
terlaksananya kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.

Pekanbaru, Mei 2023

Nadya Putri Anindita


DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................Vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan Kegiatan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat Kegiatan...........................................................................................................3
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN..........................................................................................7
3.1 Tahapan Kegiatan..........................................................................................................7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...........................................................................9
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................................9
4.3 Waktu dan Tempat Kegiatan.......................................................................................10
BAB VI PENUTUP......................................................................................................................15
6.1. Kesimpulan..................................................................................................................15
6.2. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
LAMPIRAN............................................................................................................................................. 17
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran SAP................................................................................................................................18
Lampiran Dokumentasi..................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 2 telah
menetapkan jaminan dan persyaratan keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik
di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Selain keselamatan kerja, aspek
kesehatan kerja juga harus diperhatikan sesuai dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun
2009 Pasal 4 yang memberikan hak kesehatan pada setiap orang dan pada Pasal 164 dan
Pasal 165 menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat
Indonesia, banyak penduduk yang bekerja di berbagai perkantoran.

Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang
yang berada di Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaanPenyakit Akibat Kerja adalah
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan danf atau lingkungan kerja. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Tempat Kerja
adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, letak
pekerja bekerja, atau yang sering dimasuki pekerja untuk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber bahaya sesuai dcngan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk itu upaya keselamatan dan kesehatan kerja juga perlu diterapkan pada
gedung perkantoran dimana banyak karyawan beraktivitas didalamnya. Pengelola tempat
kerja maupun pengusaha wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi karyawan. Sedangkan pekerja
wajib menciptakan dan menjaga kesehatan di tempat kerja yang sehat dengan mematuhi
peraturan yang berlaku di tempat kerja. Menurut profil masalah kesehatan karyawan di
Indonesia tahun 2005 diketahui 40,5% karyawan mengalami gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, antara lain 16% gangguan musculo-skeletal disorder,
8% kardiovaskuler, 6% gangguan syaraf, 3% gangguan saluran pencernaan, 2,5%
gangguan THT dan 1,3% gangguan kulit. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) terjadi peningkatan prevalensi cidera tahun 2007 sebesar 7,5% meningkat
menjadi 8,2% pada tahun 2013. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
tentang prevalensi cidera karena kelalaian/ketidaksengajaan pada karyawan sebesar
94,6%.

Pada prinsipnya semua kantor mempunyai faktor risiko yang dapat menimbulkan
penyakit maupun kecelakaan pada pekerja. Pekerja di perkantoran beraktifitas 8
(delapan) jam atau lebih setiap harinya, selain itu gedung tinggi (gedung perkantoran)
sangat rentan terhadap aspek keselamatan saat terjadi gempa bumi dan kebakaran.
Kondisi ini bila tidak diantisipasi dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan akibat kerja
yang menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan hal tersebut dalam rangka mendukung
terwujudnya upaya keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran, yang lebih efektif dan
efisien diperlukan standar penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran
untuk dapat dijadikan acuan oleh semua pihak terkait.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Kantor, di temukan bahwa standar


dan persyaratan kesehatan dan keselamatam kerja tidak memenuhi persyaratan. Tujuan
dari penyuluhan ini yaitu mengedukasi tentang penerapan standar dan persyaratam
kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan SOP dan standar yang baik.
1.2 Rumusan Masalah

Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan yang
setinggitingginya bagi karyawan di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi karyawan, perlindungan karyawan dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan karyawan dalam suatu lingkungan kerja yang
mengadaptasi antara karyawan dengan manusia dan manusia - 4 - dengan jabatannya. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Bahwa perkantoran sebagai salah satu tempat kerja, tidak terlepas
dari berbagai potensi bahaya lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan para karyawan didalamnya. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas
adapun rumusan masalah dari penulisan proposal ini adalah “Standar Dan Persyaratan K3
Perkantoran”

1.3 Tujuan penulisan


a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mencegah dan mengurangi a.
Pencegahan penyakit; b. peningkatrrn kesehatan; c. penanganan penyakit; dan d.
pemulihan kesehatan
b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan kualitas kerja


a. peningkatan Kesehatan Kerja di Perkantoran;
b. pencegahan penyakit di Perkantoran;
c. penanganan penyakit di Perkantoran;
d. pemulihan kesehatan bagi karyawan di Perkantoran.

c. Manfaat
Manfaat dari kegiatan pengabdian masyarakat atau penyuluhan kesehatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan kesehatan kerja, produktivitas kerja, mengetahui pencegahan dan
penanganan penyakit di perkantoran.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

