Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Bahan SOCCA - STASE 10
Jurnal Bahan SOCCA - STASE 10
Abstrak
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program SDIDTK adalah program pokok
Puskesmas DTP Kota Bandung yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan khususnya oleh bidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor predisposisi bidan dalam pelaksanaan program SDIDTK. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah
seluruh bidan yang bekerja di Puskesmas DTP Kota Bandung, berjumlah 75 bidan. Data yang digunakan adalah
data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada bidan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli -
Agustus 2016. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bidan berumur 26-30 tahun 37 orang (49,3%), berpendidikan
D3 66 orang (88,0%), lama bekerja >5 tahun 37 orang (49,3%), pernah pelatihan 15 orang (20,0%) dan lama
pelatihan <1 tahun,1-2 tahun, >3 tahun masing-masing 5 orang (6,7%). Gambaran bidan yang memiliki
pengetahuan cukup 39 orang (52,0%) dan memiliki sikap positif 39 orang (52,0%). Simpulan dari penelitian ini
adalah pengetahuan dan sikap bidan yang merupakan faktor predisposisi dalam pelaksanaan program SDIDTK
dapat dikatakan masih dalam kategori cukup. Pelatihan SDIDTK, seminar atau workshop mengenai pentingnya
pemantauan tumbuh kembang anak sangat disarankan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan bidan
mengenai SDIDTK.
intelektual, personalitas, dan sikap sosialnya.1, 2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanik
Balita adalah calon generasi penerus bangsa Machfudloh di Puskesmas Kabupaten Sidoarjo
yang sedang berada dalam masa golden age, maka pada tahun 2011 mengenai faktorfaktor yang
dari itu kualitas tumbuh kembang balita di mempengaruhi kinerja bidan dalam pelaksanaan
Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu SDIDTK balita dan anak prasekolah didapatkan
mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai bahwa sebagian besar (59,7%) kinerja bidan
serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan SDIDTK masih kurang, hal ini
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini berkaitan dengan kurangnya kelengkapan
penyimpangan tumbuh kembang. Pembinaan peralatan (54,5%), kurangnya pengetahuan
tumbuh kembang anak secara komprehensif dan (62,3%) dan sikap bidan (57,1%) terhadap
berkualitas yang diselenggarakan melalui pelaksanaan SDIDTK.7
kegiatan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Kinerja bidan yang kurang daam pelaksanaan
Tumbuh Kembang (SDIDTK). Program SDIDTK tentunya dipengaruhi oleh perilaku
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh bidan selaku tenaga kesehatan. Perilaku itu sendiri
Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu faktor
program Deteksi Dini Tumbuh Kembang predisposisi (predisposing factor) yang mencakup
(DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988- pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin
1997 dan termasuk salah satu program pokok (enabling factor) yang mencakup lingkungan
Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan secara fisik, tersedia atau tidak tersedianya sarana
menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan prasarana, faktor penguat (reinforcing factor)
dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang yang merupakan faktor penguat bagi seseorang
tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), untuk mengubah perilaku seperti tokoh
masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga masyarakat, undang-undang, peraturan-peraturan
swadaya masyarakat) dengan tenaga profesional.3 dan surat keputusan.8
Di Nigeria, Lembar Pemantauan Pertumbuhan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
adalah media skrining yang digunakan untuk telah dilakukan dalam bentuk wawancara
mendiagnosa gangguan nutrisi, sistem kronik dan terhadap penanggung jawab Program SDIDTK di
penyakit endokrin secara dini. Telah disarankan 5 Puskesmas DTP Kota Bandung yaitu Puskesmas
bahwa penggunaan Lembar Pemantauan Ibrahim Adjie, Puskesmas Padasuka, Puskesmas
Pertumbuhan memiliki potensi yang akan Puter, Puskesmas Garuda dan Puskesmas
berdampak signifikan terhadap kematian anak. Pagarsih pada bulan November tahun 2015
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh didapatkan data jumlah bidan di masing-masing
Gunther Fink ditemukan bahwa anak-anak yang Puskesmas adalah 16 bidan di Puskesmas Ibrahim
secara konsisten berada di bawah batas stunting Adjie, 18 bidan di Puskesmas Padasuka, 13 bidan
dari usia 8 – 15 tahun mengalami penurunan nilai di Puskesmas Puter, 16 bidan di Puskesmas
sebanyak 0,7 poin saat usia mereka mencapai 15 Garuda, dan 14 bidan di Puskesmas Pagarsih,
tahun. Maka dari itu pemantauan pertumbuhan serta ditemukan bahwa cakupan SDIDTK yang
dan perkembangan yang berkelanjutan pada masa telah dilaksanakan di semua Puskesmas masih di
kanak-kanak dan remaja awal menjadi sangat bawah target yaitu sekitar 70-80%, sedangkan
penting untuk membantu mereka mencapai target yang diharapkan adalah 90%. Hal ini
potensi perkembangan diri yang maksimal.4, 5 dikarenakan SDM yang tidak memadai sehingga
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Feti tidak cukup waktu untuk melakukan SDIDTK.
