Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2 Asia Tenggara
Kelompok 2 Asia Tenggara
ASIA TENGGARA
(Diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara)
Dosen Pengampu:
Drs. Sumarjono, M.Si
Robit Nurul Jamil, S.Pd.,M.Pd
KELAS A
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami sebagai
penulisan makalah yang berudul “Penyebaran Dan Pengaruh Peradaban China di
Kawasan Asia Tenggara” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan lancar.
Semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang
telah memberikan syafaatnya dan telah membawa kami semua pada kehidupan
yang lebih baik.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia
Tenggara, dan untuk menambah pengetahuan kita tentang materi yang kita bahas,
yaitu “Penyebaran Dan Pengaruh Peradaban China di Kawasan Asia Tenggara”.
Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Sejarah Asia Tenggara, yaitu bapak Drs. Sumarjono, M.Si., dan bapak Robit
Nurul Jamil, S.Pd., M.Pd, yang telah memberikan dukungan penuh sekaligus
bimbingan kepada kami untuk menyusun makalah ini, serta memberikan motivasi
kepada kami untuk terus meningkatkan kualitas dalam berkarya.
Penyusunan makalah yang berjudul “Penyebaran Dan Pengaruh Peradaban
China di Kawasan Asia Tenggara” masih terdapat banyak kesalahan. Sehingga,
banyak pula kekurangan yang harus diperbaik untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Oleh karena itu, dengan kelapangan hati dan tangan terbuka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan makalah ini dan makalah makalah selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
3
BAB 1. PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat dituliskan
adalah
a. Bagaimana Proses Kedatangan Cina di Kawasan Asia Tenggara?
b. Bagaimana Penyebaran Peradaban Cina di Kawasan Asia Tenggara?
c. Apa saja Pengaruh Peradaban Cina di Kawasan Asia Tenggara
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
a. Untuk mengetahui Proses Kedatangan Cina di Kawasan Asia Tenggara,
b. Untuk mengetahui Penyebaran Peradaban Peradaban Cina di Kawasan Asia
Tenggara
c. Untuk mengetahui Pengaruh Peradaban Cina di Kawasan Asia Tenggara
5
BAB 2. PEMBAHASAN
6
Ketika orang Barat tiba di Asia Tenggara pada abad ke-16 dan awal abad
ke-17, mereka memperhatikan bahwa pedagang Cina kecil tetapi tersebar luas di
wilayah tersebut. Pada abad-abad berikutnya, mereka bertindak sebagai perantara,
pekerja, dan produsen kecil. Dengan bertambahnya jumlah mereka, mereka
mendominasi ekonomi pasar di kawasan pasar Asia Tenggara.
Dari paruh kedua abad ke-17, banyak orang Cina mulai bermigrasi ke Asia
Tenggara, terutama ke pulau-pulau Cina selatan di Guangdong, Fujian dan Hainan.
Para penjelajah-penjelajah dari kawasan Tiongkok seperti Zheng'He (1371-
1433) yang sudah mendiri kan komunitas-komonitas atau kelompok orang-orang
dari etnis Tionghoa di beberapa kota di Jawa dan Semenanjung Malaya, dan
beberapa sejarawan percaya bahwa ia menjalankan kekuasaan kekaisaran atas
Tiongkok pada saat itu. Dari paruh kedua abad ke-17, orang Cina mulai berimigrasi
ke Asia Tenggara, terutama dari Guangdong, Fujian dan Pulau Hainan di Cina
selatan.
7
Kebanyakan orang Tionghoa yang menetap di Asia Tenggara meninggalkan
Tiongkok pada pertengahan abad ke-19. Setelah penandatanganan Perjanjian
Nanjing, beberapa pelabuhan perjanjian dibuka di Cina. Setelah kelaparan dan
banjir tahun 1910, banyak orang Cina yang melarikan diri dari daerah pesisir Fujian
dan Zhejiang. Kemudian selama Perang Dunia II, awal pemerintahan komunis.
Banyak imigran legal dan ilegal dari China kembali.