Sasaran penyuluhan promkes dan k3 ini adalah Kantor, Solusi yang di rancang untuk
melihat apakah Standar dan Persyaratan di tempat kerja sudah memenuhi persyaratan,serta
dampak tidak menerapkan standar k3 perkantoran. Pelaksanaan kegiatan ini di harapkan
memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan produktifitas kerja dan kualitas kerja karyawan
kantoran.
Adapun target dan luaran dari kegiatan ini sebagai berikut :
 Karyawan kantoran di harapkan memahami S t a n d a r K e s e h a t a n K e r j a di tempat
kerja

Tabel 1. Target dan Capaian Luaran

No Jenis Luaran Indikator Capaian


1 Standar Kesehatan Kerja di tempat kerja Memenuhi Syarat
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahapan kegiatan


a. Mata Kuliah : Promosi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
b. Pokok Bahasan : Standar Kesehatan Kerja Di Perkantoran
c. Sub Pokok Bahasan : Penerapan Standar Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
d. Sasaran : Karyawan Kantoran
a. Tempat : Kantor
b. Waktu : 50 Menit
c. Pemberi Materi : Karyawan kantoran
d. Kegiatan : Penyuluhan kesehatan tentang Penerapan Standar
Kesehatan Kerja Di Perkantoran
e. Media : Brosur/ Leaflet

Tabel 2. Tahapan Pelaksanaan


No Tahapan Materi/Kegiatan Metode Tempat
1. Persiapan
a. Persiapan a. Mempersiapkan Studi literatur Stikes PN
bahan surat tugas, Pekanbaru
administrasi, surat izin
surat menyurat, melakukan
materi kegiatan
b. Persiapan Penulusuran Stikes PN
media b. Laptop barang Pekanbaru
c. Persiapan tugas Diskusi Stikes PN
c. Pembagian tugas Pekanbaru
dan tanggung
jawab
Kegiatan :
2. a. Pelaksanaan Edukasi dan Diskusi dan Kantor
penyuluhan Penyuluhan sharing
standar
kesehatan
kerja
perkantoran

3. Pelaksanaan Penerapan karyawan Diskusi dan Tanya Kantor


Penerapan Kantor Jawab
standar
kesehatan .
kerja
perkantoran

3.1. Panitia Pelaksana Kegiatan


a. Pemateri : Nadya
b. Survey Lapangan : Nadya
c. Dokumentasi : Nadya

3.2. Peserta Kegiatan


Peserta penyuluhan promkes dan k3 “Edukasi penerapan Standar Kesehatan
Kerja Perkantoran” ialah laki – laki dan perempuan karyawan kantoran”.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Tabel 3. Anggaran Biaya Penyuluhan Promkes


dan K3

No Jenis Pengeluran Biaya (Rp)


1 Biaya Print Rp. 50.000,00
2 Sarana dan Prasarana Rp. 50.000,00
Jumlah Rp. 100.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini akan dilaksanakan pada
: Alokasi Waktu :
Tempat : Kantor
Sasaran : Karyawan kantoran

Tabel 4. Jadwal Pengabdian Masyarakat

No Jenis Kegiatan Minggu Penanggung Jawab


1 2 3
1 Menyusun Program Nadya

2 Mengurus surat izin Nadya


pelaksanaan
penyuluhan promkes
dan k3
3 Survey lapangan Nadya

4 Menentukan lokasi Nadya


Penyuluhan promkes
dan k3

5 Penyuluhana Promkes Sulastri


Dan K3
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Untuk mencapai K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) harusdirancang sistem kerja yang
ergonomis. Mengetahui pentingnya ergonomiditerapkan oleh semua orang di dunia kerja, maka
cara untukmenumbuhkan kesadaran akan pentingnya aspek ergonomi dalammeningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan untukkemajuan perusahaan yang menjadi
prioritas dan komitmen semua pihakdari pegawai hingga manajemen perusahaan. Dengan
menerapkan haltersebut, kesehatan dan keselamatan kerja pegawai akan lebih baik karenasakit
akan menurun, biaya pengobatan dan perawatan akan menurun,kerugian akibat kecelakaan akan
efektif dan efisien. Salah satu yang dapatditerapkan di awal yaitu keergonomisan kantor, kantor
yang tidakergonomis pada suatu perusahaan akan menjadi produktif dengan caramengurangi
resiko-resiko kesalahan kerja dan mengefektifkan proseskerja. Perlu diketahui bahwa hal utama
dari semua indikator kerja yangbaik adalah keselamatan kerja, karena dengan tercapainya
keselamatankerja maka timbullah kesehatan kerja, produktivitas kerja, kepuasan kerjadan
seterusnya dapat tercapai pula

6.2 Saran
Agar pelaksanaan program K3 daan ergonomi bisa berjalan denganbaik untuk membantu
peningkatan produktivitas perusahaan dankesejahteraan masyarakat maka semua pihak harus
bekerjasama secarasinergis:

1. Pengusaha (pemberi kerja) harus menyadari bahwa pelaksanaan K3dan ergonomi untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan. Olehkarena itu Program K3 dan ergonomi harus diikutkan
dalamoperasional perusahaan.

