You are on page 1of 19

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan validasi metode!

(3 literatur)
Jawab :
1) Validasi metode adalah proses pembentukan karakteristik kinerja
dan keterbatasan metode dan identifikasi pengaruh yang mungkin
mengubah karakteristik ini dan sampai sejauh mana sekarang
juga proses verifikasi bahwa suatu metode cocok untuk tujuan,
yaitu untuk digunakan untuk memecahkan analitis tertentu
masalah (Riyanto, 2019: 18).
2) Validasi metode dapat didefinisikan sebagai proses konfirmasi
bahwa metode analisis yang digunakan untuk pengujian tertentu
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dengan kata lain, validasi
metode merupakan proses mengakses kemampuan kinerja suatu
metode. Validasi metode wajib dilakukan dalam setiap
pengembangan metode baru yang berfungsi untuk mengetahui
apakah metode tersebut dapat memberikan hasil pengujian yang
sahih (Santoso, dkk., 2020: 15).
3) Validasi metode adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan
untuk penggunaannya. Validasi metode dilakukan untuk menjamin
bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik,
reprodusibel dan tahan pada kisaran yang akan dianalisis (Khaldun,
2018: 127).

2. Jelaskan masing-masing parameter validasi metode menurut ICH dan kriteria


keberterimaan ( khusus presisi dan linearitas sertakan rumus perhitungannya)
Jawab:
ICH (International Conference on Harmonization) membagi karakteristik
validasi metode yang sedikit berbeda dengan USP. Berikut ini akan diuraikan
berbagai parameter yang harus ditetapkan ketika validasi metode analisis
dilakukan (Rohman, 2014: 96).
a. Akurasi
Akurasi merupakan kedekatan antara nilai terukur (measured value) dengan
nilai sebenarnya yang diterima (accepted true value), baik nilai konvensi, nilai
sebenarnya, maupun nilai rujukan (Rohman, 2014: 96).
b. Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku relatif (Relative Standard Deviation,
RSD). Nilai RSD juga sering disebut dengan koefisien variasi atau KV dari
sejumlah pengukuran sampel (Rohman, 2014: 98).
c. Spesifikasi
Spesifisitas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk mengukur analit
yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen
lain dalam matriks sampel seperti pengotor (impurities), produk degradasi,
dan komponen matriks. ICH membagi spesifisitas dalam dua kategori, yaitu uji
identifikasi dan uji kemurnian atau pengukuran (Rohman, 2014: 100).
d. Batas Deteksi
Batas deteksi (Limit of Detection, LoD) didefinisikan sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi meskipun tidak selalu
dapat dikuantifikasi. LoD merupakan batas uji yang secara spesifik
menyatakan apakah analit tersebut ada di atas atau di bawah nilai tertentu.
Definisi batas deteksi yang paling umum digunakan dalam kimia analisis
adalah bahwa batas deteksi merupakan kadar analit yang memberikan respon
sebesar respons blanko (yb) ditambah dengan tiga simpangan baku blanko
(3Sb) (Rohman, 2014: 102-103).
e. Batas Kuantifikasi
Batas kuantifikasi (Limit of Quantification, LoQ) didefinisikan sebagai
konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan
presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode
yang digunakan. Sebagaimana LoD, LoQ juga diekspresikan sebagai
konsentrasi (dengan akurasi dan presisi yang juga dilaporkan) (Rohman,
2014: 103).
f. Linearitas
Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil
uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik
kurva kalibrasi yang menghubungkan respons (y) dengan konsentrasi (×).
Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada
konsentrasi yang berbeda-beda (Rohman, 2014: 105).
g. Kisaran
Kisaran (range) suatu metode analisis didefinisikan sebagai konsentrasi
terendah dan tertinggi, yang mana suatu metode analisis menunjukkan
akurasi, presisi, dan linieritas yang mencukupi. Kisaran- kisaran konsentrasi
yang diuji tergantung pada jenis metode dan kegunaannya (Rohman, 2014:
105-106).
h. Ketahanan (Robustness)
Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh
adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan
melakukan variasi parameter- parameter metode seperti persentase pelarut
organik, pH, kekuatan ionik, suhu, dan sebagainya (Rohman, 2014: 107).
i. Kesesuaian Sistem
Kesesuaian sistem didefinisikan sebagai serangkaian uji untuk menjamin
bahwa metode tersebut dapat menghasilkan akurasi dan presisi yang dapat
diterima. Persyaratan-persyaratan kesesuaian sistem biasanya dilakukan
setelah dilakukan pengembangan metode dan validasi metode. Parameter-
parameter yang dapat digunakan untuk menetapkan kesesuaian sistem
sebelum analisis meliputi jumlah lempeng teori (N), faktor tailing, kapasitas (k'
atau a), dan nilai simpangan baku relatif (RSD) tinggi puncak dan luas puncak
dari serangkaian injeksi (Rohman, 2014: 109-110).
• Kriteria penerimaan:
1. Akurasi
Kriteria keterterimaan dari akurasi adalah 98,0%-102,0% (Rohman, 2014:
97).
2. Presisi
Kriteria keterterimaan dari RSD (Relative Standard Deviation/Simpangan
Baku Relatif) adalah ≤ 2,0% (Rohman, 2014: 98).
3. Linearitas
Kriteria keterterimaan dari linearitas adalah r ≥ 0,999 (Rohman, 2014: 106).

