Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akar Alang Nur
Laporan Akar Alang Nur
LAPORAN PRAKTIKUM
Di Susun Oleh :
NAMA:NURHAYATI
NPM : 2002030003
MK :EKOLOGI TUMBUHAN
SEMESTER :V
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2022
PENGARUH ALLELOPATI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN
A. Tujuan
Mempelajari pengaruh allelopati beberapa jenis tumbuhan terhadap perkecambahan
beberapa biji tanaman budidaya
B. Dasar Teori
Alelopati merupakan suatu istilah yang telah lama dikenal, dan pertama kali digunakan
oleh Hans Molisch tahun 1937 dalam Junaedi et al. (2006) berasal dari kata allelon (saling)
dan pathos (menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi interaksi biokimia secara
timbal balik, merupakan senyawa yang bersifat menghambat maupun memacu antara
semua jenis tumbuhan termasuk mikroorganisme. Pada tahun 1974, Rice dalam Junaedi et
al. (2006) memberikan batasan alelopati sebagai keadaan yang merugikan yang dialami
tumbuhan akibat tumbuhan lain, melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan ke
lingkungannya. Batasan ini kemudian terus diverifikasi melalui berbagai penelitian, dan
pada tahun 1984, Rice melaporkan bahwa senyawa organik yang bersifat menghambat
pada suatu tingkat konsentrasi, ternyata dapat memberikan rangsangan pada tingkat
konsentrasi yang lain. Dalam perkembangan selanjutnya alelopati didefinisikan sebagai
pengaruh langsung ataupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap yang lainnya
termasuk mikroorganisme, baik yang bersifat positif (perangsangan), maupun negatif
(penghambatan) terhadap pertumbuhan, melalui pelepasan senyawa kimia ke
lingkungannya (Inderjit & Keating 1999; Singh et al. 2003 dalam Junaedi dkk. 2006).
Istilah alelopati diartikan pula sebagai suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan
menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis tumbuhan lain yang
ada atau bersaing dengan tumbuhan tersebut (Odum 1971 dalam Samingan dkk. 1981).
Pengaruh alelopati terhadap tanaman berlainan dengan kompetisi atau persaingan antara
tanaman, baik jenis yang sama maupun jenis yang berbeda. Kompetisi memperebutkan
kebutuhan hidup yang sama baik komponen yang yang terdapat di atas tanah (atmosfer)
maupun yang terdapat di dalam tanah. Alelopati merupakan pelepasan senyawa kimia oleh
suatu jenis tumbuhan terhadap jenis tumbuhan yang lainnya. Dalam hidup bersama pada
suatu populasi selain terjadi kompetisi, suatu jenis tumbuhan dapat pula melepaskan
alelopati untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat mengalahkan jenis tumbuhan
saingannya. Dalam sistem alam bahan-bahan penutup tanah berupa seresah (litter) dapat
melepaskan senyawa kimia yang berpotensi sebagai alelopati dan dapat menghambat
perkecambahan biji tumbuhan lain di dalam tanah. Keracunan kecambah dapat pula terjadi
sebagai akibat adanya eksudat akar yang berpotensi menghambat atau bahkan mematikan
kecambah. Kecambah merupakan tumbuhan yang masih muda dan sangat peka terhadap
gangguan yang tidak menguntungkan, seperti kondisi iklim yang kurang baik, ketersediaan
air yang berlebih atau kurang, dan sifat-sifat tanah termasuk adanya senyawa penghambat
perkecambahan (Samingan dkk. 1981). Alelopati dapat dihasilkan dari berbagai jenis
tumbuhan dan dapat pula dihasilkan oleh mikroorganisme. Junaedi dkk. (2006)
mengemukakan bahwa alelopati dapat dihasilkan dari gulma, tanaman semusim, tumbuhan
berkayu, residu tanaman/gulma, mikroorganisme, dan tepung sari. Alang-alang merupakan
salah satu jenis gulma penting di daerah tropik basah yang dapat menghambat
pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis gulma lain yang umum ditemukan pada lahan
pertanian di Maluku antara lain adalah krinyu (Chromolaena odorata). Secara tradisional
para peternak di Jawa telah lama memanfaatkan daun krinyu untuk mematikan kutu ternak
sapi dan kerbau. Informasi tentang pemanfaatan daun krinyu sebagai insektisida telah
banyak diketahui, misalnya studi yang dilakukan oleh Sonyanarti (2006 dalam Anonim,
2007) yang menggunakan ekstrak daun krinyu dalam menekan perkembangan hama
gudang Sitophylus, tetapi informasi pemanfaatan daun krinyu sebagai bioherbisida masih
sangat terbatas. Oleh karena itu untuk mendapatkan informasi yang akurat perlu dilakukan
kajian untuk mengetahui pengaruh alelopati dari berbagai ekstrak tumbuhan terhadap jenis-
jenis komoditas pertanian, antara lain seperti jagung.
