You are on page 1of 30

DINASTI SONG DAN YUAN

Dosen Pengampu :

Dr. Sumardi, M. Hum.


Riza Afita Surya, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Fani Khoirun Nisa (200210302013)

Ilmi Akhsanu Putri (200210302014)

Alfira Nurhuwaida Ahmad (200210302015)

Naya Valentina (200210302017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina Ketika itu ialah sistem dinasti.
System ini sangat menganut pergantian kekuasaan secara turun – temurun atau yang bisa
melanjutkan hanyalah keturunan dari raja yang memerintah dan merupakan yang
bersumber dari satu keluarga. Pergantian antar dinasti dalam sejarah cina jarang terjadi
dengan mulus dan damai. Sering kali satu dinasti didirikan sebelum dinasti yang ada
berakhir dan sering pula suatu dinasti tetap ada hingga beberapa lama sejak dikalahkan.
Dalam sejarah dinasti di cina banyak dinasti – dinasti yang terdapat di cina, salah satunya
adalah dinasti Song dan Yuan. Dinasti ini merupakan salah satu dinasti yang terkenal dan
berpengaruh dalam sejarah cina.

Dinasti Song dan Yuan sendiri merupakan dinasti yang berpengaruh dan
memberikan sumbangsih besar terhadap peradaban cina. Salah satu sumbangsih besar yang
diberikan oleh dinasti Song adalah Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia
yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan
angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk
mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara.
Dan sumbangsih yang diberikan oleh dinasti yuan adalah membangun sarana pendidikan,
melakukan ekspansi wilayah ke berbagai wilayah di Asia, mengeluarkan uang kertas, serta
mendukung berbagai kebijakan yang merangsang pertumbuhan ekonomi negaranya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang kemunculan Dinasti Song dan Yuan?


2. Bagaimana Perkembangan dan Kejayaan Dinasti Song dan Yuan?
3. Bagaimana Keruntuhan Dinasti Song dan Yuan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami latar belakang kemunculan Dinasti Song dan Yuan
2. Mengetahui dan memahami perkembangan dan kejayaan Dinasti Song dan Yuan
3. Mengetahui dan memahami keruntuhan Dinasti Song dan Yuan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Kemunculan Dinasti Song dan Yuan


a. Dinasti Song
Zaman Lima Dinasti, dan Sepuluh Negara (Hanzi: 五代十國 atau 五代十国, hanyu
pinyin: Wudai Shiguo) (907 - 960 M) adalah sebuah zaman di mana Tiongkok terpecah-
pecah menjadi lima dinasti yang sambung menyambung, dan sepuluh negara kecil-kecil
lainnya. Zaman ini merupakan penghujung Dinasti Tang, dan awal dari Dinasti Song.
Dalam lima dasawarsa menyusul didirikannya Dinasti Liang oleh Zhu Wen, lims
dinasti berusia pendek bergantian memerintah di Dataran Tengah Tiongkok. Mereka
adalah dinasti-dinasti Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou (yang dalam sejarah dikenal sebagai
Liang Akhir, Tang Akhir, Jin Akhir, Han Akhir, dan Zhou Akhir, untuk membedakan
mereka dari dinasti-dinasti sebelumnya yang bernama sama), yang secara kolektif dikenal
sebagai Lima Dinasti. Selama periode Lima Dinasti, terdapat sembilan pemerintahan
separatis (Shu, Awal, Wu, Min, Wuyue, Chu, Han Selatan, Nanping, hu Akhir, dan Tang
Selatan) pada waktu yang berbeda di selatan dan di daerah Bashu, yang dengan berbagai
cara dipimpin oleh Kaisar atau raja yang memproklamirkan diri mereka sendiri. Bersama
Han Utara di utara, pemerintahan-pemerintahan ini secara kolektif disebut Sepuluh
Kerajaan oleh karena itu Periode Lima Dinasti juga disebut Periode Lima Dinasti dan
Sepuluh Kerajaan.
Antara tahun 960 hingga 1279, Tiongkok dikuasai oleh beberapa dinasti. Pada
tahun 960, Dinasti Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai sebagian besar
Tiongkok dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria
(sekarang dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh Dinasti Liao (907-1125) yang
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu, wilayah barat laut
Tiongkok yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia
dikuasai oleh Dinasti Xia Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
Dinasti Song, seperti Zhou dan Han, adalah sebuah dinasti yang sejarahnya terbelah
dua. Tanggal dinasti adalah 960-1279, tetapi pada 1127, invasi ke Cina Utara oleh orang-
orang nomaden yang disebut Jurchen memaksa istana Song melarikan diri ke Selatan, dan
dari tahun itu hingga akhir dinasti, Cina dibagi menjadi dua. , dengan Jurchen memimpin
Cina Utara dari ibu kota mereka di dekat Beijing modern, dan pengadilan Song Cina yang
berbasis di kota Hangzhou, dekat delta Sungai Yangzi
Selama beberapa dekade setelah kejatuhan Tang, kendali atas China sangat
terfragmentasi. Di Cina Utara, lima rumah penguasa berturut-turut, yang tidak lebih dari
kekuatan militer panglima perang, menguasai sebagian besar wilayah lembah Sungai
Kuning, sementara di Cina Utara. Selatan, terdapat sepuluh negara bagian yang berbeda
selama periode tersebut (yang oleh karena itu kadang-kadang disebut periode "lima dinasti
dan sepuluh kerajaan"). Cina Utara menghadapi tekanan khusus dari serangan militer oleh
orang-orang non-Cina di stepa utara; di antaranya, suku Mongol yang dikenal sebagai
Khitan adalah ancaman terbesar.
Pada tahun 960, seorang jenderal dari salah satu negara bagian Utara, Zhao
Kuangyin, memberontak melawan pemerintahannya, dan memimpin pasukannya dalam
serangkaian penaklukan yang pada akhirnya menghasilkan dalam reunifikasi Cina. Ia
menjadi pendiri Dinasti Song. Catatan Sejarah Menyatakan bahwa ia telah dipaksa oleh
para prajuritnya untuk mengenakan jubah kekaisaran serta menjadi penguasa baru mereka.
Sementara Song dianggap sebagai salah satu era besar Tiongkok, negara Song tidak pernah
menandingi Han atau Tang dalam hal kekuatan militer dan perluasan kekaisaran yang
dikendalikan oleh rumah kekaisaran.
Dalam membangun Tiongkok yang bersatu kembali, para pendiri Song mengakui
bahwa Khitan mewakili ancaman militer yang terlalu besar untuk diatasi, dan mereka
menetap untuk solusi kompromi, dengan fokus pada pembentukan negara berkembang
dalam batas-batas jantung Cina, menyerahkan wilayah-wilayah kekaisaran Han dan Tang
yang terletak jauh di Asia Tengah atau di padang rumput utara. Banyak dari wilayah ini
berada di bawah kendali Khitan, yang mendirikan dinasti non-Cina mereka sendiri, yang
disebut Liao. (Sebagian besar koridor Asia Tengah berada di bawah kendali orang yang
berbeda, Tanguts, yang mendirikan negara yang dikenal sebagai Xixia di wilayah itu.)
Dinasti Liao bertahan hampir sampai akhir era Song Utara sebagai kekuatan yang kuat di
perbatasan Tiongkok; akhirnya, Khitan Liao digulingkan oleh Jurchen, yang menaklukkan
Liao pada tahun 1125, dalam perjalanan mereka untuk menduduki seluruh Cina Utara.
Sejak awal, negara Song berbeda dari pendahulunya yang hebat karena kurangnya ambisi
ekspansionis, dan fokusnya pada pengembangan negara sipil yang kesuksesannya dapat
dipertahankan.
Para pendiri Song mendirikan istana mereka di sebuah kota yang sebelumnya tidak
berfungsi sebagai ibu kota dinasti. Kota Kaifeng terletak di dataran tengah China, tepat di
sebelah selatan Sungai Kuning. Keputusan untuk menjadikan Kaifeng sebagai basis
daripada ibu kota Tang di Chang'an mencerminkan perubahan keadaan dan tujuan dinasti.
Chang'an dianggap ideal oleh Tang karena statusnya sebagai ujung "Jalur Sutra", saluran
perdagangan luar negeri melalui Asia Tengah, dan karena pertahanan militernya yang kuat.
Pemerintah Song yang baru kurang tertarik dengan keuntungan ini. Kaifeng lebih cocok
untuk tujuan Song karena telah menjadi ujung dari Grand Canal – hubungannya dengan
kanal dengan pusat kota selatan Hangzhou membuatnya menjadi fokusinternperdagangan.
Song bercita-cita untuk fokus pada pembangunan kekayaan dan kohesi sosial di daerah
jantung Cina, dan ibu kota yang terletak di Kaifeng sangat ideal untuk tujuan ini.

b. Dinasti Yuan

Dinasti Yuan merupakan dinasti asing di Tiongkok, karena didirikan oleh bangsa
Mongol. Pendirinya addalah Kubilai Khan yang bergelar Yuan Shi Chou (1279-1293).
Peristiwa terpenting pada jamannua adalah kedatangan Marcopoli, seorang pedagang dari
Venezia. Hal ini menandai persinggungan pentin antara Dunia Timur dan Barat, yang
kemudian sempat terhenti selama kurang lebih 00 tahun. Karya besar yang dibangun pada
masa ini adalah perpanjangan terusan yang tela dibangun Kaisar Sui Yangdi, untuk
memudahkan pengirimangandum dari selatan ke ibu kota mereka. Satu hal luar biasa yang
dapat kita pelajari dari Kubilai Khan adalah toleransinya pada semua agama.

