You are on page 1of 12

Nama Mahasiswa : Nevi Fauziah

NIM : 857103983

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajaran IPS

Kode/Nama UPBJJ : 21/UPBJJ Jakarta

Tugas : Tugas 2 Materi dan Pembelajaran IPS SD

Dosen : Alpin Herman Saputra, S.Pd. M.Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Konsep tentang waktu merupakan aspek penting dalam sejarah karena sejarah adalah
ilmu mengenai waktu, artinya bahan sejarah berbicara mengenai kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Berkaitan dengan waktu dalam
sejarah, terdapat peristiwa-peristiwa penting yaitu perkembangan, kesinambungan,
pengulangan dan perubahan. Uraikan peristiwa-peristiwa penting tersebut dalam
peristiwa sejarah !
Jawaban :
Pada dasarnya, konsep waktu dalam peristiwa sejarah apapun itu memang akan
berkaitan dengan perkembangan kehidupan manusia, apalagi karena manusia memang
berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam sejarah. Dalam hal ini, keberadaan dari
konsep waktu pada sebuah sejarah memiliki poin-poin sebagai berikut :
 Masa lampau berupa waktu yang sudah terjadi atau terlewati. Namun tak jarang,
masa lampau juga dapat berlanjut dan bahkan belum berhenti.
 Masa lampau memiliki sifat terbuka dan saling terhubung antar waktunya. Maka
dari itu, apapun yang telah terjadi di masa lampau dapat dijadikan sebagai
pembelajaran untuk waktu yang akan datang.
 Sejarah apat digunakan sebagai pedoman manusia dalam usahanya merencanakan
sesuatu baik di masa sekarang maupun di masa depan.
Keberadaan sejarah terbukti dapat mengantarkan manusia untuk memahami tentang apa
yang terjadi di masa lalu untuk dijadikan sebagai pedoman masa kini maupun masa
yang akan datang. Dengan kata lain, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia pada waktu lampau, dengan
adanya kausalitas dan proses perkembangannya berguna sebagai pengalaman untuk
dijadikan pedoman kehidupan manusia di masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Keberadaan konsep waktu dalam sejarah juga meliputi dua hal, yakni :
 Proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu.
 Kesatuan keberlangsungan waktu, yaitu pada masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang.
Nah, erhubung konsep waktu dan konsep manusia itu memang saling berkaitan maka
terdapat empat konsep waktu esensial dalam suatu peristiwa sejarah, yakni ada
perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan (Kuntowijoyo). Empat
konsep tersebut tentu saja berkaitan, sebab sejarah memang tidak hanya terbatas pada
pengkajian mengenai perkembangan kehidupan masyarakat di masa lampau saja, tetapi
juga pada kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dari peristiwa-peristiwa di
masa lampau tersebut. Berikut adalah uraiannya.
1) Perkembangan
Konsep perkembangan ini dapat terjadi jika masyarakat yang mana juga berperan
sebagai subjek dan objek dari sejarah, bergerak dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Maksudnya, masyarakat cenderung akan melakukan perubahan dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contohnya adalah
perkembangan sistem demokrasi di Indonesia. Perkembangan masyarakat dari
masa lampau hingga masa sekarang ini juga hasil pembelajaran melalui sejarah.
Pembaruan yang terjadi di setiap generasi menjadi bukti keberhasilan
perkembangan dari masa ke masa.
2) Kesinambungan
Konsep kesinambungan ini dapat terjadi jika suatu masyarakat baru hanya
melakukan adopsi dari lembaga-lembaga lama. Maksudnya, meskipun
masyarakat sudah mengambil pembelajaran yang ada di masa lalu, tetapi mereka
tetap mengembangkannya dan diterapkan pada masa sekarang ini. Misalnya, pada
masa lampau terdapat sistem patrimonialisme (bentuk pemerintahan yang mana
semua kekuasaan mengalir langsung ke penguasa) yang kemudian dilanjutkan
menjadi sistem kolonialisme.
3) Pengulangan
Dalam konsep pengulangan ini dapat terjadi jika suatu peristiwa yang terjadi di
masa lampau itu terjadi lagi di masa selanjutnya. Contoh sederhana adalah
peristiwa perang dunia yang terulang dua kali dan memberikan dampak yang
sama-sama merugikan terutama bagi masyarakat sipil. Contoh peristiwa di masa
lampau yang mengalami konsep waktu pengulangan ini adalah ketika lengsernya
kekuasaan Soekarno. Kala itu, kekuasaan presiden Soekarno jatuh karena adanya
aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
4) Perubahan
Konsep perubahan ini dapat terjadi jika dalam suatu masyarakat berhasil
mengalami suatu pergeseran atau perubahan. Biasanya, konsep perubahan ini