Kumala Dewi di Puskesmas Teluk Purwokerto Rata-rata di semua Puskesmas terdapat 2 sampai
tahun 2013 mengenai efektifitas SDIDTK 3 bidan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.
terhadap peningkatan angka penemuan dini Berdasarkan hal di atas maka peneliti tertarik
gangguan tumbuh kembang pada anak usia untuk melakukan penelitian tentang “Faktor
balita ditemukan perbedaan yang bermakna Predisposisi Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi,
mengenai angka penemuan gangguan tumbuh Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
kembang anak yang diukur menggunakan (SDIDTK)”, sehingga dapat diketahui kendala
SDIDTK dengan anak yang diukur pencapaian target SDIDTK di Puskesmas DTP
menggunakan KMS. SDIDTK lebih efektif Kota Bandung yang bersumber pada masalah
terhadap penemuan dini gangguan pertumbuhan tenaga kesehatan bidan dan tindakan intervensi
dan perkembangan anak usia dapat dilakukan sedini mungkin dan anak dapat
balita.6 tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai
usianya.
Tabel 2 Gambaran Pengetahuan Bidan umum bidan yang berpendidikan lebih tinggi akan
tentang SDIDTK mempunyai pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan bidan yang tingkat
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase pendidikannya lebih rendah.8
(%) Data yang diperoleh dari segi lamanya bekerja
Baik 17 22.7 menunjukkan bahwa sebagian besar bidan
Puskesmas DTP Kota Bandung sebanyak 49,3%
Cukup 39 52.0 telah bekerja lebih dari 5 tahun di masingmasing
Kurang 19 25.3 Puskesmas. Pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman
Total 75 100 dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau
orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh
dapat memperluas pengetahuan seorang bidan.
Tabel 3 Gambaran Sikap Bidan dalam
Lamanya seorang individu bekerja di suatu
Pelaksanaan SDIDTK tempat atau organisasi dapat mempengaruhi
Sikap F % tingkat pengetahuannya. Lamanya seorang
individu bekerja dipengaruhi oleh prestasi kerja
Positif 39 52.0 yang telah dicapai. Penilaian prestasi kerja
Negatif 36 48.0
mencakup kuantitas/jumlah yang diselesaikan,
kualitas/ mutu yang dihasilkan, dan ketepatan
Total 75 100 waktu kerja/ sesuai tidaknya dengan waktu yang
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa direncanakan.
responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak Data yang diperoleh dari segi pelatihan
37 orang (49,3%). Bidan yang berpendidikan D3 SDIDTK menunjukkan bahwa sebagian besar
sebanyak 66 orang (88,0%), lama bekerja > 5 bidan Puskesmas DTP Kota Bandung sebanyak
tahun sebanyak 37 orang (49,3%), bidan yang 80% belum pernah mengkuti pelatihan SDIDTK.
pernah pelatihan sebanyak 15 orang (20,0%) dan Hal ini sesuai dengan hasil studi pendahuluan
lama pelatihan < 1 tahun, 1-2 tahun dan >3 tahun yang telah dilakukan, bahwa di masing-masing
masing-masing 5 orang (6.7%). Puskesmas hanya 2-3 bidan yang telah melakukan
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa pelatihan SDIDTK dan pelatihan itupun dibiayai
bidan yang memiliki pengetahuan yang cukup oleh pemerintah sehingga setiap Puskesmas
yaitu 39 orang (52,0%). dimintai perwakilan untuk mengikuti pelatihan.