Dinasti Yuan [元朝] (Tahun 1279 M-1368 M) merupakan Dinasti pertama yang
didirikan oleh Suku Minoritas yaitu Suku Mongol dan juga merupakan satu-satunya
Dinasti dalam Sejarah Tiongkok yang memiliki wilayah kekuasaan terbesar. Wilayah
kekuasaannya meliputi seluruh wilayah daratan Tiongkok hingga sampai ke Wilayah Asia
Barat.
Sekitar abab ke 12, Suku Mongol muncul seorang pemimpin besar yang bernama

Tie Mu Zhen [铁木真] yang berhasil mempersatukan kelompok-kelompok Suku Mongol

ke dalam satu kesatuan Bangsa Mongolia dan membentuk Kerajaan Mongolia dibagian
Utara Tiongkok. Tahun 1206, Tie Mu Zhen diangkat menjadi Raja Bangsa Mongolia
dengan gelar Genghis Khan (Cheng Ji Shi Han [成吉思汗] yang artinya adalah Raja
(Khan) dari segala-galanya.

Selama pemerintahan Kaisar Shizu dan Yuan, khanate Mongol yang luas, yang
didirikan Genghis Khan, dinagi menjadi empat bagian untuk memperkuat kekuasaannya di
dalam negeri (Wilayah Tiongkok) dengan Kaisar Yuan yang juga bergelar Khan Agung
memerintah keempat Khanate tersebut. Dinasti Yuan membagi warga negaranya menjadi
bagian, yaitu Suku Mongol, Se Mu Ren [色目人] (Suku Xi Xia, Persia), Suku Han Utara
dan Suku Han Selatan. Dalam kebijakan pembagian wilayah ini, Suku Han merupakan
Suku yang paling rendah dalam Dinasti Yuan. Oleh karena itu, saat pemerintahaan Dinasti
Yuan, banyak mengalami perlawanan dari Suku Han tetapi setiap perlawanan maupun
pemberontakan dapat dibasmi oleh Militer Dinasti Yuan. Pada masa itu, Tiongkok adalah
bangsa yang paling kuat dan kaya di dunia, sebuah magnet kuat yang menarik banyak
utusan, pedagang, dan pelancong datang ke sana untuk mengunjungi negeri dengan
kekayaan yang luar biasa itu. Salah satu yang paling termahsyur di antara mereka adalah
Marco Polo.

Daerah kekuasaan Kubilai Khan membenteng dari Venesia di Italia, Rusia, Persia
dan Mesopotamia dibagian barat dan di bagian timur dibatasi oleh Laut Cina Timur dan
dari Mongolia di utara melintang sampai Indo China di selatan. Dan pusat pemerintahannya
di Cambalug (Peking). Masa Pemerintahan Kublai Khan merupakan puncak kekuasaan
Dinasti Yuan, sebab setelah ia meninggal kekuasaan bangsa Mongol mengalami
kemunduran dan akhirnya hancur.

2.2 Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Song dan Yuan


Song Utara

1) Sung T'ai Tsung (976-998 M)


Kaisar kedua dari Dinasti Song ialah Sung T'ai Tsung (976-998 M). la meneruskan
cita-cita T'ai Tsu dan berhasil menaklukkan Hangchow. Akan tetapi pada masa inipun
Sung sering kali mendapat gangguan dari bangsa K'itan dan pada masa pemerintahannya
bangsa tersebut menjadi makin kuat Bangsa K'itan berhasil mendirikan Kerajaan Liao
(907-1124 M). Bangsa ini tidak pernah dapat ditaklukkan oleh Dinasti Song bahkan pada
masa kaisar ketiga, yakni Sung Chen Tsung (998 1023 M) dilakukan penyerangan namun
gagal menaklukkan bangsa tersebut, hingga akhirnya mengadakan perjanjian perdamaian
pada 1004 M, yang isi perjajiannya ialah: "setiap tahun Song membayar upeti 100.000 toel
perak dan 200.000 gulung sutera kepada bangsa K'itan". Jika dilihat dari isinya, perjanjian
tesebut menunjukkan kelemahan Dinasti Song. Karena lemahnya Dinasti Song, maka
muncul kerajaan lain di perbatasan, yakni Kerajaan His-hsia dari suku bangsa Tangut di
Tibet.

2) Wang An Shih (1021-1085 M).

Pada masa kepemerintahan Kaisar yang keempat yakni Sung Jen Tsung (1023-1063
M), dibuatlah suatu perjanjian dengan Kerajaan His-hsia tersebut, yang isinya: "setiap
tahun Sung memberikan upeti 250.000 ons perak, 250 gulung sutera dan 250.000 kati teh".
Dengan adanya sistem pembelian, lewat perjanjian perdamaian yakni dengan membayar
upeti seperti tersebut di atas, mengakibatkan melemahnya perekonomian Dinasti Song.
Dalam masa kelemahan Dinasti Song yang diakibatkan oleh pembayaran upeti-upeti
kepada bangsa-bangsa Kitan dan Tangut tersebut, muncullah Wang An Shih (1021-1085
M).

Wang An Shih adalah seorang yang bercita-cita mengadakan pembaharuan sosial.


Tetapi usaha baiknya mendapat tentangan keras terutama dari golongan pedagang dan tuan
tanah yang merasa dirugikan. Konsep pembaharuan Wang An Shih (Nio You Lan, 1952)
antara lain ialah:

- Diadakan pajak perdagangan untuk mengisi kas negara. Dengan demikian maksud
monopoli perdagangan bagi pemerintahan ini mendapat tantangan dari para pedagang:

- Membuat rencana "Tunas Hijau" dengan jalan memberikan kredit kepada petani-petani
kecil dengan bunga 20% setahun, padahal di luar bunga tersebut mencapai 50%;
- Menghapus rodi dan diganti pajak perkepala yang dikenakan kepada seluruh penduduk;

- Mengorganisir kembali sistem militer dan kewajiban masuk milisi serta dibentuk
penjagaan kampung yang disebut "Pao Chia", yaitu di mana setiap keluarga harus
mengirimkan seorang anak untuk menjaga kampung (ronda). Sistem "Pao-Chia" dibarengi
dengan peraturan Pao Ma yakni pemeliharan kuda kuda untuk keperluan perang. Hal ini
dilakukan dalam usaha memperbaiki sistem kavaleri. Untuk itu ditunjuk keluarga keluarga
tertentu yang diberi tugas untuk memelihara kuda untuk kepentingan angkatan perang.

Konsep pembaharuan Wang An Shih tidak berlangsung lama, karena mendapat


tantangan dari berbagai pihak di kalangan masyarakat, terutama para pedagang, tuan tanah
dan kaum sastrawan. Tokoh-tokoh yang menentang antara lain: Sre-ma Kuang, Ou-yang
Siu dan Su Tung P'o. Cita-citanya tidak mendapat dukungan dan dipraktekkan dalam
kondisi yang kurang tepat. Di samping itu kondisi Dinasti Song saat itu memang betul-
betul lemah. Bersamaan dengan ini di daratan Cina juga dilanda bencana kelaparan (tahun
1047 M), hal ini menambah resahnya Dinasti Song saat itu.

Song Selatan

1) Sung Kao Tsung (1127-1276 M)

Pangeran Kang (putra Kalsar Sung Hui Tsung) berhasil menghimpun kekuatan
dengan Nanking sebagai pusatnya. Setelah naik takhta, Pangeran Kang bergelar Sung Kao
Tsung, maka dengan tampilnya Sung Kao Tsung mulailah masa Sung selatan (1127-1276
M). Pada masa itu Bangsa Chin terus melakukan penyerangan ke selatan hingga ke lembah
Yangtse Kiang. Pada 1138 M, Sung Kao Tsung terpaksa memindahkan pusat
pemerintahannya dari Nanking ke Hangchow. Sebagai garis batas kekuasaan Dinasti Sung
dengan bangsa Chin ialah Sungai Yangtse Kiang. Dengan demikian Cina terpecah menjadi
dua, di sebelah utara yang dikuasai oleh Kerajan Chin dari bangsa Jurchen dan disebelah
selatan memerintah Dinasti Sung. Selanjutnya antara keduanya diadakan, pembicaraan
perdamaian. Persetujuan antara keduanya (Sung dan Chin) terjadi pada 1141 M, dalam
persetujuan ditetapkan bahwa daerah perbatasan antara keduanya terletak antara Sungai
Kuning dan Sungai Yangtse. Di samping itu, setiap tahun Dinasti Sung akan menyerahkan
upeti kepada Chin sebesar 250.000 ons perak dan 250.000 gulung sutera.
c. Bidang Ekonomi

Dinasti Song melanjutkan reformasi Sui dan Tang, mendorong perubahan besar
dalam masyarakat. Song “tidak membatasi penggabungan tanah” dan memungkinkan
penjualan tanah secara gratis. Pada pertengahan Dinasti Song Utara, sebagian besar tanah
dimiliki secara pribadi oleh tuan tanah menengah dan kecil. Sektor pertanian dan kerajinan
melihat munculnya hubungan kontraktual. Petani penyewa dan pengrajin kerajinan secara
resmi terdaftar oleh negara.