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan operating time (2 literatur)


Jawab :
1) Operating Time memiliki tujuan untuk mengetahui waktu pengukuran suatu
senyawa yang diperoleh saat absorbansi paling stabil. Operating time
dilakukan dengan mengukur antara waktu pengukuran dengan absorbansi
larutan. Penetapan operating time perlu dilakukan untuk meminimalkan
terjadinya kesalahan pengukuran. Hal ini disebabkan karena senyawa
senyawa yang akan diukur absorbansinya dalam penelitian ini merupakan
suatu senyawa kompleks antara kuersetin dengan AlCl₃. Senyawa kompleks
ini membutuhkan waktu agar reaksi yang terbentuk stabil. Bila pengukuran
dilakukan sebelum waktu operating time, maka terdapat kemungkinan reaksi
yang terbentuk belum sempurna (Suharyanto, dkk.2020)
2) Operating time ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang maksimum dari data yang telah dihasilkan pada penentuan
panjang gelombang maksimum yaitu 415 nm dengan konsentrasi yang
digunakan adalah 200 ppm dengan rentang waktu 1-20 menit dengan hasil
absorbansi yaitu 0,42 (Sukmawati, dkk. 2018)

4. Jelaskan apa yang dimaksud nilai absorbansi dan faktor yang


mempengaruhinya
Jawab :
Nilai absorbansi adalah ukuran kuantitatif yang diekspresikan sebagai rasio
logaritmik antara radiasi yang jatuh kesuatu bahan dan yang ditransmisikan
menembus bahan ( Atika, 2021)
Adapaun faktor yang mempengaruhinya yaitu Kekentalan saat pembuatan
larutan mempengaruhi nilai absorbansi. Semakin kental larutan maka semakin
tinggi pula nilai absorbansinya. Pada titik absorbansi maksimum menunjukkan
bahwa elektron tidak dapat menyerap energi pada panjang gelombang tersebut
sehingga energi yang diberikan hanya dilewatkan saja (Setyadi, dkk. 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Atika, Apung, Titi. 2021. Bawang dayak Sebagai Tanaman Multiguna.


Sleman : Deepublish Publisher
Khaldun, Ibnu. 2018. Kimia Analisa Instrumen : Buku untuk mahasiswa.

Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Riyanto. 2019. Validasi & Verifikasi Metode Uji: Sesuai dengan ISO/IEC

17025 Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta:

Deepublish Publisher.

Rohman, Abdul. 2014. Validasi Penjaminan Mutu Metode Analisis Kimia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Santoso, Umar., Widiastuti Setyaningsih., Andriati Ningrum., Aulia Ardhi.,

dan Sudarmanto. 2020. Analisis Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Suharyanto, dkk. 2020. Penetapan Kadar Flavonoid Total Pada Juice Daun

Ubi Jalar Ungu Yang Berpotensi Sebagai Hepatoprotektor Dengan

Metode Spektrofotometri UV-Vis. Jawa Tengah : Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Nasional

Sukmawati, Sudewi, Sri., & Pontoh Julius. 2018. Optimasi dan Validasi

Metode Analisis dalam Penentuan Kandungan Total Flavonoid

pada Ekstrak Daun Gedi Hijau yang Diukur Menggunakan

Spektrofotometer UV-Vis. Manado : FMIPA UNSRAT


Literatur

You might also like