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadya
bahwa bidan yang memiliki sikap yang positif pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pelatihan
yaitu 39 orang (52,0%). SDIDTK mampu meningkatkan pengetahuan.
Bidan dalam melakukan pemantauan tumbuh
kembang anak dapat terlihat perbedaan yang
bermakna dalam pengetahuan dan keterampilan
Pembahasan bidan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK
Data yang diperoleh dari segi umur dapat dan bidan yang belum pernah mengikuti pelatihan
diketahui bahwa bidan di Puskesmas DTP Kota SDIDTK.9
Bandung lebih banyak pada kelompok usia 26-30 Data yang diperoleh dari segi pengetahuan
tahun dengan persentase 49,3%. Kelompok usia bidan mengenai SDIDTK sebagian besar bidan
26-30 tahun berada pada masa dewasa awal yang memiliki pengetahuan yang cukup, yakni sebesar
salah satunya memiliki tugas perkembangan 52,0%. Setelah dilakukan analisis soal, bidan
untuk mulai bekerja dan terlibat dalam hubungan banyak menjawab salah di materi mengenai Tes
masyarakat dan masih memiliki fisik yang kuat Daya Lihat. Saat melakukan studi pendahuluan
untuk mengelola satu wilayah kerja Puskesmas. kepada penanggung jawab program SDIDTKdi
Data yang diperoleh dari segi pendidikan masing-masing Puskesmas mengenai
terakhir menunjukkan bahwa pendidikan terakhir pengetahuan bidan tentang SDIDTK sebagian
sebagian besar bidan Puskesmas DTP Kota besar menjawab bahwa bidan-bidan Puskesmas
Bandung adalah D3 yaitu sebesar 88,0%. berpengetahuan cukup karena masih banyak
Pendidikan dapat berpengaruh pada pengetahuan bidan yang belum mengikuti pelatihan SDIDTK
seseorang. Pendidikan dapat memperluas dan mereka hanya melaksanakan SDIDTK sesuai
wawasan atau pengetahuan seorang bidan. Secara dengan apa yang mereka pelajari di bangku kuliah
dan sesuai dengan pedoman saat melakukan
SDIDTK di Puskesmas. Hal ini sesuai dengan pemeriksaan tumbuh kembang yang didapat saat
yang dijelaskan oleh Notoatmodjo, pengetahuan menempuh pendidikan kebidanan maupun
merupakan hasil tahu, dan hal ini terjadi setelah dengan mengikuti pelatihan SDIDTK. Jika
orang melakukan penginderaan terhadap suatu seorang bidan memiliki sikap yang positif
objek tertentu. mengenai SDIDTK maka diharapkan akan timbul
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh respon yang positif berupa pelaksanaan
beberapa faktor seperti umur, tingkat pendidikan SDIDTK.12
dan pengalaman. Makin tua umur seseorang maka Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
proses perkembangan mentalnya bertambah baik, dilakukan oleh Adenike tentang peran tenaga
pengetahuannya pun akan semakin luas. kesehatan di pelayanan dasar mengenai
Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pemantauan pertumbuhan anak, didapatkan hasil
pengetahuan seorang bidan. Secara umum bidan bahwa 98,4% tenaga kesehatan di pelayanan dasar
yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai memiliki sikap yang positif mengenai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan pemantauan pertumbuhan anak dan setuju bahwa
dengan bidan yang tingkat pendidikannya lebih pemantauan pertumbuhan anak sangat efektif
rendah. Pengalaman seseorang dapat dikaitkan dalam meningkatkan status kesehatan anak.4
dengan lamanya bekerja. Pengalaman yang sudah Berdasarkan hasil studi pendahuluan
diperoleh dapat memperluas pengetahuan seorang didapatkan bahwa pencapaian target SDIDTK