Sistem persewaan tanah dan ekonomi yeoman menjadi andalan perekonomian


nasional, dan bengkel-bengkel kerajinan tangan swasta menikmati pertumbuhan yang
pesat. Pada tahun 1027, Kaisar Renzong secara eksplisit memerintahkan bahwa petani
penyewa harus bergerak bebas setelah kontrak sewa berakhir, dan bahwa pemilik tanah
tidak dapat secara sewenang-wenang menghalangi jalan mereka. Kemudian, ditetapkan
lebih lanjut bahwa tuan tanah tidak dapat menggunakan keluarga petani penyewa sebagai
pelayan, dan bahwa ketika seorang petani penyewa meninggal, “istrinya yang menikah lagi
diizinkan untuk melakukannya dan putrinya dapat menikah dengan siapa pun yang dia
suka.”

Sebagian besar bengkel kerajinan juga mempekerjakan pengrajin, membayar upah


berdasarkan kontrak, membuat pengrajin relatif bebas. Penerapan sistem sewa lahan dan
ketenagakerjaan merupakan reformasi penting yang menghasilkan antusiasme tinggi di
kalangan pekerja dan sangat mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi.

Populasi pada akhir Dinasti Song Utara meningkat menjadi 100 juta, menyediakan
banyak tenaga kerja. Reklamasi skala besar di teras dan dataran rendah menghasilkan lebih
banyak lahan pertanian dua kali lipat dari sebelumnya. Jenis peralatan pertanian baru,
seperti mata bajak dengan mata pisau baja dan kuda pembibitan untuk menanam padi,
banyak digunakan untuk pertanian intensif. Padi Champa, jenis unggul dari Vietnam,
diperkenalkan dan dipopulerkan, sangat meningkatkan hasil biji-bijian. Di Dinasti Song
Selatan, pepatah “Ketika daerah di sekitar Danau Dongting panen dengan baik, seluruh
negeri memiliki cukup makanan” tersebar di seluruh negeri, menunjukkan bahwa pusat
ekonomi nasional telah bergeser dari lembah Sungai Kuning ke lembah sungai Yangtze.
Dinasti Song melihat kemajuan besar di sektor kerajinan dan membanggakan hasil
batubara terbesar di dunia. Jalan sepanjang 500 meter dari satu tambang batu bara di Hebi,
Henan, bisa menampung ratusan penambang. Berasal dari akhir Dinasti Song Utara,
fasilitasnya untuk penerangan, ventilasi, drainase, dan teknik penambangan mendekati
tingkat modern. Produksi logam lebur seperti besi dan tembaga mencapai tingkat tertinggi
di dunia saat itu, baik secara kualitas maupun kuantitas. Selama pemerintahan Kaisar
Shenzong dari Dinasti Song Utara, hingga 100.000 pengrajin peleburan tembaga bekerja
di sekitar Qianshan, Xinzhou, sendirian. Keluaran besi Dinasti Song, secara kasar
diperkirakan, sama dengan keluaran gabungan semua negara Eropa pada abad ke-18. Pada
akhir Dinasti Song Selatan, kokas digunakan dalam peleburan besi.

Sedangkan untuk sektor tekstil, produksi pemintalan kapas meningkat selama


Dinasti Song Selatan, dengan munculnya jenis alat baru, seperti roda pemintal, ketapel,
dan mesin tenun. Tenun sutra dicirikan oleh pola yang lebih berwarna dan kategori yang
lebih beragam. Porselen hitam dan putih yang diproduksi di Jingdezhen, Jiangxi, dijual di
rumah dan luar negeri, dan mengarah ke sumber kata China, yang secara harfiah berarti
"negara porselen."

Dinasti Song membanggakan ekonomi komoditas makmur yang belum pernah


terjadi sebelumnya. Kegiatan komersial melampaui batasan yang diberlakukan selama
Dinasti Tang, seperti tempat dan waktu yang ditentukan untuk transaksi. Sejumlah besar
pusat distribusi komoditas muncul di sekitar kota dan jalur lalu lintas utama di daerah
pedesaan, yang mengarah pada pembentukan bazaar dan kota-kota dengan ukuran yang
berbeda. Di Dinasti Song Utara, pajak komersial dipungut di kota-kota di bawah tingkat
kabupaten, menghasilkan jaringan pajak komersial yang padat yang menjadikan pajak
sebagai sumber utama pendapatan pemerintah.

Pada awal abad ke-11, Sichuan melihat kehadiran mata uang kertas paling awal di
dunia, Jiaozi, yang dirancang untuk memfasilitasi transaksi komersial. Di Dinasti Song
Selatan, Huizi dan jenis mata uang kertas lainnya beredar luas. Transaksi kredit dengan
tenggat waktu tertulis dan dijanjikan oleh orang kaya muncul, seperti halnya alat
pembayaran komersial lainnya, seperti Zhiku untuk hipotek, Didian untuk penyimpanan
dan negosiasi, dan Bianqianwu, sebuah organisasi keuangan yang beroperasi secara resmi
untuk pertukaran.

Menurut catatan sejarah, “transaksi emas, perak, dan sutra” di Bianjing dari Dinasti
Song Utara terjadi di sebuah jalur di bagian selatan, di mana “bangunan-bangunannya
spektakuler dan toko-tokonya luas,” dan “setiap transaksi yang terlibat jumlah uang yang
luar biasa” jelas menyerupai jalan keuangan saat ini. Kota Bianjing melihat toko-toko yang
terdistribusi secara padat di lebih dari 400 sektor, termasuk toko perhiasan dan toko emas
dan perak bermutu tinggi, dan pasar besar untuk beras, sayuran, daging, ikan, buah, kain,
syal, kipas lipat, ikat pinggang, sisir, jarum, dan barang besi. Pameran pagi dan malam
beroperasi di sepanjang jalan.

d. Bidang Sosial

Dengan lonjakan pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial, struktur sosial dan
kehidupan sosial di Dinasti Song mengalami perubahan besar. Dinasti Song menyaksikan
penarikan terakhir para birokrat sarjana dari panggung sejarah. Tuan tanah biasa yang
menjadi pejabat melalui ujian kekaisaran mengambil posisi utama dan merupakan tulang
punggung kelompok penguasa kerajaan, yang menghasilkan suasana politik yang bebas
dan rasional.

Dari Dinasti Tang dan Song ke depan, negara menerapkan kebijakan pembagian
keuntungan antara pemerintah dan bisnis. Dengan kebijakan ini, operasi bermasalah dari
bisnis dan waralaba yang dijalankan pemerintah dikontrakkan kepada pengusaha, dan
sebagian dari keuntungan bisnis waralaba dibagi. Ada sertifikat waralaba untuk produk
yang dimonopoli pemerintah, seperti garam dan teh.

Partisipasi pengusaha meningkatkan efisiensi dan total profit. Pendapatan aktual


pemerintah dari bagian pendapatan produk waralaba sangat meningkat. Banyak pengusaha,
terutama yang bergerak di bidang garam, bekerja sama dengan pemerintah dan menjadi
kaya sambil mengabdi pada negara, menikmati posisi terhormat. Dinasti Song menghapus
pembatasan yang mencegah keturunan mereka yang terlibat dalam bisnis industri dan
komersial dipromosikan ke status resmi.
Pertumbuhan ekonomi dan kebangkitan kota-kota di Dinasti Song menyebabkan
peningkatan populasi perkotaan. Penduduk perkotaan non-petani merupakan kelas warga
yang didominasi oleh pengusaha, ulama, dan intelektual kelas atas, pengrajin di berbagai
bidang, serta bankir, peramal, seniman jalanan, dan kuli. Di kota Bianjing, seperti yang
digambarkan dalam Sepanjang Sungai Selama Festival Qingming, sebuah lukisan terkenal
dari Dinasti Song, orang-orangnya berasal dari semua lapisan masyarakat yaitu tukang
kayu, pandai besi, perajin perak, pembuat tembikar, pembuat tong, pelukis, penenun sepatu
rumput, pembuat kipas, dan pembuat cermin, serta yang menjual minyak, garam, kertas,
bubur, kue, rempah-rempah, dan obat-obatan. Saling berdesak-desakan di tengah
keramaian dan bekerja keras untuk bisnis mereka sendiri, mereka menghadirkan gambaran
kehidupan perkotaan yang hidup dan energik.

Mayoritas penduduk di Dinasti Song tinggal di daerah pedesaan. Sebagian besar


penduduk desa dapat mempertahankan kehidupan sehari-hari mereka dan menikmati
kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Mereka menonton opera, mendengarkan
pendongeng, dan bersenang-senang di waktu senggang mereka, sangat memperkaya hidup
mereka.