2. Karyawan sebagai tenaga kerja harus mentaati aturan – aturan K3 danprinsip-prinsip ergonomi
dengan baik dan benar yang merupakankewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Pemerintah (pengawas) harus melakukan tugas pengawasan denganbenar, konsekwen dengan


penerapan sangsi yang tegas / tanpapandang bulu.

4. Perguruan tinggi melalui proyek penelitian atau pengabdiannya harusikut berpatisipasi aktif dalam
penerapan program K3 dan ergonomiuntuk ikut membanntu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhya. (2015). Peran Ergonomi dalam Keselamatan. Ergonomi.Chaniago, H. (2013).


Manajemen Kantor Kontemporer.
Bandung: Akbar LimasPerkasaFauzia, N. K. (2016). Menciptakan Kantor Yang
Ergonomi.
Ergonomi. Grandjean, E.(1993). “Fitting the task to the Man..” A Texbook of
Occupational
Ergonomics. 4th Ed. London.Taylor & Francis.
Manuaba, A. (1998). “Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas”. Bunga Rampai Ergonomi
Vol.1Sayuti, A. J. (2013). Manajemen Kantor Praktis.
Bandung: Penerbit Alfabeta.Sugandi, F. (2017). MENCIPTAKAN FASILITAS DAN
SIKAP KERJA DIKANTOR YANG SESUAI DENGAN ERGONOMI.
Ergonomi.Sutjana, I D.P. (2004). “Penelitian K3 Pada Beberapa Perusahaan di Bali”.
Konvensi Nasional K3, 25-26 Agustus. Di Jakarta
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Penerapan Ergonomi Karyawan Kantoran

Mata Ajar :Promosi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Sub Pokok Bahasan :Eduksi Penerapan Ergonomi Karyawan
Kantor Sasaran :Kantor
Waktu Penyuluhan :45 Menit
Kegiatan :Penyuluhan Promkes Dan K3 Tentang Penerapan
Ergonomi Ditempat Kerja.
Media : Role Play, Poster / Brosur
Hari dan Tanggal :-

A. Tujuan Intruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan sasaran mampu memahami tentang Penerapan
Ergonomi Di Tempat Kerja.

2. Tujuan Intruksional Khusus


a. Mengetahui Pengertian Ergonomi
b. Mengetahui Tujauan Diterapkan Ergonomi
c. Mengetahui Manfaat Diterapkan Ergonomi
d. Mengetahui Prinsip Ergonomi
e. Mengetahui Ergonomi Peralatan Kantor
f. Mengetahui Pentingnya Ergonomi Ditempat Kantor
g. Mengetahui Dampak Tidak Menerapkan Ergonomi Dikantor
h. Mengetahui Hubungan Ergonomi Dengan K3
i. Mengetahui Resiko Kesalahan Ergonomi
j. Mengetahui Proses Implementasi Ergonomi Di kantor

B. Garis Mata Ajar


1. Pengertian Ergonomi
2. Tujauan Diterapkan Ergonomi
3. Manfaat Diterapkan Ergonomi
4. Prinsip Ergonomi
5. Ergonomi Peralatan Kantor
6. Pentingnya Ergonomi Ditempat Kantor
7. Dampak Tidak Menerapkan Ergonomi Dikantor
8. Hubungan Ergonomi Dengan K3
9. Resiko Kesalahan Ergonomi
10. Proses Implementasi Ergonomi Di kantor

