You are on page 1of 16

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MEMBANGUN

KARAKTER BANGSA

Makalah

Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Uyun Asalina, M. PD.

Disusun Oleh:

1. Akmalia Nurlita Hana (2250410070)


2. Eviana Dwi Munarofah (2250410085)
3. Ersya Mayori Pramudita (2250410088)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang islamisasi pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Uyun Asalina,
M.PD. selaku dosen pengampu matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kudus, 7 Maret 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan masalah..................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. Pengertian pendidikan kewarganegaraan ................................. 3
B. Objek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan ............................ 3
C. Visi dan misi Pendidikan kewarganegaraan ............................. 4
D. Tujuan Pendidikan kewarganegaraan ...................................... 5
E. Landasan Pendidikan kewarganegaraan ................................... 5
F. Pentingnya Membangun Karakter Bangsa ............................... 6
G. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan ............................... 8
H. Karakter Bangsa dalam Masyarakat Multikultural
Indonesia................................................................................... 8
I. Pendidikan Kewarganegaraaan Pembangun Karakter
Bangsa ...................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................ 11
A. Kesimpulan............................................................................... 11
B. Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian yang utuh dari
sistem pendidikan nasional. Untuk menjamin fungsi dan perannya dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, pendidikan
kewarganegaraan seyogyanya dirancang, dikembangkan, dilaksanakan,
dan dievaluasi dalam konteks pengejawantahan tujuan pendidikan
nasional. Proses pendidikan Kewarganegaraan mampu memberdayakan,
membudayakan peserta didik dalam arti bahwa proses dan hasil
pendidikan tersebut harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan proses belajar untuk memperluas wawasan (learning to know),
belajar untuk membangun kemampuan berbuat (learning to do), belajar
untuk hidup dan berkehidupan (learning to be), dan belajar untuk hidup
bernegara (learning to live together) (UNESCO : 1996).
Pendidikan kewarganegaraan merupakan proses pendidikan untuk
membangun keteladanan kemauan dan kemampuan mengembangkan
kreatifitas yang mencerminkan jati diri bangsa yang syarat dengan nilai-
nilai sosial kultural ke-indonesiaan. Dalam konteks pembangunan bangsa
dan karakter (nation and character building) pendidikan kewarganegaraan
dalam arti luas memiliki kedudukan, fungsi, dan peran yang sangat
penting. Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan salah satu
bentuk pendidikan karakter yang dikembangkan secara sistematis dan
sistemik. Dalam konteks itu pendidikan kewarganegaraan tidak bisa
dipisahkan dari kerangka kebijakan nasional pembangunan bangsa dan
karakter.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Pendidikan kewarganegaraan?
B. Apa Objek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan?
C. Apa visi dan misi Pendidikan kewarganegaraan?

1
D. Apa tujuan Pendidikan kewarganegaraan?
E. Apa Landasan Pendidikan Kewarganegaraan?
F. Apa Pentingnya Membangun Karakter Bangsa?
G. Apa Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan?
H. Apa Karakter Bangsa dalam Masyarakat Multikultural Indonesia?
I. Apa Pendidikan Kewarganegaraaan Pembangun Karakter Bangsa?
C. Tujuan Masalah
A. Untuk mengetahui Pendidikan kewarganegaraan
B. Untuk mengetahui objek kajian Pendidikan Kewarganegaraan
C. Untuk mengetahui visi dan misi Pendidikan kewarganegaraan
D. Untuk mengetahui tujuan Pendidikan kewarganegaraan
E. Untuk mengetahui landasan Pendidikan kewarganegaraan
F. Untuk mengetahui Pentingnya Membangun Karakter Bangsa
G. Untuk mengetahui Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
H. Untuk mengetahui Karakter Bangsa dalam Masyarakat Multikultural
Indonesia
I. Pendidikan Kewarganegaraaan Pembangun Karakter Bangsa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah program
pendidikan yang bersifat multifaket dengan konteks lintas bidang
keilmuwan yang disebut interdisipliner dan multidimensional
berlandaskan pada teori-teori disiplin ilmu-ilmu sosial, yang secara
struktural bertumpu pada disiplin ilmu politik.
Menurut Udin S. Winataputra (2008), sifat multi dimensional
tersebut membuat bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan dapat
disikapi sebagai Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Politik,
Pendidikan Nilai dan Moral, Pendidikan Karakter Kebangsaan, Pendidikan
Kemasyarakatan, Pendidikan Hukum dan HAM serta Pendidikan
Demokrasi.
Secara programatik, materi ajar Pendidikan Kewarganegaraan yaitu
memberi bekal pengetahuan politik, hukum yang berlaku dalam
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Program Pendidikan
kewarganegaraan menitikberatkan pada pembentukan insan yang religius,
demokratis, cerdas, terampil, dan sejahtera serta cinta bangsa dan
bernegara serta mampu menjaga nama baik martabat bangsa dan negara
dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia. Sedangkan secara
prosedural pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan menyiapkan bahan
ajar pilihan yang secara fungsional kearah pembinaan, pengembangan, dan
pembentukan potensi diri anak didik baik dalam lingkugan fisik maupun
nonfisik secara demokratis, humanis, dan fungsional.1
B. Objek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan
Secara filsafat keilmuan bidang studi ini memiliki objek kajian
pokok ilmu politik khususnya konsep demokrasi politik (political