Ekonomi komoditas yang berkembang dan pertumbuhan kelas warga


memunculkan budaya warga yang berkembang pesat. Restoran, hotel, dan kedai teh
tersebar luas, yang lebih besar memiliki jumlah tamu harian hingga 1.000 orang. Tempat
rekreasi di kota, yang disebut "cuci", menyelenggarakan opera, akrobat, bercerita,
bercerita, menari pedang, dan program populer lainnya sepanjang malam, sehingga sulit
bagi orang yang lewat dan penonton untuk melepaskan diri. Tempat rekreasi yang
berkembang ini paling baik menunjukkan selera warga dan vitalitas kehidupan biasa pada
waktu itu. Perubahan besar dalam hubungan produksi dan struktur sosial selama Dinasti
Song membawa peradaban sosial ke tingkat yang lebih tinggi. Sementara itu, banyak
muncul konsep-konsep segar, pertanda tren yang berkembang menuju masyarakat modern.

e. Bidang Pendidikan

Pada Dinasti Song, monopoli kekuasaan sebelumnya oleh pejabat militer


dipatahkan, dan kebijakan nasional "berhenti dari kegiatan militer dan mendorong budaya
dan pendidikan" dilaksanakan. Dengan latar belakang ekonomi yang berkembang pesat,
kebangkitan kelas warga negara, dan suasana politik yang relatif bebas, bidang-bidang
seperti sains dan teknologi serta ideologi dan budaya mengambil tampilan baru.

Periode ini melihat sistem pendidikan yang lengkap dengan sekolah-sekolah di


tingkat yang berbeda. Institusi pendidikan tinggi termasuk akademi swasta selain
Guozijian (The Imperial College) dan Taixue (pusat pembelajaran tertinggi).

Pada tahun 1308, Kaisar Renzong dari Dinasti Song mengeluarkan perintah untuk
mendirikan sekolah di prefektur dan kabupaten di seluruh negeri. Sementara itu, lembaga
pendidikan dasar swasta dan akademi pencerahan tersebar luas baik di perkotaan maupun
pedesaan. Buku-buku pelajaran dasar, seperti Nama-Nama Keluarga Cina dan Klasik
Seribu Karakter, dipopulerkan di tempat-tempat pedesaan, menghasilkan tingkat
pendidikan dan melek huruf yang jauh lebih tinggi daripada dinasti sebelumnya.

f. Bidang Sains dan Teknologi

Pencapaian ilmiah dan teknologi selama dinasti Song terutama tercermin dalam
peningkatan dan penerapan yang lebih luas dari teknik pencetakan, penggunaan kompas
dan bubuk mesiu.

Bi Sheng, seorang rakyat jelata dari Dinasti Song Utara, menemukan pencetakan
jenis bergerak, yang paling awal dari jenisnya di dunia. Blok tanah liat yang dia gunakan
dapat dibongkar dan disimpan setelah pengaturan huruf dan pencetakan, dan dapat
digunakan kembali. Keadaan Xixia memiliki jenis kayu yang dapat dipindahkan.
Pencetakan tipe bergerak berhasil diperkenalkan ke Korea, Jepang, dan negara-negara
Arab. Teknik ini selanjutnya disebarluaskan ke Eropa pada abad ke-13, dan ke Persia dan
Mesir melalui Xinjiang, sehingga memberikan kontribusi besar bagi peradaban dunia.

Dinasti Song melihat penggunaan kompas secara ekstensif dalam navigasi laut.
Pelaut memasang jarum baja magnet pada kompas dengan tanda yang diukir untuk
menunjukkan utara, memungkinkan navigasi sepanjang waktu. Pada Dinasti Song Selatan,
kompas diperkenalkan ke Eropa melalui Arabia, meletakkan dasar yang signifikan untuk
pelayaran global mereka dan penemuan "Benua Baru."
Dinasti Song juga membanggakan bidang pembuatan kapal dan teknik navigasi laut
yang sangat canggih. Kapal-kapal besar yang mampu membawa puluhan ribu dan biji-
bijian dilengkapi dengan peti mati yang disegel dan ditarik ke dalam dengan bagian
bawahnya yang runcing. Kompas diadopsi untuk navigasi, membuat perjalanan aman dan
cepat. Didorong oleh pemerintah, perdagangan luar negeri berkembang pesat. Kapal
dagang melakukan perjalanan ke Samudra Pasifik Barat, Samudra Hindia, dan Teluk
Persia, mempertahankan hubungan perdagangan dengan lebih dari lima puluh negara dan
wilayah.

Selain itu, pengawas pelayaran niaga ditempatkan di pelabuhan penting untuk


administrasi. Daerah perumahan khusus dibangun untuk pedagang asing. Pasar asing dan
sekolah bahasa asing juga diizinkan. Pedagang Arab diizinkan untuk membangun masjid
dan kuburan umum. Pada Dinasti Song Selatan, Quanzhou menjadi pelabuhan
perdagangan internasional terbesar di dunia. Gabungan pajak perdagangan luar negeri yang
dikumpulkan oleh pengawas pelayaran pedagang di Quanzhou dan Guangzhou mencapai
2.000.000 untai koin tembaga, yang merupakan bagian besar dari pendapatan pemerintah.

Teknik pembuatan bubuk mesiu ditingkatkan, dan bubuk mesiu banyak digunakan
dalam perang militer. Di Dinasti Song Utara, Guangbei Gongchengzuo, sebuah toko
senjata milik negara, berturut-turut menemukan bahan yang mudah terbakar dan meledak.

g. Filsafat dan Satra

Filsafat Cina mengalami perubahan besar pada Dinasti Song. Cheng Hao dan
Cheng Yi dari Dinasti Song Utara dan Zhu Xi dari Dinasti Song Selatan mengabstraksi
konsep tiga pedoman utama dan lima norma etika "hukum," dan mendirikan Neo-
Konfusianisme, juga dikenal sebagai "Cheng -Zhu Neo-Konfusianisme.” Dari puncak
filsafat mereka memperdebatkan keabsahan despotisme dan diferensiasi kelas antara raja
dan rakyat dan antara ayah dan anak. Mereka bersikeras memperdalam pengalaman
“hukum” yang sudah ada sebelumnya atas dasar mengetahui dengan cara menyelidiki hal-
hal untuk mencapai pemahaman hukum. Lu Jiuyuan, seorang sarjana dari Dinasti Song
Selatan, menyatakan bahwa “alam semesta adalah pikiranku dan sebaliknya” dan bahwa
seseorang harus melakukan pemeriksaan diri. Filosofinya disebut Sekolah Pikiran.
Cheng-Zhu Neo-Konfusianisme menekankan kekekalan dari tiga pedoman utama
dan lima norma etika untuk mempertahankan aturan dan menjaga rakyat tetap sejalan, yang
menghasilkan pengaruh yang merugikan. Namun, Neo-Konfusianisme memang
mementingkan kemauan, integritas moral, karakter moral, disiplin diri, dan kerja keras, dan
menekankan tanggung jawab sosial dan misi sejarah, yang menegaskan martabat manusia.
Cheng-Zhu Neo-Konfusianisme membangun sistem teoretis yang sangat indah dan kaku
yang menjadi arus utama Konfusianisme, dan berdampak luas pada kehidupan politik dan
pendidikan budaya Tiongkok.

Di Dinasti Song, Ci yang muncul adalah arus utama dalam era sastra Tiongkok. Ci,
yang juga dikenal sebagai “kalimat panjang dan pendek”, memudahkan untuk
mengekspresikan ide seseorang secara fleksibel dan dapat dinyanyikan dengan iringan
musik. Seperti puisi Dinasti Tang, puisi Ci adalah sorotan lain dalam sastra Tiongkok kuno.
Karya Su Shi dan Xin Qiji mewakili puisi Sekolah Pahlawan Ci. Puisi Ci Su Shi terbuka
dan luas dalam konsepsi, dan nadanya elegan dan tidak dibatasi. Puisi Ci dari Xin Qiji,
yang hidup di tengah kekacauan akibat perang di Dinasti Song Selatan, kuat, berapi-api,
dan juga sedih. Di Dinasti Song, kehidupan kota yang semarak memunculkan puisi Sekolah
Ci yang Ramah seperti yang diwakili oleh Liu Yong. Puisi-puisinya, periphrastic dan
implisit, sangat populer sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa "di mana ada
sumur, ada orang yang menyanyikan puisi Ci Liu Yong."

Li Qingzhao, penyair Ci wanita paling terkemuka dari Dinasti Song, menulis


dengan gaya yang berbeda. Pada tahap awal, puisi-puisinya senang dan gembira,
sedangkan pada tahap selanjutnya, setelah runtuhnya negara dan kehilangan suaminya,
mereka menyampaikan perasaan tunawisma dan penyesalan.