C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah

D. Media Pembelajaran
a. Power Point ( PPT )
b. Poster
Lampiran Materi
MATERI
” Penerapan Ergonomi Karyawan Kantor“

1. Penerapan Ergonomi Di Tempat Kerja

Menurut Manuaba dalam Bhavati (2014) pengertian dari ergonomis adalah salah satu upaya
dalam bentuk ilmu, teknologi, dan seni untukmenyesuaikan peralatan, sistem, organisasi, dan
lingkungan, keahlian danketerbatasan manusia sehingga tercapai suatu kondisi dan lingkungan
yangsehat, aman, nyaman dan efisien dan produktif melalui pemanfaatanfungsional tubuh manusia
secara optimal dan maksimal.Kallaus dan Kelling (Chaniago; 2013) menjelaskan bahwaergonomis
juga menjelaskan hubungan pegawai dengan physiological dan psycological di lingkungan kerja
mereka. Dapat diartikan bahwa ergonomimerupakan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan
suatu keamanandan kenyamanan bagi pegawai di suatu kantor. Kenyamanan dapat terlihatdari
penataan ruang, warna, udara, suara, budaya, dan lainnya.
Sedangkan keamanan dapat dilihat dari penggunaan peralatan danmesin-mesin kantor yang tidak
membahayakan penggunanya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan tekanan mental
sebagaipengaruh atau hasil dari kebiasaan kerja yang diperankan, dilakukan dandikembangkan oleh
pihak manajemen yang tidak sesuai dengan kondisipenggunanya.Dapat disimpulkan bahwa ergonomi
berfokus pada kesesuaian bendaataupun cara kerja dengan pegawai, sehingga dapat terciptanya
keamanandan kenyamanan dalam bekerja.
2. Tujuan Diterapkan Ergonomi
Secara umum tujuan diterapkannya ergonomi kantor adalah:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental pegawai kantor melaluiupaya pencegahan
penyakit akibat kesalahan bekerja di kantor,meringankan beban kerja secara fisik dan psikis, juga
mengupayakanatas promosi dan kepuasaan kerja.
2. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai macam aspekdengan sistem kerja yang
diterapkan sehingga tumbuhnya kualitaskerja yang tinggi.
3. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitaskontak sosial, menjalankan
dan mengkoordinir secara tepat sertameningkatkan jaminan sosial selama dan setelah usia
produktif.Dapat disimpulkan bahwa tujuan diterapkannya ergonomi kantoradalah untuk memberikan
keamanan dan kenyamanan pada orang-orangyang bekerja di dalamnya sehingga dapat meningkatkan
kinerja danproduktivitas karyawan.
3. Manfaat Menerapkan Ergonomi
Ergonomi juga dapat memudahkan pekerjaan agar efektif danefisien, risiko kecelakaan lebih kecil,
risiko penyakit akibat kerja kecil,tingkat stress yang kecil dan dapat dihindari. Berikut beberapa
manfaatdari pelaksanaan ergonomi yaitu:
a.Mengerti akan akibat dari suatu macam pekerjaan pada diri dankinerja pegawai.
b.Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pegawai
c.Mengevaluasi kecocokan tempat kerja, peralatan kerja pada saatpegawai pekerja.
d.Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk mewujudkan kecocokanantara kemampuan dan
persyaratan pegawai
e.Meningkatkan faktor keselamatan kerja pegawai.
f.Meningkatkan keuntungan, kesehatan dan juga kesejahteraan untukpegawai dan perusahaan
g.Membangun pengetahuan dasar untuk mendorong pekerja untukmeningkatkan produktivitas.
h.Mencegah dan mengurangi risiko timbulnya penyakit akibat kerja
4. Prinsip Ergonomi
Dengan memahami prinsip ergonomi, dapat mempermudah evaluasisetiap tugas atau pekerjaan.
Meskipun ilmu dalam ergonomi terusmengalami kemajuan yang digunakan dalam pekerjaan yang
terusberubah. Prinsip ergonomi adalah petunjuk dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Secara
umum, prinsip-prinsip ergonomi terbagi atas 5 yaitu :
1. Kenyamanan (Comfortability) yaitu produk yang dihasilkan memilikitujuan yang sesuai atau
tidak mengganggu aktivitas dan dapatmendukung aktivitas seseorang tersebut. Contoh: Kain dipilih
dariserat lembut yang sejuk dan dapat menyerap keringat.
2. Kekuatan ( Durability) yaitu produk harus tahan lama dan tidak mudahrusak pada saat
digunakan. Contoh: Bahan baju yang tahan lama dandijahit dengan kuat dan rapih.
3. Keluwesan (Flexibility) yaitu produk yang dihasilkan dapat digunakanuntuk kebutuhan
dalam kondisi atau fungsi ganda. Contoh: Baju diberisaku agar dapat menyimpan benda kecil
.4.Keamanan (Safety) yaitu produk yang dihasilkan memiliki fungsi danmanfaat tanpa risiko
yang dapat membahayakan keselamatanpengguna ataupun dapat menimbulkan kerugian. Contoh: Saku
bajudiberi tutup dan kancing agar benda didalamnya tidak mudah jatuh.
5.Kegunaan (Utility) yaitu produk yang dihasilkan memiliki manfaatuntuk seseorang dalam
menunjang aktivitas atau kebutuhan denganmaksimal tanpa mengalami kesulitan dalam
penggunaannya. Contoh :Kemeja diberi kancing agar mudah dikenakan dan dilepaskan.
5. Ergonomi Peralatan Kantor
Setiap peralatan yang dibuat dan dirancang ditujukan agar dapatmembantu pemakaiannya
dalam beraktivitas untuk memudahkan dalammelakukan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien. Oleh