terjadi secara besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu,
konsep perubahan ini juga dapat terjadi akibat adanya pengaruh dari luar.
Misalnya, adanya peristiwa sejarah berupa Gerakan Paderi di Sumatera Barat
yang menentang kaum adat.
Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/konsep-waktu-dalam-sejarah/
2. Dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak,
berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dinamika dan adaptasi
budaya berlangsung karena adanya perubahan-perubahan yang melingkupi kehidupan
manusia melalui proses belajar kebudayaan sendiri (internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi), proses pengenalan kebudayaan asing (akulturasi dan asimilasi), evolusi
dan difusi kebudayaan, dan proses inovasi atau penemuan kebudayaan baru. Berikan
argumentasi tentang proses adaptasi budaya dimaksud beserta contohnya!
Jawaban :
1) Proses Internalisasi
Proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan
sampai ia hamper meniggal. Individu belajar menanmkan dalm kepribadiannya
segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya,
yang digunakan untuk mengembangkan kepribadian individu. Tetapi wujud dan
pengaktifan dari berbagai macam stimulasi yang berbeda dalam sekitaran alam
dan lingkungan sosial maupun budayanya.
Setiap hari dalam hidup berlalu, bertambahlah berbagai macam pengalaman
mengenai bermacam-macam perasaan baru, dan belajarlah ia merasakan
kegembiraan, kebahagiaan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri,
kebenaran, perasaan bersalah, dosa, malu, dan sebagianya. Selain perasan-
perasaan tersebut, juga berbagai macam hasrat, seperti hasrat untuk
mempertahankan hidup, bergaul, meniru, tahu, berbakti, keindahan, dipelajarinya
melalui proses internalisasi ynag menjadikan bagian dari kepribadian individu.
2) Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan
dengan sistem sosial. Dalam proses itu seseorang individu dari masa anak-anak
hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala
macam individu yang ada disekelilingnya yang menduduki beraneka macam
peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh dari pengalaman seorang bayi dalam suatu keluarga golongan
pegawai tinggi dikota. Dari permulaan hidupnya bayi sudah harus menghadapi
beberapa individu dalam lingkungan masyarakat kecil adalah ibu dan ayahnya.
Dalam kontak dengan orang tersebut ia akan mengalami tingkah laku mereka
yang berdasarkan perhatian dan cinta. Kemudian juga ia akan belajar kebiasaan
yang pertama yaitu makan dan minum disaat yang tepat. Hubungan dengan
lingkungan sosialnya menjadi lebih intensif ia mengembangkan bahasanya
sehingga ia dapat menguraikan maksudnya dan dapat lebih mudah individu lain
menerima maksudnya.
Proses sosialisai dalam golongan sosial lainnya dalam lingkungan sosial dari
berbagai suku bangsa didunia dapat menunjukkan proses sosialisasi yang
berbeda, karena proses sosialisasi ditentukan oleh susunan kebudayaan dan
lingkung sosial yang bersangkutan.
3) Proses Enkulturasi
Enkulturasi adalah pembudayaan, proses enkulturasi adalah proses seorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat,
sistem norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil dalam alam pikiran warga suatu
masyrakat , berawal dari orang dalam lingkungan keluarga, kemudian teman
bermain. Sering kali meniru berbagai macam tindakan meniru itu dan
diinternalisasi dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka
tindakannya menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur
tindakannya dibudayakan.
Dalam suatu masyarakat ada pula individu yang mengalami berbagi hambatan
dalam proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi, yang menyebabkan bahwa
hasilnya kurang baik. Individu itu tidak dapat menyesuaikan
kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya, sehingga condong menghindari
norma-norma dan aturan-aturan masyarakat yang berlaku dilingkungannya. Yang
menjadikan hidupnya penuh konflik dengan otang lain.
4) Proses Evolusi Sosial
a. Proses microscopic dan macroscopic dalam evolusi sosial.
Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis dari
dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah
dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak
besar (macroscopic). Proses analisis yang dilakukan secara detail dapat
mengerti berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika
kehidupan masyarakat. Proses perubahan ini berlangsung lama sehingga
menyebabkan perubahan yang besar.

