You are on page 1of 29

LAPORAN KASUS

TINEA KRURIS
DR. FARRAH AZIZAH AHZAHRA
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
No. RM : 46.06.01
Nama : Tn. G
Tanggal :15 Desember 1957
Usia : 65 tahun
Alamat : Muhajirin IV
Pendidikan: Tamat SMA
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Bercak gatal di lipat paha sejak 3 hari yang lalu

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh bercak gatal di lipat paha sejak 3 hari yang
lalu, gatal bertambah ketika berkeringat dan saat cuaca
panas. Awalnya keluhan berupa bentol kecil kemudian
menjadi bercak yang melebar, keluhan di tempat lain tidak
dirasakan. Keluhan demam tidak ada.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa tidak pernah dirasakan. Riwayat asma, alergi
obat, diabetes melitus dan hipertensi tidak ada

• Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluhan serupa keluarga

• Riwayat Sosial
Pasien mengaku kerja serabutan, pasien mandi 1-2x sehari,
pasien lebih sering menggunakan celana panjang bahan
dasar dan jeans. Celana dicuci setelah beberapa kali dipakai.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan Darah : 135/88 mmHg
• Frekuensi Napas : 20x /menit
• Frekuensi Nadi : 90x /menit
• Suhu : 36,5 O C

• BB : 71
• TB : 165
• IMT : 26 (overweight)
EFLORESENSI KULIT
Pada regio inguinalis sinistra tampak plak soliter, berukuran
plakat, batas tegas, tersusun polisiklik, dengan tepi aktif dan
central healing disertai skuama ditengahnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Resume
Tn. G 65 tahun mengeluh bercak yang melebar dan gatal di
lipat paha kiri sejak 3 hari yang lalu, gatal terutama saat
berkeringat dan cuaca panas.
PF: KU baik, TD: 137/88 mmHg, N: 90x/menit, P: 20x/menit, S:
36.5 C, Kulit: Pada regio inguinalis sinistra tampak plak soliter,
berukuran plakat, batas tegas, tersusun polisiklik, dengan tepi
aktif dan central healing disertai skuama

Diagnosis :Tinea kruris


Prognosis :Bonam
TATALAKSANA
Non medikamentosa
• Menjaga kebersihan diri
• Mandi minimal 2 x sehari
• Mengganti pakaian dalam minimal 2 x sehari
• Memakai pakaian longgar dan menyerap keringat
• Tidak bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain
Medikamentosa
• Mikonazole cream 2% 2 x sehari setelah mandi selama 2-4
minggu
• Loratadin 1 x 10 mg
TINJAUAN
PUSTAKA
DERMATOMIKOSIS
Dermatomikosis merupakan penyakit jamur pada kulit yang
disebabkan oleh dermatofita dan beberapa jamur oportunistik
Dibagi :
1. Tipe superfisial terbagi menjadi dermatofitosis (tinea) dan non
dermatofitosis (pitiriasis versikolor, otomikosis).
2. Tipe profunda, antara lain kandidosis dan sporotrikosis

Port d’entree untuk masuknya jamur ke dalam kulit adalah


trauma
DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dermatofita (spesies
microsporum, trichophyton, dan epidermophyton) yang menyerang
epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut

Terdiri :
• tinea capitis
• tinea barbae
• tinea cruris
• tinea pedis et manum
• tinea unguium
• tinea corporis
PENULARAN
a. Antropofilik Transmisi dari manusia ke manusia. Ditularkan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam
renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik, dengan atau tanpa
reaksi peradangan (silent “carrier”)
b. Zoofilik Transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui
kontak langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang
yang terinfeksi dan melekat dipakaian, atau sebagai kontaminan
pada rumah/ tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman
hewan. Sumber penularan utama adalah anjing, kucing, sapi,
kuda dan mencit.
c. Geofilik Transmisi dari tanah ke manusia. Secara sporadic
menginfeksi manusia dan menimbulkan reaksi radang.
ANATOMI
HISTOLOGI
FAKTOR RISIKO
• Iklim panas
• Lembab
• Higiene sanitasi
• Pakaian tidak menyerap keringat/ berlapis
• Pengeluaran keringat yang berlebihan
• Trauma kulit
• Obesitas
• Imunitas yang rendah
• Pengobatan
PATOGENESIS
TINEA KRURIS
Tinea kruris adalah mikosis superfisial atau disebut juga Eczema
marginatum, Dobie itch, Jock itch, Ringworm of the groin yang
termasuk golongan dermatofitosis pada lipat paha, daerah
perineum, dan sekitar anus
Tinea pedis (atlete’s foot)