sebab itudiperlukan peralatan yang diatur sesuai dengan keterampilan manusiadalam mengerjakannya
sehingga tujuan disediakannya peralatan dapatmembantu memaksimalkan pekerjaan oleh pegawai.
Beberapa hal yangdisesuaikan dari peralatan antara lain:
1. Posisi Kerja
Posisi kerja yang benar dapat membantu memudahkan pekerjaan yangdilakukan, hal ini
bertujuan agar pegawai mendapatkan posisi kerjayang maksimal untuk mengerjakan pekerjaannya
sehingga dapatmengurangi rasa lelah atau gangguan kesehatan lainnya yangdiakibatkan posisi kerja
yang salah. Pada hal seperti ini pemilihankursi yang ergonomi merupakan hal yang harus diperhatikan
sehinggabagian belakang tubuh tidak cepat sakit.
2. Meja kerja
Meja kerja sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pegawai.Disarankan dimensi meja kerja
yang sesuai untuk sekretaris ataupegawai yang berhubungan dengan tata usaha mempunyai ukuran
sisiatas sebesar 1,2 – 1,5 meter kali 0,75 meter. Dengan tinggi bagian atas 0,724 meter dari lantai
untuk memberikan posisi kerjayang nyaman. Untuk pegawai yang menggunakan komputer
mungkinakan memerlukan permukaan yang lebih rendah beberapa inci untukmemudahkan beraktivitas
dengan tingkat yang tepat. Kemiringan padameja kerja juga diperlukan untuk memperjelas penglihatan
pegawaiterhadap objek yang terdapat di atas meja dan membuat posisipegawai tidak membungkuk.
3. Daerah kerja
Pegawai akan bekerja lebih efektif jika dilengkapi dengan meja kerjaatau area kerja berbentuk
L. Karena dengan bentuk L, pegawai akandibuat nyaman ketika akan menulis di permukaan meja dan
apabilamengetik, cukup berputar pada meja di sisi lain sehingga akan lebihmudah dalam bekerja.
Dengan konidisi seperti ini juga membutuhkankursi putar untuk lebih mempermudah pegawai.
4. Kursi
Kursi yang diatur khusus akan memberikan pengaruh besar dalammengurangi kelelahan yang
diakibatkan oleh penggunaan bagiantubuh yang terlalu berlebihan. Kursi kantor sebaiknya
menggunakankursi yang dapat disetel ketinggiannya dan sandaran punggung yangdapat diatur sesuai
kebutuhan pegawai individual dengan mudah.
Kriteria tersebut adalah :
1)Kuat.
Kursi terbuat dari bahan yang sangat kuat seperti logam ataukayu
jati. 2)Memiliki sandaran flexible.
3)Lebar kursi sesuai minimal sama dengan lebar pinggul.
4)Memiliki roda minimal 4.
Kursi yang memiliki kaki 4 atau lebih, danapabila memiliki roda pastikan rodanya cukup kokoh
untuk menahanbeban dan tidak mudah tergelincir.
5) djustable (mudah dinaik-turunkan). Ketinggian kursi kerja jugasebaiknya dapat mudah diatur untuk
menyesuaikan posisi tubuh.
6) Fungsional. Gunakan bentuk kursi yang sesuai dengan fungsinya dantidak mengganggu keluwesan
waktu kerja.
7) Alas yang lunak. Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisidengan material yang cukup
lunak dan memiliki sirkulasi udara.Sebaiknya lapis duduk dan sandaran terbuat dari bahan kain
yangberlapis.
Untuk mendapatkanoffice ergonomic juga perlu dilakukan aktivitas sepertiberikut:
1. Penataan layout serupa itu sehingga menghasilkan kenyamanan dankelancaran bagi pegawai atau
penggunanya.
2. Pemakaian furniture kantor dan peralatan kantor yang tidakmembahayakan pegawai
3. Penggunaan cahaya, warna, suara, dan udara yang sesuai dengan sifatdari budaya kerja pegawai
tersebut. Untuk mencapai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) makapegawai harus dilindungi dari
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibatkerja. Hal atau upaya yang dapat dilakukan untuk
meminimalisirkecelakaan dan penyakit kerja adalah dengan membuat suatuhjsistem kerjayang dapat
menyesuaikan dengan kondisi manusia atau pegawai sepertiperilaku, kemampuan, keterbatasan, dan
karakteristik manusia (Pegawai).Posisi kerja seperti posisi duduk dan posisi berdiri.
1. Posisi Duduk
Ketika pegawai sedang melakukan aktivitas kerjanya, seperti duduksambil menulis, hal yang harus
diperhatikan adalah posisi duduknya.Jika posisi duduknya tidak sesuai dengan ketentuan
ergonomi,pegawai akan mendapatkan masalah dengan bagian belakang tubuh.Apabila melakukan
aktivitas kerja pegawai dapat duduk dengan baikdan nyaman karena menggunakan tempat duduk
yang ergonomi makadapat meminimalisir kelelahan dan memberi dampak positif padakualitas
pekerjaan dan kesehatan tubuh.Manfaat dari posisi kerja duduk secara ergonomis adalah
sebagaiberikut:
 Mengurangi kelelahan pada bagian kaki
 Mengurangi resiko sakit pada tulang belakang
 Mengurangi energi yang dipakai untuk bekerja
Gambar 1.1 Duduk nyaman dengan posisi duduk ergonomis
2. Posisi Berdiri
Posisi berdiri merupakan sikap kerja dengan posisi tulang belakangvertikal dan berat badan bertumpu
seimbang pada dua kaki.Melakukan pekerjaan dengan posisi berdiri secara terus menerus
dapatmenyebabkan ketegangan pada otot kaki, berkurangnyakeseimbangan, dan dapat mengakibatkan
kram.Keuntungan posisi kerja berdiri adalah otot perut tidak kendor,sehingga ruas tulang belakang
tidak russak bila mengalamipembebananosisi duduk ergonomis.