b. Proses berulang dalam evolusi sosial.


adat istiadat yang lazim berlaku dalam masyarakat ynag menjadi objek
penelitian ilmu antropologi muncul terhadap faktor individu dalam
masyarakat. Sikap, perasaan, dan tingkah laku khusus individu dalam
masyarakat yang mungkin bertentangan dengan adat istiadat yang lazim,
diabaikan saja atau tidak mendapat perhatian secara layak. Dengan
demikian, kalau seorang ahli antropologi misalnya harus menulis tentang
adat istiadat perkawinan orang bali, ia hanya akan mengumpulkan
keterangan tentang hal yang lazim dilakukan dalam perkawinan orang bali.
Upacara, aktivitas, dan tindakan yang menyimpang dari adat bali pada
umumnya terjadi karena berbagai situasi, biasanya diabaikan atau kutang
diperhatikan. Tindakan masyarakat yang menyimpang dari adat istiadat
umum seperti yang terurai sebelumnya, pada suatu ketika dapat banyak
terjadi dan dapat sering berulang (recurrent) dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada suatu masyarakat yang semua warganya taat pada aturan adat
untuk selamanya, dapat kita mengerti bahwa keadaan yang menyimpang
merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan masyarakat pada
umumnya.
Sudah tentu masyarakat tidak akan membiarkan penyimpangan yang terjadi
dalam masyarakat, dan itulah sebabnya dalam tipa masyarakat ada alat
pengendali masyarakat. Yang bertujuan untuk tetap mempertahankan adat
istiadat.
c. Proses mengarah dalam evolusi sosial.
Kalau evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang dari suatu jarak
yang jauh, dengan mengambil interval waktu yang panjang, maka akan
tampak perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah dari sejarah
perkembangan masyarakat dan kebudayaan.

5) Difusi
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia dibumi,
turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran
unsur kebudayaan keseluruh penjuru dunia yang disebut difusi. Salah satu bentuk
difusi adalah penyebaran unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat yang lain
oleh kelompok manusia yang bermigrasi.
Penyebaran unsur kebudayaan juaga dapat terjadi tanpa ada perpindahan
kelompok manusia atau bangasa dari satu temapt ke temapt lain, tetapi karena
individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh.
Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran unsur kebudayaan yang berdasarkan
pertemuan antara individu dalam suatu kelompok denagn individu kelompok lain.
Pertemuan antara kelompok semacam itu dapat berlansung dengan berbagi cara.
Seperti hubungan symbolistic, penetration, peperangan.
6) Akulturasi
Istilah akulturasi, atau acculturation, atau culture contac, mempunyai berbagai arti
diantara para antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
asing yang sedemiakian rupa, sehungga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat
laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia,
tetapi proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika
kebudayaan-kebudayaan bangsa di eropa barat mulai menyebar keseluruh daerah
lain dimuka bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat suku bangsa lain pada
permulaan abad ke-15.
Dalam masa itu dapat diketahui cara dan dalam keadaan apa kebudayaan dapat
dimasuki pengaruh kebudayaan lain, unsur-unsur yang diambil atau diolah oleh
kebudayaan suku bangsa masyarakat tadi, melalui saluran apa dan pada lapisan
apa dalam masyarakat suku bangsa tadi, unsur-unsur kebudayaan yang masuk,
reaksi sikap dan perasaan para individu dalam masyarakat suku bangsa tadi
terhadap unsur-unsur kebudayaan tersebut.
Perhatian terhadap saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk
masuk kedalam kebudayaan penerima, akan memberi suatu gambaran yang
konkret tentang jalannya suatu proses akulturasi. Salah satu wujud penolakan
terhadap pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing dan pergeseran sosial-budaya
yang merupakan akibat dari peristiwa itu terjadi dalam banyak masyarakat
didunia.