1
Dikdik Baehaqi, “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PEMBANGUNAN
KARAKTER BANGSA,” Pendidikan Kewarganegaraan, no. April (2020): 274–282.

3
democracy) untuk aspek hak dan kewajiban (duties and right of citizens).
Dari objek kajian pokok tersebut berkembang konsep Civics yang secara
harfiah diambil dari bahasa latin Civicus, yang artinya warga negara pada
zaman Yuani kuno. Kemudian secara akademis diakui sebagai embrionya
civic education. Selanjutnya, di Indonesia hal ini diadaptasi menjadi
“Pendidikan Kewarganegaraan” (Pkn).
Dilihat dari fenomena Pkn sebagai kajian perilaku warga negara,
maka semakin tampak bahwa ruang lingkup telaahnya begitu luas. Kajian
yang berpusat pada perilaku warga negara dapat dipandang dari berbagai
dimensi yang lebih spesifik daripada tiga dimensi tersebut. Warga negara
merupakan individu yag dapat dipandang dari berbagai dimensi seperti
psikologis, sosial, politik, normatif, antropologis, dan dimensi lain
sehingga dapat dinyatakan dengan sifat multidimensional.2
C. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan
Visi Pendidikan Kewarganegaraan secara filososfi, yaitu holistik-
eklektis yang memadukan secara serasi pandangan perenialisme,
esensialisme, progresifisme, dan sosiorekonstruksionisme dalam konteks
keindonesiaan.Sedangkan yang secara sosiopolitik dan kultural, yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yakni menumbuhkembangkan
kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligence) merupakan prasyarat
untuk pembangunan demokrasi dalam arti luas, yang mempersyaratkan
terwujudnya kebudayaan kewarganegaraan (civic culture) sebagai salah
satu determinan tumbuh kembangnya negara demokrasi. Maka pendidikan
kewarganegaraan mengemban misi mutidimensional, sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi peserta didik (misi psikopedagogis)
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat negara bangsa (misi psikososial)

2
Ibid.

4
3. Membangun budaya kewarganegaraan sebagai salah satu detereminan
kehidupan yang demokratis (misi sosiokultural)3
D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara holistik pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar setiap
warga negara muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, nilai dan norma
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan
komitmen Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen bernegara kesatuan
Republik Indonesia. Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah
untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan
kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila. Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti
No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan mencakup:
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada
mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara
serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa
dan negara.
2. Tujuan Khusus
Menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan
Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.4
E. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
UUD 1945 sebagai landasan Konstitusional pada bagian
Pembukaan alinea keempat memberikan dasar pemikiran tentang tujuan
negara. Salah satu tujuan negara tersebut dapat dikemukakan dari

3
Muhamad Fikri Zulfikar and Dinie Anggraeni Dewi, “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Membangun Karakter Bangsa,” JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
6, no. 1 (2021): 104–115.
4
Tri Izma and Vira Yolanda Kesuma, “Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun
Karakter Bangsa,” Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan 17, no. 1 (2019): 84.

5
pernyataan “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Apabila dikaji maka tiga
kata ini mengandung makna yang cukup dalam. Mencerdaskan kehidupan
bangsa mengandung pesan pentingnya pendidikan pendidikan bagi seluruh
anak bangsa. Dalam kehidupan berkewarganegaraan, pernyataan tersebut
memberikan pesan kepada penyelenggara negara dan segenap rakyat agar
memilki kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku serta
cerdas baik dalam proses pemecahan masalah maupun dalam pengambilan
keputuan kenegaraan kebangsaan, dan kemasyarakatan.5
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas sebagai landasan operasional
dan pesan yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan. Pada Pasal 3
ayat (2) tentang fungsi dan tujuan negara dikemukan bahwa: Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, yang
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selanjutnya pada pasal 37 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: “pendidikan
kewarganegaraan” dan pada ayat (2) dikemukakan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat “pendidikan kewarganegaraan”.
Sedangkan pada bagian penjelasan Pasal 37 dikemukakan bahwa
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk pserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Adanya keutuhan tentang pendidikan kewarganegaraan dalam UU
Sisdiknas sebagai mata pelajaran wajib dijenjang pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi menunjukkan bahwa mata pelajaran ini menempati