Gambar 1.2 Posisi Kerja berdiri


Contoh di atas menunjukan bahwa segala upaya untuk mencapaikesehatan dan keselamatan kerja
dilakukan dengan upayamenyesuaikan dengan kemampuan, kapasitas, keterbatasan dankarakteristik
manusia dan proses penyesuaian inilah yang dibutuhkanuntuk kepatuhan atas pengetahuan ergonomi
dalam merancang suatusistem kerja pada perusahaan.

6. Pentingnya Ergonomi Ditempat Kantor


Dalam menciptakan lingkungan kerja yang dibutuhkan beberapakonsep seperti efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien. Konsep iniberkaitan dengan ergonomi untuk membentuk teknik, lingkungan
danperalatan kerja yang mampu mendorong konsep tersebut sesuai denganpekerjaan.Jadi konsep
tersebut merupakan tujuan yang dicapai dalampengimplementasian ergonomi. Konsep ini tidak hanya
dirasakan olehfisik seseorang tetapi juga juga dapat dirasakan secara psikologis. Tubuhmanusia
apabila diberi tanggungan kerja secara terus menurus akanmenimbulkan rasa lelah yang dapat
berkembang menjadi rasa sakit padabagian tubuh tertentu dan dapat mengakibatkan stress atas
pekerjaannyatersebut.
7. Dampak Tidak Menerapkan Ergonomi Pada Kantor
Penerapan ergonomi pada kantor akan menimbulkan beberapamanfaat yang dapat menunjang kegiatan
pegawai maupun perusahaan.Sebaliknya, jika ergonomi tidak diterapkan dapat menimbulkan
dampaknegatif yang menimbulkan permasalahan pada pegawai sehingga berujungpada turunnya
produktivitas kerja. Dampak dari tidak menerapkannyaergonomi pada kantor yaitu :
 Kejenuhan pada karyawanKejenuhan termasuk kelelahan secara mental. Kejenuhan
padapegawai muncul karena kondisi ruang yang sama, yang dimanaseluruh peralatan dan
fasiliatas lainnya berada di posisi yang sama danpemilihan yang kurang tepat. Hal ini
menimbulkan kejenuhan bagipegawai yang berada di ruangan tersebut. Pegawai dapat
berpikirsecara baik jika ruang kerjanya aman dan nyaman.
 KelelahanDengan banyaknya aktivitas kerja yang dilakukan oleh pegawai,kondisi fisik
pegawai akan mudah lelah dan daya tahan tubuh pegawaidapat menurun dan kondisi mentalnya
bisa stress. Hal yang dapatdilakukan adalah mengubah dan menata ulang tata letak
peralatankantor agar dapat lebih tertata sehingga membuat pegawai nyamandalam bekerja,
mobilitas kerja pegawai pun dapat ditempuh denganefektif dan efisien.
 Timbul penyakit akibat kerja Pegawai yang kelelahan, tapi tidak melakukan upaya untuk
menjagakesehatanya, maka dapat berakibat tumbuhnya penyakit. Contoh,pegawai yang terus-
menerus berada di depan komputer dengan posisiduduk yang tidak benar maka akan
memungkinkan bahwapenglihatannya akan mengalami masalah seperti mata kering danmerah
serta nyeri di bagian tulang belakang dan leher. Solusinyaadalah penggunaan layer pembantu
untuk komputer sehingga dapatmengurangi sinaran pada mata, dapat juga dengan melihat
benda-benda berwarna hijau selama 30 menit atau lebih. Denganmenggunakan kursi yang
sesuai dengan ketentuan ergonomi danmelakukan sikap duduk yang sesuai dengan ketentuan
ergonomi puladapat menghindari nyeri pada bagian tulang belakang. Selain itulakukan
peregangan badan sederhana yang dapat dilakukan di kantor.
 Kematian, Kematian adalah konsekuensi yang paling fatal, hal ini bisa terjadikarena
lingkungan kerja yang salah. Contoh, tata letak pada sebuahpabrik atau industri, bila
penyimpanan suatu mesin yang berbahayatidak digunakan sesuai prosedur dan ketentuan
ergonomi, makakecelakaan yang akan memakan korban jiwa mungkin dapat terjadi.
8. Hubungan Ergonomi Dan Keselamatan Kerja
Pada hakikatnya ergonomi dan keselamatan kerja adalah satukesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Merancang sistem kerja yang sesuaidengan kondisi fisik manusia atau pegawai merupakan salah