7) Asimilasi
Asimilasi (assimilation) adalah proses sosial yang timbul bila ada: a. golongan
manusia dengn latar belakang kebudayaan yang berbeda, b. saling bergaul
langsung secara intensif untuk waktu yang lama, c. kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga
unsur masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur kebudayaan campuran.
Biasanya, golongan yang tersangkut dalamproses asimilasi adalah suatu golongna
mayoritas dan minoritas. Dalam hal ini golongan minoritas merubah sifat khas
dari unsur kebudayaan dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan
mayoritas. Sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilanagn kepribadian
kebudayaannya dan masuk kedalam kebudayaan mayoritas.
Adapun factor-factor yang menghambat proses asimilasi pada umumnya adalah:
a. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, b. sifat takut
terhadap kekuatan dan kebudayaan lain, c. perasaan superioritas pada individu-
individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
8) Inovasi
Inovasi adalah proses pemabaruhan dan penggunaan sumber-sumber alam,
energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan adanya system peroduksi menghasilkan
produk-produk baru. Dengan demikian inovasi itu mengenai pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
Proses inovasi sudah tentu sangat erat kaitannya dengan penemuan baru dalam
teknologi. Suatu penemuan biasanya merupakan suatu proses sosial yang panjang
yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention.
Suatu discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru,
baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu atau
kelompok masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention bila
masyarakat sudah mengakui , menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Factor yang menjadi pendorong individu dalam suatu masyarakat untuk memulai
dan mengembangkan penemuan-penemuan baru adalah: a. kesadaran pada tiap
individu akan kekurangan dalam kebudayaannya, b. mutu dari keahlian dalam
suatu kebudayaan, c. system perangsang bagi aktivitas mencipta dalam
masyarakat.
Sumber : https://www.umm.ac.id/en/opini/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html

3. Perilaku sosial akan muncul ketika seseorang berinteraksi atau berhadapan dengan
orang lain. Perilaku sosial dapat berupa sikap atau perbuatan dan ucapan yang
merupakan bentuk respons seseorang dalam berinteraksi dengan suatu kelompok, orang
lain ataupun dengan lingkungannya. Perilaku sosial yang terjadi dapat berbentuk positif
dan negatif. Bullying adalah salah satu bentuk perilaku sosial negatif yang sering terjadi
khususnya dalam kelompok remaja. Sebutkan dan tafsirkan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap maraknya perilaku bullying di kalangan remaja!
Jawaban :
“Perilaku bullying memang kebanyak dialami oleh remaja. Remaja merupakan satu
masa di mana mereka sedang mencari jati diri. Di masa ini mereka ingin berkompetisi
dan menunjukkan bahwa dirinya eksis,” kata psikolog di EduPsycho Research, Yasinta
Indrianti.
Perundungan sendiri merupakan tindakah mengintimadasi atau merendahkan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan mengontrol orang lain.
Tindakan bullying bisa bermacam-macam, mulai dari kekerasan verbal, sosial, hingga
fisik. Menurut Yasinta, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu remaja melakukan
tindakan tidak menyenangkan ini, yakni:

1) Kompetisi dan komformitas

Rasa ingin berkompetisi dan menunjukkan dirinya eksis merupakan hal yang
wajar dialami oleh remaja. Namun pada kondisi ini banyak dari mereka masih
belum bisa mengidentifikasi kebutuhan ataupun kondisi emosionalnya yang tepat
sehingga mereka tidak bisa mencari solusi yang tepat.
Kemudian, komformitas juga sangat penting bagi remaja. Diterima oleh teman-
teman dan komunitas menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan
sosial mereka sehingga anak usia remaja memiliki ciri khas untuk membentuk
kelompok atau gang. Dengan gangnya ini remaja ingin tampil eksis di kalangan
teman sebayanya dan gang ini paling rentan dalam melakukan tindakan bullying.
2) Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua atau kondisi keluarga yang tidak komunikatif dapat menjadi
pemicu tindakan bullying. Remaja mengalami masa perubahan yang tidak
mudah. Perubahan dari anak-anak menjadi dewasa merupakan kondisi yang tidak
nyaman bagi mereka dengan begitu banyaknya perubahan fisik yang mereka
alami.
Jika keluarga tidak komunikatif, orang tua cenderung mempersalahkan, anak
tidak dapat mengungkapkan dirinya secara leluasa sehingga tidak merasa nyaman
dalam keluarga. Anak akan mencari jalan di luar rumah untuk mendapatkan
kenyamanan, seperti ke teman-teman segangnya.

3) Lingkungan

Lingkungan menjadi faktor yang paling berperan. Jika remaja hidup dalam
lingkungan yang banyak memberikan contoh negatif, seperti ketika ada seseorang
yang dibully dibiarkan, ditonton, atau bahkan disoraki, dapat membuat perilaku
ini menguat dan berulang.
“Korban  bullying memang kadang kala adalah korban yang empuk sekali untuk
menjadi tontonan, itu sering kali memperkuat perilaku bullying,” tutur Yasinta. Ia
menambahkan tiga faktor ini saling terkait dan menjadi rantai bullying yang tak
putus-putus dan menyebar jika tidak ada Tindakan.
sumber : https://cantik.tempo.co/read/1032314/psikolog-jelaskan-3-faktor-remaja-lakukan-
bullying