8
Cina memiliki berbagai macam etnis. Etnis Cina yang terbesar adalah etnis
Han. Selain etnis Han, ada juga etnis lainnya, seperti Zang, Hui, Namchuria,
Mongol, dan lain sebagainya merupakan keturunan suku Barbar yang hidup di
perbatasan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Mereka merupakan sisa-sisa
perjalanan panjang sejarah yang terjadi dengang perluasan budaya dan bangsa
Tionghoa. Maka, perjumpaan antara etnis Han dan non-Han mengalami
persinggungan antar dua kebudayaan. Hal tersebut dapat memperkaya khazanah
budaya Cina.6 Bangsa Cina merupakan masyarakat yang dikenal suka merantau
atau melakukan ekspansi. Kebiasaan merantau tersebut disebabkan oleh latar
belakang kehidupan ekonomi yang sulit di negeri leluhurnya. Sesuai dengan
kepribadian Bangsa Cina itu sendiri, yaitu sebagai bangsa yang suka melakukan
ekspansi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia. Maka, tidak heran jika bangsa
Cina tidak hanya berdiam diri di tempat asalnya saja, melainkan juga di negara-
negara selain Cina, seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, Singapura, Malaysia,
Filipina, Indonesia. Bahkan, mereka juga menyebar ke Australia, Eropa, dan
Amerika. Oleh karena itu, orang Cina yang berada di luar negara aslinya sering
disebut Cina Perantauan.
9
tarikh Masehi justru menerima kebudayaan India. Penduduk di wilaayh Jawa,
Sumatera, Bali, Semenanjung Malaysia, Tumasik (Singapura), Thailand, Khmer,
Champa, Myanmar yang menerima aspek-aspek budaya India. Adapun Laos dan
Vietnam banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, walaupun pengaruh kebudayan
India meninggalkan pula jejaknya di Laos dan Vietnam.
10
daripada antara kebudayaan nusantara dan Cina
d. Masyarakat Cina apabila hidup di perantauan cenderung untuk hidup
bersama dalam suatu pemukiman
e. Nenek moyang orang Indonesia sendiri lebih menyukai kebudayaan India
daripada Cina
11
Kekuatan kolonial, Spanyol, Belanda, Portugis dan Inggris, sekarang sepenuhnya
didirikan di daerah itu, dan mereka mengenakan pajak yang sangat tinggi dari Cina
serta membatasi perjalanan dan pola pemukiman mereka. Keterbatasan imigrasi
menjelang akhir abad ke-19, yang paling drastis diperkenalkan pada tahun 1902 di
Filipina, ketika kebijakan “pengecualian” Amerika diperluas ke pulau-pulau
tersebut, hampir mencegah impor pekerja kuli Cina.
Sedangkan di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) atau di Indocina
Prancis, para imigran membayar biaya masuk yang besar, tetapi kontrak kuli
dikecualikan. Imigrasi di Singapura dan Malaya, tetap tinggi sampai pengangguran
dan Depresi tahun 1930 mendorong Inggris untuk membatasi penerimaan laki-laki
dewasa. Karena kegiatan ekonomi Cina cocok dengan kebutuhan kolonialis awal,
ini melihat Cina sebagai roda penggerak yang diperlukan dalam perekonomian,
tetapi masyarakat setempat menganggap mereka berada di garis depan
pemerintahan kolonial. Karena itu, selama abad ke-19, orang-orang Cina
mengonsolidasikan posisi khusus mereka dalam ekonomi dan masyarakat Asia
Tenggara (Heidhues, 1992:9-10).
12
negara tertinggal di Asia Tenggara, yang pada akhirnya negara-negara tertinggal
akan menyamai negara maju (Ghazali ed.al., 2000:320).