satu cara yang dapat dilakukan agar dapat meminimalisir kecelekaan kerja.
Dengan hal ini kenyamanan pegawai sangat diutamakan, dalam proses inidibutuhkan kepatuhan
akan ilmu ergonomi dalam merancang sistem kerja.Contoh kasus yang tidak sesuai sistem
ergonomi, seperti:
1. Hasil kerja yang tidak sesuai
2.Seringnya terjadi kecelakaan
kerja 3.Human error
4. Pegawai mengeluhkan pegal dan nyeri pada tubuhnya
5. Perlengkapan dan perlatan kerja yang tidak sesuai dengan
fisikpegawai 6.Lingkungan kerja yang tidak teratur
7. Komitmen kerja yang rendah
8. Pegawai cepat letih dan memerlukan istirahat yang
panjang 9.Postur kerja yang buruk
10.Pegawai mengeluhkan beban kerja yang berlebihan
Ergonomi adalah cabang ilmu yang menggunakan informasi-informasi mengenai keahlian dan
keterbatasan manusia dalam membuatsistem kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien atau biasadisebut ENASE.Konsep ENASE berkaitan dengan ergonomi untuk
membentukmetode, lingkungan dan peralatan kerja yang dapat menimbulkan ENASEsesuai
dengan pekerjaan. ENASE dapat dirasakan oleh fisik pegawai dan juga dirasakan secara
psikologis. Pada suatu kondisi kerja tertentumenampakkan kecenderungan untuk mengalami
beberapa keluhan seperti:
1. Algias, yaitu penyakit pada juru ketik, sekretaris, pegawai yang posturtubuhnya membungkuk ke
depan.
2. Osteo
articulardeiatins 3.Rasa
sakit pada otot
4.Iritasi pada cabang saraf tepiDengan berbagai keluhan tersebut, maka akan timbul
CTD(Cummulative Trauma Disorder ), yakni trauma dari kejadian atau kondisiyang tidak
teratur. Faktor yang mempengaruhi kondisi seperti ini antaralain adalah:
1.Lingkungan kerja
2.Penerangan atau cahaya
3.Temperatur atau Suhu udara
4.Kelembaban
5. Sirkulasi udara
6. Musik
7.Kebisingan
8.Keamanan
9.Getaran mekanis
10.Bau tidak
sedap 11.Tata
warna 12.Dekorasi
9 Risilko Karena Kesalahan Ergonomi
Pencapaian kinerja dapat terlihat dari sejauh mana faktor ergonomiyang diperhatikan
atauditerapkan oleh perusahaan tersebut. Kenyatannya,di berbagai perusahaan masih saja
terjadi kecelakaan kerja yang telah lulussistem audit secara administrastif. Keluhan yang
berkaitan denganpenurunan kemampuan kerja berupa kelainan pada sistem otot –
rangka.Misalnya, seolah – olah terlepas dari mekanisme dan sistem audit padaumumnya.
Sedangkan data memperlihatkan bahwa kompensasi biayalangsung akibat kelainan telah
menempati ranking pertama dibandingkandengan bentuk kecelakaan kerja yang lain.Pada
sebuah perusahaan sering terjadi kecelakaan kerja yangdisebabkan oleh pegawai sendiri atau
dari pihak manajemen perusahaanatau juga dari alat yang digunakan pegawai kurang
memenuhi standar.Kecelakaan yang disebabkan oleh pihak pegawai sendiri karena
pegawaitidak hati-hati atau mengacuhkan peraturan kerja yang telah dibuat olehperusahaan.
Sedangkan yang ditimbulkan oleh pihak manajemen biasanyatidak tersedianya peralatan
keselamatan kerja atau mungkin cara kerjayang dibuat masih belum mempertimbangkan segi
ergonomisnya.Selain yang disebutkan di atas terdapat faktor utama yang menjadipenyebab
kecelakaan kerja, yaitu:
1.Lingkungan kerja, yaitu tempat dimana para pegawai melakukanpekerjaannya dalam kondisi
yang tidak aman atau dalam kondisimembahayakan. Kondisi yang tidak aman ini dapat terjadi
karenatidak teraturnya suasana, perlengkapan dan peralatan kerja.Lingkungan kerja yang tidak
aman dapat pula disebabkan oleh gedungatau ruang kerja yang tidak memiliki standar baik
kualitas bahanbangunan maupun konstruksi bangunannya, juga penerangan yangtidak standar
merupakan faktor lingkungan yang tidak baik, sehinggamenjadi rawan kecelakaan dan
gangguan kerja