4. Konflik horizontal seringkali terkait dengan tindakan kekerasan. Bahkan dalam


perkembangan sosial masyarakat yang mengarah ke demokratisasi seringkali diwarnai
dengan berbagai peristiwa anarkis yang justru berangkat dari rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Konsep demokrasi dalam konteks masyarakat madani
seperti menyampaikan pendapat di muka umum, unjuk rasa dan sebagainya, secara
normative adalah penyampaian aspirasi secara damai. Menurut pendapat anda, apa
yang harus dilakukan pemerintah dalam rangka upaya penanggulangan konflik baik
dalam rangka pencegahan konflik, penghentian konflik maupun upaya pemulihan pasca
konflik ?
Jawaban :
Konflik horizontal seringkali terkait dengan tindakan kekerasan (violance). Bahkan
dalam perkembangan sosial masyarakat yang mengarah ke demokratisasi seringkali
diwarnai dengan berbagai peristiwa anarkis yang justru berangkat dari rendahnya trust
masyarakat terhadap pemerintah. Konsep demokrasi dalam konteks masyarakat madani
seperti menyampaikan pendapat di muka umum, Unjuk rasa dan sebagainya, secara
normative adalah penyampaian aspirasi secara damai. Hal ini sejalan dengan ciri atau
indikator dari konsep masyarakat madani yaitu demokratis, taat hukum, berkeadilan,
berkesetaraan, toleran, dan menghargai hak asasi manusia. Berbagai pemerintah dalam
rangka upaya penanggulangan konflik baik dalam rangka pencegahan konflik,
penghentian konflik maupun upaya pemulihan pasca konflik. Upaya pemerintah ini
kemudian dirumuskan dalam UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan konflik
Sosial.8 Pemerintah membangun sistem kelembagaan dalam upaya penanganan konflik
sosial dalam ketentuan Undang-Undang tersebut dengan melibatkan semua komponen
masyarakat untuk secara bersama-sama menyatukan visi dan misi untuk melakukan
upaya penanggulangan konflik. Bahkan dalam konsep penaggulangan konflik tersebut,
pemerintah mengakui eksistensi pranata adat dan pranata sosial yang ada, serta
memberdayakan untuk melakukan langkahlangkah penaggulangan konflik bersama-
sama pemerintah. Pergeseran paradigma pemidanaan dan konsep keadilan dalam
penegakan hukum pidana di berbagai Negara saat ini ditandai dengan menguatnya
dukungan terhadap penerapan konsep restorative justice,9 untuk menggantikan konsep
restitutif justice (criminal justice). Ahmad Ali menyebut restorative justice ini sebagai
konsep modern hukum pidana.10 Meskipun menurut Braithwaite bahwa para
pendukung konsep ini, menyatakan bahwa penerapan konsep restorative justice berarti
kembali ke pola penyelesaian perkara pidana secara primitif/tradisional.11 Pendekatan
prinsip restorative justice (keadilan restoratif) dalam penyelesaian perkara pidana
(penal) dianggap sebagai suatu metode baru, meskipun pola-pola yang digunakan
sebagian besar telah mengakar dalam nilai-nilai kearifan lokal masyarakat primitif.
Braithwaite, J (2002) menyatakan bahwa: “restorative justice is not a new invention.
Rather, it is a return to traditional pattern of dealing with conflict and crime that had
been present in different cultures throughout human history.”12 Howard Zehr
memaknai restorative justice sebagai proses untuk melibatkan pihakpihak yang
mempunyai kepentingan atas suatu pelanggaran yang spesifik, kemudian secara
bersama, mengidentifikasi dan mengarahkan kerugian, kebutuhan, dan kewajiban
dalam rangka menyembuhkan dan menempatkan hak para pihak sebagai titik yang
mungkin dituju untuk diselesaikan.13 Kemudian menurut Sharpe14 bahwa keadilan
restoratif memiliki karakteristik yang fundamental dengan beragam nilai yang disebut
dengan pengikutsertaan (partisipasi), demokrasi, tanggung jawab, pemulihan,
keamanan, penyembuhan, dan reintegrasi.
Sumber : Sumber : https://www.coursehero.com/u/file/92485022/TUGAS-2-MATERI-
DAN-PEMBELAJARAN-IPS-DI-SD-08-SMT-7docx/

5. Menjelang pemilu, banyak para ahli maupun politikus membicarakan sistem ekonomi
kerakyatan dan juga sering menjadikannya sebagai kendaraan politik dalam meraih
kursi dan jabatan, akan tetapi mereka tidak pernah menjelaskan tentang apa yang
dimaksud sistem ekonomi kerakyatan tersebut. Masyarakat sendiri tidak pemah paham
dengan apa yang dimaksud dengan ekonomi kerakyatan. Penggambaran ekonomi
kerakyatan hanya terlihat dalam iklan di televisi antara lain dengan mempertontonkan
petani yang sedang panen raya, membenturkan pasar tradisional dengan pasar modem,
mempertontonkan industri rumah tangga, dan lain sebagainya. Bagaimana pendapat
anda terkait dengan fenomena tersebut ?
Jawaban :
Pendapat saya seharusnya lebih memperjelas kerja dari ekonomi kerakyatan.
Sumber : https://www.coursehero.com/u/file/92485022/TUGAS-2-MATERI-DAN-
PEMBELAJARAN-IPS-DI-SD-08-SMT-7docx/

You might also like