Negara-negara di Asia Tenggara di mana terdapat kalangan etnis Cina-nya
yang mendominasi ialah kawasan negara-negara yang laju pengembangan
ekonominya telah sedikit baik. Sebagaimana telah disebutkan pada bagian
terdahulu bahwa jumlah etnis Cina pada tahun 1960 di Singapura mencapai 75%
dari total penduduk, Malaysia : 37% dan Thailand : 10%, ketiga negara ini
mengalami kemajuan ekonomi yang pesat. Etnis Cina di Indonesia pada tahun 1960
hanya sebesar 2,9% dan di Philipina lebih kecil lagi, yaitu 0,67%, suatu kenyataan
ekonomi di kedua negara ini berada di belakang ketiga negara tersebut. Lagi pula
di Indonesia, etnis Cina dalam masa Orde Baru mendapat tekanan dari pemerintah
sehingga dinamika etnis Cina terbatas dan peran mereka tidak begitu besar dalam
perkembangan ekonomi. Hanya sedikit sekali orang Cina yang berhasil
mengembangkan bisnisnya dengan keuntungan yang luar biasa. (Danar, 2010 : 91-
93). Menurut J.A.C. Mackie, keuntungan itu diperoleh dari koneksi-koneksi politik
dengan pejabat-pejabat pusat ataupun daerah, seperti Liem Sioe Liong (Mackie,
1993:127).
Sejak tahun 1974 perekonomian nasional Indonesia didominasi oleh etnis
Cina, artinya di berbagai sektor swasta yang berhubungan dengan perputaran rupiah
dipegang dan dikendalikan oleh etnis Cina. Mereka bergerak di bank-bank swasta,
perusahaan eksport-import, perusahaan-perusahaan manufaktur, dan industri yang
lain.
b. Bidang Sosial Budaya
Pengaruh India yang tidak bertalian dengan politik, berbeda dengan
pengaruh China, dalam proses penyerapannya oleh masyarakat asli di Asia
Tenggara ditransformasikan tidak berbeda misalnya dengan pengaruh Yunani kuno
terhadap Eropa Barat. Karena rakyat yang merasakan rangsangan kebudayaan
India, seperti yang dikatakan oleh George Coedes. Bukan “orang- orang/ buas liar
melainkan masyarakat dengan peradabannya yang relatif tinggi”. Bahkan orang-
orang Vietnam, yang di bawah Pemerintahan Cina sejak tahun 111 SM sampai
tahun 939 sesudah masehi dan di bawah Han secara intensif dilakukan Cinanisasi,
13
telah mengembangkan kebudayaan yang bagaimanapun juga mempertahankan
identitasnya sendiri, yang akar-akarnya berada jauh sebelum pra-Cina, meskipun
perkembangan kebudayaan itu banyak pengaruh Cinanya (Hall, 1988).
Sulit sekali melacak mundur ciri-ciri budaya masalalu dari ciri budaya masa
kini. Namun, fenomena tersebut setidaknya bisa memberi sedikit gambaran tentang
kebudayaan asal yang sudah ada sebelum kedatangan sitem kepercayaan dari India,
China dan tempat lainnya. Pada dasarnya, Asia Tenggara masa lalu adalah dunia
lelembut (makhluk halus) dan pandangan ini masih bertahan hingga sekarang. Pada
suatu masa, kepercaan terhadap roh dekenal dengan animisme, animisme ini tetap
menjadi kekuatan yang dominan di Asia Tenggara. Sedikit sekali orang Asia
Tenggara terpengarruh dengan dunia materialisme (Ricklefs dkk, 2013:5).
Kini Asia Tenggara merupakan surga bagi para ahli ilmu bangsa-bangsa. Dalam
hutan-hutan dan gunung-gunungnya hidup sisa rakyat yang beraneka ragam yang
mencerminkan tingkat permulaan sejarah ethnologisnya, orang-orang kate Negrito
yang hidup sebagai primitif dan pengembara, orang-orang yang dekat dengan
orang-orang asli (Aborigin) penduduk Australia dan lain-lain sebagai orang
Indonesia yang tingkat perkembangannya lebih ke belakang. Jelas ada percampuran
besar-besaranantara penduduk yang mula-mula dengan pendtang berikutnya.
Seluruh wilayah itu sungguh telah menggambarkan kekacauan suku- suku bangsa
dan bahasa.