PENGARAHAN
Menurut Odum (1971). Allelopati merupakan suatu peristiwa yang suatu tumbuhan
menghasilkan zat kimia pengamatan pertumbuhan jenis lain yang berdekatan.Pengujian
secara statistik diperlukan untuk mengetahui pengaruh allelopati suatu jenis tumbuhan
terhadap perkecambahan jenis tanaman budidaya,Rancangan percobaan yang digunakan
adalah RAL dengan model umum persamaanya sbb:
HARI P0 P1 P2 P3
KE
1 2 3 rt 1 2 3 rt 1 2 3 rt 1 2 3 rt
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 3 2 2 2,33 2 2 2 2 0 0 1 0,33 1 2 4 2,33
7 4 2 2 2,66 4 2 2 2,66 1 2 3 2 2 3 3 2,66
8 4 2 4 3,33 4 4 5 4,33 1 3 3 2,33 5 4 4 4,33
9 6 3 5 4,66 4 4 5 4,66 1 3 3 2,33 5 4 4 4,33
10 7 3 6 5,33 4 5 5 4,66 1 4 4 3 5 4 4 4,33
HARI P0 P1 P2 P3
KE 1 2 3 rt Prsn 1 2 3 rt Prsn 1 2 3 rt Prsn 1 2 3 rt Prsnt
t t t kcm
kcm kcm kcm bh
bh bh bh
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 3 2 2 2,33 23,3 2 2 2 2 2 0 0 1
0,3 0,33 1 2 4 2,3 2,33
3 3
7 4 2 2 2,66 26,6 4 2 2 2,66 26,6 1 2 3 2 20 2 3 3 2,6 26,6
6
8 4 2 4 3,33 33,3 4 4 5 4,33 43,3 1 3 3 2,3 23,3 5 4 4 4,3 43,3
3 3
9 6 3 5 4,66 46,6 4 4 5 4,66 46,6 1 3 3 2,3 23,3 5 4 4 4,3 43,3
3 3
10 7 3 6 5,33 53,3 4 5 5 4,66 46,6 1 4 4 3 30 5 4 4 4,3 43,3
3
Untuk mengetahui pengaruh alelopati Perkecambahan biji jagung+ ekstrak akar alang-
alang+ekstrak daun eupathorium dan Perkembangan biji kacang hijau+ekstrak akar alang-
alang dan daun eupathorium.
Hasil analisis data rata-rata persentase perkecambah biji jagung terhadap ekstrak akar
alang-alang dalam berbagai perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Perkecambahan biji jagung maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil analisis
varian dapat dilihat pada tabel 1dan 2 Dibawah ini:
Perkecambahan biji kacang hijau maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil
analisis varian dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 Dibawah ini:
Fhitun Ftab
SK db JK KT g 0,05 0,01 Ket
Perlakua Tidak berbeda
n 3 27,00 9,00 2,35 4,07 nyata
3,83333
Galat 8 30,67 3
Total 11 57,67
4. TABEL ANOVA PANJANG PERKECAMBAHAN BIJI KACANG
HIJAU+EKSTRAK AKAR ALANG-ALANG
Perkecambahan biji jagung maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil analisis
varian dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 Dibawah ini:
Ftabel
SK db Jk KT Fhitung Ket
0.05 0.01
Perlakuan 3 8.92 2.97 1.78 4.07 7.59 Tidakberbedanyata
Galat 8 13.33 1.67
Total 11 22.25
Perkecambahan biji kacang hijau maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil
analisis varian dapat dilihat pada tabel 7 dan 8 Dibawah ini:
fhitun Ftabel
Sk db Jk kt keterangan
g 0.05 0.01
Perlakua
n 3 26.00 8.67 1.63 4.07 Tidakberbedanyata
Galat 8 42.67 5.33
Total 11 68.67
8. TABEL ANOVA PANJANG PERKECAMBAHAN BIJI KACANG
HIJAU+EKSTRAK DAUN EUPATHORIUM
PEMBAHASAN I
60
Rata-rata Persentase Perkecambahan
50
50
40 40
40
30
30
20
10
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak Akar Alang-Alang
1.5
1
0.5
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak Akar Alang-Alang
Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat Fhitt<Ftab sehingga Ho diterima yang artinya allelopati
akar alang-alang tidak terpengaruh terhadap perkecambah.
Pembahasan
Untuk mengetahui pengaruh allelopati akar alang-alang terhadap panjang perkecambahan
biji jagung maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil analisis varian dapat dilihat pada
tabel 2.
