You are on page 1of 4

10 Aneka Permainan Tradisional Anak Indonesia

1. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan
berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam
permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak
dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari
tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil.
Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon,
dhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatera yang
berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Di Lampung permainan ini lebih
dikenal dengan nama dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan
beberapa nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Permainan ini di Malaysia juga dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris
permainan ini disebut Mancala.
2. Yo-yo
Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran
sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan
dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali
terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi
kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di
banyak bagian dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-
anak, tidak sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional
dalam memainkan yo-yo.
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan
melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek
giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan
menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan
kembali tergulung dalam celah sumbu

3. Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh
minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru.
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi
“kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi).
Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil
berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau
apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk
bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah,
4. Dor Tap

Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun
dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil
menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan
tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok
sudah habis tertembak.

 5. Permainan Benteng


 
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-
masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup
memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu
atau pilar sebagai ‘benteng’.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan
mengambil alih ‘benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau
pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang
berhak menjadi ‘penawan’ dan yang ‘tertawan’ ditentukan dari waktu terakhir saat si ‘penawan’ atau
‘tertawan’ menyentuh ‘benteng’ mereka masing – masing.

6. Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan
yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai
alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun.
Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat
tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan
permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok
mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang
menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok
yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola
menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya
olahraga softball atau baseball.
7. Gasing
Gasing / Gangsing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu
titik. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun
sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir
dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali
gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing
tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing
berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang
memainkan.

8. Layang-layang

Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan


satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada
musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang
karena anginnya besar.
Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat
pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan,
layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat
bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.

 9.Balap Karung
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang
populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta
diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam
karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu
semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan
hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga
lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
Lomba balap karung juga diapresiasi oleh pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam
perlombaan ini.

10. Galah Asin


Galah asin, galasin, atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini
adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 – 5
orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris
terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap
melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan
acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis
batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota
grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua,
yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas
vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga
garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi
lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya
satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di
tengah lapangan.

You might also like