Bukti-bukti yang ektrim type manusia kuno telah ditemukan di jawa. Homo
Mojokertensis dan Homo erectus telah terbukti dekat hubungannya dengan
Sinanthropus Pikinensis atau manusia Peking artefak artefaknya dengan artefak
kebudayaan Soa di india barat laut dan kebudayaan Anyath di Burma. Atas dasar-
dasar bukti-bukti yang telah diselidiki sampai sekarang dua hypotese yang sangat
kuat menarik perhatian, maka telah dirumuskan :
- Orang-orang mongoloid berasal dari induk bangsa ini dan
- Bahwa suatu garis yang jelas dapat ditarik yang menghubungkan Homo
Erectus melalui homo soloensis (misalnya tengorak Ngandong) dengan Australicus.
Bukti-bukti kebudayaan meso lithium telah tersebar luas disebut bacson Hoabhinh
dari daerah-daerah yang banyak sekali diketemukan artefak artefak di provinsi
14
Bacson dan Hoabinh di Tongging gambaran yang membedakan alat-alat batunya
adalah bahwa alat-alat batunya dikerjakan sebelah saja. Bersama dengan alat-alat
batu itu diketemukan alat-alat dari tulang dan periuk tanah liat. Sisa-sisa
manusianya diinterpretasikan menunjukkan induk bangsa yang berkulit hitam
berbada.n kecil dan termasuk tipe veddoid australoid. Bukti-bukti suatu tipe
melanesoid diketemukan di indocina. Artefak rakyat ini diketemukan di utara luang
prahang Syam Malaya dan di pantai timur Sumatera.ahli-ahli antropologi
mengklasifikasikan orang ini sebagai fedoid setelah suku suku vedda di Ceylon,
Dan termasuk kelompok ini suku-suku yang hidup di bukit-bukit Malaya yaitu
Senori dan Sakai dan rakyat terkebelakang lain di Sulawesi Selatan di pulau pulau
Enggano dan Mentawai dilepas pantai Sumatera (Hall, 1988).
C. Agama
Etnis Tionghoa ialah salah satu etnis yang berada di seluruh dunia. Ini
artinya etnis Tionghoa terdapat di setiap negara. Banyak kalangan etnis Tionghoa
menyebar mulai dari kawasan Asia Tenggara:
- Filipina
- Vietnam
- Thailand
- Myanmar
- Kamboja
- Malaysia
- Singapura
- Indonesia
- hingga Mauritius, Afrika Selatan, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan,
Kepulauan Pasifik.
Etnis Tionghoa merupakan 3% dari sekitar 200 juta populasi total Indonesia (The
Jakarta Post, 2012). Di masa lalu, kelompok etnis Cina sudah mendapatkan
prasangka dan diskriminasi. Misalnya, pada waktu Orde Baru (1966-1998), orang
Tionghoa digolongkan sebagai nonpribumi (nonpribumi) daripada sebagai anggota
dari kelompok etnis. Oleh karena itu, apa yang bisa yang dapat dinikmati oleh
15
kelompok etnis yang dianggap pribumi tidak dapat dinikmati oleh orang Tionghoa.
Setelah memasuki tahun 2006, ketika sistem hukum Indonesia menghapus istilah
pribumi dan nonpribumi, orang Tionghoa digolongkan sebagai bagian dari suku
bangsa Indonesia. (Trisnanto, 2007:24).
Ketika waktu kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Orde
Reformasi), kebijakan tiga pilar yang digunakan di waktu Presiden Suharto (Orde
Baru) tidak digunakan lagi. Ia juga menghapus Keppres No. 14 Tahun 1967, yang
melarang orang Tionghoa menjalankan adat istiadat secara terang-terangan atau di
muka umum sepanjang 32 tahun. Pada saat kepemimpinan Presiden Megawati
Sukarno Putri, Tahun Baru Imlek memungkinkan masyarakat Chines Indonesia
untuk merayakan Tahun Baru Imlek secara terbuka. Sejak itu, banyak organisasi
mulai berkembang pesat baik di monastik, sekolah, maupun media massa. Hal ini
terlihat dari banyaknya organisasi dan klub Tionghoa yang tersebar hampir di
seluruh Indonesia. Misalnya, organisasi sosial, partai politik, asosiasi suku dan klan,
kursus bahasa Mandarin, kursus seni Cina (alat musik).