bidan. Tingkat pengetahuan dalam domain belum mencapai target 90%, hal ini bisa
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, disebabkan oleh kinerja bidan yang kurang dalam
memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan pelaksanaan program SDIDTK. Hasil penelitian
evaluasi. Jadi seseorang yang tahu tentang suatu yang dilakukan oleh Hanik Machfudloh di
hal akan dia aplikasikan dalam kehidupan Puskesmas Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2011
seharihari. Pengetahuan bidan sangat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
berpengaruh pada kinerja yang dilaksanakan. kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK balita
Semua asuhan yang bidan berikan kepada klien dan anak prasekolah didapatkan bahwa sebagian
nya berdasar pada pengetahuan yang dimiliki.8 besar (59,7%) kinerja bidan dalam pelaksanaan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang SDIDTK masih kurang, hal ini berkaitan dengan
dilakukan oleh Bhardwaj pada tahun 2015 kurangnya kelengkapan peralatan (54,5%),
mengenai Assesment of Growth Activities under kurangnya pengetahuan (62,3%) dan sikap bidan
Integrated Child Development Services di Nigeria (57,1%) terhadap pelaksanaan SDIDTK.7 Kinerja
bahwa sebesar 54,4% pekerja memiliki bidan yang kurang daam pelaksanaan SDIDTK
pengetahuan yang rendah mengenai pemantauan tentunya dipengaruhi oleh perilaku bidan selaku
pertumbuhan. Rendahnya pengetahuan pekerja tenaga kesehatan. Perilaku itu sendiri ditentukan
berdampak pada kualitas pemeriksaan yang atau terbentuk dari 3 faktor dan salah satu
diberikan, hanya 20% pekerja yang melakukan faktornya yaitu faktor predisposisi (predisposing
teknik pemeriksaan yang tepat. Hal tersebut dapat factor) yang mencakup pengetahuan dan sikap.
berdampak cukup besar pada hasil pemeriksaan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abenike
tumbuh kembang anak.10 menyatakan bahwa meskipun tenaga kesehatan
Data yang diperoleh dari segi sikap bidan memiliki sikap positif dan kesadaran yang tinggi
terhadap pelaksanaan SDIDTK sebagian besar akan pentingnya pemantauan pertumbuhan anak,
bidan memiliki sikap positif yaitu 52,0%. Sikap namun ditemukannya pengetahuan yang rendah
bukanlah bawaan seseorang sejak ia dilahirkan mengenai prosedur dan interpretasi hasil
melainkan dibentuk sepanjang perkembangan pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil
orang itu dalam interaksi dengan objek-objek pemeriksaan pertumbuhan anak itu sendiri yang
tertentu yang ada di lingkungannya. Sikap bidan nantinya akan berdampak pada intervensi
yang positif didapat dari pengetahuan, pertumbuhan yang seharusnya diberikan.8,4
pengalaman dan informasi yang mereka dapatkan Dari data yang didapatkan pengetahuan bidan
dari berbagai sumber. Pengetahuan seseorang tentang SDIDTK paling banyak pada kategori
dipengaruhi oleh pendidikan, baik formal maupun cukup (52,0%) dan sebagian besar sikap bidan
informal. Sikap positif ini diwujudkan dalam positif (52,0%) terhadap pelaksanaan SDIDTK.
perilaku atau respon yang positif dan sebaliknya Kedua hal ini merupakan faktor predisposisi yang
jika sikap seseorang tersebut negatif maka akan sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan
muncul sebuah perilaku negatif pula.11Sikap bidan SDIDTK yang masih dibawah target. Jika
yang positif mengenai SDIDTK dapat diperoleh presentase kedua faktor ini lebih ditingkatkan,
dari pengetahuan bidan akan pentingnya