PEMBAHASAN II
14
12.5 12.5
Rata-rata Presentase Perkecambahan
12 11
10
8 7
6
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak Akar Alang-Alang
50
40 40 40
40
30
20
10
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak Akar Alang-Alang
Pembahasan
Fhitun Ftab
SK db JK KT g 0,05 0,01 Ket
Perlakua Tidak berbeda
n 9,00 2,35 3 27,00
4,07 nyata
3,83333
Galat 8 30,67 3
Total 11 57,67
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Fhitt<Ftab sehingga Ho diterima yang artinya allelopati
akar alang-alang tidak terpengaruh terhadap panjang perkecambah.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Fhitt<Ftab sehingga Ho diterima yang artinya allelopati
akar alang-alang tidak terpengaruh terhadap panjang perkecambah.
PEMBAHASAN III
40
Perkecambahan
30
30
20
15
10
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak
3 2.73
2.5
2.13
bahan
2 1.83
1.5
0.5
0
P0 P1 P2 P3
Perbandingan Ekstrak
Pembahasan
Ftabel
SK db Jk KT Fhitung Ket
0.05 0.01
Perlakuan 3 8.92 2.97 1.78 4.07 7.59
Tidak berbeda nyata
Galat 8 13.33 1.67
Total 11 22.25
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat Fhitt<Ftab sehingga Ho diterima yang artinya allelopati
daun eupathorium tidak terpengaruh terhadap perkecambah
Pembahasan
Untuk mengetahui pengaruh allelopati daun eupathorium terhadap panjang perkecambahan
biji jagung maka dilakukan analisis varian (anova). Hasil analisis varian dapat dilihat pada
tabel 6.
PEMBAHASAN IV
10.00
9.00
9.00
rata-rata persentase perkecambahan
8.00
8.00 7.33
7.00
6.00
5.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
p0 p1 p2 p3
perbandingan ekstrak
4
3 2.48
2
1 0.68
0
perbandingan ekstrak
Pembahasan
fhitun Ftabel
Sk db Jk kt keterangan
g 0.05 0.01
Perlakua
n 3 26.00 8.67 1.63 4.07 Tidakberbedanyata
Galat 8 42.67 5.33
Total 11 68.67
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat Fhitt<Ftab sehingga Ho diterima yang artinya allelopati
daun eupathorium tidak terpengaruh terhadap perkecambah
8. TABEL ANOVA PANJANG PERKECAMBAHAN BIJI KACANG
HIJAU+EKSTRAK DAUN EUPATHORIUM
Pembahasan
PEMBAHASAN
Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan tanaman pangan penghasil karbohidrat potensial
kedua di Indonesia setelah beras, Dalam kegiatan budidaya tanaman jagung dan biasanya
tumbuh bersama-sama dengan berbagai jenis gulma yang dapat melepaskan senyawa
endogen alelopati untuk menekan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Senyawa alelopati berpotensi pula dalam merangsang pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman (Sastroutomo, 1990). Oleh karena itu dianggap perlu untuk
dilakukan suatu kajian melalui penelitian untuk mengetahui pengaruh alelopati yang berasal
dari ekstrak krinyu terhadap tanaman jagung pada stadia benih dan pertumbuhan vegetatif.
Menurut Abidin dalam peristiwa perkecambahan akan terjadi beberapa proses yang
berpengaruh terhadap keberhasilan perkecambahan yaitu: penyerapan air (imbibisi), aktivitas
enzim, pertumbuhan embrio pecahnya kulit biji dan membentuk tanaman kecil, selanjutnya
memperkuat tubuh tanaman kecil tersebut. Menurut Wardani Pemberian ekstrak alang-alang,
mempunyai senyawa alelopati dan fenol merupakan salah satu pereduksi hipokotil dan
mendukung pertumbuhan akar, sehingga apabila ekstrak alangalang diaplikasikan pada
tanaman budidaya maka hipokotil akan pendek dan busuk tetapi mempunyai akar yang
panjang karena alang-alang mempunyai sifat mereduksi hipokotil dan mendukung
pertumbuhan akar primer dan akar lateral sedangkan Menurut Putnam faktor fisiologi sangat
menentukan cepat lambatnya proses pertumbuhan perkecambahan biji. Keadaan seperti ini
bisa terjadi dikarenakan senyawa alami yang seharusnya bisa menekan tumbuhan justru
berperan sebagai zat pengatur tumbuh. Disisi lainnya, senyawa alami yang mampu menekan
pertumbuhan tumbuhan tertentu seringkali tidak berdampak jika diaplikasikan dengan
tanaman lain (Lailatul Izah, 2009).
Izah L. 2009. Pengaruh ekstrak beberapa jenis alang-alang terhadap perkecambahan biji
jagung (Zea mays L.). Malang: UIN
Junaedi, A, M.A. Chozin dan K. Ho Kim, 2006., Ulasan perkembangan terkini kajian
alelopati (Current research status of allelopathy). Jurnal Hayati Vol. 13. hal : 79-84.