5
Ibid

6
kedudukan yang strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasioanal di
negara ini.6
F. Pentingnya Membangun Karakter Bangsa
Menurut Undang-Undang RI, NO. Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengemukaan bahwa pendidikan Nasional
mempunyai fungsi megembangkan kemampuan dan membentuk watak
serra persdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan memiliki akhlak mulia dan menjadi warga negara yang
demokratis serta betanggung jawab.
Menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa (2010),
karakter bangsa yakni kualitas perilaku kolektif yang unik baik dalam
kesadaran, pemahaman, rasa, kasta, perilau berbangsa dan bernegara hasil
dari pola pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang
maupum kelompok. Individu yang mempunyai jiwa Pancasila, berikut
nilai-nilai karakter berdasarkan sumbernya:
1. Olah hati, diantaranya beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil,
tertib, bertanggung jawab, taat peraturan, berani mengambil resiko,
rela berkorban, pantang menyerah.
2. Olah pikiran, antara lain kreatif, inivatif, ingin tahu, cerdas, kritis,
produktif (mampu menghasilkan sesuatu).
3. Olah raga, antara lain bersih, sehat, bersahabat, ceria dan gigih.
4. Olah rasa dan karsa, antara lain kemanusiaan, kebersamaan , saling
menghormati, peduli sesama, mengutamakn kepentingan umum,
cinta tanah air, gotong royong, bangga menggunakan bahasa
Indonesia dan produk Indonesia.
Secara paradigmatic Winataputra (2001) berpendapat secara
paradigmatik. Pendidikan kewarganegaraan memiliki tiga bagian, yaitu:

6
Baehaqi, “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PEMBANGUNAN KARAKTER
BANGSA.”

7
1. Penelitian ilmiah kewarganegaraan
2. Kurikulum Kewarganegaraan
3. Gerakan sosial budaya kewarganegaraan, yaitu Konsistensi dimulai
dengan esensi dan mengarah pada pekerjaan pengembangan
Pengetahuan kewarganegaraan, nilai, sikap dan karakter
kewarganegaraan dan keterampilan kewarganegaraan.7
G. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik untuk masa yang akan dating bagi warga negara yang memiliki
komitmen kuat dan konsisten terhadap konservasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Inti Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
negara modern. Negara bangsa modern adalah negara yang
pembentukannya dilandasi oleh semangat nasionalisme atau nasionalisme
yaitu keputusan bangsa untuk membangun masa depan bersama antara
bangsa demikian juga meskipun warga negara-negara tersebut memiliki
agama, ras, suku atau kelompok.
Dalam konteks pembangunan bangsa dan karakter, pendidikan
kewarganegaraan memiliki kedudukan fungsi dan peran yang sangat
penting. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pendidikan
berkarakter yang dikembangkan secara sistematik dan sistemik yang tidak
dapat dipisahkan dari kerangka kebijakan pembangunan nasional,
pembangunan bangsa dan karakter.8
H. Karakter Bangsa dalam Masyarakat Multikultural Indonesia
Negara bangsa Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok-
kelompok etnis, budaya, agama dan sekaligus juga heterogen (aneka
ragam). Namun demikian, pengalaman Indonesia sejak masa awal
kemerdekaan, khususnya pada masa demokrasi terpimpin Presiden

7
HARIYANTO, “Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembangunan Karakter
Bangsa,” LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 1, no. 1 (2021):
95–100.
8
Muammad Akbal, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Karakter Bangsa. Vol.1 no.1 (2006).
485-493.