.2.Manusia atau pegawai,faktor ini disebabkan oleh beberapa hal:
 Sifat fisik dan mental pegawai yang tidak standar. Contoh,pegawai yang penglihatannya
kurang atau rabun, pendengarankurang, otot lemah, lambatnya reaksi mental, lemah jantung
atauorgan lain, emosi dan syaraf tidak stabil, lemah badan, danlainnya. Bagi pegawai yang
memiliki sifat dan kondisi seperti inisering menjadi penyebab kecelakaan dan gangguan kerja.
 Pengetahuan dan keterampilan, karena kurang pengetahuan makapegawai akan kurang
memperhatikan metode kerja yang amandan baik, memiliki kebiasaan yang salah dan
kurangnyapengalaman. Misalnya, kebiasaan merokok sambil bekerja ditempat yang aman, lalu
ketika bekerja di tempat yang sensitif akan kebakaran, masih juga merokok hingga menjadi
penyebabterjadinya kebakaranSikap, pegawai yang memiliki sikap kurang minat dan
kurangperhatian, kurang teliti, malas dan sering mengabaikan peraturandan petunjuk seperti
menganggap tahu sendiri, tidak peduli akansuatu akibat, hubungan yang kurang baik dengan
pihak lain,ceroboh dan perbuatan yang dapat membahayakan.
3.Mesin dan alat
jika pada lingkungan kerja menyangkut pengaturanperalatan dan konstruksi bangunan, maka faktor
mesin dan alat iniadalah penggunaan mesin-mesin dan peralatan yang tidak memenuhistandar. Contoh,
menggunakan mesin yang sudah tua dan seringterjadi kerusakan lalu diperbaiki alakadarnya dengan
penggunaanspare part yang tidak standar, mesin yang tak terjaga sehingga terjadikerusakan teknis,
semestinya menggunakan mesin yang dilengkapidengan alat-alat atau perlengkapan pengaman, tapi
tidak dilakukansemestinya sehingga kecelakaan kerja terjadi yang disebabkan olehmesin dan peralatan
yang tidak memenuhi ketentuan agar menjadiaman secara logika.
10. Proses Implementasi Ergonomi
Minimnya kesadaran akan peningkatan ergonomis di Indonesiamasih tertinggal jauh dibandingkan
di luar negeri. Prinsip dasar dalammelaksanakan rancangan ergonomi yaitu:
1.Sikap proaktif untuk mencegah terjadinya celaka dan hambatankesehatan
2.Pelaksanannya berdasarka hasil ilmu pengetahuan dan penelitian yangterbaik
3Bekerjasama dengan pegawai dan departemen terkait
4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua.
5. Program yang dilaksanakan dapat dengan mudah dijangkau dan sesuaikekuatan sumber daya
yang dimiliki
6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat dan sederhanaLangkah untuk membangun
program ergonomi di kantor yaitu:
1. Membangun komitmen dari manajemen yang sangat diperlukan dalamsetiap penerapan program,
karena sistem yang baik harus ditunjangoleh dukungan dari
top management
2. Mengadakan pelatihan ergonomi untuk mendorong adanya partisipasidari seluruh pegawai.
3.Memberikan pengetahuan kepada pegawai akan pentingnya penerapanergonomi untuk
produktivitas kerja
4.Membentuk kelompok kerja yang bertanggung jawab untuk penerapanprogram ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ayodhya. (2015). Peran Ergonomi dalam Keselamatan. Ergonomi.Chaniago, H.


(2013). Manajemen Kantor Kontemporer.
Bandung: Akbar LimasPerkasaFauzia, N. K. (2016). Menciptakan Kantor Yang Ergonomi.
Ergonomi. Grandjean, E.(1993). “Fitting the task to the Man..” A Texbook of
Occupational Ergonomics. 4th Ed. London.Taylor & Francis.
Manuaba, A. (1998). “Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas”. Bunga Rampai Ergonomi
Vol.1Sayuti, A. J. (2013). Manajemen Kantor Praktis.
Bandung: Penerbit Alfabeta.Sugandi, F. (2017). MENCIPTAKAN FASILITAS DAN SIKAP
KERJA DIKANTOR YANG SESUAI DENGAN ERGONOMI.
Ergonomi.Sutjana, I D.P. (2004). “Penelitian K3 Pada Beberapa Perusahaan di Bali”.
Konvensi Nasional K3, 25-26 Agustus. Di Jakarta

You might also like