Munculnya Neo-Konfusianisme membuat para sarjana lebih memperhatikan


pengembangan diri. Adapun kaligrafi, ada empat seniman kaligrafi besar di Dinasti Song,
yaitu Su Shi, Huang Tingjian, Mi Fu, dan Cai Xiang. Mereka mengagumi gaya kaligrafi
Dinasti Wei dan Jin, menekankan kepribadian, mengabaikan aturan, dan menganjurkan
bekerja "dengan semangat dan tanpa aturan." Lukisan lanskap pada masa itu lebih berfokus
pada gaya impresionistik dan ekspresif dari temperamen, semangat, dan semangat. Di
antara lukisan realistis yang menunjukkan kehidupan biasa, Sepanjang Sungai Selama
Festival Qingming, oleh Zhang Zeduan dari Dinasti Song Utara, adalah yang paling
terkenal dari semuanya. Dengan mengadopsi teknik melukis "titik tersebar", pelukis
dengan jelas mereproduksi, pada gulungan kertas sepanjang lima meter, pemandangan
Bianjing yang makmur di sepanjang Sungai Bianhe pada akhir Dinasti Song Utara,
membuat mereka yang menontonnya merasa seolah-olah mereka “secara pribadi berada di
keramaian kota Bianjing.”

b Dinasti Yuan
Bidang Politik dan Pemerintahan

Dinasti Yuan (1205–1368 M, sebelumnya merupakan dinasti Mongolia Besar) didirikan


oleh orang-orang Mongolia setelah serangkaian perang penaklukan. Meskipun Kaisar
Shizu dari Yuan (lebih dikenal sebagai Kubilai Khan) (1260–94 M) menerima Han Sistem
politik Cina, Dinasti Yuan mempertahankan "dewan suku" (Hu Li Tai) dari aliansi suku.
Contohnya adalah bahwa putra mahkota tidak naik takhta sampai dia diterima oleh dewan
suku. Dalam terang menerapkan prosedur informal administrasi, sistem Dewan Kekaisaran
di yang urusan negara akan dibahas di antara pejabat tinggi tidak pernah terbentuk. Oleh
karena itu, di dinasti Yuan, kanselir memiliki terlalu banyak kekuasaan dan itu adalah
pejabat kuat yang mengatur negara. Rekan kaisar (Qie Xue) yang merupakan sumber utama
sebagian besar pejabat tinggi memainkan peran penting dalam politik. Sekretariat
bertanggung jawab atas administrasi, Dewan Penasihat mengendalikan militer, dan
Sekretariat Pengawasan merupakan pemerintah pusat Dinasti Yuan. Putra mahkota adalah
Sekretaris Eksekutif nominal di Sekretariat dan Dewan Penasihat Kardinal, sedangkan
Sekretaris Kanan dan Kiri dan Menteri (Ping Zhang Zheng Shi) di bawah Sekretariat
mengambil alih urusan negara sebagai kanselir de facto.

Kekuatan superlatif kanselir di Dinasti Yuan dapat dilihat dalam sistem dimana rektor
sering diangkat ke pos Sekretaris Dewan Penasihat dan Jenderal Senior penjaga tentara. Di
lokal pemerintahan, pembangunan yang membedakan adalah penataan administrasi
provinsi (Xing Zhong Shu Sheng) di mana wilayah Dinasti Yuan berada dibagi menjadi
Wilayah Tengah (Fu Li) sebagai kadipaten Sekretariat dan sebelas provinsi di bawah
kendali berbagai “Sekretariat Cabang” (Xing Sheng).
Pada awal Dinasti Yuan, penguasa tertinggi menolak untuk memperkenalkan kembali
Ujian Kekaisaran. Ini karena rekrutmen yang dirancang untuk ujian pejabat berjalan
bertentangan dengan ketergantungan tradisional Mongol pada institusi militer dan kantor.
Situasi ini bertahan sampai 1313 M – tahun kedua Huang Qing (gelar pemerintahan untuk
Kaisar Renzhong). Tanpa syarat bahwa arus pejabat tidak dapat menghadiri Ujian
Kekaisaran, Ujian Kekaisaran Yuan terjadi di county, ibukota, dan pengadilan kekaisaran,
masing-masing. Prosedur dan isi Ujian Kekaisaran Yuan tidak berubah secara signifikan
dibandingkan dengan Lagu, kecuali untuk penghapusan beberapa detail di prosedur serta
batasan isi tes hanya pada Empat Buku dan Lima Klasik.26 Fitur unik dari Ujian
Kekaisaran Yuan adalah diskriminasi. Para kandidat dibagi menjadi empat kelas dalam
urutan hak istimewa: Mongol, berbagai macam (SeMu), Han Cina, dan Selatan. Meskipun
berbeda isi ujian untuk kelas kandidat yang berbeda, alokasi kuota diterapkan di seluruh.
Jumlah setiap kelas kandidat adalah seperempat dari lulusan di Imperial Court
Examination.

Di pemerintahan Yuan, sebagian besar pejabat diambil dari kalangan perwira


dipekerjakan untuk menjaga tentara atau juru tulis yang tidak memiliki peringkat resmi
judul. Selain itu, dengan alasan bahwa lulusan Ujian Kekaisaran adalah— didiskriminasi
secara politik oleh bangsa Mongol, yang pertama tidak memiliki keuntungan dalam sistem
birokrasi. Penekanan yang lebih besar diberikan pada juru tulis, yang menduduki semakin
banyak posisi dalam sistem birokrasi Dinasti Yuan. Menurut catatan sejarah, “hanya satu
persen pejabat yang berasal dari sekelompok lulusan Jin Shi, sedangkan sembilan puluh
persen pejabat tinggi adalah dipromosikan dari juru tulis” (Sejarah Baru Dinasti Yuan:
Biografi Han Yong – Xin Yuan Shi: Han Yong Zhuan)

Sambil menghapuskan beberapa sistem Mongolia yang terbelakang seperti “integrasi


tentara dan warga sipil,” “membagi dan berbagi tanah di antara orang-orang,” dan posisi
resmi turun temurun di tingkat prefektur dan kabupaten, Kubilai Khan meniru sistem
dinasti Tang, Song, Liao, dan Jin, "membangun" pejabat yang bertanggung jawab atas
berbagai urusan” untuk menstabilkan situasi politik dan menenangkan publik

Dia mendirikan tiga sistem utama, yaitu Zhongxingsheng (administrasi), Shumiyuan


(urusan militer), dan Yushitai (badan pengawas), di tingkat pusat, dan Xuanzhengyuan
didirikan untuk mengelola urusan agama dan Tibet. Selain itu, Xingsheng didirikan sebagai
cabang lokal dari Zhongxingsheng, yang diadministrasikan oleh pejabat yang langsung
dikirim oleh pemerintah pusat. Di beberapa daerah terpencil yang dihuni oleh kelompok
etnis, Xuanweisi didirikan untuk administrasi. Untuk menyampaikan tepat waktu tatanan
politik dan memperkuat kekuasaan atas wilayah lokal, Tongzhengyuan dan sistem pos
didirikan secara nasional, memberikan top-to-bottom dan file dan dokumen dari bawah ke
atas dan menawarkan utusan perjalanan dan kebutuhan sehari-hari pejabat dan alat lalu
lintas. Semua memainkan peran besar dalam konsolidasi reunifikasi.

Bidang Sosial

Selama pemerintahan Kaisar Shizu dan Yuan, khanate Mongol yang luas, yang
didirikan Genghis Khan, dinagi menjadi empat bagian untuk memperkuat kekuasaannya di
dalam negeri (Wilayah Tiongkok) dengan Kaisar Yuan yang juga bergelar Khan Agung
memerintah keempat Khanate tersebut.

Untuk mempertahankan hak-hak istimewa bangsawan Mongolia, Dinasti Yuan


mengklasifikasikan orang dari kelompok etnis yang berbeda ke dalam empat kategori,
yaitu Mongolia, Orang Semu, orang Han, dan orang Selatan, tanda diskriminasi rasial
dinasti. Dalam kebijakan pembagian wilayah ini, Suku Han merupakan Suku yang paling
rendah dalam Dinasti Yuan. Oleh karena itu, saat pemerintahaan Dinasti Yuan, banyak
mengalami perlawanan dari Suku Han tetapi setiap perlawanan maupun pemberontakan
dapat dibasmi oleh Militer Dinasti Yuan. Pada masa itu, Tiongkok adalah bangsa yang
paling kuat dan kaya di dunia, sebuah magnet kuat yang menarik banyak utusan, pedagang,
dan pelancong datang ke sana untuk mengunjungi negeri dengan kekayaan yang luar biasa
itu. Salah satu yang paling termahsyur di antara mereka adalah Marco Polo. Pada akhir-
akhir kekuasaan Dinasti Yuan, Kaisar-kaisar Dinasti Yuan menjadi hidup berfoya-foya dan
hidup dalam segala kemewahan. Untuk mememenuhi kebutuhan tersebut, Pemerintah
Dinasti Yuan menambahkan jenis-jenis Pajak baru dan menaikan Pajak-pajak yang telah
ada terutama terhadap Suku Han. Karena tidak rela dengan penindasan dan kekejaman
yang dialaminya, Suku Han bangkit kembali untuk melakukan perlawanan secara besar-
besaran. Pada tahun 1352 saat masih di pemerintahan Kaisar Tai Ding, terjadi
pemberontakan petani Suku Han 16 di Henan [河南] yang dipimpin oleh Zhao Chou Si

dan Guo Pu Sa merupakan awal dari kehancuran Dinasti Yuan.