8
Soekarno dan masa Orde Baru Presiden Soeharto memperlihatkan
kecenderungan kuat pada politik monokulturalisme.
Berakhirnya sentralisasi Orde Baru yang memaksakan
monokulturalisme, pada gilirannya telah memunculkan kesadaran akan
pentingnya memahami kembali kebhinnekaan, multikulturalisme
Indonesia. Berbeda dengan masyarakat majemuk yang menunjukkan
keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan suku bangsa, masyarakat
multikultural dikembangkan dari konsep pluralisme budaya dengan
menekankan pada kesederajatan kebudayaan yang ada dalam sebuah
masyarakat. Masyarakat multikultural ini mengusung semangat untuk
hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence) dalam perbedaan
kultur yang ada baik secara individual maupun secara kelompok dan
masyarakat. Individu dalam hal ini dilihat sebagai refleksi dari kesatuan
sosial dan budaya di mana mereka menjadi bagian darinya.
Dengan demikian, corak masyarakat Indonesia yang Bhinneka
Tunggal Ika bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya
tetapi keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Dalam konsep multikulturalisme tercakup tiga sub nilai:
1. Menegaskan identitas kultural seseorang, mempelajari dan menilai
warisan budaya seseorang
2. Menghormati dan berkeinginan untuk memahami dan belajar tentang
(dan dari) kebudayaan-kebudayaan selain kebudayaannya
3. Menilai dan merasa senang dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan
itu sendiri, yaitu memandang keberadaan dari kelompok-kelompok
budaya yang berbeda dalam masyarakat seseorang sebagai kebaikan
yang positif untuk dihargai dan dipelihara.
Sebagaimana dikemukakan di atas, potensi konflik dalam
masyarakat yang multikultural cukup besar, karena itu pendidikan yang
mampu membangun karakter warga negara yang cinta damai mutlak
diperlukan. Sebab tanpa kepemilikan karakter tersebut, sulit bagi bangsa
dan negara untuk tetap bertahan menghadapi berbagai tantangan, berbagai

9
konflik yang lahir dari realitas kebhinnekaan tersebut. Dalam hal ini,
pendidikan adalah jembatan paling penting untuk membentuk karakter
masyarakat yang multikultural.9
I. Pendidikan Kewarganegaraaan Pembangun Karakter Bangsa
Menurut pendapat Rosyada (2000), Pendidikan Kewarganegaraan
sama dengan Pendidikan Demokrasi yang memiliki tujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat untuk dapat berfikir kritis dan bertindak
demokratis. Pendidikan senantiasa mmengarahkan upaya dalam
peningkatan kesadaran dan martabat seseorang baik secara pribadi maupun
sebagai anggota masyarakat suatu bangsa.
Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan yang mengarahkan
pada tujuan pembentukan karakter salah satunya yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraann menciptakan generasi
yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. nilai-nilai
dalam pendidikan karakter adalaah suatu sisten penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran, kemauan, dan pola tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut. Secara umum, pengembangan kebijakan kewarganegaraan sangat
siperlukan oleh setiap orang agar mampu mewujudkan partisipasi
kewarganegaraan yang cerdas dan bertanggung jawab (intelligent and
responsible civic participation). Berkaitan dengan hal itu, Pendidikan
Kewarganegaraann berperan dan bertanggung jawab yang sangat penting
dalam mempersiapkan warga negara agar memiliki komitmen yang kuat
serta konsisten untuk mempertahakan NKRI. Serta Pendidikan
Kewarganegaraan memberikan kontribusi terhadap tanggung jawab
pendidikan yang memiliki fkus pada pembentukan diri dari bidang agama,
sosio-kulturak, suku bangsa, bahasa, untuk menjadikan warga negara yang

9
Izma and Kesuma, “Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Bangsa”

10
cerdas, terampil, dan berkarakter yag dilandasi oleh Pancasila dan UUD
1945.10

10
HARIYANTO, “Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembangunan Karakter
Bangsa”

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada Pasal 3 ayat (2) tentang fungsi dan tujuan negara dikemukan
bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, yang
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukaan
bahwa pendidikan Nasional mempunyai fungsi megembangkan
kemampuan dan membentuk watak serra persdaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki
akhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung
jawab.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik agar bisa
menjadikan pembelajaran untuk lebih baik dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baehaqi Dikdik, “PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK


PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA,” Pendidikan
Kewarganegaraan, no. April (2020)
Zulfikar Muhammda Fikri and Dewi Dinie Anggraeni, “Pentingnya
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa”
JURNAL PEKAN : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 6, no. 1
(2021)
Izma Tri and Kesuma Vira Yolanda, “Peran Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam Membangun Karakter Bangsa,” Wahana Didaktika : Jurnal
Ilmu Kependidikan 17, no. 1 (2019)
HARIYANTO HARIYANTO, “Peranan Pendidikan Kewarganegaraan
Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa,” LEARNING : Jurnal
Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 1, no. 1 (2021)
Akbal Muhammad, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Karakter
Bangsa. Vol.1 no.1 (2006)

13

You might also like