d. Kerajaan
16
Sianglin. Dengan kata lain, ini adalah wilayah paling selatan dan mungkin hampir
setara dengan bagian Skatan di Provinsi Vietnam saat ini: Thuathein
17
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan Etnis Cina dalam melakukan aktivitas perdagangan di Asia
Tenggara sudah terjadi jauh sebelum kedatangan bangsa Barat. Ketika orang Eropa
datang di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-16 dan awal abad ke-17, orang Cina
sudah bermukim di kota-kota pelabuhan utama. Saudagar-saudagar Cina meskipun
belum begitu banyak namun tersebar luas di seluruh kawasan ini. Dalam beberapa
abad kemudian, orang Cina bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja
sebagai buruh serta produsen berskala kecil. Ketika jumlah mereka semakin
banyak, mereka kemudian mendominasi perekonomian pasar di kawasan Asia
Tenggara.
SeIain peradaban China yang dibawa di Asia Tenggara, China juga memiIiki
pengaruh yang sangat besar di Asia Tenggara sendiri ini dapat dibuktikan dengan
perekonomian etnis China di kawasan Asia Tenggara. Lihat saja negara Singapura
disana mayoritas nya adaIah orang China yang sangat Iihai mengeIoIa
perekonomian maka tak heran jika Singapura menjadi negara dengan ekonomi yang
sangat maju. Dikarenakan etnis China sendiri memiIiki sifat yang uIey, tingkat etos
kerja yang sangat tinggi yang menjadikan mereka dapat dengan cepat menguasai
perekonomina di Asia Tenggara. Contohnya di Indonesia banyak sekaIi
perusahaan-perusahaan besar yang
dimiIiki orang China. Sedangkan daIam aspek budaya iaIah dapat diIihat antara
adat istiadat yang dimiIiki oIeh orang Jawa dan
orang China iaIah Dalam perayaan atas hari besar keagamaan misalnya dalam
masyarakat Jawa membuat sesajen, slametan dengan makanan jajan pasar seperti
apem, wajik dll. Begitu pula masyarakat Tionghoa yang mengadakan slametan di
Klenteng juga membuat makanan seperti nasi tumpeng lengkap dengan lauk
pauknya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Fox, Martin Stuart. 1979. A Short History 0ƒ China and Southeast Asia : Tribute, Trade,
and Inƒluence. Singapore: Victoria Printed by South Wind Production.
Groslier, B.P. Terj Hoesen I.S. 2002. IndoCina Persilaangan Kebudayaan.
Jakarta-Paris: KPG-ecole francaise d'extreme-Orient.
Ghazali, Abdullah Zakaria ed.al. 2000. Sejarah Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur
l800-l963. Selangor: Fajar Bhakti.
Hall, D.G.E., 1988. Sejarah Asia Tenggara. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh
I.P.Soewarsha. Surabaya: Usaha Nasional.
Heidhues, Mary S. 1992. The Chinese 0ƒ South-East Asia. London: Minority Rights Group
International.
Mackie, J.A.C. dalam Richard Tanter & Kenneth Young. 1993. Politik Kelas Menengah
Indonesia. Jakarta: LP3ES
Ricklefs, M.C., dkk, 2013. Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah Sampai
Kontemporer. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tim Komunitas
Bambu. Depok: Komunitas Bambu.
Trisnanto, A. A. (2007, February 18). Etnis Tionghoa juga bangsa Indonesia.
Diambil kembali dari Suara Merdeka
Widia, D. 2015. Keberadaan Etnis Cina dan Pengaruhnya Dalam Perekonomian Di Asia
Tenggara. Mozaik Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora. 5(1) : 50-62
Widiyanta, D. 2010. Etnis Cina dan Perekonomian Asia Tenggara. Mozaik. 5(1) : 84-95.
Indahsari, L. 2021. Sejarah Kedatangan Cina di Asia Tenggara. 15 Maret 2022.
Anddict, K. 2017. Awal Mula Kedatangan Etnis China Di Asia Tenggara. 15 Maret 2022
19