Di sisi lain, reunifikasi Dinasti Yuan difasilitasi komunikasi dan pertukaran di antara
orang-orang dari semua kelompok etnis, menghasilkan penggabungan bertahap orang-
orang Khitan dan Jurchen, yang bergerak ke selatan ke dataran tengah. Banyak Muslim
Persia dan Arab berimigrasi ke Cina dan bercampur dengan orang Han dan Mongolia,
membentuk sebuah komunitas baru yang dikenal sebagai kelompok etnis Hui. Dinasti
Yuan mencapai basis penyatuan yang jauh lebih luas pada peradaban dataran tengah.
Dengan wilayah yang luas, kekaisaran diperluas dari daerah utara Gunung Yinshan di
utara, ke pulau-pulau di Laut Cina Selatan di selatan, dan membentang dari sekarang Pulau
Sakhalin di timur laut ke daerah-daerah termasuk Xinjiang dan Tengah Asia di barat laut.
Yuan secara resmi memasukkan Tibet ke dalam bahasa Cina memerintah, dan mendirikan
sekretariat eksekutif di Yunnan dan inspeksi patroli administrasi di Penghu di bawah
yurisdiksi Kabupaten Jinjiang, Fujian, untuk mengatur Penghu dan Liuqiu (sekarang
Taiwan). Itu upaya mengintensifkan yurisdiksi Yuan dan eksplorasi di daerah-daerah ini.
Orang Semu, termasuk kelompok etnis di Xinjiang, menjadi bagian dari kelas penguasa
atas Dinasti Yuan, meningkatkan kontak antara dataran tengah dan daerah Xinjiang.

Bidang Ekonomi

Kubilai, Kaisar Shizu dari Dinasti Yuan, dipercayakan untuk memerintah Pemukiman
Han di Gurun Selatan di tahun-tahun awalnya, di mana dia sangat dipengaruhi oleh budaya
dataran tengah. Setelah naik takhta, Kubilai mengeluarkan perintah bahwa “negara harus
mengutamakan rakyatnya; orang harus menaruh makanan dan pakaian terlebih dahulu; dan
makanan dan pakaian akan bergantung pada pertanian dan serikultur.” Dia juga menentang
pembantaian penduduk kota yang direbut atau membuat mereka pelayan, dan melarang
bangsawan Mongolia untuk secara sewenang-wenang mengambil tanah petani dan lahan
pertanian yang tandus untuk dijadikan padang penggembalaan. Dengan begitu, “kota yang
ramai bukanlah terpengaruh oleh perang dan tetap makmur seperti sebelumnya” ketika
pasukan Yuan menyerang Lin'an, ibu kota Dinasti Song Selatan.
Kebijakan “sangat mementingkan pertanian dan serikultur” menandai titik balik yang
signifikan dalam kebijakan nasional Mongolia Empire, mempercepat transformasi
ekonomi nomaden menjadi pertanian peradaban. Pengadilan berturut-turut mendirikan
organisasi dan sistem hukum, dan sangat mementingkan mempopulerkan ilmu
pengetahuan maju dan teknologi, yang terbukti bermanfaat. Departemen Pertanian
didirikan di tingkat pusat untuk bertanggung jawab atas pertanian dan serikultural nasional
urusan. Kriteria seperti “rumah tangga yang tumbuh”, “penambahan lahan reklamasi”, dan
“pajak dan bea yang terjangkau” diadopsi sebagai tolok ukur kinerja penilaian.

Banyak pemerintah daerah menugaskan lukisan pertanian dan tenun, membuat "pejabat
mereka berkenalan dengan pengetahuan dasar ketika mereka lewat" gambar-gambar."
Mendorong dan menjaga fokus yang tajam pada pertanian kemudian menjadi mode saat
itu. Kubilai lebih lanjut memerintahkan Departemen Pertanian menyusun Pokok-Pokok
Pertanian dan Serikultur, berbasis pertanian buku masa lalu dan masa kini. Buku itu
diedarkan secara nasional dan beberapa 10.000 eksemplar dicetak pada tahun 1332.

Menyusul kemunduran sejarah yang disebabkan oleh perubahan dinasti, Dinasti


Yuan menyaksikan pemulihan ekonomi yang cepat dan konsolidasi lebih lanjut dari negara
multi-etnis yang bersatu. Periode ini juga melihat domestik yang mulus dan lalu lintas
masuk-keluar melalui jalur darat dan laut, serta sering Pertukaran sino-asing. Kota-kota
seperti Dadu (sekarang Beijing), Hangzhou, dan Quanzhou jauh lebih makmur daripada di
era sebelumnya. Rabban Sawma, seorang biarawan Turki, pernah dikirim ke Eropa dari
Dadu. Dia mendirikan hubungan dengan Gereja Roma dan menulis apa yang dia lihat dan
dengar di Eropa, the catatan Cina pertama dari alam ini.

Bidang IPTEK

Pencapaian ilmiah dan teknologi selama Dinasti Song dan Yuan terutama tercermin
dalam peningkatan dan aplikasi yang lebih luas berupa teknik pencetakan, penggunaan
kompas dan bubuk mesiu, dan renovasi dalam teknik pemintalan kapas.

Pada awal abad ke 14 seorang wanita pekerja di Dinasti Yuan, bisa memutar tiga utas
sekaligus. Berdasarkan prinsip bagaimana pemintal rami bekerja, dia merestrukturisasi
pemintal satu utas bertenaga dengan tangan menjadi pemintal tiga benang yang digerakkan
oleh kaki. Huang selanjutnya menciptakan seperangkat teknik canggih sistematis yang
digunakan dalam setiap aspek pembuatan tekstil, dari penggilingan biji kapas hingga
penghalusan kapas dan pemintalan, hingga persilangan benang dan pencocokan warna
dalam tenun kain, yang menyebabkan perubahan mendasar dalam sektor tekstil kapas di
daerah Songjiang, memungkinkannya menjadi sektor penting bagian dari industri
kerajinan. Di Dinasti Yuan, kapas secara bertahap diganti sutra dan rami, menjadi bahan
baku pakaian yang diadopsi secara luas

Guo Shoujing, seorang astronom di Dinasti Yuan, menemukan jenis baru dari bola
armillary, torsi khatulistiwa, yang kompak dan mudah digunakan. Itu dibuat 300 tahun
lebih awal dari perangkat serupa yang ditemukan di Eropa. Brush Talks from the Dream
Brook, ditulis oleh Shen Kuo dari Lagu Utara Dynasty, mencakup pencapaian terbaru di
berbagai bidang, termasuk astronomi, geografi, matematika, kimia, dan ilmu kedokteran.
Dulu “sebuah tonggak sejarah dalam ilmu pengetahuan Tiongkok.”

Bidang Kesenian

Dalam bidang kesenian, pada masa itu Dinasti Yuan terkenal dengam kesenian Opera
Zaju dimana kesenian tersebut menggabungkan beberapa mode pertunjukan untuk
menceritakan sebuah cerita lengkap, termasuk puisi dan puisi Ci, musik, menari, bermain
peran, menyanyi, dan dialog. Sebuah bentuk seni yang populer, Zaju mengalami
perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada periode tersebut, menunjukkan
bahwa sastra reflektif kehidupan sehari-hari bisa menjadi populer. Guan Hanqing adalah
yang paling terkenal dari semuanya dramawan di Dinasti Yuan. Karya perwakilannya,
Ketidakadilan Selesai kepada Dou E, mengungkapkan korupsi resmi melalui ketidakadilan
yang dilakukan pada Dou E, yang dalam kesedihan, berteriak, “Bumi! Bagaimana Anda
bisa menjadi Bumi karena Anda tidak bisa membedakan yang benar dari yang salah?
Surga! Bagaimana Anda bisa menjadi Surga karena Anda salah mengira baik untuk yang
bersalah?”

Masa Kejayaan Dinasti Yuan

Dinasti Yuan didirikan oleh Kubilai Khan yang bergelar Yuan Shi Chou (1260-1293).
Dinasti ini didirikan setelah berakhirnya Dinasti Song, dibawah pimpinan Kubilai Khan
bangsa Mongol berhasil menguasai seluruh Cina. Kemudian pada tahun 1271 Kubilai Khan
mengubah gelar dinasti ke Yuan dan mendirikan ibu kota di Yanjing untuk memindahkan
pusat kedaulatan menuju dataran tengah. Pada 1276, pasukan Dinasti Yuan menangkap
Lin'an, mengumumkan akhir dari Lagu Selatan. Pada tahun 1279, Yuan menyatukan
seluruh negeri.

Di bawah bangsa Mongol, Cina menjadi suatu imperium yang terluas di dunia pada
masa itu. Dinasti Yuan berkuasa dari 1260 M sampai dengan 1368 M, dan merupakan suatu
masa yang cukup panjang untuk dapat membentuk suatu imperium yang besar. Daerah
Kekuasaan Kubilai Khan membentang dari Venesia di Italia, Rusia, Persia dan
Mesopotamia bagian barat dan di bagian timur dibatasi oleh Laut Cina Timur, dan dari
Mongolia di Utara melintang sampai Indo China di selatan. Dibawah pemerintahan Kubilai
Khan ini Dinasti Yuan mencapai puncak kejayannya, sebab setelah ia meninggal
kekuasaan bangsa Mongol mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.