Tinea unguium

Tinea corporis
Tinea kapitis

Tinea barbae
PEMERIKSAAN FISIK
Efloresensi khas :
• Bercak bulat kemerahan berbatas tegas
• Lesi tersusun polisiklik
• Tepi aktif dan sentral healing
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sediaan basah dibuat dengan menambahkan 1 – 2 tetes
larutan KOH pada kerukan. Konsentrasi larutan KOH untuk
sediaan rambut adalah 10% dan untuk kulit dan kuku 20%.
Ditemukan hifa panjang bersepta dan spora
2. Kultur. Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk
menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk
menentukan spesies jamur dengan medium agar dekstrosa
Sabouraud.
3. Lampu wood. Tidak semua dermatofita akan berflouresensi
dibawah sinar ultraviolet. Beberapa dermatofita yang memberikan
hasil yang positif pada pemeriksaan ini antara lain spesies zoofilik
M.canis dan M.audouinii yang menyebabkan tinea kapitis akan
memberikan fluoresensi hijau kebiruan, Tes ini memiliki
sensitivitas yang rendah dan hanya mendeteksi 50% infeksi oleh
M. canis
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis seboroik : predileksi seperti kulit kepala (scalp),
lipatan-lipatan kulit (contoh: belakang telinga), daerah nasolabial,
dan sebagainya.Gambaran klinis yang khas dari dermatitis
seboroika adalah skuamanya yang berminyak dan kekuningan.
• Psoriasis : perbedaannya adalah pada psoriasis terdapat
tanda-tanda khas seperti skuama kasar, transparan serta
berlapis-lapis, fenomena tetes lilin, dan fenomena auspitz.
Psoriasis juga memiliki tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor,
misalnya lutut, siku, dan punggung.
• Ptiriasis rosea : distribusi kelainan kulit yang simetris dan terbatas
pada tubuh dan bagian proksimal anggota badan, skuamanya
halus, sedangkan pada tinea corporis skuamanya kasar. herald
patch
TATALAKSANA
Sistemik
• Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 gram untuk
orang dewasa dan 0,25 – 0,5 gram untuk anak-anak sehari
atau 10 – 25 mg per kg BB.
• Terbinafin dapat diberikan sebagai pengganti griseofulvin,
dosisnya 62,5mg – 250mg sehari bergantung pada berat
badan.
• Itrakonazol dapat diberikan 2 x 100-200 mg sehari dalam
kapsul. Intrakonazol merupakan pilihan yang baik sebagai
pengganti kotekonazol yang mempunyai sifat hepatotoksik
terutama bila diberikan lebih dari 10 hari.
• Ketokonazol dapat diberikan pada kasus resisten griseofulvin
dapat diberikan 200mg per hari.
Topikal
• Mikonazol krim 2%, dosis dan lama pengobatan tergantung dari kondisi
pasien, diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari
• Klotrimazol 1%, dosis dan lama pengobatan tergantung kondisi pasien,
diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari
• Ketokonazol. Pengobatan menggunakan ketokonazol 2% dalam bentuk
krim.
• Siklopiroksolamin adalah antijamur topikal spektrum luas. Pengobatan
infeksi jamur pada kulit harus dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.
• Haloprogin merupakan halogenated phenolic, dengan konsentrasi 1%
dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.
• Asambenzoat dan asamsalisilat. Merupakan kombinasi asam benzoat dan
asam salisilat dalam perbandingan 2:1 (6% dan 3%) yang dikenal sebagai
salep Whitflied
Edukasi
• Jangan biarkan pakaian anda basah karena keringat
• Jangan bertukar handuk dan pakaian dengan orang lain.
• Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan ganti setiap
hari
• Gunting kuku tangan dan kaki.
• Cuci tangan dan mandi dengan air bersih.
TERIMAKASIH

You might also like