Setelah Kubilai Khan naik takhta, ia memperluas wilayah ke daerah daerah sekitar, ia
merupakan seorang imperialis, tetapi dalam melaksanakan politik luar negerinya ia
mengalami kegagalan. Tujuan imperlialisme nya tidak terwujud seperti

1. Ekspansi ke Jepang, dua kali Kubilai Khan mengirim ekspedisi ke Jepang pada
tahun 1274 dan 1281, dan dua duanya gagal karena mendapat serangan angin
topan
2. Ekspansi ke Birma dan Vietnam juga tidak berhasil
3. Usaha untuk menanamkan pengaruhnya terhadap Kerajaan Singasari (zaman
Raja Kertanegara) juga mengalami kegagalan.

Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Kubilai Khan bukan seorang negarawan, akan
tetapi hanyalah seorang imperialis tanpa perhitunhan strategi yang matang. Ia memiliki
daerah yang luas bukan dari hasil usahannya akan tetapi hanyalah warisan dari pembentuk
imperium Mongol yakni Jengis Khan.

Di bawah kekuasannya, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Kubilai Kham


melakukan tindakan tindakan sebagai berikut :
1. Mengadakan pengawasan keliling dengan maksud mengetahui situasi dan
kondisi daerah
2. Berusaha memajukan pendidikan
3. Mendirikan lumbung lumbung umum
4. Mendirikan rumah / tempat tempat penampungan orang sakit, lanjut usia dan
yatim piatu

Perlu dicatat bahwa, peristiwa penting pada masa Dinasti Yuan adalah perjalanan
Marcopolo ke Cina. Ia tiba di Shantu pada tahun 1275 melalui Jalur Sutra dan tinggal di
Tiongkok selama tujuh belas tahun, di mana dia pernah diangkat oleh Kubilai sebagai
pejabat Dinasti Yuan. Bukunya, The Travels Marco Polo, menggambarkan banyak aspek
kehidupan Cina, kota-kota yang ramai, sosial situasi, adat istiadat, kepercayaan agama, dan
produk unik, menciptakan sensasi dalam masyarakat Eropa.

Kubilai Khan wafat pada tahun 1294 M , setelah kekuasannya berakhir tidak ada lagi
kaisar kaisar bangsa Mongol yang kuat sehingga kekuasannya bangsa Mongol semakin
lama semakin melemah dan akhirnya mengalami kemunduran serta bnayak daerah daerah
kekuasaan yang melepaskan diri. Kaisar terakhir dari Dinasti Yuan ialah Shun Ti atau
Tohan Timur (1333-1368). Kaisar ini sangat lemah, sehingga kekuasannya makin merosot
dan kemudian terjadi pemberontakan besar. Hal ini menandai berakhirnya Dinasti Yuan.

2.3 Keruntuhan Dinasti Song Dan Dinasti Yuan


1) Dinasti Song
a. Song Utara
Kondisi Dinasti Song yang lemah memberikan kesempatan bagi bangsa asing untuk
memperkuat diri. Pada masa ini, Jurchen di Manchuria berhasil mendirikan
Kerajaan Chin (1115-1234 M). Oleh karena itu, bangsa ini disebut bangsa Chin.
Chin kemudian berhasil mengambil bagian dari kekuatan K’itan. Pada awalnya
Chin diterima sebagai sekutu Dinasti Song melawan K’itan, sehingga pada tahun
1124 M Chin berhasil menghancurkan negara Liao dari K’itan. Namun, setelah
K’itan dihancurkan, orang-orang Chin terus melemahkan Dinasti Song dan terus
menyerang. Sung Hui Tsung (1100-1125 M) turun tahta dan digantikan oleh
putranya Sung Chin Tsung. Pada saat ini, ada perang antara Dinasti Song dan
orang-orang Chin. Sung Chin Tsung berada dalam situasi putus asa dan ingin
berdamai dengan Chin (1126 M) dengan syarat Dinasti Song harus membayar 5
juta ons emas dan 50 juta ons perak untuk kerugian perang; 10.000 ternak dan kuda
dan 1 juta gulungan sutra. Tetapi setelah bala bantuan tiba, Kaisar Sung Chin Tsung
membatalkan perdamaian dan melanjutkan perang. Pada tahun 1127 M, bangsa
Chin berhasil menghancurkan Kota Kaifeng, dan Dinasti Song Utara runtuh,

b. Song Selatan
Sama seperti Dinasti Song Utara di masa lalu, Negara Bagian Dinasti Song Utara
dan Liao berdamai, Dinasti Song dan Bangsa Chin masih sama. meskipun kedua
belah pihak memiliki kesepakatan, perang masih terjadi dari waktu ke waktu. Di
Cina, ketika Dinasti Song memusuhi orang-orang Chin, kekuatan baru muncul di
utara, yaitu bangsa Mongol.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kubilai Khan tumbuh dalam kekuasaan dan
kemudian dinobatkan sebagai "Grand Khan" (Kaisar). Meski Kubilai Khan
semakin kuat, ternyata ia tidak bisa dengan mudah mengalahkan Dinasti Song.
Setelah 5 tahun pertempuran (1268-1273 M), Mongol Baru berhasil mengalahkan
Dinasti Song dan meraih kemenangan besar. Pada tahun 1276 M, berhasil
menguasai Hanchou yang menjadi pusat pemerintahan Dinasti Song Selatan.
Beberapa keluarga Song berhasil melarikan diri ke selatan dan mendirikan pusat
pertahanan di Canton. Pada 1277 M, Canton dihancurkan. garis pertahanan terakhir
pada Dinasti Song adalah di Kwangtung, tetapi Kwangtung juga berhasil
ditaklukkan oleh bangsa Mongol pada tahun 1279 M, sehingga sejak tahun 1279
M, seluruh Tiongkok jatuh ke tangan bangsa Mongol, memulai babak baru dalam
sejarah Tiongkok, yaitu, Cina di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain, bangsa
Mongol.
2) Dinasti Yuan
Kubilai Khan adalah seorang imperialis, namun sayang sekali ia gagal menjalankan politik
luar negerinya. Itu tidak bisa diwujudkan sebagai bukti kegagalan menjalankan cita-cita
imperialisme.
1) Ekspansi ke Jepang, dua kali Kubilai Khan mengirim ekspedisi ke Jepang (1274
dan 1281), keduanya gagal karena angin topan.
2) Ekspansi ke Burma dan Vietnam juga gagal.
3) Upaya mempengaruhi Kerajaan Singhasari di Pulau Jawa (zaman Raja
Kertanegara) juga gagal.
Setelah kematian Kubilai Khan pada tahun 1294 M, tidak ada lagi kaisar Mongol yang
lebih kuat sejak itu. Karena itu, bangsa Mongol terus menurun dan banyak lingkungan
pengaruh mereka terlepas. Dinasti Yuan berada di ambang kehancuran tanpa pemimpin
yang bijaksana. Keputusan diskriminatif Kubilai Khan memiliki konsekuensi yang
panjang dan buruk bagi Dinasti Yuan. Penerusnya menikmati kesenangan yang mulia dan
menikmati kesenangan seksual, menjadikan dinasti ini dinasti yang paling dibenci dalam
sejarah Tiongkok. Dinasti Yuan membagi penduduk Cina menjadi empat kategori, dengan
bangsa Mongol menduduki peringkat pertama. Kelas sosial kedua adalah orang asing dari
Asia Tengah, seperti Uyghur dan Turki. Di bawah orang asing ini adalah Han, orang utara,
Jurchen, dan Khitan, yang pernah menduduki daerah yang diperintah oleh Dinasti Chin.
Kelas sosial terendah ditempati oleh Nanren (orang Han Selatan) yang menempati wilayah
yang dulunya didominasi oleh Dinasti Song Utara. Orang Mongol selalu menggunakan dua
istilah yang berbeda, Kitad dan Nanggiyad, untuk menyebut yang satu ini Cina Utara dan
yang satu Cina Selatan. Orang-orang di Cina Han selatan sangat dilecehkan dengan
memilih perwakilan di daerah-daerah kecil.
Kaisar terakhir dari Dinasti Yuan adalah ShunTi atau Tohan Timur (1333-1368 M). Kaisar
ini sangat lemah sehingga kekuatannya berkurang. Dalam keadaan ini, pemberontakan
besar pecah pada tahun 1356 di bawah bimbingan Jenderal Chung Yuan Chang, dan
pemberontakan berdarah besar pecah dari sekelompok pejuang rakyat yang kemudian
berhasil menguasai Nanking, dan wilayah selatan. runtuh di tangannya.
Apalagi pada tahun 1368 berhasil menghancurkan kekuatan Dinasti Yuan di Peking.
Keberhasilan Chu Yuan Chang tidak hanya membuat orang Cina Han sangat patriotik dan
memungkinkannya untuk membentuk pasukan orang-orang yang berani mati, tetapi juga
diuntungkan dari kondisi alam Cina. Huangho (Sungai Kuning) dibanjiri air dan
menyebabkan banjir yang sangat mengerikan, menyebarkan kerusakan di mana-mana.
Banjir di Huanghu ini diperparah dengan banjir besar Sungai Huaihe yang terjadi hampir
bersamaan. Kaisar Shunti (Toghon Temür) melarikan diri ke Mongolia dan meninggal
pada tahun 1370. Zhuanchang dan pasukannya terus menginvasi ibu kota Peking,
menghancurkan kekuatan bekas dinasti, dan dengan berakhirnya Dinasti Yuan, maka
membentuklah dinasti baru yaitu dinasti Ming.

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan Dinasti Song tidak terlepas dari adanya Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh
Negara dimana zaman ini Tiongkok terpecah pecah menjadi lima dinasti yang sambung
menyambung dan sepuluh negara kecil lainnya. Zaman ini merupakan penghujung Dinasti
Tang, dan awal dari Dinasti Song. Pada Dinasti Song terbagi menjadi dua wilayah yaitu Song
Selatan dan Song Utara, pada masa dinasti ini perkembangan di berbagai bidang pun terjadi
dari aspek ekonomi, sosial, pendidikan, sains dan teknologi, filsafat dan sastra. Dinasti Song
berkuasa sejak tahun 960-1279 M, kekalahannya terhadap bangsa Mongol menandakan
jatuhnya dinasti ini dan tergantikan dengan Dinasti Yuan yang merupakan dinasti pertama
yang didirikan oleh suku minoritas yaitu Suku Mongol, kemunculan Dinasti Yuan merupakan
hasil kemenangan yang diperoleh bangsa Mongol dengan kaisarnya yang terkenal yaitu
Kubilai Khan, pada masa pemerintahannya Dinasti Yuan mengalami puncak kejayaan. Terjadi
perkembangan dalam segala aspek seperti politik, sosial, ekonomi, IPTEK, dan kesenian.
Setelah wafatnya Kubilai Khan, Dinasti Yuan mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh di
bawah kekuasaan Kaisar Shun Ti atau Tohan Timur.
DAFTAR PUSTAKA

Zhang, Q. 2015. An Introduction to Chinese History and Culture. Springer-Verlag Berlin


Heidelberg

Dawei, C. dan Yanjing, S. 2011. The Sinopedia Series: China's History. Singapore: Cengage
Learning.

Agung, L. 2018. Sejarah Asia Timur I. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Mughofar, J, dkk. 2015. Sejarah Dunia : Tiongkok. Bandung : Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Jati

Wiley, J. Sons. 2016. The Encylopedia of Empire: First Edition. John Wiley & Sosm, Ltd.
LAPORAN HASIL DISKUSI

1. Ira Sugiarnik_200210302023
Saya pernah membaca di jurnal bahwa Dinasti Yuan itu dikenal dengan dinasti dengan
pemerintahan orang asing, pertanyaan saya Mengapa masa Dinasti Yuan di Tiongkok kuno
dikenal dengan pemerintahan orang asing?
Jawab:
Di China, Dinasti Yuan kerap disebut sebagai dinasti asing karena tidak didirikan oleh
keturunan Han. Sebab, pada zaman dulu, orang-orang Han adalah satu-satunya yang
dianggap mewakili entitas China. kemunculan dinasti Mongol bermula pada 1206, saat
Genghis Khan menyatukan semua orang Mongol di utara Tiongkok di bawah
kepemimpinannya. Genghis Khan kemudian mulai melanggar batas Dinasti Jin di
Tiongkok utara pada 1211 dan akhirnya merebut Ibu Kota Jin Yanjing yang sekarang
bernama Beijing pada 1215.
Selama 6 dekade berikutnya, bangsa Mongol terus memperluas kendali mereka atas daerah
utara dan kemudian ke Tiongkok selatan. Penaklukan oleh bangsa Mongol selesai dengan
kekalahan Dinasti Song Nan pada 1279. Konsolidasi terakhir dilakukan di bawah cucu
Genghis Khan, yaitu Kublai Khan yang memerintah 1260–1294.

2. Risna Marista_200210302069
Pada perkembangan di bidang ekonomi apakah ada Hubungan atau komunikasi Antara
dinasti Song dengan Kerajaan di Indonesia dalam jalur atau aktivitas perdagangan rempah-
rempah di Nusantara?
Jawab: Pada masa Dinasti Song (960-127) perniagaan Tiongkok-Indonesia mencapai
kemajuan yang sangat pesat. Hubungan antara Indonesia dan Tiongkok banyak tercatat
dalam catatan-catatan China. Seperti contohnya dalam kitab Zhu Fan Zhi, tercatat bahwa
dari 29 negara pengimpor 16 macam rempah-rempah diantaranya dari Indonesia.
Kemudian dalam kitab resmi seperti Shong Shi, dan catatan catatan sastra seperti Ling Wei
Dai Da yang ditulis oleh Zhou Qu-Fei dapat ditemukan bab bab khusus yang membahas
mengenai Sriwijaya dan Jawa.
3. Aulia Rachmanita_200210302006
Pada bagian keruntuhan dinasti yuan disebutkan kegagalan kegagalan yang telah dialami
oleh dinasti yuan kala itu, salah satunya kegagalan dalam usaha menanamkan pengaruhnya
ke kerajaan Singhasari pada era pemerintahan raja kertanegara. pertanyaan saya, pengaruh
yg seperti apakah yg hendak ditanamkan oleh dinasti yuan kepada kerajaan Singhasari kala
itu ?
Jawab: Seperti yang kita ketahui Kubilai Khan ini merupakan seorang imperialis,
meskipun ia seorang imperialis ia bukanlah seorang negarawan, ia hanyalah seorang
imperialis tanpa perhitunhan strategi yang matang. Ia memiliki daerah yang luas bukan dari
hasil usahannya akan tetapi hanyalah warisan dari pembentuk imperium Mongol yakni
Jengis Khan. Sedangkan pada masa itu kerajaan singasari adalah kerajaan yang sangat jaya
dan menguasi berbagai wilayah. Karena sifat ambisius dan serakah yang dimiliki kubilai
khan ini dia ingin menyebarkan pengaruh imperialisme nya ke Kerajaan Singasari, selain
menyebarkan pengaruhnya ia juga ingin melancarkan perdagangan dan menerima upeti
dari negara negara lain di Asia keinginan kubilai khan ini mengalami kegagalan bahkan
raja singasari yang saat itu diperintah oleh Raja Kartanegara menolak dengan tegas untuk
tunduk ke bangsa mongol ia mengirim utusan yang bernama meng khi untuk
menyampaikan penolakannya kepada Kubilai Khan. Kubilai Khan ini merasa terhina dan
berniat untuk menghancurkan jawa

4. Reny Mega Hastuti 200210302008


Di ppt dijelaskan bahwa pada masa pemerintahan sung t'hai tsung kekaisaran song sering
kali mendapatkan gangguan dari bangsa k'tan apa yang melatarbelakangi k'tan
mengganggu song ?
Jawab:
Latar belakang Bangsa Kita'n selalu menyerang dinasti song adalah karena bangsa kitan
ingin menguasai dinasti song. Bangsa kitan tidak pernah dapat ditaklukkan oleh Dinasti
Song bahkan pada masa kaisar ketiga, yakni Sung Chen Tsung (998 1023 M) dilakukan
penyerangan namun gagal menaklukkan bangsa tersebut, hingga akhirnya mengadakan
perjanjian perdamaian pada 1004 M, yang isi perjajiannya ialah: " setiap tahun Song
membayar upeti 100.000 perak dan 200.000 gulung sutera kepada bangsa K'itan".
5. Lucky Rahmanisa_200210302019
Disebutkan dalam ppt bahwa di kehidupan sosial Dinasti Yuan, masyarakatnya
dikelompokkan menjadi 4. Apakah ada tujuan tersendiri dalam pengelompokan
masyarakat tersebut?
Jawab:
Untuk mempertahankan hak-hak istimewa bangsawan Mongolia, Dinasti Yuan
mengklasifikasikan orang dari kelompok etnis yang berbeda ke dalam empat kategori,
yaitu Mongolia, Orang Semu, orang Han, dan orang Selatan, tanda diskriminasi rasial
dinasti. Dalam kebijakan pembagian wilayah ini, Suku Han merupakan Suku yang paling
rendah dalam Dinasti Yuan. Oleh karena itu, saat pemerintahaan Dinasti Yuan, banyak
mengalami perlawanan dari Suku.

6. Tiara Putri Novianty_200210302062


Apa saja yang melatarbelakangi kelemahan atau kekurangan dari dinasti Song selain
pertahanan militer yang lemah?
Jawab:
Pada Dinasti Song, sentralisasi pemerintahan dipromosikan, kebijakan tersebut dinamai
"cabang kuat batang lemah" (強榦弱枝). Pejabat daerah semuanya diberangkatkan oleh
pemerintah pusat dan posisinya sering dirotasi. Semua pendapatan lokal langsung

ditransfer ke pemerintah pusat tanpa brankas (bernama "lembah uang",制钱谷). Oleh

karena itu menjadi sangat sulit untuk membantu penduduk setempat yang membutuhkan
selama bencana. Dorongan sentralisasi di Dinasti Song memusatkan kekuatan militer dan
keuangan, sementara daerah sekitarnya menjadi semakin miskin. Karena sebagian besar
wilayah telah melemah karena kerja keras keuangan, ketika Jin maju ke selatan, seluruh
negara akan hancur begitu ibu kota Bianjing (Kaifeng) telah direbut tanpa ada peluang
untuk bangkit kembali.
Dinasti Song, kekayaan dan perbekalannya terkonsentrasi di ibu kota tanpa meninggalkan
apa pun di daerah setempat, jadi segera setelah ibu kota diserbu, seluruh negeri runtuh

You might also like